Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan usaha dari manusai dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan

menanamkan nilai-niali serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan sifat, hakekat dan ciriciri kemanusiaannya.1 Pendidikan sebagai usaha untuk membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing harus diselenggarakan dalam satu kesatuan cara berbuat yang diorganisir. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara yang bersifat informal, formal maupun nonformal. Ayah sebagai pendidik yang pertama dan utama secara langsung maupun tidak langsung aktifitas ayah sebagai Agen of Change akan ditransfer perilakunya (prilaku yang baik mapun yang kurang baik). Maka dari itu ayah semaksimal mungkin harus menyadari bahwa mereka adalah figur sentral bagi anak untuk menghadapi masa yang akan datang . Lembaga pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama tempat seorang anak menerima pendidikan dan bimbingan dari ayah atau keluarga yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasardasar kepribadian anak pada usia yang masih sangat muda, karena anak pada usia inilah anak akan lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan yang diperolehnya.2 Dalam pandangan Islam anak adalah amanat yang dibebankan Allah SWT kepada ayahnya. Oleh sebab itu ayah harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanat itu kepada yang berhak menerima. Karena manusia adalah milik Allah SWT maka ayah harus mengantarkan anaknya untuk

1 2

Dra. H. Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hal. 11. Ibid., hal. 177.

2 mengenal dan menghadapkan diri kepada-Nya.3 Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Quran surat at-Tahrim ayat 6 sebagi berikut :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (At-Tahrim : 6)4 Sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab ayah terhadap anak, mendidik anak merupakan hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali perkawinan antara suami-istri dalam keluarga. Disinilah letak tanggungjawab ayah untuk mendidik anak-anaknya, mengingat anak adalah amanat Allah SWT yang diberikan kepada ayah dan kelak akan dimintai

pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya. Ayah sebagai pendidik anak yang pertama dan utama memgang peranan penting di dalam pembentukan kepribadian anak, termasuk di dalamnya pendidikan kedisiplinan dalam belajar. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam tersebut kemungkinan besar

kehidupan karena tanpa adanya kedisiplinan

tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat terwujud atau mungkin dapat terwujud namun tidak maksimal. Begitu pula dalam belajar, dimana jika tidak dengan sikap disiplin maka pencapaian tujuan belajar tidak akan maksimal. Dari kenyataan yang ada penulis melihat adanya latar belakang pendidikan ayah yang bervariasi pada siswa MTs Maarif Sadang I Kabupaten Kebumen. Dimana ada siswa yang pendidikan ayahnya hanya lulusan pendidikan dasar ada yang menengah bahkan ada pula yang lulusan perguruan tinggi. Penulis juga melihat adanya tingkat kedisiplinan yang bervariasi pada siswa MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen dalam belajar. Ada yang

Drs. H.M. Chabib Thoha, M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam., Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hal. 103. 4 Prof. R.H.A. Soenarjo, SH., Al Quran dan Terjemahannya, Depag RI, 1982, hal. 951, Depag RI, 1982, hal. 951.

tingkat kedisiplinannya sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan adapula yang tingkat kedisiplinan belajarnya sangat rendah. Berdasarkan beberap ahal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen dengan judul KORELASI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MTS MA'ARIF SADANG I KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2001-2002

A. Penegasan Istilah Agar dalam penulisan skripsi ini tisak terjadi salah tafsir dan mengarah kepada kesalahpahaman pengertian, maka perlu penulsi jelaskan sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan ayah Adapun yang penulis maksud dengan latar belakang pendidikan ayah adalah jenjang pendidikan yang pernah di tempuh oleh ayah . Dalam hal ini penulis menyamakan antara latar belakang pendidikan umum, agama dan pendidikan lain yang sederajat. Sedangkan latar belakang pendidikan ayah yang digunakan sebagai indikator dalam pemelitian ini adalah pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ayah anak didik tanpa melihat jenjang pendidikan sebelumnya. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan ayah, maka penulis mengacu pada Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV tentang Satuan, Jalur dan Jenis Pendidikan, pasal 10 ayat 1-5 sebagai berikut : 1) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. 2) Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenbjang dan berkesinambungan. 3) Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.

4) Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan. 5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pad aayat (3) yang tidak menyangkut ketentuan sebagaimana maksud pad aayat (4) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.5 Juga mengacu pada undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional bab V tentang jenjang pendidikan pasal 12 ayat 1 3 sebagi berikut : 1. Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2. Selain jenjang pendidikan sebagaimana termaksud pad ayat (1) dapat diselenggarakan pendidikan pra-sekaloh 3. Syarat-syarat dan tata cara serta bentuk, satuan, lama pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dan peraturan pemerintah.6 Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka jenjang pendidikan sekolah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Pendidikan dasar terdiri dari lulusan SD atau MI , SLTP atau MTs dan yang sederajat. 2. Pendidikan menengah terdiri dari lulusan SMU atau MA atau yang sederajat 3. Pendidikan tinggi terdiri dari lulusan universitas, institut, sekolah tinggi atau yang ssederajat 2. Kedisiplinan belajar Menurut James Drever, kedisiplinan semula sinonim dengan

education (pendidikan ) dalam pemakaian modern pengertiannya adalah kontrol terhadap pengakuan baik oleh suatu kekuasaan luar maupun individu sendiri.7 Sedangkan menurut Prof. Dr. Soegardo Poerbakawaja kata disiplin sekolah mempunyai suatu pengertian suatu tingkat tata tertib

