Anda di halaman 1dari 10

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan Surabaya, 27 Juni 2008

Dosen Pembimbing,

Dr. I.B. Putera Manuaba, Drs., M.Hum. NIP 131877890

Mengetahui, Ketua Departemen Sastra Indonesia

Moch. Jalal, S.S., M.Hum. NIP 132161180

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 8 Juli 2008

Ketua,

Dra. Adi Setijowati, M.Hum. NIP 131458544

Sekretaris,

Dr. I.B. Putera Manuaba, Drs., M.Hum. NIP 131877890

Anggota 1,

Anggota 2,

Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum. NIP 132086390

Puji Karyanto, S.S., M.Hum. NIP 132086388

iv

Ibu,
kula tansah kemutan wejangan panjenengan, Dheny, anakku sing bagus dewe, lek sholat sing sregep, cepet lulus, Ibu wis tuwa, wis kesel nyekolahne.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surabaya, 27 Juni 2008

Dheny Jatmiko

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, menjadi kata yang tepat untuk mengungkapkan rasa syukur terselesaikannya penulisan skripsi ini setelah mengalami proses yang berlarat-larat yang diselingi berbagai gangguan dari dalam maupun dari luar diri penulis. Terima kasih Allah SWT atas semua yang diberikan pada penulis. Skripsi yang berjudul Interpretasi Hibriditas Tokoh dalam pada Novel Keroncon Cinta karya Ahmad Faishal ini merupakan stasiun terakhir dari perjalanan panjang studi kesastraan penulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana. Tidak bisa dipungkiri bahwa selesainya penulisan skripsi ini dikarenakan adanya bantuan-bantuan dengan berbagai macam bentuk dari pihak-pihak dan rekan-rekan semua. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih terdalam kepada: 1. Kedua orang tua: Sukmiati, Ibu tercinta (aku tidak tahu harus berkata apa, yang jelas aku pasti menjadi seperti apa yang kau doakan ), dan Salidi almarhum, Bapakku (aku belum sempat mengenalmu, tapi aku selalu merakasan keberadaanmu di seluruh tubuhku); 2. Dosen Pembimbing, Dr. I.B. Putera Manuaba, Drs., M.Hum. yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan pencerahan; 3. 4. 5. Aribowo, Drs., M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya; Moh. Jalal, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia; Luita Aribowo, S.S., selaku dosen wali;

vii

6.

Mas-mas dan Mbak-mbakku (mugo-mugo aku iso mbales): mbak Nurwati & mas Kin (maturnuwun wejangane), mas Pri & mbak Erma (maturnuwun peringatane), mas Didik & mbak Nurjanah (maturnuwun alternatife), mbak Natin & mas Kalil (maturnuwun perhatiane sing ora iso diitung ), mas Adi & mbak Yeni (maturnuwun komputere), mas Ribut & mbak Aris (maturnuwun ngopeni aku nak Suroboyo), mbak Rini & mas Rianto (maturnuwun kerep nyilihi klambi), mbak Anik dan mas Ferdy (maturnuwun panas-panas gelem nak bank);

7.

Keponakan-keponakanku: Andi & Nimas, Riza & Dina, Briyan & Osi, Yahya & Ipang, Akmal, Kafka, Inez & adiknya (Paklikmu iki ojo diconto);

8.

Keluarga Besar Teater Gapus yang pasti menjadi BESAR (terima kasih telah memberiku sesuatu yang paling berharga untuk memahami carut-marut dunia, yaitu sastra dan teater): Pak Huri Pak Bandeng Kang Pitik Pak Ndok Mas Ribut Pak Kojek&Mbak Deny Pak Balok Mas Ajis&Mbak Apri Mas Widhi Kak Acong Wak Kadir ( menulis, mengapa harus menulis, apa yang harus ditulis) , seseorang yang tak boleh disebut namanya (hidup kelewat menuntut, kawan!), Jupeng & Oce (di simpang tiga, kita memencar), Ridho (aku kangen seperti dulu dan seperti ini ), Shofwan (kancanono aku, tapi ya beginilah gudel), Nurma (pasti aku curhat lagi), Suryadi (di Singosari), Ike (air tenang menghanyutkan), Kharis (sepurane sing akeh), Asep (beri penerangan), Maman (sumber rejeki), Wildan (seperti ludruk: serius-guyon), Tandon Dian (males komentar), Kathok Indi (Jawa di mana-mana), Nunung (adakah lomba hari ini?), Joko (kejahatan ATM),

