Anda di halaman 1dari 18

1

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

RANGKUMAN MODUL 2 : PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS


TERHADAP KAMDAGRI

BAB I
INTISARI MODUL

A. Kajian Pengaruh Perkembangan Sosial dan Budaya


Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena
beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor
internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik
atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya
kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan
IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-
kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif
terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila
terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. (Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya


Terjadinya sebuah perubahan tidak selalu berjalan dengan lancar,
meskipun perubahan tersebut diharapkan dan direncanakan. Terdapat faktor
yang mendorong sehingga mendukung perubahan, tetapi juga ada faktor
penghambat sehingga perubahan tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
2

Faktor pendorong perubahan merupakan alasan yang mendukung


terjadinya perubahan. Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang
mendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu:
a. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah
dihasilkan, baik dari budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil
perpaduannya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu
akan memperkaya kebudayaan yang ada.
b. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur
tingkat kemajuan sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran
dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan
memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah
perubahan atau tidak.
c. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti
jejak karya. Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa
termotivasi untuk mengembangkan diri.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau
merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya
perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar
semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya
gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota
masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial
dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka
kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
f. Penduduk yang heterogen.
3

Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan


ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat
menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan
pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat
untuk mencapai keselarasan sosial.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan.
Ketidakpuasan menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan,
dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubahnya.
h. Orientasi ke masa depan
Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti
dan menyesusikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu
berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir
maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
i. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan
sumber daya yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya
perubahan.( MF Modifier di 19.20 | Jumat, 10 Desember 2010).

Berdasarkan hal tersebut maka orientasi pembangunan sebaiknya bukan


hanya ”meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi”, tetapi dapat meningkatkan
”kualitas kehidupan sosial-budaya”.

1) Pembangunan Sosial
Inti dari Pembangunan Sosial adalah “inklusi sosial” yaitu: jaminan
kesempatan bagi semua warga masyarakat untuk memperoleh kebutuhan
yang paling dasar seperti kebutuhan fisik, status sosial, kekuasaan serta
hak-hak dasar sebagai manusia untuk dapat berpartisipasi dalam
kehidupan sebagai warga masyarakat. Dalam pembangunan sosial, harus
termuat peningkatan interaksi dan hubungan sosial dalam masyarakat.
Tanpa terjadi kualitas hubungan sosial dari langkah pembangunan sosial
yang diambil, sulit mengatakan adanya pembangunan sosial.
4

2) Elemen Kehidupan Sosial


a) Struktur sosial : Struktur sosial diartikan sebagai pola hubungan
sosial yang telah dilembagakan secara resmi ataupun tidak,
bersifat mengatur, memaksa, membatasi tindakan warga
masyarakat .
b) Kultur : Kultur adalah segala sistem nilai, norma, sistem
kepercayaan, tradisi yang telah mendarah daging pada
individu/komunitas sehingga memiliki kekuatan membentuk
keyakinan, pola berpikir, sikap dan perilaku anggota masyarakat.
c) Proses Sosial : Proses sosial adalah segala dinamika interaksi
manusia diluar ikatan struktur dan kultur, melalui interaksi yang
belum terstruktur dan mengkultur terjadi negosiasi yang dinamis
dan kreatif antar anggota masyarakat, sehingga arena ini dapat
menjadi sumber perubahan struktur maupun kultur yang ada.

3) Peran Polri Dalam Pembangunan Sosial


Dalam pembangunan sosial Polri dituntut menjadi agen
pembangunan sosial dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a) Berpikir Sosiologis.
b) Melakukan kajian pada setiap gejala (Struktur-kultur-proses).
c) Membuat Jaringan Sosial : “Analisis Kebijakan”.
d) Menyusun Perencanaan Sosial.
e) Memberikan kontribusi pada Pemda/Pemerintah Pusat.

