Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada dasarnya suami isteri yang sudah menikah bebas menikmati seks dengan pasangannya. Tetapi pada masa-masa tertentu ada yang dilarang oleh Islam untuk melakukan hubungan seks, yaitu antara lain pada waktu haid. Larangan ini baru dapat kita yakini setelah ahli kedokteran dan psikologi mengungkapkan rahasianya.i Dengan penyelidikan yang dilakukan oleh seorang sarjana Jerman yaitu B. Schick, dapat diketahui bahwa wanita yang sedang datang bulan, mengeluarkan semacam racun (toxine) pada kulitnya yang bernama menotoxine. Racun ini sangatlah berbahaya, sebab mampu mematikan tanaman dan bunga.ii Dengan penyelidikan sarjana Jerman ini, dapat disingkapkan lebih jauh rahasia dilarangnya persetubuhan dengan wanita yang sedang datang bulan, alQur'an hanya menyebutkan rahasia pelarangan itu karena "haid adalah suatu kotoran", tetapi ayat al-Qur'an yang sederhana ini kemudian berhasil diterjemahkan lebih jauh oleh sarjana Jerman itu, yaitu karena dalam darah haid terdapat menotoxine yang sangat berbahaya bagi kesehatan Dari kenyataan-kenyataan di atas, maka dapat dimengerti bahwa menggauli isteri yang sedang haid dapat merugikan dan membahayakan kedua belah pihak suami dan isteri.iii Maka atas kebijaksanaan-Nya Allah melarang

2 persenggamaan pada waktu isteri sedang haid. Firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 222 :

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: haid itu adalah katoran oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orangorang yang mensucikan diri.iv Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda :v

Artinya : Dan Masruq Ibn al-Ajda r.a berkata: saya bertanya kepada Aisyah tentang apakah yang boleh diperbuat seorang suami terhadap isterinya bila sedang haid. Aisyah menjawab semua boleh, terkecuali kemaluan (bersetubuh) (HR al- Bukhari). Rasulullah SAW bersabda:vi

3 Artinya : Dari Aisyah r.a berkata : kami isteri Rasulullah SAW apabila kami dalam sedang haid, dan rasul ingin bermubasyarah dengan kami, niscaya menyuruh kami memakai kain sarung di waktu haid sedang banyak keluar. Kemudian nabi memubasyarahkannya. (HR al-Bukhari dan Muslim). Berdasarkan keterangan dan dalil naqli di atas, timbul masalah, yaitu bagaimana bila seorang suami sudah terlanjur, menyetubuhi isterinya yang sedang haid? Dalam konteks masalah tersebut, ada keterangan hadits yang menyatakan:vii

Artinya : Dari Ibnu Abbass r.a menerangkan: sesunggunya nabi menetapkan atas seorang lelaki yang menyetubuhi isterinya yang sedang haid, memberikan kifarat sedinar atau setengah dinar (HR Ahmad, Abu Daud dan anNasai). Asy-Syaii, Maliki, Abu Hanifah dan Ahmad, dalam salah satu riwayat-nya serta sebagian dari Ulama salaf, seperti Atha, Ibnu Abi Mulaikha, Asy-Syabi, An-Nakhai, Mahlul, Az-Zuhri, tidak mewajibkan kifarat atas lelaki yang menyetubuhi isteri yang sedang haid, mereka hanya menganggap dosa saja. Sedangkan Asy-Syafi'i dalam madzhab qadimnya dan Ishak, mewajibkan kifarat atas lelaki yang menyetubuhi isteri yang sedang haid. Terhadap pendapat di atas, Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy berpendapat bahwa kifarat itu tidak wajib. Orang mewajibkan kifarat menurut Prof. DR. TM. Hasbi Ash Shiddieqy alasannya tidak kuat.

