Anda di halaman 1dari 275

CENTRIFUGAL PUMP

Selection, Operation & Maintenance

BAB-1 MEKANIKA FLUIDA DASAR

Pengertian Mekanika Fluida


Fluida

adalah substansi yang dapat mengalir. Mekanika fluida adalah cabang ilmu rekayasa yang mempelajari masalah gaya dan energi yang dibangkitkan oleh fluida baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Fluida dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu: 1) Cairan 2) Gas/uap

Cairan: Akan mengikuti bentuk dari tempatnya dimana cairan tersebut dituangkan. mampu untuk dimampatkan Tidak (incompressible). Gas/uap: Memenuhi seluruh ruang dimana gas/uap tersebut berada. Mampu untuk dimampatkan (Compressible).

Sifat-sifat Fluida
Rapat

massa (density) Berat spesifik (specific weight) Grafitasi spesifik (specific gravity) Kompresibilitas (compressibility) Tegangan permukaan (surface tension) Kekentalan (viscocity) Tekanan uap (vapor pressure) Dll.

Rapat massa
Definisi:

Massa fluida per-satuan volume fluida pada tekanan temperatur standar. m = V Satuan:
kg/m3, lbm/ft3, dll.

Rapat massa
Contoh:
Rapat massa air air = 1000 kg/m3 (62.4 lbm/ft3) Rapat massa air raksa Hg = 13600 kg/m3 (846 lbm/ft3)

Rapat Massa Relatif


Definisi:
Adalah rapat massa suatu fluida dibandingkan dengan rapat massa air pada tekanan temperatur standar

Satuan:

S=

H O
2

Tanpa satuan.

Rapat Massa Relatif


Contoh: Rapat massa relatif air Sair = 1 Rapat massa relatif air raksa SHg = 13.6

Berat Spesifik
Definisi:
Berat fluida persatuan volume fluida tersebut pada tekanan dan temperatur standar.
.

= .g

Satuan:
kgf/m3 (N/m3) atau lbf/ft3.

Grafitasi Spesifik (SG)


Definisi: Perbandingan antara berat spesifik suatu fluida dengan berat spesifik air. g = SG = H O H O g Satuan:
2 2

Tanpa satuan.

Tegangan Permukaan
Definisi:
Adalah kemampuan fluida untuk menahan tegangan tarik akibat kohesi antara molekul-molekul pada permukaan fluida.

Kekentalan/Viskositas Absolut ()
Definisi:
Kecenderungan fluida untuk menahan aliran. Semakin besar kekentalan fluida, semakin sulit fluida untuk mengalir.

Kekentalan/Viskositas Absolut ()
Satuan:

N .s kg lb. sec lbm , , , 2 2 m m.s ft in. sec


Dyne sec 1 poise = m2

1 1 Cp = 1 centipoise = poise 100

Kekentalan Kinematik ()
Definisi: Adalah kekentalan absolut dibagi dengan rapat massa fluida.

Kekentalan Kinematik ()
Satuan:

m s

ft s

1 cm 1 stoke = detik
1 stoke 1 Cs = centi stoke = 100

Tekanan Uap

Definisi: Tekanan dimana cairan akan berubah menjadi uap pada temperatur yang diberikan. Tekanan uap sebagai fungsi dari temperatur, semakin tinggi temperatur maka tekanan uapnya juga semakin besar.

Tekanan
Definisi: Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal persatuan luas penampang.
Fn P= A

Satuan: Bar, lbf/in2 (psi), N/m2 (Pa), kg/cm2

Konversi satuan tekanan


1 bar

= 101.000 Pa = 101 kPa 1 bar = 1 atm 1 atm = 76 cm Hg 1 Bar = 1,02 kg/cm2 = 14,7 psi 1 Pa = 1 N/m2 1 N = 1/Grafitasi x kgf

Tekanan Absolut
Tekanan absolut = tekanan gage + tekanan atmosfir

Pabs = Pg + Patm
Satuan: Tekanan absolut: Pa, Psi (Psia) Tekanan gage: Pag, Psig

Tekanan Relatif (Gage)


Tekanan absolut = tekanan gage + tekanan atmosfir
Pabs Pgage

Pabs = Pg + Patm
Satuan: Tekanan absolut: Pa, Psi (Psia) Tekanan gage: Pag, Psig
0

Patm +
Vacum

0 -

Temperatur
Merupakan ukuran secara fisik untuk meggambarkan tingkat kepanasan dan kedinginan dari suatu materi. Terdapat 4 (empat) cara untuk mengukur temperatur:
-Menggunakan

skala Celius (relatif) -Menggunakan skala Fahrenheit (relatif) -Menggunakan Kelvin (absolut) -Menggunakan Rankine (absolut)

Satuan dan Dimensi


Dimensi dasar -Panjang [L] -Massa [M] -Waktu [T]

Sistem satuan
- C.G.S

(centimetre, gram, second) (foot, pound, - F.P.S second) (meter, - M.K.S kilogram, second) (sama dengan - Unit SI sistem MKS)

Satuan Dasar

Panjang: - Sistem MKS: m - Sistem FPS: ft Massa: - Sistem MKS: kg - Sistem FPS: lbm Waktu: - Sistem MKS: detik (s) - Sistem FPS: detik (s)

Satuan Turunan
Gaya: Luas

Kgf, Newton (N), lbf, Kilopound m3, ft3, in3 m/detik, ft/detik. m/detik2, ft/detik2

Permukaan: m2, ft2, in2

Volume:

Kecepatan:

Percepatan: Laju

Volume Aliran (Debit): m3/detik, ft3/detik

Satuan Turunan
Tekanan:

N/m2, N/cm2, lbf/ft2, lbf/in2

(psi).
Energi: Daya:

N.m (Joule), lbf.ft


N.m Joule = = watt detik detik

lbf.ft detik

Hidrostatik
Definisi:

Studi tentang variabel-variabel dari cairan dalam keadaan diam (statik). Variabelvariabel tersebut dapat berupa tekanan, head, gaya, dll.
Tekanan

Hidrostatik

Adalah tekanan yang bekerja pada setiap titik di dalam cairan akibat berat cairan yang berada di atas titik tersebut.

Head
Definisi:

Head (H) adalah tekanan hidrostatik dari cairan tertentu ( tertentu) yang dinyatakan dengan tinggi dari titik acuan ke permukaan cairan.

Pompa
P

H=

Gaya Apung
Fluida cenderung untuk mengangkat

benda-benda yang tercelup ke dalamnya karena dorongan dari fluida yang mengarah ke atas, yang dikenal dengan gaya apung.

FB = .V
dimana V=volume benda tercelup

Hidrodinamik
Adalah studi tentang variabel-variabel

dari cairan dalam keadaan bergerak (mengalir).


Variabel-variabel tersebut dapat berupa

tekanan, head, kecepatan, debit, dll.

Aliran Dalam Pipa

Jenis-jenis aliran dalam pipa: 1. Aliran Laminar 2. Aliran turbulen Ditinjau dari jumlah fasa yang terlibat, alliran dapat dibedakan menjadi: 1. Aliran satu fasa 2. Aliran dua fasa 3. Aliran tiga fasa

Aliran laminer
Adalah aliran fluida yang mengikuti pola

tertentu dalam pipa. Aliran laminer bersifat halus dan beraturan Aliran laminer memiliki tahanan gesek yang kecil.

Aliran turbulen
Adalah aliran yang bersifat kasar dan tidak beraturan serta memiliki pusaran-pusaran kecil dan berfluktuasi dalam semua arah (eddy current). Aliran turbulen memiliki tahanan aliran yang tinggi

Untuk membedakan apakah aliran bersifat

laminar atau turbulen, didefinisikan suatu bilangan Reynold (Re):

.v.D v.D Re = =

Dimana: v = Kecepatan rata-rata aliran (m/s) = Viskosiatas dinamik (N.s/m2) = Viskositas kinematik (m2/s) D = Diameter pipa (m)

Jenis-jenis aliran
Re <2300

: aliran laminer : aliran turbulen Re>4000 2300< Re<4000 : aliran transisi

Aliran Satu Fasa


Hanya terdapat satu fasa (wujud) saja dari

fluida yang mengalir dalam pipa.


Contoh: aliran fasa gas, aliran air, aliran

minyak melalui sebuah pipa.

Aliran Dua Fasa


Terdapat dua fasa fluida secara bersama-

sama mengalir dalam satu pipa. Kedua fasa tersebut tidak bercampur karena keduanya tidak saling melarutkan. Contoh: aliran air dan minyak dalam suatu pipa, aliran minyak dan gas dalam suatu pipa.

Aliran Tiga Fasa


Jika

terdapat tiga fasa fluida secara bersama-sama mengalir dalam suatu pipa. Ketiga fasa tersebut tidak bercampur karena ketiganya tidak dapat saling melarutkan. Contoh: aliran air, minyak, dan gas dalam suatu pipa.

Energi Aliran Fluida

Energi yang terkandung dalam fluida yang sedang mengalir:


1. 2. 3.

Energi potensial Energi kinetik, dan Energi tekanan

Energi Potensial
Adalah energi yang dimiliki oleh fluida

secara khayal akibat posisinya. Jika fluida dengan massa m berada z meter di atas suatu titik acuan, maka energi potensial partikel cairan adalah:

E p = mgz

Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh fluida, secara khayal akibat gerakan atau kecepatan fluida tersebut. Jika fluida dengan massa m mengalir dengan kecepatan rata-rata V m/s, maka energi kinetik fluida adalah:

1 2 E K = mv 2

Energi Tekanan
Adalah energi yang dimiliki oleh sebuah

fluida, secara khayal akibat tekanannya. Jika fluida dengan tekanan p, maka energi tekanan dari fluida adalah:

ET = p.V

Energi Total
Energi total yang dimiliki oleh partikel

fluida yang bergerak adalah penjumlahan dari energi potensial, energi kinetik, dan energi tekanan.

ETot

1 2 = mgz + mv + p.V 2

dimana g adalah percepatan gravitasi bumi.

Persamaan Bernoulli
Berdasarkan hukum kekekalan energi

berlaku:

p p & & & & m e + e + + Q + Wp = m 2 1


2 v12 p1 & & v2 p2 & & m u2 + 2 + gz2 + =m u1 + 2 + gz1 + + Q + W p

Persamaan Bernoulli

Bila Q=0 dan WP=0, maka persamaan di atas menjadi:

p1

2 v12 p 2 v2 + + gz1 = + + gz2 2 2

Persamaan ini disebut dengan persamaan Bernoulli, yang difomulasikan untuk menghitung variabel-variabel yang tidak diketahui pada setiap penampang pipa.

Persamaan Bernoulli
Bentuk persamaan Bernoulli dapat bermacam-macam antara lain:
p1
2 v12 p 2 v2 + + z1 = + + z2 2g 2g

2 v12 v2 p1 + + gz1 = p2 + + gz 2 2 2

Persamaan Bernoulli
Didalam aliran fluida riil, terjadi gesekan-gesekan sepanjang saluran sehingga terjadi kehilangan energi yang disebut sebagai losses, persamaanpersamaan di atas berubah menjadi:
p1
2 v12 p 2 v2 + + gz1 = + + z2 + H L 2g 2g

2 v12 v 2 p1 + + gz1 = p2 + + gz2 + p 2g 2g

Kerugian Aliran Fluida


Untuk dapat mengalir, fluida membutuhkan

tekanan/energi untuk mengatasi gesekan antara fluida dengan dinding saluran dan gesekan internal antar partikel-partikel fluida akibat kekentalannya. Kerugian tekanan/energi terbuang ke lingkungan dalam bentuk panas.

