Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

UPAYA PEMERINTAH DESA PESAWAHAN DALAM


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AKIBAT BANJIR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa


yang diampu oleh Yusria Ningsih, S.Ag, M.Kes

Disusun Oleh :
1. Miranda Banowati B02217020
2. Wanda Hamidah B92217085
3. Nidya Verawati B92217121
4. Nur Fitriani B92217122
5. Siti Khofifatus J. B92217128
6. Putri risky amaliyah B92217076

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga


pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini
diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang
pemerintahan desa yang diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan pasal
216 ayat (1) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang dalam paragraf 2 pasal
14 ayat (1), adalah kepala desa yang bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.1
Desa pesawahan terletak di kecamatan porong, kabupaten sidoarjo.
Desa Pesawahan merupakan salah satu dari 13 Desa dan 6 Kelurahan yang
terletak wilayah administrasi Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Aspek Geografi Wilayah Desa Pesawahan terletak pada wilayah dataran
tinggi Dengan kordinat antara 4 m, dengan luas 132,985 ha, dengan batas-
batas wilayah ,sebagai berikut :Sebelah Utara : Desa Randegan ,Desa
Ketegan ,Sebelah Timur: Desa Wunut, Desa Candipari, Sebelah Selatan:
Desa Candipari, Sebelah Selatan: Desa Waung, Desa Jiken , Desa
Ked.boto. Pusat Pemerintahan Desa Pesawahan terletak di dusun
Bendungan RT:02/RW.02 dengan menempati area lahan seluas 860 m2.
Desa ini memiliki Luas 1.47km² dengan jumlah penduduk 2359 jiwa dan
Kepadatan 1604 jiwa/km².
Problematika desa pesawahan yaitu dahulu desa ini tidak pernah
banjir, tapi semenjak adanya lumpur lapindo desa ini setiap musim hujan
selalu banjir, dan banjir tersebut lama surutnya hingga mencapai 3 minggu.
Banjir tersebut mengakibatkan aktivitas warga terganggu hingga
mengalami gagal panen. Selain masalah banjir desa ini juga mengalami

1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Desa

2
pencemaran tanah dan air akibat dari pengeboran minyak dari PT.Lapindo,
dan mengakibatkan tanah di desa ini tidak sesubur dahulu.
Contoh terhambatnya kegiatan warga karena banjir yaitu warga
tidak bisa keluar rumah karena banjir yang sanggar tinggi sehingga
kendaraan tidak bisa beroperasi dan menyebabkan warga tidak bisa
bekerja, lembaga pemerintahan dan pendidikan dan kesehatan terpaksa
diliburkan karena kantor pemerintahan, sekolah-sekolah, balai kesehatan,
semuanya terendam banjir. Semua warga yang memiliki sawah mengalami
gagal panen, murid –murid menjadi telat menerima pelajaran karena
sekolah diliburkan, warga yang mau mengurus surat-surat di balai desa,
dan yang mau berobat di klinik desa menjadi terbengkalai.
Banjir merupakan keadaan sungai dimana aliran airnya tidak
tertampung oleh palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari
kapasitas sungai yang ada. Secara umum banjir dapat dikatogorikan
menjadi dua hal yaitu karena sebab alami dan karena tindakan manusia
(kodoatie, sugiyanto. 2002, dalam skripsi Nurhadi, 20013:11).
Terbentuknya banjir ini dapat dijelaskan dalam konsep fisika yaitu dengan
konsep fluida. Pada prinsipnya air mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah dan air menempati ruang. Air hujan yang jatuh ke
bumi akan di tempatkan ke segalah arah. Air hujan tersebut ada yang
tertampung di sungai, waduk, bendungan, dan ada yang diserap oleh tanah
(akar-akar pohon).
Pada saat hujan turun dengan debit yang cukup deras akan
menghasilkan jumlah air yang banyak. Air dengan jumlah yang banyak
membutuhkan luas penampang yang besar, hal ini sesuai dengan teori
fisika bahwa semakin besar debit air maka semakin besar volume air yang
dihasilkan setiap satuan waktu. Jika sungai, waduk, danau, atau
bendungan tidak dapat menampung air yang terlalu banyak dan tanah tidak
mampu menyerap air, maka air tersebut akan meluap dan mengalir ke
tempat yang lebih rendah sehingga daearah yang dekat dengan sungai,
bendungan, waduk, ataupun danau dapat terendam air yang menyebakan

3
timbulnya banjir. Pada daerah yang padat penduduk dengan tingkat
gorong-gorong air yang kecil juga dapat menyebabkan terjadinya banjir.
Hal ini karena gorong-gorong tidak dapat menampung air dalam jumlah
yang cukup besar.2
B. Rumusan masalah
1. Apa masalah yang ada di Desa Pesawahan setiap tahunnya ?
2. Bagaimana strategi Pemerintah Desa Pesawahan agar banjir
tahunan tidak terjadi lagi ?
3. Apa saja hasil dari strategi penanganan banjir tahunan ?
C. Tujuan
Harapan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui kondisi dan strategi pemerintah desa pesawahan dalam
menangani banjir. Namun tujuan secara khusus dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui masalah yang ada di Desa Pesawahan setiap
tahunnya.
2. Untuk mengetahui strategi Pemerintah Desa Pesawahan dalam
menangani banjir dan pencegahannya.
3. Untuk mengetahui hasil dari usaha pemerintah desa pesawahan
dalam menangani banjir dan pencegahannya.
D. Manfaat
1. Manfaat Akademik
Manfaat akademk yang dapat diambil dalam survey ini yaitu
dapat menjadi acuan mahasiswa untuk menjadi mandiri yang
berhubungan dengan usaha pemberdayaan masyarakat.
2. Manfaat subjek penelitian

Untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas Pendidikan


Orang Dewasa. Dalam suatu penelitian ini dilakukan untuk menambah

2
https://www.kompasiana.com/vildaz/5a24ad9ab3f86c61984beaa2/teori-banjir-
berdasarkankonsep-fisika-dan-early-warning-system-di-indonesia

4
ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan, dan pemahaman dari
sebuah informasi atau fakta yang terjadi di masyarakat.
E. Strategi Mencapai Tujuan
1. Analisis Masalah Yang Terjadi (Pohon Masalah)

Lamanya Banjir Di Desa


Pesawahan Setiap Tahunnya

Terhambatnya Banyaknya
Kegiatan Warga Kerugian Yang
Dialami Warga

Warga
Tutupnya
Semua warga mengangur
Warga tidak kantor
yang memiliki ketika banjir,
bisa keluar pemerintahan,
sawah siswa siswi
rumah dan sekolahan, dan
mengalami terlambat
bekerja pelayanan
gagal panen mendapatkan
kesehatan
materi

2. Analisis harapan yang diinginkan (pohon harapan)

Teratasinnya banjir tahunan

Warga bisa Tidak mengalami


beraktivitas normal kerugian

5
3. Analisis strategi program
Untuk analisis strategi program dalam survey ini, penulis
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dapat di definisiskan
dengan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats).3
Pertama mengenai kekuatan pemerintah desa dan warganya
dalam mengahadapi banjir, faktor-faktor kekuatan merupakan
kompetisi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat
pada nilai plus dalam menghadapi masalah, seperti dalam penanganan
banjir
Kedua mengenai kelemahan, segala sesuatu pasti mengalami
kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting adalah
bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam pemerintahan bisa
meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan
tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh desa
lainnya. Kelemahan yang harus di benahi dalam pemerintah desa
pesawahan yaitu terlalu bergantung kepada pemerintah daerah dan
pusat.
Startegi-strategi yang akan digunakan untuk menangani
masalah kelemahan dan ancaman seperti tidak tergantung kepada
pemerintah pusat dan daerah ketika sewaktu-waktu bantuan itu tiak
turun.
4. Ringkasan Narasi Program
Program-program yang ada di desa pesawahan dalam
menyegah dan menangani banjir meliputi banyak hal salah satunya
masalah perairan. Pemerintah desa meminta bantuan kepada dinas
perairan kota sidoarjo untuk menyedot dan mebuang air kedaerah lain.

3
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/02/05/analisis-swot-dalam-pendidikan-3/
6
Dan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat bertujuan
untuk warga yang bekerja menjadi petani ketika musim hujan beralih
provesi menjai pengrajin tas, baju,dll.
Program lainnya yaitu pemerintah desa melakukan
pembangunan peninggian infrastruktur seperti jalan, sekolah, kantor
pemerintahan, puskesdes. Pemerintah desa juga meminta bantuan
kepada pemerintah daerah dan dinas pengairan untuk sembako dan
kebutuhan lainnya ketika banjir, dan memproses peralihan air.
5. Teknik Evaluasi Program

a) Bekerjasama dengan dinas pengairan kota sidoarjo.


b) Melatih skil warga melalui kursus setiap minggu.
c) Peninggian dan pembangunan infrastruktur
d) Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten untuk memberi
bantuan sembako dan kebutuhn lainnya.

F. KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

1. Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat


Empowerment, yang dalam bahasa Indonesia berarti
pemberdayaan adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari
perkembangan cara berpikir masyarakat oleh karena dampak dari
globalisasi. pemberdayaan dari kata empower berarti to give power or
authority to artinya sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan
kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Pengertian lain
adalah to give ability to or enable artinya upaya untuk memberi
kemampuan atau keberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sering
kali sulit dibedakan dengan pembangunan masyarakat (community
development) karena mengacu pada pengertian yang tumpang tindih
dalam penggunaannya di masyarakat. Dalam kajian ini pemberdayaan
masyarakat (community empowerment) dan pembangunan masyarakat
7
(community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan
masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi
masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola
sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka memiliki
kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial
secara berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada
hakekatnya berkaitan erat dengan sustainable development yang
membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian masyarakat secara
ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu dinamis.
Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi
alternative dalam pembangunan telah berkembang dalam berbagai
literatur dan pemikiran walaupun dalam kenyataannya belum secara
maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat merupakan hal banyak dibicarakan masyarakat karena
terkait dengan kemajuan dan perubahan bangsa ini kedepan apalagi
apabila dikaitkan dengan skill masyarakat yang masih kurang akan
sangat menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.4
Pengembangan masyarakat yang ada di Indonesia bukan
merupakan suatu hal yang baru. Hal tersebut ada sejak indonesia
mencapai kemerekaan. Dengan istilah pembangunan mendapat tempat
yang besar dalam pembentukan Negara bangsa. Pada saat dinamika
pembangunan demikian rancaknya pada masa orde baru,
pengembangan masyarakat mengambil posisi dan kontribusi penting.
Meskipun demikian, pemberdayaan masyarakat kurang mendapat
perhatian dikarenakan kendali pembangunan banyak yang berasal dari
pemerintah melalui berbagai kebijakan dan program pembangunan (top
down)5

4
Munawar Noor, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli
2011 hal 88
5
http://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemberdayaan+masyarakat&oq=pemberdayaan+ pada tanggal 24 Mei
2019
8
Ada kerancuan terminologi untuk merujuk pengertian dari
pengembangan masyarakat yang ditunjukkan dari beberapa istilah yang
ada seperti; Community Work, Community Development, Community
Organization, Community Action, Community Practice, dan
Community Change dimana memiliki arti dan tujuan yang sama.
Intinya, pengembangan masyarakat adalah suatu penggunaan berbagai
pendekatan dan dengan berbagai teknik dalam suatu program tertentu
pada masyarakat lokal sebagai kesatuan tindakan dan mengusahakan
integrasi diantaranya bantuan yang berasal dari luar seperti pemerintah
dengan keputusan dan upaya masyarakat yang terorganisir. Untuk itu
maka pengembangan masyarakat harus berdasarkan kepada asumsi,
nilai dan prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat
memberdayakan masyarakat berdasarkan inisiatif, kemampuan dan
partisipasi dalam diri mereka sendiri. Partisipasi masyarakat
memainkan peranan yang sangat penting dalam pengembangan
masyarakat dimana ditunjukkan dari berbagai keberhasilan program
pengembangan masyarakat di berbagai Negara. Dari pada itu maka
syaratnya partisipasi masyarakat akan terwujud jika masyarakat secara
sukarela dan dengan lapang dada berpartisipasi dengan cara
masyarakat diberi kebebasan berpartisipasi, adanya kemampuan yang
ada dalam diri masyarakat berpartisipasi dan adanya peluang serta
kesempatan untuk berpartisipasi.
Ulasan tentang pentingnya partisipasi masyarakat memberi
penekanan bahwa pada dasarnya partisipasi masyarakat dapat
dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu konsultatif dan kemitraan.
Dalam partisipasi masyarakat dengan menggunakan pola hubungan
konsultatif, dimana anggota masyarakatnya mempunyai hak untuk
didengar pendapatnya dan untuk diberi tahu, dimana keputusan
terakhir tetap di pembuat keputusan. Penjelasan partisipasi masyarakat
yang bersifat kemitraan, anggota masyarakat adalah dimana mitra yang
sejajar kedudukannya dengan pembuat keputusan. Mereka bersama-

9
sama membahas masalah, dan mencari alternatif pemecahan masalah
dan dengan membahas keputusan. Partisipasi mempunyai kelebihan
dan juga kekurangan dalam pengembangan masyarakat. Oleh karena
partisipasi memiliki lebih banyak kelebihan dalam pengembangan
masyarakat maka partisipasi masyarakat perlu dikembangkan. Salah
satu strategi untuk membangkitkan partisipasi aktif anggota
masyarakat adalah melalui pendekatan yang di dalam kelompok.
Melalui partisipasi dimana menggunakan media kelompok dalam
masyarakat maka pada gilirannya bisa memberdayakan masyarakat.
Terlebih jika pemberdayaan dalam rangka partisipasi masyarakat
dilandasi oleh kekuatan dalam masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang
berdaya adalah masyarakat yang dinamis dan aktif berpartisipasi dalam
membangun diri mereka sendiri.
Pentingnya pendidikan khususnya pada pendidikan orang
dewasa dalam rangka pemberdayaan diperkuat lagi oleh Milly
Mildawati. Pendidikan orang dewasa pada dasarnya sebgai penguatan
kapasitas (capacity building) orang agar bisa tumbuh dan berkembang
sehingga bisa memberdayakan diri mereka sendiri dan pada akhirnya
bisa memberdayakan masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat
biasanya ditentukan oleh orang dewasa. Oleh karena itu pendidikan
orang dewasa sangat penting terhadap pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
kesiapan untuk belajar dan memiliki orientasi terhadap pemecahan
masalah dan tantangan kehidupannya. Belajar bagi orang dewasa
adalah perubahan kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat selalu saling
berkaitan dengan kelembagaan masyarakat. Menurut Ajat Sudrajat
Kurnia, istilah lembaga (institution) dan pengembangan kelembagaan
(institutional development) atau pembinaan kelembagaan
(institutional building) didefinisikan beragam menurut kacamata

10
masing-masing. Akan tetapi secara umum, pengembangan
kelembagaan diartikan sebagai proses dimana untuk memperbaiki
kemampuan lembaga atau kelompok guna mengefektifkan penggunaan
sumber daya manusia yang mereka punya dan dengan keuangan yang
tersedia. Proses tersebut bisa digerakan oleh manajer atau ketua sebuah
lembaga atau dicampurtangani dan dipromosikan oleh pemerintah atau
oleh badan-badan pembangunan. Tujuan utama dari pengembangan
kelembagaan adalah untuk mengefektifkan penggunaan sumberdaya di
suatu negara misalnya atau disutau wilayah, suatu tujuan utama bagi
upaya pembangunan dan menjadi sangat mendesak dalam mengatasi
krisis multidimensional dewasa ini.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh masyarakat di Porong
Sidoarjo adalah salah satunya dengan cara peninggian dan
pembangunan insfrastruktur, bekerja sama dengan dinas perairan
Sidoarjo, meminta bantuan kepada pemerintah daerah untuk membantu
kebutuhan dan keperluan masyarakat ketika banjir.
2. Penelitian Terdahulu

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa kajian


terdahulu atau penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini. Adapun tujuan dari pemaparan kajian terdahulu ini
adalah untuk menentukan posisi penelitian serta menjelaskann
perbedaannnya. Selain itu penelitian terdahulu ini sangat berguna
untuk perbandingan. Dengan demikian penelitian yang peneliti lakukan
ini benar-benar dilakukan secara orisinil. Adapun penelitian terdahulu
yang peneliti maksud adalah:

a. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh


Rizhandi Nugroho Nusantoro, Donny Harisuseno, Ery Suhartanto
Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas
Brawijaya dengan judul Analisis Daerah Genangan Akibat Luapan

11
Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini berfokus pada
besarnya debit sungai porong saat menampung air, sebaran daerah
genangan akibat adanya luapan Sungai Porong dan lumpur lapindo
di Kabupaten Sidoarjo, alternatif penanggulangan daerah genangan
akibat luapan Sungai dan lumpur lapindo.
b. Penelitian kedua juga di lakukan oleh Nawang Wulan mahasiswa
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Teknik Lingkungan ITS
Surabaya dengan judul Penanggulangan Banjir di Kabupaten
Sidoarjo. Penelitian ini berfokus pada penentuan kebijakan untuk
menanggulangi banjir yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Yang
tujuannya adalah mewujudkan Kabupaten Sidoarjo yang
berkelanjutan dengan penanganan drainase yang ramah lingkungan.

Dalam penelitian ini Nawang merujuk pada ketentuan Konsep dari


segi pengelolaan sanitasi lingkungan yang pada hal ini adalah
sistem drainase yang memakai Konsep Drainase Ramah
Lingkungan yang berpedoman pada Permen PU Nomor 12/ PRT/
M/ 2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.

Sebagaimana yang kami jelaskan di muka bahwa dengan


adanya penelitian terdahulu ini, dimaksudkan untuk memperjelas
posisi penelitian yang peneliti lakukan. Dan penelitian yang peneliti
lakukan ini mempunyai titik perbedaan dengan penelitian terdahulu.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pengertian dan Prinsip-prinsip Participatory Action Research (PAR)


a. Pengertian PAR

12
Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research
(PAR) adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang
mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan
dengan paradigm pengetahuan tradisional atau kuno. Asumsi-
asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses social
dan kolektif dalam mencapai kesimpulan-kesimpulan mengenai
“apa kasus yang sedang terjadi” dan “apa implikasi perubahannya”
yang dipandang berguna oleh orang-orang yang berbeda pada
situasi problematis, dalam mengantarkan untuk melakukan
penelitian awal6.
Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang
melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan
(stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung
(dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam
rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih
baik. Untuk itu, mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap
konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks
lain-lain yang terkait. PAR adalah kebutuhan kita untuk
mendapatkan perubahan yang diinginkan.7
b. Prinsip-prinsip PAR
Terdapat 16 prinsip kerja PAR yang menjadi karakter
utama dalam implementasi kerja PAR bersama komunitas.
Adapun 16 prinsip kerja tersebut adalah terurai sebagai berikut:
a) Sebuah praktek untuk meningkatkan dan meperbaiki
kehidupan sosila dan praktek-prakteknya, dengan cara
merubahnya dan melakukan refleksi dari akibat perubahan-
perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara
berkesinambungan.

6 1
Agus afandi, dkk, Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN Sunan Ampel
Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) 2013) hal. 41
7
Ibid. hal. 41-42

13
b) Secara kesuluruhan merupakan partisipasi yang
murni (autentik) membentuk sebuah siklus (lingkaran) yang
berkesinambungan dimulai dari: analisa social, rencana aksi,
aksi, evaluasi, refleksi (teoritik pengalaman) dan kemudian
analisis sosial kembali begitu seterusnya mengikuti proses
siklus lagi. Proses dapat dimulai dengan cara yang berbeda.
c) Kerjasama untuk melakuka perubahan: melibatkan semua
pihak yang memiliki tanggung jawab (stakeholder) atas
perubahan dalam upaya-upaya untuk meningkatkan
kemampuan mereka dan secara terus-menerus
memperluas dan memperbanyak kelompok kerjasama untuk
menyelesaikan masalah dalam persoalan yang digarap.
d) Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang
situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui
pelibatan mereka dalam berpartisipasi dan bekerjasama
padasemua proses research, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Proses penyadar
ditentukan pada pengungkapan relasi sosial yang ada di
masyarakat yang bersifat mendominasi, membenlenggu, dan
menindas.
e) Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan
kondisi social secara kritis yaitu, upaya menciptakan
pemahaman bersam terhadap situasi dan kondisi yang ada di
masyarakat secara partisipatif menggunakan nalar yang cerdas
dalam mendiskusikan tindakan mereka dalam upaya untuk
melakukan perubahan social yang cukup signifikan.
f) Merupakan proses yang meibatkan sebanyak mungkin
orang dalam teoritisasi kehidupan social mereka. Dalam hal
ini masyarakat dipandang lebih tahu terhadap persoalan dan
pengalaman yang mereka hadapi untuk pendapat-pendapat
mereka harus dihargai dan solusi-solusi sedapat mungkin

14
harus diambil dari mereka sendiri berdasarkan pengalaman
mereka sendiri.
g) Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi
sosial individu maupun kelompok untuk diuji. Apapun
pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi tentang
institusi-institusi social yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji
dan dibuktikan keakuratan dan kebenarannya bedasarkan
fakta-fakta,bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang
diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri.
h) Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat. Semua
yang terjadi dalam proses analisa sosial, harus direkam dengan
berbagai alat rekam yang ada atau yang tersedia untuk
kemudian hasil rekam-rekam itu dikelola dan diramu
sedemikian rupa sehingga mampu mendapatkan data tentang
pendapat, penilaian, reaksi dan kesan individu maupun
kelompok sosial dalam masyarakat terhadap persoalan
yang sedang terjadi secara akurat, untuk selanjutnya analisa
kritis yang cermat dapat dilakukan terhadapnya.
i) Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek
riset. Semua individu dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat didorong untuk mengembangkan dan
meningkatkan praktek-praktek sosial mereka sendiri
bedasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang telah
dikaji secara kritis.
j) Merupakan proses politik dalam arti luas.diakui bahwa riset
aksi ditujukan terutama untuk melakukan perubahan sosial di
masyarakat. Karena itu mau tidak mau hal ini akan
mengancam eksistensi individu maupun kelompok masyarakat
yang saat itu sedang memperolah kenikmatan dalam
situasi yang membelenggu, menindas, dan penuh dominasi.

15
Agen perubahan sosial harus mampu menghadapi dan
meyakinkan mereka secara bijak, bahwa perubahan sosial
yang akan diupayakan bersama adalah demi kepentingan
mereka sendiri di masa yang akan datang.
k) Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis.
Melibatkan dan memperbayak kelompok kerjasama secara
partisipatif dalam mengurai dan mengungkap pengalaman-
pengalaman mereka dalam berkomunikasi, membuat
keputusan dan menemukan solusi, dalam upaya menciptakan
kesefahaman yang lebih baik, lebih adil, dan lebih rasionak
terhadap persoalan –persoalan yang sedang terjadi di
masyarakat, sehingga relasi sosial yang ada dapat diubah
menjadi relasi sosial yang lebih adil, tanpa dominasi, dan
tanpa belengggu
l) Memulai isu-isu kecil dan mengkaitkan dengan relasi-relasi
yang lebih luas.
Penelitian sosial berbasis PAR harus memulain
penyelidikannya terhadap sesuatu persoalan yang kecil untuk
melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya, untuk
selanjutnya melakukan penyelidikan terhadapsuatu persoalan
berskala yang lebih besar dengan melakukan perubahan yang
lebih besar pula dan seterusnya. Kemampuan dalam meneliti
dan melakukan perubahan dalam suatu persoalan betapapun
kecilnya merupakan indicator kemampuan awal seorang fasilitator
dalam menyelesaikan persoalan yang lebih besar.
Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial,
rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, analisa sosial, dst.). melalui
kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu persoalan berangkat
dari hal yang terkecil akan diperoleh hasil-hasil yang merupakan
pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar

16
m) Memulai isu-isu kecil dan mengkaitkan dengan relasi-relasi
yang lebih luas.
Penelitian sosial berbasis PAR harus memulain
penyelidikannya terhadap sesuatu persoalan yang kecil untuk
melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya, untuk
selanjutnya melakukan penyelidikan terhadapsuatu persoalan
berskala yang lebih besar dengan melakukan perubahan yang
lebih besar pula dan seterusnya. Kemampuan dalam meneliti
dan melakukan perubahan dalam suatu persoalan betapapun
kecilnya merupakan indicator kemampuan awal seorang fasilitator
dalam menyelesaikan persoalan yang lebih besar.
n) Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial,
rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, analisa sosial, dst.).
melalui kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu
persoalan berangkat dari hal yang terkecil akan diperoleh
hasil-hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah
selanjutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang lebih besar.
o) Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk
berkolaborasi dan secara lebih luas dengan kekuatan-kekuatan
kritis lain. Dalam melakukan proses PAR peneliti harus
memperhatikan dan melibatkan kelompok kecil di masyarakat
sebagai partner yang ikut berpartisipasi dalam semua proses
penelitian meliputi analisa sosial, rencana aksi, aksi evaluasi
dan refleksi dalam rangka melakukan perubahaan sosial.
Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan diperbanyak
melalui perlibatan dan kerjasama dengan kelompok-kelompok
masyarakat yang lebih besar untuk mengkritisi terhadap
proses-proses yang sedang berlangsung.
p) Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat
rekaman proses. PAR menjunjung tinggi keakuratan fakta-

17
fakta, data-data dan keterangan- keterangan langsung dari
individu maupun kelompok masyarakat mengenai situasi dan
kondisi pengalaman mereka-mereka sendiri, karena itu semua
bukti-bukti tersebut seharusnya direkam dan dicatat mulai
awal sampai akhir oleh semua yang terlibat dalam proses
perubahan sosial untuk mengetahui proses perkembangan dan
perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan selanjutnya
melakukan refleksi terhadapnya sebagai landasan untuk
melakukan perubahan sosial berikutnya.
q) Mensyaratkan semua orang memberikan alasan rasional
yang mendasari kerja sosial mereka. PAR adalah suatu
pendekatan dalam penelitian yang mendasarkan dirinya pada
fakta-fakta yang sungguh-sungguh terjadi di lapangan. Untuk
itu proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat
untuk selanjutnya proses refleksi kritis dilakukan terhadapnya,
dalam upaya menguji seberapa jauh proses pengumpulan
data tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar baku
dalam penelitian sosial.8
2. Tahap-Tahap Penelitian PAR
Dalam Participatory Action Research terdapat beberapa tahapan
yaitu:
a. Perencanaan
1) Membuat kelompok atau tim PAR
2) Membuat rencana PAR
a) Pemetaan wilayah, yaitu pemetaan letak geografis,
demigrafis, Kantor-kantoor strategis, aktor-aktor penting
dan juga relasi social
b) Analisa resiko (Peneliti dan kontak atau sekutu). Resiko ini
antara lain kriminalisasi, pengusiran, penyuapan, konflik
horizontal, pencurian, dan lain sebagainya
8
Ibid. hal.50-52
18
c) Membuat analisa awal kasus komunitas atau membuat LO
awal agar dapat memahami permasalahan
d) Mencari kontak
e) Menyusun strategi
 Menyusun rencana perjalanan
 Identitas penyamaran dan strategi pendukung
 Menyusup, membangung kontak dengan orang dalam
3) Mempersiapkan fisik yang prima
4) penyiapan logistik yang memadai ( ID Card, akomodasi yang
cukup, dan alat-alat penelitian)
b. Pelaksanaan
1) Turun ke komunitas atau lapangan
2) Mendekati kontak atau membangun sekutu startegis
3) Pengumpulan data (wawancara, observasi, dan lain-lain)
4) Membuat legal opinion atau analisa kasus structural
5) Menyusun rencana aksi ( tergantung dalam perencanaan apakah
akan melakukan aksi)
6) Melakukan aksi atau advokasi (jika dalam perencanaan atau
dalam perkembanga PAR diputuskan untuk melakukan aksi
a) Perencanaan aksi
b) Aksi
c) Evaluasi
c. Evaluasi
Melakukan evaluasi PAR secara keseluruhan.9
3. Subjek dan Sasaran Penelitian Penelitian
a. Subjek Penelitian

9
Alghif, “Panduan Participatory Action Research” diakses di https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url+https://aghif..wordpress.com/2008/08/21/panduan-participatory-
action-research /amp/&ved=2ahUKEwiX0-
mHzabiAhWLwl8KHYeDB2lQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw1FQKUNT7y4gkCTQoTQoTea
ge&ampcf=1 diakses pada 19 Mei 2019)

19
Subjek Penelitian menurut Amirin (1989) merupakan
seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh
keterangan, sedangkan Suharsini Akunto (1989) memberi batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk
variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dari kedua
batasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme
yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam
pengumpulan data penelitian atau seperti yang diajukan Kerlinger
(1978) bahwa subjek penelitian itu adalah responden, yaitu orang
yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan
kepadanya. Menurut beliau, responden ini hanya tepat pada
penelitian eksperimen yang dilakukan bukan atas manusia.
Berdasarkan pemaparan diatas maka subyek dalam
penelitian ini adalah kepala departemen pemberdayaan beserta para
staf pemberdayaan dan kepala departemen pendidikan.
b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran


penelitian, menurut (Supranto 2000:21) obyek penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau
barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986:21), obyek penelitian adalah pokok persoalan yang
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.
10
Adapun obyek penelitian dalam tulisan ini meliputi: (1)
Komitmen kepala departemen pemberdayaan dan kepala
departemen pendidikan, (2) Sikap kepala departemen dalam
menjalankan tugasnya, (3) Gaya kepemimpinan kepala
departemen pemberdayaan dan kepala departemen pendidikan,
dan (4) kinerja staf departemen pemberdayaan dan pendidikan
yayasan pondok kasih.
10
http://eprints.umk.ac.id/14/5/BAB_III.pdf
20
4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ni adalah


wawancara dan iobservasi, dimana penulis melakukan penelitian secara
langsung ke lokasi dan mencari informasi serta data-data yang
dibutuhkan.
a. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi


verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang
dibutuhkan serta alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula
melalui kontak langsung dengan tatap muka.
Wawancara menurut Meleong adalah salah satu percakapan
dengan maksud tertentu, wawancara dilakukan dengan dua pihak
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban tersebut.11
Jenis wawancara dalam penelitian ini merupakan
wawancara tak terstruktur yang bersifat informasi, luwes,
disesuaikan dengan subjek dan suasana.
Wawncara yang telah dilakukan peneliti dilakukan untuk
mewawancarai subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya
yang telah ditetapkan yaitu pemerintah desa pesawahan.
b. Observasi

Menurut Margono observasi diartikan sebagai pengamatan


dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap
objek ditempat terjadi atau berlangsungya peristiwa.

