Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FARMAKOLOGI

MUHAMMAD AL FARISI SUTRISNO G1A111075

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2013

Krisis hipertensi adalah keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Krisis hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu : hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi (mendesak) Hipertensi darurat ( emergency hypertension ) dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat kelainan/kerusakan target organ yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera ( dalam menit atau jam ) agar dapat mencegah atau membatasi kerusakan organ yang terjadi Hipertensi urgensi ( urgency hypertension ) terdapat tekanan darah yang sangat tinggi tetapi tidak disertai kelainan atau kerusakan organ target yang progresif, sehingga penurunan tekanan darah dapat dilakukan lebih lambat ( jam sampai hari ).

alogaritma untuk diagnosis dan penanganan krisis hipertensi baik itu hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi ialah parameter Hipertensi mendesak biasa Tekanan darah Gejala >180/110 Sakit kecemasan Mendesak >180/110 >220/140 Hipertensi darurat

kepala, Sakit kepala hebat Sesak napas, nyeri sering sesak napas dada, nokturia,

kali tanpa gejala

dysarthria, kelemahan, kesadaran menurun

Pemeriksaan

Tidak ada kerusakan Kerusakan organ target, tidak target, ada penyakit klinis

organ Ensefalopati, muncul edema paru,

penyakit unsufisiensi ginjal, eskemia jantung

cardiovaskular

cardiovaskular, stabil

terapi

Awasi

1-3

jam, awasi 3-6 jam , Pasang jalur IV,

memulai/meneruskan obat oral berjangka periksa obat oral, naikkan kerja pendek dosis laboratorium standar, terapi obat

IV rencana Periksa ulang dalam Periksa 3 hari dalam 24 jam ulang Rawat ICU ruangan

Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi mendesak (urgency) obat Captopril dosis Efek/lama kerja Perhatian khusus gagal stenosis 12,5 25 mg PO; 15-30 min/6-8jam ; Hipotensi, ulangi per30 min; SL 10-20 min/2-6 ginjal, SL 25 mg Clonidine PO jam

arteri renalis min/8-16 Hipotensi, mengantuk, mulut, kering

75-150ug, 30-60 jam

ulangi per jam

Propanolol

10-40 ulangi min

mg setiap

PO; 15-30 min/3-6 jam 30

Brokokontriksi, blok jantung,

hipotensi ortostatik Takikardi, hipotensi, gangguan koroner

Nifedipine

5-10 mg PO; ulangi 5-15 min/4-6 jam setiap 15 menit

Sedangkan untuk hipertensi darurat (emergency) lebih dianjurkan untuk pemakaian parenteral obat Sodium nitroprussida dosis 0,2510mg/kg/menit infus IV Efek/lama kerja Langsung/2-3 menit setelah infus Perhatian khusus Mual muntah,keracunan tiosinat, asidosis,

selang infus lapis perak Nitrogliserin 500-1000 mg infus 2-5 min / 5-10 min IV Sakit kepala,

takikardi, muntah, membutuhkan sistem pengiriman khusus karena obat mengikat PVC

Nicardipine

5-15 mg/jam/ infus 1-5 min/ 15-30min IV

Takikardi, muntah, kepala, peningkatan intrakcranial, hipotensi

mual, sakit

Klonidin

15ug,

6amp

per 30-60 min 24 jam

Ensefalopati dengan koroner gangguan

250 cc glukosa 5% mikrodrip Diltiazem 5-15 ug/kg/menit/infus IV 1-5 menit min/

15-30 Takikardi, muntah, kepala, peningkatan tekanan intrakranial, hipotensi.

mual, sakit

Pada hipertensi darurat (emergency) dengan komplikasi seperti hipertensi emergensi dengan penyakit payah jantung, maka memerlukan pemilihan obat yang tepat sehingga tidak memperparah keadaannya. Komplikasi Diseksi aorta Obat pilihan Nitroprusside + esmolol Get tekanan darrah SBP 110-120 segera

mungkin AMI, iskemia Nitrogliserin, Nitroprusside, nicardipine Edema paru Nitroprusside, Nitrogliserin, labetol Gangguan ginjal Nitroprusside, fenoldopam Kelebihan katekolamin Hipertensi ensefalopati Subarachnoid hemmorrage Stroke sikemik Labetol, phentolamine Nitroprusside Nitroprusside, nicardipine nicardipine 10- 15 % dalam 1-2 jam 20-25% dalam 2-3 jam 20-25% dalam 2-3 jam 0-20% dalam 6-12 jam labetol, 20-25% dalam 2-3 jam Sekunder untuk bantuan iskemia 10- 15 % dalam 1-2 jam

Sumber : National Institutes of Health. The sixth report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. NIH Publication;1997 Roesma, Jose . krisis hipertensi. Dalam: Aru W. sudoyo, dkk editor.Ilmu Penyakit Dalam, jilid V. Jakarta:Interna Publishing; 2009. p.1103-4

Anda mungkin juga menyukai