Kerugian Aliran Fluida


Penurunan tekanan akibat kerugian tersebut

dinamakan dengan kerugian tekanan atau drop tekanan (pressure drop). Jika kerugian/drop tekanan diperhitungkan, persamaan Bernoulli akan menjadi:
v1 p1 v2 p2 z1 + + = z2 + + + HL 2g 2g
Dimana HL adalah kerugian tekanan dalam bentuk head (head loss).
2 2

Kerugian Aliran Fluida

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah kerugian energi pada saat terjadi aliran yang disebabkan oleh:
1. Gesekan antara fluida dengan dinding pipa dan antar partikel-partikel fluida sendiri. Kerugian ini disebut dengan kerugian mayor 2. Gesekan yang terjadi pada komponen-komponen lain dalam sistem pemipaan separti: belokan (elbow), percabangan (Tee), masukan (entrance), keluaran (exit), katup (valve), pereduksi (reducer), dll., yang disebut dengan kerugian minor

Kerugian Head
Kerugian head aliran fluida melalui

pipa dapat dihitung dengan persamaan:


Dimana: v = kecepatan aliran (m/s) g = percepatan grafitasi bumi (9.81 m2/s) L = panjang pipa (m) D = diameter dalam pipa (m) f = faktor kerugian gesekan

L v2 HL = f D 2g

Faktor Kerugian Gesek

Untuk aliran laminer: f=64/Re

Untuk aliran turbulen: f=0.02+0.0005/D dimana D dalam meter Catatan: Persamaan diatas diterapkan untuk pipa yang masih baru. Untuk pipa yang sudah tua, maka kerugian head (HL) harus dikalikan dengan faktor 1.5 2. Harga f dapat juga ditentukan dengan menggunakan Diagram Moody

Diagram Moody

Kekasaran ekuivalen pipa baru

Kerugian Head Pada Entrance, Elbow,Tee, dan Sambungan Ulir


Kerugian head pada masukan (entrance)

belokan (elbow), percabangan (Tee) dan sambungan ulir dapat dihitung dengan persamaan:

v HL = KL 2g
2

Dimana KL adalah koefisien kerugian yang ditentukan dari grafik/tabel (diberikan pada lampiran).

Koefisien kerugian pada masukan (entrance)

Koefisien kerugian pada elbow

Koefisien kerugian pada belokan siku-siku

Koefisien kerugian pada macam-macam elbow

Koefisien kerugian pada percabangan (Tee)

Koefisien kerugian pada sambungan ulir

Kerugian Head Pada Reducer/Expader


Kerugian head akibat perubahan diameter

dapat dihitung dengan persamaan:


2 v2 HL = KL 2g

Dimana harga KL ditentukan dengan menggunakan tabel dan v2 adalah kecepatan aliran pada diameter yang lebih kecil.

Koefisien kerugian pada kontraksi tiba-tiba

Koefisien kerugian pada ekspansi tiba-tiba

Koefisien kerugian pada difusor konus

Kerugian Head Pada Ujung Pipa Terbuka


Kerugian head pada ujung bagian akhir pipa

yang terbuka dihitung dengan persamaan:

v2 HL = KL 2g
Harga faktor kerugian (KL) adalah: 1

Koefisien kerugian pada keluaran (exit)

Kerugian Head Pada Katup


Kerugian head aliran fluida yang melalui

sebuah katup dihitung dengan persamaan:

v2 HL = KL 2g
Dimana v adalah kecepatan aliran yang memasuki katup. Harga faktor kerugian (KL) ditentukan dari tabel.

Koefisien kerugian pada berbagai jenis katup

BAB-2 KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI POMPA

Pendahuluan
Pompa adalah sebuah mesin/peralatan yang

dipergunakan untuk menaikkan energi yang terkandung dalam cairan. Energi yang terkandung dalam cairan yang sedang mengalir tersebut dapat berupa energi kinetik, energi potensial, dan energi tekanan. Di suatu industri proses kimia, pompa digunakan sebagai alat untuk memindahkan/mengalirkan cairan dari satu peralatan ke peralatan lainnya melalui suatu sistem perpipaan.

Klasifikasi Pompa

Bila ditinjau dari cara kenaikan tekanan/head yang dialami oleh cairan, maka pompa dapat dibedakan menjadi: Pompa perpindahan positif (positive displacement), dan Pompa Rotodinamik (rothodynamic).

Klasifikasi Pompa

Pompa perpindahan positif adalah pompa dimana kenaikan tekanan/head yang dialami oleh cairan akibat adanya penekanan langsung cairan dalam suatu ruangan. Pompa rotodinamik adalah pompa dimana kenaikan tekanan/head yang dialami oleh cairan dilakukan dengan cara pemberian energi kinetik.

Klasifikasi Pompa

Pompa-pompa yang masuk kedalam kelompok pompa perpindahan positif diantaranya adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pompa torak/piston (piston pump), Pompa roda gigi (gear pump), Pompa ulir (screw pump), Pompa lobe (lobe pump), Pompa kipas (vane pump), Pompa diafragma (diaphragm pump), Pompa blok peluncur (shuttle block pump), dll.

Klasifikasi Pompa

Pompa-pompa yang termasuk kedalam kelompok pompa rotodinamik adalah:


1. 2. 3. 4. pompa sentrifugal, pompa aksial, pompa campuran (mix), pompa regenerative turbine, dll.

Pengelompokan pompa dan konstruksi masingmasing pompa secara lengkapnya ditunjukkan pada gambar-gambar berikut ini:

Klasifikasi Pompa
POMPA DINAMIK DISPLACEMENT

SENTRIFUGAL

LAIN-LAIN

ROTASI

BOLAK-BALIK

ALIRAN AKSIAL

JET

SINGLE ROTOR

PISTON

ALIRAN CAMPURAN

GAS LIFT

MULTIPLE ROTOR

DIAFRAGMA

ALIRAN PINGGIRAN

HIDRAM

Karakteristik Pompa
Jenis Pompa Aliran tekan Tinggi isap umumnya (ft) Cairan yang dapat dipindahkan Range tekanan Range kapasitas Efek kenaikan head terhadap kapasitas Efek kenaikan head power input Efek penurunan head terhadap Kapasitas Efek penurunan head terhadap power input Centrifugal mantap 15 bersih, bebas, kotor, abrasif, cairan yang mengandung rendah sampai tinggi kecil - besar menurun tergantung kec. Specific membesar tergantung Kec. Specifik Gear mantap 15 Kental, tidak abrasif menengah kecil - menengah relatif tetap membesar relatif tetap mengecil Reciprocating pulsa-pulsa 22 bersih dan bebas kotoran tinggi rendah sampai relatif besar. relatif tetap membesar relatif tetap mengecil

Pompa Sentrifugal.
Satu tingkat (single stage)

Tipe Diffuser Tipe Volute

Pompa Sentrifugal.
Bertingkat banyak (multi stages)

Tipe Diffuser

Rumah Volute

Cara Kerja Pompa Sentrifugal.

Komponen Utama Pompa Sentrifugal.


