Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN STUDI LAPANGAN MANAJEMEN BENCANA DI DAERAH TOMBOLO Desa Jleper Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak Disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri

Kelompok 7 Kelas C 2011


1. Helmi Tri Wahyudi 2. Arry Hardianto Wibowo 3. Amalia Choirun Nafiah 4. Diah Kusumawati 5. Silvi Rosita Nurmalasari 6. Dine Wahyu P 25010111130199 25010111130201 25010111130215 25010111130216 25010111130217 25010111130218

7. Yulia Ratih 8. Hafizh Fauziyah 9. Lia Achmad 10. Riska Wulandari

25010111130219 25010111130220 25010111130221 25010111130222

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2013


BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Saat ini kita dituntut untuk semakin cerdas dan kompetitif dalam pendidikan. Khususnya sebagai mahasiswa yang dituntut untuk selalu berpikir kritis dan mengetahui segala perkembangan yang terjadi di lingkungan kita dan masyarakat. Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat seiring dengan globalisasi yang menghadapkan kita pada kompetisi-kompetisi yang positif di segala aspek kehidupan. Kemajuan zaman ini menuntut seseorang untuk lebih mandiri dan tentu saja mempunyai kualitas dan kapasitas yang tinggi baik dari segi keilmuan maupun keterampilan, agar tetap eksis dalam persaingan atau perjuangan hidup ini. Sebagai seorang mahasiswa yang dipandang sebagai kaum intelektual dan calon pemimpin masa depan; dituntut untuk peka terhadap berbagai permasahan-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Salah satu kondisi yang memprihatinkan adalah perubahan iklim, yang dapat mengakibatkan berbagai macam masalah seperti ; banjir, tanah longsor, mencairnya es di kutub, curah hujan yang tidak menentu, dll.

Pada saat ini kita dihadapkan dengan kondisi curah hujan yang tidak menentu. Adanya perubahan iklim dan pemanasan global sangat mempengaruhi pola curah hujan. Perubahan pola curah hujan tersebut berdampak pada terjadinya intensitas curah hujan yang berbeda-beda di setiap daerah. Apabila terjadi intensitas curah hujan yang cukup tinggi di wilayah tertentu atau di bagian hulu, maka wilayah tersebut harus menahan air selambat mungkin agar tidak mengakibatkan masalah di wilayah yang di aliri air hujan tersebut. Jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengakiatkan banjir. Sebagaimana yang sudah kita ketahui mengenai berbagai macam pemberitaan mengenai masalah banjir yang terjadi di berbagai tempat karena kondisi alam yang sudah rusak, baik di bagian hulu dan atau hilir yang memicu terjadinya musibah banjir. Seperti halnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak, tepatnya di Kecamatan KaliwunguK dan ecamatan Mijen Banjir yang terjadi di Kecamatan Jleper pada awal dan akhir April 2013, menyebabkan beberapa desa di wilayah tersebut tergenang air selama 5 hari dan kondisinya relatif tergenang air setinggi 1 1,5m. Pada Kecamatan Mijen tepatnya di Desa Jleper juga terjadi banjir yang tentunya merugikan bagi masyarakat. Untuk mendapatkan informasi tentang dampak bencana yang ditimbulkan dari bencana banjir di wilayah Kab. Demak dan Kab. Kudus, maka mahasiswa perlu turun ke lapangan di wilayah terdampak banjir. Dengan mendapatkan data langsung dari masyarakat, maka mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang dampak yang terjadi dari bencana banjir yang dialami masyarakat. Kegiatan ini tentunya akan menambah pemahan ilmiah dan kepekaan sosial.. Dalam memahami suatu mata kuliah, tidak hanya mengutamakan materi yang didapatkan di bangku kuliah namun juga dapat di dapatkan melalui kegiatan lapangan. Agar dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya di lapangan. Kami bermaksud untuk melakukan study lapangan berupa kegiatan kunjungan lapangan di wilayah terdampak banjir. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, mahasiswa akan mampu mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat terutama pada desa yang terkena dampak banjir. Sebagai insan kesehatan masyarakat perlu sebuah kapasitas sebagai pemberi solusi bagi masyarakat. Untuk itulah perlu pemahaman yang lebih mendalam serta study lapangan untuk menyelesaikan masalah pada masyarakat yang terkena dampak bencana banjir.

BENTUK KEGIATAN 1. Field trip (study lapangan) dengan mengunjungi daerah terdampak banjir di wilayah Kecamatan Mijen (Kantor Kecamatan Mijen, Kantor Desa Mijen. Jleper. Jetak dan Ngelokulon). Berkunjung ke Kantor Kecamatan Kaliwungu dan Desa Setrokalangan. Juga akan dikunjungi Bendung Wilalung sebagai pintu air pengendali banjir sungai Wulan dan Sungai Juana. Tujuannya agar mahasiswa menambah pemahaman Topik Manajemen bencana pada perkuliahan KLPI. 2. Wawancara dengan Aparat Kecamatan dan Desa, SKPD terkait (BPBD Kabupaten), Tokoh Masyarakat dan warga terdampak banjir dengan kuisioner untuk mengetahui kondisi dan aspirasi masyarakat yang terdampak banjir.

2.

DASAR KEGIATAN 1. Kegiatan Perkuliahan mahasiswa semester IV Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Industri. 2. Diperlukan pemahaman keadaan lapangan mahasiswa untuk memperkaya pemahaman tentang teori.

3.

TUJUAN KEGIATAN 1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir di daerah tombolo Demak pada tanggal 9 dan 20 April 2013. 2. Menganalisis dampak bencana banjir terhadap masyarakat dan lingkungan serta manajemen bencana di daerah tombolo/dataran Selat Muria purba. 3. Mendapatkan gambaran situasi-kondisi barak atau tempat penampungan pengungsi, khususnya tinjauan dari aspek Kesehatan lingkungan (pemenuhan gizi, sanitasi, air bersih, persampahan), dan lain-lain. 4. Merencanakan tindakan mitigasi bila kondisi banjir seperti pada tanggal 9 dan 20 April 2013 terulang.

5.

Merencanakan tindakan mitigasi agar tidak terjadi banjir seperti pada tanggal 9 dan 20 April 2013.

6.

Memberi pengayaan pengetahuan bagi mahasiswa terutama dalam bidang kesehatan lingkungan tentang peran mahasiswa dalam mengatasi bencana Banjir.

BAB II ISI A. HASIL OBSERVASI Lokasi observasi : Desa Jleper, Kabupaten Demak Lokasi observasi Narasumber NO : Jleper, Kabupaten Demak :

Bp. Hasan Anwar (Sekretaris Desa) Bp. Tamam (Staf Urusan Pemerintahan) Bp. Mulyanto (Staf Urusan Pembangunan) Bp. Suprapto (Komandan BPBD) PERTANYAAN JAWABAN KET

FORMAL Apakah bencana banjir di desa ini merupakan bencana yang rutin terjadi? Berapa kali banjir besar terjadi? Tidak, bencana banjir besar seperti ini baru terjadi untuk pertama kali Banjir terjadi 2 kali, Banjir 1 : Hari Rabu Terjadi Jam 8 malam Tinggi banjir kira-kira 2,5 m Banjir 2 : Hari Minggu Tinggi banjir kira-kira 1,5 m Apakah terjadinya banjir? penyebab Penyebabnya air hujan yang diluar kapasitas tanggul/ debit air terlalu tinggi

Kudus, Pati, Purwodadi juga terjadi Daerah mana saja yang terkena banjir? banjir, tetapi yang paling parah di daerah Demak karena jebol tanggul langsung menuju kampong ini. Ketinggian air di desa kami 2m-2,5m, Berapa ketinggian air saat terjadi banjir? kira-kira setinggi jendela rumah. Setiap desa memiliki ketinggian air berbedabeda Wilayah yang paling parah terkena banjir? RW 1 dan RW 5 Karena sebelumnya belum pernah terjadi Saat pertama kali banjir datang, apakah warga langsung diungsikan? banjir sebesar ini, warga hanya diungsikan ke pengungsian sementara, kemudian banyak warga yang kembali lagi ke rumahnya - Banjir hari 1 Tanggul jebol pukul 8 malam, kemudian evakuasi korban jam 9 malam dari Mijen ke Bengkal, setelah dievakuasi kemudian meminta bantuan Bagaiman proses evakuasi banjir? ke Jepara. Tim bantuan selama 4 hari berasal dari Kodim, Polda, Granat Kudus. Banjir hari 2 Banjir sudah diprediksi, kemudian diungsikan dan sudah aman. Korban diangkut menggunakan mobil Satpol Dimana saja titik lokasi pengungsian? PP, mobil Polres, Mobil dari Kodim. Balai Desa Pecuk Gedung Olah Raga (utara) MI Mijen Madrasah (belakang masjid Mijen) Wilahan Rajawali

Tanggul Kaliwiro (selatan) Rumah warga yang tidak tergenang banjir

Ada

berapa

jumlah

Ada 50-100 per posko Untuk dibalai desa ada 30an orang Aman, karena setiap malam ada patrol

pengungsi?

