Anda di halaman 1dari 133

TEORI GEOSENTRIS AL-KINDĪ

(Sebuah Tinjauan Kritis)


Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Falsafat Islam

Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun oleh:

Roby Muhamad

NIM: 1113033100009

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FALSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
ABSTRAK

Teori Geosentris al-Kindī (Sebuah Tinjauan Kritis)


Oleh: Robi Muhamad
Dalam dunia astronomi modern, teori heliosentris adalah teori yang
representatif dan bisa dibuktikan dengan pengamatan (observasi). Heliosentris adalah
teori yang mengatakan bahwa Matahari sebagai pusat. Sedangkan planet (termasuk
Bumi), komet, meteor, dan lain sebagainya mengelilingi Matahari. Yang mengejutkan
bagi penulis adalah ada bentuk gerak (orbit) bintang yang mengelilingi bintang utara
dengan cepat. Bentuknya melingkar seperti pusaran air. Heliosentris tidak bisa
menjelaskan fenomena demikian. Namun, hanya bisa dijelaskan jika Bumi diam
(geosentris).
Geosentris menjelaskan bahwa fenomena gerak pusar tersebut diakibatkan oleh
bentuk dan kecepatan gerak bintang-bintang bermacam-macam. Ini yang membuat
penulis ingin mengetahui lebih dalam teori geosentris.
Kemudian, teori geosentris pra-al-Kindī (Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy)
tidak menjelaskan sifat unsur-unsur penyebab Bumi menjadi diam dan benda-benda
langit mengelilingi Bumi secara mendalam. Mereka hanya menjelaskan sifat unsur,
yaitu: suhu, kadar air, arah dan bobot. Bahkan, Ilmuwan pra-al-Kindī hanya
menjelaskan geosentris secara fisika semata. Seolah-olah, pembahasan mengenai
penyebab yang menggerakan benda-benda fisik tersebut tidak ada. Maka, al-Kindī
membahas mengenai jiwa sebagai penyebab benda-benda langit bergerak. Al-Kindī
ingin membuat rumusan yang universal yakni satu hukum alam semesta. Oleh karena
itu, ia memasukan jiwa sebagai pengatur alam semesta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori geosentris menurut al-Kindī.
Teori geosentris menempatkan Bumi sebagai pusat. Sedangkan planet-planet (kecuali
Bumi), bulan dan Matahari mengelilingi Bumi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kepustakaan dengan mengacu kepada referensi-referensi yang refresentatif
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ketika penulis meneliti, diketahui bahwa konsep geosentris al-Kindī hampir
sama dengan Asistoteles, Hipparchus dan Ptolemy. Namun, al-Kindī
mengembangkan penjelasan sifat-sifat unsur-unsur. Seperti: kecepatan (cepat/ lambat/
konstan) dan arah unsur (menuju/ menjauh/ tidak menjauh dan mendekat).

iv
KATA PENGANTAR

Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kepada Allah yang maha Ghafūr. Yang mana telah memerikan kita nikmat yang tak

terukur. Semoga kita menjadi orang yang ahli bersyukur dan jauh dari sifat takabbur

sehingga tidak menjadi orang yang kufur. Salawat dan salam semoga

tercurahlimpahkan kepada Sang Surya yang menjadi panutan, yakni Ḥabībūnā wa

Nabiyūnā Muhammad Sallāllāh ‘Alayhi wa Sallam, tak lupa juga kepada

keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya, yang Insya Allah patuh dan taat

kepada ajarannya hingga hari akhir nanti. Āmīn.

Skripsi dengan judul “Teori Geosentris al-Kindī (Sebuah Tinjauan Kritis)”

adalah dibuat untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana

Agama (S. Ag.) di Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ucapan

terima kasih, penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan

mendukung dalam penulisan skripsi ini. yakni di antaranya:

1. M. Iqbal Hasanuddin, M. Hum. Selaku dosen pembimbing. Beliau rela

mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga, tujuannya adalah untuk membimbing

dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dra. Tien Rohmatin, M.A., selaku Ketua Jurusan Aqidah dan Falsafat Islam

beserta jajarannya. Mereka sangat setia melayani penulis dalam mengurus segala

keperluan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Keluarga "RAMAHH": Pun Rama Udin Wasdin, Pun Ibu Eni Nurhaeni, Pun

Paman, Pun Bibi dan Pun Rai: Andy Komarudin, Marsa Salwatun Dzahah,

v
Annisa Janati Tsaqafa, Hapid Awaluddin dan Haikkal Cahya. Mereka tidak

pernah Ngejat Sakejang Beas (menyerah sedikit pun) untuk mendukung,

mendoakan keselamatan dan kesuksesan penulis selama berjuang di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Keluarga Besar TK RA. Raudhatul Irfan yakni Pak Irham dan Ibu Dharmawati

sebagai orang tua penulis, ketika menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bunda Susi, Bu Citra, Bu Sulastri, Bude Semarang yang tanpa henti memberikan

jalan kepada penulis untuk berkarya.

6. Kakak Fikri al-Farisi, Pak Herman, Ust. Yudi, Ayahanda Kusen, Pak Faris Fari,

Pak Nanang Tahqiq, Pak Dede Silat BS, Kang Didi Cipari, Ust. Syarif dan yang

lainnya sebagai leader penulis. Mereka selalu memberikan pelajaran-pelajaran

berharga bagi penulis.

7. Aurora, Red Roses, Sun Roses, Snow White, Rapunzel dan Angel yang pernah

menjadi sosok yang menginspirasi, penyejuk hati dan telah memberi nutrisi batin

kepada penulis. Akibatnya, jiwa penulis selalu semangat untuk menyelesaikan

karya ini.

8. Deden, Yadi, Jeni, Kiki, Dadi, Rivandi, Imam, Sahru, Dian, Heri, Rian, Kang

Teweng, Asep, Cecep, Sandi, Ella, Ani, Vina, Ipin dan Ucu sebagai sahabat

penulis di Kuningan. Walaupun terpisah oleh ruang-waktu, namun mereka selalu

menjadi cahaya bagi penulis.

vi
9. Kolik Khoiruddin, Faisal Fath Junaidi, Jaenal Abidin, Ainul Husna Heruditya,

Nur Makiyah, Fadilah Yusuf, Cici Zulaikha dan Kastubi. Mereka adalah teman

mesra penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan warna-warni kehidupan pada penulis.

10. Resandra Handini, Khansa, Nani, Wina Utew, Novi, Naufal, Icha, Nuy, Reynaldi,

Nicole, Alm. Deden, Vanny, Linda, Iseu, Adinda Parida dan Cici Cuit selaku adik

angkat penulis yang selalu menjadi teman curhat penulis.

11. Kang Dimas, Kang Bayu, Kang Nurul, Kang Hanif, Kang Heri, Kang Ade dan

seluruh keluarga besar IPPMK yang sangat penulis banggakan dan cintai.

Bahkan, mereka merupakan mengajari banyak hal kepada penulis.

12. Keluarga besar Aqidah dan Falsafat Islam 2013 yang telah belajar dan berjuang

bersama di Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Murid Silat dan Paskibra SMPN 1 Cigugur yang tercinta, yakni Sella, Nissa,

Chaerul, Maman, Christian, Iqbal, Santi, Najmi, Mieftah, Sherina, Adinda, shindi,

Siska, Dinda, Tuti, Fina, Lieken dan yang lainnya.

14. Adin, Azizah, Salwa, Deta, Sella, Dafina, Daren, Dimas, Fadhil, Raihan, Riska,

Bunga, Anggun, Arminta, Sulthan, Citra, Riska, Cantika, Vibiy, Damai, Fidelia

dan murid TPA/Q RA Raudhatul Irfan lainnya yang penulis cintai. TPQ/ A ini

adalah tempat penulis belajar mengajar dan bercerita.

15. Adik-adik The Learning of Beauty, yakni Basori, Karmila, Eka, Badru, Nurul,

Yuyun, Anti, Ilham dan Iqbal. Merekalah yang bersama-sama dengan penulis

untuk belajar bahasa Inggris.

vii
16. Mr. Sandi, Mr. Dika, Miss. Kia, Miss. Tama, Miss Mi Sumi dan murid Daarul

Tauhid sebagai teman canda, tawa, cerita dalam mengaplikasikan bahasa Inggris.

17. Forkamik yang diketuai oleh Reynaldi. Dari sini penulis mendapatkan peluang

untuk berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

18. Arif, Hasan, Didi dan Didit. Bersama merekalah penulis berkomitmen untuk lulus

bersama-sama. Mereka juga sebagai saudara pertama penulis saat di UIN Jakarta.

19. AIR FILM tempat penulis berkarya mulai dari belajar teknik kamera,

pernyutradaraan, menulis naskah, akting dan lain sebagainya.

20. IMM Ciputat sebagai wadah penulis untuk mengembangkan bakat, potensi yang

dimiliki oleh penulis. Terima kasih kepada teman terdekat penulis di IMM

Ciputat. Yakni Khubab, Nur, Dodi, Riki, Yuni, Zahro, Aisyah, Intan, Iis, Laras,

Imam Arifin, Aldinah Rosmi, Novita Fauziah dan seluruh teman-teman organisasi

penulis yang bersama-sama berjuang dan belajar untuk bertanggungjawab.

21. KKN Duta Kece-kece Hota Hai yakni Callysta, Farah, Faza, Firda, Ismi, Uum,

Arius, Ihsan, Taufik dan Ustazd Mahfud al-Martabaki. Merekalah yang menjadi

penerang penulis ketika mengabdi di Lengkong Wetan.

22. Tak lupa juga Aulia, Nita, Santi, Sahril, Rino, Iqbal, Azam, Dzikri, Amin, Adam,

Zuhri dan yang lainnya sebagai teman menulis untuk berdiskusi berbagai hal

mengenai ilmu pengetahuan, agama dan organisasi.

23. TPA/ Q Raudhatul Irfan dan para guru-guru yang penulis anggap sebagai

keluarga. Yakni Ust. Khudri, Ust. Anggi, Ust. Sahwin, Ust. Mail, Bu Maqiyah,

viii
Bu Puji, Bu Lia, Bu Inayah, Bu Desi, Bu Aisyah, Bu Mala, Bu Fahira, Ust.

Fadhil, Ust. Jajang, Ust. Zai, Ust. Labib dan yang lainnya.

24. Terima kasih kepada Ust. Muhammad Fauzi al-Battani dan Ust. Anggi Fikri

sebagai fasilitator yang bersedia menyediakan fasilitasnya demi kebutuhan

penulis. Atas sumbangsih mereka penulis bisa mengerjakan skrpsi ini dengan

maksimal.

25. Terima kasih kepada para anggota “Face Model Jakarta”. Bersama mereka,

penulis berjuang untuk menempuh hidup baru.

26. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

mendukung dan membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini semoga bermanfaat bagi semua pihak. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, skripsi ini

terbuka untuk dikritik, dikoreksi dan mendapat masukan-masukan yang membangun

dari pembaca.

Ciputat, 1 Maret 2018

Penulis

Robi Muhamad

NIM. 1113033100009

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ i


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITASI ........................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 12
F. Metode Penelitian ................................................................................ 22
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 25

BAB II BOGRAFI AL-KINDĪ


A. Latar Belakang Intelektual ................................................................... 27
B. Karir dan Kegiatan .............................................................................. 29
C. Pemikiran ............................................................................................ 32
D. Karya-Karya ........................................................................................ 34

BAB III TEORI GEOSENTRIS


A. Pengertian ............................................................................................ 39
B. Sejarah ................................................................................................. 40

BAB IV GEOSENTRIS AL-KINDĪ


A. Penyebab Bumi Diam: Unsur Pembentuk Bumi ................................. 65
B. Penyebab Benda-Benda Langit Mengelilingi Bumi ........................... 68
C. Hubungan Bumi dengan Benda Langit serta Konsekuensinya ........... 70
D. Tinjauan Kritis .................................................................................... 75

BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 107
B. Saran .................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 111


LAMPIRAN ................................................................................................... 116

x
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Sifat unsur menurut Phytagoras .................................................. 41


2. Tabel 2 Proses hubungan benda langit dan bumi menurut Aristoteles ..... 46
3. Tabel 3 Proses hubungan benda langit dan bumi menurut Hipparchus ... 53
4. Tabel 4 Proses hubungan benda langit dan bumi menurut Ptolemy ........ 62
5. Tabel 5 Sifat unsur menurut al-Kindī ...................................................... 66
6. Tabel 6 Proses hubungan benda langit dan bumi menurut al-Kindī ........ 70
7. Tabel 7 Penentuan apogee dan perigee serta volume benda-benda langit al-
Faraghani dan astronomi modern ............................................................. 75
8. Tabel 8 Sifat matahari, planet-planet dan bulan dalam astronomi modern …
................................................................................................................... 95
9. Tabel 9 persamaan dan perbedaan teori geosentris Aristoteles,
Hipparchus, Ptolemy dan al-Kindī ........................................................... 116

xi
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

1. Gambar 1 Bumi sebagai pusat dan seluruh benda langit mengelilingi Bumi
................................................................................................................... 39
2. Gambar 2 (a dan b) bukti Bumi berbentuk spherical (bola) .................... 43
3. Gambar 3 gerak precession (lambatnya gerak pada kutub Bumi)
memerlukan waktu 26.000 tahun untuk berpindah posisi dan kembali ke
posisi semula ............................................................................................. 50
4. Gambar 4 posisi dan garis edar Matahari dalam setahun ......................... 52
5. Gambar 5 gerak episycle (bulat kecil) pada planet-planet dan gerak deferent
(bulat besar) pada bulan dan Matahari ..................................................... 53
6. Gambar 6 gerak retrograde planet Mars .................................................. 60
7. Gambar 7 benda-benda langit bergerak mengelilingi equant sebagai pusat
gerak semesta ........................................................................................... 60
8. Gambar 8 apogee (terjauh) dan perigee (terdekat) .................................. 61
9. Gambar 9 alam semesta Ibn Rusyd .......................................................... 83
10. Gambar 10 heliosentris ............................................................................ 86
11. Gambar 11 hukum Kepler pertama menempatkan Matahari sebagai pusat
(titik fokus) lintasan planet yang berbentuk oval ..................................... 90
12. Gambar 12 hukum Kepler kedua menyatakan bahwa jumlah area sama
dengan waktu tertentu .............................................................................. 91
13. Gambar 13 kelengkungan waktu yang diakibatkan oleh bumi sehinggga
bulan mengelilinginya ..............................................................................
105
14. Gambar 14 pembelokan cahaya bintang oleh gravitasi Matahari ............ 106
15. Gambar 15 presisi orbit Merkurius .......................................................... 106

xii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia Inggris


‫ا‬ A A ‫ط‬ ṭ ṭ
‫ب‬ B B ‫ظ‬ ẓ ẓ
‫ت‬ T T ‫ع‬ „ „
‫ث‬ Ts Th ‫غ‬ gh Gh
‫ج‬ J J ‫ف‬ f F
‫ح‬ ḥ ḥ ‫ق‬ q Q
‫خ‬ Kh Kh ‫ك‬ k K
‫د‬ D D ‫ل‬ l L
‫ذ‬ dz Dh ‫م‬ m M
‫ر‬ r R ‫ن‬ n N
‫ز‬ z Z ‫و‬ w W
‫س‬ s S ‫ه‬ h H
‫ش‬ sy Sh ‫ء‬ ‟ ‟
‫ص‬ ṣ ṣ ‫ي‬ y Y
‫ض‬ ḍ ḍ ‫ة‬ h H

VOKAL
PANJANG

Arab Indonesia Inggris


‫آ‬ ā Ā
‫إِى‬ ī Ī
‫أُو‬ ū Ū

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa klasik sampai masa Copernicus masih diperdebatkan apa pusat

alam semesta.1 Sebagian orang mengatakan pusat semesta adalah api besar. Ada

pula yang mengatakan Bumi. Bahkan, para ilmuwan modern mengatakan bahwa

pusat alam semesta adalah Matahari.2 Perdebatan mengenai susunan alam semesta

dibagi menjadi tiga masa yaitu Pra-Ptolemy, Ilmuwan Muslim dan Ilmuwan

Modern. Modern yang dimaksud adalah masa Copernicus dan setelahnya.3

Pra-Ptolemy dimulai dari Pythagoras. Pythagoras (582-500 SM) adalah

failasuf yang berasal dari pulau Samos. Ia juga ilmuwan yang produktif mengulas

mengenai alam semesta, terutama susunan alam semesta. Bagi Pythagoras, pusat

alam semesta adalah api pusat yang diam. Counter earth (benda langit yang

terletak berlawanan dengan posisinya Bumi dan counter earth adalah benda langit

yang tidak terlihat), Bumi, bulan dan Matahari mengelilingi api pusat berbentuk

bulat sempurna (lingkaran).4

Kemudian, dua ratus tahun setelah Pythagoras, Eudoxus (408-355 SM)

mengatakan bahwa pusat alam semesta adalah Bumi. Bumi bersifat diam dan

tidak bergerak. Sedangkan, planet-planet, bulan dan Matahari mengelilingi Bumi.

Eudoxus juga mengatakan bahwa planet-planet dan benda lainnya bergerak

1
Ali Anwar dan Tono, Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat Islam: Rangkuman
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), h. 39.
2
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition (Amerika:
McGraw-Hill Higher Education, 2006) h. 61.
3
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 42-60.
4
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 42.

1
2

mengelilingi Bumi dengan membentuk bulat. Namun, ketika planet-planet

mengelilingi Bumi, terbentuklah lingkaran-lingkaran kecil yang tampak seperti

formasi bunga. Gerak ini bisa disebut gerak retrograde (maju-mundur).5

Selanjutnya, Aristoteles (384-322 SM) sependapat dengan Eudoxus. Bagi

mereka pusat semesta adalah Bumi karena Bumi diam.6 Namun, Aristoteles tidak

sependapat bahwa ada gerak retrograde pada benda-benda langit. Bagi

Aristoteles, gerak benda langit adalah bulat sempurna (lingkaran). Sebab, gerak

bulat adalah gerak yang bisa diulang-ulang dan tidak berubah-ubah. Seperti gerak

bulan, Matahari dan bintang-bintang.7

Aristarchus (310-230 SM) menolak pendapat Eudoxus dan Aristotels yang

mengatakan bahwa Bumi diam dan benda-benda langit mengelilingi Bumi. Bagi

Aristarchus, Bumilah yang mengelilingi Matahari yang diam. Selain Bumi

mengelilingi Matahari, Bumi juga berputar pada porosnya (rotasi).8

Berikutnya, Hipparchus (L. 134 SM) tidak sependapat dengan Aristarchus

mengenai Matahari sebagai pusat alam semesta. Hipparchus berpendapat bahwa

Bumi adalah pusat alam semesta. Sedangkan planet-planet, bulan dan Matahari

mengelilingi Bumi berbentuk bulat.9 Hipparchus menyetujui pendapat Appolonius

bahwa bentuk bulat edar benda-benda langit dibagi dua, yaitu: epicycle (bulat

kecil yang melingkar-lingkar dan berjumlah banyak) dan deferent (bulat oval yang

5
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 43.
6
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, ed. Richard M. West (Inggris: University
of Cambridge, 1983), h. 7-8
7
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 43-44.
8
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 48.
9
David Bergamini, The Universe (New York: Time-Life Book, 1970), h. 8.
3

berbentuk besar).10 Bumi bersifat diam dan tidak bergerak dalam arti tidak

berevolusi (berputar mengelilingi benda langit yang lain) namun berotasi

(berputar pada porosnya).11

Pendapat Hipparchus juga dikuatkan oleh Ptolemy (127-151 M). Ptolemy

juga mengatakan bahwa pusat alam semesta adalah Bumi dan benda-benda langit

mengelilingi Bumi. Bumi diam dalam arti berotasi namun tidak berevolusi.

Ptolemy berpendapat, sebenarnya benda-benda langit bukan mengelilingi Bumi.

Namun, benda-benda langit mengelilingi equant (titik gerak) yang terletak dekat

dengan Bumi. Akibatnya, benda-benda langit tampak mengelilingi Bumi.

Kemudian, Ptolemy mengatakan, edar benda-benda langit adalah berbentuk bulat

epicycle dan deferent.12

Kemudian, ilmuwan dan para failsauf Muslim juga memberi sumbangsih

dalam bidang astronomi, khususnya yang membahas susunan alam semesta.

Mengenai susunan alam, dimulai dari al-Faraghānī. Al-Faraghānī (805-880 M)

mengatakan bahwa pusat alam semesta adalah Bumi. Selain itu, al-Faragānī

menghitung secara rinci jarak terdekat (perigee) dan terjauh (apogee) benda-

benda langit dari Bumi.13

Kemudian, Ibn Sīnā (981-1037 M) mengatakan bahwa pusat alam semesta

adalah Bumi. Benda-benda langit mengelilingi Bumi berbentuk bulat. Ibn Sīnā

mengatakan bahwa sfera langit ada sembilan. Pendapat ini murni pemikiran Ibn

Sīnā. Mulai dari Bumi, bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter dan

10
Astronomy: An Overview, Sun, 13 Maret 2011 01:29:56 UTC. h. 20.
11
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 49.
12
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 51-52.
13
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam (Bandung: Mizan, 2011),
h. 133.
4

Saturnus. Yakni sfera yang kesembilan adalah tempat kosong yang dikhususkan

untuk wilayah ilahiah (hal ini sengaja Ibn Sīnā bedakan).14

Jābir bin Aflaḥ (1100-1150 M) mengatakan bahwa Venus dan Mars lebih

dekat kepada Bumi daripada Matahari. Ini merupakan tanda-tanda bahwa teori

geosentris mulai runtuh. Sebab, posisi Venus dan Mars lebih dekat dari Bumi

daripada Matahari ke Bumi dan merupakan gerbang menuju teori heliosentris.15

Heliosentris adalah teori yang mengatakan bahwa matahari sebagai pusat alam

semesta dan planet-planet, bulan dan benda langit lainnya mengelilingi Bumi.16

Kemudian, Nasīr al-Dīn al-Ṭūsī (1201-1274 M) mengaji ulang konsep

geosentris.17 Akibatnya, al-Ṭūsī mengajukan model planet baru non-geosentris.

Kemudian, konsep al-Ṭūsī non-geosentris dikembangkan oleh al-Syīrāzī dan Ibn

al-Syāṭīr (1304-1377 M).18 Pemikiran ini membuka jalan tercipta konsep susunan

alam heliosentris Copernicus (1473-1543).19

Kemudian, masa modern dimulai dari Copernicus. Copernicus

mengatakan, teori Bumi sebagai pusat (geosentris) tidak bisa menjelaskan gerak

retrograde. Gerak retrograde adalah lintasan orbit planet dari Timur ke Barat

yang tiba-tiba berputar arah dan kembali lagi ke posisi semula. Contohnya: gerak

retrograde pada planet Mars.20 Akibatnya, Copernicus mengusulkan model

14
Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, h. 334.
15
Emilia Calvo, “Jabir ibn Aflah,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers, h.
581-582.
16
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI (Kuningan:
CV. AN‟NUR, 2011), h. 93.
17
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya, h.250.
18
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 140-141.
19
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2009), h.250.
20
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer (Cleveland: The Biblical Astronomer,
1999), h. 137.
5

susunan alam baru yakni heliosentris. Heliosentris menempatkan Matahari sebagi

pusat alam semesta. Bumi, planet-planet dan benda-benda langit lainnya

mengelilingi Matahari berbentuk Bulat lingkaran.21

Sedangkan, Tycho Brahe (1546-1601) merumuskan susunan alam yang

berbeda dari geosentris pada umumnya dan heliosentris. Sebab, heliosentris

Copernicus tidak bisa menjelaskan stellar parallax (Pergeseran pandangan kita

terhadap bintang yang kita lihat). Tycho mengatakan bahwa Bumi diam dan tidak

bergerak. Sedangkan Matahari dan bulan mengelilingi Bumi. selain itu, planet-

planet mengelilingi Matahari dan bukan Bumi. Orbit edar benda-benda langit itu

berbentuk bulat sempurna (lingkaran).22

Kemudian, Kepler (1571-1630) meneliti ulang susunan alam heliosentris

Copernicus dan susunan alam Tycho. Dalam penelitian, Kepler bertujuan untuk

menyatukan konsep bentuk edar planet yang berbentuk epicycle dan bulat

sempurna. Berdasarkan pengamatan Kepler, Akhirnya ia merumuskan konsep

orbit planet-planet berbentuk oval (elips) dan Mataharilah yang menjadi pusat

alam semesta.23

Teori heliosentris Copernicus dan bentuk orbit oval Kepler dikuatkan oleh

Gallileo melalui penemuan fase bulan, Merkurius dan Bumi yang tampak

mengelilingi Matahari. Pengamatan Gallileo semakin memperkuat teori

heliosentris dan menggugurkan teori geosentris.24

21
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk(Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007), h. 78.
22
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 68.
23
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 69.
24
Paul Strathern, Galileo dan Tata Surya, terj. Andreas Haryono (Jakarta: Erlangga,
2002), h. 61.
6

Kemudian, teori heliosentris juga dikuatkan oleh Newton. Newton

mengatakan, yang menyebabkan planet-planet dan benda-benda langit

mengelilingi Matahari adalah gravitasi. Gravitasi Matahari yang lebih besar

daripada benda-benda langit dan planet-planet.25 Einstein pun berpendapat sama

dengan Newton, yang menyebabkan benda-benda langit mengelilingi Matahari

adalah gravitasi.26

Teori heliosentris adalah teori yang paling representatif sampai saat ini.

Namun, ada sesuatu yang mengejutkan penulis, yaitu mengenai gerak bintang.

Gerak bintang dibuktikan oleh Edmond Halley tahun 1701. Sebagian bintang

bergerak cepat dan sebagian lagi lambat.27

Pada umumnya bintang-bintang bergerak lurus. Anehnya, ada bintang-

bintang yang geraknya tidak lurus namun melingkar. Bintang itu terlihat seperti

berputar cepat mengelilingi sebuah pusaran. Pusat pusaran itu adalah bintang

Utara (Polaris). Bintang Utara terlihat di daerah kutub Utara. Orang yang tinggal

di daerah selatan khatulistiwa seperti pulau Jawa dan Bali tidak akan melihat

pusat pusaran (Bintang Utara) namun bisa melihat bintang-bintang tersebut

bergerak melingkar.28 Buktinya: orang yang berkunjung ke Puncak Gunung

Bromo, Jawa Timur bisa melihat bintang yang berputar tersebut walaupun tidak

melihat bintang Utara.29

25
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007), h. 78.
26
Taufiq hidayat, Teori Relativitas Einstein (Bandung: ITB, 2010), h. 211.
27
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 144-145.
28
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 274-275.
29
Ipad4Edu, “Bukti Ilmiah Bumi Diam”, yang diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dan
dipublikasikan pada tanggal 8 Oktober 2016 dari https://www.youtube.com/watch?v=-
00eqd6TYJw.
7

Penulis tidak mempermasalahkan letak bintang Polaris. Masalahnya

bagaimana fenomena ini terjadi jika Bumi mengelilingi Matahari? Jika

jawabannya adalah akibat gerak semu, maka Bumi harus berotasi dengan cepat.

Faktanya Bumi hanya berotasi selama 23 jam, 56 menit.30 Jika jawabannya

bintang-bintang yang sangat jauh ini berputar cepat dan mengikuti revolusi Bumi.

Lalu mengapa pergeseran orbit bintang-bintang tersebut tidak terlihat, sedangkan

perputaran bintang di sekeliling pusar terlihat cepat. Jika jawabannya penampakan

terlihat lurus, namun sejatinya tidak. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan ruang-

waktu. Lalu, benda besar apa yang bisa membelokan lintasan cahaya bintang ke

Bumi. Jika menjawab Matahari, maka tidak tepat karena pada malam hari posisi

Bumi langsung menuju bintang dan tidak terhalang oleh Matahari.31

Yang paling mengejutkan bagi penulis, ternyata fenomena di atas hanya

bisa dijelasakan jika Bumi diam.32 Yakni orbit bintang-bintang berbeda-beda, ada

yang lurus dan ada yang melingkar (tampak seperti pusaran). Hal ini yang

membuat penulis ingin mengulas geosentris lebih dalam.33

Tokoh yang membahas geosentris sangat banyak sekali. Namun, sangat

disayangkan dalam teori geosentris Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy tidak

menjelaskan sifat unsur34 penyebab Bumi diam dan benda-benda langit secara

mendalam. Bahkan, mereka hanya menjelaskan geosentris secara fisika semata.