Static
1.
2.

Casing

Bantalan Rotating

1. Impeller 2. Poros

Komponen Utama Pompa Sentrifugal.

Pompa Aliran Campuran (MixFlow)

Pompa Aksial

Pompa Regenerative Turbine

Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik (ns) didefinisikan sebagai kecepatan putaran impeler per menit untuk membawa 1 galon (1 liter, meteris ) cairan per menit dengan total head setinggi 1 ft (1 m, metris).

ns = n

Q H
3/ 4

Kecepatan Specifik, Bentuk Impeler dan Efisiensi Pompa Sentrifugal

Perbandingan beberapa jenis impeler

Kurva Sistem Pada Pompa Sentrifugal


Kurva

karakteristik sebuah pompa menunjukkan hubungan antara head pompa, kapasitas (debit), daya dan efisiensi untuk diameter impeler dan besar casing suatu pompa yang tertentu pada kecepatan tertentu.

Kurva karakteristik pompa sentrifugal

Kurva karakteristik beberapa pompa sentrifugal

Bagian-bagian Pompa Sentrifugal

Impeler Pompa Sentrifugal


Klasifikasi

impeler dipergunakan untuk mendapatkan kecepatan spesifik tertentu. Bentuk impeler juga menunjukkan bagaimana aliran cairan pada sudu impeler.

Bentuk-bentuk Impeler Pompa Sentrifugal

Open

Semi-Open

Closed

Impeller Nomenclature

Pompa Rotari (Rotary Pump)


Pompa

rotari adalah pompa dimana kerja pemompaannya disebabkan adanya perubahan volume celah akibat gerak putar relatif antara bagian yang bergerak dari pompa dengan bagian yang diam. Arah gerakan rotari inilah yang membedakan pompa ini dengan reciprocating pump, dimana pada pompa reciprocating ada bagian yang bergerak bolak-balik.

Bagian-bagian Pompa Rotari


Ruang

pompa, biasanya didefinisikan sebagai ruang dalam pompa yang dapat menahan cairan yang dipompakan selama pompa bekerja. Badan pompa, bagian pompa disekeliling ruang pompa, yang sering juga disebut casing atau rumah pompa. Dalam beberapa disain, pompa rotary ini mempunyai badan yang ikut berputar, tetapi kebanyakan stationer, dan biasanya disebut stator. Poros

Bagian-bagian Pompa Rotari (lanjutan)


penggerak,

yang menyalurkan torsi dari sumber daya ke rotor untuk menggerakkan pompa. Karena bagian yang bergerak dari pompa rotari ini biasanya mempunyai satu pasang atau lebih, maka pada pompa ini biasanya dilengkapi dengan gigi pengatur waktu gerakan s (timing gear).

Jenis-jenis Pompa Rotari


Pompa

cam dan piston (cam and piston

pump) Pompa rodagigi (gear pump) Pompa lobular (lobe pump) Pompa ulir (screw pump) Pompa kipas (vane pump) Dll

Pompa Cam dan Piston


pompa ini sering juga disebut rotary plunyer pump, terdiri dari cam dan piston dengan yang bergerak eksentrik seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gerak perputaran poros menyebabkan cam yang eksentrik ini berfungsi sebagai penyalur. Karena putaran yang kontinu, cairan ditekan dari casing melalui slot ke outlet pompa.
Jenis

Pompa Rodagigi
Pompa

rodagigi dapat dibedakan menjadi: pompa rodagigi luar dan pompa rodagigi dalam. Pompa rodagigi luar merupakan tipe pompa rotari yang paling sederhana. Terdiri dari satu pasang roda gigi luar yang berhubungan langsung.

Pompa Rodagigi (lanjutan)


Pompa

rodagigi dalam mempunyai satu rotor penggerak yang mempunyai gigi yang berkontak dengan gigi lain dalam roda gigi pasangannya. Bagian yang berbentuk sabit dapat dipakai untuk mencegah cairan mengalir kembali ke bagian isap pompa.

Pompa Rodagigi (lanjutan)

Pompa rotari tipe roda gigi luar

Pompa Rodagigi (lanjutan)

Pompa rotari tipe roda gigi dalam

Pompa Rodagigi (lanjutan)

Pompa Lobe (Lobe Pump)


Pompa

ini mempunyai dua atau lebih rotor yang berpotongan dengan dua, tiga atau lebih lobe, pada tiap rotor. Gerakan rotor disinkronkan oleh roda gigi dalam. Karena ruang yang tersedia untuk cairan yang diangkut hanya sedikit dibandingkan pada pompa roda gigi, maka aliran cairan pada pompa ini tidak terlalu konstan seperti pada pompa rodagigi.

Pompa Lobe (Lobe Pump)

Pompa Ulir
Pompa

ini mempunyai dua atau tiga ulir yang mempunyai alur yang cocok yang berputar dalam rumah (casing) yang tetap. Pompa ulir tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar dengan eksentrik dalam rotor kedua yang mempunyai bagian dalam yang berbentuk helik. Pompa ulir ganda atau rangkap tiga mempunyai dinding luar yang diam. Aliran cairan terjadi diantara alur ulir sepanjang sumbu dari ulir.

Pompa Ulir

Pompa Kipas (Vane Pump)


Pompa

dengan sudu yang berayun mempunyai seri dari sudu yang tergantung yang berayun keluar bila rotor yang berputar. Pada pompa sudu tipe sliding menggunakan sudu yang bertopang pada lubang casino disebabkan gaya sentrifugal ketika rotor berputar.

Pompa Kipas (Vane Pump)

Pompa Kipas (Vane Pump)

Pompa Blok Peluncur (Shuttle Block Pump)


Pompa

ini mempunyai rotor berputar yang berbentuk silinder dala rumah konsentris. Di dalam rotor terdapat blok peluncur dan piston yang bergerak bolak-balik akibat adanya penempataran pin yang diam.

Universal Joint Pump


Ujung

bebas dari rotornya yang ditopang pada bearing pada kira-kira sudut 30 derajat dengan poros horisontalnya. Ujung yang berlawanan dari rotor ini dipasangkan pada poros penggerak. Bila rotor berputar, empat pasang volume ruang variabel yang terbentuk membuka dan menutup, merupakan dasar kerja pompa.