4 Meskipun hadits di atas mewajibkan kifarat dan hal itu diterima oleh sebagian ulama namun tidak sedikit jumlah ulama yang memandang hadits itu dhaif. Selanjutnya beliau menyatakan, kita hanya dapat menetapkan sesuatu hukum dengan dalil yang tidak diperselisihkan, tidak dicela. Dalam masalah ini, tidak diperoleh dalil yang kuat dan tidak dicela. Meskipun demikian Prof. DR. TM. Hasbi Ash Shiddieqy mengakui bahwa memberi kifarat itu lebih baik. viii Bertitik tolak pada pendapat Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy, masalah yang muncul, apakah yang menjadi metode istimbathnya sehingga ia berpendapat demikian? Masalah inilah yang menjadi penelitian penulis sehingga diharapkan dapat memperluas dan memperjelas kajian fiqih dan menjadi pegangan bagi masyarakat dalam menetapkan aspek hukumnya terhadap seorang suami yang menyetubuhi isterinya yang sedang haid. Adapun yang menjadi alasan penulis meneliti masalah tersebut: a. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membawa pengaruh yang besar terhadap citra hukum Islam sebagai hukum yang luwes dan tidak memberatkan. b. Menarik minat penulis karena dari pengalamannya penulis mendapat gambaran bahwa hal itu sangat menarik. c. Sepanjang pengetahaan peneliti belum ada arang yang meneliti masalah tersebut. Secara teoritis ketentuan-ketentuan dalam fiqih tumbuh dan berkembang sudah demikian lamanya, namun dalam kenyataannya masih

5 banyak orang yang belum memahami ketentuan tersebut, khususnya bagi seorang suami dalam menyetubuhi isterinya yang sedang haid. Adapun dampak negatifnya bila masalah ini tidak diteliti, maka masyarakat merasa tidak mendapat kepastian hukum terhadap suatu peristiwa seorang suami menyetubuhi isterinya yang sedang haid. Hal ini pada gilirannya akan berakibat lebih jauh yaitu timbul kesan bahwa hukum Islam belum mampu menjawab permasalahan yang muncuI di permukaan di tengahtengah perubahan masyarakat yang demikian cepatnya. Atas dasar itulah penulis mengangkat masalah ini dalam skripsi yang berjudul : STUDI ANALISIS PENDAPAT PROF. DR. TM HASBI ASH SHIDDIEQY TENTANG TIDAK DIWAJIBKANNYA KIFARAT KARENA

MENYETUBUHI ISTERI SEDANG HAID.

B. Pokok Permasalahan
Permasalahan merupakan penjabaran dari tema sentral masalah menjadi beberapa sub-masalah yang spesifik, yang dirumuskan berupa kalimat tanya.ix 1. Bagaimana pendapat para ulama terhadap suami yang menyetubuhi isteri haid? 2. Bagaimana pendapat Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy tentang tidak diwajibkannya kifarat karena menyetubuhi isteri haid? 3. Bagaimana metode istimbath hukum Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendapat para ulama terhadap suami yang menyetubuhi isteri haid. 2. Untuk mengetahui pendapat Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy tentang tidak diwajibkannya kifarat karena menyetubuhi isteri haid. 3. Untuk mengetahui metode istimbath hukum Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy .

D. Telaah Pustaka
Dalam menelaah pustaka saya menemukan ada skripsi yang judulnya hampir sama yaitu: Studi Analisis Tentang Hikmah Haramnya Hubungan Seks Dengan Istri Haid Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Segi Kesehatan, disusun oleh Sofiyatun Niswah (2198086). Dalam skripsi itu disimpulkan, hikmah yang dapat diambil dengan diharamkannya hubungan seks dengan istri haid, bahwa ditinjau dari hukum Islam, orang tersebut akan mendapat pahala karena mentaati hadits Nabi saw. Sedang ditinjau dari segi kesehatan, orang tersebut dapat terhindar dari penyakit kelamin,dan rahim untuk wanita. Adapun terhadap buku-buku dan atau kitab-kitab yang berhubungan dengan judul di atas dapat disebutkan di bawah ini: 1. Al-Imam Taqi al-Din abu Bakar ibn Muhammad al-Husaini, Kifayah al-Ahyar Fii hali Ghayat al-Ikhtisar

7 2. Al-Hafidz ibn Hajar al-Asqalani, Bulug al-Marram Fi Adillati alAhkam 3. Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqhul Mar'ah al- Muslimah 4. Sayyid al-Imam Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani Al-Sanani, Subul al-Salam Sarh Bulugh al-Maram Min Jami Adillati alAhkam

5. Hafidz Abdullah, Kunci Fiqih Syafii 6. Syehk Muhammad ibn Qasyim al-Ghazzi, Fath al-Qarib al-Mujib 7. Syaikh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malibary, Fath al- Muin Bi
Sarkh Qurrah al-uyun

8. Al-Faqih abul Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibnu


Rusyd, Bidayat al-Mujtahid Wa nihayat al-Muqtasid

9. Abd al-Rahman al-Jaziry, Kitabal-Fiqh ala-Madzahib al-Arbaah 10.Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah

E. Metode Penulisan
Metode penulisan adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data.x Maka dalam hal ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Sumber data Yang menjadi sumber data, yaitu buku-buku karangan Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy, terutama yang ada relevansinya langsung dengan judul di atas antara lain, Koleksi Hadits-Hadits Hukum; Pokok Pokok Pegangan Imam Madzhab; Hukum-Hukum Fiqh Islam

8 Tinjauan Antar Madzhab; Falsafah Hukum Islam; Ruang Lingkup Ijtihad Para Ulama Dalam Membina Hukum Islam; Pengantar Ilmu Fiqih; Fiqih Islam Mempunyai Daya elastis, Lengkap, Bulat dan Tuntas. Selain buku-buku di atas, maka digunakan pula kepustakaan lainnya yang ada hubungannya dengan judul skripsi di atas baik langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian penulis menggunakan teknik liberary research yaitu suatu riset kepustakaan.xi
2.

Teknik pengumpulan data Menurut Sumadi Suryabrata, kwalitas data ditentukan oleh kwalitas alat pengambil data atau alat pengukurnya.xii Berpijak dari keterangan tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa Content Analysis, yaitu dengan meneliti sejumlah kepustakaan, kemudian memilah-milahnya berdasarkan otoritas atau kwalitas

keunggulan pengarangnya. Di samping itu digunakan pula hermeneutika. Secara terminologis hermeneutika diartikan sebagai penafsiran ungkapanungkapan dan anggapan dari orang lain, khususnya yang berbeda jauh dari rentang sejarah. Dewasa ini hermeneutika sering dipersempit menjadi penafsiran teks tertulis yang berasal dari lingkungan sosial dan historis yang berbeda dari lingkungan dunia pembaca. Dengan demikian hermeneutika mengarahkan agar teks yang sedang dipelajari mempunyai arti sekarang dan di sini, sehinga teks tersebut mengarah secara terbuka menuju yang sekarang dan di sini.xiii

9 3. Teknik pengolahan data Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikan.xiv Maka dalam konteksnya dengan judul skripsi di atas, terhadap data-data yang bersifat dokumenter atau liberary research diperiksa kembali atau diteliti satu persatu (editing), kemudian data-data tersebut diberi tanda atau kode (koding). Teknik tersebut di maksudkan untuk menghasilkan data yang cukup reliabel dan valid. 4. Teknik analisis data Dengan menggunakan Content Analysis, maka analisis selanjutnya menggunakan analisis data kwalitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. xv Sebagai pendekatannya, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah keadaan yang diselidiki dengan penelitian

menggambarkan/melukiskan

subyek/obyek

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. xvi Dengan demikian penulis akan menggambarkan, pendapat para ulama tentang hukum seorang suami menyetubuhi isterinya yang sedang haid. Untuk itu digunakan pula metode komparasi yaitu penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubungan-perhubungan sebab akibat, yakni yang meneliti faktor-