30
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007), h. 64
31
Ipad4Edu dalam https://www.youtube.com/watch?v=-00eqd6TYJw. Yang
dipublikasikan pada tanggal 8 Oktober 2016.
32
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, h. 1.
33
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 274-275.
34
Unsur sinonimnya elemen. Unsur dan Elemen adalah yang tidak dapat diuraikan
menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Zat-zat yang sederhana (tunggal) yang dianggap sebagai
komposisi bahan alam semesta. Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta:
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997), h. 215.
8

Seolah-olah, pembahasan mengenai penyebab yang menggerakan benda-benda

fisik tersebut hilang. Oleh karena itu, penulis akan membahas geosentris al-Kindī.

Sebab, al-Kindī membahas sifat unsur penyebab Bumi diam dan benda-benda

langit mengelilingi Bumi dengan rinci. Al-Kindī juga membahas jiwa sebagai

penyebab benda-benda langit bergerak.35 Di bawah ini akan dijelaskan sekilas

tentang geosentris al-Kindī.

Al-Kindī berpendapat bahwa geosentris adalah teori yang mengatakan

bahwa pusat alam semesta adalah Bumi. Sebab, Bumi diam, tidak bergerak dan

tidak berputar. Maka, semua benda langit yang terdiri dari satelit (bulan), planet-

planet dan Matahari mengelilingi Bumi berbentuk bulat (circular).36

Bumi diam karena berasal dari unsur tanah, air, api dan udara. Unsur-

unsur tersebut mempunyai sifat tertentu seperti: Pertama, tanah bersifat dingin,

kering, geraknya cepat, pasif, menuju pusat Bumi dan unsurnya berat. Kedua, air

bersifat dingin, lembab, geraknya lambat, aktif, menuju pusat Bumi dan unsurnya

berat. Ketiga, api bersifat panas, kering, geraknya cepat, aktif, menjauh pusat

Bumi dan unsurnya ringan. Keempat, udara bersifat panas, lembab, geraknya

lambat, pasif, menjauh pusat Bumi dan unsurnya ringan.37

Kemudian unsur-unsur Bumi itu saling menyatu seperti partikel-partikel

tanah yang tadinya tidak bersatu atas bantuan air menjadi bersatu sehingga

terbentuk sebuah tanah yang berbentuk bola (spherical). Tanah bulat bola tersebut

asalnya lembek kemudian atas bantuan api dan udara sehingga menjadi kering dan

35
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, terj. Mulyadhi Kartanegara (Jakarta: PT Dunia
Pustaka, 1987), h. 129-130.
36
Warni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 17-18.
37
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 46-47.
9

padat sehingga mengakibatkan diam karena mempunyai berat. Tanah bola bulat

yang kering dan padat ini disebut Bumi.38

Benda langit karena berasal dari unsur ether.39 Sifat unsur ether berbeda

dengan unsur Bumi yakni sifatnya meruapakan campuran dari unsur Bumi

sehingga unsurnya tidaklah panas/ dingin, tidak kering/ lembab, tidak bergerak

cepat/lambat namun konstan, tidaklah aktif/ pasif, tidak menuju/ menjauh pusat

bumi serta tidak ringan/berat.40

Kemudian partikel-partikel ether itu saling menyatu. Akibatnya,

terbentuklah sebuah benda langit yang berbentuk bola (spherical). Namun,

sifatnya halus dan berat benda langit itu tidak ringan dan tidak berat. Namun,

seimbang sehingga mengakibatkan jarak dan gerak benda langit sesuai dengan

Bumi. Maksudnya, benda langit tidak telalu jauh dengan Bumi. Sebab, jika terlalu

jauh maka tidak akan ada kehidupan di Bumi. Hal ini dikarenakan, makhluk

hidupnya mati membeku. Lalu, tidak juga terlalu dekat. Sebab, jika terlalu dekat

38
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 193-195.
39
Dalam falsafat Yunani, istilah ether pertama kali digunakan oleh Aristoteles. Aristoteles
menjelaskan ether sebagai unsur yang memenuhi ruang-waktu dan berbeda dari unsur lainnya
(air, tanah, udara dan api). Namun, ether adalah gabungan dari unsur air, tanah, udara dan api.
Penulis juga belum menemukan definisi Aritoteles secara mendalam mengenai ether. George N.
Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80. Kemudian, al-Kindī dalam risalahnya “Treatise on
the Distinctiveness of the Celestial Sphere”, menyinggung nama ether (al-Atsir) dengan sebutan
eternity atau perpetuity (kekal). Namun, tujuan al-Kindī adalah untuk menjelaskan bahwa ada
unsur yang berbeda dengan unsur-unsur Bumi yang menyebabkan benda-benda langit berputar
tanpa henti (terus menerus) dengan kecepatan yang konstan dan jarak yang tidak terlalu jauh dan
dekat dengan Bumi. Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial
Sphere,” ed. Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h.
53. Dalam fisika modern, ether mulai diulas oleh Albert Michelson (1853-1931) dan Edward
Morley (1838-1933) pada tahun 1887. Dalam Fisika Modern, ether diartikan sebagai medium
untuk cahaya merambat (Seperti: Cahaya Matahari merambat ke Bumi), h. 146.
40
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, h. 7-8.
10

maka tidak akan ada kehidupan di Bumi. Akibatnya, makhluk hidupnya mati

terbakar.41

Al-Kindī juga bependapat bahwa bukan hanya karena unsurnya saja

(ether) yang menyebabkan benda langit bergerak. Namun, karena benda langit

memunyai Jiwa.42 Jiwa berfungsi mengatur ether sehingga ether membentuk dan

mengatur keseimbangan yang ada di langit dan di Bumi. Akibatnya, benda-benda

langit bergerak mengelilingi Bumi.43

Demikian pemaparan di atas, oleh karena itu penulis ingin membahas dan

menelitinya secara mendalam bagaimana geosentris al-Kindī. Maka penulis akan

memberi judul Teori Geosentris Al-Kindī (Sebuah Tinjauan Kritis).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan batasan kepada

pandangan al-Kindī mengenai geosentris. Atas batasan masalah di atas, maka

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Pembahasan mengenai konsep geosentris al-Kindī.

b. Al-Kindī berpendapat bahwa yang menyebabkan Bumi diam adalah

unsur-unsurnya. Maka, penelitian ini akan difokuskan untuk membahas

unsur-unsurnya, yakni udara, api, air dan tanah. Lalu, ether yang

menyebabkan benda-benda langit mengelilingi Bumi.

2. Rumusan Masalah

41
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 51-52.
42
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 70.
43
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, terj. Mulyadhi Kartanegara(Jakarta: PT Dunia
Pustaka, 1987),h. 129-130.
11

Berlandaskan latar belakang di atas, maka perumusannya sebagai

berikut:

a. Bagaimana konsep geosentris menurut al-Kindī?

b. Bagaimana unsur udara, api, air dan tanah menyebabkan Bumi menjadi

diam serta unsur ether menyebabkan benda-benda langit menjadi

bergerak mengelilingi Bumi menurut al-Kindī?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil dari

perumusan masalah di atas sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep geosentris menurut al-Kindī.

2. Untuk mengetahui proses unsur udara, api, air dan tanah menyebabkan

Bumi menjadi diam serta untuk mengetahui unsur ether menyebabkan

benda-benda langit menjadi bergerak mengelilingi Bumi menurut al-Kindī.

D. Manfaat Penelitian

1. Bidang Akademik (Teoritis)

Dalam bidang akademik sangat bermanfaat dalam memerkaya

khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang falsafat alam, falsafat Islam dan

fisika. Kemudian menambah khazanah keilmuan bagi UIN Jakarta, khususnya

Fakultas Ushuluddin, Jurusan Aqidah Falsafat Islam.

2. Bidang Praktis

Dalam bidang praktis sangat bermanfaat untuk mengetahui Bumi yang

kita pandang terlihat seperti diam dan tidak berputar.


12

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai al-Kindī sudah berlangsung lama. Apalagi

mengenai konsep geosentris dari sejarah-sejarah sebelumnya. Sebab,

pembahasan ini sangat fundamental sehingga banyak perdebatan-perdebatan

yang terjadi di masanya. Di antara penelitian yang membahas pemikiran al-

Kindī, penulis mengetahui dari karya akademik (skripsi), jurnal, buku dan

video-videonya.

1. Karya ilmiah.

a. “Terapi Mengatasi Kesedihan menurut Al-Kindi”, skripsi ini

ditulis oleh Muhammad Yusuf jurusan Studi Bimbingan dan Penyuluhan

Islam 2007, Fakultas Dakwah dari UIN Jakarta. Dalam penelitian ini, ia

menjelaskan pengertian kesedihan, faktor-faktor dan cara mengatasi

kesedihan menurut al-Kindī. Al-Kindī mengatakan bahwa kesedihan

adalah permasalahan psikis (neurosis) karena kehilangan sesuatu (seperti:

sedih kehilangan uang). Faktor yang memengaruhi kesedihan adalah

kecintaan dan keinginan terhadap sesuatu yang indrawi (fana). Jika

keinginannya tidak tercapai, maka ia sedih. Lalu al-Kindī berpendapat

bahwa cara mengatasi itu dengan menyadari kesedihan seperti memahami

sifat dasar kesedihan, menyadari bahwa seluruh manusia pasti merasakan

kesedihan dan menyadari bahwa keinginan terhadap hal indrawi adalah

sementara.

2. Jurnal

a. Al-Kindī
13

1) “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe”,

artikel ini ditulis oleh al-Kindi, yang diedit oleh Haig Khatchadourian

dan Nicholas Rescher, dalam Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h.

193-195. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan struktur kosmos.

Menurut al-Kindī struktur kosmos itu seperti sarang (nested) bentuknya

karena benda-benda langit mengelilingi Bumi dengan berbeda posisi

semula seperti bulan pertama Matahari ada di posisi bawah, lalu

beberapa bulan lagi ke posisi sejajar dengan Bumi dan akhirnya di

posisi atas Bumi, lalu lagi kembali ke tengah dan ke bawah lagi. Dalam

struktur kosmos penulis berfokus kepada struktur Bumi. Struktur Bumi

adalah bulat (spherical). Di dalam Bumi terdiri dari unsur: air, tanah,

api dan udara. Al-Kindī menjelaskan struktur air dan tanah secara

geometris.

2) “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial

Sphere”, artikel ini ditulis oleh al-Kind, yang diedit oleh Haig

Khatchadourian dan Nicholas Rescher, dalam Islamic Studies, Vol. 4,

No. 1 (March 1965), h. 51-52. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan

unsur-unsur secara detail yang ada di Bumi dan di langit serta gerak

yang ada di dalamnya. Bumi terdiri dari unsur udara, api, tanah dan air.

Udara dan api menjauhi pusat Bumi sedangkan tanah dan air adalah

menuju pusat Bumi. Unsur yang menuju pusat adalah unsur berat

sedangkan yang menjauh adalah cahaya. Unsur-unsur tersebut

dikatakan cahaya dan berat jika dibandingkan dengan unsur lainnya


14

seperti: tanah adalah berat jika diukur dengan air, udara dan api. Air

adalah cahaya jika diukur dengan tanah. Air adalah berat jika diukur

dengan udara dan api dan udara dan api adalah cahaya jika diukur

dengan air. Udara adalah berat jika diukur dengan api dan api adalah

cahaya jika diukur dengan udara. Kemudian unsurnya ada yang aktif

dan yang pasif. Yang dimaksud unsur aktif adalah unsur yang

memunyai pengaruh yang besar ketika terjadi kontak langsung (seperti

api) dan pasif adalah kebalikannya (seperti air).

3) “Al-Kindi on Creation: Aristotle‟s Challenge to Islam”. Artikel ini

ditulis oleh Kevin Staley, dalam Journal of History of Ideas, Vol. 50,

No. 3 (Jul-Sep., 1989), h. 355-370. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan

bukti bahwa alam terbatas dan diciptakan dalam waktu. Al-Kindī

menjelaksn juga perbedaan massa, gerak dan waktu. Al-Kindī

berpendapat bahwa alam ini terbatas (alam yang dimaksud adalah alam

aktual yaitu Bumi) dan diciptakan dalam waktu karena penciptan adalah

bentuk gerak dari tiada menjadi ada sehingga memerlukan waktu untuk

menciptakan Bumi. Kemudian perbedaan mengenai massa, gerak dan

waktu. Massa adalah zat-zat atau unsur-unsur yang terkumpul dalam

suatu ruang sehingga memunyai bobot. Gerak yang dimaksud adalah

gerak massa alam (perpindahan). Waktu pengukur gerak massa alam.

Sifat massa, ruang dan waktu adalah terbatas, tidak abadi karena

semuanya terjadi bersama-sama. Jika tidak massa maka tidak akan ada

gerak dan waktu. Sedangkan menurut Aristoteles, massa adalah terbatas


15

namun gerak dan waktu tidak terbatas, karena berjalan bersama dengan

penggerak yang tidak digerakkan.

4) “Al-Kindi‟s Risāla fī Waḥdāniyya Allah wa Tanāhī Jirm al-

„Ālam”, artikel ini ditulis oleh F. A. Shamsi, dalam Islamic Studies,

Vol. 17, No. 3 (Autumn 1978), h. 185-201. Dalam penelitian ini, ia

menjelaskan tentang keterhinggaan massa alam dan unsurnya seperti

gerak, waktu serta keharusan hanya satu pencipta. Pembuktian massa

alam terbatas karena massa alam adalah bersinambungan dan satu

kesatuan dengan unsur-unsurnya. Jika tidak ada satu, maka yang

lainnya tidak akan ada. Jika dia tidak tebatas, maka ia akan ada

meskipun tidak ada unsur lain. Pencipta harus satu karena jika pencipta

banyak maka ciptaannya akan berantakan seperti hal yang banyak

memunyai sifat umum (sama) dan khusus (beda). Kita analogikan

seperti manusia memunyai sifat umum dengan manusia lainnya (yaitu

anggota fisik yang sama) dan sifat khusus (pola pikirnya berbeda). Jika

banyak maka yang satu dan yang lainnya akan berbeda pendapat

mengenai penciptaan sesuatu, maka pencipta harus satu.

5) “Al-Kindi‟s Epistle on the Finitude of the Universe”, artikel ini

ditulis oleh F. A. Shamsi, dalam Islamic Studies, Vol. 14, No. 2

(Summer 1975), h. 123-144. Dalam penelitian ini, Aristoteles

menjelaskan tentang besaran yang terbatas. Besaran dalam matematika

menjelaskan mengenai panjangnya garis, panjang dan lebarnya

(permukaan planet) dan panjang, lebar dan dalamnya (alam semesta).


16

Di sini, terbatas berarti berhingga. Dalam hal ini ia memfokuskan

besaran terbatas alam semesta khususnya Bumi.

b. Geocentris Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy

1) “Aristotle‟s Physics,“ Artikel ini ditulis oleh Carl B. Boyer, dalam

Scientific American, Vol. 182, No 5 (May 1950), h. 49. Dalam

penelitian ini, ia menjelaskan tentang gerak yang ada di Bumi dan di

langit, jenis berat benda, bentuk dan ukuran Bumi. Gerak yang terjadi

di Bumi adalah berbentuk lurus sedangkan di langit adalah gabungan

dari gerak lurus (bulat). Setiap benda memunyai jenis berat masing-

masing seperti: Pertama, cahaya juga memunyai jenis berat benda.

Kedua, air biasa dengan air garam mempunyai jenis berat yang berbeda,

jika kita berenang di air garam yang tinggi, kita akan melayang berbeda

dari air biasa. Kemudian Aristoteles juga mengemukakan bahwa Bumi

berbentuk bulat (circular) dengan ukuran 400.000 stades (40.000 mil).

2) “Aristotelian Natural Philosophy and Ptolemaic Astronomy”,

artikel ini ditulis oleh Gabriela Ilnitci, dalam Cambridge University

Press, Vol.21 (2002), h. 61. Dalam penelitian ini, Ilnitci menjelaskan

tentang gerak benda langit menurut Aristoteles dan Ptolemy. Aristoteles

berpendapat bahwa gerak benda langit adalah bulat (melingkar).

Aristoteles menjelaskan gerak langit secara umum. Ptolemy

menjelaskan gerak langit berbentuk bulat secara detail. Gerak bulat

dibagi dua yaitu gerak eccentric dan epicycle. Geraknya sangat beragam
17

karena hal ini ditentukan oleh jarak benda langit terhadap bumi yakni

Perigee (dekatnya) dan Apooge (jauhnya).

3) “Copernicus and Aristotle‟s Cosmos”. Artikel ini ditulis oleh

Henry Guerlac, dalam Journal of the History of Ideas, Vol. 29, No. 1

(Jan-Mar.,1968), h. 109-113. Dalam penelitian ini, Henry menjelaskan

tentang sistem alam semesta menurut Aristoteles dan Copernicus.

Aristoteles berpendapat bahwa sistem alam semesta adalah geosentris.

Geosentris adalah teori yang mengatakan bahwa benda-benda langit

seperti Matahari, planet-planet dan bulan mengelilingi Bumi. Sebab

bumi sebagai pusat alam semesta. Copernicus berpendapat bahwa

sistem alam semesta adalah heliosentris. Heliosentris adalah teori yang

mengatakan bahwa planet-planet (seperti Bumi), asteroid dan komet

mengelilingi Matahari. Sebab Matahari sebagai pusat alam semesta.

Kedua tokoh tersebut berbeda pendapat mengenai pusat alam semesta.

4) “Astronomy in Ancient Greece”. Artikel ini ditulis oleh Michael

Hoskin, dalam Highlights of Astronomy, (University Cambridge, 1983),

Vol. 6, h. 10-11. Dalam penelitian ini, Hoskin menjelaskan tentang

geosentris Aristoteles, Appolonius dan Ptolemy. Aristoteles

menjelaskan bahwa Bumi berbentuk bulat dan Bumi tidak bergerak.

Namun, benda langitlah yang mengelilingi Bumi. Aristoteles

membuktikan pendapat tersebut menggunakan dua argumen yaitu

argumen Bumi bulat dan pandangan bulan seperti bulan sabit dan lain

sebagainya serta penampakan bintang yang adanya di daerah tertentu.


18

Appolonius menemukan konsep eccentric (gerak bulat). Konsep itu

mengatakan bahwa gerak planet-planet adalah seragam. Ia juga

menemukan jarak planet terhadap Bumi yang berbeda-beda. Kemudian,

ia menemukan gerakan planet berbentuk bulatan kecil atau epicycles.

Appolonius melihat gerakan epicycles pada planet Venus. Kemudian

gerak Matahari juga menurut Appolonius tampak berbentuk sedikit

ellipse (oval atau lonjong) walaupun bulat. Ptolemy juga menjelaskan

mengenai gerak bulat dan ia menemukan pusat semesta yakni equant.

Menurut Ptolemy, benda-benda langit bukanlah mengelilingi Bumi

sebagai pusat namun mengelilingi equant (sebagai titik gerak). Equant

terletak dekat Bumi. Akibatnya benda-benda langit tampak seperti

mengelilingi Bumi.

5) “Astronomy, Astrology, Ptolemy and Us”. ditulis oleh Robert R.

Newton, dalam Johns Hopkins APL Technical Digest, Vol. 3, No. 1,

1982. Dalam penelitian ini, R. Newton menjelaskan tentang

ketertarikan dan minat bangsa Yunani dan Romawi terhadap astrologi

(meramal) dan astronomi. Serta pandangan Ptolemy mengenai jarak

benda-benda langit. Ptolemy mengatakan bahwa jarak benda-benda

langit sangat bervariasi terhadap Bumi seperti jarak maksimum bulan

adalah sama dengan jarak minimum Merkurius dan di luarnya

(Saturnus), jarak maximum Saturnus sama dengan jarak bintang-

bintang tetap (fixed stars).


19

6) “On Ptolemy as the Greatest Astronomer of Antiquity”. Ditulis

oleh Owen Gingerich, dalam Science, New Series, Vol. 193, No. 4252,

(Aug. 6, 1976), h. 476. Dalam penelitian ini, Owen menjelaskan

tentang penemuan Ptolemy dan Hipparchus. Penemuan Ptolemy yang

paling besar adalah mengenai “equant” (Pusat Gerak) dan tahun tropis.

Tahun tropis adalah tetap atau konstannya waktu Matahari untuk

kembali ke posisi semula yang berhubungan dengan khatulistiwa.

Penemuan Hipparchus yang paling besar adalah precession. Precession

adalah teori yang menjelaskan tentang gerak lambatnya kordinat Bumi

yang mengakibatkan perubahan posisi bintang. Ptolemy membuktikan

ulang hasil yang didapatkan oleh Hipparchus, yakni Ptolemy

memasukkan 1 derajat per abad (100 tahun) dibandingankan dengan

Hipparchus yang memasukan 1 derajat per 72 tahun.

7) “The Strange Case of Claudius Ptolemy”. ditulis oleh Robert R.

Newton, dalam Johns Hopkins APL Technical Digest, Vol. 16, No. 2,

1982. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan tentang pandangan

Hipparchus mengenai lamanya tahun, sehingga memengaruhi musim.

Hipparchus menentukan terlebih dahulu lamanya tahun yang berjumlah

365 hari, 5 jam, 55 menit, dan 12 detik walaupun berbeda waktunya

lebih lama 6 menit, 26 detik dari Ptolemy. Atas hal itu maka lama

musim satu dengan musim lainnya berbeda.

3. Buku

a. Al-Kindī
20

1) “Al-Falsafat al-Ūlā.” Ditulis al-Kindī, terj. Nurcholish Majid

dalam Khazanah Intelektual Islam, yang diterbitkan di Jakarta: PT

Bulan Bintang, 1984. Dalam penelitian ini, al-Kindī menjelaskan proses

penciptaan dari ketiadaan, lalu keterbatasan massa alam dan unsurnya.

Al-Kindī menjelaskan bahwa penciptaan berasal dari ketiadaan materi.

Maksudnya, Tuhan bisa menciptakan sesuatu dari unsur yang berbeda

seperti api berasal dari kayu (basah) yang digosok terus-menerus.

Massa alam dan unsurnya terbatas karena tidak bisa dipisahkan antara

satu dengan lainnya.

2) Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, ditulis oleh George N. Atiyeh,

terj. Kasidjo Djojosuwarno, yang diterbitkan di Bandung: Pustaka

Perpustakaan Salman ITB, 1983. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan

tentang al-Kindī secara mendalam mulai dari riwayat hidup, falsafatnya,

logika, metode berfalsafat, falsafat alam, falsafat antropologi, etika dan

sumbangsihnya terhadap dunia.

b. Geosentris

1) The Universe, buku ini ditulis olehDavid Bergamini, diterbitkan di

New York: Time-Life Book, 1970. Dalam buku ini, David menjelaskan

tentang geosentris dalam pandangan Hipparchus dan Ptolemy.

Hipparchus mengatakan bahwa Bumi itu diam dan tidak bergerak.

Sedangkan, benda-benda langit di sekitar Bumi, seperti Matahari, bulan

dan planet-planet bergerak mengelilingi Bumi. Orbitnya berbentuk

bulat penuh (sempurna). Pendapat Hipparchus didasarkan pada


21

perhitungan dan observasi. Pendapat Ptolemy hampir mirip dengan

pendapat Hipparchus

2) A Geocentricity Primer, ditulis oleh Gerardus D. Bouw, yang

diterbitkan di Clevand: The Biblical Astronomer, 1999. Dalam buku

ini, dijelaskan tentang ayat dalam Kitab Injil mengenai geosentris dan

tokoh yang berfaham geosentris seperti Hipparchus, Ptolemy, dan lain

sebagainya. Kemudian D. Bouw menjelaskan secara rinci musim, hari,

posisi benda langit dan lain sebagainya.

3) Tertabiblos: Or the Quadripartite Mathematical Treatise: Four

books of the Influence of the Stars, yang ditulis oleh Claudius Ptolemy,

diterjemahkan dari Greek Paraprhase dari Proclus oleh J. M. Ashand,

lalu, diterjemahkan ulang oleh Davis and Dickson yang diterbitkan di

London: t.t, 1822. Dalam buku ini, ia menjelaskan tentang pengaruh

benda-benda langit terhadap pembentukan dan pemusnahan di Bumi

seperti pengaruh benda langit terhadap musim, fenomena alam, watak

dan kebiasaan manusia di Bumi.

Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membahas

geosentris al-Kindī. Maka, penulis ingin membahas lebih dalam mengenai

geosentrisnya.
22

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini mendeskripsikan pemikiran tokoh.44 Penelitian ini berusaha

menggali dan memahami pemikiran tokoh al-Kindī mengenai geosentris dari

karya-karya yang ditinggalkannya. Seperti: buku, surat, pesan atau dokumen

yang mencerminkan pemikirannya.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif,

khususnya studi pustaka (library Research). Karakteristik metode studi

pustaka sifatnya teoritis dan mendalam.45

3. Jenis Data

a. Primer

Data primer adalah sumber asli tokoh yang diangkat, di antaranya:

Pertama: “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the

Universe”, artikel ini ditulis oleh al-Kindi, yang diedit oleh Haig

Khatchadourian dan Nicholas Rescher, dalam Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer,

1965), h. 193-195. Kedua: “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of

the Celestial Sphere”, artikel ini ditulis oleh al-Kind, yang diedit oleh Haig

Khatchadourian dan Nicholas Rescher, dalam Islamic Studies, Vol. 4, No. 1

(March 1965), h. 51-52.

b. Sekunder

44
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat
(Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 65.
45
Suryadi, Libas Skripsi dalam 30 Hari (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), h. 64-66.
23

Data sekunder adalah data yang ditulis oleh orang lain atau

merupakan terjemah orang lain mengenai tokoh yang bersangkutan,

diantaranya: Pertama: Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, Karya George N.

Atiyeh, terj. Kasidjo Djojosuwarno yang di terbitkan di Bandung:

PUSTAKA Perpustakaan Salman ITB, 1983. Kedua: Sejarah Filsafat

Islam: Sebuah Peta Kronologis, Karya Majid Fakhry, yang diterbitkan di

Bandung: Mizan, 2001. Ketiga: Sejarah Filsafat Islam, Karya Majid

Fakhry, yang diterjemahakan oleh Mulyadhi Kartanegara, yang diterbitkan

di Jakarta: PT Dunia Pustaka, 1987. Keempat: Ensiklopedi Tematis

Filsafat Islam Jilid II. Karya Seyyed Hossin Nasr dan Oliver Leaman,

yang diterjemahakan oleh Tim Penerjemah Mizan, yang diterbitkan di

Bandung: Mizan, 2003. Kelima: A History of Muslim Philosophy. Yang

ditulis oleh M.M.Sharif diterbitkan di Delhi: Low Price Publication, 1995.

Keenam:“A Geocentricity Primer” ditulis oleh Gerardus D. Bouw, yang

diterbitkan di USA: The Biblical Astronomer, 1999. Ketujuh: “Astronomy

in Ancient Greece”, yang ditulis oleh Michael Hoskin, ed. Richard M.

West dan diterbitkan di Inggris: University of Cambridge, 1983.

Kedelapan: “Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition”,

yang ditulis oleh John D. Fix, diterbitkan di Amerika: McGraw-Hill

Higher Education, 2006.

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, proses yang digunakan penulis sebagai

berikut: Pertama, teknik dokumenter adalah mengumpulkan sumber primer


24

dan sekunder. Kedua, sumber buku itu di-display, lalu dipahami untuk

memilih buku yang sesuai dengan rumusan masalah. Ketiga, buku-buku itu

diklasifikasi atau dikategorisasi sesuai dengan kelompoknya. Seperti: buku

yang membahas mengenai al-Kindī disatukan dengan buku yang membahas

al-Kindī agar terorganisir. Kemudia dianalisis.46

5. Metode Pengolahan Data

a. Deskripsi

Tahap awal dalam mengolah data adalah mendeskripsikan konsep

geosentris al-Kindī dan menjelaskan secara detail mengapa dan bagaimana

Bumi menjadi diam dan benda-benda langit mengelilingi Bumi.

b. Analisis

Tahap yang selanjutnya adalah menganalisis lebih dalam konsep

tokoh (al-Kindī) tersebut. Setelah pola pemikiran al-Kindī dianalisis.

Akibatnya, penulis bisa mendapatkan informasi yang valid tentang al-

Kindī.47

6. Teknik Penulisan

Kemudian teknik penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman

Akademik: Program Strata 1 yang disusun oleh Tim Penyusun Biro

Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.48 Adapun transliterasi dalam

46
Suryadi, Libas Skripsi dalam 30 Hari, h. 65-66.
47
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, h. 84.
48
Moh. Matsna, dkk, Pedoman Akademik: Program Strata 1 (Jakarta: UIN Jakarta, 2013),
h. 361.
25

penyusunan skripsi ini mengikuti transliterasi yang digunakan oleh Jurnal Ilmu

Ushuluddin, terbitan HIPIUS (Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan terdiri dari lima bab, di antaranya: BAB I

Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Biografi al-Kindī yang terdiri dari: Latar Belakang Pendidikan,

Karir dan Kegiatan, Pemikiran serta Karya-Karya al-Kindī.