Karakteristik Pompa Rotary


Dengan

mengabaikan kebocoran, pompa rotari mengangkut cairan dengan kapasitas yang hampir konstan pada berbagai tekanan keluar (discharge). Kapasitas aliran pompa rotari bervariasi langsung dengan kecepatan, kecuali terjadi kebocoran yang dipengaruhi oleh celah bocoran, kekentalan (viskositas) cairan dan faktor lainnya.

Kurva karakteristik head terhadap debit (H vs Q) Pompa Roda Gigi


Q (Debit)

Q vs H 600 rpm Q vs H 400 rpm


pm r 600
pm r 0 40

Q vs H 200 rpm

vs p N

H s v Np 0 rp m 0 2 H Np v s

H (Head)

Np (Daya)

Pompa Bolak-balik (Reciprocating Pump)


Pompa

bolak-balik dengan perpindahan gerak yang positif adalah salah satu pompa yang menggunakan plunyer atau piston yang berpindah-pindah posisi mengikuti gerak poros engkol atau cam engkol.

Bagian-bagian balik
Plunyer atau piston. Silinder.

Pompa

Bolak-

Katup pengontrol penghisap . Katup kontrol penekan. Packing untuk mencegah kebocoran.

Tipe Pompa Bolak-balik Menurut Penggeraknya


Direct Acting Pump. Pompa Power. Pompa Bolak-balik tipe Diaphragma.

Karakteristik Pompa Bolak-balik


Direct Acting Pump

Karakteristik Pompa Bolak-balik


Pompa Power

Pompa Piston

Pompa Piston

Pompa Piston

BAB-3 INSTALASI POMPA

Head Total Pompa dan Sistem


Head total pompa dan sistem dapat dihitung dari:

H=
Dimana:
pd ps vd vs Ha HL

pd p s

2 vd vs2 + + Ha + HL 2g

: Tekanan satatik aliran keluar (Pa) : Tekanan satatik aliran masuk (Pa) : Kecepatan aliran keluar (m/s) : Kecepatan aliran masuk (m/s) : Perbedaan tinggi permukaan air (head statik) (m) : Berbagai kerugian head (m)

Head Total Pompa dan Sistem


p d vd Hd Ha Ha p s vs
Hs

p d vd

p s vs

Hd Hs

Head Total Pompa dan Sistem

NO STATIC HEAD - ALL FRICTION

Head Total Pompa dan Sistem

POSITIVE STATIC HEAD

Head Total Pompa dan Sistem

NEGATIVE (GRAVITY) HEAD

Head Total Pompa dan Sistem

MOSTLY LIFT- LITTLE FRICTION HEAD

Head Isap Positip Neto (NPSH)


Kavitasi

akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi, harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Didefinisikan suatu Head Isap Positip Neto atau NPSH, yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

NPSH yang tersedia (NPSHAv)


Adalah head yang dimiliki oleh zat cair

pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut.

H sv =

pa

pv

Hs HL

NPSH yang tersedia (NPSHAv)


Dimana Hsv : NPSH yang tersedia (m) pa : Tekanan atmosfir (Pa) pv : Tekana uap jenuh cairan (Pa) g : Berat spesifik cairan (N/m3) Hs : Head isap statis (m) HL : kerugian head pada pipa isap (m)

NPSH yang diperlukan (NPSHRe)


Tekanan terendah di dalam pompa biasanya terdapat disuatu titik terdekat setelah sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanan adalah rebih rendah dari pada tekanan pada lubang isap pompa. Agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk pompa, dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi dari pada tekanan uap zat cair.

NPSH yang diperlukan (NPSHRe)


Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan (NPSHRe) . Besarnya NPSH yang diperlukan (NPSHRe) berbeda untuk setiap pompa. Untuk suatu pompa tertentu, NPSHRe berubah menurut kapasitas dan putarannya.

NPSH yang diperlukan (NPSHRe)


Agar pompa tidak mengalami kavitasi, maka harus

dipenuhi persyaratan berikut :


NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan

NPSHAv>NPSHRe
Harga NPSH yang diperlukan

(NPSHRe) diperoleh dari pabrik pompa melalui pengujian.

Hubungan antara NPSHAv dan NPSHRe


H
H vs Q

NP SH Av
e NPSH R

Operable

Q Unoperable

Berbagai Pengaruh Pada NPSHAv


NPSH yang tersedia tergantung pada: Temperatur lingkungan. Tekanan atmosfir. Tekanan uap. Head isap statis. Dll.

Pencegahan Kavitasi
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menghindari kavitasi: Tinggi hisap harus dibuat serendah mungkin. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jangan memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran di sisi isap. Sesuaikan head pompa dengan kebutuhan. Hindari head pompa yang berfluktuasi.

Proses Pemilihan Putaran Dan Jenis Pompa


Untuk pompa yang digerakkan dengan motor

listrik, putaran pompa diambil sama dengan putaran motor penggerak. Hitung putaran spesifik (ns) dari putaran (n), head (H), dan kapasitas (Q) yang diberikan. Tentukan jenis pompa (sentrifugal, mix-flow, atau aksial) yang sesuai. Dari kurva yang sesuai, pilih pompa yang cocok dengan kebutuhan. Periksa apakah NPSHAv>NPSHRe.

Proses Pemilihan Putaran Dan Jenis Pompa

Pompa poros mendatar dan poros tegak


Hal yang diperbandingkan Pancingan (Priming) NPSH yang tersedia Luas ruang instalasi Tinggi bangunan rumah Berat pompa Poros mendatar Diperlukan Kecil Besar Rendah Kecil Poros tegak Tidak perlu Besar Kecil Tinggi Besar Keterangan Untuk kerja menghisap Untuk kerja menghisap

Pompa untuk pemakaian khusus.


Kondisi Pemakaian Untuk luas ruangan yang terbatas Untuk sumur dalam Untuk fluktuasi yang besar pada permukaan cairan sisi isap. Untuk ruangan pompa yang dapat terendam cairan. Untuk memompa cairan limbah dan berlumpur. Untuk penguat (pompa booster) Untuk mencegah pengotoran air oleh minyak pelumas/grease. Untuk mengurangi kebisingan. Bila kebocoran cairan keluar pompa tidak diijinkan Pompa yang Sesuai Pompa tegak (pompa vertikal) Pompa vertikal jenis sumur dalam (deep well). Pompa vertikal. Pompa vertikal dengan lantai ganda. Pompa volut vertikal jenis sumuran kering (dry pit). Pompa dengan masukan (inlet) dan keluaran (outlet) sesumbu (inline). Pompa volut horizontal atau vertikal dengan pelumas air. Pompa dengan motor terendam (submersible). Pompa motor berselubung.