10 faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor yang lain. xvii Maka dalam hal ini penulis akan membandingkan pendapat para ulama disatu pihak, dan pendapat Prof. DR. TM. Hasbi Ash Shiddieqy tentang tidak diwajibkannya kifarat seorang suami yang menyetubuhi isterinya yang sedang haid di lain pihak.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dart lima bab yang masingmasing menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang berhubungan. Bab I : bab ini berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum

secara global namun integral komprehensif dengan memuat: latar belakang masalah; pokok permasalahan; tujuan penulisan; telaah pustaka; metode penu}isan; sistematika penulisan. Bab II : berisi tentang tinjauan tentang kifarat menyetubuhi isteri

haid yang meliputi; kifarat dalam hukum Islam; darah yang keluar dari rahim wanita yaitu haid, nifas, istihadhah; perbuatan yang dilarang karena haid nifas dan istihadah; pendapat para ulama tentang kifarat menyetubuhi isteri sedang haid. Bab III : bab ini berisi kifarat menyetubuhi isteri haid menurut Prof.

DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy ; yang meliputi biografi dart sketsa pemikiran Prof. DR. TM. Hasbi Ash Shiddieqy; pendapat Prof. DR. TM Hasbi Ash

11 Shiddieqy tentang tidak diwajibkanirya kifarat karena menyetubuhi isteri haid dan metode istimbath hitkum Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy . Bab IV: bab ini menganalisis dua hal: pendapat Prof. DR. TM.

Hasbi Ash Shiddieqy: pertama; analisis pendapat Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy tentang tidak diwajibkannya kifarat karena menyetubuhi isteri haid, kedua analisis metode istimbath hukum Prof. DR. TM Hasbi Ash Shiddieqy. Bab V : penutup. bab ini berisi penutup meliputi kesimpulan, saran dan

A. Rahmat Rosyadi, Islam Problema Sex Kehamilan Dan Melahirkan, Bandung: Angkasa, 1993, hlm. 62. ii Humaidi Tatapangarsa, Kuliah Aqidah Lengkap, Cet. 7, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990, hlm. 113. Mahfudli Sahli, Moral Agama Dalam Kehidupan Sexuil Suami Isteri, Semarang: Mujahidin, tt, hlm. 87.
iv iii

DEPAG RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993, A1-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1410 H/1990, hlm. 99.

hlm. 51.
v vi

Ibid, hlm. 98. Al Iman Ibnu Taimiyah al-Harrani, Al-Muntaqa I, Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi, 1954, hlm. 273. viii Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Ko lek si H a d its - H a d its H uk um I, Cet. 5 , Edisi kedua, Jakarta: PT. Magenta Bhakti Guna, 1994, hlm. 191.
vii

H. Didi Atmadilaga, Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung: CV. Pioner Jaya, 1997, hlm. 87. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 12, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hlm. 194. C.f. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Telaah Positivistik Rasionalistik, Phenomenologik Realisme Metaphisik, Cet. 4,
x

ix

12

Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992, hlm. 15. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet 4, Indonesia: Ghalia 1985, hlm. 51. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, Cet. 32, Yogyakarta: Andi, 2001, hlm.9. c.f. Winarno Surakhmad, Paper, Skripsi, Tesis, Disertasi, Cet. 4, Bandung: Tarsito 1981, hlm. 17., Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Cet. 5, Bandung: Alumni, 1986, hlm. 28. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. 11, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h1m.84. Musahadi HAM, Evolosi Konsep Sunnah Implikasinya Pada Perkembangan Hukum Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2000, hlm. 140-141.
xiv xv xiii xii xi

Kartini Kartono, Op. Cit, hlm. 76.

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Cet. 3, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 134. Hadari Nawawi; Metode Penelitian Bidang Sosial, Cet. 6, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, hlm. 63. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda Teknik, Edisi 7, Bandung: Tarsito, 1989. hlm. I43.
xvii xvi

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL KESIAPAN ANDA UNTUK SERTA

MEMBANTU

OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai