Anda di halaman 1dari 35

Presentasi Olahraga Muhammad Ilyas Arradya X -8

BOLA TANGAN

Apa itu bola tangan?


Bola tangan adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan sepak bola, tapi cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki.

Sejarah bola tangan


Permainan bola tangan yang kita kenal pada saat ini, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1890 oleh seorang tokoh gymnastic dari Jerman yaitu Konrad Koch. Akan tetapi permainan bola tangan ini tidak dapat langsung menjadi populer pada saat tersebut. Sejak diperkenalkan oleh Koch dan berkembang di Eropa, sampai tahun 1904 hanya sedikit sekali terdengar tentang permainan ini. Setelah perang dunia pertama berakhir, dua orang Jerman yaitu Hirschman dan Dr. Schelenz memajukan dan mempopulerkan kembali permainan bola tangan ini. Pada permulaannya, bola tangan tidak diakui sebagai cabang olahraga yang berdiri sendiri, karena belum mempunyai badan/organisasi sendiri

Sejarah bola tangan


Perang dunia ke II menimbulkan banyak persoalan karena banyak negara yang ikut terlibat dalam perang. Banyak bangsa di dunia tidak mempunyai kesempatan untuk berolahraga karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Dengan sendirinya permainan bola tangan dan juga cabang olahraga lainnya mengalami kemunduran. Akan tetapi setelah perang dunia berakhir, para wakil dari negara anggota I.A.H.F mengadakan pertemuan kembali. Kemudian dilangsungkanlah Kongres Internasional di Kopenhagen. Tujuan dari kongres itu sendiri yaitu untuk mencoba menumbuhkan kembali permainan bola tangan. Hasil dari kongres ini adalah pembubaran I.A.H.F dan lahirnya International Handball Federation (I.H.F) badan/organisasi yang resmi untuk bola tangan di seluruh dunia. Sekretariat, dewan pimpinan dan komisi teknik dari I.H.F berpusat di Basel, Swiss, dan kemudian I.H.F menjadi anggota dari Federation of International Sports Assoaciation. I.H.F sebagai organisasi yang resmi dari cabang olahraga bola tangan diwajibkan menghimpun semua perkumpulan nasional yang beranggotakan klub, sekolah, akademi, universitas dan lain-lain. I.H.F bertanggung jawab dalm penyelenggaraan kompetisi, turnamen internasional seperti : Piala Eropa Piala Baltic Piala Mediterranean (Laut Tengah) Piala Latin Piala Asia Piala Dunia dan Turnamen Olympiade.

Peraturan bola tangan


1. Jumlah Pemain Permainan bola tangan dimainkan oleh regu, masingmasing regu terdiri 7(tujuh) 2. Ukuran lapangan Ukuran lapangan bola tangan adalah 40 meter, lebar 20 meter ukuran gawang adalah tinggi 2 meter, lebar 3 meter. 3. Lama permainan a. Untuk Putra : 2 x 35 menit, istirahar 10 menit b. Untuk Putri : 2 x 30 menit, istirahar 10 menit

Peraturan bola tangan


4. Kiper a. Kiper boleh membawa lari bola di dalam daerah kiper. b. Kiper boleh keluar daerah kiper, tetapi kehilangan haknya sebagai kiper. c. Kiper boleh menahan bola dengan semua bagaian badan.

d. Kiper boleh menendang bola sebelum disentuh.


5. Daerah kiper a. Hanya untuk kiper, pemain lain tidak boleg masuk. b. Pemain penyerang boleh menembak sambil melayang di atas daerah kiper, tetapi bola sudah harus di lepas sebelum kaki mendarat. c. Bola yang berada di daerah kiper menjadi kekuasaaan kiper. 6. Pelanggaran-pelanggaran a. membawa bola lebih dari tiga langkah. b. Memegang bola lebih dari tiga detik. c. Melempar bola ke atas, kemudian ditangkap lagi sebelum bola menyentuh pemain lain. d. Menyentuh bola dengan tungkai bawah. e. Dengan sengaja me;empar boa ke lawan. f. Memasuki daerah kiper.

g. Memukul, menarik, mendorong, menjauhkan lawan.