Daya Poros Dan Efisiensi Pompa


Daya Air

Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per satuan waktu.

N h = .g .Q.H = .Q.H

(watt)

Dimana: = berat spesifik cairan (N/m3) Q = debit aliran (m3/s) H = head (m)

Daya Poros Dan Efisiensi Pompa


Daya Poros:

Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa. Efisiensi pompa: Perbandingan antara daya air (Nh) terhadap daya poros yang diperlukan oleh pompa.

Nh .Q.g .H p = 100% = 100% Np Np

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Pipa Hisap

Katup-katup (Valves)

Katup-katup (Valves)

Katup-katup (Valves)

Pemipaan (Piping)

Pemipaan (Piping)

Pemipaan (Piping)

Pemipaan (Piping)

Getaran

Getaran

Getaran

Getaran

Getaran

Getaran

Keausan

Keausan

Keausan

BAB-5 TEORI DASAR POMPA CENTRIFUGAL

Segi Tiga Kecepatan


Arah dan besar kecepatan aliran fluida yang masuk dan keluar dari impeler dapat digambarkan sbb:

Segi Tiga Kecepatan


Dimana: = kecepatan putar impeler U = kecepatan tangensial = .r C = kecepatan absolut aliran fluida w = kecepatan relatif aliran thd impeler = sudut antara C dan U = sudut antara w dan u

Persamaan Euler
Torsi pada poros pompa:

& (r2 .C2 cos 2 r1.C1 cos 1 ) T =m


Daya poros pompa:

N a = T . & (U 2 .C2 cos 2 U1.C1 cos 1 ) =m & (U 2 .CU 2 U1.CU 1 ) =m

Persamaan Euler
Head teoritik:

H Th

1 = (U 2 .CU 2 U1.CU 1 ) g

Head berharga maksimum jika CU1=0:

H Th

U 2 .CU 2 = g

Persamaan Euler
Dari segi tiga kecepatan:

U 2C m 2 Cu 2 = U 2 g. tan 2
Maka Head pompa menjadi:

H Th

2 2 U 2Cm 2 U 2 U2 U 2Q = = g tan 2 g d 2 .b. tan 2

Dimana: Cm2= Q/(.d2.b); Q=debit;

d2=diameter tip impeler.

Head Teoritis
Kurva Hth vs Q teoritik:

1.

2.

3.

Kerugian sirkulasi akibat jumlah sudu yg terbatas. Kerugian karena tumbukan sliran pada sudu-sudu Kerugian gesekan fluida.

Kerugian-kerugian Pada Impeler Kerugian sirkulasi

Head Aktual
Head aktual adalah Head teoritik dikurangi dengan

rugi-rugi Head pada impeler (garis F-J).

Head Aktual

2>900

2=900

2<900

Kurva H vs Q Pompa Centrifugal

KARAKTERISTIK DAN BEBERAPA POMPA CENTRIFUGAL

BAB-6 OPERASI, PEMASANGAN, DAN PEMELIHARAAN POMPA

Operasi Pompa
Kurva Head Kapasitas Pompa dan Sistem. Operasi Paralel Dan Operasi Seri. Pengaturan Kapasitas. Modifikasi Pompa. Prosedur Menjalankan dan Menghentikan.

Kurva Head Kapasitas Pompa dan Sistem


H (Head)
Pom pa ( P )

H operasi
e Sis t Head loss ) S ( m

Titik operasi

Head statik

Q operasi Q (Debit)

Variasi Head Statik & Head Loss


Variasi head statik
H
Pom pa ( P
tem Sis

Variasi head loss


H
Pom
K1

K2 ) ) 2 2 (S
1)

pa ( P
2)

K2
)

K1

-1 (S m e t Sis

1) te m 1 (S s i m S e Sist

S 2(

Hst-2

Hst
Hst-1 Q2

Q1

Q2

Q1

Hst-1<Hst-2

Hsist-1<Hsist-2

Kondisi Operasi Pompa


Dibawah normal (kapasitas tak penuh). Normal (kapasitas sesuai desain). Diatas normal (kapasitas melebihi normal).

Operasi pompa dibawah normal (kapasitas tak penuh) dapat mengakibatkan:

Pompa menjadi panas, kenaikan temperatur yang diijinkan adalah 100 C dari kondisi normalnya. Kenaikan tempertur dapat dihitung dengan:

Pada pompa volut , gaya radial pada impeler bertambah besar karena distribusi tekanan di sekeliling impeler bervariasi. Pada pompa dengan ns yang besar akan terjadi kenaikan daya poros. Pada pompa aksial dapat menimbulkan bunyi dan getaran.

Operasi pompa pada kapasitas melebihi normal dapat mengakibatkan:


Pada pompa sentrifugal

dengan ns rendah, akan terjadi kenaikan daya poros. Dapat mengakibatkan kavitasi.

Operasi Pompa Paralel Dan Operasi Pompa Seri


Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak

dapat dicapai oleh sebuah pompa, maka dapat digunakan dua buah pompa atau lebih yang dipasang secara seri atau paralel.

Operasi Pompa Paralel Dan Operasi Pompa Seri

Pompa secara paralel untuk menaikkan debit (kapasitas).


Pompa No. 1 Q1 Q1+Q2

Pompa secara seri untuk menaikkan head.

Pompa No. 2 H2 H1+H2


Pompa No. 1

H2
H1

Pompa No. 2 Q2

Pompa Paralel
Karakteristik sama

Karakteristik berbeda

Pompa Seri
Karakteristik sama

Karakteristik berbeda

Pengaturan Kapasitas
Dapat dilakukan dengan:
1. 2. 3. 4. 5.

Pengaturan dengan katup. Pengaturan putaran. Pengaturan sudut sudu. Pengaturan jumlah pompa yang bekerja. Pengaturan dengan resevoir.

1. Pengaturan dengan katup


Perubahan
S4
H

S3 K3 K2

bukaan katup mengakibatkan terjadinya perubahan pada head sistem.

K4

S2 S1 K1 K0
pa m Po ) (P

S0

Q4

Q3

Q2

Q1

Q0

2. Pengaturan putaran
Hukum

kesebangunan (afinitas):
Q1 n1 D13 = 3 Q2 n2 D2 H1 n12 D12 = 2 2 H 2 n2 D2 Np1 n13 D15 = 3 5 Np2 n2 D2

H
Puta ran 0 (n 0) Puta ran 1 (n P1 1) Puta P2 ran 2 (n 2
)

Sistem

P0

Q2

Q1

Q0

3. Pengaturan Sudut Sudu


Pompa aksial
H

atau pompa aliran campur dapat dibuat dengan sudu impeler yang dapat diubah sudutnya.

Sistem

2 1

Q3 Q2 Q1 Q0 Q

4. Pengaturan Jumlah Pompa


Dipergunakan

beberapa buah pompa yang disusun secara paralel. Perubahan laju aliran berbentuk tangga.

Sistem
P4 P2 P3 4 Pompa 3 Pompa 2 Pompa 1 Pompa Q1 Q2

P1

Q3

Q4

5. Pengaturan Reservoir
H
Sistem 2

S2

Sistem 1 S1

H2
H1

H2

H1

Q2

Q1

Modifikasi Pompa
1. Pemotongan impeler

Modifikasi Pompa
1. Pemotongan impeler
H
H vs H' vs
D D'

Sistem
Q'

B B'

Np v s Q Np' vs Q'

C C'

Q'

Modifikasi Pompa
2. Pengurangan jumlah tingkat

Prosedur Menjalankan dan Menghentikan Pompa.


1. 2. 3.

Memancing pompa. Urutan pembukaan dan penutupan katup. Gejala transien (keadaan sebelum tercapai kemantapan) yang berhubungan dengan start dan stop, terutama cara pencegahan gejala benturan air (water hammer).

Benturan Air (Water Hammer)

Gejala ini terjadi bila aliran cairan dalam pipa tiba-tiba dihentikan, misalnya akibat penutupan katup dengan cepat sehingga akan terjadi lonjakan tekanan. Pada instalasi pompa, peristiwa ini terjadi jika pompa tiba-tiba berhenti sehingga aliran terhalang oleh impeler mengakibatkan tejadinya lonjakan tekanan. Gejala water hammer pada pompa yang paling kritis adalah pada saat listrik padam dengan tiba-tiba. Besar kecilnya lonjakan/drop tekanan bergantung pada:
) ) )

Besar/kecilnya perubahan debit aliran, Kecepatan pembukaan/penutupan katup Cara menjalankan dan menghentikan pompa

Water Hammer Pada Instalasi Pompa

Pompa tanpa katup cegah (Check valve)

Water Hammer Pada Instalasi Pompa

Pompa dengan katup cegah pada sisi keluar

Water Hammer Pada Instalasi Pompa

Pompa dengan katup yg dapat diatur pada sisi keluar

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Kerusakan akibat water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Kerusakan dan Pencegahan Water Hammer

Pencegahan water hammer

Surjing Pada Pompa

Surjing Pada Pompa

Pencegahan Surjing

Surjing Pada Pompa

Pencegahan Surjing

Fluktuasi Tekanan

Fluktuasi Tekanan

Fluktuasi Tekanan

Pencegahan Fluktuasi Tekanan

Operasi Otomatik Pompa

Operasi Otomatik Pompa

Pemasangan
1. 2. 3. 4. 5.

Pemasangan pompa mendatar. Pompa Tegak. Pompa sumur dalam dengan motor benam. Pemipaan. Pencegahan getaran dan bunyi.

1. Pompa mendatar

Pemasukan dengan isapan

Pemasukan dengan dorongan atau tekanan

Pemasangan dan Pengamanan Pompa Kecil Mendatar

Pondasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan: Kekuatan. Landasan. Letak landasan terhadap balok (beam). Kedataran landasan.

Urutan Pemasangan Pompa


Urutan pemasangan yang baik: Peletakan mesin. Pelurusan (Alignment).

2. Pompa Vertikal

3. Pompa Sumur Dalam

4. Pemipaan (piping)
1) Pipa Hisap Hal-hal yang perlu diperhatikan:
) Pecegahan

kebocoran. ) Pencegahan kantung udara. ) Pemasangan saringan. ) Kedalaman ujung pipa. ) Rantai penarik katup. ) Katup sorong. ) Reducer pada belokan.

4. Pemipaan (piping)
2)Pipa Keluar (Pipa Tekan) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
) Diameter

pipa dan kecepatan aliran. ) Pencegahan kantung udara. ) Pengaman tekanan perapat. ) Tinggi pipa sifon.

4. Pemipaan (piping)
3)Sambungan dan tumpuan pipa Hal-hal yang perlu diperhatikan:
) Sambungan

kaku dan fleksibel. ) Katup sorong dan katup cegah. ) Cara menumpu pipa.

4. Pemipaan (piping)
4) Priming dengan tangki
Tangki penyedia air

Min 1 m

Pompa

5. Getaran dan Bunyi


Penyebab: Fluktuasi tekanan. Aliran tidak mantap. Kavitasi. Surjing. Water hammer. Keadaan tidak seimbang (unbalance).

5. Getaran dan Bunyi


Pencegahan: Memperkuat pondasi dan penumpu pipa. Sediakan NPSH yang cukup. Operasikan pompa pada daerah kerjanya. Kurangi pencekikan (throtle) pada katup. Lakukan balancing dan alignment.

5. Getaran dan Bunyi


Cara perambatan: Melalui pondasi dan struktur bangunan. Melalui pipa-pipa. Melalui cairan yan dipompa. Melalui udara.

Pemeliharaan
Pemeriksaan

pendahuluan dan cara menjalankan pompa. Pemeriksaan Kondisi Operasi. Penanganan untuk penghentian pompa. Penanganan pompa cadangan. Penanganan pompa yang tak dipakai dalam jangka waktu lama. Pengelolaan.

Pemeriksaan pendahuluan dan cara menjalankan pompa


Pembersihan reservoir dan pipa hisap. Pemeriksaan sistem kelistrikan. Pemeriksaan kelurusan (alignment). Pemeriksaan pelumas. Pemutaran poros. Pemeriksaan pipa-pipa dan alat bantu. Pemeriksaan katup pada pipa hisap. Memancing (priming).