2. Perkembangan Budaya

Kebudayaan diciptakan oleh kelompok-kelompok manusia dalam rangka


mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya yang terkait pula dengan
kehidupan yang sejahtera bersama. Kebudayaan atau budaya sejak awal telah
menjadi suatu hal yang dianggap penting, bahkan strategis, dalam pelaksanaan
pembangunan. Intisari ketika orang bicara kebudayaan adalah nilai dan norma.
Karena nilai dan normalah yang menjadi landasan kehidupan manusia.
Koentjaraningrat memberikan pecahan unsur-unsur kebudayaan secara
universal, antara lain; sistem Religi dan upacara keagamaan, sistem dan
organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem
mata pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan.
5

Persoalan budaya sebagai alat stabilitas di dalam negeri mempunyai


tempat yang penting. Artinya, diperlukan suatu usaha untuk memahami nilai-nilai
budaya, yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menciptakan stabilitas bangsa
dan Negara. Namun demikian dapat disadari bahwa perkembangan budaya
memiliki dampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Adapun
dampaknya lebih dominan terkait dengan perkembangan budaya itu sendiri
diantaranya ; terancamnya kebudayaan budaya lokal, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan kesejahteraan, pemanfaatan kemajuan teknologi untuk
menciptakan berbagai motif kejahatan, kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap Kamtibmas, pegeseran pola dan gaya hidup, pudarnya rasa persatuan
dan kesatuan bangsa serta nasionalisme, terkikisnya moral dan mental bangsa.

B. Kajian Sistem Politik dan Demokrasi

Sistem demokrasi di Indonesia lahir sebagai implementasi dari sila keempat dari
Pancasila, yakni “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan”. Untuk dapat merealisasikan hakekat kerakyatan,
tidak mungkin seluruh rakyat Indonesia diajak bermusyawarah dalam satu majlis
denganruangan yang terbatas, maka diimplementasikan dengan asas perwakilan.
Untuk memilih siapa yang berhak duduk di dalam majlis sebagai wakil rakyat,
diperlukansuatu mekanisme yang sah dan dipercaya, maka dilakukanlah pemilihan
umum(pemilu), yang dalam prakteknya membawa sejumlah dampak baik positif
maupunnegatif.Perjalanan sistem demokrasi pun banyak mengalami pasang surut, dan
saat inikita berada pada masa Reformasi. Nuansa demokrasi saat ini diwarnai dengan
beberapahal, antara lain penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi; Pemeliharaan nilai
–Penghormatan HAM tinggi; Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi
daerah;Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas; Integrasi horizontal –
nampak,muncul kebebasan (euforia); Gaya politik – pragmatik; Kepemimpinan –
sipil,purnawiranan, politisi; Partisipasi massa – tinggi; Keterlibatan militer –
dibatasi;Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah; dan Stabilitas –
instabil.Hari ini, kita baru saja menyaksikan pra pesta demokrasi yang meriah
sekaligushingar bingar ditambah dengan kekhawatiran karena proses pengerahan
masa dalammasa kampanye. Saat ini (Juni 2009) bangsa Indonesia sedang
menyaksikan masakampanye kelas tinggi (Pilpres dan Wapres) Prediksi penulis yang
paling dominanadalah tingginya biaya yang harus ditanggung pemerintah (rakyat),
6

sementarapenggunaannya lebih banyak untuk hal-hal yang kontra produktif, walaupun


beberapagelintir anggota masyarakat ada juga yang ketiban rizki karena banyak order
pembuatanatribut partai dan capres/cawapres. Pertanyaan yang muncul, sejauhmana
keseimbangan.
1. Geopolitik dan Geostrategi Prespektif Indonesia
a. Geopolitik prespektif Indonesia, antara lain :
1) Letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas
internasional.
2) Jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara
melewati perairan Indonesia.
3) Jalur pasokan minyak dari timur tengah dan teluk persia ke Jepang
dan Amerika Serikat, 70% pelayarannya melewati perairan
Indonesia.