UU RI No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hal. 5-6. 6 Ibid., hal. 7. 7 James Drever, Kamus Psikologi, Terj. Nancy Simanjuntak, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1986, hal. 110.

tertentu untuk mencapai kondisi yang lebih baik guna memenuhi fungsi pendidikan.8 Dalam kamus umum Bahasa Indonesia disiplin diartikan sebagai latihan baik dan watak dengan maksud supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib.9 Dalam konteks penelitian ini yang penulis maksud dengan kedisiplinan adalah ketaatan dan kepatuhan siswa terhadap tata tertib belajar dan tata tertib sekolah. Adapun kedisiplinan ini dicirikan dengan : a. Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.10

b. Berpakaian seragam sesuai ketentuan sekolah c. Melaksanakan tugas yang diberikan guru Memiliki rencana belajar yang teratur.11

d. Mengikuti pelajaran tanpa bolos e.

B. Permasalahan Sesuai dengan judul penelitian diatas maka permasalahan yang menjadi pokok kajian penulis dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah variasi latar belakang pendidikan ayah siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen ? 2. Bagaimanakah variasi tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen ? 3. Apakah terdapat korelasi latar belakang pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar Kebumen? siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten

Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja dan H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung , Jakarta, 1976, hal. 81. 9 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 735. 10 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Penerbit dan Percetakan Liberty, Yogyakarta, 1993, hal. 114. 11 Drs. Agus Sujanto, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, Aksara Baru, Surabaya, 1990, hal. 72.

C. Tujauan Penelitian Setiap kegiatan harus memiliki tujuan yang jelas hal ini agar terdapat arah dalam melakukan kegiatan tersebut sekaligus untuk mengukur tingkat capaian dari kegiatan yang dilakuakan. Demikian halnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Dalam peneliytian ini ada 3 hal yang menjadi tujuan penelitian ini, tujuan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui variasi latar belakang pendidikan ayah siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen 2. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen 3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara latar belakang pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan riset. Oleh karena itu hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah12 sehingga kedudukan hipotesis akan benar jika fakta dan data membuktikannnya .Demikaian pula hipotesis akan ditolak jika fakta dan datanya salah.13 Dengan demikian hipotesis mempunyai peranan untuk memberikan tujuan yang jelas dan tegas bagi peneliti, membantu menentukan aarah yang akan ditempuh oleh peneliti dn menghindari suatu penelitian yang tidak terarah. Berangkat dari asumsi tersebut, maka jawaban sementara dari penulisan skripsi ini adalah terdapat korelasi positif antara latar belakang pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen.Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan ayah maka semakin tinggi pula kedisiplinan anak dalam belajar.

12

Dr. Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1990,

hal. 78. Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, hal. 63.
13

E. Metode Penelitian 1. Variabel dan Indikator Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.14 Dalam penulisan skripsi ini variabel bebasnya adalah latar belakang pendidikan ayah yang indikator-indikatornya dalah sebagai berikut: a. Ayah yang berlatar belakang pendidikan dasar yaitu bagi mereka yang lulusan SD / MI, SLTP / MTs atau yang sederajat b. Ayah yang berlatar belakang pendidikan menengah yaitu bagi mereka yang lulusan SMU / MA atau yang sederajat c. Ayah yang berlatar belakang pendidikan tinggi yaitu bagi mereka yang lulusan Universitas, Institut, Sekolah Tinggi atau yang sederajat Sedangkan variabel terikatnya adalah kedisiplinan belajar siswa di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen dengan indikator-indikator sebagi berikut : a. Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai b. Berpakaian seragam sesuai ketentuan sekolah c. Melaksanakan tuga yang diberikan guru d. Mengikuti peljaran tanpa bolos e. Memiliki rencana belajar yang teratur 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah suatu kumpulan obyek penelitian yang hanya mempelajari dan mengamati bagian dari kumpulan itu.15 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2001/2002 yang berjumlah 238 siswa Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik stratifield sampling,
14 15

yaitu tekhnik yang digunakan bila poolasi tadi terdiri dari

Ibid., hal. 37. Drs. Wahyu MS, dkk., Petunjuk Praktis Membuat Skipsi, Usaha Nasional Surabaya, 1987, hal. 44.

kelompok-kelompok yang mempunyai susunan bertingkat misalnya pada suatu sekolah terdapat beberapa tingkatan kelas.16 Prof. Dr. Suahrsimi Arikunto dalam buku Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, memeberikan petunjuk sebagi berikut :Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari seratus, maka dapat diambil antara 10 % sampai 15 % atau 20 % sampai 25 % atau lebih 17 Berdasarkan pernayataan diatas maka penulis mengambil sampel 50 siswa dari 238 siswa atau 21 % dari keseluruhan siswa MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen yang ada. 3. Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka perlu adanya metode pengumpulan data yang digunakan. Dalam hal ini metode yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pola penmgamatan dan pencatatan.18 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data secara umum atau gambaran MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya.

b. Metode Angket Metode angket adalah penyelidikan mengenai suatu maslah yang menyangkut kepentingan umum dengan pola mengedarkan

Drs. Cholid Narbuka, Metodologi Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1987, hal. 149. 17 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal. 120. 18 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, Op. Cit., hal. 136.