BAB III Teori Geosentris. Dalam hal ini, dijelaskan pengertian

geosentris. Kemudian, dijelaskan juga sejarahnya. Mulai dari Aristoteles,

Hipparchus dan samapai Ptolemy.

BAB IV Geosentris menurut al-Kindī. Berisi tentang unsur-unsur yang

menyebabkan Bumi diam dan unsur-unsur yang menyebabkan benda-benda

langit bergerak (berputar) mengelilingi Bumi serta al-Kindī mengatakan

bahwa bukan hanya ether saja yang menyebabkan benda langit bergerak

mengelilingi Bumi. Namun, karena benda-benda langit juga memunyai jiwa.

Selain itu, bab ini membahas hubungan Bumi dan benda langit serta

konsekuensinya. Terakhir, bab ini membahas mengenai tinjauan kritis yang

berisi tentang kekurangan dan kelebihan teori geosentris al-Kindī

dibandingkan failasuf atau ilmuwan Islam dan Modern.


26

BAB V Penutupan yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran, yang berisi

tentang kesimpulan materi pembahasan dan saran-saran penulis terhadap

pembaca.
27

BAB II

BOGRAFI AL-KINDĪ

A. Latar Belakang Intelektual

Abū Yūsuf Ya„qūb Ibn Isḥāq al-Kindī atau yang sering kita sebut al-Kindī

lahir di Kūfah tahun 796 M. dan meninggal di Baghdad tahun 873 M. 49 Ia berasal

dari suku Kindah, bangsawan Arab termasyhur juga dalam kebudayaannya.50

Kakek buyut al-Kindī bernama al-Asy„asy ibn Qays. Ia adalah seorang sahabat

Nabi yang gugur sebagai syahid bersama dengan Sa„d ibn Abī Waqqās ketika

perang antara umat Muslim melawan Persia di Irak. Ayahnya bernama Ibn Isḥāq

al-Ṣabbāh adalah Gubernur Kūfah pada masa khalifah al-Mahdī (775-785) dan al-

Rasyīd (786-809). Al-Kindī hidup pada masa kekhalifahan „Abbāssiyyah, yakni

masa al-Amīn (809-813), al-Ma„mūn (813-833), al-Mu„taṣim (833-842), al-

Wātsiq (842-847) dan al-Mutawakkil (847-861).51

Al-Kindī adalah orang yang rajin belajar. Saat kecil, al-Kindī belajar ilmu

pengetahuan di Basrah. Saat itu Basrah adalah pusat ilmu pengetahuan paling

terkemuka di zamannya serta merupakan pusat gerakan Kalam terbesar yakni

Mu„tazilah dan Asy„ariyah. Di Basrah juga lahir sekolah pertama untuk ahli-ahli

tata bahasa yang didasari oleh logika Yunani.52 Ia sangat tertarik kepada berbagai

ilmu pengetahuan seperti falsafat, astronomi, astrologi, fisika, metafisika,

49
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II (Jakarta: UI-Press,
1985), h. 43.
50
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, terj. Kasidjo Djojosuwarno
(Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983), h. 5.
51
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 37-38.
52
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 5.
28

matematika, kalām (theology), kedokteran, biologi, kimia dan lain sebagainya.53

Selain itu, ia juga rajin menghafal al-Qur‟ān, memelajari sastra Arab, bahasa Arab

dan ilmu fiqh.54

Kemudian, al-Kindī pindah ke Baghdad. Setelah menyelesaikan

pendidikannya di Baghdad, ia mengabdikan hidupnya untuk falsafat dan ilmu

pengetahuan. Selain itu juga ia bertemu dengan berbagai cendekiawan dari Suriah

dan Persia. Dari merekalah al-Kindī mulai diperkenalkan dan dibimbing membaca

karya-karya Yunani baik falsafat, logika dan berbagai ilmu lainnya.55Al-Ahwani

mengatakan bahwa al-Kindī juga termasuk penerjemah besar bersama Ḥunayn ibn

Isḥāq, Tsābit ibn Qurrah dan „Umar ibn al-Farkhān al-Ṭabarī.56

Seperti dijelaskan oleh George N. Atiyeh dalam buku berjudul Al-Kindi:

Tokoh Filosof Muslim, al-Kindī diduga menguasai bahasa Suriah dan Yunani

namun belum jelas kepastiannya.57 Sedangkan dalam buku Ensiklopedia Tematis

Filsafat Islam, dikatakan bahwa al-Kindī tidak menguasai bahasa Suriah dan

Yunani. Maka al-Kindī belajar karya-karya Yunani dari terjemahan seperti

terjemahan ibn Na„imah, Eustathius (Asthat) dan ibn al-Bithriq.58 Setelah

mahsyur, al-Kindī dijuluki juga sebagai Faylasūf al-„Arab (Failasuf Bangsa Arab).

Sebab ia merupakan failasuf Muslim pertama dari Arab yang menggeluti

falsafat.59

53
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 5.
54
M. M. Sharif, Para Filosof Muslim, terj. Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 1996), h. 12.
55
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 5-6.
56
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, h. 39.
57
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 5-6.
58
Felix Klein-Franke, “Al-Kindi,”Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam Jilid I, ed. Oliver
Leaman dan Seyyed Hossein Nasr, terj. Tim PenyusunMizan (Bandung: Mizan, 2003), h. 209.
59
M. M. Sharif, Para Filosof Muslim,h. 12.
29

Selain belajar bidang-bidang ilmu di atas, al-Kindī juga belajar

kesusastraan Yunani, Persia dan India sehingga reputasinya di Baghdad menjadi

terhormat, yakni seorang sastrawan.60

Mengenai kelahiran dan kematian al-Kindī, serta siapa-siapa saja yang

menjadi gurunya tidak diketahui secara pasti. Seperti dijelaskan oleh L.

Massignon, al-Kindī meninggal pada tahun 246 H/860 M. Menurut C. Nallino, al-

Kindī meninggal pada tahun 260 H/ 873 M. Menurut T.J. De Boer, al-Kindī

meninggal pada tahun 257 H/ 870 M. Menurut Mustafa Abd al-Raziq (Mantan

Rektor Al-Azhar), al-Kindī meninggal pada tahun 252 H/ 866 M. Menurut Yaqut

al-Himawi, al-Kindī meninggal setelah berusia 80 tahun atau lebih sedikit.61 Dan

pendapat Hendry Corbin sama dengan pendapat C. Nallino.62

B. Karir dan Kegiatan

Al-Kindī mendapat dukungan intelektual pada masa „Abbāssiyyah sekitar

Abad ke-7 dan al-Ma„mūn Abad ke-8.63 Atas hal ini, al-Kindī mendapatkan gelar

yang mulia dari kerajaan al-Ma„mūn yakni sastrawan, sehingga dengan

kedudukannya itu memungkinkan ia untuk berperan aktif dalam kegiatan

kerajaan, khususnya pengumpulan dan penerjemahan,64 serta meringkas dan

60
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 6.
61
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, h. 16.
62
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, h. 41.
63
Felix Klein-Franxe,”Al-Kindi”, dalam buku Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, h. 209
64
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 6.
30

mengomentari karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab, seperti logika,

metafisika, dialog-dialog dan lain-lainnya.65

Al-Kindī memecahkan banyak permasalahan ilmiah dan falsafat pada

masa itu. Kemudian al-Kindī juga mendapatkan dukungan untuk memperluaskan

pemikiran rasional Mu„tazilah dari al-Ma„mūn.66 Karena al-Ma„mūn menjadikan

Mu„tazilah sebagai paham Negara. Dampaknya, karya-karya falsafat Yunani yang

bersifat rasional bisa diterima di kalangan masyarakat luas.67

Selain mendapat dukungan dari al-Ma„mūn, ia juga mendapat dukungan

serta lindungan dari al-Mu„taṣim sehingga ia mendapat posisi mulia juga yakni

seorang guru kerajaan Bait al-Hikam. Atas hal itu, raja al-Mu„taṣim

mempercayakan juga anaknya yang bernama Ahmad untuk dididik oleh al-Kindī.

Al-Kindi juga menyerahkan sebagian karyanya kepada Ahmad dan Ayahnya (raja

al-Mu„taṣim).68 Pendekatan al-Kindī dalam mengajar menggunakan logika dan

metode ilmiah Yunani dalam menyampaikan falsafat dan ilmu lainnya.69

Pada masa al-Mutawakkil, al-Kindī dipecat dari jabatannya sebagai guru

oleh para petinggi al-Mutawakkil. Sebab, mereka tidak menyukai kecendrungan

pemikiran Mu„tazilah al-Kindī.70 Akibatnya, para petinggi al-Mutawakkil

merubah paham negara yang asalnya Mu„tazilah menjadi Asy„ariyah.71

65
Felix Klein-Franxe,”Al-Kindi”, dalam buku Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, h. 209-
210.
66
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 6.
67
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, h. 39.
68
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 6-7.
69
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 129.
70
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 6-7.
71
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, h. 16.
31

Seperti dijelaskan oleh George N. Atiyeh dalam bukunya yang berjudul

Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, al-Mutawakkil bersama-sama dengan Musa

(ilmuwan yang bekerja pada al-Mutawakkil) menentang kecendrungan Mu„tazilah

yang dibawa oleh al-Kindī.72 Sedangkan Menurut Hasyimsyah Nasution dalam

bukunya yang berjudul Filsafat Islam, Muhammad dan Ahmad (orang yang anti-

falsafat) putra Musa ibn Syakir mengatakan bahwa orang yang memelajari falsafat

menjadi kurang hormat kepada agama.73 Hal yang sama juga diutarakan oleh

Sirajuddin Zar dalam bukunya yang berjudul Filsafat Islam: Filosof dan

Filsafatny.74 Ia mengatakan bahwa Muhammad dan Ahmad mengutus Sanad ibn

Ali ke Baghdad untuk memisahkan al-Kindī dan al-Mutawakkil. Akibatnya

perpustakaan al-Kindī yang bernama al-Kindīyyāh yang memiliki banyak koleksi

buku-buku baik di rampas dengan izin khalifah, namun beberapa waktu kemudian

perpustakaan dan buku-bukunya dikembalikan kembali.75

Selain itu juga, al-Kindī banyak mendapat penolakan dari berbagai pihak

seperti dari tetangganya sendiri yang bernama Abu Ma„syar. Abu Ma„syar sangat

benci kepada al-Kindī karena falsafat sehingga ia menyebarkan fanatisme rakyat

jelata untuk memusuhi dan memerangi falsafat. Al-Kindī mengetahui

perbuatannya, maka al-Kindī mengirimkan temannya untuk memeragakan nilai

dan kegunaan falsafat kepada Abu Ma„syar sehingga lama-kelamaan Abu Ma„syar

meyakini falsafat dan berniat untuk menghentikan permusuhannya dengan al-

Kindī. Kemudian Abu Ma„syar berguru falsafat dan menjadi murid al-Kindī

72
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 7.
73
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, h. 16.
74
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, h. 40.
75
M.M. Sharif, Para Filosof Muslim, terj. Ilyas Hasan, h. 12-13.
32

namun tanpa disangka juga oleh Abu Ma„syar, bahwa orang yang memeragakan

nilai dan kegunaan falsafat adalah orang suruhan al-Kindī (Sang Failasuf Arab).76

Al-Kindī bukan mengutamakan falsafat, namun minat al-Kindī terhadap

falsafat sangat tinggi karena falsafat bisa digunakan sebagai pendukung dan

penguat wahyu serta menuju kepada kebenaran tertinggi. Menurut Walzher,

bahwa al-Kindī menggunakan falsafat sebagai jalan hidup, lalu disesuaikan

dengan ajaran Islam.77

C. Pemikiran

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pemikiran al-Kindī condong

kepada pemikiran Mu„tazilah, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa

pemikiran al-Kindī dengan Mu„tazilah harus dibedakan.78 Selain itu al-Kindī juga

menguasai logika Aristoteles dan logika Stoik. Menurut George N. Atiyeh, al-

Kindī mengesampingkan bentuk silogisme demostratif, ia lebih mengambil

silogisme hipotetis dan disyungtif, karena silogisme itu lebih disukai oleh kaum

Stoik dan Neoplatonis.

76
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 10.
77
Erward Grant, A Hystory of Natural Philosophy, terj. Toni Setiawan (Yogyakarta: Mitra
Sejati, 2011), h. 85-86.
78
George N. Atiyeh mengatakan, al-Kindī adalah failasuf Muslim pertama yang
pemikirannya lebih condong kepada pemikiran Mu„tazilah. Lihat George N. Atiyeh, Al-Kindi:
Tokoh Filosof Muslim, h. 4. Harun Nasution mengatakan bahwa al-Kindī dalam pemikiran
teologinya menganut Mu„tazilah. Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya
jilid II, Cet. II(Jakarta: UI-Press, 2012), h. 43. Menurut Felix Klein-Franxe bahwa pemikiran al-
Kindī dan Mu„tazilah itu harus dibedakan sebagai berikut: Menurut Mu„tazilah bahwa materi
terdiri dari partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi yaitu atom serta mereka
mengandaikan bahwa proses penciptaan hanya terbatas pada dimensi ruang dan waktu sehingga
materi yang dapat dibagi-bagi juga bersifat terbatas. Jadi, mereka menerima eksistensi atom.
Namun, al-Kindī menolak struktur materi yang berisfat atomistik karena ia mengadopsi pandangan
Aristoteles. Hal ini tercantum dalam bukunya yang berjudul “On the Falsity of the Statement of
whoever Thinks that a Body Exist that is Indivisible”. Hal di atas bisa dilihat bahwa Mu„tazilah
menerima diskontinuitas materi dan meyakini adanya ruang hampa, sedangkan menurut al-Kindī,
materi bersifat terstruktur-kontinu dan abadi namun tidak terbatas. Lihat Felix Klein-Franxe,”Al-
Kindi”, dalam buku Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, ed. Oliver Leaman dan Seyyed Hossein
Nasr (Bandung: Mizan, 2003), h. 213-214.
33

Selain itu juga menurut al-Kindī untuk mengetahui segala sesuatu yang

primer yakni dengan mengetahui logika dan matematika. Apabila dilihat dari

keduanya, menurut al-Kindī, penalaran matematika harus dikuasai untuk

mengetahui hal-hal yang primer atau prinsip-prinsip pertama.

Metode al-Kindī untuk memecahkan berbagai masalah falsafat sebagai

berikut: tahap pertama, menggunakan metode dialektika, yakni dengan berpegang

kepada kebiasaan mengutip kepada para ahli atau orang-orang sebelumnya. Sebab

peninggalan pemikiran dari orang sebelumnya banyak yang belum terselesaikan.

Maka ini merupakan tugas kita untuk menyelesaikan sesuai kemampuan kita.

Yakni menyampaikan kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami serta sesuai budayanya.

Al-Kindī mengatakan hal di atas, namun tidak nampak bahwa al-Kindī

mengutip dari karya orang-orang terdahulu apabila dilihat dari karya-karyanya.

Perlu digarisbawahi bahwa metode dialektikanya hanya mengambil definisi-

definisi tertentu yang berkaitan dengan subyek dan bersifat jelas.

Tahap kedua, pembuktiannya dengan menggunakan logika. Tujuannya

untuk melihat keabsahan dasar-dasar pendapat yang berlandaskan definisi yang

jelas. Salah satu solusinya adalah menggunakan hukum penyisihan yang setengah-

setengah. Maksudnya menyisihkan semua pendapat yang mustahil sehingga

tersisa satu definisi yang benar.79

79
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 34-36.
34

D. Karya-Karya

Al-Kindī adalah failasuf Muslim yang sangat produktif dalam menulis.

Kita hanya dapat mengetahui tulisan-tulisan al-Kindī dari Ibn an-Nadin (377

H/987 M ). Ibn an-Nadin menyebutkan bahwa al-Kindī telah menulis 242 karya

serta dibagi menjadi beberapa kategori karya. Di antaranya: falsafat, logika, ilmu

hitung, musik, astronomi, sfera-sfera langit, ilmu kedokteran, astrologi, psikologi,

politik, meteorologi dan lain sebagainya. Selain itu, Flugel menghimpun nama-

nama karya al-Kindī yang berjumlah 265 karya.80 Banyak risalah-risalah al-Kindī

yang hilang. Namun ada informasi bahwa 25 risalah al-Kindī ditemukan oleh

Ritter di Istambul dan risalah pendek lainnya ditemukan di Aleppo.81 Selain itu,

karya-karya al-Kindī yang jumlahnya begitu banyak tinggal 10 % yang masih ada

dan diedit.82

Apabila kita lihat, karya-karya al-Kindī kebanyakan mengenai ilmu-ilmu

umum sehingga ia lebih dikenal sebagai ilmuwan Muslim daripada failasuf oleh

kebanyakan orang. Penulis akan memokuskan khusus kepada karya al-Kindī

dalam bidang falsafat dan astronomi. Di antara karya-karyanya:

1. Falsafat

a. “Kitab al-Kindi ilal Mu‟tashim billah fil-Falsafah al-Ul” (Falsafat

Pertama). Buku ini diterbitkan dalam Rasa‟il dan juga diterbitkan secara

terpisah dengan beberapa edisi oleh Ahmad Fu„ad al-Ahwani, Kairo, 1948.

Serta diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Richard Walzer dari

80
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 140-142.
81
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, h. 42.
82
Felix Klein-Franxe,”Al-Kindi”, dalam buku Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam, h. 208.
35

Oxford University. Lihat Ritter-Plessner 23; GAL (S), I: 373; Philosophie

7.

“Falsafat Pertama” adalah pengajian wujud sebagai wujud dan

sebagai ilmu pertama. Kata ini pertama kali digunakan oleh Aristoteles.

Menurut al-Kindī buku ini mengaji substansi mutlak yang merupakan

penggerak yang tidak digerakan. Buku ini tidak lengkap sampai kepada

kita. Kita hanya memunyai empat bab, di antaranya:

Dalam bab pertama berisi tentang definisi dan pembelaan al-Kindī

terhadap teologi, karena teologi dan falsafat bisa dipadukan dengan

menggunakan wahyu dan nalar. Bab kedua berisi tentang sifat dan ruang

lingkup fisika atau fisik (fisika digambarkan sebagai ilmu pengetahuan

yang mengalami perubahan, gerakan dan pengkajian partikular lainnya)

dan metafisika (metafisika digambarkan sebagai ilmu pengetahuan yang

tak dapat mengalami perubahan, tidak bergerak dan pengajian universal

lainnya) serta bab ini juga membahas mengenai yang terbatas dan yang

tidak terbatas (waktu, gerakan dan lain-lain terbatas semuanya kecuali

Tuhan). Bab ketiga berisi tentang keharusan adanya sebab pertama dan

ketidakmungkinannya sebagai sesutu yang bersifat material (sebab

pertama adalah tunggal dan sebab material adalah majemuk). Bab terakhir

(keempat) berisi tentang pembahasan keesaan (keesan bersifat abadi dan


36

tidak bisa menjadi esa apabila ada hubungannya dengan yang lain). Seperti

keesaan sejati tidak tercakup pada genus, namun “genus”nya sendiri.83

b. “Risalah fi Kammiyat Kutub Aristhu wa ma Yahtaju ilaihi fi Tashil al-

Falsafah” (Jumlah Buku-buku Aristoteles dan Apa Yang Diperlukan

untuk Memelajari Falsafat).

Buku ini diterbitkan dalam Rasa‟il, I: 363-384. Kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Nicholas Rescher, “Al-

Kindi‟s Sketh of Aristotle‟s Organon”, The New Scholasticisme, XXXVII,

No. I (Januari, 1963).

Buku ini berisi tentang karya-karya Aristoteles yang berisi tentang

logika, fisika, matematika dan metafisika. Dalam karya ini juga dijelaskan

bahwa seseorang harus menguasai empat hal ini sehingga bisa disebut

failasuf sejati. Kemudian, al-Kindī menjelaskan pentingnya belajar

matematika. Al-Kindī membahas juga mengenai matematika dan nilainya

serta uraiannya tentang apa yang disebut sebagai ilmu pengetahuan

tentang kenabian serta ilmu falsafat. Dalam penjelasan terakhir al-Kindī

menjelaskan maksud dan tujuan dari masing-masing keempat hal diatas

serta pentingnya menjadi failasuf sejati.84

c. “Fil Jawahiril Khamsah” (De Quinque Essentiis atau The Five Essences).

Karya asli dalam bahasa Arab hilang, namun kita bisa menemukan

terjemahannya dalam bahasa Latin yang diterbitkan oleh A. Nagy, “Die

Philosophische Abhandlungen des Ja‟qub ben Ishaq al-Kindi” dalam


83
Al-Kindī, Al-Falsafat Al-Ula. Terj. Majid, Nurcholish dalam “Khazanah Intelektual
Islam” (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984), h. 91-92.
84
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 143-145.
37

Beitraege zur Geschichte der Philosophie des Mittelalters, Bid. II, Heft 5.

Editor C. Baemuer dan H.F. Herting, Munster, 1897. Buku terjemahannya

yang ditulis oleh A. Nagy yang memandang bahwa buku aslinya disusun

dari nukilan-nukilan karya besar Aristoteles yang berjudul “Physike

Arkoasis”.

Buku ini menjelaskan mengenai lima esensi. Diantaranya: materi,

bentuk, gerakan, tempat dan waktu. Setiap substansi dibangun oleh materi

yang tersusun. Kemudian bentuk dan substansi juga dibedakan. Substansi

bisa didapatkan dalam perluasannya terhadap tempat. Gerakan

menyebabkan berada serta waktulah pengukur gerakan itu.85

2. Astronomi

a. “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe”, artikel

ini ditulis al-Kindī yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Haig

Khatchadourian dan Nicholas Rescher, dalam Isis, Vol. 56, No. 2

(Summer, 1965), h. 193-195. Al-Kindī menjelaskan struktur kosmos.

Menurut al-Kindī struktur kosmos itu seperti sarang (nested) bentuknya.

Sebab benda-benda langit mengelilingi Bumi dengan berbeda posisi

semula. Seperti pada bulan pertama: Matahari berada di posisi bawah

Bumi. Lalu beberapa bulan lagi: Matahari berada di posisi sejajar dengan

Bumi. Dan beberapa bulan lagi: Matahari berada di atas Bumi. Akhirnya

Matahari kembali ke posisi sejajar dan di bawah Bumi lagi. Dalam struktur

kosmos al-Kindī berfokus kepada struktur Bumi. Struktur Bumi adalah

85
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 150-152.
38

bulat atau bola (spherical). Di dalam Bumi terdiri dari unsur: air, tanah,

api dan udara. Al-Kindī menjelaskan struktur air dan tanah secara

geometris.86

b. “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere”,

artikel ini ditulis al-Kindī yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

oleh Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, dalam Islamic Studies,

Vol. 4, No. 1 (March 1965), h. 51-52. Dalam penelitian ini, al-Kindī

menjelaskan unsur-unsur secara detail yang ada di Bumi dan di langit serta

gerak yang ada di dalamnya. Bumi terdiri dari unsur udara, api, tanah dan

air. Udara dan api menjauhi pusat Bumi sedangkan tanah dan air adalah

menuju pusat Bumi. Unsur yang menuju pusat adalah unsur berat

sedangkan yang menjauh adalah cahaya. Unsur-unsur tersebut dikatakan

cahaya dan berat jika dibandingkan dengan unsur lainnya seperti: tanah

adalah berat jika diukur dengan air, udara dan api. Air adalah cahaya jika

diukur dengan tanah. Air adalah berat jika diukur dengan udara dan api

dan udara dan api adalah cahaya jika diukur dengan air. Udara adalah berat

jika diukur dengan api dan api adalah cahaya jika diukur dengan udara.

Kemudian unsurnya ada yang aktif dan yang pasif. Yang dimaksud unsur

aktif adalah unsur yang memunyai pengaruh yang besar ketika terjadi

kontak langsung (seperti api) dan pasif adalah kebalikannya (seperti air).87

86
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 190-195.
87
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 45-54.
39

BAB III

TEORI GEOSENTRIS

A. Pengertian

Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan.

Teori didukung oleh data dan argumentasi.88 Geosentris berasal dari bahasa

Latin, geo: Bumi dan centre: pusat. Jadi, Teori geosentris adalah seseorang yang

berpendapat bahwa pusat alam semesta adalah Bumi karena Bumi selalu tenang,

diam, tidak bergerak dan tidak berputar. Bumi adalah tempat tinggal manusia,

hewan dan tumbuhan yang terdiri dari lautan, daratan dan oksigen.89 Maka, semua

benda langit yang terdiri dari satelit (bulan), planet-planet dan Matahari

mengelilingi Bumi berbentuk bulat (circular).90 Lihatlah gambar no. 1 berikut:

Gambar No. 1. Bumi sebagai pusat dan seluruh benda langit mengelilingi
Bumi.91

88
Dendy Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa: Edisi Keempat
(Jakarta: PT Gramedia, 20012), h. 1444.
89
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007),h. 1.
90
Warni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 17-18.
91
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=Zv
eYWpyIHYv4vgSu5aGYBg&q=susunan+alam+geosentris&oq=susunan+alam+geosentris&gs_l=
psyab.3...83634.89203.0.89502.23.19.0.0.0.0.435.2986.22j6j1.9.0....0...1c.1.64.psyab..14.6.1936...
0j0i67k1j0i8i30k1j0i24k1.0.ns8AaILpvWs#imgrc=TOAH95x29CoiSM
40

Satelit adalah benda luar angkasa yang mengelilingi Bumi (bulan adalah

satelit alami yang mengelilingi Bumi).92 Planet berasal dari bahasa Yunani:

Planetos yang artinya pengembara atau kelana. Sebab seribu tahun lalu, suku

Babylonia, Yunani, Maya dan Mesir melihat ribuan kilauan cahaya pada langit

malam, namun ada tujuh kilauan cahaya yang berbeda. Mereka berpendapat itulah

planet-planet dan benda langit lainnya yang dekat dengan kita (Merkurius, Venus,

bulan, Matahari, Mars, Jupiter dan Saturnus).93 Satelit dan planet tidak memunyai

cahaya sendiri namun memantulkan cahaya dari bintang.94 Bintang adalah benda

langit yang memunyai cahaya sendiri (seperti Matahari).95

B. Sejarah

1. Aristoteles

Geosentris pertama kali dirumuskan oleh Aristoteles. Aristoteles

adalah failasuf asal Yunani. Ia lahir di Stageria, Yunani Utara tahun 382 SM

dan meninggal tahun 322 SM. Aristoteles merupakan failasuf cemerlang

karena ia banyak menulis buku dalam berbagai bidang seperti logika, fisika,

falsafat alam, astronomi, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik,

ekonomi, retorika dan poetika (puisi).96

a. Penyebab Bumi Diam: Unsur Pembentuk Bumi

Aristoteles berpendapat bahwa susunan alam semesta adalah

geosentris. Geosentris menempatkan Bumi sebagai pusat semesta, bersifat

92
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 45.
93
Neptunus, uranus dan pluto tidak disebutkan karena baru ditemukan pada awal abad ke-
20. Lihat S. Sengupta, “Worlds Beyond Our Own: Astronomers‟ Universe,”Springer International
Publishing Switzerland 2015, h. 20.
94
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, h. 45.
95
S. Sengupta, “Worlds Beyond Our Own: Astronomers‟ Universe,” h. 16.
96
Hawasi, Pemikiran Aristoteles (Jakarta: Widyapustaka, 2003), h. 1-4.
41

diam, tidak bergerak dan tidak berputar. Hal ini disebabkan karena Bumi

terdiri dari unsur tanah, air, udara dan api.97 Kemudian, unsurnya saling

berinteraksi sehingga Bumi menjadi padat, berbentuk spherical (bola),

memunyai berat. Akhirnya Bumi menjadi diam.98

Tanah, air, udara dan api memunyai sifat tertentu seperti yang

Pythagoras rumuskan. Pythagoras adalah failasuf yang pertama kali

merumuskan sifat unsur-unsur Bumi. Kemudian diikuti oleh Aristoteles.