h. Dan segala tindakan yang menurut wasit merugikan

Peraturan bola tangan


7. Peraturan Lapangan

Ukuran lapangan adalah : panjang 90-110 meter dinamakan garis samping, lebar 55-65 meter dinamakan garis goal (garis gawang). catatan: Perbandingan ukuran Panjang / lebar harus sesuai,misalkan 90:55 meter, 100:60 meter, 110:65 meter Tiang-tiang gawang harus dari kayu, harus persegi panjang dengan lebar 12,5 cm. lebar tiang gawang adalah 7,32 meter dihitung dari sebelah dalam dari tiang gawang, sedangkan tingginya adalah 2,44 meter dihitung dari sebelah dalam dari mistar. Catatan : Tiang-tiang gawang harus mempunyai satu warna (sebaiknya putih), jala harus kuat dan baik. Didepan gawang ditarik suatu lingkaran dari 13 meter, lingkaran ini dinamakan garis lemparan gawang Diluar garis lemparan gawang dengan jarak 6 meter ditarik sutu garis tipis, garis ini dinamakan garis lemparan bebas. Diluar garis lemparan gawang dengan jarak 6 meter ditarik suatu garis yang sejajar dengan garis gawang. Didepan dari tiap gawang ditarik sutu garis pendek 1 meter dengan jarak 14 meter dari garis gawang. Garis tengah menghubungkan kedua garis samping Di tengah dari lapangan permainan ditarik suatu lingkaran dengan radius 9,15 meter, titik tengah dari lingkaran ini terletak dipertemuan garis tengah. lingkaran ini dinamakan lingkaran lemparan permulaan. Semua batas-batas harus jelas dan terang. Catatan : sebaiknya batas-batas garis adalah 8 cm Tiap sudut lapangan permainan harus ada bendera dengan tinggi tiang 1,5 meter. Tiap-tiap bendera tidak boleh kelihatan meruncing Lebar garis gawang diantara tiang-tiang gawang harus sama dengan lebar tiang gawang, yaitu 12,5 cm

Peraturan permainan
Waktu permainan untuk semua team dengan pemain umur 16 atau lebih adalah 2 babak masing masing selama 30 menit dengan istirahat 10 menit. Waktu permainan untuk team remaja (12-16 Tahun) adalah 2 x 25 menit, dan 2 x 20 menit untuk umur 8-12 tahun. Untuk keduanya waktu istirahat antara babak adalah 10 menit. Penambahan waktu (Overtime), dimainkan jika permainan seri di akhir waktu permainan normal dan pemenang harus ditentukan. Penambahan waktu dilanjutkan setelah istirahat 5 menit dari waktu permaianan normal berakhir. Waktu overtime terdiri dari 2 kali selama 5 menit, dengan istirahat 1 menit antara babak tambahan. Jika permainan masih berakhir seri, pemenang akan ditentukan berdasarkan ketentuan dengan Aturan dari kompetisi tersebut. Dalam hal ini, keputusan diambil dengan menggunakan lemparan 7 meter untuk menentukan pemenang, prosedur di bawah ini berlaku sebagai berikut. Jika lemparan 7 meter digunakan sebagai penentu hasil akhir suatu pertandingan, pemain yang melakukan pelanggaran, di diskualifikasi atau dikeluarkan sampai akhir waktu normal permainan diijinkan untuk berpartisipasi. Tiap team mencalonkan 5 pemain. Pemain tersebut melempar 1 kali tiap giliran, bergantian dengan team lawan. Team tidak diharuskan untuk menentukan urutan pemain yang akan melempar sebelumnya. Goal keeper bisa dipilih bebas dan diganti dengan pemain yang pantas untuk berpartisipasi. Pemain dapat berpartisipasi di lemparan 7 meter baik sebagai pelempar atau goal keeper. Pemain mungkin di diskualifikasi dari partisipasinya dalam lemparan 7 meter. Dalam sikap tidak sportif yang berulang-ulang ,jika pemain tersebut adalah pemain yang terpilih di dalam group 5 pelempar, maka team harus memlih pelempar pengganti.

Peraturan permainan
Dalam kedua kasus, wasit mengakhiri permainan hanya setelah lemparan bebas/ lemparan 7 meter sudah dilakukan dan dengan segera menjadi hasil yang tidak bisa diganggu gugat. Jika wasit menentukan bahwa pencatat waktu telah memberi tanda pertandingan berakhir (untuk separuh babak peraminan atau akhir permainan, juga waktu tambahan) terlalu cepat, mereka harus tetap menjaga para pemain untuk tetap dalam lapangan dan memainkan sisa waktu. Tim yang sedang menguasai bola sebelum waktunya tiba, akan tetap menguasai bola ketika permainan dilanjutkan. Jika bola keluar dari permainan, maka permainan akan diulang dari awal dengan situasi lemparan yang dapat disamakan. Jika bola sedang dimainkan, maka permainan diulang dari awal dengan lemparan bebas yang sesuai dengan peraturan 13:4a-b. Jika separuh babak pertama dalam permainan (atau dalam masa waktu tambahan) berakhir terlalu lambat, dalam separuh babak kedua harus lebih singkat juga. Jika separuh babak kedua dalam permainan (atau dalam masa waktu tambahan) berakhir terlalu lambat juga, maka wasit tidak dapat membuat perubahan.

