Anda di halaman 1dari 6

Fadhil sibuk menendang-nendang bolanya ke tembok samping rumah.

Ibunya yang sedang memasak di dapur terganggu dan menghampirinya di halaman samping rumah. Fadhil...lama-lama tembok rumah kita roboh kalau kamu terusterusan menendangnya. Mainlah bersamateman-temanmudi lapangan. Kata Ibu. Fadhil nggak punya teman disini. Teman-teman Fadhil kan nggak ikut pindah bu... jawab Fadhil dengan bersungut. Ya, Fadhil dan keluargnya memang baru satu minggu pindah rumah. Ayah Fadhil seorang dokter yang dipindahtugaskan ke kota lain. Kota baru Fadhil adalah kota kecil. Kota ini masih membutuhkan banyak tenaga medis. Sehingga, ayah Fadhil tak mampu menolaknya. Kenapa sih ayah mau dipindah ke kota ini. Kotanya kecil, lapangan futsal aja nggak ada. Fadhil masih cemberut. Di Bandung kan udah enak. Rumah gedhe, jalanan gedhe, banyak mall. Di sini adanya cuma pasar Tambahnya sambil terus menendangkan bola ke tembok rumah. Ibunya tersenyum dan menghampiri Fadhil. Fadhil sayang...dalam bekerja kita tidak hanya mencari uang. Kita juga bersosial dan beribadah. Kita harus menolong orang-orang sini. Kalau tidak ada orang yang mau pindah ke sini, kapan kota ini akan maju? jelas Ibu Fadhil. Di sekolah baru, Fadhil sudah berkenalan kan? Ajaklah mereka main ke rumah. Ibu lihat di ujung jalan ada lapangan,dan banyak yang main sepak bola, mainlah bersama mereka. Tambah Ibu. Fadhil tetap saja tak beranjak. Ibu pun meninggalkannya dan meneruskan memasak. Kalau cemberut gitu terus, nanti nggak ganteng lagi lho! Hati-hati kena anggrek ibu yaaaah! Teriak ibu dari dapur. Fadhil tetap diam. Tak lama kemudian ayah pulang. Assalamualaikuuuumm....Ayah pulaaaang... teriak ayah. Wah...jagoan ayah lagi main bola rupanya. Tunggu ayah ganti baju, kita main sama-sama yah.... Ayah langsung menuju ke dapur. Fadhil masih ngambek bu? tanya Ayah.

Iya tuh, masih anak-anak yah, nanti kalo udah punya banyak temen juga lupa sama temen lamanya. Ibu mengambil tas dan jas dokter Ayah. Masak apa buat makan malam bu? Hmmm...baunya... Sayur bening, lauk tempe dan telor bacem, sambel. Jawab Ibu sambil terus memotong tempe. Kayaknya enak nieh kalo ada es kelapa muda. Ayah akan ajak Fadhil naik pohon kelapa. Kata ayah sembari menuju kamar untuk ganti baju. Fadhil...ikut ayah yuk! Kemana Yah, bawa golok segala? Fadhil mulai tertarik pada ayahnya. Ambil kelapa muda...tuh di pohon yang itu. Tunjuk Ayah. Emang Ayah bisa naik pohon kelapa? Jangan salah....tempat kakek buyutmu dulu banyak pohon kelapanya...Ayah sering naik untuk ambil kelapa. Jelas Ayah. Ajari Fadhil yah....ajari... pinta Fadhil. Siiippp...! Fadhil sudah mulai lupa rasa kesalnya dan mengikuti ayah ke pekarangan belakang rumah. Rumah yang kini di tempati keluarga Fadhil mempunyai pekarangan yang cukup luas. Ada bebrapa pohon kelapa dan pisang di dalamnya. Ibu juga menanam beberapa tanaman sayur di samping rumah. Dan tetap, menanam bunga anggrek kesayangan ibu. Tanaman anggrek ibu ikut diboyong dari Bandung. Dan di gantung di halaman samping rumah. Tempat Fadhil bermain bola tadi. Hari ini adalah hari minggu, Fadhil tidak berangkat ke sekolah. Ayah ada posyandu di kecamatan sebelah, jadi tidak ada di rumah. Ibu sedang bersiapsiap pergi. Fadhil sudah ada di depan komputernya. Main game PES. Tangannya sudah sibuk dengan mouse dan matanya tertuju pada layar komputer. Fadhil...mau ikut? Ibu mau pergi ke kota, setelah itu mampir ke rumah tante Widia.Kata Ibu.