Oleh karena adanya amanat yang demikian itulah maka


Wawasan Nusantara secara ilmiah dirumuskan dalam bentuk konsepsi
tentang kesatuan yang meliputi :
1) Kesatuan Politik
Kesatuan politik disadari pentingnya dari adanya
kebutuhan untuk mewujudkan pulau-pulau diwilayah nusantara
menjadi satu unity yang utuh sebagai tanah air. Ini berarti bahwa
tidak ada lagi laut bebas diantara pulau-pulau tersebut, sehingga
laut diantara pulau-pulau itu berubah wataknya dari pemisah
menjadi pemersatu tanah air nusantara.
2) Kesatuan Ekonomi
Kesatuan ekonomi bermakna kesatuan tafsir kearah mana
perekonomian nasional diperuntukan. Jawabnya adalah untuk
kemanfaatan sebesar-besarnya bagi rakyat sesuai amanat UUD
1945.
3) Kesatuan Sosial Budaya dan Hukum
Kesatuan sosial budaya sesungguhnya merupakan
sublimasi dari rasa, faham dan semangat kebangsaan. Tanpa
memandang suku, ras dan agama serta asal keturunan, perasaan
satu dimungkinkan untuk dibentuk asal sama-sama mengacu
pada wawasan kebangsaan Indonesia sebagaimana dicontohkan
7

oleh soempah pemoeda. Negara Indonesia adalah Negara hukum


sehingga hukum hidup dan berkembang datam perkembangan
masyarakat, dari tiga dimensi tersebut Negara wajib
menegakkannya dan dalam hukum harus berorientasi dengan
ilmu-ilmu lainnya.

4) Kesatuan Hankam
Makna utama dari kesatuan Hankam adalah bahwa
masalah bidang Hankam, khususnya keamanan dan pembelaan
Negara adalah tanggung jawab bersama.
b. Geostrategi prespektif Indonesia, antara lain :
1) Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan
sarana umum untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional.
2) Geostrategi untuk negara dan bangsa Indonesia adalah "takdir"
posisi silang indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek
geografi juga dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam.

2. Karakteristik Geografi Indonesia


Wilayah Negara Republik Indonesia memiliki karakteristik geografi
berikut:
a. Luas Wilayah
Luas wilayah Republik Indonesia termasuk ZEE kurang lebih 7,7
juta Km2, wilayah daratan 1,9 juta Km2, jadi perbandingan luas wilayah
darat dan laut ialah 1 : 2. Bagian barat kepulauan Indonesia terdiri dari
beberapa pulau besar sedangkan bagian Timur merupakan kumpulan
pulau-pulau kecil, kecuali Irian Jaya.

b. Bentuk Wilayah
Wilayah Negara Republik Indonesia yang berupa kepulauan
dengan laut yang luas mengelilinginya memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi terselenggaranya persebaran penduduk yang merata yang
dipersyaratkan bagi pembangunan.
8

c. Lokasi
1) Lokasi astronomis dan Negara Tetangga.
Lokasi astronomis Indonesia, yang terletak diantara 95
derajat dan 141 derajat Bujur Timur, serta antara 6 derajat Lintang
Utara dan 11 derajat Lintang Selatan,
2) Posisi silang yang strategis merupakan kebutuhan dan peluang.
Indonesia menempati dan memiliki posisi silang strategis
tidak hanya dalam arti geografik serta demografik, tetapi juga
dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta militer.
Posisi sedemikian itu memberikan kepada Indonesia suatu
kedudukan dan peranan yang strategis penting sekali dalam
hubungan dengan dunia internasional. Namun posisi demikian itu
memiliki kerawanan juga, karena Indonesia terbuka dan dapat
didekati dari segala penjuru.

