Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEMINAR FISIKA Tentang

DAMPAK DAN PENANGGULANGAN POLUSI SUARA TERHADAP INDRA PENDENGARAN MANUSIA

Oleh: MAI SASTRI 409 247

Dosen Pembimbing: Dedet Chandra, M.Si Estuhono, S.Pd

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) IMAM BONJOL PADANG 1433 H/2012 M

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelaikan makalah ini. Shalawat dan salam penulis doakan kepada Allah agar disampaikannya kepada Nabi besar Muhammad saw. Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih pada dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam memberikan pengarahan dalam menyekesaikan makalah ini. Kemudian buat teman-teman yang selalu mendukung, dan teristimewa buat orangtua penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan motivasi yang tek ternilai harganya. Pada kesempatan kali ini penulis akan menyelesaikan makalah seminar fisika dengan judul Dampak dan Penanggulangan Polusi suara Terhadap Indra Pendengaran. Dalam makalah yang akan penulis sajikan ini masih banyak kekurangan yang perlu ditambah oleh pembaca semuanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca semuanya. Agar makalah ini menjadi sempurna nantinya.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1 DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 2 C. Batasan Masalah........................................................................................... 2 D. Tujuan .......................................................................................................... 2 E. Manfaat ........................................................................................................ 3 KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 4 A. Pengertian Bunyi .......................................................................................... 4 B. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi ........................................................... 5 BAB III ................................................................................................................... 8 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8 A. Pengertian Polusi Bunyi atau Suara ............................................................. 8 B. Penyebab Pencemaran suara ........................................................................ 9 C. Dampak Pencemaran Suara........................................................................ 11 D. Cara penanggulangan polusi suara ............................................................. 13 BAB IV ................................................................................................................. 16 PENUTUP ............................................................................................................. 16 A. Kesimpulan ................................................................................................ 16 B. Saran ........................................................................................................... 16

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hirukpikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan seharihari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan suara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita seharihari. Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan manusia.

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu: 1. Semakain banyaknya manusia yang mengalami gangguan pendengaran. 2. Masyarakat tidak menyadari bahwa dengan memperbayak kendaraan akan meningkatkan polusi suara. 3. Masyarakat sudah biasa mendengar kebisingan padahal hal tersebut adalah pencemaran.

C. Batasan Masalah Dari beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Pembatasan tersebut adalah: 1. Pengertian polusi suara 2. Sumber polusi suara 3. Dampak yang ditimbulkan oleh polusi suara 4. Cara menanggulangi polusi suara

D. Tujuan Dari beberapa hal yang dikemukakan di atas, maka makalah ini dibuat mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Mengetahui apa itu polusi suara 2. Mengetahui apa-apa saja yang menjadi sumber polusi suara. 3. Mengatahui dampak yang ditimbulkan oleh polusi suara 4. Dapat mengatasi jika terjadi polusi suara. 5. Memenuhi tugas mata kuliah seminar fisika

E. Manfaat Pembuatan makalah ini tentu hendaknya mempunyai manfaat. Beberapa manfaat yang dapat di ambil dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Menambah wawasan mengenai pencemaran lingkungan bagi penulis. 2. Dapat menjadi informasi bagi khalayak umum agar lebih berpikir kedepannya. 3. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengurangi produksi barang-barang yang dapat menimbulkan polusi suara.

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Bunyi Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatannya sejajar dengan arah getarnya ( gelombang longitudinal) Syarat terdengarnya bunyi ada tiga macam, yaitu: 1. Ada sumber bunyi 2. Ada medium (suara) 3. Ada pendengar

Sifat-sifat bunyi meliputi: 1. Merambat membutuhkan medium 2. Merupakan gelombang longitudinal

Gambar 1. Gelombang longitudinal


Sumber: www.googleseacrhimage.com

3. Dapat dipantulkan

Karakteristik bunyi ada beberapa macam antara lain: 1. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur. 2. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur 3. Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda 4. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.

Cepat rambat bunyi: Karena bunyi merupakan gelombang, maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat. 2. Suhu medium. Semakin panas suhu medium yang dilalui, maka semakin cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan V = V0 + 0.6t dimana V0 adalah cepat rambat bunyi pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium. Bunyi berdasarkan frekuensinya dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk yang bisa mendengar bunyi infrasonik adalah jangkrik. 2. Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai 20 kHz. Ini adalah bunyi yang dapat didengar manusia. 3. Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebih dari 20 kHz. Makhluk yang dapat mendengar bunyi ultrasonik adalah lumba-lumba.

B. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi Intensitas Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis

Keterangan : I P A : Intensitas bunyi (W/m2) : Energi tiap waktu atau daya (W) : Luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu :

Sehingga, persamaan dapat kita modifikasi menjadi :

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu titik (tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10-12 W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan intensitasnya. ( Joko Budiyanto, 2008). Taraf Intensitas Bunyi Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell dengan mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai :

Keterangan : TI I I0 : Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB) : Intensitas bunyi (W/m2) : Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2). ( Joko Budiyanto,2008)

Taraf intensitas inilah yang mempengaruhi kenyaringan bunyi.

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Polusi Bunyi atau Suara Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau suara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di suara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB)

B. Penyebab Pencemaran suara Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat

lingkungan tidak merusak lagi.


2. Merusak dalam jangka waktu lama.

Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami seharihari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alatalat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran suaranya mengeluarkan bising. Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan

kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah: 1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB

Gambar 2. Orang ribut. 9

Sumber: www.googlesearchimage.com

2.

Suara kereta api / krl = 95 dB

Gambar 3. Kereta api


Sumber: www.googlesearchimage.com

3.

Mesin motor 5 pk = 104 dB

Gambar 4. Mesin motor


Sumber: www.googlesearchimage.com

4.

Suara petir = 120 dB

Gambar 5. Petir.
Sumber: www.googlesearchimage.com

10

5.

Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

Gambar 6. Pesawat tinggal landas


Sumber: www.googlesearchimage.com

C. Dampak Pencemaran Suara Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada

panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi fatal pada tubuh dan

menyebabkan sakit yang kronis.


3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga

menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.

Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat

penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zatzat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ.

11

Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia. Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir. Mungkin kita memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang. Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah. Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama

12

diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini. Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguangangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.

D. Cara penanggulangan polusi suara Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang. Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki. Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam. Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya.

13

Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. b.

Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). Tebal dinding minimal 10 cm.

Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik


a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan

industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai

berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm


c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan

rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.

Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara. Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi suara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.

14

Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar. Dari pabrik atau lembagalembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.

15

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Dimanapun kita berada kita selalu mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh kita. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara

diantaranya mulai dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh. Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia.

B. Saran Demikianlah makalah ini penulis buat, meskipun didalamnya masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.

16

KEPUSTAKAAN Budiyanto, Joko. 2008. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Handayani, Sri. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Siswanto. 2008. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Giancoli, C. Douglas. 2001. Fisika edisi kelima. Jakarta: Erlangga. www.aboutfetty.blogspot.com www.googleseacrhimage.com www.scribd.com

17

Anda mungkin juga menyukai