viii

Ganjar (sudah selesai mengamatinya?), Galih (ayo keliling Surabaya lagi), Po Aulia (trecet sampek nglicep), cak MatFitri (semoga bahagia), Rayi (bawa makanan), Made (beri aku makan di rumahmu), Trisna (mainkan seperti bola), Sondy (musik jos), Idoy (trima kasih flashdisknya), Dimas (melukis imajinasi); 9. Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar ( mencari ilmu sangat perlu): pak Munib (pagemaker), Gus Yus (nyuwun ilmu lan dongane), mbah Gatot; 10. Dosen-dosen ilmu sastra terutama bu Adi ( mother how are you today), bu Ida (mengajar dengan baterai al-kalin), pak Puji (), pak Lis ( filsuf, dosen, dan peneliti yang nakal); 11. teman-teman seangkatan 2001 terutama Wenas (dunia penuh kejutan), Ario Coli (mengo langsung nyanyi), dan Yopi (memanjat tebing tanpa ujung); 12. teman-teman angkatan 2002 terutama Jengky Karnanta, Gema, Frido & Ika, Kaji Irul, Emil, Kartolo Caesar; 13. teman-teman dari bayi, konco nekeran dan ngopi: Dana Sebloh, Eko Kodok, Yayan Ndombing, Ayud Koplok, Rendra Caplin, Oki Blonot, Heru Waloo, Slamet; 14. Rental Computer Baru Pencerahan (jika ingin skripsi selasai dengan baik, datanglah ke Rental Baru Pencerahan Jl. Karang Menjangan II/16A); 15. pihak-pihak yang tidak sempat disebutkan (matur nuwun sedanten). Akhirnya, sebagai manusia yang ingin sempurna, penulis selalu membutuhkan saran dan kritik terhadap skripsi ini.

ix

DAFTAR ISI Halaman Judul Luar ...................................................................................... Halaman Judul Depan ................................................................................... Halaman Persetujuan .................................................................................... Halaman Pengesahan .................................................................................... Halaman Persembahan .................................................................................. Halaman Pernyataan ..................................................................................... Kata Pengantar .............................................................................................. Daftar Isi ....................................................................................................... Abstrak .......................................................................................................... BAB I 1.1 1.2 1.3 PENDAHULUAN ..................................................................... i ii iii iv v v vi x xii 1 1 5 6 6 6 7 13 18 19

Latar Belakang Masalah ...................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................ Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 1.3.1 1.3.2 Tujuan ...................................................................................... Manfaat ....................................................................................

1.4 1.5 1.6 1.7

Tinjauan Pustaka .................................................................................. Landasan Teori ..................................................................................... Metode Penelitian ................................................................................ Sistematik Penyajian ............................................................................ BAYANG-BAYANG KOLONIALISME DALAM KERONCONG CINTA ..............................................

BAB II 2.1 2.2

21 21 29 29 31 33

Latar Belakang Munculnya Hibriditas di Hindia Belanda .................. Fungsi Tempat dalam Keroncong Cinta .............................................. 2.2.1 2.2.2 2.2.3 Surabaya sebagai Tempat Penciptaan Hibriditas ..................... Malang Sebagai Tempat Pergerakan Tersembunyi ................. Pasar Jurang sebagai Tempat Pelarian .....................................

2.3

Sosial-Budaya dalam Keroncong Cinta ............................................... 2.3.1 2.3.2 2.3.3 Budaya Barat ............................................................................ Budaya Jawa ............................................................................ Budaya Indis ............................................................................ Tokoh Hibrida dari Ras Eurasia ............................................... Taylor Scraap ..................................................................... Melissa van Scheltet ..........................................................