3. Perkembangan Politik dan Demokrasi Indonesia


Kehidupan politik semakin diwarnai oleh keterbukaan, demokratisasi dan
pemenuhan hak asasi, mendorong dinamika berbagai kekuatan politik yang
membawa misi, visi yang beraneka, sebagai suatu bentuk baru meninggalkan
alam lama yaitu jaman Orde baru yang telah membelenggu kehidupan
demokratisasi yang sesungguhnya.
Jika kita mengikuti sejarah perjalanan demokrasi di Indonesia sebenarnya
ada tiga periode;
a. Periode Orde Lama telah terjadi penyimpangan terhadap Undang Undang
Dasar 1945 yang menjadikan landasan utama konstitusi Indonesia karena
berdasarkan konstitusi tertulis UUD 1945 tidak pernah melahirkan
pemerintahan yang demokratis atau tidak pernah melahirkan pemerintahan
yang secara substantial sebagai pemerintahan yang konstitusional, pada era
ini telah berkembang demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin.
b. Di era orde baru perkembangan politik dan demokrasi telah berkembang
menuju demokrasi Pancasila yang semu dan sistem pemerintahan bersifat
otoriter sehingga mematikan sendi-sendi demokrasi kerakyatan dengan
banyaknya terjadi pembatasan-pembatasan ruang gerak rakyat untuk dapat
menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah, hal ini juga ditandai dengan
diberlakukannya sentralistik kekuasaan dan memainkan peranan unsur-unsur
9

militer dalam kehidupan berpolitik dan berdemokrasi negara sehingga


pemerintahan menjadi otoriter dan militeristik.
c. Pada perkembangan di Era Reformasi dimana supremasi hukum menjadi
salah satu agenda reformasi yang secara konstitusional memberikan
perubahan dan membawa angin segar terhadap perkembangan sistem politik
dan demokrasi di Indonesia dengan ditandai adanya amandemen UUD 1945
dan Pemilu secara langsung. Adapun gambaran lebih lanjut pada era
reformasi adalah sebagai berikut :

a. Dinamika Revolusioner Dalam Proses Demokratisasi


1) Demitologi UUD 1945 empat kali amandemen.
2) Tingkat intensitas kompetisi politik yang sangat tinggi.
b. Tahun 1999 : penyelengaran pemilu legislatif yang demokratis pertama
kali sejak berakhirnya pemerintahan otoriter.
c. Tahun 2004 : pemilu DPR, DPRD, DPD, Presiden dan Wakil Presiden
tahap I dan tahap II.
d. Tahun 2009 : Pemilu DPR, DPRD, DPD, Presiden/Wakil Presiden.
e. Revolusi Demokrasi
f. Akibat Revolusi Demokrasi
Amandemen tidak didasarkan prinsip-prinsip konstitusionalisme :
1) Pembatasan wilayah kekuasaan negara.
2) Pengaturan cabang kekuasaan kurang yang seimbang.
3) Jaminan HAM yang tidak komprehensif.
4) Prinsip-prinsip cheks and balances tidak komprehensif.
5) Hal-hal yang berkenaan dengan keamanan nasional hanya
parsial.
6) Masih banyak pasal yang tumpang tindih.
7) Pakem desentralisasi tidak jelas.

C. Kajian Pengaruh Ekonomi Terhadap Kamdagri

1. Beberapa Gambaran Kondisi Ekonomi Dunia


a. Ekonomi dunia terus mengalami pemulihan pasca krisis 2008.
b. Pertumbuhan ekonomi belum seimbang, yang dipengaruhi oleh :
1) Resesi di Eropa membaik di atas harapan.
2) Pertumbuhan positif US di bawah harapan.
10

3) Negara berkembang tumbuh sesuai perkiraan.


c. Kondisi ekonomi dunia tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain :
1) Naiknya harga komoditas (terutama makanan dan minyak).
2) Cuaca buruk dan bencana alam.
3) Terganggunya beberapa rantai pasok akibat Tsunami di Jepang.
4) Krisis finansial di Eropa.