Time out (Waktu Habis)


Time Out diwajibkan ketika: a) 2 menit pemberian hukuman, diskualifikasi atau diberikan izin pengeluaran. b) Time Out tim yang sudah ditentukan. c) Tanda peluit oleh pencatat waktu atau oleh delegasi teknis pertandingan. d) Perundingan antara para wasit yang diperlukan dalam keadaan yang sesuai dengan peraturan Pada keadaan normal, Time Out yang diberikan dalam beberapa keadaan tergantung keadaan sekitar. Pelanggaran selama Time Out memiliki akibat yang sama sebagai pelanggaran selama waktu permainan. Pada dasarnya, wasit yang menentukan permainan berhenti atau dimulai dalam hubungannya dengan permasalahan Time Out. Terhentinya waktu dalam permainan ditandakan oleh bunyi tiupan peluit pendek dan isyarat tangan. Apapun, alasan yang mewajibkan adanya Time Out dalam permainan akan terhenti oleh bunyi peluit dari pencatat waktu atau perwakilannya 2:8b-c), pencatat waktu wajib memberhentikan waktu pemain dengan segera, tanpa menunggu penegasan dari wasit. Peluit harus selalu ditiup untuk menandakan permainan dimulai kembali setelah Time Out

Penting dari time out


Tanda peluit dari pencatat waktu/perwakilan dengan pasti memberhentikan permainan. Sekalipun jika wasit (dan para pemain) tidak dengan segera menyadari permainan sudah diberhentikan, berbagai gerakan dalam lapangan tidak berlaku setelah tanda peluit dibunyikan. Ini menandakan jika nilai gol tercatat setelah tanda peluit berbunyi, maka akan ditolak. Demikian pula keputusan untuk pemberian penghargaan lemparan dalam tim(lemparan 7 meter, lemparan bebas, lemparan masuk, lemparan keluar atau lemparan kiper) juga ditolak. Permainan akan dimulai kembali dengan cara yang dapat disesuaikan dalam situasi yang ada ketika pencatat waktu/perwakilannya meniupkan peluit. (untuk mengingatkan apabila saatnya tim istirahat atau penggantian kesalahan). Bagaimanapun, hukuman yang diberikan oleh wasit bagi setiap pemain setelah tanda peluit yang tercatat dan pada saat wasit memberhentikan sisa permainan adalah sah. Ini berlaku tanpa menghiraukan secara khusus sebuah pelanggaran dan tanpa menghiraukan hukuman bagi pelanggaran tersebut. Setiap tim memiliki hak untuk mendapat satu Time Out dalam setiap separuh babak pertama dalam waktu permainan yang biasanya., tapi tidak dalam tambahan waktu

Tehnik dasar
Teknik Dasar Menembak Beberapa teknik dasar menembak dalam permainan bola tangan antara lain : 1. Teknik menembak setinggi bahu a. Berdiri dengan kedua kaki agak dibuka ke samping dan bahu menghadap arah lemparan. b. Tangan yang memegang bola diletakkan sedikit di atas bahu dengan siku ditekuk. c. Gerakan dilakukan dengan meluruskan lengan atas ke depan atas. Bersamaan dengan itu bola dilepaskan dari telapak tangan dan dibantu oleh pergelangan tangan. 2. Menembak dari samping a. Tembakan ini dilakukan dari samping badan. b. Posisi bola terletak di antara bahu dan pinggang. 3. Menembak dari bawah lutut Teknik ini di awali dengan merendahkan kedua lutut dan posisi kaki melangkah. Bola ditembakkan dari arah samping badan melewati bawah lutut. 4. Teknik menembak sambil melompat Teknik ini diawali dengan lompatan ke atas, kemudian diikuti tembakan ke arah sasarn gawang. Menembak ke arah gawang

Tehnik dasar
Menghadang Lawan Gerak mengahdang lawan dilakukan untukmencegah lawan bergerak maju, mengoper bola pada temanm main, dan memasukkan bola ke kearanjang. Latihan ini di awalai dengan sikap berdiri, kedua lutut direndahkan dan kedua kaki dibuka selebar bahu. Pandangan mengarah ke depan atau ke bola yang dikuasai lawan. Kedua tangan merentang selebar bahu dan berat badan dibawa ke depan. Pada saat yang tepat dan ada kesempatan dapat dilanjutkan dengan gerak merebut bola. Untuk menghadang lawan dapat dilakukan dari arah depan, belakang, dan samping.Teknik menghadang lawan dapat dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut: 1. Menghadang lawan dari depan. a. Kedua kaki sedikiot dibuka dengan kedua lutut agak direndahkan. b. Berat badan dibawa ke depan (badan condong). c. Kedua tangan direntangkan dan pandangan tertuju pada lawan yang menguasai bola 2. Menghadang lawan dari belakang. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengambil posisi di belakang lawan yang menguasai bola. 3. Meghadang lawan dari samping. secara teknik gerakannya sama tetapi dilakukan dengan posisi samping lawan yang manguasai bola