16

formulir (daftar pernyataan) yang diajukan kepada sejumlah subyek penelitian untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya.19 Adapun metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang kedisiplinan Kabupaten Kebumen . c. Metode Dokumentasi Dukumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barangbarang tertulis. Jadi metode dokumentasi ialah metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data berupa dokumen atau data tertulis.20 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan ayah siswa dan data-data lain yang bersifat dokumenter, misalnya jumlah siswa, tenaga pengajar, dan sebagainya. d. Metode Analisis data Dalam pengolahan data yang bersifat ststistik penulis menggunakan tiga tahapan , yakni : a) Analisis pendahuluan Analisis ini penulis lakukan untuk menjawab permasalahan tentang variasi latar belakang pendidikan ayah di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen dan tingkat kedisiplinan dalam belajar di MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen b) Analisis Uji Hipotesis Analisis Uji Hipotesis adalah menghitung lebih lanjut pada distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan menguji hipotesis
21

belajar siswa di MTs Ma'arif Sadang I

siswa

dalam hal ini penulis menggunakan rumus koefisien kontingensi (contingency coefficient) yang ringkasan rumusnya adalah sebagai berikut :22

KK
19 20

X2 X2 N

Dr. Kartini Kartono, Op. Cit., hal. 217. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 131.7 21 Drs. Cholid Narbuka, Pedoman Praktis Membuat Proposal, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1989, hal. 55. 22 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 279.

10

Keterangan : KK X2 N = Koofisien Kontingensi. = Chi Kuadrat = Jumlah Responden Untuk menghitung KK terlebihdahulu dihitung Chi-kuadrat (Chi Square) 23 ( f0 fh) 2 Dimana X2 = Fh Dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka dapat diketahui hasilnya (KK). Setelah diketahui harga KK maka dapatdialjukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai KK yang diperoleh dengan nilai r pada tabel sehingga ada dua kemungkian yaitu : a. Apabila harga KK yang diperoleh itu lebih besar dari harga r pada tabel baik itu untuk taraf signifikasi 1 % maupun 5 % maka berarti signifikan dan hipotesis dapat diterima. b. Apabila harga KK yang diperoleh itu lebih kecil dari harga r pada tabel baik itu untuk taraf signifikasi 1 % maupun 5 % maka berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak atau tidak diterima

c). Analisis lanjut Analisis lanjut adalah pengolahan lebih lanjut dari hasilhasil analisis uji hipotesis 24

23 24

Ibid., hal. 276. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, Andi Offset, Yogyakarta, 1983, hal. 220.

11

Dalam hal ini penulis menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis. Jika harga KK lebih besar atau sama dengan harga r pada tabel, baik itu untuk taraf signifikasi 1 % maupun 5 % maka berarti signifikan dan hipotesis dapat diterima. Artinya adanya hubungan yang kuat atau menyakinkan antara tingkat pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar siswa. Jika harga KK yang diperoleh itu lebih kecil dari harga r pada tabel baik itu untuk taraf signifikasi 1 % maupun 5 % maka berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak atau tidak diterima artinya tidak ada hungan yang menyakinkan antara tingkat pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar siswa. Dengan kata lain terdapat independensi antara tingkat pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajar siswa atau tingkat pendidikan ayah tidak berpengaruh apa-apa terhadap kedisiplinan siswa. belajar

G. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Bagian muka meliputi halaman judul, nota pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, persembahan , kata pengantar dan daftar isi 2. Bagain inti meliputi : Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sitematika penulisan skripsi Bab II : Latar belakang pendidikan ayah dan kedisiplinan belajar siswa Bab ini mengandung beberapa sub bab yakni : a. Latar belakang pendidikan ayah. didalamnya memuat pengertian pendidikan. pendidikan, jenis pendidikan, jenjang

12

b. Kedisiplinan belajar siswa. Di dalamnya memuat pengertian kedisiplinan, teori tentang belajar, faktorfaktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa, ciri-ciri kedisiplinan. c. Latar belakang pendidikan ayah dan kedisiplinan belajar siwa Bab III : Laporan hasil penelitian a. b. keadaan umum lembaga sekolah latar belakang pendidikan ayah siswa MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen c. kedisiplinan belajar siswa MTs Ma'arif Sadang I Kabupaten Kebumen Bab IV : Analisis data tentang korelasi latar belakang pendidikan ayah dengan kedisiplinan belajr siswa MTs Ma'arif Sadang I

Kabupaten Kebumen tahun 2001-2002 a. Analisis pendahuluan b. Analisis Uji hipotesis c. Analisis lanjut Bab V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup 3. Bagian akhir meliputi :daftar kepustakaan, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065

13

KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai