Anda di halaman 1dari 3

Slurry seal

Slurry seal merupakan campuran agregat, aspal emulsi, air, dan filler (pengisi) yang dicampurkan bersama sesuai dengan formula laboratorium yang akan membentuk lapisan baru di atas permukaan perkerasan. Slurry seal dikenal sebagai metode pemeliharaan permukaan jalan dengan pertimbangan murah, memperpanjang umur perkerasan, dan cepat diaplikasikan. Umur pelayanan yang dapat dicapai oleh slurry seal tergantung pada tingkat kerusakan jalan, biasanya antara 2-5 tahun apabila kondisinya rusak, 5-7 tahun apabila kondisinya baik, dan 7-10 tahun untuk kondisi baik. Beberapa manfaat dengan menggunakan slurry seal, antara lain : (1)

memperpanjang umur layanan; (2) meningkatkan kualitas berkendaraan; (3) meningkatkan skid resistance; (4) menutup perkerasan; dan (5) meningkatkan performansi jalan. Slurry seal tidak dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan yang mengalami kerusakan struktural seperti retak berbentuk kulit buaya, alur (rutting), jembul (bumps)dan ambles (depression), dan permukaan berlubang (potholes). Pemilihan metode preservasi slurry seal cocok digunakan pada kerusakan jalan kategori rusak ringan-sedang, VLHR kategori sedang, kondisi cuaca baik, teknologi

penutupan celah atau saluran cracking agar tidak menambah kerusakan lainnya, seperti surface cracking (early longitudinal, hairline), raveling, polishing, dan pothole base repaired patch. Pelaksanaan pekerjaan slurry seal menggunakan kendaraan khusus untuk mencampur dan sekaligus menghampar. Kendaraan khusus yang biasanya digunakan untuk slurry seal dilengkapi dengan aggregate bin dan filler bin. Proses pencampuran dimulai dari bin aggregat kemudian turun melalui pintu pengaturan (flow gate) menuju ke bawah melalui conveyor masuk kedalam pugmill, kemudian diaduk bersamaan dengan air. Ilustrasi langkah kerja penggunaan slurry seal dapat dilihat dalam Gambar 3.50.

Sumber : Olsen (2010) Gambar 3.50.Ilustrasi langkah aplikasi slurry seal untuk preservasi jalan

Penggunaan slurry seal dilakukan sebelum perkerasan mengalami kerusakan berat sehingga fungsinya menambah umur layanan kemantapan jalan hingga umur rencana tercapai. Slurry seal dapat memperbaiki ravelling, oxidized pavement, friction loss, tetapi tidak dapat memperbaiki rutting, cracking, base failures dan structural deficiencies. Secara prinsip teknis, antara slurry seal dan microsurfacing tidak jauh berbeda tetapi keduanya tidak dapat memperbaiki rutting di permukaan jalan. Perbedaan penggunaan slurry seal dan microsurfacing dapat dilihat dalam Tabel 3.8. Slurry seal dilaksanakan dengan metode cold-mix karena menggunakan aspal emulsi, yang memerlukan curing time yang cukup lama sehingga memerlukan waktu pelaksanaan yang cukup panjang. Kelebihan pelaksanaan adalah slurry seal dapat dilaksanakan dalam cuaca yang tidak optimum seperti mendung. Peralatan yang digunakan sangat sederhana dan tidak memerlukan tenaga pelaksana yang berketrampilan khusus.

Tabel 3.8. Perbedaan penggunaan slurry seal dan microsurfacing No Pavement Distress 1 Surface Cracking a. Early longitudinal b. Hairline 2 Full depth cracking a. Thermal or transcerse b. Fatique or alligator c. Block cracking d. Late longitudinal e. Slippage (tack Failure) 3 Corrugation boarding) 4 Rutting : a. Sound Base b. Unsounde Base 5 6 7 8 Raveling Bleeding Polishing (loss of skid resistance) Patched pothole : a. Pavement patch only b. Base repaired patch 9 Loss of Profile (crown, edge, etc) or Shoving (wash Slurry seal Microsurfacing

Sumber :MTAG (2006)

Anda mungkin juga menyukai