Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada zaman globalisasi simbol-simbol modernisme seperti yang ditampakkan oleh peradaban kota tumbuh sangat cepat, jauh melampaui kemajuan manusianya, sehingga kesenjangan antara individu yang hidup di suatu tempat dengan individu yang bertempat di sekelilingnya menjadi sangat lebar. Kesenjangan itu melahirkan problem kejiwaan, sehingga menimbulkan pertanyaan yang menggelitik tentang jati diri manusia. Gagasan modernisme sering dipahami sebagai sebuah gagasan pembaharuan yang dipertentangkan dengan gagasan tradisionalisme yang ditandai dengan dua hal yaitu pertama, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kedua, berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud dari perkembangan intelektual manusia.1 Secara ideal manusia modern merupakan manusia yang berpikir logis dan mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas hidupnya lebih rendah dibanding dengan kemajuan Iptek yang dicapainya. Akibat dari kesenjangan tersebut akan menimbulkan gangguan kejiwaan. Dari gejala di atas pada akhirnya akan menimbulkan multi krisis, di antaranya adalah krisis kepercayaan, ideologi, ekonomi dan politik yang mengakibatkan individu yang ada di dalamnya melakukan tindakan destruktif dan bertindak di luar aturan-aturan hukum ataupun norma yang ada di masyarakat. Selain itu, kesenjangan sosial yang ada di tengah masyarakat bisa menjadikan gejala krisis kejiwaan berupa resah, gelisah, takut, stres, depresi, dan cemas. Kondisi ini bisa berakibat pada gangguan fisik dan psikis yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat fatal yaitu terjadinya individu yang patologis dan berkembang menjadi sosiopatologis.

Ahmad Mubarok, Jiwa dalam Al Quran, Paramadina, Jakarta, 2000, hlm. 3.

Di tengah kehidupan modern remaja merupakan sosok yang mudah terpengaruh oleh kehidupan sosial, meskipun tidak jarang ia menjadi sorotan masyarakat sebagai agen perubahan sosial (agent of change). Fenomena ini seringkali dihadapi remaja dalam merespon perkembangan zaman, akan tetapi ia kurang punya kesiapan mental dan pikiran dalam menghadapi perkembangan zaman baik di bidang ilmu, politik, teknologi maupun budaya. Masa remaja seringkali dikatakan sebagai masa transisi, yang mana masa ini seorang anak berubah menjadi remaja dan masa ini dikatakan sebagai masa dari umur manusia yang banyak mengalami perubahan sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju masa dewasa.2 Remaja juga merupakan masa perubahan jasmani, rohani, pikiran, dan sosial. Dari hal tersebut masa remaja merupakan masa yang rawan akan terjadinya tuntutantuntutan ataupun keinginan yang tinggi sesuai dengan perkembangan zaman dan keadaan yang berkembang tanpa memperhitungkan eksistensi yang ada pada diri mereka masing-masing, mereka mengesampingkan resiko, dalam benak mereka hanyalah keinginan yang harus terpenuhi apapun itu jalannya, apabila keinginannya tidak tercapai maka akan menjadikan stres yang berakibat pada perilaku yang patologis. Hal ini terbukti dengan meningkatnya perilaku kriminal dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja akhirakhir ini. Menurut Dr. Djamaluddin Ancok salah satu sumber stres adalah kondisi lingkungan kerja,3 yakni banyaknya permasalahan yang harus diselesaikan baik masalah pribadi, kelompok, keluarga, kantor, sekolah maupun masalah lingkungan sekitarnya. Sedangkan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari menyatakan stres adalah setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi atau faal organ tubuh.4 Adapun sumber stres menurutnya dapat dilatarbelakangi
2 3

Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm. 35. Djamaluddin Ancok, Nuansa Psikologi Pembangunan, Insan Kamil, Yogyakarta, 1995, hlm. 44. 4 Dadang Hawari, Al Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1998, Cet. VIII, hlm. 44.