Lihatlah perumusan sifat unsur-unsur Bumi menurut Pythagoras dalam

tabel no. 1, berikut:

Tabel No. 1 Sifat unsur menurut Pythagoras

Panas Dingin

Lembab Udara Air

Kering Api Tanah

Tabel di atas menjelaskan bahwa udara berlawanan dengan air

karena suhu udara adalah panas, sedangkan air bersuhu dingin. Namun

udara dan air sama-sama lembab sehingga geraknya lambat. Udara

menyatu dengan api karena sama-sama panas. Namun udara geraknya

lambat karena lembab. Sedangkan api adalah kering sehingga bergerak

lebih cepat. Api berlawanan dengan tanah karena suhu api adalah panas.

Sedangkan tanah adalah dingin. Namun kedua-duanya sama-sama kering

sehingga gerak api dan tanah adalah cepat. Air menyatu dengan tanah
97
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, terj. Kasidjo Djojosuwarno
(Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983), h.66.
98
Warni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 8.
42

karena sama-sama bersuhu dingin namun kecepatannya berbeda, yakni air

adalah bergerak lambat karena lembab sedangkan tanah cepat karena

kering. Kemudian udara dan tanah adalah saling berlawanan karena

berbeda sifat. Begitu pula dengan air dan api.99

Kemudian sifat lain dari api adalah membakar. Sifat lain dari udara

adalah mengeringkan. Sifat lain dari air adalah basah yang bisa

menyatukan sesuatu. Sifat lain dari tanah adalah padat. Ketika kumpulan

tanah yang padat yang disatukan oleh air, dikeringkan oleh udara dan api

mengakibatkan terbentuk sebuah tanah spherical(bola).Tanah spherical ini

yang kita sebut Bumi.100

Aristoteles berpendapat bahwa Bumi berbentuk bola (spherical).

Lalu bagaimana mereka mengetahui bahwa Bumi itu berbentuk spherical

(bola). Bumi berbentuk bola (Spherical) yang berukuran 400.000 stades

atau 40.000 Mil.101Ini dibuktikan oleh Aristoteles melalui tiga argumen:

Pertama, melihat bayangan Bumi dari sinar Matahari yang sampai ke

bulan seperti peristiwa bulan sabit (bulan seperempat), karena sebagian

permukaan bulan tertutup oleh Bumi sehingga sinar Matahari hanya

sebagian yang sampai ke bulan. Kedua, perpendikular Bumi (garis tegak

lurus Bumi). Itu menyatakan bahwa seluruh benda Bumi akan jatuh

kepada titik pusat Bumi, jika Bumi datar maka hal itu tidak akan terjadi.

99
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 46.
100
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965), h. 193-195.
101
Carl B. Boyer,“Aristotle‟s Physics,“ Scientific American, Vol. 182, No 5 (May 1950),
h. 49.
43

Lihatlah gambar no. 2 di bawah ini. Ketiga, penampakan bintang-bintang.

Pada malam hari, beberapa bintang-bintang bisa dilihat di langit Yunani,

namun tidak terlihat di langit di Mesir.102

Gambar no. 2 (a dan b)

(a) (b)

Gambar no. 2a menjelaskan jika Bumi berbentuk datar, maka manusia dan
pohon akan jatuh ke garis tengah perpendikular. Namun kenyataanya
manusia dan pohon jatuh ke bawah. Sedangkan gambar no. 2b
menjelaskan bahwa Bumi berbentuk bulat sehingga manusia dan pohon
akan jatuh ke garis tengah perpendikular. Ini adalah murni pandangan
Aristoteles.103

Dengan berinteraksinya unsur Bumi yang terus menerus

mengakibatkan Bumi berbentuk sphrerical (bola) yang memunyai

kerapatan massa yang padat.104 Kerapatan (density) adalah banyaknya

partikel yang terkumpul sehingga membuat benda tersebut menjadi berat.

Kerapatan juga mempunyai arti (sinonim) kelebatan dan ketebalan zat-zat

102
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition (Amerika:
McGraw-Hill Higher Education, 2006) h. 43-45.
103
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 44.
104
S. Sengupta, “Worlds Beyond Our Own: Astronomers‟ Universe,” h. 16. Lihat juga
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 66
44

dalam sebuah benda.105 Massa adalah zat-zat yang terkandung dalam

sebuah benda. Contohnya massa bola basket yang berdiameter 30 cm

berbeda dengan bola bowling yang berdiameter 15 cm. Kita akan

menyimpulkan bahwa massa bola basket lebih besar dibandingkan dengan

bola bowling. Namun bola basket tidaklah rapat massanya karena terbuat

dari karet serta di dalamnya terdapat ruang kosong untuk menyimpan

angin sedangkan bola bowling rapat massanya karena terbuat dari besi

yang di dalamnya tidak ada ruang kosong sehingga bola bowling lebih

rapat massanya dibandingkan bola basket.106

Kemudian Aristoteles mengatakan bahwa Bumi yang padat ini

mengakibatkan Bumi menjadi diam.107 Diam yang dimaksud Aritoteles

adalah tidak berotasi dan tidak berevolusi. Rotasi adalah gerakan planet

pada sumbunya. Revolusi adalah gerakan benda langit mengelilingi

Bumi.108

b. Penyebab Benda-Benda Langit Mengelilingi Bumi: Unsur

Pembentuk Langit

Kemudian Aristoteles berpendapat bahwa benda-benda langit

adalah sesuatu yang berada di sfera langit yang terdiri dari satelit, planet

dan bintang.109 Lalu mengapa benda-benda langit mengelilingi Bumi?

105
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan(Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997), h. 936.
106
Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 720.
107
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, ed. Richard M. West(Inggris:
University of Cambridge, 1983), h. 7-8.
108
S. Sengupta, “Worlds Beyond Our Own: Astronomers‟ Universe,” h. 16. Lihat juga
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 66
109
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 65-66.
45

Aritoteles berpendapat hal itu di karenakan benda-benda langit terbentuk

dari unsur yang halus, yakni ether. Ether sangat berbeda dari api, udara,

air dan tanah. Ether tidak seperti udara yang bersuhu panas dan lembab,

tidak seperti api yang bersuhu panas dan kering, tidak seperti air yang

bersuhu dingin dan lembab serta tidak seperti tanah yang bersuhu dingin

dan kering.110

Hal di atas yang mengakibatkan benda langit mengelilingi Bumi

dengan kecepatan dan jarak yang sesuai (seimbang) karena jika benda

langit terlalu jauh dengan Bumi, maka makhluk hidup yang ada di Bumi

akan beku. Begitu pun sebaliknya. Jika terlalu dekat dengan Bumi, maka

makhluk hidup yang ada di Bumi akan terbakar hangus sehingga tidak

akan ada kehidupan.111

Ketika ether bersatu, maka terbentuklah benda langit yang

berbentuk bola (spherical). Pendapat bahwa benda-benda langit berbentuk

bola telah diungkapkan oleh Pythagoras.112 Benda langit memiliki

kerapatan massa yang halus. Maksudnya, partikel-partikel dalam benda

tersebut tidaklah lebat (banyak) sehingga mengakibatkan benda-benda

langit mengelilingi Bumi berbentuk bulat lingkaran.113

110
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, ed. Richard M. West (Inggris:
University of Cambridge, 1983), h. 7-8.
111
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 73.
112
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 42.
113
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80.
46

c. Hubungan Bumi dengan Benda Langit serta Konsekuensinya

Bumi dan benda langit saling berhubungan. Di bawah ini akan di

jelaskan proses hubungan benda langit dan Bumi. Untuk lebih jelasnya

lihat tabel no. 2 berikut:

Tabel No. 2 Proses hubungan benda langit dan Bumi menurut Aristoteles

No. Nama/ Term Sistem Lokasi Produk


Hubungan Produk
1. Akal dan Pengaturan Langit Ether
Intelegensi Bumi Tanah, Air, Udara
dan Tanah
2. Ether Pembentuk Langit Terbentuk Langit
Bentuk Bola
(Spherical)
3. Tanah, Air, Pembentuk Bumi TerbentukBumi
Udara dan Bentuk Bola
Tanah (Spherical)
4. Langit Bentuk Pembentuk Langit Kerapatan Massa
Bola Langit yang Halus
5. Bumi Bentuk Pembentuk Bumi Kerapatan Massa
Bola Bumi yang Padat
Langit yang Halus
6. Langit yang Pembentuk Langit Benda Langit
Halus Bergerak
Mengelilingi
Bumi
7. Bumi yang Pembentuk Bumi Bumi Diam
Padat
7. Benda Langit Pembentuk Bumi Diam (tidak
Bergerak berevolusi dan
+Bumi Diam tidak rotasi)
Langit Gerak Benda
Langit Berbentuk
Bulat
8.. Gerak Benda Pembentuk Langit Jarak Benda
Langit Langit tidak
Berbentuk terlalu jauh dan
Bulat + Diam dekat terhadap
(tidak Bumi
berevolusi dan
tidak rotasi)
47

9. Jarak Benda Pembentuk Langit Kecepatan Benda


Langit tidak Langit seragam
terlalu jauh dan mengelilingi Bumi
dekat terhadap
Bumi

Aristoteles mengatakan bahwa penggerak pertama menciptakan

intelegensi, jiwa, unsur langit (ether) dan unsur Bumi (tanah, air, udara

dan api). Intelegensi adalah bawahan dari penggerak pertama. Jiwa adalah

prinsip kehidupan. Intelegensi dan jiwa berfungsi mengatur ether pada

benda langit.114

Ether berfungsi membentuk benda langit yang berbentuk bola

(spherical).115 Setelah itu, terbentuklah langit dengan kerapatan massanya

halus sehingga mengakibatkan benda langit bergerak mengelilingi Bumi

berbentuk bulat lingkaran.116

Tanah, air, udara dan api yang bersatu berfungsi membentuk Bumi

yang berbentuk bola (spherical).117 Setelah itu terbentuk Bumi dengan

kerapatan massanya padat sehingga mengakibatkan Bumi menjadi diam

karena bebannya berat.118

Gerak benda langit yang berbentuk bulat berinteraksi dengan Bumi

yang diam menyebabkan kecepatan dan jarak benda langit tidak terlalu

jauh dan tidak terlalu dekat dengan Bumi.119

2. Hipparchus

114
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 66-67.
115
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 43-45.
116
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80.
117
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition, h. 43-45
118
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, h. 7-8.
119
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 73.
48

Hipparchus adalah astronom, geografer dan matematikawan besar

yang berasal dari daerah Nicacea, Bithynia. Dalam ilmu astronomi, ia adalah

orang pertama yang menemukan precession (lambatnya gerak pada sumbu

atau kutub Bumi sehingga memengaruhi posisi bintang).120 Hipparchus

menghitung precession menggunakan trigonometri. Trigonometri121 sangat

berhubungan dengan astronomi khususnya digunakan untuk menghitung teori

geosentrisnya seperti untuk menghitung jarak antara planet-planet, planet-

bintang, bulan, Bumi dan lain sebagainya.122

a. Penyebab Bumi Diam: Unsur Pembentuk Bumi

Hipparchus banyak belajar mengenai konsep geosentrisnya

Aristoteles sehingga konsep geosentris kedua-duanya banyak persamaan.

Hipparchus mengatakan Bumi itu diam dan seluruh benda-benda langit

seperti bulan, planet-planet dan matahari mengelilingi Bumi karena unsur

pembentuk bumi yang memunyai sifat-sifat yang saling berlawanan dan

menyatu.123

Penjelasan Hipparchus hampir sama dengan penjelasan Pythagoras

yang dipaparkan dalam pembahasan Aristoteles yakni: udara bersifat

panas sedangkan air bersifat namun sama-sama lembab dan geraknya

lambat. Udara dan api bersifat panas namun sifat lain udara adalah lembab
120
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 49-50.
121
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, trigonon berarti tiga sudut dan metro berarti
mengukur. Jadi, trigonometri adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk sudut segitiga dan
fungsinya seperti sinus, cosinus dan tangen. Sudut adalah suatu bangun yang dibentuk oleh suatu
titik tertentu dan dua sinar yang berimpit titik pangkalnya pada titik tersebut seperti A adalah
sudut, AB dan AC adalah kaki sudut. Sinus adalah depan dan miring (a/b). Cosinus adalah
samping dan miring (c/b). Dan Tangen adalah depan dan miring (a/c). ST. Negorodan B. Harahap,
EnsiklopediaMatematika(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005), h. 380.
122
Florian Cajori, A History of Matematics (London: Macmillan, 1909), h. 59.
123
David Bergamini, The Universe (New York: Time-Life Book, 1970), h. 8.
49

dan bergerak lambat sedangkan api adalah kering dan bergerak cepat. Api

bersuhu panas sedangkan tanah bersuhu dingin namun sama kering dan

geraknya cepat. Air dan tanah bersifat dingin namun sifat lain air adalah

lembab dan bergerak lambat sedangkan tanah adalah kering dan bergerak

cepat. Kemudian udara dan tanah adalah saling berlawanan karena berbeda

sifat, begitu pula dengan air dan api.124

Partikel-partikel tanah yang tadinya tidak bersatu namun atas

bantuan air menjadi bersatu sehingga tanah tersebut terbentuk seperti bola

(spherical). Kemudian udara dan api membantu mengeringkan tanah

tersebut sehingga menjadi padat kerapatan massa Bumi dan menjadi berat

(berbobot) yang mengakibatkan Bumi menjadi diam.125 Hipparchus

membuktikan bahwa Bumi bulat bola (spherical) menggunakan pendapat

Aristoteles yakni: Pertama, Bumi bulat dilihat dari bayangannya di bulan.

Kedua, perpendikular Bumi (garis tegak lurus bumi) yakni bahwa seluruh

benda Bumi akan jatuh kepada titik pusat Bumi. Jika Bumi datar maka hal

itu tidak akan terjadi. Ketiga, penampakan bintang-bintang karena malam

hari, beberapa bintang-bintang bisa dilihat di langit Yunani, namun tidak

terlihat di langit di Mesir.126

Kemudian, Hipparchus berpendapat bahwa Bumi itu diam, tidak

bergerak dalam arti tidak berevolusi namun berotasi. Rotasi dalam Bumi

ini disebut sebagai preccision. Preccision adalah lambatnya gerak pada

124
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 46.
125
David Bergamini, The Universe, h. 8.
126
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter: Fourth Edition (Amerika:
McGraw-Hill Higher Education, 2006) h. 43-45.
50

sumbu atau kutub Bumi sehingga mempengaruhi posisi bintang. Bumi

membutuhkan waktu 26.000 tahun untuk berotasi sebesar 360 derajat

(Bumi berotasi dari posisi semula kembali lagi ke posisi semula).127

Lihatlah gambar no. 3, berikut:

Gambar No. 3. Gerak precession (lambatnya gerak pada kutub Bumi)


memerlukan waktu 26.000 tahun untuk berpindah posisi dan kembali ke
posisi semula.128

b. Penyebab Benda-Benda Langit Mengelilingi Bumi: Unsur

Pembentuk Langit

Hipparchus berpendapat bahwa benda-benda langit adalah benda

yang berada di sfera langit yang terdiri dari satelit (bulan adalah satelit

127
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 49-50.
128
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?q=precission+of+earth&client=firefoxbab&tbm=isch&tbs=rimg:
CWlP_1bOhjurjIjht2onuXkmdscCDBVQqBkgVWNBspGo7zzvHICj7HIV2VrGaBP9Zl8S13cjhZ
Fu3zBzHqwP8pzR1SoSCW3aie75eSZ2EVjMrNqVALSXKhIJxwIMFVCoGSARdBs4SxSswSUq
EglVY0GykajvPBFuymx4bepf8SoSCe8cgKPschXZEftyRBSSQkg0KhIJWsZoE_11mXxIRpWT0
H4uqtnEqEgnXdyOFkW7fMBHtNT9T1MRGyoSCXMerA_1ynNHVEewzWE00SgUs&tbo=u&s
a=X&ved=2ahUKEwjn8GnjM3ZAhUMsI8KHf4sCmYQ9C96BAgAEBk&biw=1600&bih=786&
dpr=1#imgrc=aU_9s6GO6uPekM:
51

yang mengelilingi Bumi),129 planet dan bintang (Matahari adalah bintang

yang dekat dengan Bumi).130

Pendapat Hipparchus mengenai penyebab benda langit

mengelilingi Bumi hampir sama dengan Aristoteles. Hipprchus

mengatakan bahwa benda-benda langit terbentuk dari ether yang

memunyai sifat yang berbeda dengan tanah, air, udara dan api yakni tidak

bersuhu panas atau dingin dan tidak kering atau lembab.131

Dengan sifat ether yang berbeda dengan unsur Bumi. Akhirnya

partikel ether tersebut bersatu yang akhirnya terbentuklah benda langit

baik planet-planet (seperti Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus,

selain Bumi), bulan dan Matahari yang berbentuk bola (spherical).132

Bentuk benda-benda langit bulat atau tidaknya tidak menjadi masalah bagi

Hiparchus karena bentuk bulan dan Matahari sangat jelas berbentuk bulat

jika dilihat dari langit. Atas hal yang demikian, ia memokuskan pada

perhitungan-peritungan benda langit baik jarak atau pun revolusi benda

langit terhadap Bumi.133

Hipparchus merinci bahwa edar benda langit, bukan bulat penuh

(lingkaran) seperti yang Aristoteles katakan namun sedikit oval (elips).

Sebab posisi benda langit akan berbeda tiap tahunnya. Untuk lebih

129
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 45.
130
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 65-66.
131
David Bergamini, The Universe, h. 8.
132
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 42.
133
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 43-45.
52

jelasnya lihatlah gambar no. 4 mengenai posisi Matahari dan garis edarnya

yang berbentuk oval (elips) dalam setahun.134

Gambar No. 4 Posisi dan garis edar matahari dalam setahun.135

Gambar ini menunjukan atau memformulasikan mengenai lintasan

matahari dalam setahun yang berbentuk bulat sedikit oval (elips). Garis

edar matahari dari bawah ke atas, lalu dari atas ke bawah terbentuk selama

sepuluh hari. Jika kita menghitung itu dalam setahun, maka berjumlah 36

kali.136

Kemudian Hipparchus membagi dua ukuran gerak bulat pada

benda langit. Pendapat ini pertama kali dirumuskan oleh Appolonius yang

kemudian dikembangkan perhitungannya oleh Hipparchus. Gerak bulat

dibagi menjadi dua yaitu gerak epicycles dan deferent. Gerak epicycles

adalah gerak lingkaran yang berukuran kecil dan terus menerus sehingga

membentuk formasi seperti bunga seperti gerak planet-planet: Venus,

Mars dan semuanya itu bergerak secara epicycles.137Gerak deferent adalah

134
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer (Cleveland: The Biblical Astronomer,
1999), h. 133-134.
135
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer, h. 133.
136
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer, h. 133-134.
137
Astronomy: An Overview, h. 20.
53

gerak bulat oval yang berukuran besar seperti gerak Matahari dan bulan.138

Lihatlah gambar no. 5, berikut:

Gambar No. 5 gerak episycle (bulat kecil) pada planet-planet dan


gerak deferent (bulat besar) pada bulan dan Matahari.139

c. Hubungan Bumi dengan Benda Langit serta Konsekuensinya

Bumi dan benda langit saling berhubungan. Di bawah ini akan di

jelaskan proses hubungan benda langit dan Bumi. Untuk lebih jelasnya

lihat tabel no. 3, berikut:

Tabel no. 3 Proses hubungan benda langit dan Bumi menurut Hipparchus

No. Nama/ Term Sistem Lokasi Produk Produk


Hubungan
1. Ether Pembentuk Langit Terbentuk
Langit Bentuk
Bola (Spherical)
2. Tanah, Air, Pembentuk Bumi TerbentukBumi
Udara dan Bentuk Bola
Tanah (Spherical)
3. Langit Bentuk Pembentuk Langit Kerapatan
138
Michael Hoskin, “Astronomy in Ancient Greece,” h. 11.
139
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=jPq
YWoOuIczivgThm5ywBg&q=gerak+epicycle&oq=gerak+epicycle&gs_l=psyab.3...239724.24337
4.0.243741.14.13.0.1.1.0.352.1577.25j1.6.0....0...1c.1.64.psyab..7.5.959...0.0.Sn88HhPfyO4#imgr
c=QS-RHGmu4kZa2M:
54

Bola Massa Langit


yang Halus
4. Bumi Bentuk Pembentuk Bumi Kerapatan
Bola Massa Bumi
yang Padat
Langit yang
Halus
5. Langit yang Pembentuk Langit Benda Langit
Halus Bergerak
Mengelilingi
Bumi
6. Bumi yang Pembentuk Bumi Bumi Diam
Padat
7. Benda Langit Pembentuk Bumi Diam (tidak
Bergerak berevolusi dan
+Bumi Diam tidak rotasi)
Langit Gerak Benda
Langit
Berbentuk Bulat
8. Gerak Benda Pembentuk Langit Gerak Bulat
Langit Oval (Deferent)
Berbentuk
Bulat + Diam
Gerak Epicycles
(tidak
berevolusi dan
tidak rotasi)
9. Gerak Bulat Pembentuk Langit Jarak Benda
Oval Langit
(Deferent) + Bervariasi
Gerak terhadap Bumi
Epicycles
10. Jarak Benda Pembentuk Langit Kecepatan
Langit Benda Langit
Bervariasi seragam
terhadap Bumi mengelilingi
Bumi: Apogee
(Terjauh) dan
Perigee
(Terdekat)
11. Apogee Pembentuk Langit Kecepatan
(Terjauh) dan beragam: Jika
Perigee jauh dari bumi,
(Terdekat) maka geraknya
cepat. Jika
dekat maka
geraknya
55

lambat

Pendapat Hipparchus mengenai proses hubungan benda langit dan

Bumi hampir sama dengan Aristoteles. Perbedaannya Hipparchus tidak

membahas mengenai penggerak pertama, jiwa dan akal serta pendapatnya

berdasarkan pada observasi.

Menurut Hiparchus, ether yang memunyai sifat tidak dingin atau

panas dan tidak kering atau lembab. Kemudian sifat ether menjadi aktif

sehingga terbentuk benda langit yang spherical (bola). Benda langit yang

spherical tersebut kemudian sedikit-sedikit menjadi keras. Namun

kerapatan massanya halus (tidak terlalu rapat zat-zat di dalam benda langit,

layaknya seperti bola sepak yang di dalamnya ada ruang untuk udara).

Akibatnya, benda langit bergerak mengelilingi Bumi berbentuk bulat.140

Menurut Hippaechus, tanah bersifat kering dan dingin. Air bersifat

lembab dan dingin.Udara bersifat lembab dan panas. Api bersifat kering

dan panas. Unsur Bumi tersebut kemudian bersatu membentuk Bumi yang

berbentuk bola (spherical).141 Akhirnya, Bumi menjadi padat kerapatan

massanya, seperti batu. Hal ini mengakibatkan Bumi menjadi diam dan

berat.142

Gerak benda langit yang berbentuk bulat berinteraksi dengan Bumi

yang diam mengakibatkan orbit benda langit bermacam-macam seperti:

140
David Bergamini, The Universe, h. 8.
141
David Bergamini, The Universe, h. 8.
142
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 49-50.
56

gerak planet yang disebut epicycle (gerak kecil yang berulang-ulang

sehingga tampak seperti bentuk bunga) dan gerak bulan dan Matahari yang

disebut deferent (gerak oval besar).Walaupun geraknya bervariasi namun

posisi benda-benda langit adalah sesuai (tidak terlalu dekat dan jauh).143

3. Ptolemy

Kemudian teori Geosentris di teliti kembali oleh Ptolemy. Claudy

Ptolemy adalah Astronom, matematikawan dan geografer yang berasal dari

Alexandria yang lahir sekitar tahun 100 dan wafat 178 SM. Dalam Astronomi,

Ia menulis buku yang berjudul Almagest, yang karyanya terselamatkan dalam

bahasa Arab. Bukunya menjelaskan tentang astronomi yang terdiri dari 13

buku.144

Dalam buku Almagest, Ptolemy mengatakan bahwa sistem alam

semesta adalah geosentris (disebut sistem Ptolemaik). Setelah menemukan

sistem alam semesta, Ptolemaeus juga menemukan 88 rasi bintang.145

Geosentris yang Ptolemy cetuskan bertahan berabad-abad sehingga

memengaruhi gereja saat itu sehingga teorinya sulit untuk ditumbangkan.

Namun Copernicus menumbangkan teorinya dengan menggunakan bukti-

bukti empiris.146

a. Penyebab Bumi Diam: Unsur Pembentuk Bumi

143
Michael Hoskin, “Astronomy in Ancient Greece,” h. 11.
144
Simon Blackburn, Kamus Filsafat, terj. Yudi Santoso (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013), h. 714.
145
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, h. 60.
146
Rayani Sriwidodo dan Steve Kamajaya, Para Penemu Yang Mengubah Dunia (Jakarta:
PT Nimas Multima, 2004), h. 8.
57

Selain Aristoteles dan Hiparchus, Ptolemy juga menganut paham

susunan alam geosentris. Ptolemy berpendapat bahwa Bumi adalah diam,

tidak bergerak. Namun, benda-benda langit seperti satelit (bulan), planet-

planet (kecuali Bumi) dan bintang (Matahari) berputar atau mengelilingi

Bumi. Bumi diam karena Bumi terdiri dari unsur yang memunyai berat

seperti tanah, air, udara dan api.

Unsur tanah, air, udara dan api kemudian berinteraksi seperti

partikel-partikel tanah disatukan dengan air sehingga terbentuk Bumi yang

spherical (bola) (pendapat ini dibuktikan oleh Aristoteles yang kemudian

diikuti oleh Hipparchus dan Ptolemy). Asalnya Bumi spherical (bola)

tersebut lembek, lalu menjadi padat kerapatan massanya karena

dikeringkan oleh udara dan api. Akhirnya bumi memunyai bobot (berat)

sehingga Bumi menjadi diam. Pembahasan Ptolemy mengenai geosentris

dan argumen pembuktiannya hampir sama dengan pendahulunya seperti

Aristoteles dan Hipparchus.147

Bumi diam maksudnya adalah tidak berevolusi (Bumi tidak

mengelilingi benda langit lain) namun berotasi (Bumi berputar pada

sumbunya). Rotasi Bumi sangat lambat yang disebut preccision. Penelitian

mengenai preccision bukan asli pemikiran Ptolemy namun merupakan

pemikiran Hipparchus.148

b. Penyebab Benda-Benda Langit Mengelilingi Bumi

1) Unsur Pembentuk Langit


147
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 50-52.
148
Owen Gingerich, “On Ptolemy as the Greatest Astronomers of Antiquity,” Science,
New Series, Vol. 193, No. 4252, (Aug. 6, 1976), h. 476.
58

Mengapa benda-benda langit mengelilingi Bumi? Menurut

Ptolemy benda-benda langit terbentuk dari ether yang merupakan

unsur yang bersifat halus.149 Sifat ether sangat berbeda dari api, udara,

air dan tanah sehinga tidak panas, dingin, lembab dan tidak.150

Pendapat Ptolemy hampir ssama dengan para pendahulunya seperti

Aristoteles ddan Hipparchus.

Lalu, ether yang berbeda sifat dengan unsur api, udara, air dan

tanah bersatu sehingga terbentuklah bola langit yang sering kita sebut:

planet, bulan dan Matahari.151 Bahkan dengan observasi

Aristotelesyang sederhana seperti penampakan bulan terlihat bulat di

malam hari, matahari di pagi dan sore hari terlihat jelas berbentuk

bulat bola (spherical).152

Sependapat dengan Hipparchus, Ptolemy menjelaskan dan

merinci bahwa edar benda langit berbentuk bulat oval (elips) karena

posisi benda langit selalu berbeda tiap tahunnya. Mereka mengatakan

bahwa garis edar Matahari dari bawah ke atas, lalu dari atas ke bawah

terbentuk selama sepuluh hari. Jika kita menghitung itu dalam setahun,

maka berjumlah 36 kali.153 Pendapat Ptolemy sama dengan

Hipparchus.

Kemudian, mengenai bentuk gerak bulat, Ptolemy sependapat

dan sama dengan pendahulunya: Appolonius dan Hipparchus. Bentuk

149
Ancient Astronomy, “Lecture 1,”h. 18 yang diambil dari www.scs.fsu.edu.
150
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, h. 7-8.
151
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 42.
152
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 43-45.
153
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer, h. 133-134.
59

gerak bulat terdiri dari gerak epicycles dan deferent. Gerak epicycles

adalah gerak bulat yang berukuran kecil dan terus menerus sehingga

membentuk formasi yang tampak seperti bunga yang terjadi pada

gerak planet-planet.154 Gerak epicycles juga disebut gerak retrograde.

Gerak retrograde adalah gerakan benda-benda langit dari Timur ke

Barat namun di suatu ketika ia berputar dan bergerak terbalik dari

Barat ke Timur dan kembali lagi. Gerakan ini terjadi secara terus

menerus.155 Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar no. 6 (contoh

lintasan Mars dalam setahun). Sedangkan gerak deferent adalah gerak

bulat oval yang berukuran besar yang terjadi pada gerak matahari dan

bulan.156

Gambar No. 6. Gerak retrograde planet Mars157

154
Astronomy: An Overview, h. 20.
155
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer, h. 137.
156
Michael Hoskin, “Astronomy in Ancient Greece,” h. 11.
157
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=E_
yYWpmrI4r8vATt3KP4Bg&q=retrograde+motion&oq=retrograde+motion&gs_l=psyab.3..0i19k1
l10.70848.75388.0.75957.8.5.0.3.3.0.265.1022.24.4.0....0...1c.1.64.psyab..1.7.1066...0j0i30k1.0.pS
g-3eOAAiU#imgrc=3uo3Hcr430L9TM:
60

2) Equant

Ptolemy bependapat bahwa bukan hanya karena unsurnya saja

(ether) yang menyebabkan benda langit bergerak. Namun karena ada

equant (pusat gerak) juga. Equant adalah titik pusat gerak yang

terletak dekat Bumi sehingga menimbulkan benda-benda langit seperti

mengelilingi Bumi.158 Lihatlah gambar no. 7.

Gambar No. 7. Benda-benda langit bergerak mengelilingi


equant sebagai pusat gerak semesta.159

Ptolemy tidak menjelaskan mengapa benda-benda langit

mengelilingi equant? Namun, atas penemuan ini Ptolemy bisa

mengetahui dengan cermat bahwa kecepatan gerak benda-benda langit

bukanlah seragam seperti yang Aristoteles dan Hipparchus katakan.

Namun bervariasi, Misalnya, jika posisi matahari dekat (Perigee)

158
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 50.
159
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?q=equant&client=firefoxbab&tbm=isch&tbs=rimg:CUsiriZHLm
dtIjgW8k8J3ic4oVP83mNUhVrIFd0cgBSPFWJX04kh7iz5KVJcrvRvRamsOjhYLHtSrAMea9mp
MX5yoSCRbyTwneJzihEb41t93mgGzOKhIJU_1zeY1SFWsgRkLWQMzri424qEgkV3RyAFI8V
YhGYZUk4eAc3UioSCVfTiSH7uLPkEZoXTMKBxoNQKhIJpX4lyu9G9FoRNVjC8vX7KIMqE
gmaw6OFgse1KhFKm7Tt5t5srioSCcAx5r2akxfnEZ9mmwLD7Yjy&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKE
wiMzO77js3ZAhVKpI8KHZfwDG8Q9C96BAgAEBk&biw=1600&bih=786&dpr=1#imgrc=MT
TeRK4UquLqhM:
61

dengan Bumi, maka orbitnya sangat cepat. Namun, jika posisi matahari

jauh (Apogee) dengan Bumi, maka orbitnya lambat.160 Lihatlah gambar

no. 8, berikut:

Gambar No. 8. Apogee (terjauh) dan Perigee (terdekat)161

Ptolemy memasukan 1 derajat perabad (100 tahun)


dibandingankan dengan Hipparchus yang memasukan 1 derajat per72
tahun.162

c. Hubungan Bumi dengan Benda Langit serta Konsekuensinya

Bumi dan benda langit saling berhubungan. Di bawah ini akan di

jelaskan proses hubungan benda langit dan Bumi. Untuk lebih jelasnya

lihat tabel no. 4, berikut:

Tabel no. 4 Proses hubungan benda langit dan Bumi menurut Ptolemy

160
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 50-52.
161
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dari
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=Xv
2YWv_gFYGMvQTC7IWQBg&q=apooge+dan+perigee&oq=apooge+dan+perigee&gs_l=psyab.
3...177198.180972.0.181156.18.13.0.0.0.0.524.1914.24j1j0j1.6.0....0...1c.1.64.psyab..12.2.545...0j
0i13k1j0i13i30k1.0.8N8JSnssGe8#imgrc=FrzwTOJjjDuJqM:
162
O. Neugebaur, “On Ptolemy as the Greatest Astronomer of Antiquity,”Science: New
Series, Vol. 193, No. 4252 (Aug. 6, 1976), h. 476.
62

No. Nama/ Term Sistem Hubungan Lokasi Produk Produk


1. Ether Pembentuk Langit Terbentuk
Langit Bentuk
Bola
(Spherical)
2. Tanah, Air, Pembentuk Bumi TerbentukBumi
Udara dan Bentuk Bola
Tanah (Spherical)
3. Langit Pembentuk Langit Kerapatan
Bentuk Bola Massa Langit
yang Halus
4. Bumi Bentuk Pembentuk Bumi Kerapatan
Bola Massa Bumi
yang Padat
Langit yang
Halus
5. Langit yang Pembentuk Langit Benda Langit
Halus Bergerak
Mengelilingi
Bumi
6. Bumi yang Pembentuk Bumi Bumi Diam
Padat
7. Benda Langit Pembentuk Bumi Diam (tidak
Bergerak berevolusi dan
+Bumi Diam tidak rotasi)
Langit Gerak Benda
Langit
Berbentuk
Bulat
8. Gerak Benda Pembentuk Langit Gerak Bulat
Langit Oval
Berbentuk (Deferent)
Bulat + Diam
Gerak
(tidak
Epicycles
berevolusi
dan tidak
rotasi)+
Equant (Pusat
Gerak)
9. Gerak Bulat Pembentuk Langit Jarak Benda
Oval Langit
(Deferent) + Bervariasi
Gerak terhadap Bumi
Epicycles
63

10. Jarak Benda Pembentuk Langit Kecepatan


Langit Benda Langit
Bervariasi seragam
terhadap mengelilingi
Bumi Bumi: Apogee
(Terjauh) dan
Perigee
(Terdekat)
11. Apogee Pembentuk Langit Kecepatan
(Terjauh) dan beragam: Jika
Perigee jauh dari bumi,
(Terdekat) maka geraknya
cepat. Jika
dekat maka
geraknya
lambat

Jika dilihat dan dibandingkan, bahwa pemikiran Ptolemy hampir

sama keseluruhannya dengan Hipparchus. Namun, perbedaannya adalah

Ptolemy menempatkan equant (pusat gerak) yang menyebabkan benda-

benda langit mengelilingi Bumi dan menambahkan gerak dan lambatnya

orbit benda langit.163 Di bawah ini penjelasan proses hubungan Bumi dan

benda langit secara rinci.

Ether adalah unsur yang sifatnya berbeda dengan unsur yang ada

Bumi. Yakni tidak dingin, panas, kering maupun lembab. Ether juga

mengakibatkan terbentuknya benda langit yang spherical (bola). Namun,

kerapatan massanya halus sehingga mengakibatkan benda langit bergerak

mengelilingi Bumi berbentuk bulat.164

Unsur Bumi seperti api, udara, air dan tanah yang bersatu

memunyai sifat panas, dingin, kering dan lembab sehingga mengakibatkan

163
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 50-52.
164
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 42-45.
64

terbentuk Bumi yang berbentuk bola (spherical) yang kerapatan massanya

padat. Kerapatan massa Bumi dan langit berbeda. Maka, Bumi yang

terbentuk dari unsur api, udara, air dan tanah menjadi diam dan berat.165

Benda-benda langit asalnya bergerak mengelilingi Bumi berbentuk

bulat. Kemudian benda-benda langit tersebut berinteraksi dengan Bumi

yang diam sehingga mengakibatkan orbit benda langit bervariasi yakni:

gerak epicycle yang terjadi pada gerak planet-planet dan gerak deferent

yang terjadi pada gerak bulan dan bintang. Gerak epicycle dan deferent

berpengaruh kepada jarak posisi benda langit dalam kurun waktu tertentu

sehingga jarak benda-benda langit bisa berada lebih dekat dengan Bumi

(Perigee), bahkan lebih jauh dengan Bumi (Apogee).Jika benda langit

berada pada titik terdekat (Perigee), maka benda-benda langit bergerak

dengan lambat. Namun, jika benda langit berada pada titik terjauh

(Apogee) maka benda-benda langit bergerak dengan cepat.166

165
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 49-50.
166
Astronomy: An Overview, h. 20.
65

BAB IV

TEORI GEOSENTRIS AL-KINDĪ

A. Penyebab Bumi Diam: Unsur Pembentuk Bumi

Al-Kindī berpendapat bahwa Bumi adalah pusat semesta, tenang, sifatnya

diam, tidak bergerak dan tidak berputar. Sebab, Bumi terdiri dari unsur yang

memunyai berat yang beragam seperti tanah, air, udara dan api sehingga Bumi

berbentuk spherical (bola), menjadi padat dan akhirnya memunyai bobot

(berat).167

Bumi terbentuk dari unsur tanah, air, udara dan api. Unsur tersebut

memunyai sifat yang saling berlawanan dan menyatu. Hal ini dirumuskan pertama

kali oleh Pythagoras dan diikuti oleh Aristoteles, Hipparchus, Ptolemy dan

kemudian oleh al-Kindī.

Mereka berpendapat bahwa udara berlawanan dengan air karena udara

bersuhu panas sedangkan air bersuhu dingin. Namun, sama lembab sehingga

geraknya lambat. Udara menyatu dengan api karena sama-sama bersuhu panas.

Namun, udara adalah lembab sehingga bergerak lambat sedangkan api adalah

kering sehingga bergerak cepat. Api berlawanan dengan tanah karena api bersuhu

panas sedangkan tanah bersuhu dingin. Namun sama kering sehingga geraknya

cepat. Air menyatu dengan tanah karena sama-sama bersuhu dingin. Namun air

adalah lembab sehingga bergerak lambat sedangkan tanah adalah kering sehingga

bergerak cepat.168

167
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, terj. Kasidjo Djojosuwarno
(Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983), h., h. 65-66.
168
Al-Kindi,“Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Islamic Studies, Vol. 4, No. 1 (March 1965), h. 46.
66

Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy tidak mengembangkan pemikiran

Phytagoras mengenai sifat unsur udara, api, tanah dan air lebih lanjut. Sementara

itu, al-Kindī mengembangkannya lebih lanjut dan lebih rinci. Hal ini yang

menjadi perbedaan. Lihat di bawah ini tabel no. 5, sebagai berikut:

Tabel no. 5. Sifat unsur menurut al-Kindī

No Unsur Suhu Kadar Air Reaksi Arah Kecepatan


Panas Dingin Kering Lembab Aktif Pasif Menuju Menjauh Cepat Lambat
1. Tanah -   - -   -  -
2. Air -  -   -  - - 
3. Udara  - -  -  -  - 
4. Api  -  -  - -   -

Al-Kindī menjelaskan unsur kering atau lembab dan dingin atau panas

sama dengan penjelasan Pythagoras, Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy. Namun

mereka tidak menjelaskan unsur aktif atau pasif dan unsur yang menjauhi atau

mendekati pusat.169

Al-Kindī berpendapat bahwa unsur aktif adalah unsur yang memunyai

pengaruh yang besar ketika terjadi kontak langsung. Unsur aktif adalah api

(karena sifatnya panas dan kering) dan air (karena sifatnya dingin dan lembab).

Unsur pasif adalah unsur yang tidak memunyai pengaruh yang besar ketika terjadi

kontak langsung (kebalikan dari unsur aktif). Unsur pasif adalah udara (karena

sifatnya panas dan lembab) dan tanah (karena sifatnya dingin dan kering).

Kemudian, unsur yang menuju pusat adalah unsur yang selalu jatuh

kepada Bumi. Unsurnya bersuhu dingin sehingga unsur tersebut memunyai berat

seperti tanah dan air. Sedangkan unsur yang menjauhi pusat adalah unsur yang

169
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 69.
67

selalu menjauhi Bumi. Unsurnya bersuhu panas sehingga unsur tersebut ringan

seperti udara dan api. Selain itu, unsur api sangat cepat menjauhi Bumi. Tanah

sangat cepat mendekati Bumi. Udara sangat lambat menjauhi Bumi. Sedangkan,

air lambat mendekati Bumi.

Al-Kindī juga mengatakan bahwa bobot (berat) unsur berbeda-beda. Api

lebih ringan dari udara, air dan tanah. Udara lebih ringan dari air dan tanah.

Namun, lebih berat dari api. Air lebih ringan dari tanah. Namun, lebih berat dari

api dan udara. Tanah adalah lebih berat dari air, udara dan api.170 Selain itu sifat

api yang paling menonjol adalah panas sehingga berpotensi untuk membakar.

Sifat udara yang paling menonjol adalah kering sehingga berpotensi

mengeringkan sesuatu. Sifat air yang paling menonjol adalah basah sehingga

berpotensi untuk menyatukan sesuatu. Sifat tanah yang paling menonjol adalah

dingin dan kering sehingga berpotensi menjadi padat. Ketika kumpulan tanah

yang padat bersatu (disatukan oleh air), kemudian terbentuk sebuah spherical

(bola).171

Al-Kindī berpendapat bahwa Bumi berbentuk bola (spherical). Pendapat

ini sama dengan para pendahulu sebelumnya seperti Aristoteles, Hipparchus dan

Ptolemy. Al-Kindī tidak meneliti ulang bentuk Bumi sehingga pendapat Bumi

berbentuk bola (spherical) bukan pemikirannya. Namun, murni pemikiran para

170
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 46-47.
171
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, Isis, Vol. 56, No. 2 (Summer, 1965) h. 193-195.
68

pendahulunya yakni Aristoteles. Pemikiran Aristoteles ini disertai dengan bukti

empiris.172

Setelah air dan tanah menyatu maka terbentuklah Bumi yang spherical

(bola). Bumi yang berbentuk sphrerical (bola) pada awalnya masih lembek

permukaannya namun atas bantuan unsur udara dan api, spherical (bola) yang kita

sebut Bumi menjadi kering dan sangat padat (rapat) massanya.

Bumi yang menjadi padat disebut batuan besar. Hal ini yang membuat

beban yang berat sehingga Bumi menjadi diam. Sebagai buktinya: jika kita

melemparkan sesuatu (contohnya batu) ke atas, maka akan kembali lagi kepada

kita. Jika Bumi itu bergerak maka batu itu tidak akan jatuh ke tangan kita. Namun,

akan jatuh di tempat lain.173

Kemudian mengenai Bumi diam, al-Kindī berpendapat bahwa Bumi itu

diam, tidak bergerak dalam arti tidak berotasi dan tidak berevolusi.174 Rotasi

adalah gerakan (perputaran) planet pada sumbunya. Revolusi adalah gerakan

benda langit mengelilingi benda langit lain.175

B. Penyebab Benda-Benda Langit Mengelilingi Bumi

1. Unsur Pembentuk Benda-Benda Langit

Al-Kindī berpendapat karena benda-benda langit terbentuk dari unsur yang

halus yakni ether. Ether sangat berbeda dari api, udara, air dan tanah. Ether tidak

seperti udara yang bersuhu panas dan lembab, tidak seperti api yang bersuhu

172
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 51-52.
173
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, ed. Richard M. West (Inggris:
University of Cambridge, 1983), h. 7-8.
174
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 68.
175
Budiono, Kamus Lengkap (Jakarta: Bintang Indonesia, t.t), h. 246-247.
69

panas dan kering, tidak seperti air yang bersuhu dingin dan lembab serta tidak

seperti tanah yang bersuhu dingin dan kering.176 Al-Kindī mengembangkan lagi

pemikiran dari tokoh sebelumnya seperti Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy,

bahwa ether tidak bersifat aktif seperti api dan air, tidak pula bersifat pasif seperti

tanah dan udara. Ether juga tidak menjauhi pusat seperti api dan udara serta tidak

mendekati pusat seperti air dan tanah. Ether juga tidak berbobot berat seperti

tanah dan air serta tidak berbobot ringan seperti api dan udara sehingga unsurnya

bersuhu sedang, lembut dan beratnya seimbang.177

Kemudian, al-Kindī berpendapat bahwa, ketika ether bersatu, terbentuklah

benda langit: planet, bulan dan Matahari yang berbentuk bola (spherical).178

Sifatnya seperti ether yaitu halus karena massanya yang tidak rapat dan berat

beban (bobot) benda langit seimbang sehingga benda langit berputar mengelilingi

Bumi yang diam.179 Pendapat bahwa benda-benda langit berbentuk bola telah

diungkapan oleh Pythagoras.180 Kemudian, dikuatkan oleh Aristoteles dengan

bukti empiris seperti penampakan bulan terlihat bulat di malam hari, matahari

terlihat jelas berbentuk bulat saat terbit dan terbenam.181 Mengenai bentuk langit

bulat atau tidaknya tidak menjadi permasalahan bagi para astronom, fisikawan

dan failasuf masa al-Kindī.

176
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, h. 7-8.
177
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 51-52.
178
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric strucuture of the Universe,” ed. Haig
Khatchadourian and Nicholas Rescher, h. 193-195
179
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 69-70
180
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 42.
181
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 43-45.
70

Al-Kindī sependapat dengan Aristoteles bahwa benda-benda langit seperti

Matahari, bulan dan planet bergerak atau berputar mengelilingi Bumi berbentuk

bulat sempurna (lingkaran).182Al-Kindī dan Aristoteles tidak menjelaskan secara

rinci mengenai bentuk bulat tersebut.

2. Jiwa

Al-Kindī juga bependapat bahwa bukan hanya karena unsurnya saja

(ether) yang menyebabkan benda langit bergerak. Namun, karena benda langit

memunyai Jiwa. Jiwa adalah prinsip kehidupan yang terdapat dalam benda

langit.183 Mengapa benda langit memunyai jiwa? Jiwa berfungsi mengatur ether

sehingga ether membentuk dan mengatur keseimbangan yang ada di langit dan di

Bumi sehingga benda langit bergerak mengelilingi Bumi dengan jarak, kecepatan

yang seragam. Jika tidak ada jiwa, maka gerak benda-benda langit tidak akan

seimbang. Akibatnya, jika gerak benda langit tidak seimbang seperti Matahari

terlalu jauh atau terlalu dekat, maka kehidupan di Bumi akan musnah karena beku

(sangat dingin) dan hangus (musnah).184 Lalu, bagaimana jiwa bisa mengatur

benda langit dan Bumi dengan baik? Jiwa pada benda langit memiliki kemampuan

nalar. Kemampuan nalar tersebut didapat karena langit memunyai dua daya yaitu

daya melihat dan mendengar yang berfungsi sebagai sarana pengetahuan.

Akibatnya, jiwa bisa mengatur benda langit dan Bumi dengan baik.185

C. Hubungan Bumi dengan Benda Langit serta Konsekuensinya

182
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80.
183
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 70.
184
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, terj. Mulyadhi Kartanegara (Jakarta: PT Dunia
Pustaka, 1987),h. 129-130.
185
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 70-71.
71

Bumi dan benda langit saling berhubungan. Di bawah ini akan di jelaskan

proses hubungan benda langit dan Bumi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel no. 7,

berikut:

Tabel No. 6 Proses hubungan benda langit dan Bumi menurut al-Kindī

No. Nama/ Term Sistem Lokasi Produk


Hubungan Produk
1. Jiwa Pengatur Langit Ether
2. Ether Pembentuk Bumi Terbentuk Sifat
Unsur Bumi
Langit Terbentuk
Langit Bentuk
Bola (Spherical)
3. Unsur-Unsur Pembentuk Bumi TerbentukBumi
Bumi Bentuk Bola
(Spherical)
4. Langit Bentuk Pembentuk Bumi Kerapatan
Bola + Bumi Massa Bumi
Bentuk Bola yang Padat
5. Langit Bentuk Pembentuk Langit Kerapatan
Bola Massa Langit
yang Halus
6. Bumi yang Pembentuk Bumi Bumi Diam
Padat +Langit
yang Halus
7. Langit yang Pembentuk Langit Benda Langit
Halus Bergerak
Mengelilingi
Bumi
8. Bumi Diam + Pembentuk Bumi Diam (tidak
Benda Langit berevolusi dan
Bergerak tidak rotasi)
Langit Gerak Benda
Langit
Berbentuk Bulat
Lingkaran
9.. Gerak Benda Pembentuk Langit Jarak Benda
Langit Langit tidak
Berbentuk Bulat terlalu jauh dan
dekat terhadap
Bumi
72

10. Jarak Benda Pembentuk Langit Kecepatan


Langit tidak Benda Langit
terlalu jauh dan seragam
dekat terhadap mengelilingi
Bumi Bumi

Al-Kindī bependapat bahwa benda langit memunyai Jiwa. Jiwa adalah

prinsip kehidupan.186 Jiwa berfungsi untuk mengatur ether pada benda langit

sehingga benda langit memunyai daya-daya tertentu. Al-Kindī mengatakan bahwa

daya-daya pada benda-benda langit terdiri dari dua yaitu daya mendengar dan

melihat. Mengapa benda langit tidak memunyai daya mengecap, merasa dan lain

sebagainya? Karena benda langit bukanlah benda yang bertumbuh dan

berkembang layaknya makhluk yang ada di Bumi sehingga tidak membutuhkan

daya tersebut. Daya itu berfungsi untuk mengatur ether.187

Ether adalah unsur yang sudah ada sendiri. Dengan bantuan jiwa, ether

menjadi aktif. Ether memunyai sifat yang bebeda dari unsur bumi. Sifat ether

adalah campuran dari unsur Bumi sehingga unsurnya tidaklah panas/ dingin, tidak

kering/ lembab, tidak bergerak cepat/ lambat namun konstan, tidaklah aktif/ pasif,

tidak menuju/ menjauh pusat serta tidak ringan/ berat. Ether berfungsi membentuk

benda-benda langit seperti bulan, planet-planet dan Matahari yang berbentuk

spherical serta membentuk sifat unsur-unsur Bumi baik sifat tanah, air, udara dan

api.188

Tanah, air, udara dan api adalah unsur yang sudah ada namun belum

memunyai sifat. Atas pengaruh ether sehingga unsur Bumi memunyai sifat

186
George N. Atiyeh, Al-Kindi, h. 70.
187
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam,h. 130-131.
188
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 51-52.
73

seperti: Tanah bersifat dingin, kering, geraknya cepat, pasif, menuju pusat Bumi

dan unsurnya berat. Air bersifat dingin, lembab, geraknya lambat, aktif, menuju

pusat Bumi dan unsurnya berat. Udara bersifat panas, lembab, geraknya lambat,

pasif, menjauh pusat Bumi dan unsurnya ringan. Terakhir, api bersifat panas,

kering, geraknya cepat, aktif, menjauh pusat Bumi dan unsurnya ringan.189

Ketika unsur-unsur Bumi ini bersatu seperti serpihan-serpihan tanah yang

tadinya tidak bersatu menjadi bersatu karena bantuan air. Kemudian terbentuk

tanah yang berbentuk bola (spherical) yang lembek. Akhirnya, tanah spherical itu

menjadi kering dan padat karena dikeringkan oleh udara dan api. Tanah spherical

yang padat ini yang kita sebut Bumi.190

Kemudian, benda-benda langit yang berbentuk bola (spherical) ini

bersama-sama dengan Bumi yang berbentuk bola (spherical) membentuk berat

jenis. Berat jenis adalah perbandingan antara kerapatan benda satu dengan benda

yang lain dalam volume yang sama seperti minyak yang berukuran satu liter

(volume) adalah 0, 8 kg berbeda beratnya dengan air yang berukuran satu liter

adalah 1 kg.191 Lalu mengapa benda satu dengan yang lainnya sering beda berat

jenisnya? Karena diakibatkan oleh kerapatan massanya. Begitu pula dengan

Bumi. Bumi memiliki kerapatan massa yang tinggi jika dibandingkan dengan

benda langit.192

189
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 46
190
Carl B. Boyer,“Aristotle‟s Physics,“ h. 49.
191
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997), h. 177
192
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, h. 936.
74

Benda-benda langit yang berbentuk bola (spherical) membentuk kerapatan

massa pada benda langit yang halus. Ini berbeda dengan Bumi yang kerapatan

massanya padat. Halus di sini berarti bahwa benda-benda langit yang partikel-

partikelnya tidak padat karena terbentuk dari ether.193

Ketika kerapatan benda langit yang halus dan Bumi yang padat

berinteraksi bersama-sama, mengakibatkan Bumi menjadi diam. Mengapa Bumi

menjadi diam? Karena tersusun dari unsur yang mempunyai berat sehingga Bumi

menjadi diam.194 Kemudian benda langit yang halus menggunakan cahaya untuk

mengakibatkan Bumi menjadi semakin padat dan diam.195 Selain itu, kerapatan

benda langit yang halus mengakibatkan benda langit bergerak mengelilingi

Bumi.196

Ketika Bumi yang diam dan benda langit bergerak mengelilingi Bumi

saling berinteraksi maka mengakibatkan: Pertama, Bumi diam. Diam dalam arti

tidak berevolusi dan tidak rotasi.197 Hal ini berbeda dengan Hipparchus dan

Ptolemy. Hipparchus dan Ptolemy berpendapat bahwa Bumi diam dalam arti tidak

berevolusi namun berotasi.198 Kedua, mengakibatkan benda langit mengelilingi

Bumi berbentuk bulat sempurna (lingkaran).199

193
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 69-74.
194
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 46.
195
Gabriela Ilnitci, “Aristotelian Natural Philosophy and Ptolemaic Astronomy,”
Cambridge University Press, Vol.21. 2002, h. 69-70
196
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 69-74.
197
Warni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak, h. 17-18.
198
John D. Fix, Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, h. 49-50.
199
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80.
75

Revolusi bulat lingkaran juga mengakibatkan jarak benda langit tidak

terlalu jauh dan dekat dengan Bumi sehingga di Bumi tidak terlalu panas dan

tidak terlalu dingin. Namun, sesuai dengan suhu tubuh makhluk hidup.200

D. Tinjauan Kritis

1. Al-Kindī dan Failasuf Muslim

a. Al-Kindī dan al-Faraghānī

Al-Faraghānī (805-880)201 menguatkan konsep geosentris. Al-

Faraghānī berhasil menentukan jarak dan ukuran planet atau benda benda

langit. Dia juga mengatakan bahwa jarak terjauh (Apogee) sebuah benda

langit bersinggungan dengan jarak terdekat (Perigee) terhadap Bumi.

Semakin lonjong orbit benda langit terhadap Bumi semakin berbeda juga

Apogee dan Perigee nya.202 Hal ini belum dibahas secara lengkap oleh al-

Kindī. Ini merupakan perhitungan dan pemikiran asli al-Faraghani. Untuk

lebih jelasnya lihatlah tabel no. 7 berikut:203

Tabel No. 7 Penentuan Apogee dan Perigee serta volume benda-

benda langital-Faraghānī dan astronomi modern


200
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, h.130
201
Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Katsir al-Faraghānī lahir di Farghana,
Transsoxania, di tepi sungai Sardari Uzbekistan pada tahun 805. Al-Faraghani adalah astronom
terkemuka padamasanya. Al-Faraghani hidup pada masa kekhalifahann al-Ma„mun dan al-
Mutawwakil. Al-Faraghani banyak sekali menemukan perhitungan astronomi seperti menemukan
perigee (jarak terdekat), apogee (jarak terjauh) dan diameter benda-benda langit. Selain itu, al-
Faraghani banyak menuliskan penemuan astronominya seperti ditulis dalam buku Jawamy ilm an-
Nujum al-Harakat as-Samawiyya dan al-Madkhl ila‟ Ilm Hayat al-Falak. Karya ini masih
tersimpan di Oxford, Paris, Kairo, Princeton University dalam bahsa Arab serta diterjemahkan
dalam bahasa Latin oleh John Hispalensis dari Seville dan Gerard dari Gremona tahun 1493.
Alimuddin, “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak,” al-Daulah, Vol. 2, No. 2 (Desember 2013), h.
184.
202
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam (Bandung: Mizan, 2011),
h. 123.
203
Ahmadie Thaha, Astronomi dalam Islam (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), h. 41-42.
76

No Benda Langit Penentuan al-Faraghānī Penentuan Modern

(jutaan mil Inggris) (jutaan mil Inggris)

Perigee Apogee Volume Perigee Apogee Volume

(x bumi) (x bumi)

1. Bulan 0,013 0,256 0,026 0,221 0,252 0,0204

2. Merkurius 0,256 0,666 0,000031 50 136 0,055

3. Venus 0,666 4.47 0,027 26 160 0,87

4. Matahari 4.47 4.47 166 91,4 94,4 1300.000

5. Mars 4.47 35.4 1.63 35 234 0,14

6. Jupiter 35.4 57.5 95 370 580 1355

7. Saturnus 57.5 80.2 90 744 1028 800

b. Al-Kindī dan al-Battani

Al-Battani (850-923)204 membuktikan bahwa orbit-orbit planet

berubah dalam diameter karena lintasan orbitnya tidak berbentuk lingkaran

melainkan elips (oval).205 Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Bumi

melakukan precession (pergerakan lambat pada bumi).206 Pembahasan ini

belum dibahas oleh al-Kindī. Bahkan bertentangan dengan al-Kindī.

Sebab, al-Kindī mengatakan bahwa orbit planet berbentuk bulat sempurna.

204
Abu „Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi‟ al-Battani
lahir Harran dekat Urfa tahun 850. Al-Battani adalah astronom dan matematikawan dari Arab.
Penemuan terbesarnya yaitu mengenai penentuan tahun Matahari yakni 365 hri, 5 jam, 46 menit
dan 24 detik. Selain itu al-Battani menentukan precession Bumi, letak bintang dan menciptakan
teropong bintang. Karya al-Battani yang terkenal adalah Kitabu Ma‟rifati Mathli „Il Buruj Baina
Arbail Falak. Kemudian, al-Battani meninggal pada tahun 923. Alimuddin, “Sejarah
Perkembangan Ilmu Falak,” h. 184.
205
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 133.
206
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 134.
77

c. Al-Kindī dan al-Fārābī

Al-Fārābī (870-950)207 juga sependapat dengan al-Kindī bahwa

bumi diam. Sedangkan bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter

dan Saturnus yang berbentuk bola (spherical) mengelilingi Bumi.208

Pandangan ini disebut geosentris. Konsep geosentris dipandang sebagai

serangkaian bola langit (sphere) yang konsentris (lingkaran). Bola langit

yang paling luar adalah bola langit bintang tetap.209 Pendapatnya hampir

sama dengan al-Kindī.

Selain itu al-Fārābī membagi benda langit menjadi dua: benda

diurnal (benda langit yang terlihat pada siang hari dari Bumi) dan

nocturnal (benda langit yang terlihat pada malam hari dari Bumi).210

Pembahasan ini tidak dibahas oleh al-Kindī.

d. Al-Kindī dan Ibn Miskawaih

207
Abu Muhammaad ibn Muhammad ibn Tarkham ibn Auzalaghn al-Fārābī lahir di
Wasij, distrik Farab, Turkistan tahun 870. Ayahnya berkebangsaan Persia dan ibunya
berkebangsaan Turki. Al-Farabi adalah ahli bahasa yang menguasai tujuh puluh bahasa. Saat kecil,
al-Farabi sangat suka belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan seperti bahasa Arab, falsafat
Yunani, logika, astronomi dan lain sebagainya sehingga karyaa-karya yang dihasilkan al-Farabi
sangat banyak. Mulai dari metafisika, falsafat dan lain-lain. Dalam kosmologi, al-Farabi terkenal
dengan konsep emanasi (pancaran). Konsep emanasi al-Farabi berpengaruh kepada para failasuf
sesudahnya seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd dan lain sebagainya. Pada usia usia 80 tahun (950)
meninggal di Damaskus. Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 80-82.
208
Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, terj. Maufur (Bandung: Mizan, 2011), h.
333.
209
Deborah L. Black,”Al-Farabi” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku
Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan (Bandung:
Mizan, 2003), h. 236.
210
Herbert Davidson, Alfarabi, Avicenna and Averroes on Intellect (New York: Oxford
University Press, 1992), h. 45.
78

Ibn Miskawaih (940-1030)211 sependapat dengan al-Kindī bahwa

jiwa terlibat dalam menggerakan benda langit sehingga orbit benda langit

berbentuk melingkar mengelilingi Bumi.212

e. Al-Kindī dan Ikhwan al-Safa

Ikhwan al-Safa (958-983)213 menjelaskan mengenai Bumi

memunyai empat unsur yaitu tanah, air, udara dan api. Sedangkan langit

mempunyai satu unsur unsur yaitu ether. Unsur tersebut memunyai sifat

tertentu seperti panas, dingin, lembab dan kering. Alam semesta ini terdiri

dari tujuh benda langit (Matahari, bulan dan planet-planet).214 Pendapat ini

sama dengan apa yang al-Kindī katakan. Sifat unsur Bumi terbentuk oleh

bola langit yang berputar mengelilingi Bumi.215 Ketika sifat unsur Bumi

211
Abu Ali al-Kasim Ahmad Ibn Miskawaih lahir di Rayy dan mematangkan ilmu
pengetahuannya di Baghdad. Saat menginjak dewas, Ibn Miskawaih tertarik dan fokus kepada
ilmu akhlak dan sejarah. Ibn Miskawaih juga adalah pemikir terkemuka yang berkarier pada
politik dan falsafat. Ia adalah bendahara penguasa dinasti Buwaihiyyah „Adhud ad-Daulah.
Karyanya yang terkenal adalah mengenai akhlak dan politik yang ditulis dalam buku Tartib as-
Sa„adah. Sedangkan dalam falsafat ia tulis dalam buku Ajwibah wa al-As„illah fi an-Nafs wa al-
Aql. Kemudian, Ibn Miskawaih meninggal pada tahun 1030. Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat
Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya, h. 110-111.
212
Oliver Leman, “Ibn Misawaih” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku
Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan (Bandung:
Mizan, 2003), h. 313.
213
Ikhwan al-Safa adalah kelompok intelektual yang bertujuan mengaji dan meneliiti
berbagai jenis ilmu pengetahuan. Menurut as-Sijistani, Ikhwan al-Safa didirikan oleh Al-
Muqaddas, az-Zanjani, al-Mihrajani, al-Aufi dan Zaid bin Rita„ah. Menurut at-Tauhidi, Ikhwan al-
Safa mulai dari tahun 958-983. Pusat kegiatan yang mereka lakukan di Baghdad. Ikhwan al-Safa
banyak menghasilkan karya-karya dalam berbagai pengetahuan yang terkumpul dalam bukunya
Rasa„il Ikhwan al-Safa. Rasa„il ini berisi empat bagian utama yaitu 14 bagian dalam matematika,
17 bagian dalam ilmu alam, 10 bagian dalam ilmu psikologi dan intelektual dan 11 bagian pada
metafisika dan teologi. Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya,
h. 99-102.
214
Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, h. 337.
215
Ian Richard Netton, “Ikhwan al-Safa “dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku
Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman,terj. Tim Penerjemah Mizan (Bandung:
Mizan, 2003), h. 282.
79

sudah terbentuk, unsurnya belum aktif sehingga benda langit terus

berputar. Akhirnya unsur Bumi menjadi aktif.216

f. Al-Kindī dan al-Biruni

Al-Biruni (973-1048)217 mengatakan bahwa yang menyebabkan

benda-benda langit menuju Bumi karena gravitasi yang berasal dari Bumi.

Gravitasi benda-benda langit berbeda tergantung berat jenisnya.218 Selain

itu Bumi berotasi.219 Pemikiran ini murni al-Biruni karena pembahasan

gravitasi belum dibahas oleh al-Kindī.

Al-Biruni mengatakan kosmos seperti bola kerang yang berpusat di

Bumi. Pendapat ini secara tidak langsung mengacu kepada konsep

geosentris para pendahulunya.220 Al-Biruni juga menghitung keliling Bumi

sebesar 25.000 2/7 mil (40,225 km). Jika dibandingkan perhitungan

modern, jari-jari standar Bumi adalah 6.378 km dan keliling Bumi adalah

(40,074 km). Bumi berbentuk bulat seperti bola.221 Al-Kindī tidak

menghitung keliling Bumi.

Al-Biruni mengatakan bahwa gerak bulan lebih cepat dari pada

Matahari karena bulan lebih dekat dari Bumi, daripada Matahari ke

216
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2009), h. 104.
217
Abu Raihan al-Biruni lahir pada tahun 973 di Khawarazmi, Turkmenistan, Asia
Tengah. Al-Biruni adalah seorang matematikawan, fisikawan, geographer dan astronom. Dalam
astronomi, al-Biruni menemukan diameter Bumi. Kemudian al-Biruni tulis dalam buku
terkenalnya yang berjudul al-Qanun al-Mas„ud. Karya ini diberikan kepada Sultan Mas„ud
Mahmud yang ditulis pada tahun 1030. Selain itu, menurut Prof. Ahmad Baequny bahwa al-
Biruni adalah orang yang pertama kali menolak teori geosentris Ptolemy karena tidak masuk akal
namun al-Biruni belum memberikan model susunan alam yang baru. Kemudian, al-biruni
meninggal pada tahun 1048. Alimuddin, “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak,” h. 184.
218
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 162.
219
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 170.
220
Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, h. 339.
221
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 163.
80

Bumi.222 Selain itu benda langit juga kadang berjarak jauh (Apogge) dan

dekat (Perigee). Hal ini al-Biruni tulis dalam buku al-Qanun al-

Mas‟udi.223 Pendapat ini menggugurkan pendapat al-Kindī mengenai jarak

benda laangit yang tidak terlalu dekat dan jauh dari Bumi.

g. Al-Kindī dan Ibn Sīnā

Ibn Sīnā (981-1037)224 menempatkan alam semesta terdiri dari

sembilan bola langit (sphere). Mulai dari Bumi, bulan, Merkurius, Venus,

Matahari, Mars, Jupiter dan Saturnus. Sphera yang kesembilan adalah

tempat kosong yang dikhususkan untuk wilayah ilahiah (hal ini sengaja

Ibn Sīnā bedakan). Setiap bola langit dikendalikan oleh jiwa-jiwa, akal-

akal dan malaikat yang tunduk pada perintah akal yang utama. Inilah

pemikiran asli Ibn Sīnā.225 Al-Kindī hanya menempatkan alam semesta

terdiri dari delapan bola langit dan tidak memasukan bola langit yang

khusus untuk wilayah illahiah.

Kemudian, Ibn Sīnā berpendapat bahwa akal atau intelek

menggerakan jiwa.226 Ini adalah pemikiran asli Ibn Sīnā karena al-kindî

tidak menjelaskan sesuatu yang menggerakan jiwa. Lalu, jiwa

222
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 156-157.
223
Ahmad Fuad Basya, Sumbangan Keilmuan Islam Pada Dunia, terj. Masturi Irham dan
Muhammad Aniq (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), h. 232.
224
Abu Ali Husein Ibn abdillah Ibn Sīnā lahir di Afsyana, Bukhara pada tahun 980. Orang
tuanya adalah pegawai tinggi pada dinasti Samani. Saat kecil, Ibn Sīnā banyak mempelajari ilmu-
ilmu seperti fisika, matematika, kedokteran, hukum dan lain sebagainya. Sejak menginjak dewasa,
Ibn Sīnā lebih dikenal sebagai dokter sehingga banyak mengobati para petinggi-petinggi seperti
mengobati Pangeran Nuh Ibn Mansur sampai sembuh. Karya ibn Sina yang paling terkenal adalah
al-Qanun fi al-Tibb. Kemudian, Ibn Sīnā pindah ke Ray untuk bekerja kepada Ratu Sayyidah.
Akhirnya, Ibn Sīnā wafat 1037 di Isfahah. Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam,
cet. Ke-12 (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2014), h. 23.
225
Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, h. 334.
226
Jon Mc Ginnis, Avicenna, h. 204.
81

menggerakan benda-benda langit bergerak mengelilingi Bumi yang diam

dengan bentuk bulat (lingkaran).227

Ibn Sīnā mengatakan, gerak langit yang berbentuk bulat

(lingkaran) adalah gerak unsur langit yaitu ether. Selain itu bentuk gerak

benda langit khususnya planet juga berbentuk retrograde. Retrograde

adalah melingkar planet yang terus menerus sehingga menyerupai bunga

sehingga terlihat seperti planet bergerak maju dan mundur.228 Gerakan

benda-benda langit yang retrograde tidak dijelaskan oleh al-Kindī.

Ibn Sīnā berpendapat, gerakan melingkar benda-benda langit

mengakibatkan unsur-unsur Bumi berinteraksi dan bergerak.229 Unsur

Bumi seperti tanah, air, udara, api dan udara bergerak dengan bentuk

lurus.230 Selain itu Bumi berputas pada porosnya (rotasi) sehingga disebut

preccission atau gerak lambat Bumi. Akibatnya gerak lambat Bumi

memengaruhi gerak bintang-bintang tetap (fixed stars).231

h. Al-Kindī dan Jābir bin Aflaḥ

Jābir bin Aflaḥ (1100-1150 M)232 mengatakan bahwa Venus dan

Mars lebih dekat kepada Bumi dari pada Matahari. Hal ini ia tulis dalam

227
Herbert Davidson, Alfarabi, Avicenna and Averroes on Intellect, h. 77.
228
Jon Mc Ginnis, Avicenna (New York: Oxford University Press, 2010), h. 203.
229
Shams Inati, “Ibn Sina” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku Pertama, ed.
Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan (Bandung: Mizan, 2003), h.
202.
230
Jon Mc Ginnis, Avicenna, h. 59.
231
Jon Mc Ginnis, Avicenna, h. 203.
232
Muhammad Jābir bin Aflaḥ lahir di Sevvile. Jabir ibn Alfah adalah astronom dan
matematikawan Muslim. Jabir ibn Alfah sangat tertarik kepada karya Ptolemy yakni Almagest
(tentang geosentris) sehingga Jabir ibn Alfah mengomentari dan mengkritik karya tersebut. Hal ini
Jabir ibn Alfah tulis dalam bukunya Islam al-Majisti (koreksi buku Almagest). Emilia Calvo,
“Jabir ibn Aflah,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers (New York:Springer, 2007), h.
581-582.
82

buku yang berjudul al-Hailah dan Ishlaahul Majesti.233 Pendapat ini

sangat berbeda dengan teori geosentris yang menempatkan bahwa

Matahari lebih dekat daripada Mars. Pendapat ini merupakan gerbang

terbukanya konsep alam non-geosentris. Selain itu Jabir ibn Alfah

berpendapat bahwa Merkurius, Venus, planet-planet kecil berada di luar

Matahari. Dengan kata lain, planet tersebut berada (posisi) mengorbit

Matahari.234

i. Al-Kindī dan Ibn Rusyd

Ibn Rusyd (1126-1198)235 berpendapat bahwa unsur Bumi

digerakan oleh jiwa. Sedangkan benda langit digerakan oleh intelek atau

akal. Akibatnya, benda langit bergerak mengelilingi Bumi berbentuk bulat

dan terus menerus.236 Pendapat Ibn Rusyd sangat berbeda dari al-Kindī

mengenai sesuatu apa yang menggerakan Bumi dan langit.

Kemudian Ibn Rusyd mengatakan bahwa bentuk benda-benda

langit dan Bumi adalah spherical (bulat). Kemudian, Ibn Rusyd

mengibaratkan alam semesta seperti gambar no. 9, di bawah ini.

233
Ahmadie Thaha, Astronomi dalam Islam, h. 31.
234
Emilia Calvo, “Jabir ibn Aflah,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers, h.
581-582.
235
Abu al-Walid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Rusyd lahir di Cordoba tahun 1126.
Ibn Rusyd berasal dari keluarga hakim-hakim di Andalusia, Spanyol. Ia dikenal sebagai dokter,
failasuf dan ahli fikih terkenal pada masanya. Ibn Rusyd menulis buku kedokteran berjudul kitab
al-Kulliyat Kitab. Lalu, buku hukum Kitab al-Bidayah al-Mujtahid. Dalam falsafat ia membela
para failasuf dari serangan al-Ghazali yang dianggap sesat sehinga ia menulis buku yang berjudul
Tahafut al-Tahafut. Di dunia Eropa, Ibn Rusyd dikenal sebagai komentator dan peringkas ulung
pada masanya karena mengomentari karya-karya failasuf dan ilmuwan Yunani seperti buku-buku
Aristoteles (failasuf) dan Claudius Galen (dokter tenama abad ke-2). Ibn Rusyd meningggal di
Maroko tahun 1198. Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 34-35.
236
Majid Fakhri, Avverroes: His Life, Works and Influence (Oxford: One Works, 2008), h.
46.
83

Gambar No. 9 alam semesta Ibn Rusyd237

Bagian terluar adalah tempat sphera bintang-bintang tetap (fixed

stars). Bagian luar kedua terdapat orbit Matahari, bulan dan planet-planet

yang mengelilingi Bumi. Bagian luar ketiga sampai Bumi adalah orbit

unsur-unsur Bumi seperti api, udara, air dan tanah yang berbentuk

lingkaran.238 Ibn Rusyd berpendapat bahwa benda langit bergerak

mengelilingi Bumi dengan bentuk eccentric atau epicycle.239 Pembahasan

Ibn Rusyd ini, berbeda dengan al-Kindī. Sebab, al-Kindī tidak mengatakan

bahwa benda-benda langit mengelilingi Bumi dengan bentuk bulat. Bukan

eccentric atau epicycle.

j. Al-Kindī dan al-Bitruji

Al-Bitruji (1150-1204)240 megatakan bahwa bentuk gerak benda

langit bukanlah eccentric dan epicycle. Namun, bulat semata.241 Bulat

237
Majid Fakhri, Avverroes: His Life, Works and Influence, h. 53.
238
Majid Fakhri, Avverroes: His Life, Works and Influence, h. 53.
239
Herbert Davidson, Alfarabi, Avicenna and Averroes on Intellect, h. 164.
240
Nur ad-Din al-Bitruji lahir di Maroko pada tahun 1150. Al-Bitruji adalah hakim dan
astronom Andalusia, Spanyol. Al-Bitruji adalah astronom yang menolak konsep geosentris
Ptolemy tentang gerak eccentric dan epicycle pada benda-benda langit karena gerak tersebut tidak
84

yang dimaksud adalah spiral (oval).242 Pendapat ini sama dengan al-Kindī.

Selain itu al-Bitruji berpendapat bahwa penggerak pertama berkeingin

menggerakan benda-benda langit dengan energi dan tenaganya.243

k. Al-Kindī dengan Nasīr al-Dīn al-Ṭūsī, Quthb al-Dīn al-Syīrāzī

dan Ibn al-Syāṭīr

Kemudian, Nasīr al-Dīn al-Ṭūsī (1201-1274 M)244 meneliti ulang

dan mengkritik konsep geosentris yang ditulis dalam buku at-Tazkira fi

al„Ilmal-hai„a.245 Al-Thusi mengajukan model planet baru non-geosentris.

Konsep susunan alam non-geosentris dikembangkan oleh muridnya Quthb

al-Dīn al-Syīrāzī dan Ibn al-Syāṭīr (astronom Damaskus).246 Al-Syīrāzī

(1236-1311 M)247 mulai meneliti orbit planet Merkurius. Lalu, dilengkapi

sesuai dengan perhitungannya. Al-Bitruji juga menulis tentang astronomi dalam buku Kitab al—
Hay‟ah. Buku ini berisi tentang kritik atas geosentris Ptolemy. Al-Bitruji meninggal pada tahun
1204 di Andalusia. Julio Samso, “Bitruji,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers (New
York: Springer, 2007), h. 133-134.
241
Charles Genequand, Ibn Rushd‟s Metaphysics (Leiden: E. J. Brill, 1986), h. 54-55.
242
Ahmadie Thaha, Astronomi dalam Islam, h. 32.
243
Julio Samso, “Bitruji,”h. 133-134.
244
Abu Ja‟far Muhammad bin Muhammad bin al-Hasan Nasīr al-Dīn al-Ṭūsī lahir tahun
1201 di Thus, dekat Meshed, timur laut Iran. Saat kecil, al-Ṭūsī banyak belajar ilmu ppengetahuan
seperti fiqh, hikmah, kalam, matematika, ilmu medis dan lain sebagainya. Karya pertama al-thusi
ditulis dalam buku Akhlaq-I Nasiri. Buku ini adalah buku tentang etika. Selain itu tahun 1259, al-
Ṭūsī berhasil membangun observatorium al-Maragha. Pembuatan observatorium al-Maragha
ddukung oleh para sarjana Persia, astronom Cina dan Raja Hulagu Khan. Setelah membuat al-
Maragha, al-Ṭūsī banyak melakukan penemuan dalam astronomi seperti: membuat tabel
pergerakan planet secara akurat, memodifikasi model epicycle geosentris Ptolemy dengn prinsip
mekanika untuk menjaga keragaman pergerakan benda-benda langit. Al-Ṭūsī meninggal pada
tahun 1274 di Baghdad. Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya,
h. 245-249.
245
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya, h.250.
246
Husain Hariyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 140-141.
247
Qutb al-Din Mahmud bin Zia al-Din Mas„ud bin Muslah al-Syīrāzī lahir di Shiraz
tahun 1236. Al- Syīrāzī adalah polymath (orang yang menguasai banyak ilmu pengetahuan) Persia.
Al- Syīrāzī banyak memberikan sumbangsih pada berbagai ilmu pengetahuan seperti astronomi,
matematika, fisika, musik, falsafat, tasawuf dan lain sebagainya. Al- Syīrāzī adalah orang yang
menguatkan pendapat al-Thusi mengenai konsep non-geosentris sehingga al- Syīrāzī
menuliskannya dalam buku Nehayat al-Edrak fi Dirayat al-Aflak. Buku aslinya berbahasa Persia.
Buku ini berisi tentang model gerak planet-planet dan meningkatkan prinsip-prinsip Ptolemy
(meneliti dan menguji kekurangan geosentris). Selain itu buku ini berisi juga tentang diskusi
85

oleh Ibn al-Syāṭīr meneliti model bulan. Kumpulan karya al-Ṭūsī, al-

Syīrāzī dan Ibn al-Syāṭīr (1304-1377 M)248 ditulis dalam buku A Text of

The final Inquiry an Amending The Elements. Selain itu mereka

berpendapat bahwa benda-benda langit berbentuk spherical.249 Para

sejarawan berpendapat bahwa pemikiran ini membuka jalan bagi konsep

heliosentris yang diajukan Copernicus.250

2. Al-Kindī dan Ilmuwan Modern

a. Al-Kindī dan Copernicus

Teori geosentris dibantah oleh Nicolous Copernicus251 pada abad

ke-16. Sebab, teori geosentris ini tidak bisa menjelaskan gerak retrograde.

Akibatnya seluruh teori geosentris, termasuk geosentris al-Kindī gugur.

Copernicus mengajukan konsep susunan alam baru yang bisa menjelaskan

model Matahari yang diam dan planet yang mengitarinya (geosentris). Ahmadie Thaha, Astronomi
dalam Islam, h. 35.Lihat juga David Kaiser dalam tema prsentasinya yang berjudul “To Save the
Phenomena,” dengan tema the Rise of Modern Science (Thursday, June 23, 2011).Dalam
http://ocw.mit.edu.
248
Ali bin Ibrahim bin Muhammad bin Hassan al-Anshari Ibn al-Syāṭīr lahir tahun 1304
Damsyik. Saat kecil, ibn Syathir tertarik kepada ilmu asronomi dan matematika. Ketika dewasa, ia
pernah bekerja sebagai tukang yang melubangi kayuu dengan gading. Kemudian jadi muadzzin
(orang yang sering mengumandangkan adzan di Mesjid) dan menjadi penentu waktu salat. Ibn al-
Syāṭīr banyak sekali memberikan konttribusi dalam astronomi seperti membuat jam Matahari
datar (Mizwalah Ufuqiyah) yang diletakan di Mesjid Umawiyah, Damaskus. Selain itu karya
lainnya adalah tulisan yang terdapat dalam bukunRisalah ib asy-Syathir fi Ushul „Ilmil Usthurlab.
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, “Astronomi Islam Era Dinasti Mamalik (1250-1517),”
Afkaruna: Institute of Arabic Research and Studies (IARS), Kairo-Mesir, Vol. 9, No. 1 (Januari-
Juni 2013), h. 2-3. Ibn al-Syāṭīr juga meruntuhkan konsep geosentris Ptolemy dengan mengajukan
model susunan alam non-geosentris. Alimuddin, “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak,” h. 182.
249
Ahmadie Thaha, Astronomi dalam Islam, h. 35.
250
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya, h.250.
251
Nicolous Copernicus. Ia lahir di kota Torun di tepi singai Vistula, Polandia pada tahun
1473. Copernicus adalah astronom yang sangat tertarik kepada ilmu perbintangan (astronomi).
Awalnya ia terpengaruh oleh Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Aristarchus berpendapat
bahwa pusat alam semesta bukanlah Bumi melainkan Matahari. Bumi adalah salah satu planet
yang mengelilingi Matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Copernicus menjadi yakin atas
hipotesa heliosentris ini, sehingga ia melakukan pengamatan bertahun-tahun untuk membuktikan
hipotesa tersebut. Lalu ia menuliskan karyanya dalam buku“De Revolutionimbus Orbium
Coelestium”. Michael H. Hart, 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, terj. H. Mahbub Djunaidi
(Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1982), h. 148-149.
86

gerak retrograde.252 Copernicus berpendapat bahwa Mataharilah sebagai

pusat edar planet-planet, termasuk Bumi. Teori ini disebut teori

heliosentris.253 Copernicus menulis tentang heliosentris dalam buku De

Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-

benda Langit).254 Lihatlah gambar no. 10, berikut:

Gambar No. 10 heliosentris255

Copernicus berpendapat bahwa Matahari diam (tidak berevolusi

namun berotasi). Sedangkan planet-planet dan benda langit lainnya

bergerak atau berputar mengelilingi Matahari (rotasi dan revolusi).256

252
Gerardus D. Bouw, A Geocentricity Primer (Cleveland: The Biblical Astronomer,
1999), h. 137.
253
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI (Kuningan:
CV. AN‟NUR, 2011), h. 93.
254
Michael H. Hart, 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, terj. H. Mahbub Djunaidi (Jakarta:
PT Dunia Pustaka Jaya, 1982), h. 481-482.
255
Budi, "Gelombang Gravitasi: Hubungannya Dengan Teori Relativitas Albert Einstein,"
Cuplikan videos ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dan dipublikasikan pada tanggal 16
Februari 2016, dari https://www.youtube.com/watch?v=ltb_CBJu5yU
256
Andrew Liddle and Jon Loveday, Cosmology (Oxford: Oxford University Press, 2009),
h. 80.
87

Planet-planet dan Bumi bergerak atau berputar mengelilingi Matahari

berbentuk bulat (lingkaran).257

Selain itu jarak antara planet satu dengan yang lainnya berbeda

terhadap Matahari. Jarak planet terhadap Matahari dibagi menjadi dua

kelompok letak planet. Yaitu: Pertama, planet dalam adalah planet yang

berada di dalam garis edar asteroid (batuan-batuan besar yang berada di

antara planet Mars dan Jupiter) yang terdiri dari Merkurius (planet pertama

yang paling dekat dengan Matahari), Venus (planet kedua yang paling

dekat dengan Matahari), Bumi (planet ketiga yang paling dekat dengan

Matahari) dan Mars (planet keempat yang paling dekat dengan Matahari).

Kedua, planet luar adalah planet yang berada di luar garis edar asteroid

serta jauh dari Matahari, yang terdiri dari Jupiter dan Saturnus. Al-Kindī

tidak membagi tentang kelompok letak planet.258

b. Al-Kindī dan Gallileo

Pembuktian keabsahan teori heliosentris dibuktikan oleh

Gallileo259 dengan beberapa percobaan. Di antaranya: Pertama,

menjatuhkan dua benda yang beratnya berbeda di menara Pisa, Italia.

Sebelum Gallileo menjatuhkan benda, Galileo menempatkan sebuah titik

257
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007), h. 78.
258
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy (Cambridge: Cambridge University Press,
2007), h. 71.
259
Galileo lahir di Pisa, Italia, pada tanggal 15 Februari 1564. Ia kuliah di Universitas
Pisa, namun berhenti karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan kuliahnya. Teorinya yang
terkenal mengenai mekanika dan hukum kelembaman (inersia) yang akan menjadi hukum Newton
yang dimodifikasi. Galileo membuktikan bahwa pernyataan Aristoteles keliru mengenai benda
yang lebih berat masanya akan jatuh lebih awal dari pada benda yang lebih ringan masanya,
namun benda tersebut jatuh bersamaan, kecuali pada batas kecepatannya berkurang akibat
pergesekan udara. Rayani Sriwidodo dan Steve Kamajaya, Para Penemu Yang Mengubah Dunia
(Jakarta: PT Nimas Multima, 2004),h. 11-13.
88

dibawah Menara Pisa Italia yang dianggap sebagai titik tempat jatuhnya

benda yang akan dijatuhkan. Kemudian ia melemparkan secara bersamaan

benda A yang bermasa 3 kg dan benda B yang bermasa 5 kg. Ketika

menjatuhkan benda A dan B secara berulang-ulang kedua benda itu tidak

jatuh tepat di titik tempat jatuhnya (dengan kata lain tempat jatuhnya

benda bergeser dari tempat yang di tetapkan semula) dan benda A dan B

jatuhnya secara bersamaan.