Tehnik dasar
Teknik Memantul-mantulkan Bola (Menggiring) Menggiring bola merupakan suatu usaha untuk mendekat pada teman maupun ke gawang lawan sehingga lebih mudah untuk melakukan tembakan. Yang perlu diperhatikan dalam memantulkan atau menggiring bola adalah : 1. Jika bola dipantulkan dengan tangan kanan, maka posisi kaki kiri depan, begitu sebaliknya. 2. Bola dopantulkan di depan agak ke samping. 3. Saat memantulkan pergelangan tangan tidak kaku (elastis). 4. Memegang atau membawa bola tidak lebih dari tiga langkah.

Mengoper bola
Macam-macam operan yang sering digunakan dalam permainan adalah : 1. Dengan dua tangan a. Chest pass ( operan dada ) b. Overhead pass ( operan dari atas kepala ) c. Underhand pass ( operan dari bawah lengan 2. Dengan satu tangan a. Javeline pass ( operan dari atas bahu / kepala ) b. Side pass ( operan dari samping badan ) c. Reverse pass ( operan melingkar / dari belakang badan )

Mengoper bola
OVER HEAD PASS (Operan dari atas kepala) Operan ini pada umumnya digunakan oleh pemain, jika pemain yang sedang menguasai bola bermaksud mengoper bola kepada teman seregunya, tetapi tidak dapat melakukan dengan cara chest pass, karena lawan menjaga dengan ketat dihadapannya. Secara khusus operan/lemparan ini digunakan bila hendak memainkan bola kembali, karena sebelumnya bola telah keluar melewati garis samping. Dalam peraturan permainan dijelaskan bahwa bila melakukan lemparan ke dalam (throw in), pelaksanaan lemparan harus dengan dua tangan diatas kepala. Cara melakukan over head pass adalah sebagai berikut: bola dipegang dengan dua tangan diatas kepala, sikut lurus. Bola dilemparkan dengan cara melecutkan kedua pergelangan tangan sehingga bola menukik ke arah dada teman yang dioper. UNDER HAND PASS (operan dari bawah tangan) Operan ini biasanya dugunakan bila seorang pemain yang bermaksud mengoper bola keteman seregunya, tidak dapat melakukannya dengan cara chest pass ataupun dengan over head pass, karena lawan menjaga dengan ketat. Cara melakukan under hand pass adalah sebagai berikut : bola dipegang dengan dua tangan dan lengan diluruskan serong kebawah. Kedua lengan diayunkan dan kedua tangan melemparkan/melambungkan bola kearah teman yang dioper.

Mengoper bola
JAVALINE PASS/BASEBALL PASS (operan dengan satu tangan dari atas bahu/kepala) Operan/lemparan dengan satu tangan ini, paling sering digunakan dalam permainan, sebab lemparan ini secara relatif sangat mudah dilakukan. Dan selain itu juga dapat dilakukan dengan cepat dan terarah. Hal ini sangat penting, karena pada saat bermain, dalam usaha membangun serangan, pemain harus bergerak dengan cepat; operan jarak pendek dan terarah untuk mencegah bola terampas oleh pihak bertahan. Untuk melakukan javaline pass, sikap badan harus menghadap kearah sasaran. Bola dipegang dengan satu tangan dimana jari-jari yang terbuka lebar diusahakan dapat menguasai bola sepenuhnya. Bagian telapak tangan harus berada tepat dibelakang bola; sebab hal ini akan berpengaruh terhadap kerasnya hasil lemparan dan yang lebih penting pula adalah memudahkan mengarahkan bola tepat ke sasaran yang dituju. Bila telapak tangan tidak berada tepat dibelakang bola, setelah bola dilempar; jalan bola akan berputar dan hal ini akan menyulitkan temannya dalam menangkap bola tersebut. Tangan yang memegang bola ditarik kearah belakang bahu atau sedikit lebih tinggi. Lengan yang tidak memegang bola, direntangkan kedepan setinggi bahu, mengarah kesasaran; dengan maksud untuk menjaga keseimbangan dan selain itu juga sebagai penunjuk arah sasaran lemparan bola. Pelaksanaan lemparan diawali dengan ayunan lengan dan diakhiri dengan gerakan lecutan pergelangan tangan. Sikap akhir dari lemparan ini ialah jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap kearah sasaran.