2. Peluang Ekonomi Indonesia


Kondisi Indonesia saat ini dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta
merupakan peluang pasar bagi industri perdagangan dan jasa. Ini menjadikan
Indonesia sebagai pasar yang akan menjadi sasaran kegiatan ekonomi dan
perdagangan tidak hanya untuk kawasan Asia, namun dunia. Indikator yang
nyata ada adalah munculnya barang-barang produk asing yang tergelar dipasar
tradisional sampai dengan pasar modern, berdatangannya tenaga asing dengan
berbagai profesi, maupun munculnya investor asing yang terus bergerak
menguasai saham-saham perusahaan lokal untuk dapat mengelola dan
mendapat keuntungan yang jauh lebih baik.

3. Menyikapi China-Asean Free Trade Area (CAFTA)


KTT ke-4 di Singapura tahun 1992 merupakan momen bersejarah bagi
negara di kawasan ASEAN dalammenyikapi globalisasi dengan merealisasi
kesepakatan kerjasama free trade yang disebut Asean Free Trade Area (AFTA).
Dengan ditandatangani kesepakatan tersebut maka negara-negara ASEAN
menganut pasar bebas. Di pihak lain, China merasa bahwa ASEAN merupakan
pasar yang sangat prospektif untuk menyalurkan produk-produk mereka yang
terus tumbuh. China kemudian mengajukan proposal kerjasama China-ASEAN
Free Trade Area (CAFTA) untuk mengadakan perdagangan bebas, dengan tarif
bea masuk sampai 0 % untuk produk-produk China dan ASEAN. Kesepakatan
kerjasama tersebut terealisasi pada tahun 2001 pada KTT Asean Ke-7, dan
direalisasi sejak tahun 2011.

4. Munculnya Bentuk Masyarakat Baru


Pertumbuhan ekonomi menyebabkan meningkatnya taraf hidup dan
terjadinya perubahan pola perilaku masyarakat yang berdampak pada
perubahan pola kehidupan individu dalam masyarakat yang semakin konsumtif,
11

semakin pintar dan semakin terkoneksi. Keadaan tersebut berimplikasi pada


perilaku dan pola kejahatan yang semakin kompleks dengan menggunakan
dukungan teknologi.

5. Perubahan Pola Konsumsi


Perubahan pola konsumsi masyarakat merupakan fenomena yang tidak
dapat dihindari karena munculnya berbagai temuan dan teknologi baru yang
mensyaratkan adanya bentuk-bentuk produk baru untuk dapat difungsikan
sebagai produk efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Disamping itu
munculnya masyarakat baru dengan berbagai varian perilaku yang berbeda-
beda dan terkelompok dalam komunitas yang berbeda pula, muncul
perkembangan baru perilaku pola konsumsi seperti halnya munculnya
perusahaan waralaba dan modern chanel seperti Alfamart dan lain-lain yang
tersebar di pelosok, mall tidak hanya ada di kota besar namun juga ada di kota-
kota kecil, termasuk munculnya fenomena midnight sale.

6. Perubahan Pola Kejahatan


.Ada beberapa gambaran terjadinya perubahan pola kejahatan, antara
lain:
a. Money laundring semakin sulit dilacak.
b. Kejahatan perbankan semakin canggih.
c. Korupsi meningkat.
d. Transnasional crime dan organized crime.
e. Kejahatan investasi dan pasar modal semakin canggih.
f. Cyber crime dan kejahatan menggunakan teknologi informasi yang sulit
pembuktiannya.
12