Dalam hal ini menurut Gallileo, teori Aristoteles mengenai benda

yang paling berat lebih cepat jatuhnya dibandingkan benda yang ringan
sudah
adalah kurang tepat. Gallileo menjelaskan kecepatan benda saat
dilepas untuk dijatuhkan.
kan Otomatis teori al-Kindī mengenai kecepatan benda

gugur.260

Namun, perlu diperhatikan, al-Kindī mengatakan kecepatan benda

sebelum benda itu dilepas. Seperti: al-Kindī mengatakan bahwa unsur

tanah lebih cepat menuju pusat dibandingkan dengan air. Sebab, jika tanah

yang kita pegang, terus dijatuhkan. Maka, tanah itu akan langsung jatuh.

Berbeda dengan air. Saat dijatuhkan, air akan menempel kepada

permukaan benda terlebih dahulu. Kemudian jatuh.261

260
Lai Jai Chin, Galileo Galilei, terj, Klara Siauw (Jakarta: PT Elek Media Kommputindo,
20010, h. 40-45.
261
Al-Kindi, “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric Strucuture of the Universe,” ed.
Nicholas Rescher and Haig Khatchadourian, h. 193-195.
89

Dari percobaan Gallieo di atas, dibuktikan bahwa benda tidak jatuh

tepat di bawahnya, kenyataannya sedikit bergeser. Menurut Galileo, itu

adalah bukti bahwa Bumi terus berputar atau bergerak.262

Kedua, pengamatan empiris dengan menggunakan teleskopnya

pada tahun 1609-1610 yang tulis dalam bukunya yang berjudul Dialog

Tentang Dua Sistem Penting Dunia, 1632.263 Galileo menemukan satelit

yang ada pada planet Jupiter yang diberi nama Sidera Medici. Kemudian

mengamati fase bulan, fase planet Venus dan Bumi juga mengelilingi

Matahari. Hal ini membuat teori geosentris benar-benar gugur. Bahkan

saat al-Kindī belum ditemukan satelit planet Jupiter.264

c. Al-Kindī dan Johannes Kepler

Johannes Kepler (1571-1630)265 mengatakan bahwa bentuk gerak

peredaran planet adalah elips (oval), bukan bulat (lingkaran).266 Ini

berbeda dengan al-Kindī yang mengatakan bahwa bentuk peredaran planet

adalah bulat sempurna.267

Johannes Kepler menolak pendapat orbit planet berbentuk bulat

(lingkaran). Sebab, orbit bulat rumit dibuktikan secara matematik. Maka


262
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 94.
263
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1,h. 78.
264
Paul Strathern, Galileo dan Tata Surya, terj. Andreas Haryono (Jakarta: Erlangga,
2002), h. 61.
265
Kepler Lahir di Wiel der Stardt, Jerman, pada tanggal 27 Desember 1571. Pada tahun
1587, Kepler kuliah di Universitas Tubingen. Di bangku perkuliahan Kepler memelajari astronomi
khususnya geosentris Ptolemy dan heliosentris Copernicus. Tahun 1596, Kepler mulai menulis
tentang astronomi. Karya-karya astronominya membuat Tycho Brahe terkesan sehingga Kepler
dijadikan asisten peneropongan bintang di Praha oleh Tcho Brahe. Setelah Brahe meninggal,
banyak karya-karyanya yang diteliti ulang oleh Kepler dan tahun 1609-1619, Kepler menemukan
hukum ketiga geraknya. Hukum ini membuka bagi penemuan hukum tiga gerak dan gravitasi
Newton. Rayani Sriwidodo dan Steve Kamajaya, Para Penemu Yang Mengubah Dunia, h. 14-16.
266
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy (Cambridge: Cambridge University Press,
2007), h. 71.
267
George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, h. 80.
90

orbit planet berbentuk elips (oval).268 Kepler menulis hukum pertama dan

kedua dalam buku Astronomia Nova, 1609. Kemudian hukum ketiga

dalam buku Harmonices Mundi, 1619.269 Untuk lebih jelasnya, hukumnya

sebagai berikut:

Pertama, hukum pertama berbunyi: setiap planet bergerak dengan

lintasan elips (oval) dan Matahari sebagai pusat.270Lihatlah gambar no. 11

berikut:

Gambar No. 11 Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari


sebagai pusat (titik fokus) lintasan planet yang berbentuk oval.271

Kedua, hukum kedua berbunyi: jika jarak planet dekat dengan

Matahari, maka geraknya lebih lambat sehingga luas daerah yang dilalui

adalah sama dengan waktu tertentu.272 Daerah yang diarsir adalah daerah

yang disapu atau dilalui planet pada saat kedudukannya dua posisi yaitu:

268
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 93.
269
Michael H. Hart, 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, h. 482-484.
270
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 188.
271
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=FP
6YWofyNaSWvQSBpo7YBQ&q=hukum+kepler&oq=hukum+kepler&gs_l=psyab.3..0l7j0i5i30k
1l3.654307.658436.0.658843.12.11.0.1.1.0.364.1380.24j1.5.0....0...1c.1.64.psyab..6.6.1388....0.tJ
VbkR6fGPs#imgrc=VU0hi5oSPZfSQM:
272
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 188.
91

posisi A1 dan A2 dan posisi P1 dan P2 sehingga posisi tersebut akan

memiliki luas yang sama secara matematika.273 Lihatlah gambar No. 12.

Gambar No. 12 Hukum Kepler kedua menyatakan bahwa jumlah


area sama dengan waktu tertentu.274

Ketiga, hukum ketiga menjelaskan periode revolusi planet bahwa

planet yang letaknya jauh dari Matahari memiliki periode orbit yang lebih

panjang atau lama daripada planet yang dekat letaknya.275Hal ini

dibuktikan oleh Galileo dengan penemuan orbit satelit planet Jupiter dan

satelit planet Saturnus yang mengorbit sesuai dengan hukum ketiga.

Kemudian hukum ini dikuatkan lagi oleh Newton dengan orbit satelit-

satelit yang mengelilingi planet serta bentuk orbit planet-planet yang

mengelilingi matahari.276 Dalam fisika, hukum ketiga Kepler disebut juga:

273
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 93.
274
Gambar ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=isch&sa=1&ei=FY
WofyNaSWvQSBpo7YBQ&q=hukum+kepler&oq=hukum+kepler&gs_l=psyab.3.0l7j0i5i30k1l3.
654307.658436.0.658843.12.11.0.1.1.0.364.1380.24j1.5.0....0...1c.1.64.psyab..6.6.1388....0.tJVbk
R6fGPs#imgdii=OJGWHHkcSN6eTM:&imgrc=VU0hi5oSPZfSQM:
275
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 188.
276
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology 1287.
92

periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-

ratanya dari Matahari.277 Lihatlah rumus dan contoh soal di bawah ini :

Contoh soal: planet Jupiter memiliki jarak orbit ke Matahari yang

diperkirakan sama dengan empat kali jarak orbit bumi ke Matahari.

Periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari 1 tahun. Berapakah periode

jupiter tersebut mengelilingi Matahari?. Jawabannya…

277
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 93.
93

Pemikiran Kepler sangat berbeda dengan al-Kindī dalam

menjelaskan jarak benda langit. Al-Kindī hanya mengatakan bahwa jarak

benda langit terhadap Bumi tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Al-

Kindi tidak menjelaskan secara matematika jarak antar benda-benda langit

terhadap Bumi.278

d. Al-Kindī dan Newton

Apa yang mengakibatkan benda diam dan bergerak? Al-Kindī

mengatakan karena unsur-unsurnya seperti tanah, air, ether, api dan tanah.

Akibatnya menempatkan Bumi sebagai benda yang diam dan benda langit

mengelilingi Bumi. Sedangkan, Isaac Newton279 mengatakan karena

gravitasi. Gravitasi Matahari lebih besar dibandingkan gravitasi Bumi dan

benda-benda langit lainnya. Akibatnya benda-benda langit mengelilingi

Matahari.280 Kemudian, gravitasi Newton ditulis dalam buku Prinsip-

prinsip Matematika mengenai Filsafat Alamiah, 1678.281

Teori gravitasi Newton menghubungkan kecendrungan benda-

benda untuk jatuh ke Bumi dan gerakan planet yang awalnya

278
Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, h.130
279
Newton lahir di Woolsthrope, Inggris, pada tanggal 25 Desember 1642. Masa kecilnya
ia bukanlah anak yang menonjol dalam ilmu pengetahuan. Pada Usia 18 tahun ia masuk
Universitas Cambridge, jurusan Fisika. Perkembangan belajarnya sangat cepat, sehingga ketika
kuliah ia mulai melakukan eksperimennya sendiri. Diusia 21-27 tahun ia meletakan dasar-dasar
teori pengetahuan yang kelak memengaruhi perkembangan peradaban umat manusia di planet
bumi. Ia adalah penemu hukum ketiga gerak, hukum gravitasi, kalkulus dan lain sebagainya. Atas
jasanya seperti teknologi sekarang menjadi berkembang seperti ditemukannya pesawat terbang
sebagai hukum untuk melawan gravitasi dan lain sebagainya. Rayani Sriwidodo dan Steve
Kamajaya, Para Penemu Yang Mengubah Dunia, h. 29-31. Kemudian tercipta dalam bukuPrinsip-
prinsip Matematika mengenai Filsafat Alamiah, 1678. Isi bukunya mengenai hukum gaya berat
dan hukum gerak, serta untuk memperkirakan secara tepat gerak-gerak planet yang mengelilingi
Matahari. Michael H. Hart, 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, h. 38-39.
280
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1,h. 78.
281
Michael H. Hart, 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, h. 38-39.
94

permasalahan tersebut dianggap tidak berhubungan satu dengan yang

lainnya oleh ilmuwan dan failasuf Yunani.282

Gravitasi berasal dari bahasa Latin yang artinya berat. Newton

berpendapat bahwa gravitasi adalah gaya. Jadi gravitasi diartikan sebagai

interaksi tarik menarik antara benda satu dengan benda lainnya yang sama-

sama memunyai masa tertentu seperti buah apel yang jatuh ke kepala

Newton.283 Gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron yang

ada dalam setiap benda yang bermassa.284 Partikel gravitron memancarkan

gelombang gravitasi pada benda di sekitarnya. Daerah sekitar yang

mempunyai gaya gravitasi tersebut disebut medan gravitasi. Medan

gravitasi berfungsi menarik benda yang berada di sekitarnya.285 Setiap

benda memunyai gaya gravitasi. Namun, gravitasi benda satu dengan

benda langit berbeda-beda tergantung besar massanya, kerapatan

massanya dan ukuran (diameter) benda tersebut.286

e. Al-Kindī dan fisika modern

Di bawah ini fisika modern merinci unsur pembentuk benda langit,

massa dan kerapatannya yang sangat bervariasi, besarnya gaya gravitasi

yang ditimbulkan dan lain sebagainya. Hal ini sangat berbeda dengan

pemaparan dalam al-Kindī. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel no. 9

berikut:

282
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 83.
283
Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi, Fisika dan al-Qur„an (Malang: UIN Malang
Press, 2006), h. 85.
284
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, h. 314.
285
Dede Taufan dan dkk, Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI, h. 87-92.
286
Gunawan Admiranto, Menjelajahi Tata Surya (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 22-23.
Tabel no. 8. Sifat Matahari, planet-planet dan bulan dalam astronomi modern

No Nama Unsur Bentuk Massa Kerapata Diameter Gravitasi Periode Bentuk Periode Jarak dari
Pembentuk (Kali n atau (Ukuran (bumi) Revolusi Revolusi Rotasi Matahari
massa density dalam satuan (Orbit) (km)
bumi) (bumi) km)
1. Matahari Hidrogen Bola 333.200 1.42 1.500.000 28 - - - -
dan Helium
2. Merkurius Besi dan Bola 0,053 0,98 4.862 0,38 88 hari Oval (elips) 59 hari 58 juta km
Batuan (Oval) 0,206
Silikat
3. Venus Besi dan Bola 0,071 0,95 12.190 0,90 225 hari Oval (elips) 243 hari 108 juta km
Nikel semi (Oval) 0,007
padat,
Batuan
Silikat,
Karbon
Dioksida
dan Sulfur
4. Bumi Batuan, Bola 1,00 1,00 12.725 1,00 365 hari Oval (elips) 23 jam 56 150 juta km
Nitrogen, (Oval) 0,017 menit
Oksigen,
Karbon
Dioksida,
Uap Air,
Api, Udara,
Tanah, dll
5. Mars Besi padat, Bola 0,106 0,71 6.780 0,38 687 hari Oval (elips) 24 jam 37 228 juta km

95
96

Batuan (Oval) 0,093 menit


Silikat,
Batuan
Permafrost
air Es,
Karbon
Dioksida
dan debu
6. Jupiter Hidrogen Bola 318 0,24 142.860 2,34 11,9 tahun Oval (elips) 9 jam 50 779 juta km
Metalik dan (Oval) 0,048 menit
Helium
7. Saturnus Batuan Es, Bola 94,1 0,12 120.000 1,16 29,5 tahun Oval (elips) 10 jam 14 1.428 juta
Hidrogen (Oval) 0,054 menit km
dan Helium
yang
berbentuk
Cair atau
Gas
8. Uranus Batuan, Air Bola 14,4 0,23 50.100 1,15 84 tahun Oval (elips) 17 jam 2.875 juta
Es, Air, (Oval) 0,047 km
Metana,
Amonia,
Hidrogen
dan Helium
9. Neptunus Batuan Bola 17,1 0,30 48.600 1,19 165 tahun Oval (elips) 18 jam 5.000 juta
Silikat, Air (Oval) 0,009 km
Es, Metana,
Amonia,
97

Hidrogenda
n Helium
10. Bulan Debu dan Bola 0,012 - 3.476 0,017 27 hari 8 Oval (elips) 27 hari 8 384.000
Batuan (Oval) bumi) jam jam km
Menurut para astronom modern, Bumi bukan hanya tersusun dari

api, udara, tanah dan air saja. Al-Kindī belum lengkap mendeskripsikan

unsur pembentuk Bumi. Sebab, Bumi tersusun juga dari batuan, nitrogen,

oksigen, karbon dioksida, uap air dan lain sebagainya. 287 Planet Bumi

berbentuk bola oval (seperti telur). Massa planet Bumi adalah 1,00.

Kerapatan planet Bumi adalah 1,00. Diameter planet Bumi adalah 12.725.

Gravitasi planet Bumi adalah 1,00. Lamanya planet Bumi mengelilingi

Matahari adalah 365 hari. Lamanya planet Bumi berotasi adalah 23 jam 56

menit. Jarak planet Bumi dari Matahari adalah 150 juta km.288

Kemudian, benda-benda langit seperti Matahari, bulan, Merkurius,

Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus bukan tersusun dari

ether. Hal ini berbeda dengan konsep geosentris menurut al-Kindī dan

tokoh sebelumnya seperti Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy. Dalam

fisika modern ether adalah bukan unsur, melainkan medium yang

berfungsi untuk merambatnya gelombang elektromagnetik.289 Gelombang

elektomagnetik adalah gabungan muatan listrik dan muatan magnet yang

terdapat pada alam semesta. Gelombang ini menghasilkan energi pada

daerah sekitarnya (medan elektromagnetik).290

287
Tim Clifford, Encyclopedia: Astronomy and Space, Vol. 7 (Vero Beach, Florida:
Rourke, 2009), h. 22-23.
288
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, Vol.
2 (New Delhi: McGrawhill, 2009),h. 748-749.
289
Alan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika, terj. Danusantoso (Jakarta: Erlangga, 1994), h.
146.
290
Alan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika, h. 127-128.

98
99

Al-Kindi mengatakan benda-benda langit seperti Matahari, planet-

planet dan bulan tersusun dari ether.291 Sedangkan, dalam fisika modern,

benda-benda langit bukan tersusun dari ether. Namun, Benda-benda langit

tersusun dari beragam unsure. Seperti: Pertama, Matahari tersusun dari

hidrogen yang lama kelamaan berubah menjadi helium. Akhirnya

menghasilkan energi panas. Energi panas itu yang sering kita sebut

cahaya.292 Suhu Matahari sangat besar mencapai 15 juta derajat celcius di

bagian inti dan 5.500 derajat celsius dibagian permukaan. 293 Matahari

berbentuk bola oval (seperti telur). Massa Matahari dibandingan massa

Bumi adalah 333.200. Kerapatan Matahari adalah 1.42. Diameter Matahari

adalah 1.500.000. Gravitasi Matahari jika dibandingkan dengan Bumi

adalah 28.294

Kedua, bulan tersusun dari debu dan batuan sehingga bulan

merefleksikan cahaya Matahari ke Bumi.295 Bulan berbentuk bola oval

(seperti telur). Massa bulan dibandingan massa Bumi adalah 0,25 (1/4

Bumi). Diameter bulan adalah 3.476. Lamanya bulan mengelilingi Bumi

adalah 27 hari 8 jam. Lamanya rotasi bulan adalah 27 hari 8 jam. Jarak

bulan dari Bumi adalah 384.000 km.296

291
Michael Hoskin, Astronomy in Ancient Greece, h. 7-8.
292
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, terj. Anis Apriliawati, dkk
(Jakarta: PT Lentera abadi, 2009), h. 306.
293
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk(Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007),h. 58.
294
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
2301-2303.
295
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 311.
296
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
1443-1444.
100

Ketiga, Merkurius tersusun dari besi dan batuan silikat sehingga

permukaan Merkurius sangat panas.297 Planet Merkurius berbentuk bola

oval (seperti telur). Massa planet Merkurius dibandingan massa Bumi

adalah 0,053. Kerapatan planet Merkurius adalah 0,98. Diameter planet

Merkurius adalah 4.862. Gravitasi planet Merkurius jika dibandingkan

dengan Bumi adalah 0,38. Lamanya planet Merkurius mengelilingi

Matahari adalah 88 hari. Lamanya rotasi planet Merkurius adalah 59 hari.

Jarak planet Merkurius dari Matahari adalah 58 juta km.298

Keempat, Venus tersusun dari besi dan nikel semi padat, batuan

silikat, karbon dioksida dan sulfur sehingga Venus terlihat terang

dibanding planet lainnya.299 Planet Venus berbentuk bola oval (seperti

telur). Massa planet Venus dibandingan massa Bumi adalah 0,071.

Kerapatan planet Venus adalah 0,95. Diameter planet Venus adalah

12.190.Gravitasi planet Venus jika dibandingkan dengan Bumi adalah

0,90. Lamanya planet Venus mengelilingi Matahari adalah 225 hari.

Lamanya planet Venus berotasi adalah 243 hari. Jarak planet Venus dari

Matahari adalah 108 juta km.300

Kelima, Mars tersusun dari besi padat, batuan silikat, batuan

permafrost, air es, karbon dioksida dan debu.301 Planet Mars berbentuk

bola oval (seperti telur). Massa planet Mars dibandingan massa Bumi

297
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 312.
298
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
1443-1444.
299
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 313.
300
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
2492.
301
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 314-315.
101

adalah 0,106. Kerapatan planet Mars adalah 0,71. Diameter planet Mars

adalah 6.780. Gravitasi planet Mars jika dibandingkan dengan Bumi

adalah 0,38. Lamanya planet Mars mengelilingi Matahari adalah 687 hari.

Lamanya planet Mars rotasi adalah 24 jam 37 menit. Jarak planet Mars

dari Matahari adalah 228 juta km.302

Keenam, Jupiter tersusun dari hidrogen metalik (hidrogen yang

bisa mengeras seperti logam) dan helium.303 Planet Jupiter berbentuk bola

oval (seperti telur). Massa planet Jupiter dibandingan massa Bumi adalah

318. Kerapatan planet Jupiter adalah 0,24. Diameter planet Jupiter adalah

142.860. Gravitasi planet Jupiter jika dibandingkan dengan Bumi adalah

2,34. Lamanya planet jupiter mengelilingi Matahari adalah 11,9 tahun.

Lamanya rotasi planet Jupiter adalah 9 jam 50 menit. Jarak planet Jupiter

dari Matahari adalah 779 juta km.304

Ketujuh, Saturnus tersusun dari batuan es, hidrogen dan helium

yang berbentuk cair dan gas.305 Planet Saturnus berbentuk bola oval

(seperti telur). Massa planet Saturnus dibandingan massa Bumi adalah

94,1. Kerapatan planet Saturnus adalah 0,12. Diameter planet Saturnus

adalah 120.000. Gravitasi planet Saturnus jika dibandingkan dengan Bumi

adalah 1,16. Lamanya planet Saturnus mengelilingi Matahari adalah 29,5

302
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
1411-1413.
303
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 316-317.
304
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
1278-1280.
305
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 318-319.
102

tahun. Lamanya rotasi planet Saturnus adalah 10 jam 14 menit. Jarak

planet Saturnus dari Matahari adalah 1.428 juta km.306

Dalam konsep geosentris al-Kindī belum ditemukan dan dibahas

mengenai planet Uranus dan Neptunus. Kedelapan, uranus tersusun dari

batuan, air es, air, metana, amonia, hidrogen dan helium.307 Planet Uranus

ditemukan oleh Sir John Fredick Wiliam (1738-1822)308 pada tahun

1781.309 Planet Uranus berbentuk bola oval (seperti telur). Massa planet

Uranus dibandingan massa Bumi adalah 14,4. Kerapatan planet Uranus

adalah 0,23. Diameter planet Uranus adalah 50.100. Gravitasi planet

Uranus jika dibandingkan dengan Bumi adalah 1,15. Lamanya planet

Uranus mengelilingi Matahari adalah 84 tahun. Lamanya rotasi planet

Uranus adalah 17 jam. Jarak planet Uranus dari Matahari adalah 2.875 juta

km.310

Kesembilan, Neptunus tersusun dari batuan silikat, air es, metana,

amonia, hidrogen dan helium.311 Neptunus ditemukan oleh Johann G.

Galle312 pada tanggal 23 September 1846. Penemuan planet Neptunus

306
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
2087-2088.
307
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 319.
308
Sir John Frederick William Herschel lahir di Hanover, kemudian pindah ke Inggris
tahun 1757. Ia sangat tertarik pada astronomi sejak tahun 1773, ketika ia Herschel membuat
teleskop pertamanya. Observasi pertamanya, ia serahkan kepada Raja George III sehingga Raja
George III mendukug observasi Herschel. Akibatnya, tahun 1781 Herschel menemukan planet
Uranus. Selain itu Herschel juga menemukan dua satelit saturnus yaitu Mimas dan Enceladus.
Kemudian Herschel membuat 2000 katalog mengenai nebula (gumpalan debu dan gas). Jacqueline
Mitton, Dictionary of Astronomy (Cambridge: Cambridge University Press, 2007), h. 152.
309
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 363.
310
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
2471.
311
Joenne Long, Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, h. 319-321.
312
Johann Gottfried Gale lahir di Radis, Jerman tahun 1812. Gale adalah seorang
astronom yang bekerja di Observatorium Berlin. Ayah Galle bernama Johann Gottfried Galle
103

didasarkan pada ketidaksesuaian observasi dengan prediksi obrit Uranus

tahun 1781 karena gravitasi Uranus yang kacau, maka ada planet yang

tidak diketahui yang menyebabkan hal tersebut. Planet tersebut dinamakan

planet Neptunus.313 Planet Neptunus berbentuk bola oval (seperti telur).

Massa planet Neptunus dibandingan massa Bumi adalah 17,1.

Kerapatanplanet Neptunus adalah 0,30. Diameter planet Neptunus adalah

48.600. Gravitasi planet Neptunus jika dibandingkan dengan Bumi adalah

1,19. Lamanya planet Neptunus mengelilingi Matahari adalah 165 tahun.

Lamanya rotasi planet Neptunus adalah 18 jam. Jarak planet Neptunus ke

Matahari adalah 5.000 juta km.314

Selain itu, dalam geosentris al-Kindī belum ditemukan dan dibahas

mengenai benda langit lainnya seperti: Petama, asteroid yang tersusun dari

batuan dan besi yang berada pada orbit planet Mars dan Jupiter.315Kedua,

meteor adalah batuan besar yang orbitnya tidak beraturan. 316Ketiga, komet

adalah benda langit yang tersusun dari debu dan gas yang membeku.317

Selain itu komet tersusun juga oleh air, karbon dioksida, metana yang

membeku. Lintasan komet berbentuk oval. Jika komet dekat dengan

(1790-1853) dan ibunya bernama Marie Henriette (1790-1839). Galle sekolah di Gimnasium,
Wittenberg dan kemudian melanjutkan belajar di Universitas Berlin. Setelah lulus kuliah, Galle
mengajar matematika daan fiisika di Gimnasium, Guben. Lalu ia bekerja di Observatorium Berlin.
Saat bekerja di Observatorium Berlin, rekannya bernama Urbain Le Verrier telah memprediksi
keberadaan planet Neptunus. Kemudian, Levverie mengirim koordinat Neptunus ke Gale dan
memintanya agar memverifikasinya. Akhirnya planet Neptunus ditemukan. Gale meninggal pada
tahun 1910 di Potsdam, Jerman.Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 239.
313
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 239.
314
Roger Kasunic, Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Edition, h.
1575.
315
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 23.
316
Tim Clifford, Encyclopedia: Astronomy and Space, h. 40.
317
Tim Clifford, Encyclopedia: Astronomy and Space, h. 40.
104

Matahari maka gas yang berada disekitar komet akan menjauhi Matahari.

Akibatnya, komet terlihat seperti memunyai ekor. Hal ini disebabkan oleh

pengaruh sinar Matahari.318 Karena massa dan kerapatan massa Matahari

lebih besar dari benda langit lainnya sehingga benda langit mengelilingi

Matahari.319

f. Al-Kindī dan Einstein

Jika, al-Kindī mengatakan bahwa benda diam dan bergerak karena

unsurnya. Pendapat Einstein sama dengan Newton. Einsten320 mengatakan

bahwa yang menyebabkan benda-benda langit mengelilingi Matahari

adalah gravitasi. Namun, konsep gravitasi Newton dan Einstein berbeda.

Einstein mengembangkan teori gravitasi tahun 1907-1915.

Menurut Einstein, gravitasi bukanlah gaya. Melainkan, benda yang

bermassa sangat besar mengakibatkan distorsi pada ruang waktu. Dengan

kata lain disebut kelengkungan ruang waktu. Semakin besar suatu massa

semakin besar pula distorsi (kelengkungan) yang diakibatkan. Karena

massa Matahari lebih besar dari pada bulan, planet dan benda langit

318
Jacqueline Mitton, Dictionary of Astronomy, h. 67.
319
Gunawan Admiranto, Menjelajahi Tata Surya, h. 22-23.
320
Einstein lahir di kota Ulm, Jerman, pada tanggal 14 Maret 1879. Sejak kecilnya ia
menyukai fiasafat, sains ilmiah populer dan matematika. Menginjak dewasa Einstein kuliah di
Universitas Zurich, jurusan Fisika, Jerman. Pada masanya ia dijuluki Newton abad ke-20, karena
banyak penemuan besar yang ditemukannya. Penemuan utamanya kita kenal dengan teori
relativitas yang terdiri dari relativitas khusus dan umum. Teori relativitas khusus Einstein tulis
tahun 1905 yang membahas mengenai hukum gerak dan teori relativitas umum ia tulis tahun 1915
yang membahas mengenai hukum berat universal Einstein, apabila Newton mengatakan bahwa
hukum universal ini ditentukan karena gaya gravitasi, menurut Einstein dalam hukum berat
universalnya bahwa alam semesta ini ditentukan oleh kelengkungan ruang waktu sehingga
memengaruhi gaya suatu benda. Selain itu juga atas teorinya E=mc2, terciptalah bom atom yang
dijatuhkan di Nagasaki dan Hirosima Jepang oleh Sekutu. Rayani Sriwidodo dan Steve Kamajaya,
Para Penemu Yang Mengubah Dunia, h. 149-151.
105

lainnya. Maka, benda tersebut mengelilingi Matahari.321 Contoh lain,

seperti: Bumi menditorsi ruang waktu. Akibatnya bulan mengelilingi

Bumi. Lihatlah gambar no. 13, berikut:

Gambar No. 13 kelengkungan waktu yang diakibatkan oleh Bumi


sehinggga bulan mengelilinginya322

Teori kelengkungan ruang-waktu Einstein juga, dibuktikan oleh

para astronom pada saat gerhana Matahari total yang terjadi tahun 1919.