Nggak bu, Fadhil tunggu rumah saja. Kata Fadhil tak berkedipdari layar komputer. Bener nieh? Ibu pulang sore lho... Bener..Fadhil berani koq.Lagian Ayah kan nggak sampe sore. Oke deeeh...ingat makan siang ya nak, Ibu menghampiri Fadhil di kamarnya. Fadhil mem-pause gamenya dan menghampiri ibunya lalu mencium tangan ibu. Salam buat tante Wid dan dek Nazhwa ya Bu Ok sayaaang... Kata Ibu sembari mencium kening Fadhil. Merka berjalan menuju pintu depan. Ibu berangkat dulu yaaah...Assalamualaikuuumm Waalaikumsalam...wr.wb Hati-hati Ibu... Jawab Fadhil. Fadhil meneruskan main game di kamarnya. Baru satu jam ia sudah merasa bosan. koq sepi yaaah? Ibu pasti masih lama...gumamnya pada diri sendiri. Ayah kapan pulang yaaah? Setelah makan siang dan sholat dzuhur, Fadhil mengganti permainannya. Namun setelah menang beberapa kali ia pun bosan. Fadhil melihat bola dan sepatu bola di pojok kamar. Ia bergegas mengambilnya. Fadhil bermain bola sendirian di samping rumah. Menggiring, memainkan bola, mendeteksi, menendang, dan menyundulnya. Ia mulai asyik dengan bolanya. Saking asyiknya, ia menyundul bola dengan keras

dan....prannnggg! bola itu mengenai salah satu pot anggrek kesayangan Ibu. Fadhil kaget bukan main. Terngiang pesan ibu kemarin untuk berhati-hati saat bermain bola. Fadhil langsung membereskan pecahan pot yang berserakan dan masuk rumah. Fadhil takut di marah Ibu. Ia mencoba menenangkan diri namun tak bisa. Ia berdiam di kamarnya. Mondar-mandir tak tahu harus berbuat apa. Ia pun tak sadar bahwa Ayahnya sudah pulang. Ayah membuka pintu kamar Fadhil dan melihat Fadhil sedang gelisah. Fadhil terkejut melihat ayah. Jagoan Ayah ini sedang apa lho...? Sampai-sampai tak menjawab salam Ayah. Tanya Ayah mendekati Fadhil. Fadhil diam. Fadhil?

Tidak ada apa-apa Ayah,Fadhil hanya sedang berpikir, kira-kira boleh ngga yah kalo Fadhil mengajak teman-teman ke rumah besok? bohong Fadhil. Tentu saja boleeehh...Ibu juga pasti senang Fadhil sudah punya banyak teman Jawab ayah. Fadhil sudah makan dan sholat? Fadhil mengangguk. Oh ya...ayah beli es siwalan...Fadhil belum pernah makan kan? Enak lho, ayah tunggu di teras samping yah Tambah Ayah. Iya Ayah.. Fadhil tak bisa menikmati segarnya buah siwalan yang di bawa Ayah. Ia masih memikirkan bunga anggrek Ibu. Ia minum sambil melamun. Ayah memperhatikan raut muka Fadhil. Maafkan Ayah ya Nak,Fadhil pasti belum terbiasa dengan keaadan di sini. Nanti setelah satu tahun, Ayah akan mengajukan untuk kita kembali ke Bandung. Fadhil kaget mendengarnya. Fadhil senang kok Yah tinggal disini, udaranya seger,nggak berisik kendaraan lagi. Nanti juga Fadhil punya banyak teman kaya di Bandung. Jawab Fadhil sambil tersenyum. Tak lama kemudian terdengar adzan Ashar dari kejauhan. Rumah Fadhil jauh dari masjid. Karena masjid hanya ada di kelurahan. Ayuk Sholat dulu... Ajak Ayah. Setelah selesai sholat, Fadhil mencium tangan Ayahnya. Ayah, ada sesuatu yang ingin Fadhil katakan. Iya..katakanlah nak Fadhil menceritakan peristiwa pecahnya pot bunga anggrek