karena problem orang tua, hubungan interpersonal, lingkungan hidup, keuangan dan keluarga yang bermuara pada individu tersebut. Bentuk stres ini menurut para psikolog dapat berakibat pada hal-hal yang negatif seperti bunuh diri, perkosaan, perampokan, tawuran dan pemakaian obat-obatan terlarang (Naza). Fenomena sosial tersebut menunjukkan bahwa kondisi masyarakat modern dewasa ini jauh dari mental yang sehat. Untuk sampai kepada mental yang sehat, maka Islam menawarkan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada agama. Salah satu fungsi bimbingan dan konseling yang ditawarkan Islam adalah membantu manusia agar ia mampu menggunakan potensi ikhtiarnya untuk memiliki dan menciptakan lingkungan yang positif sebagai salah satu upaya preventif, kuratif dan developmental dari hal-hal yang mengotori jiwa manusia dalam membangun kehidupannya yang bahagia di dunia dan akhirat secara Islami.5 Bimbingan dan konseling Islam tidaklah hanya mengarahkan kepada hal-hal yang religius saja, namun juga bertujuan mewujudkan manusia yang sesuai dengan perkembangan unsur dirinya sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk yang berbudaya.6 Tegasnya tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Al-Quran dan AsSunnah digunakan sebagai landasan konseptual bimbingan dan konseling Islam. Sedangkan landasan operasionalnya membutuhkan bantuan ilmu-ilmu yang dikembangkan di luar Islam, yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Ilmu-ilmu yang membantu dan dijadikan landasan operasional bimbingan dan konseling Islam antara lain adalah ilmu jiwa (psychology), ilmu hukum Islam (syariah), sosiologi, antropologi, filsafat, pendidikan dan ekonomi.7 Problem yang begitu pelik di era sekarang ini merupakan suatu hal yang harus segera ditangani karena dapat menimbulkan sosiopatologis,

Thohari Musnamar dkk, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta, UII Press, 1992, hlm. 4. 6 Ibid, hlm. 33. 7 Ibid, hlm. 6.

sehingga wajar banyak orang seperti para psikolog dan ahli jiwa maupun spiritual antusias untuk menangani dengan memberikan tawaran-tawaran ataupun solusi dalam menangani masalah tersebut. Para tokoh yang tertarik dalam hal ini di antaranya adalah Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, keduanya merupakan psikiater yang sudah lama terjun di masalah kejiwaan. Berdasarkan latar belakang di atas itulah, maka penulis tertarik untuk mengkaji konsep, terapi serta teori-teori yang pernah dilakukan kedua tokoh di atas dalam menangani masalah stres pada remaja dari tinjauan bimbingan konseling Islam secara komparatif karena keduanya mempunyai konsep penanggulangan stres. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan diri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Bagaimanakah perbedaan dan persamaan pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari tentang stres pada remaja dalam perspektif Bimbingan dan Konseling Islam? 2. Bagaimanakah titik temu pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari dengan konsep Bimbingan Konseling Islam? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan serta titik temu pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari dalam menanggulangi stres remaja dengan tinjauan Bimbingan dan Konseling Islam. 2. Mengembangkan Bimbingan dan Konseling Islam sebagai wahana dakwah terutama pada remaja yang mengalami gangguan mental dan emosional.

D. Metode Penelitian 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder.8 Sumber primer adalah sumber yang diperoleh langsung dari sumber utama, dalam hal ini adalah Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari dalam buku-buku yang mereka susun. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari buku-buku bacaan dan literatur-literatur lain yang membahas tentang stres, serta buku-buku yang ada hubungannya dengan judul skripsi yang membahas kedua tokoh itu. 2. Metode Pengumpulan Data Oleh karena penelitian ini merupakan studi pustaka, maka pengumpulan data akan dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumbersumber tertulis.9 Library research menurut Sutrisno Hadi, adalah suatu riset kepustakaan atau penelitian murni.10 Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen atau sumber tertulis seperti buku, majalah, artikel, dan lain-lain. Disamping itu juga dilakukan tanya jawab lewat surat sebagaimana terlampir. 3. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data-data yang telah terkumpul, maka penulis akan menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Kualitatif dengan pendekatan rasionalistik, yaitu pendekatan yang menekankan kepada empiri sensual, empiri logik dan empiri etik.11 Empiri sensual berfungsi mengamati kebenaran berdasarkan inderawi manusia, sedangkan empiri logik berfungsi mengamati kebenaran

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, STIA-LAN Press, Jakarta, 1999, hlm.

86-87. Ibid, hlm. 65. Sutrisno Hadi, Metedologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta, 1981, hlm. 9. 11 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1996, Edisi. III, hlm. 56.
10 9

berdasarkan ketajaman fikir manusia dalam memberi makna, dan empiri etik berfungsi mengamati kebenaran berdasarkan akal budi manusia dalam memberikan makna. Oleh karena itu, dalam menganalisis data akan menggunakan metode deskripsi, ekstrapolasi dan pemaknaan. Deskripsi digunakan untuk menjelaskan suatu fakta atau pemikiran sehingga dapat diterima secara rasional.12 Dalam hal ini pemikiran kedua tokoh dalam penelitian ini yang direkonstruksikan dan dipaparkan kembali dengan apa adanya. Sementara metode ekstrapolasi diperlukan untuk menangkap indikator-indikator ataupun tanda-tanda di balik fakta yang tersurat.13 Sedangkan metode pemaknaan digunakan untuk memberikan makna baru terhadap pemikiran kedua tokoh tersebut.14 b. Analisis interpretasi, digunakan untuk menyelami isi buku baik secara eksplisit maupun implisit untuk dapat mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Menurut Dr. Anton Bakker, metode interpretasi yaitu menyelami isi buku untuk setepat mungkin mampu mengungkap arti dan makna uraian yang disajikan.15 c. Metode Komparatif, berkenaan atau berdasarkan perbandingan.16 Komparatif yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh suatu kesimpulan dengan penelitian faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan dibandingkan dengan faktor lain.17 Dengan demikian metode komparatif yaitu metode yang menggunakan sistem perbandingan antara fakta satu dengan fakta yang lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang lebih sempurna atau yang mendekati kebenaran.

Prasetya Irawan, Op.Cit, hlm. 60. Noeng Muhadjir, Op.Cit, hlm. 138. 14 Ibid. 15 Anton Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1989, hlm. 69. 16 Tim Penyusun Kamus PPP Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hlm. 453. 17 Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm, 75.
13

12

E. Telaah pustaka Berdasarkan judul skripsi di atas, ada beberapa kajian yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini, oleh karena itu maka di bawah ini akan disampaikan beberapa kajian yang pernah ditulis oleh peneliti lain sebagai berikut. Konsep Bimbingan Penyuluhan Agama Dalam upaya Menanggulangi Stres yang dialami Orang tua Menurut pandangan Dr. Djamaluddin Ancok. Yang dilakukan oleh Eny Yusrini pada tahun 1998.18 Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa faktor penyebab stres orang tua adalah kondisi lingkungan kerja, kesenjangan sosial, urbanisasi di daerah perkotaan, suasana rumah yang tidak mengenakkan, perasaan cemas dan tegang serta faktor lain seperti faktor psikologis, sosiologis, dan faktor lingkungan. Sedangkan bimbingan penyuluhan agama berupaya menanggulangi dengan cara memperbanyak olah raga, rekreasi, dan mendekatkan diri pada Allah dengan jalan spiritual, serta pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, istirahat, kasih sayang, rasa aman, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri, sedangkan penelitian ini membahas Stres pada Remaja serta komparasi pemikiran dengan Dadang Hawari. Untuk selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Studi Analisis terhadap Pemikiran Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari Tentang Penanggulangan Stres pada Remaja dengan Pendekatan Keagamaan, Yang dilakukan oleh Lily Hidayati pada tahun 2000.19 Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa stres sebagai tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan yang bersifat non spesifik. Sedangkan faktor yang menyebabkan stres ada dua yaitu: pertama, faktor intern yang terdapat dalam diri remaja itu sendiri seperti ketidakmampuan untuk beradaptasi, cacat tubuh dan temperamen. Kedua, faktor luar (ekstern) yang menyebabkan remaja itu stres seperti lingkungan
Eny Yusrini, Konsep Bimbingan Penyuluhan Agama Dalam upaya Menanggulangi Stres yang dialami Orang tua Menurut Pandangan Dr. Djamaluddin Ancok, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 1998. 19 Lily Hidayati, Studi Analisis terhadap Pemikiran Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari Tentang Penanggulangan Stres pada Remaja dengan Pendekatan Keagamaan, Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000.
18

keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Adapun gejala-gejalanya adalah sering melakukan tindak kekerasan, penyimpangan seks, penggunaan obatobatan terlarang yang berakibat pada gangguan fisik lainnya seperti mual, oyong dan badan sering merasa letih. Sedangkan dalam penanggulangannya melibatkan beberapa komponen yang diharapkan mampu memainkan perannya dalam usaha menanggulangi stres. Diantaranya yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun dalam penelitian yang kami tulis ini mempunyai spesifikasi pemikiran yaitu pengkomparasian pemikiran dengan Djamaluddin Ancok, serta mempunyai telaah kritis yang berbeda dengan penelitiannya, sehingga penelitian ini mempunyai spesifikasi pemikiran tersendiri. Selain kedua penelitian di atas adalah penelitian yang dilakukan oleh Maslakhah pada tahun 2000.20 Dengan judul penelitian Prinsip-prinsip Bimbingan Penyuluhan Agama terhadap Kenakalan Remaja (Pada Kasus Penyalahgunaan Narkotik dan Obat-obatan Terlarang) Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari). Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kenakalan remaja merupakan suatu kepribadian anti sosial atau gangguan tingkah laku. Adapun faktor penyebabnya adalah faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga upaya penanggulangannya dilakukan secara komprehensif meliputi bidang preventif, kuratif, terapi atau represif yang melibatkan beberapa pihak yaitu orang tua, guru, aparat kamtibmas dan masyarakat. Sedangkan prinsip Islam menurutnya dalam memerangi Penyalahgunaan NAZA adalah dengan berpegang teguh pada agama Allah yaitu Islam. Untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dan untuk menemukan pemaknaan baru maka dipandang penting untuk dilakukan penelitian tentang Konsep Bimbingan Konseling Islam dalam Upaya Penanggulangan Stres Remaja (Studi Komparatif Pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dengan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari).
Eny Yusrini, Prinsip-prinsip Bimbingan Penyuluhan Agama terhadap Kenakalan Remaja (Pada Kasus Penyalahgunaan Narkotik dan Obat-obatan Terlarang) Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari), Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 1998.
20

F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab yaitu : Bab Pertama : Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian yang mencakup sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data, Telaah pustaka dan sistematika penulisan skripsi Bab Kedua : Landasan teori Bimbingan dan Konseling Islam yang mencakup pengertian, dasar-dasar, fungsi dan tujuan serta metode Bimbingan dan Konseling Islam, serta stres pada remaja yang meliputi pengertian, karakterisitik remaja, faktor-faktor penyebab stres pada remaja dan gejala-gejala stres pada remaja. Bab Ketiga : Pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari tentang stres pada remaja yang mencakup: Biografi, Pemikiran mereka tentang Stres pada remaja yang di dalamnya meliputi pengertian, sebab-sebab, gejala-gejala, dampak negatif dari stres remaja dan penanggulangan stres pada remaja. Bab Keempat : Analisis terhadap pemikiran Dr. Djamaluddin Ancok dan Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari yang mencakup perbedaan dan persamaan pemikirannya dan titik temu pemikirannya dengan konsep Bimbingan dan Konseling Islam. Bab Kelima : Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan, saran-saran dari hasil yang penulis teliti dan kata penutup.

10

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai