Patogenesis :
Idiopatik - bakteri atau sekresi maternal yg menyebabkan iritasi/ dpt menghancurkan selaput ketuban.
-
Jumlah normal antara 1000-1500 ml pada kehamilan aterm, BJ 1,007-1,008. Air ketuban digunakan sbg bahan penelitian u/ menentukan : Kematangan paru janin, Gol. Darah, Faktor rhesus, kelainan kongenital lain.
Ciri-ciri kimiawi : berwarna putih kekeruhan, berbau amis, dan berasa manis. Reaksi agak alkalis atau netral Komposisi : terdiri dari 2,3 % bahan anorganik ( protein, verniks kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin, dn spingomielin ), dan 97 - 98 % bahan anorganik ( air, garam yang larut dalam air ). Peredaran cairan ketuban sekitar 500 cc/ jam
b. Saat Inpartu - Menyebarkan kekuatan his shg servik dapat membuka. - Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sbg desinfektan - Sebagai pelicin saat persalinan.
Etiologi KPD a. Servix incompeten b. Ketegangan rahim >> (kehamilan ganda, Hidramnion) c. Kelainan letak janin dalam rahim d. Kemungkinan kesempitan panggul (perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sefalopelvik disproforsi) e. Kelainan bawaan selaput ketuban f. Infeksi g. defisiensi gizi: tembaga, asam askorbat (vit C).
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban
PENGKAJIAN
Riwayat atau adanya faktor penyebab Ketuban
Pecah Dini
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan diagnostik Kaji
I. 1.1. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
PENGKAJIAN Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Status perkawinan Tanggal masuk Diagnosa medis Bangsa No. Reg
: : : : : :I :
1.2. Riwayat kesehatan klien 1. Keluhan utama : Klien mengatakan ada mulas yang menyebar dari daerah bokong ke perut yang dirasa secara terus-menerus sejak pecahnya ketuban.
PQRST
3. Riwayat kesehatan dahulu : 4. Riwayat kehamilan : G2P1A1
1.1. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan Umum :Suhu , Nadi , RR , TD : 130/100 mmHg 2. Pemeriksaan abdomen : Mulas yang menyebar dari daerah bokong ke perut Terlihat ada striae linea nigra menebal pada abdomen klien. Nyeri lepas 3. Pemeriksaan fisik : Adanya cairan ketuban 1.2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan leukosit darah >15.000 /l bila terjadi infeksi Tes lakmus merah berubah menjadi biru Amniosentosis USG
Diagnosa Keperawatan
1. Ggn. Rasa nyaman nyeri b.d adanya kontraksi uterus 2. Resti terjadinya infeksi dalam rahim b.d masuknya mikroorganisme dr daerah vagina dan anus.
PERENCANAAN
Ggn. Rasa nyaman nyeri b.d adanya kontraksi uterus. Intervensi : 1. Kaji skala nyeri 2. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi 3. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
Resti Terjadinya Infeksi b.d masuknya mikroorganisme dr daerah vagina dan anus Intervensi : 1. Beri penjelasan mengenai proses terjadinya infeksi 2. Periksa keadaan vulva klien 3. Lakukan vulva hygiene 4. Kurangi pemeriksaan dalam
Resti keracunan janin Intervensi : 1. Tempatkan klien pada posisi lateral, tinggikan kepala selama pemberian infus obat IV 2. Kaji kontraksi uterus dan DJJ
Evaluasi
1.
2.
3.
Klien dapat mengetahui dan mampu melakukan tehnik relaksasi dan distraksi bila rasa sakit/nyeri timbul kembali. Klien tampak nyaman dan gelisah berkurang dengan kriteria : nyeri berkurang dan perut klien tidak tegang. Klien memahami dan mengikuti program pengobatan.
HATUR NUHUN