Cahaya Matahari yang tertutup penuh namun cahaya bintang yang jauh

dan posisinya sejajar dengan Matahari dapat terlihat. Ketika cahaya

bintang menuju Bumi. Cahaya dibelokan oleh gravitasi Matahari dengan

jarak tertentu.323 Hal ini juga terlihat bahwa cahaya bintang-bintang

mengikuti lengkungan kurva ruang yang terdistorsi oleh Matahari. Maka,

321
Taufiq hidayat, Teori Relativitas Einstein (Bandung: ITB, 2010), h. 211.
322
Budi, "Gelombang Gravitasi: Hubungannya Dengan Teori Relativitas Albert Einstein,"
Cuplikan videos ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dan dipublikasikan pada tanggal 16
Februari 2016, dari https://www.youtube.com/watch?v=ltb_CBJu5yU
323
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1, terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk(Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007),h. 94.
106

terbuktilah bahwa ruang-waktu dilengkungkan oleh gravitasi.324 Lihat

gambar no. 14, berikut:

Gambar No. 14 pembelokan cahaya bintang oleh gravitasi


Matahari325

Selain itu bukti selanjutnya teori lengkungan ruang waktu Einstein

dengan meneliti presisi orbit Merkurius. Presisi orbit Merkurius adalah

pergeseran orbit Merkurius dari revolusi orbit sebelumnya.326 Lihatlah

gambar no. 15, berikut:

Gambar No. 15 presisi orbit Merkurius327

324
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 4,h. 347.
325
Julian Holland, dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 4,h. 347.
326
Albert Einstein, Relativitas Khusus dan Umum, terj. Liek Wilardjo (Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia, 2005), h. 152-154.
327
Budi, "Pembuktian Teori Einstein dan Kaitannya Dengan Gelombang Gravitasi,"
Cuplikan videos ini diakses pada tanggal 5 Maret 2018 dan dipublikasikan pada tanggal 17
Februari 2016, dari https://www.youtube.com/watch?v=ye_wkAbYIBo
107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gosentris adalah teori yang mengatakan bahwa Bumi itu diam dan benda-

benda langit seperti Matahari, bulan dan planet-planet mengelilingi Bumi.

Geosentris pertama kali dibahas oleh Aristoteles, kemudian dikembangkan oleh

Hipparchus, Ptolemy dan al-Kindī. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Al-Kindī berpendapat bahwa Bumi diam karena berasal dari unsur tanah,

air, api dan udara yang memunyai sifat tertentu seperti panas, dingin,

kering dan lembab. Selain itu, menurut al-Kindî unsur Bumi memunyai

sifat menuju atau menjauh bumi dan pasif atau aktif. Mereka mengatakan

unsur-unsur Bumi tersebut itu saling menyatu seperti butir-butir tanah

menjadi besatu oleh air, maka terbentuk sebuah tanah yang berbentuk bola

(spherical) yang keras yang kita sebut bumi karena dikeringkan oleh udara

dan api. Akhirnya bumi menjadi diam karena memunyai beban berat.

2. Al-Kindī berpendapat benda langit mengelilingi bumi karena berasal dari

unsur ether yang berbeda sifat dengan unsur Bumi yakni sifatnya

merupakan campuran dari unsur Bumi sehingga unsurnya tidaklah panas

atau dingin, tidak kering atau lembab, tidak bergerak cepat atau lambat

namun konstan, tidaklah aktif pasif, tidak menuju menjauh pusat Bumi

serta tidak ringan/ berat. Kemudian partikel ether tersebut itu saling

menyatu seperti layaknya magnet yang menarik paku-paku kecil, maka

terbentuklah benda-benda langit yang berbentuk bola (spherical) yang


108

kerapatan massanya halus (tidak rapat atau tidak lebat zat-zatnya) sehingga

benda langit memunyai beban yang seimbang yakni tidak terlalu jauh

dengan Bumi dan tidak terlalu dekat dengan Bumi.

3. Al-Kindī berpendapat bahwa selain ether yang menyebabkan benda-benda

langit mengelilingi Bumi, disebabkan juga oleh jiwa. Jiwa adalah daya

hidup yang berfungsi mengatur ether. Akibatnya, ether bisa mengelilingi

Bumi dengan jarak dan kecepatan tertentu.

A. Saran

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik di

dunia akademis maupun masyarakat. Penulis dengan senang hati menerima segala

kritik dan saran sehingga penulis mendapatkan pelajaran baru yang berguna untuk

dunia akademik maupun penulisan di masa yang akan datang. Penulis yakin

sebuah karya mengandung kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu jika ada

peneliti yang ingin meneliti dengan tema yang sama, maka yang perlu

diperhatikan yaitu:

1. Karya al-Kindī yang diterjemahkn dan diedit oleh Haig Khatchadourian

dan Nicholas Rescher dalam artikelnya yang berjudul “Al-Kindi‟s Epistle

on the Concentric Strucuture of the Universe”, Isis, Vol. 56, No. 2

(Summer, 1965). Buku ini menjelaskan struktur unsur Bumi dan alam

semesta secara geometris sehingga menjadi buku primer yang harus

dimiliki.

2. Karya al-Kindī selanjutnya diterjemahkn dan diedit oleh Haig

Khatchadourian dan Nicholas Rescher dalam artikelnya yang berjudul


109

“Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere”,

Islamic Studies, Vol. 4, No. 1 (March 1965). Buku ini adalah pelengkap

buku di atas karena membahas mengenai sifat unsur Bumi dan benda-

benda langit terperinci. Namun, patut disayangkan penulis tidak

menemukan perhitungan astronomis al-Kindī dari karya kedua-duanya di

atas. Maka harapan peneliti selanjutnya bisa menemukan referensi asli al-

Kindī tentang astronomi beserta perhitungan matematis yang berbahasa

Arab seperti: penjelasan sebab gerak ke belakang planet-planet (Risalah fi

Idhah „Ilat Ruju‟ al-Kawakib) dan tentang apa yang terlihat mengenai

kecepatan gerak planet-planet di Cakrawala dan kelambatannya pada

waktu planet-planet naik lebih tinggi (Risalah fi Sur‟at ma Yura min

Harakat al-Kawakib idza Kanat fil Ufuk wa Ibtha ‟iha Kullama „Allat).

3. Penulis juga tidak membahas mengenai akibat dari hubungan benda langit

dan Bumi al-Kindī yang lebih lanjut seperti munculnya pergantian siang

malam, pergantian musim, bahkan terhadap fisik manusia yang

memengaruhi juga watak dan kebiasaan. Walaupun pemikiran di atas

bukan pemikiran asli al-Kindī namun kita bisa mengetahui bagaimana

sistem astrologinya. Maka penulis menyarankan untuk menjadikan buku

berikut ini sebagai rujukan, yakni George N. Atiyeh, Al-Kindi: Tokoh

Filosof Muslim, terj. Kasidjo Djojosuwarno (Bandung: Perpustakaan

Salman ITB, 1983). Madjid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, terj. Mulyadhi

Kartanegara (Jakarta: PT Dunia Pustaka, 1987). Terakhir, karya Claudius

Ptolemy, Tertabiblos: Or the Quadripartite Mathematical Treatise: Four


110

books of the Influence of the Stars, diterjemahkan dari Greek Paraprhase of

Proclus oleh J. M. Ashand, diterjemahkan ulang oleh Davis and Dickson

(London: t.t, 1822). Dari ketiga buku di atas akan mengetahui astrologi al-

Kindī walaupun al-Kindī mengikuti sistem astrologi Aristoteles dan

Ptolemy.

.
111

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Admiranto, Gunawan. Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Alimuddin. “Sejarah Perkembangan Ilmu Falak,” al-Daulah, Vol. 2, No. 2.
Desember 2013.
Atiyeh, George N. Al-Kindi: Tokoh Filosof Muslim, terj. Kasidjo Djojosuwarno.
Alwi, Hasan. dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka, 2002.
Astronomy: An Overview. Sun, 13 Maret 2011 01:29:56 UTC.
Bandung: Perpustakaan Salman ITB, 1983.
Bakker, Anton dan Zubair, Achmad Charris.Metodologi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Basya, Ahmad Fuad. Sumbangan Keilmuan Islam Pada Dunia. terj. Masturi
Irham dan Muhammad Aniq. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.
Bergamini, David. The Universe. New York: Time-Life Book, 1970.
Blackburn, Simon. Kamus Filsafat, terj. Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013
Black, Deborah L.,”Al-Farabi” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku
Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim
Penerjemah Mizan. Bandung: Mizan, 2003.
Bouw, Gerardus D. A Geocentricity Primer. Clevand: The Biblical Astronomer,
1999.
Boyer, Carl B.“Aristotle;s Physics,“ Scientific American. Vol. 182, No 5. May
1950.
Budiono. Kamus Lengkap. Jakarta: Bintang Indonesia, t.t.
Cajori, Florian. A History of Matematics. London: Macmillan, 1909.
Calvo, Emilia. “Jabir ibn Aflah,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers.
New York: Springer, 2007.
Chin, Lai Jai. Galileo Galilei, terj, Klara Siauw. Jakarta: PT Elek Media
Kommputindo, 2010.
Clifford, Tim. Encyclopedia: Astronomy and Space. Vol. 7. Vero Beach, Florida:
Rourke, 2009.
Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997.
Davidson, Herbert. Alfarabi, Avicenna and Averroes on Intellect. New York:
Oxford University Press, 1992.
Einstein, Albert. Relativitas Khusus dan Umum. terj. Liek Wilardjo. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Fakhry, Majid. Avverroes: His Life, Works and Influence. Oxford: One Works,
2008.
……, Sejarah Filsafat Islam: Sebuah Peta Kronologis. Bandung: Mizan, 2001.
......., Sejarah Filsafat Islam. Terj. Kartanegara,Mulyadhi. Jakarta: PT Dunia
Pustaka, 1987.
Fix, John D. Astronomy: Journey to the Cosmic Fronter, Fourth Edition.
Amerika: McGraw-Hill Higher Education, 2006.
112

Genequand, Charles. Ibn Rushd‟s Metaphysics. Leiden: E. J. Brill, 1986.


Gingerich, Owen.“On Ptolemy as the Greatest Astronomers of Antiquity,”
Science, New Series, Vol. 193, No. 4252. Aug. 6, 1976.
Ginnis, Jon Mc. Avicenna. New York: Oxford University Press, 2010.
Grant, Erward. A Hystory of Natural Philosophy, terj. Toni Setiawan. Yogyakarta:
Mitra Sejati, 2011.
Guessoum, Nidhal. Islam dan Sains Modern, terj. Maufur. Bandung: Mizan, 2011.
Hanafi, Ahmad Pengantar filsafat Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990.
Hariyanto, Husain. Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam. Bandung: Mizan,
2011.
Hawasi. Pemikiran Aristoteles. Jakarta: Widyapustaka, 2003.
Hart, Michael H. 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, terj. H. Mahbub Djunaidi.
Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1982.
Hidayat, Taufiq. Teori Relativitas Einstein. Bandung: ITB, 2010.
Holland, Julian dkk, Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 1. terj.
Sudarmoto, Pratiwi Pujilestari, dkk. Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007.
……., Ensiklopedia IPTEK: Bumi-Ruang dan Waktu, Jilid 4. terj. Sudarmoto,
Pratiwi Pujilestari, dkk. Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007.
Hoskin, Michael. Astronomy in Ancient Greece, ed. West, Richard M. Inggris:
University of Cambridge, 1983.
......., “Astronomy in Ancient Greece,” Highlights of Astronomy, Vol. 6. Inggris:
University Cambridge, 1983.
Hosein, Oesman Amin. Filsafat Islam. Djakarta: PT Bulan Bintang, 1964.
Ilnitci, Gabriela.“Aristotelian Natural Philosophy and Ptolemaic Astronomy,”
Cambridge University Press, Vol.21. 2002.
Inati, Shams. “Ibn Sina” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku Pertama,
ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan
(Bandung: Mizan, 2003), h. 202.
Kasunic, Roger. Concise Encyclopedia of Science and Technology: Sixth Editio.,
Vol. 2. New Delhi: McGrawhill, 2009.
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargo. Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 2004.
Al-Kindī. Al-Falsafat Al-Ula. Terj. Majid, Nurcholish dalam “Khazanah
Intelektual Islam”. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984.
Al-Kindi. “Al-Kindi‟s Epistle on the Concentric strucuture of the Universe.” Ed.
Nicholas Resher and Haig Khatchadourian. Isis. Vol. 56, No. 2, Summer,
1965.
,,,,,,,. “Al-Kindi‟s Treatise on the Distinctiveness of the Celestial Sphere.” Ed.
Nicholas Resher and Haig Khatchadourian. Islamic Studies. Vol. 4, No. 1,
MARCH 1965.
Klein, Felix dan Franke. Al-Kindi, dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam. ed.
Nasr, Sayyed Hossein dan Leaman, Oliver. Bandung: Mizan, 2003.
Krauskopf, Konrad dan Beiser, Arthur. The Physical Universe: Study Guide to
Accompany Ninth Edition. Amerika: McGraw-Hill Higher Education, 2000.
113

Leman, Oliver. “Ibn Misawaih” dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam: Buku
Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim
Penerjemah Mizan. Bandung: Mizan, 2003.
Liddle, Andrew and Jon Loveday. Cosmology. Oxford: Oxford University Press,
2009.
Long, Joenne. Ensiklopedia IPA: Astronomi dan Astrofisika, terj. Anis
Apriliawati, dkk. Jakarta: PT Lentera abadi, 2009.
Marpaung, Warni. Pengantar Ilmu Falak. Jakarta: Prenadamedia, 2015.
Matsna, Moh. dkk. Pedoman Akademik: Program Strata 1. Jakarta: UIN Jakarta,
2013.
Mitton, Jacqueline. Dictionary of Astronomy. Cambridge: Cambridge University
Press, 2007.
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi. Fisika dan al-Qur„an. Malang: UIN Malang
Press, 2006.
Murtadho, Moh. Ilmu Falak Praktis. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, cet. Ke-12. Jakarta: PT
Bulan Bintang, 2014.
……., Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta: UI-Press, 1985.
Nasution, Hasyimsyah Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013.
Negoro, ST. dan B. Harahap. Ensiklopedia Matematika. Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia, 2005.
Netton, Ian Richard. “Ikhwan al-Safa “dalam Ensiklopedi Tematis Dalam Islam:
Buku Pertama, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim
Penerjemah Mizan. Bandung: Mizan, 2003.
Neugebaur, O. “On Ptolemy as the Greatest Astronomer of Antiquity,” Science:
New Series, Vol. 193, No. 4252. Aug. 6, 1976.
Ptolemy, Claudius. Tertabiblos: Or the Quadripartite Mathematical Treatise:
Four books of the Influence of the Stars, diterjemahkan dari Greek
Paraprhase of Proclus oleh Ashand, J. M. diterjemahkan ulang oleh Davis
and Dickson. London: t.t, 1822.
Rakhmadi, Arwin Juli. “Astronomi Islam Era Dinasti Mamalik (1250-1517),”
Afkaruna: Institute of Arabic Research and Studies (IARS). Kairo-Mesir.
Vol. 9, No. 1. Januari-Juni 2013.
Samso, Julio. “Bitruji,” The Biographical Encyclopedia of Astronomers. New
York: Springer, 2007.
Sengupta, S. Worlds Beyond Our Own: Astronomers‟ Universe.Switzeland:
Springer International Publishing, 2005.
Sharif, M.M. A History of Muslim Philosophy. Delhi: Low Price Publication,
1995.
.......,Para Filosof Muslim, terj. Hasan, Ilyas. Bandung: Mizan, 1996.
Sriwidodo, Rayani dan Kamajaya, Steve. Para Penemu Yang Mengubah Dunia.
Jakarta: PT Nimas Multima, 2004.
Strathern, Paul. Galileo dan Tata Surya, terj. Andreas Haryono. Jakarta: Erlangga,
2002.
Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
114

Sugono, Dendy. Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa: Edisi
Keempat. Jakarta: PT Gramedia, 20012.
Supriyadi, Dedi. Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsuf dan Ajarannya.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.
Suryadi. Libas Skripsi dalam 30 Hari.Yogyakarta: DIVA Press, 2013.
Taufan, Dede. Dkk., Teori dan Penyelesaian Soal Fisika untuk Kelas XI.
Kuningan: CV. AN‟NUR, 2011.
Thaha, Ahmadie. Astronomi dalam Islam. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983
Zar, Sirajuddin.Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.

B. Internet
Budi, "Gelombang Gravitasi: Hubungannya Dengan Teori Relativitas Albert
Einstein," diterbitkan pada tanggal 16 Februari 2016, dalam
https://www.youtube.com/watch?v=ltb_CBJu5yU
,,,,,,,. "Pembuktian Teori Einstein dan Kaitannya Dengan Gelombang Gravitasi,"
diterbitkan pada tanggal 17 Februari 2016, dalam
https://www.youtube.com/watch?v=ye_wkAbYIBo
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=FP6YWofyNaSWvQSBpo7YBQ&q=hukum+kepler&oq=hu
kum+kepler&gs_l=psyab.3.0l7j0i5i30k1l3.654307.658436.0.658843.12.11
.0.1.1.0.364.1380.24j1.5.0....0...1c.1.64.psyab..6.6.1388....0.tJVbkR6fGPs#
imgdii=OJGWHHkcSN6eTM:&imgrc=VU0hi5oSPZfSQM:
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=FP6YWofyNaSWvQSBpo7YBQ&q=hukum+kepler&oq=hu
kum+kepler&gs_l=psyab.3..0l7j0i5i30k1l3.654307.658436.0.658843.12.1
1.0.1.1.0.364.1380.24j1.5.0....0...1c.1.64.psyab..6.6.1388....0.tJVbkR6fGPs
#imgrc=VU0hi5oSPZfSQM:
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=Xv2YWv_gFYGMvQTC7IWQBg&q=apooge+dan+perigee
&oq=apooge+dan+perigee&gs_l=psyab.3...177198.180972.0.181156.18.1
3.0.0.0.0.524.1914.24j1j0j1.6.0....0...1c.1.64.psyab..12.2.545...0j0i13k1j0i
13i30k1.0.8N8JSnssGe8#imgrc=FrzwTOJjjDuJqM:
https://www.google.com/search?q=equant&client=firefoxbab&tbm=isch&tbs=rim
g:CUsiriZHLmdtIjgW8k8J3ic4oVP83mNUhVrIFd0cgBSPFWJX04kh7iz5
KVJcrvRvRamsOjhYLHtSrAMea9mpMX5yoSCRbyTwneJzihEb41t93mg
GzOKhIJU_1zeY1SFWsgRkLWQMzri424qEgkV3RyAFI8VYhGYZUk4
eAc3UioSCVfTiSH7uLPkEZoXTMKBxoNQKhIJpX4lyu9G9FoRNVjC8
vX7KIMqEgmaw6OFgse1KhFKm7Tt5t5srioSCcAx5r2akxfnEZ9mmwLD
7Yjy&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwiMzO77js3ZAhVKpI8KHZfwDG8Q
9C96BAgAEBk&biw=1600&bih=786&dpr=1#imgrc=MTTeRK4UquLqh
M:
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=E_yYWpmrI4r8vATt3KP4Bg&q=retrograde+motion&oq=r
etrograde+motion&gs_l=psyab.3..0i19k1l10.70848.75388.0.75957.8.5.0.3.
115

3.0.265.1022.24.4.0....0...1c.1.64.psyab..1.7.1066...0j0i30k1.0.pSg-
3eOAAiU#imgrc=3uo3Hcr430L9TM:
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=jPqYWoOuIczivgThm5ywBg&q=gerak+epicycle&oq=gera
k+epicycle&gs_l=psyab.3...239724.243374.0.243741.14.13.0.1.1.0.352.15
77.25j1.6.0....0...1c.1.64.psyab..7.5.959...0.0.Sn88HhPfyO4#imgrc=QS-
RHGmu4kZa2M:
https://www.google.com/search?q=precission+of+earth&client=firefoxbab&tbm=
isch&tbs=rimg:CWlP_1bOhjurjIjht2onuXkmdscCDBVQqBkgVWNBspG
o7zzvHICj7HIV2VrGaBP9Zl8S13cjhZFu3zBzHqwP8pzR1SoSCW3aie75
eSZ2EVjMrNqVALSXKhIJxwIMFVCoGSARdBs4SxSswSUqEglVY0Gy
kajvPBFuymx4bepf8SoSCe8cgKPschXZEftyRBSSQkg0KhIJWsZoE_11
mXxIRpWT0H4uqtnEqEgnXdyOFkW7fMBHtNT9T1MRGyoSCXMerA
_1ynNHVEewzWE00SgUs&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjn8GnjM3ZA
hUMsI8KHf4sCmYQ9C96BAgAEBk&biw=1600&bih=786&dpr=1#imgr
c=aU_9s6GO6uPekM:
https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1600&bih=786&tbm=is
ch&sa=1&ei=ZveYWpyIHYv4vgSu5aGYBg&q=susunan+alam+geosentri
s&oq=susunan+alam+geosentris&gs_l=psy-
ab.3...83634.89203.0.89502.23.19.0.0.0.0.435.2986.2-
2j6j1.9.0....0...1c.1.64.psy-
ab..14.6.1936...0j0i67k1j0i8i30k1j0i24k1.0.ns8AaILpvWs#imgrc=TOAH
95x29CoiSM
Kaiser, David. Dalam tema prsentasinya yang berjudul “To Save the Phenomena,”
dengan tema the Rise of Modern Science. Thursday, June 23, 2011. Dalam
http://ocw.mit.edu.
Ipad4Edu dalam https://www.youtube.com/watch?v=-00eqd6TYJw. Yang
dipublikasikan pada tanggal 8 Oktober 2016.
www.scs.fsu.edu
116

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Tabel 9. Persamaan dan perbedaan teori geosentris Aristoteles,

Hipparchus, Ptolemy dan al-Kindī.

No Nama/Term Lokasi Aristoteles Hipparchus Ptolemy Al-Kindi


1. Geosentris Bumi Diam (tidak Diam (tidak Diam (tidak Diam (tidak
berevolusi berevolusi berevolusi berevolusi
dan rotasi) namun namun dan rotasi)
rotasi) rotasi)
Langit Gerak (bulat Gerak (bulat Gerak (bulat Gerak (bulat
lingkaran) oval dan oval dan lingkaran)
epicycles) epicycles)
2. Asal Bumi Air, Api, Air, Api, Air, Api, Air, Api,
Udara dan Udara dan Udara dan Udara dan
Tanah Tanah Tanah Tanah
Langit Ether Ether Ether Ether
3. Sifat Unsur:
a. Tanah Bumi Dingin, Dingin, Dingin,
Dingin,
Kering, Kering, Kering,
Kering,
Menuju Menuju Menuju
geraknya
Pusat dan Pusat dan Pusat dan
Cepat, Pasif,
Berat Berat Berat
Menuju
Pusat dan
Berat
b. Air Bumi Dingin, Dingin, Dingin, Dingin,
Lembab, Lembab, Lembab, Lembab,
Menuju Menuju Menuju geraknya
Pusat dan Pusat dan Pusat dan Lambat,
Berat Berat Berat Aktif,
Menuju
Pusat dan
Berat
c. Api Bumi Panas, Panas, Panas, Panas,
Kering, Kering, Kering, Kering,
Menjauh Menjauh Menjauh geraknya
Pusat dan Pusat dan Pusat dan Cepat,
Ringan Ringan Ringan Aktif,
Menjauh
Pusat dan
Ringan
d. Udara Bumi Panas, Panas, Panas, Panas,
Lembab, Lembab, Lembab, Lembab,
117

Menjauh Menjauh Menjauh geraknya


Pusat dan Pusat dan Pusat dan Lambat,
Ringan Ringan Ringan Pasif,
Menjauh
Pusat dan
Ringan
e. Ether Langit Campuran Campuran Campuran Campuran
dari unsur dari unsur dari unsur dari unsur
bumi bumi bumi bumi
sehingga sehingga sehingga sehingga
unsurnya unsurnya unsurnya unsurnya
tidaklah tidaklah tidaklah tidaklah
Panas/ Panas/ Panas/ Panas/
dingin, tidak dingin, tidak dingin, tidak dingin, tidak
Kering/ Kering/ Kering/ Kering/
Lembab, Lembab, Lembab, Lembab,
tidak tidak tidak tidak
Menuju/ Menuju/ Menuju/ bergerak
Menjauh Menjauh Menjauh Cepat/Lamb
Pusat serta Pusat serta Pusat serta at namun
tidak tidak tidak konstan,
Ringan/Berat Ringan/Berat Ringan/Bera tidaklah
t Aktif/ Pasif,
tidak
Menuju/
Menjauh
Pusat serta
tidak
Ringan/Bera
t
4. Bentuk Bumi Bola Bola Bola Bola
(Spherical) (Spherical) (Spherical) (Spherical)
Langit Bola Bola Bola Bola
(Spherical) (Spherical) (Spherical) (Spherical)
5. Kerapatan Bumi Padat Padat Padat Padat
Massa
(Berat Jenis) Langit Halus Halus Halus Halus

6. Berat Benda Bumi Berat Berat Berat Berat


Langit Tidak Berat Tidak Berat Tidak Berat Tidak Berat
dan Ringan dan Ringan dan Ringan dan Ringan
(Seimbang) (Seimbang) (Seimbang) (Seimbang)
7. Jarak Benda Langit Tidak jauh Bervariasi: Bervariasi: Tidak jauh
Langit dan tidak ada yang ada yang dan tidak
terhadap dekat jauh jauh dekat
ABSTRAK

Teori Geosentris al-Kindī (Sebuah Tinjauan Kritis)


Oleh: Robi Muhamad
Dalam dunia astronomi modern, teori heliosentris adalah teori yang
representatif dan bisa dibuktikan dengan pengamatan (observasi). Heliosentris adalah
teori yang mengatakan bahwa Matahari sebagai pusat. Sedangkan planet (termasuk
Bumi), komet, meteor, dan lain sebagainya mengelilingi Matahari. Yang mengejutkan
bagi penulis adalah ada bentuk gerak (orbit) bintang yang mengelilingi bintang utara
dengan cepat. Bentuknya melingkar seperti pusaran air. Heliosentris tidak bisa
menjelaskan fenomena demikian. Namun, hanya bisa dijelaskan jika Bumi diam
(geosentris).
Geosentris menjelaskan bahwa fenomena gerak pusar tersebut diakibatkan oleh
bentuk dan kecepatan gerak bintang-bintang bermacam-macam. Ini yang membuat
penulis ingin mengetahui lebih dalam teori geosentris.
Kemudian, teori geosentris pra-al-Kindī (Aristoteles, Hipparchus dan Ptolemy)
tidak menjelaskan sifat unsur-unsur penyebab Bumi menjadi diam dan benda-benda
langit mengelilingi Bumi secara mendalam. Mereka hanya menjelaskan sifat unsur,
yaitu: suhu, kadar air, arah dan bobot. Bahkan, Ilmuwan pra-al-Kindī hanya
menjelaskan geosentris secara fisika semata. Seolah-olah, pembahasan mengenai
penyebab yang menggerakan benda-benda fisik tersebut tidak ada. Maka, al-Kindī
membahas mengenai jiwa sebagai penyebab benda-benda langit bergerak. Al-Kindī
ingin membuat rumusan yang universal yakni satu hukum alam semesta. Oleh karena
itu, ia memasukan jiwa sebagai pengatur alam semesta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori geosentris menurut al-Kindī.
Teori geosentris menempatkan Bumi sebagai pusat. Sedangkan planet-planet (kecuali
Bumi), bulan dan Matahari mengelilingi Bumi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kepustakaan dengan mengacu kepada referensi-referensi yang refresentatif
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ketika penulis meneliti, diketahui bahwa konsep geosentris al-Kindī hampir
sama dengan Asistoteles, Hipparchus dan Ptolemy. Namun, al-Kindī
mengembangkan penjelasan sifat-sifat unsur-unsur. Seperti: kecepatan (cepat/ lambat/
konstan) dan arah unsur (menuju/ menjauh/ tidak menjauh dan mendekat).

iv
118

Bumi (Perigee) dan (Perigee)


dekat dan dekat
(Apogee) (Apogee)
8. Kecepatan Langit Tidak cepat Bervariasi: Bervariasi: Tidak cepat
Benda dan tidak jika benda jika benda dan tidak
Langit lambat langit jauh langit jauh lambat
namun dari bumi dari bumi namun
konstan maka maka konstan
geraknya geraknya
cepat, jika cepat, jika
dekat dari dekat dari
bumi maka bumi maka
geraknya geraknya
lambat. lambat.
9. Jiwa Langit - - - Penyebab
Gerak dan
Mengatur
Benda
Langit
10. Equant Langit - - Penyebab -
(Pusat Benda
Gerak) Langit
Bergerak
(Mengelilin
gi Bumi)

Anda mungkin juga menyukai