Pemeriksaan pendahuluan dan cara menjalankan pompa


Pemanasan/pendinginan awal. Pemeriksaan arah putaran poros. Penanganan katup keluar.

Pemeriksaan Kondisi Operasi


Pembacaan manometer dan ampermeter. Temperatur dan kebocoran pada kotak

paking. Pemeriksaan bantalan. Pemeriksaan getaran dan bunyi. Pemeriksaan cakram pengimbang. Cara menangani instrumen.

Penanganan untuk penghentian pompa


Langkah-langkah pengamanan: Pompa sentrifugal dapat dimatikan setelah katup keluar ditutup rapat. Pada pompa yang dipancing dengan pompa vakum, buka katup pembocor udara (vacuum breaker) setelah pompa dimatikan. Pada pompa yang menggunankan air pendingin, tutup katup pendingin setelah pompa dimatikan.

Penanganan untuk penghentian pompa


Langkah-langkah pengamanan: Cairan perapat pada kotak paking tetap dibiarkan selama ada cairan dalam pompa. Jika pompa berhenti karena listrik padam, tombol listrik harus dibuka dan katup keluar dibuka. Pada pompa aksial, katup pembocor udara harus dibuka sebelum katup keluar ditutup.

Penanganan pompa cadangan


Pompa cadangan (standby pump) harus

disiapakan untuk dapat diopersikan setiap saat. Pompa cadangan harus dijalankan secara periodik. Sedikitnya sekali dalam sebulan selama 10 menit. Pompa diopersikan secara bergantian.

Penanganan pompa yang tak dipakai dalam jangka waktu lama


Cairan dalam pompa harus dikeluarkan

(pompa dikeringkan). Permukaan-permukaan yang difinish seperti pada bantalan, poros, penekan paking, kopling, dll. harus dilumuri dengan minyak atau zat pencegah karat.

Pengelolaan
Kartu kendali. Butir dan jangka waktu pemeriksaan. Log operasi. Penyediaan suku cadang.

Kartu kendali
(Halaman depan) Pompa Jenis/type Diameter keluar Jumlah tingkat Kapasitas Head total Putaran Tgl. Pembuatan Nomor pabrik Pabrik Jenis/type Daya Tegangan (V) Arus (A) Putaran Jumlah kutub Frekuensi (Hz) Rating Kelas isolasi Motor Tgl. Pembuatan Nomor pabrik Pabrik

(Halaman belakang) Tanggal Uraian Jumlah Dikerjakan oleh

Butir dan jangka waktu pemeriksaan


Pemeriksaan harian: Temperatur rumah bantalan dan pompa. Tekanan isap dan tekanan keluar. Kebocoran pada paking. Arus listrik. Jumlah minyak pelumas.

Butir dan jangka waktu pemeriksaan


Pemeriksaan bulanan: Pemeriksaan tahan isolasi pada motor pompa benam (submersible). Pemeriksaan tiga-bulanan: Penggantian minyak pelumas bantalan. Pemeriksaan gemuk (grease)

Butir dan jangka waktu pemeriksaan


Pemeriksaan enam-bulanan: Pemeriksaan paking tekan dan selubung poros (bushing). Pemeriksaan kopling kaku penghubung motor dengan pompa.

Butir dan jangka waktu pemeriksaan


Pemeriksaan lima-tahunan: Keausan pada bagian-again yang berputar, terutama wearing ring. Korosi dalam rumah pompa. Keadaan katup-katup. Kelurusan poros (alignment). Tahanan isolasi motor benam.

Log operasi
Tanggal Hal Temperatur Tekanan Tekanan ruangan isap keluar (C) (m) (m) Arus (A) Tegangan (V) Getaran/ Temperatur Paking suara bantalan tekan (C) Keterangan

Penyediaan suku cadang


Bagian-bagian yang perlu diganti setiap overhaul: Paking tekan. Paking karet dan gasket. Minyak pelumas.

Penyediaan suku cadang


Bgian-bagian yang harus segera diganti setiap ada kebocoran: Perapat mekanik (mechanical seal).

Penyediaan suku cadang


Bgian-bagian yang harus segera diganti karena aus: Selubung poros (bushing). Cincin perapat (wearing ring). Cakram pengimbang dan dudukannya. Impeler dan pasak. Poros.

Penyediaan suku cadang


Bgian-bagian yang harus segera diganti jika terjadi getaran dan bunyi yang tidak normal: Bantalan bola dan bantalan rol serta bushing bantalan. Kopling flens luwes.

BAB-7 TROUBLESHOOTING POMPA

Gangguan Umum pada Pompa:


1. 2. 3.

4. 5. 6. 7.

Pompa sukar di-priming. Pompa tidak berputar setelah tombol ditekan. Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar. Motor mengalami pembebanan lebih. Bunyi dan getaran terlalu berlebihan. Bantalan panas melebihi batas. Kebocoran dan pemanasan kotak paking.

1. Pompa sukar di-priming.

Pada katup isap

1. Pompa sukar di-priming.


Pompa vakum:

2. Pompa tidak berputar setelah tombol ditekan.

3. Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar.

3. Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar.

4. Motor mengalami pembebanan lebih.

4. Motor mengalami pembebanan lebih.

5. Bunyi dan getaran terlalu berlebihan.

5. Bunyi dan getaran terlalu berlebihan.

6. Bantalan panas melebihi batas.

7. Kebocoran dan pemanasan kotak paking

Air bocor dari paking tekan:

7. Kebocoran dan pemanasan kotak paking


Paking tekan menjadi panas:

7. Kebocoran dan pemanasan kotak paking


Air bocor dari perapat mekanik (mechanical seal)

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)


1. Air tidak keluar atau aliran kecil

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)


2. Penunjukan manometer tidak banyak berubah tetapi jarum ampermeter bergerak gerak.

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)


3. Jarum manometer dan ampermeter bergerak-gerak.

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)


4. Air yang dipompa mengandung banyak pasir

Gangguan Dan Cara Perbaikan Pompa Benam (Submersible pump)


5. Tahanan isolasi motor benam menurun

Anda mungkin juga menyukai