Mengoper bola
SIDE PASS (operan dari samping badan) Operan/lemparan samping dengan satu tangan ini digunakan, hanya bila dalam keadaan terpaksa, maksudnya bila pemain yang memegang bola dijaga ketat dan rapat oleh lawannya, sehingga tidak memungkinkan untuk mengoper bola dengan chest pass, overhead pass ataupun underhand pass. Bola dipegang dengan satu tangan, lengan dan bola berada di ketinggian antara bahu dengan panggul. Bola dilambungkan ataupun dilemparkan kearah teman seregu yang berada disamping ataupun dihadapannya dengan cara mengoper pada saat yang tepat melewati bawah lengan lawan yang sedang terangkat. REVERSE PASS (operan dari belakang badan) Operan ini sangat jarang sekali digunakan dalam permainan, karena tidak setiap pemain dapat melakukan operan ini dengan baik. Operan yang baik disini maksudnya operan tersebut dapat mencapai sasaran dengan tepat seperti yang diharapkan. Operan ini secara relatif cukup sulit dilakukan, namun operan dengan cara reverse pass ini kadang-kadang dapat sangat efektif untuk mencapai tujuan. Reverse pass biasanya dugunakan bila pemain bermaksud membuat kejutan terhadap lawan dan memperdaya lawan untuk bergerak kearah yang salah.Reverse pass pada umumnya harus dikuasai oleh pemain yang ditugaskan sebagai pemain bola atau sebagai pengatur serangan (play maker). Dan dalam hal ini, tentu saja dibutuhkan saling pengertian dan kekompakan diantara sesama pemain dalam satu regu. Dan sipembagi bola haruslah memiliki pandangan yang luas dan kejelian mata serta dapat memahami situasi permainan dengan baik, sehingga dapat memberikan operan dengan cepat dan tepat. Cara melakukan reverse pass adalah sebagai berikut: mula-mula bola dipegang dengan kedua tangan didepan dada. Kemudian tangan yang akan melakukan lemparan, menguasai bola sepenuhnya dengan satu tangan, dengan cara menjepitkan bola tersebut diantara jari-jari tangan dan lengan bagian bawah. Lemparan dilaksanakan dengan mengayunkan lengan memutari/mengitari badan; dan bola dilepaskan pada saat bola berada di belakang badan.

Menangkap bola
Untuk dapat menangkap bola dengan baik dan sempurna, bola harus ditangkap dengan dua tangan. Jari-jari terbuka lebar dan usahakan menutup bola seluas mungkin dan ke dua ibu jari membentuk satu garis di belakang bola. Setelah bola tertangkap, tariklah bola ke arah dada untuk meredam atau mengurangi kecepatan bola atau agar bola dapat dikuasai secara penuh sehingga tidak mudah direbut oleh lawan. Pada umumnya, seorang pemain dalam permainan akan menangkap bola dari berbagai arah, antara lain: 1. Menangkap bola setinggi dada 2. Menangkap bola yang melambung / tinggi 3. Menangkap bola di samping kiri / kanan badan 4. Menangkap bola rendah ( setinggi lutut ) 5. Menangkap bola yang menggulundung

Menangkap bola
a. Menangkap Bola Yang Melambung Bila akan menangkap bola yang arahnya tinggi di atas kepala atau bola yang melambung, terlebih dahulu pemain harus dapat memperkirakan dimana kira-kira bola akan jatuh. Pemain harus segera menempatkan dirinya di tempat tersebut, dan kemudian sambil melompat, bola ditangkap dengan kedua tangan di atas kepala. Dan alangkah lebih baik lagi, apabila pada saat menjejakan kaki kembali di lapangan, pemain sudah siap dalam posisi memainkan bola ( mengoper atau langsung menembak ) Menangkap Bola Di Samping Kiri / Kanan Badan Jika arah bola mengarah ke samping kiri / kanan badan pemain, pertama-tama usahakan sedapat mungkin menempatkan dirinya sedemikian rupa, sehingga pemain tersebut dapat menangkap bola di dada. Tentu saja pemain tersebut harus dengan segera menggeser tubuhnya ke samping kiri / kanan sesuai dengan arah bola. Cara ini akan menjamin pemain dapat menangkap bola dan menguasai bola tersebut lebih baik. Jika cara tersebut tidak memungkinkan misalnya karena jalannya bola terlalu cepat, atau arah bola terlalu jauh di samping, maka pemain boleh berusaha menangkap bola dengan cara memiringkan badan dan meluruskan kedua lengan ke samping sesuai dengan arah bola. Berat badan bertumpu di satu kaki yang terdekat dengan arah bola.

b.