Bagaimana keamanan desa saat banjir?

menggunakan trail dan lampu tembak sehingga semua keadaan aman Patroli dari tentara dan kepolisian

Apakah ada dapur umum? Apakah ada penyakit pada warga saat bencana banjir terjadi?

Ya, ada 5 dapur umum

Ada sedikit,

seperti gatal-gatal (pasca

banjir), kutu air, dan kedinginan. Untuk penyakit diare tidak ada Iya, ditangani karena ada pos kesehatan dan bidan desa. Air bersih terpenuhi, air untuk wudhu juga memadai, untuk air pada WC juga bisa terkendali, kecuali pada banjir hari 1 dan ke 2 karena posko bencana belum siap. Kebutuhan air minum juga sangat terpenuhi, bantuan air mineral banyak berdatangan. Bermacam-macam sumber : Dari Jepara Kantor Pemadam Kebakaran PDAM Gerindra PAM

Apakah bila ada warga yang terkena penyakit langsung ditangani?

Bagaimana kebutuhan air bersih di pengungsian?

Darimana sumber air bersih di dapat?

Apakah ada warga yang Ada, warga yang tidak mau melapor ke tidak ikut mengungsi? posko

Apakah penyebab warga Sebagian besar ikut keluarganya yang tidak tidak mau mengungsi? terkena banjir, daripada di posko

Bagaimana sanitasi yang Untuk toilet kurang lebih tiap posko ada 6 ada di posko? bilik dan juga ada tambahan dari toilet mobil Itu kekurangannya, toilet warga yang tidak mau

Apakah sanitasi tersebut membersihkan terjaga kebersihannya?

ditinggalkan

pulang ke rumah, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.

Apakah ada kegiatan olah raga diposko?

Tidak ada, karena tidak sempat Ya, para warga mulai membersihkan

lingkungan dan gotong royong dibantu oleh: Instansi PU TNI BPBD DPU PPE Kodim , petugas Kodim mengerahkan ratusan personil untuk membersihkan fasilitas umum ( masjid, mushola, dll ) setelah selesai baru membantu membersihkan rumah-rumah warga Sampah-sampah warga dikumpulkan di Dimana pembuangan depan makam, kemudian mendapat bantuan dari TNI untuk dibuang ke TPU, selain itu banyak sampah yang diambil pemulung sampah sisa banjir?

Pasca banjir, apakah ada program gotong royong membersihkan lingkungan sisa-sisa banjir?

Drimana saja sumber dana bantuan saat terjadi banjir?

Partai Gerindra

Apakah banjir?

kerugian

akibat

Banyak sekali, petani merugi karena gagal panen, kerugian dari sisi waktu juga karena dalam bertanam padi membutuhkan waktu

Apakah dikemudian banjir lagi? menanggulangi

persiapan Seharusnya dengan pembangunan tanggul, hari untuk tetapi hal itu membutuhkan banyak dana adanya yang mencapai milyaran dan belum ada dana yang cukup :

Narasumber NO Ibu Sutrini Ibu Jumiyatun Ibu Kusmi Ibu Paisah

PERTANYAAN WARGA Apakah bencana banjir di desa ini merupakan bencana yang rutin terjadi? Berapa kali banjir besar terjadi? -

JAWABAN

KET

Tidak, baru terjadi untuk pertama di desa ini Banjir terjadi 2 kali, Banjir 1 : Hari Rabu Terjadi Jam 8 malam Tinggi banjir kira-kira 2,5 m Banjir 2 : Hari Minggu Tinggi banjir kira-kira 1,5 m

Apakah terjadinya banjir?

penyebab

Tanggul jebol

Daerah mana saja yang terkena banjir?

Ngemplak, jleper, jetak, mijen

Berapa ketinggian air saat terjadi banjir?

Ketinggian air sekitar 2m-2,5m

Wilayah yang paling parah terkena banjir?

Semua desa jleper

Saat pertama kali banjir datang, apakah warga Tidak, warga sempet mengungsi sendiri langsung diungsikan?

Bagaiman proses evakuasi banjir? -

Memakai perahu karet dengan bantuan tim SAR dari Demak Balai Desa Pecuk Tanggul Kaliwiro (selatan) Rumah warga yang tidak tergenang banjir

Dimana saja titik lokasi pengungsian?

Ada

berapa

jumlah

pengungsi? Adakah korban jiwa akibat banjir? Apakah ada penyakit pada warga saat bencana banjir terjadi? Hal apa yang membuat warga tidak betah di pengungsian?

sekitar 30an orang

ada, 3 orang Ada, diare, pilek, muntaber, demam, gatalgatal Makanan tidak terpenuhi, tempat tidur kurang nyaman, khawatir dengan tempat tinggalnya

Bagaimana kebutuhan air bersih di pengungsian?

Air bersih terpenuhi dari bantuan partai gerindra

Apakah ada warga yang Ada, warga yang tidak mau melapor ke tidak ikut mengungsi? posko

Bagaimana sanitasi yang Tidak ada MCK, sehingga buangnya di ada di posko? sembarang tempat Paket makanan (nasi, tempe, dll) Barang mentah seperti beras, roti, mie instan, minyak goreng, gula dll Susu, pisang dan makanan lain untuk bayi

Apa saja makanan yang diberikan di pengungsian ?

Apakah

ada

petugas

kesehatan dan ketersediaan obatobatan? Darimana saja sumber dana bantuan saat terjadi banjir?

Ada,

bantuan

dari

petugas

kesehatan

puskesmas gratis

Partai Gerindra dan BPBD Banyak sekali seperti : sawah terendam dan ternak banyak yang hanyut dan mati rumah warga menjadi kotor lumpur dan sampah berserakan dilantai, barang seperti kursi, televisi, kulkas dan lainlain rusak Pakaian yang terendam menjadi kotor dan luntur, bahan makanan seperti beras, sayur menjadi busuk. Warga Jleper mengharapkan bantuan langsung disalurkan ke warga di rumah-rumah, bukan melalui kepala

Apakah banjir?

kerugian

akibat

Saran dari masyarakat

desa, atau pejabat daerah lainnya. Dengan system pembagian bantuan berdasarkan jumlah KK ternyata tidak cukup efektif, karena ada beberapa warga desa Jleper yang belum memiliki KK. Diperlukan pengumuman himbauan banjir kepada masyarakat agar bersiap-siap untuk mengungsi .

BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN Banjir yang terjadi di desa Jleper merupakan banjir yang disebabkan karena jebolnya tanggul sungai karangwulan. Hal itu terjadi karena sungai tidak mampu menampung dan membuang air hingga ke laut karena debit air yang cukup tinggi yang berasal dari dibukanya pintu air bendung wilalung dan ditutupnya salah satu sungai yang mengarah ke pati-juwana. manajemen bencana dalam hal pengungsian akibat banjir sudah cukup baik, semua masyarakat mendapatkan bantuan makanan dan tempat MCK untuk pengungsi mencukupi. B. SARAN Manajemen tanggap bencana di Desa Jleper Kecamatan Mijen sudah baik, namun perlu dilakukan koordinasi yang baik antara masyarakat dan panitia pengungsian agar distribusi bantuan dapat disalurkan secara merata kepada seluruh masyarakat. Selain itu masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan lebih mengenai managemen tanggap bencana agar tidak terulang bencana serupa dikemudian hari.

LAMPIRAN

Gambar 1. Balai Desa Jleper Kecamatan Mijen

Gambar 2. SD Jleper 02 Desa Jleper kecamatan Mijen

Gambar 3. Keliling Desa Jleper Kecamatan Mijen bersama pegawai kelurahan

Gambar 4. Sampah yang tertinggal pasca banjir

Gambar 5. Wawancara dengan masyarakat di desa Jleper

Gambar 6. Diskusi dengan perangkat desa dan petugas BPBD

Gambar 7. Keadaan sungai karangwulan setelah luapan

Anda mungkin juga menyukai