BAB II
REFERENSI TAMBAHAN

A. Perkembangan Sosial Budaya Indonesia.

Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia dan Pasifik) dan
dua Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu merupakan daerah perlintasan dan
pertemuan berbagai macam agama dan ideologi serta kebudayaan. Dalam kondisi
yang demikian, maka terdapat 5 lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia :
1. Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang
mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping perbedaan-perbedaan dari
daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang bersumber kepada lapisan ini
tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan nilai-nilai baru.
2. Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India. Wilayah Indonesia
merupakan pusat pengembangan peradaban Hindia di pulau Jawa, namun
kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bhineka Tunggal Ika).
3. Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di wilayah Indonesia
yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan, sebagaimana
halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna pada tatanan
masyarakat dan struktur ketata negaraan.
4. Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen melengkapi
kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah pengaruh dominasi
asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol, Portugis, Belanda, dan
Inggris.
5. Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimulai kesadaran bangsa. Munculnya
rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah memberikan
inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi Utomo tanggal 20
Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928.

http://asri-blog.blogspot.it/2011/07/makalah-perkembangan-sosial-
budaya.html
13

B. Sistem Politik dan Demokrasi Di Indonesia


Bangsa Indonesia terdiri dari aneka ragam suku, ras, golongan, agama, adat
istiadat, budaya, dan bahasa daerah yang berbeda.Bangsa Indonesiapun bagian dari
bangsa-bangsa di dunia. Semuanya itu saling membutuhkan dan memerlukan
kerjasama yang saling menguntungkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
baik dalam hubungan kerja sama secara nasional, regional, maupun internasional.
Oleh karena itu, kita harus menerima perbedaan-perbedaan tersebut dengan
berpedoman pada Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Dari segi struktural, sistem politik demokrasi ideal adalah sistem politik yang
memelihara keseimbangan antara konflik dan konsesus. Artinya, demokrasi
memungkinkan adanya perbedaan pendapat, persaingan, dan pertentangan antar
individu, antar kelompok, individu dengan kelompok, individu dengan pemerintah,
kelompok dan pemerintah, bahkan antara lembaga-lembaga pemerintah. Namun
demokrasi hanya akan mentolerir konflik yang tidak merusak dan menghancurkan
sistem.

http://alfiah-18.blogspot.it/2011/04/sistem-politik-demokrasi-di-indonesia.html

C. Hubungan Kejahatan Dengan Tingkat Ekonomi

Menurut Prof. Mr. JM van Bemmelen, tindak kejahatan itu disebabkan karena
bakat (niat, watak, karakter, sikap mental) dan lingkungan (kesempatan, milieu, sikon,
waktu, tempat, lahan). Di jaman edan. Maka orang baik-baik bisa saja berubah menjadi
edan. Terdapat hubungan, korelasi antara sikon dan tindak kejahatan. Tindak pidana
korupsi yang dilakukan preman kerah putih (preman berdasi) cenderung berhubungan
dengan sikon (kesempatan, lahan basah). Mengacu pada hasil penyelidikan/analisa
George Mayer tahun 1835-1861 di Bremen, Jerman, berdasarkan statistik, maka
terdapat hubungan, korelasi antara kenaikan tingkat kejahatan dengan kenaikan harga
kebutuhan bahan pokok (sembako).
Tingkat kejahatan berhubungan erat dengan tingkat kesenjangan sosial-
ekonomi. Makin tinggi tingkat kesenjangan sosial-ekonomi, maka makin tinggi pula
tingkat kejahatan. Dengan kata lain, tingkat kejahatan tergantung dari tingkat
kesejahteraan masyarakat. Penurunan tingkat kesenjangan sosial-ekonomi dapat
dilakukan dengan mengkampanyekan / mensosialisasikan / memasyarakatkan /
membudayakan “Hidup sederhana”. Tingkat tindak kejahatan juga dapat diturunkan
14

dengan menurunkan angka pengangguran. Karena semakin banyak pengangguran,


maka semakin meningkat tindak kejahatan.

http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-
tingkat-ekonomi/
15

BAB III
TANGGAPAN/PENDALAMAN
Poin-poin penting keterkaitan dengan perkembangan sosial budaya, politik dan
demokrasi serta ekonomi adalah sebagai berikut :