11
Herdiansyah. Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif ”Untuk Ilmu-ilmu Sosial”. Jakarta :
SalembaHumanika. Hlm 131
21
Berdasarkan jenis observasi penelitian ini termasuk dalam
observasi langsung yaitu observer yang dilakukan dimana observer
bersama objek yang diteliti.
Observasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan
mengamati secara langsung kepada subyek penelitian dan kondisi
lapangan, Penelitian mengamati kegiatan-kegiatan apa saja yang
dilakukan dilokasi. Observasi dilakukan untuk mengamati strategi
pemerintah desa dan warga desa pesawahan dalam menghadapi dan
mengatasi banjir.
c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu metode kualitatif


denagn melihat dan menganalisis dokumen-dokumen, foto atau
gambar yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut, teknik pengumpulan
data dengan dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan
teknik pengumpulan data secar wawancara dan observasi dalam
sebuah penelitian pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini
penulis banyak mengambil gambar dari kegiatan dan lokasi
penelitian serta dokumen yang dibutuhkan.

5. Teknik Validasi Data (Triangulasi)

Istilah triangulasi dalam kegiatan penelitian secara umum


banyak dipahami oleh sebagian kalangan hanya dapat di jumpai dalam
penelitian kualitatif sebagai salah satu teknik validasi sebuah
penelitian. Akan tetapi, pemahamannya tidak sesederhana yang
dipahami oleh sebagian kalangan tersebut. Triangulasi akan sangat
tepat penggunaannya dalam sebuah penelitian apabila kita paham
konsep dari triangulasi itu sendiri, dan batasan-batasannya jika akan di
implementasikan dalam sebuah penelitian. Dalam blog Eko Sanjaya
Tamba’s Blog istilah triangulasi tidak hanya dipahami sebagai salah
satu teknik analisis data dan teknik validasi data kualitatif, akan tetapi

22
triangulasi dapat juga dipahami sebagai suatu teknik penelitian
perpaduan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Metode penelitian dengan teknik triangulasi digunakan dengan


adanya dua asumsi yaitu pertama, pada level pendekatan, teknik
triangulasi digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian
dengan menggunakan dua metode sekalugus yakni, metode penelitian
kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan karena
masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemhan tertentu, dan
memiliki pendapat dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan
menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan
menggunakan suatu metode akan sangat berbeda jika dilihat dengan
menggunakan metode yang lain. Oleh karena itu, akan sangat
bermanfaat apabila kedua sudut pandang berbeda tersebut digunakan
berbsama-sama dalam menanggapi suatu permasalahan sehingga
diharapkan dapat mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan sempurna.

Asumsi yang kedua yang mendasari penggunaan teknik


triangulasi yakni, pada level pengumpulan dan analisis data. Dalam
penelitian dengan menggunakan triangulasi, peneliti dapat menekankan
pada metode kualitatif, metode kuantitatif atau dapat juga dengan
menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada
metode kualitatif, maka metode penelitian kuantitatif dapat digunakan
sebagai fasilitator dalam membantu melancarkan kegiatan penelitian,
dan sebaliknya jika menggunakan metode penelitian kuantitatif.12

a. Teknik Pengumpulan dan Kredibilitas Data Triangulasi

Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data triangulasi


diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

12
Quinn Patton Michael, Metode Evaluasi Kualitatif, cetakan kedua, Yogyakarta : 2009.hlm.
23
sumber data yang telah ada.  Menurut Sugiyono ada tiga macam
triangulasi yaitu,

b. Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang
perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang
telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang
bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiaga sumber
tersebut, tidak bias diratakan seperti dalam penelitian
kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik
dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber
data tersebut.

c. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data


dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi,
atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.

24
d. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data


yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah akan
memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan
dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain
yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-


mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek
terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya,
mungkin apa yang diungkapkan informan salah, karena tidak
sesuai dengan teori, dan tidak sesuai dengan hukum.
Sedangkan menurut Denzin (1978) dalam Paton
mengungkapkan bahwa ada empat tipe dasar triangulasi : 1)
triangulasi data – adalah penggunaan beragam sumber data
dalam suatu kajian, sebagai contoh, mewawancarai orang pada
posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang
berbeda; 2) triangulasi investigator – penggunaan beberapa
peneliti atau ilmuan sosial yang berbeda; 3) triangulasi teori –
penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan
seperangkat tunggal data; dan 4) triangulasi metodologis –
penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau
program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar
wawancara terstruktur, dan dokumen.
25
Lebih lanjut Denzin (1978) dalam Patton menerangkan
bahwa logika triangulasi berdasarkan pada dasar pikiran
bahwa, tidak ada metode tunggal secara mencukupi
memecahkan masalah faktor penyebab tandingan. Karena
setiap metode menyatakan aspek yang berbeda atas realitas
empiris, metode ganda atas pengamatan haruslah dipakai, hal
inilah yang disebut dengan

