BAB I
INTISARI MODUL
1) Pembangunan Sosial
Inti dari Pembangunan Sosial adalah “inklusi sosial” yaitu: jaminan
kesempatan bagi semua warga masyarakat untuk memperoleh kebutuhan
yang paling dasar seperti kebutuhan fisik, status sosial, kekuasaan serta
hak-hak dasar sebagai manusia untuk dapat berpartisipasi dalam
kehidupan sebagai warga masyarakat. Dalam pembangunan sosial, harus
termuat peningkatan interaksi dan hubungan sosial dalam masyarakat.
Tanpa terjadi kualitas hubungan sosial dari langkah pembangunan sosial
yang diambil, sulit mengatakan adanya pembangunan sosial.
4
2. Perkembangan Budaya
Sistem demokrasi di Indonesia lahir sebagai implementasi dari sila keempat dari
Pancasila, yakni “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan”. Untuk dapat merealisasikan hakekat kerakyatan,
tidak mungkin seluruh rakyat Indonesia diajak bermusyawarah dalam satu majlis
denganruangan yang terbatas, maka diimplementasikan dengan asas perwakilan.
Untuk memilih siapa yang berhak duduk di dalam majlis sebagai wakil rakyat,
diperlukansuatu mekanisme yang sah dan dipercaya, maka dilakukanlah pemilihan
umum(pemilu), yang dalam prakteknya membawa sejumlah dampak baik positif
maupunnegatif.Perjalanan sistem demokrasi pun banyak mengalami pasang surut, dan
saat inikita berada pada masa Reformasi. Nuansa demokrasi saat ini diwarnai dengan
beberapahal, antara lain penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi; Pemeliharaan nilai
–Penghormatan HAM tinggi; Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi
daerah;Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas; Integrasi horizontal –
nampak,muncul kebebasan (euforia); Gaya politik – pragmatik; Kepemimpinan –
sipil,purnawiranan, politisi; Partisipasi massa – tinggi; Keterlibatan militer –
dibatasi;Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah; dan Stabilitas –
instabil.Hari ini, kita baru saja menyaksikan pra pesta demokrasi yang meriah
sekaligushingar bingar ditambah dengan kekhawatiran karena proses pengerahan
masa dalammasa kampanye. Saat ini (Juni 2009) bangsa Indonesia sedang
menyaksikan masakampanye kelas tinggi (Pilpres dan Wapres) Prediksi penulis yang
paling dominanadalah tingginya biaya yang harus ditanggung pemerintah (rakyat),
6
4) Kesatuan Hankam
Makna utama dari kesatuan Hankam adalah bahwa
masalah bidang Hankam, khususnya keamanan dan pembelaan
Negara adalah tanggung jawab bersama.
b. Geostrategi prespektif Indonesia, antara lain :
1) Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan
sarana umum untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional.
2) Geostrategi untuk negara dan bangsa Indonesia adalah "takdir"
posisi silang indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek
geografi juga dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam.
b. Bentuk Wilayah
Wilayah Negara Republik Indonesia yang berupa kepulauan
dengan laut yang luas mengelilinginya memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi terselenggaranya persebaran penduduk yang merata yang
dipersyaratkan bagi pembangunan.
8
c. Lokasi
1) Lokasi astronomis dan Negara Tetangga.
Lokasi astronomis Indonesia, yang terletak diantara 95
derajat dan 141 derajat Bujur Timur, serta antara 6 derajat Lintang
Utara dan 11 derajat Lintang Selatan,
2) Posisi silang yang strategis merupakan kebutuhan dan peluang.
Indonesia menempati dan memiliki posisi silang strategis
tidak hanya dalam arti geografik serta demografik, tetapi juga
dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta militer.
Posisi sedemikian itu memberikan kepada Indonesia suatu
kedudukan dan peranan yang strategis penting sekali dalam
hubungan dengan dunia internasional. Namun posisi demikian itu
memiliki kerawanan juga, karena Indonesia terbuka dan dapat
didekati dari segala penjuru.
BAB II
REFERENSI TAMBAHAN
Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia dan Pasifik) dan
dua Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu merupakan daerah perlintasan dan
pertemuan berbagai macam agama dan ideologi serta kebudayaan. Dalam kondisi
yang demikian, maka terdapat 5 lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia :
1. Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang
mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping perbedaan-perbedaan dari
daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang bersumber kepada lapisan ini
tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan nilai-nilai baru.
2. Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India. Wilayah Indonesia
merupakan pusat pengembangan peradaban Hindia di pulau Jawa, namun
kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bhineka Tunggal Ika).
3. Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di wilayah Indonesia
yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan, sebagaimana
halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna pada tatanan
masyarakat dan struktur ketata negaraan.
4. Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen melengkapi
kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah pengaruh dominasi
asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol, Portugis, Belanda, dan
Inggris.
5. Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimulai kesadaran bangsa. Munculnya
rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah memberikan
inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi Utomo tanggal 20
Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928.
http://asri-blog.blogspot.it/2011/07/makalah-perkembangan-sosial-
budaya.html
13
http://alfiah-18.blogspot.it/2011/04/sistem-politik-demokrasi-di-indonesia.html
Menurut Prof. Mr. JM van Bemmelen, tindak kejahatan itu disebabkan karena
bakat (niat, watak, karakter, sikap mental) dan lingkungan (kesempatan, milieu, sikon,
waktu, tempat, lahan). Di jaman edan. Maka orang baik-baik bisa saja berubah menjadi
edan. Terdapat hubungan, korelasi antara sikon dan tindak kejahatan. Tindak pidana
korupsi yang dilakukan preman kerah putih (preman berdasi) cenderung berhubungan
dengan sikon (kesempatan, lahan basah). Mengacu pada hasil penyelidikan/analisa
George Mayer tahun 1835-1861 di Bremen, Jerman, berdasarkan statistik, maka
terdapat hubungan, korelasi antara kenaikan tingkat kejahatan dengan kenaikan harga
kebutuhan bahan pokok (sembako).
Tingkat kejahatan berhubungan erat dengan tingkat kesenjangan sosial-
ekonomi. Makin tinggi tingkat kesenjangan sosial-ekonomi, maka makin tinggi pula
tingkat kejahatan. Dengan kata lain, tingkat kejahatan tergantung dari tingkat
kesejahteraan masyarakat. Penurunan tingkat kesenjangan sosial-ekonomi dapat
dilakukan dengan mengkampanyekan / mensosialisasikan / memasyarakatkan /
membudayakan “Hidup sederhana”. Tingkat tindak kejahatan juga dapat diturunkan
14
http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-
tingkat-ekonomi/
15
BAB III
TANGGAPAN/PENDALAMAN
Poin-poin penting keterkaitan dengan perkembangan sosial budaya, politik dan
demokrasi serta ekonomi adalah sebagai berikut :
2. Terkait dengan perubahan pola konsumsi apabila ditinjau dari segi budaya,
perubahan ini dikhawatirkan menjadi pertanda bahwa masyarakat semakin
menyukai hal-hal yang bersifat instan dan praktis. Selain itu dari segi keamanan
pangan ada beberapa isu yang harus menjadi perhatian. Makanan jadi banyak
digemari karena kepraktisannya. Teknologi pangan yang berkembang pesat
telah memudahkan konsumen untuk menyantap beragam produk pangan
kapanpun dengan cita rasa yang bervariasi, contoh : Mie instan, Junk Food
(cepat saji), dll. Namun disisi lain teknologi pangan akan menyebabkan semakin
tumbuhnya kekhawatiran akan tingginya resiko tidak aman bagi makanan yang
dikonsumsi. Teknologi pangan telah mampu membuat makanan-makanan
sintetis, menciptakan berbagai macam zat pengawet makanan, zat adiktif dan
zat-zat flavour. Bahkan dengan adanya perubahan pola konsumsi ini, pada sisi
lain juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan
orientasi mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya yaitu dengan melakukan
peniruan makanan dan minuman untuk label tertentu. Demikian juga untuk
produk lainnya seperti produk elektronik, kosmetik, dll. memiliki efek negatif
terhadap konsumen apabila tidak hati-hati dalam memilih produk tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi tersebut, antara lain :
a. Arus globalisasi yang berdampak pada segala bidang khususnya pada
bidang sosial budaya.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih.
c. Pasar bebas yang merajai dunia.
d. Budaya masyarakat yang selalu mencoba dan meniru hal-hal yang baru.
18
DAFTAR PUSTAKA
A. Perundang-undangan
________________ Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
B. Literatur
C. Internet
http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-tingkat-
ekonomi/
http://alfiah-18.blogspot.it/2011/04/sistem-politik-demokrasi-di-indonesia.html
http://yancsdotme.wordpress.com/2013/04/30/hubungan-kejahatan-dengan-tingkat-
ekonomi