A. Perkembangan Sosial dan Budaya


Dapat disadari baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan
sosial budaya memiliki dampak terhadap Kamdagri. Adapun gambaran kondisi atas hal
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan Industri dan Pengangguran
Perkembangan sosial di masyarakat Indonesia saat ini khususnya yang
paling disorot adalah yang berhubungan dengan industri dan gejala
pengangguran, diantaranya :
a. De-Industrialisasi, dimana para pengusaha Indonesia cenderung tidak
tertarik untuk menanamkan modal di bidang industri, sebab saingan
produk luar negeri yang sudah terlalu maju, sementara itu pemerintah
belum memberikan fasilitas bagi penanaman modal. Disamping itu
banyak masalah perburuhan, para pengusaha Indonesia cenderung
menjadi pedagang barang-barang impor dari luar negeri.
b. Bangkrutnya industri-industri besar Nasional seperti Perbankan, IPTN,
Texmaco yang menambah tebalnya angka pengangguran.
c. Pengangguran akan bertambah terutama di pedesaan, karena investasi
ke pedesaan masih sedikit, sementara pertanian belum akan berkembang
secara berarti.

2. Implikasi Perkembangan Ekonomi Antara Pusat dan Daerah


Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 diharapkan mampu menghapus
ketidakadilan yang terjadi di daerah. Namun pemahaman terhadap otonomi
daerah itu sendiri seringkali menimbulkan kerancuan. Otonomi daerah
diidentikkan dengan otonomi kemasyarakatan dan otonomi kelompok. Media
massa pun tidak bosan mempertanyakan kesiapan masyarakat dalam menerima
otonomi daerah, bukan kesiapan aparat pemerintah daerah.
Hal demikian dapat kita lihat, konsep otonomi daerah di era reformasi
dalam kenyataannya belum sepenuhnya mampu menjadi pendorong kemajuan
ekonomi daerah, yang disebabkan unsur-unsur daya saing daerah umumnya
masih lemah, terutama untuk daerah-daerah tertinggal. Demikian juga dengan
16

permasalahan batas wilayah, sebagian besar telah menimbulkan konflik sosial


yang menjadi bagian permasalahan negara saat ini. Disamping itu otonomi
daerah telah membuka peluang bagi pejabat daerah yang rakus akan duniawi
dengan melakukan korupsi yang telah menyengsarakan rakyat. Dengan melihat
fenomena yang ada, akhirnya sentralisasi dan desentralisasi ekonomi di
Indonesia sama-sama memiliki implikasi terjadinya keniscayaan terhadap sosial-
ekonomi yang mendorong gejolak sosial masyarakat dan tumbuhnya kejahatan.
Hal ini akibat sistem yang tidak berjalan dengan sempurna, serta peraturan dan
aspek penegakan hukumnya yang terkesan lemah.

B. Perkembangan Politik dan Demokrasi


Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan pada berbagai isu politik
global yang tujuan sebenarnya tidak selalu kondusif dengan kondisi politik, ekonomi,
dan sosial budaya pada saat ini, dimana Indonesia dihadapkan dengan perkembangan
politik dan demokrasi yang hampir mengabaikan aturan-aturan hukum dan norma-
norma maupun adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat. Disamping itu, sistem
politik demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya dilandasi dengan pemahaman dan
pendidikan politik yang memadai. Selain itu, sejarah penjajahan oleh Belanda dibentuk
dengan politik Divide et Impera yaitu memecah belah rakyat. Sehingga pelaksanaan
demokrasi selalu membuahkan permasalahan, antara lain : konflik antar pendukung
parpol dalam Pemilu atau Pilkada, money politic, kejahatan / pelanggaran administrasi,
perpecahan internal partai, dan sebagainya.
Keterkaitan dengan geopolitik berkenaan dengan karakteristik geografis
Indonesia khususnya mengenai wilayah perbatasan, hal ini tentu saja akan berdampak
terhadap sosial budaya bangsa indonesia. Sehingga apabila tidak dilakukan adanya
upaya penguatan terhadap budaya lokal, maka budaya lokal masyarakat Indonesia
lambat laun akan tergerus oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan kearifan lokal
budaya kita. Dalam menghadapi kondisi tersebut, maka mutlak diperlukan ketahanan
sosial budaya yang di laksanakan oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia
didukung dengan adanya peran aktif Polri dan TNI dalam menjaga ketahanan sosial
budaya tersebut.