Menangkap bola
c. Menangkap Bola Rendah Atau Bola Menggelundung Pada waktu akan menangkap bola yang arahnya kira-kira setinggi lutut ataupun bola yang menggelundung, pemain harus berusaha sedapat mungkin menempatkan dirinya di belakang bola. Maksudnya agar pemain lebih mudah menangkap bola dan juga untuk menjaga kemungkinanbila bola tidak dapat tertangkap dengan mantap secara langsung, pemain dapat dengan segera menguasai kembali bola liar tersebut. Sikap badan agak membungkuk ke depan dan lutut agak di bengkokkan serta kedua tangan diturunkan dan jari-jari terbuka menunjukan kea rah lapangan.

Dribbling dalam bola tangan


Dalam peraturan permainan, dijelaskan bahwa seorang pemain diperkenankan melangkah sebanyak 3 langkah sambil memegang bola setelah memantulkan bola pada saat berlari. Dalam hal ini, seorang pemain juga diperkenankan melakukan gerakan menggiring bola/memantulkan bola seperti dalam permainan bola basket. Namun cara tersebut tentu saja akan merugikan, baik bagi pemain tersebut maupun bagi regunya, karena akan memperlambat jalan pemain. Sebaiknya, teknik dribbing ini baru diajarkan, bila para pemain sudah menguasai dengan baik keterampilan melempar, mengoper dan menangkap bola. Dengan demikian latihan dribbing pada bagian akhir, hal ini secara tidak langsung akan memberikan keuntungan dalam pembinaan kekompakan regu. Pada saat latihan bermain, tanpa adanya dribble, akan memaksa para pemain untuk bekerja sama, lebih memantapkan teknik passing serta memahami taktik bermain. Cara melakukan drible adalah sebagai berikut : bola dipantulkan dengan satu tangan. Bola dipantulkan kira-kira 1 meter di depan pemain yang sedang bergerak/berlari kedepan. Memantulkan bola dengan cara melecutkan pergelangan tangan yang memegang bola. Bola lepas dari tangan setelah pada saat terakhir menyentuh ujung-ujung jari tangan. Latihan dribbling harus dilakukan secara sistematis maksudnya diawali dengan gerakan yang mudah kemudian setelah gerakan tersebut sudah dikuasai, gerakan ditambah dengan gerakangerakan yang lebih sulit/kompleks. Suatu bentuk sistematika latihan dribbling : 1. Dribble lurus dengan satu tangan 2. Dribble lurus dengan berganti-ganti tangan yang memantulkan bola 3. Dribble zig-zag 4. Dribble pivot dribble zig-zag 5. Body weaving dribble zig-zag

Shooting!
Tujuan permainan bolatangan adalah membuat angka/gol dengan cara melempar/menembakkan dan memasukan bola kegawang lawan, pemain penyerang diperkenankan melakukan berbagai macam cara menembak; sesuai dengan kemahirannya dan tentu saja sesuai dengan situasi permainan pada saat tersebut. Dalam garis besarnya, cara-cara menembak bola adalah sebagai berikut 1. The standing throw shot (menembak dalam sikap berdiri) 2. The jump shot (menembak pada saat melompat keatas) 3. The dive shot (menembak pada saat melompat kedepan) 4. The fall shot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping/depan) 5. The side throw (menembak dari samping badan) 6. The flying shot (menembak pada saat melayang) 7. The reverse shot (tembakan membalik/memutar)

Shooting!
The standing throw shot (menembak dalam sikap berdiri). Menembakkan bola dalam sikap berdiri adalah salah satu cara menembak yang paling sederhana dan merupakan dasar dari teknik menembak yang lainnya. Menembak dalam sikap berdiri, gerakannya lambat dan kemungkinan berhasilnya tembakan ini sangatlah kecil. Pada waktu melempar, pelempar berdiri dengan kedua kakinya bertumpu dilapangan. Karena gerakan menembakkan bola ini diawali dari keadaan statis, hal ini memberikan kesempatan yang lebih baik bagi pihak bertahan untuk mempersiapkan diri dan menahan bola tersebut. Sikap tangan dan badan serta kaki dalam standing throw shot ini, pada prinsipnya sama dengan sikap dan gerakan dalam melempar dengan satu tangan dari atas bahu/kepala. Pada waktu menembak, misalnya pada tembakan pinalti; sebaiknya dianjurkan mengarahkan bola ke bawah (batas panggul kebawah). Dan jika mungkin, memantulkan bola tersebut di depan gawang. Hal ini dikarenakan, bola yang mengarah ke bagian bawah ataupun yang terlebih dahulu memantul didepan gawang; lebih sulit ditangkap/ditahan oleh penjaga gawang, dibandingkan dengan bola-bola yang mengarah kebagian atas gawang. The jump shot (menembak pada saat melompat keatas). Gerakan menembak dalam jump shot ini pada dasarnya sama dengan the standing throw shot. Perbedaannya hanyalah pada saat sebelum menembak, penembak melakukan gerakan melompat ke atas, dengan maksud menembakkan bola melewati atas kepala/lengan lawan yang menjaganya. Setelah melakukan gerakan menembak, penembak akan mendaratkan kakinya kembali disekitar tempat dimana ia menumpu/melompat pada awal gerakan.