33 34 36 37 38 39 41 47 50 53 55 55 55 59 61 63 65

2.4

Kehadiran Tokoh-tokoh Hibrida .......................................................... 2.4.1 2.4.1.1 2.4.1.2 2.4.2 2.4.3

Tokoh Hibrida dari Ras Eropa ................................................. Tokoh Hibrida dari Ras Jawa ................................................... HIBRIDITAS DALAM KERONCONG CINTA .................... Ambiguitas Identitas Taylor Scraap ......................................... Kesadaran Mellisa van Scheltet sebagai Kelas Ketiga ............ Ikatan Emosional Robert Neiis pada Pribumi .......................... Tranformasi Kultur Eropa pada Nyai Zubaida ........................ Nasionalisme Taylor Scraap..................................................... 65 Mimikri Melissa van Scheltet .................................................. Penurunan Status Sosial Robert Neiis ...................................... Perlawanan Stereotip Nyai .......................................................

BAB III 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.2 3.2.1 3.2.2 3.3 3.3.1 3.3.2 3.4

Bentuk-bentuk Hibriditas Tokoh .........................................................

Jalan Keluar dari Ambiguitas Identitas ...............................................

69 74 74 77 81 87

Dampak Hibriditas ...............................................................................

Inferioritas Bangsa Indonesia terhadap Barat ...................................... SIMPULAN ...............................................................................

BAB IV

Dafatar Pustaka

xi

ABSTRAK Novel Keroncong Cinta karya Ahmad Faishal menceritakan kehidupan sosial, politik, dan budaya sebuah keluarga yang tercipta dari perkawinan antarras Eropa-Jawa di akhir masa kolonial. Pada masa kolonial, perkawinan antar-ras merupakan awal terbentuknya identitas hibrida, sebuah identitas yang ambivalen. Persoalan-persoalan hibriditas dalam novel Keroncong Cinta menjadi ciri khas yang menarik, sehingga mendorong peneliti untuk melakukan kajian secara mendalam. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan poskolonial untuk mengungkap bentuk-bentuk hibriditas tokoh untuk diinterpretasi dalam kaitannya dengan konteks masa kolonial di Hindia Belanda. Data-data primer diperoleh dari identifikasi latar dan tokoh dari teks Keroncong Cinta yang memperlihatkan adanya hibriditas. Penelitian ini dilanjutkan dengan mengungkap bentuk-bentuk hibriditas tokoh, dan dilakukan interpretasi terhadap bentuk-bentuk hibriditas tersebut dalam kaitannya dengan masa kolonial di Hindia Belanda. Penelitian ini menemukan bahwa hibriditas di Hindia Belanda disebabkan oleh perkawinan, pergundikan, pendidikan, dan semangat memperoleh persamaan derajat yang dialami kalangan Indo. Bentuk-bentuk hibriditas tokoh dalam novel Keroncong Cinta yang ditunjukkan dengan adanya ambivalensi dan ambiguitas identitas sebagai akibat dari kontradiksi antara kultural Eropa dan pribumi. Kondisi hibrida ini juga dipengaruhi dan mempengaruhi interaksi sosial, politik, dan budaya masing-masing tokoh dalam tata kehidupan masa kolonial. Bentukbentuk hibriditas tokoh berupa ambiguitas identitas dan kesadaran orang Indo sebagai kelas ketiga, orientasi ke-Eropa-an seorang Nyai, dan pengaburan garisgaris kontradiktif koloniaslisme. Bagi orang Indo, nasionalisme dan mimikri merupakan upaya untuk kelura dari hibriditas. Hibriditas menyebabkan penurunan status sosial bagi tokoh hibrida dari kalangan Eropa. perlawanan terhadap stereotip nyai pada masa kolonial. Karakter ada pada Nyai Zubaida merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap stereotip nyai pada masa kolonial. Inferioritas bangsa Indonesia terhadap Barat di masa kini merupakan implikasi dari kolnialisme pernah yang terjadi. Penelitian tentang hibriditas tokoh dalam novel Keroncong Cinta ini secara tidak langsung memberikan manfaat bagi pembaca sebagai salah satu media untuk menilik ulang, mengingat-ingat, dan menyelidiki jejak-jejak kolonial yang kompleks dalam karya sastra. Sebab pada dasarnya novel-novel yang berisi sejarah memiliki korelasi yang kuat dengan fakta sejarah. Kata kunci: Bayang-bayang kolonialisme, Hibriditas, Inferioritas.

xii

Anda mungkin juga menyukai