C. Pengaruh Perkembangan Ekonomi


1. Salah satu manfaat CAFTA adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, dalam
hal ini pemerintah diharapkan tidak terlalu mengorientasikan pembangunan
pada konsep pertumbuhan ekonomi, namun harus dapat juga
17

menyeimbangkannya dengan pembangunan sosial budaya, mengingat konsep


pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi umumnya
dipandang gagal karena tidak berhasil membangun harkat dan martabat
manusia secara hakiki. Seperti halnya di Indonesia saat ini ekonomi makro
selalu dilaporkan baik, pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir selalu
ada pada kisaran 5% s.d. 6%, namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih
menyisakan permasalahan sosial seperti, caci maki rakyat, demo bahkan
sampai terjadinya tindak kejahatan. Sehingga dalam CAFTA ini pembangunan
ekonomi harus diimbangi dengan pembangunan sosial budaya.

2. Terkait dengan perubahan pola konsumsi apabila ditinjau dari segi budaya,
perubahan ini dikhawatirkan menjadi pertanda bahwa masyarakat semakin
menyukai hal-hal yang bersifat instan dan praktis. Selain itu dari segi keamanan
pangan ada beberapa isu yang harus menjadi perhatian. Makanan jadi banyak
digemari karena kepraktisannya. Teknologi pangan yang berkembang pesat
telah memudahkan konsumen untuk menyantap beragam produk pangan
kapanpun dengan cita rasa yang bervariasi, contoh : Mie instan, Junk Food
(cepat saji), dll. Namun disisi lain teknologi pangan akan menyebabkan semakin
tumbuhnya kekhawatiran akan tingginya resiko tidak aman bagi makanan yang
dikonsumsi. Teknologi pangan telah mampu membuat makanan-makanan
sintetis, menciptakan berbagai macam zat pengawet makanan, zat adiktif dan
zat-zat flavour. Bahkan dengan adanya perubahan pola konsumsi ini, pada sisi
lain juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan
orientasi mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya yaitu dengan melakukan
peniruan makanan dan minuman untuk label tertentu. Demikian juga untuk
produk lainnya seperti produk elektronik, kosmetik, dll. memiliki efek negatif
terhadap konsumen apabila tidak hati-hati dalam memilih produk tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi tersebut, antara lain :
a. Arus globalisasi yang berdampak pada segala bidang khususnya pada
bidang sosial budaya.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih.
c. Pasar bebas yang merajai dunia.
d. Budaya masyarakat yang selalu mencoba dan meniru hal-hal yang baru.
18

DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-undangan
________________ Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah

B. Literatur

________________ George Mayer tahun 1835-1861 di Bremen, Jerman, berdasarkan


statistik, maka terdapat hubungan, korelasi antara kenaikan tingkat
kejahatan
________________Kajian perkembangan sosial dan Budaya Bahan hanjar Sespimti
Dikreg ke- 25 T.A 2016
________________Kajian Politik dan Demokrasi Bahan hanjar Sespimti Dikreg ke- 25
T.A 2016
________________Kajian Ekonomi tarhadap Kamdagri Bahan hanjar Sespimti Dikreg
ke- 25 T.A 2016

C. Internet

http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-tingkat-
ekonomi/
http://alfiah-18.blogspot.it/2011/04/sistem-politik-demokrasi-di-indonesia.html
http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-tingkat-
ekonomi

Anda mungkin juga menyukai