Shooting
The dive shot (menembak pada saat meloncat ke depan) Para pemain bolatangan, khususnya pemain penyerang sedapat mungkin harus selalu berusaha untuk mendekati gawang sebelum menembakkan bola. Hal ini dimaksudkan untuk memperpendek jarak lemparan sehingga memperbesar kemungkinan untuk memasukkan bola kegawang lawan; yang berarti penyerang tersebut dapat mengalahkan penjaga gawang. Salah satu cara yang sering digunakan oleh para pemain adalah dive shot. Cara melakukan gerakan dive shot adalah sebagai berikut: Pemain penyerang yang pada saat itu sedang menguasai bola, menolakkan kaki tumpunya di depan garis daerah gawang, kemudian meluncurkan badannya ke depan kearah gawang lawan, sehingga seluruh badannya melayang di udara. Bola dipegang dengan satu tangan diatas bahu, siku dibengkokkan. Lengan yang tidak memegang bola dijulurkan ke depan untuk menjaga keseimbangan badan. Bola dilepaskan/ditembakkan pada saat badan mencapai titik tertinggi dari hasil lompatan kedepan.

Shooting
The faal shot (menembak sambil menjatuhkan diri ke depan/samping) Cara menembak seperti ini biasanya dilakukan, bila pemain penyerang menyadari dirinya menghadapi situasi dimana ia tidak mungkin dapat melakukan dive shot, junp shot, ataupun flying shot karena penjagaan yang ketat dari regu lawan. Cara melakukan faal shot adalah sebagai berikut : Bola dipegang dengan satu tangan; pemain dicondongkan badannya ke depan ataupun kesamping dan segera gerakan ini dilanjutkan dengan gerakan melepaskan tembakan Setelah bola lepas dari tangan, pemain mendaratkan seluruh badannya dilapangan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan menggulingkan badan. Menembak sambil menjatuhkan diri kedepan, merupakan salah satu cara yang terbaik untuk digunakan bila melakukan lemparan penalti. Lemparan penalti dapat dilakukan dengan berbagai cara menembak, asalkan tidak melanggar peraturan permainan. Dalam peraturan disebutkan bahwa kedua kaki penembak harus berada di belakang garis pinalti (garis 7 meter) dan satu kaki harus selalu kontak dengan lapangan pada saat tembakan dilaksanakan. Dengan melakukan cara menembak sambil menjatuhkan diri, penembak memiliki kesempatan memperpendek jarak atau mendekati gawang sebelum melepaskan tembakan. Dan dengan memperhatikan gerakan (reaksi) penjaga gawang, segera setelah penembak melakukan gerakan tipuan untuk memperdaya penjaga gawang agar bergerak ke arah yang salah; penembak dapat mengarahkan bola kearah yang berlawanan.

Shooting
The side throw (menembak dari samping badan) Cara menembak seperti ini dilakukan bila pemain penyerang menghadapi situasi dimana pemain penyerang yang lain terhalang oleh pemain bertahan sehingga tidak dapat melakukan kerja sama; atau bila ia menghadapi tembok pemain bertahan yang mengelilingi garis daerah gawang. Pada umumnya, penembak dari samping, didahului dengan gerakan pura-pura untuk memperdaya lawan sehingga bergerak ke arah yang salah dan membuka ruang yang cukup lebar untuk dapat menembak bola.

Shooting

The Flying shot (menembak pada saat melayang) The flying shot merupakan senjata ampuh dalam permainan dan cara menembak ini adalah cara yang paling efektif untuk memasukkan bola ke gawang lawan, bila dibandingkan dengan cara menembak yang lain (dan juga paling baik untuk dipandang). Aspek penting yang perlu diperhatikan ialah irama langkah. Pemain harus dapat menangkap dan menguasai bola dengan baik dan kemudian melakukan awalan 3 langkah (5 langkah bila bola ditangkap pada saat penembak sedang di udara) yang diijinkan sebelum melompat pada langkah yang terakhir. Pada waktu melakukan lompatan, pemain harus dapat mengkonsentrasikan diri untuk melompat cukup jauh ke depan dan juga cukup tinggi, dan kemudian mempertahankan sikap melayang selama mungkin, sebelum menembakkan/melepaskan bola. Menembak dengan cara ini, memberikan keuntungan bagi penembak yaitu memperpendek jarak lemparan dan juga daya tembaknya akan lebih bertenaga/lebih keras