kesayangan Ibu dengan hati-hati. Ia khawatir di marahi Ayah. Ia tak berani menatap ayahnya sampai ia selesai bercerita. Ia terus saja menunduk. Ayah mendekat Fadhil dan menganggkat kepala Fadhil. Ayah bangga punya anak Jujur. Nanti katakanlah pada Ibumu. Ibu pasti akan mengerti Ayah ngga marah? tanya Fadhil masih takut. Untukapa Ayah marah pada anak jujur? Terima kasih Ayah. Fadhil memeluk Ayahnya. Ibu marah ngga Yah?

Insya Allah Ibu tidak akan marah, nanti Ayah bantu yah... Menjelang maghrib Ibu pulang. Setelah membersihkan diri dan sholat berjamaah, mereka makan malam bersama. Sebelum makan malam, ada yang mau Fadhil sampaikan ke Ibu nieh bu. Buka Ayah. Wah...apa itu? Tanya Ibu sembari menyendokkan nasi ke piring Ayah. Ibu, Fadhil mau minta maaf. Untuk? Tanya Ibu menatap Fadhil. Tadi siang fadhil main sepak bola di halaman samping rumah. Fadhil tidak sengaja memecahkan salah satu pot bunga anggrek kesayangan Ibu. Fadhil menceritakan peristiwa tadi siang sambil menunduk. Ia takut ibu akan marah. Wah...Ibu bangga dengan Fadhil! Fadhil langsung menegakkan kepalanya kaget. Ibu tidak marah? Marah pada anak yang jujur? Tentu tidak! Fadhil sudah jujur dan mau mempertanggungjawabkan perbuatan Fadhil, mengapa Ibu harus marah? Iya kan Bu... Sambung Ayah. Off course! Jawab Ibu sambil mengangguk. Mata fadhil langsung berbinar. Terima Kasih Ayah,Ibu. Kata Fadhil tersenyum senang. Dan,karena Fadhil telah jujur, Ibu punya hadiah untuk Fadhil. Kata ibu sambil beranjak dari tempat duduk. Waaw! Hadiah? Apa itu bu? tanya Ayah. Fadhil menunggu dengan tak sabar. Taraaaaammm....member latihan Futsal. Biar Fadhil nggak kesepian. Latihannya setiap sabtu sore dan minggu pagi, nanti Ibu yang antar pertama kali,selanjutnya Fadhil berangkat sendiri. Fadhil menghampiri Ibu dan mencium pipi Ibu dan AyahlTerima kasih Ibu, Ayah. Fadhil sangat senang dengan hadiah ini Fadhil tak perlu takut lagi memcahkan pot bunga anggrek Ibu. Canda Ayah. Semuanya tertawa bahagia. Fadhil senang telah berani jujur.

Nama TTL

:Ukhti Aulia Rakhmah :Cilacap 19 Maret 1991

Alamat :Jl. Margomulyo no 65 Rt 02/III Kr. Tengah Kec Sampang Kabupaten Cilacap Jawa Tengah 53273 Alamat email NoHp Asal institusi Judul Motto Hidup Pendidikan 1. TK Aisyiah Bustanul Athfal 1996 2. SDN 03 Karangtengah-Cilacap 2003 3. SLTPN 01 Sampang-Cilacap 2006 4. SMAN 01 Banyumas-Banyumas 2009 5. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Organisasi 1. Ikatan Remaja Mushola Nurussalam-Sekretaris 2010-2012 2. Siswa Pecinta Alam SMAN Banyumas-Wakil Ketua 2008-2009 3.Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIK UMY-KaBid Kader 2011-2012 4. Badan Eksekutif Mahasiswa-Anggota Divisi Public Relation 2010-2011 5. Ikatan Mahasiswa Belakang Kampus UMY- Wakil Ketua 2009-2010 :akuikuukhti@gmail.com :: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. : Buah Kejujuran Fadhil :Hitori Jutsu Sugoina Koto ga Arundayo

Anda mungkin juga menyukai