Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan/ Semester/kelas Kelompok Dosen Tanggal Praktikum Batas Pengumpulan : Jafar Aziz Permana : 1211702042 : Biologi / IV / A : IV (Empat) : Astri Yuliawati, M.Si : 18 Februari 2013 : 23 Februari 2013
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013
B. Tujuan
Membuat peta daerah suatu tempat (Aula UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
metode tersebut yaitu metode pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah dan metode pemetaan berdasarkan dua titik konstan. (Isdi, 2009). Pemetaan merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses
penggambaran ataupun penyusunan peta mulai dari survei awal hingga penyajian hasil, dalam hal ini adalah peta itu sendiri, baik dilakukan dengan metode terestris atau pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur theodolite. Sedangkan Pemetaan menurut Abidin, H.Z., 2007, adalah suatu proses kegiatan untuk menghasilkan suatu peta. Pemetaan ada tiga yaitu, pemetaan metode beranting dan meloncat, interseksi dan memencar. Memencar yaitu cara untuk menentukan tempat atau kedudukan sendiri di medan ke titik di peta dengan menggunakan titik pertolongan yang berada di peta dan di medan. Hal ini ditunjukan yaitu dengan menggunakan titik bantu P dan Q, titik ini digunakan sebagai titik acuan dalm proses pembidikan dengan menggunakan kompas. Metode ini dapat digunakan pada daerah yang dapat ditembus bagian dalam dari daerah tersebut misalnya padang rumput. Sedangkan metode Interseksi ialah cara untuk menentukan tempat atau kedudukan di medan atau lapangan yang belum diketahui di peta dengan pertolongan titik atau benda yang berada di medan atau lapangan atau di peta ataupun untuk daerah atau wilayah yang tidak dapat ditembus untuk menentukan titik P dan Q sehingga kedua titik tersebut disimpan di luar daerah tersebut. Contohnya penggunaan metode ini dilakukan untuk mengukur atau memetakan danau. Sedangkan untuk metode yang terakhir yaitu ada beranting dan meloncat. Metode ini berbeda dengan kedua metode yang sebelumnya karena tidak menggunakan titik P dan Q. Jadi metode ini dilakukan dengan cara mengelilingi daerah yang akan dipetakan tetapi tidak terlepas juga dengan titik acuan sebagai titik yang akan dibidik menggunakan kompas (Hidayat, 2005).
B. Metode
Tentukan batas pinggir area yang akan dipetakan. Lakukan pengukuran jarak dan azimut dari satu titik luar ketitik luar lainnya secara berurutan sampai kembali pada titik awal (mengelilingi area yang akan dipetakan). Berdasarkan jarak dan azimut tersebut, buatlah peta pada kertas grafik dengan menggunakan skala tertentu.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada table di atas. Data yang diperoleh cukup memuaskan karena saat di terapkan dalam penggambaran peta pada millimeter block didapat gambar yang mirip dengan bentuk Aula UIN. Namun pada data terakhir terjadi sedikit pergeseran Titik A sehingga terjadi sedikit kesalahan saat titik L di ukur menuju titik A. Dalam praktikum kali ini proses pemetaan dilakukan terlebih dahulu dengan proses pengukuran lapangan dengan menggunakan kompas sehingga sudut dan jaraknya pun dapat terukur dengan jelas. Adapun fungsi dari pemetaan tersebut adalah untuk mengetahui jarak dan sudut dari suatu wilayah atau tempat yang dijadikan objek penelitian dan hasilnya tersebut dapat dijadikan sebuah peta atau grafik dengan skala yang telah disesuaikan.
Pada praktikum ini diperlukan alat yang paling utama yaitu kompas. Secara umum kompas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui arah mata angin (barat, timur, utara, dan selatan). Dan dalam praktikum pemetaan yang telah dilakukan kompas dapat digunakan untuk mengetahui sudut suatu titik dari titik konstan ke titik batas yang dipetakan. Terdapat beberapa jenis kompas, yaitu : kompas datar, kompas bidik.
BAB V KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang telah dilakukan adalah bahwa untuk memetakan suatu wilayah dapat dilakukan dengan pemetaan sederhana, dimana pemetaan sederhana tersebut dibagi kedalam beberapa metode yaitu metode memencar, interseksi, beranting dan meloncat. Pada peraktikum ini menggunakan metode Beranting penggunaan alat dalam pemetaan ini harus benar agar didapat hasil yang diinginkan. Penentuan titik A harus benar-benar di tandai sehingga pada saat dari titik akhir diukur kepada titik A tidak akan terjadi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Fadlli, 2011. Pembuatan Peta Sederhana. <http://fadlikadn.wordpress.com>. [Diakses: 21-02-2013]. Hidayat, Rahmat., dkk. 2005. Seri Panduan Pemetaan Prsitipatif. Bandung : Garis Penggerakan. Isdi Hartana Hadi. 2009. Peta. http://hadi.blogspot.com. [diakses tanggal 15 Februari 2012]. Yulfa, Arie. 2007. Pembuatan peta situasi dua dimensi menggunakan alat ukur tanah sederhana. Makalah ilmiah Jurusan Geografi FIS-UNP.