Pada saat mengajarkan flying shot, seorang pelatih haruslah memperhatikan 3 unsur pokok yaitu: 1. Awalan (irama langkah). 2. Ketinggian yang cukup pada saat lompatan 3. Jarak Mengapa jarak harus diperhatikan ? Dalam peraturan permainan dijelaskan bahwa seorang pemain diperkenankan menembakkan bola pada saat pemain tersebut berada di dalam daerah gawang, asalkan kedua kakinya tidak menyentuh lapangan (pada saat melayang) waktu melakukan gerakan menembak tersebut. Oleh karena itu, setiap pemain diharapkan dapat memanfaatkan peraturan ini dengan cara menembak di dalam daerah gawang yang berarti memperpendek jarak lemparan. Caranya ialah dengan melakukan awalan 3 langkah dengan cepat dan pada langkah terakhir melompat sedekat mungkin dengan garis daerah gawang dan dengan sudut 45 derajat serta mempertahankan sikap melayang di udara selama mungkin.

Shooting
The reverse shot (tembakan membalik/memutar) Sampai sejauh ini kita telah membahas berbagai cara menembak dimana pemain melakukan tembakan dengan cara menghadap ke arah gawang lawan. Bolatangan adalah suatu permainan yang memberikan kemungkinan pemain menghadapi berbagai situasi. Dan seringkali pula para pemain mendapatkan diri mereka dalam posisi dimana ia tidak mungkin untuk melakukan tembakan dengan menghadap kearah gawang lawan. Seperti juga keterampilan yang lain, setiap pemain dapat mengembangkan ketrampilan menembak dengan caranya sendiri, yang sesui dengan situasi dan kondisi pada saat permainan sedang berlangsung. Dalam permainan, setiap pemain dan khususnya pemain penyerang mendapatkan tantangan untuk dapat mengalahkan penjaga gawang. Para pemain penyerang akan mendapatkan kepuasan, apabila dapat memperdaya penjaga gawang dengan tembakan tipuan mereka sendiri; apalagi bila dapat memasukkan bola kegawang dengan cara reverse shot. Oleh karena itu, setiap pemain penyerang, dan khususnya pemain yang selalu menempati posisi sebagai penyerang tengah harus benar-benar mahir dalam menembak dengan cara reverse shot. Hal ini dapat dicapai melalui latihan yang teratur dan melalui latihan dalam permainan; untuk mempelajari bagaimana dan bilamana menggunakan reverse shot ini dengan tepat dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Cara melakukan reverse shot; pemain berdiri dengan punggungnya menghadap kegawang lawan. Kedua kaki bertumpu dilapangan; dan kedua tangan memegang bola di depan dada. Sebelum gerakan ayunan lengan dimulai, bola dipegang dan dikuasai dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain hanya bertindak sebagai sebagai penyangga agar bola tidak lepas atau jatuh. Menguasai bola dengan satu tangan dilakukan dengan cara membuka lebar jari-jari tangan serta membengkokkan pergelangan tangan ke arah dalam, sehingga bola terjepit diantara jari-jari tangan dengan lengan bawah. Bola dijauhkan dari badan dengan jalan meluruskan siku lengan yang akan melempar.

Lengan diayunkan dari depan badan, memutar ke arah belakang badan; dan ayunan lengan harus horizontal sejajar dengan bahu. Bola dilepaskan dari tangan pada saat lengan lurus di samping bahu.

Sedang apa dia?

Bola tangan di Indonesia


Pada masa lalu, permainan bola tangan mempunyai banyak penggemarnya di Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa. Bentuk permainan bola tangan yang dimainkan ialah bola tangan 11 pemain (Outdoor/field handball) dan dilakukan dalam kegiatan intra kulikuler maupun ekstra kuliler. Pada masa itu juga cukup banyak pertandingan diselenggarakan, baik oleh perguruan tinggi maupun oleh organisasi mahasiswa. Permainan bola tangan pernah mengisi acara pertandingan dalam Pekan Olahraga Nasional, tetapa hanya pada PON ke II yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1951. Peserta pertandingan pada watu PON II tersebut, hanya terdiri dari empat daerah yaitu : Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain dalam PON, permainan bola tangan juga pernah mengisi acara dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) yang sekarang berubah namanya menjadi Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Bola tangan pernah dipertandingkan pada POM ke V yang diselenggarakan di Medan pada Tahun 1960. Akan tetapi permainan bola tangan ini hanya bertahan sampai akhir orde lama (1965-1966) dan kemudian secara perlahan permainan bola tangan mengalami kemunduran dan akhirnya menjadi tidak populer lagi.

Yeahh selesai!!

Anda mungkin juga menyukai