Implementasi laporan dengan menggunakan tringulasi


sumber data yaitu kepada pihak yang terlibat yaitu pak suyono
selaku kepala desa dan ibu nia dan bapak rosya selaku pamong
desa. untuk memperkuat data dengan cara tringulasi teknik
menggunakan tringulasi teknik metode wawancara kepada pihak
yang terlibat karena dengan menggunakan teknik wawancara
kemungkinan besar data bisa valid karena sumber data langsung
dari narasumber. Dan bukan hanya itu untuk memperkuat data
peneliti juga menggunakan tringulasi waktu, waktu yang di
gunakan wawancara adalah siang hari jam 13.00, karena dengan
menggunakan waktu ini narasumber bisa di wawancarai dengan
leluasa karena sudah tidak ada tanggung jawab atas pekerjaanya.

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan sebelum


peneliti terjun ke lapangan, selama peneliti mengadakan penelitian di
lapangan, sampai dengan pelaporan hasil penelitian. Analisis data
dimulai sejak peneliti menentukan fokus penelitian sampai dengan
pembuatan laporan penelitian selesai. Jadi teknik analisis data
dilaksanakan sejak merencanakan penelitian sampai penelitian selesai.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain,sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

26
dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat k esimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2007:224). Bogdan &
Biklen mengatakan teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, memutuskan apa yang dapat
diceritakan, Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan
peneliti menggunakan model Miles and Huberman. Analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Miles and Huberman (1984),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu, data reduction, data display, dan conclusion
drowing/verification (Sugiyono, 2007:246). Dalam analisis data,
peneliti menggunakan model interactive model, yang unsur-unsurnya
meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
dan conclutions drowing/verifiying. Teknik analisis data pada
penelitian ini penulis menggunakan tiga prosedur perolehan data.

a. Reduksi Data (Data Reduction)


Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak
relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Data
yang diperoleh dilapangan mungkin jumlahnya sangat banyak.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

27
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiyono, 2007:247).
b. Penyajian Data/ Display
Dengan mendisplay atau menyajikan data akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian
berlangsung. Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja
berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penyajian data selain
menggunakan teks secara naratif, juga dapat berupa bahasa
nonverbal seperti bagan, grafik, denah, matriks, dan tabel.
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang
disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan
yang diperlukan. Miles and Huberman dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antarkategori flowchart dan sejenisnya. Ia mengatakan
“yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”
(Sugiyono, 2007:249).
c. Verifikasi Data (Conclusions drowing/verifiying)
Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah
verifikasi data. Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal
yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada
perubahan-perubahan bila tidak dibarengi dengan bukti-bukti
pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Bila kesimpulan yag dikemukan pada tahap awal,
didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel
atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:252).

28
Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat
kemungkinan dapat menjawab fokus penelitian yang sudah
dirancang sejak awal penelitian. Ada kalanya kesimpulan yang
diperoleh tidak dapat digunakan untuk menjawab permasalahan.
Hal ini sesuai dengan jenis penelitian kualitatif itu sendiri bahwa
masalah yang timbul dalam penelitian kualitatif sifatnya masih
sementara dan dapat berkembang setelah peneliti terjun ke
lapangan. Harapan dalam penelitian kualitatif adalah menemukan
teori baru. Temuan itu dapat berupa gambaran suatu objek yang
dianggap belum jelas, setelah ada penelitian gambaran yang belum
jela4s itu bisa dijelaskan dengan teori-teori yang telah ditemukan.
Selanjutnya teori yang didapatkan diharapkan bisa menjadi pijakan
pada penelitian-penelitian selanjutnya.
H. PIHAK TERKAIT (STAKEHOLDERS)
a. Pemerintah Desa Pesawahan
b. Dinas Perairan Kota Sidoarjo
c. Pemerintah Kota Sidoarjo
d. Masyarakat Desa Pesawahan
I. RENCANA JADWAL

NO KEGIATAN PESERTA JAM/HARI


1. Pelatihan Skill (Menjahit, Ibu-ibu desa 10.00/ 1 minggu
Memasak, dll) Pesawahan sekali
2. Kerjabakti (Membersihkan Bapak-bapak 07.00/1 minggu
Lingkungan) desa Pesawahan sekali
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Agus. dkk,. 2013. Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN
Sunan Ampel Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM).
Surabaya

29
Alghif, “Panduan Participatory Action Research” diakses di
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url+https://aghif..
wordpress.com/2008/08/21/panduan-participatory-action-research
/amp/&ved=2ahUKEwiX0-
mHzabiAhWLwl8KHYeDB2lQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw1FQKU
NT7y4gkCTQoTQoTeage&ampcf=1 diakses pada 19 Mei 2019)

Haris, Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif ”Untuk Ilmu-ilmu


Sosial”. Jakarta: SalembaHumanika

Michael, QP. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta:

https://www.kompasibana.com/vildaz/5a24ad9ab3f86c61984beaa2/teori-banjir-
berdasarkankonsep-fisika-dan-early-warning-system-di-indonesia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Desa

30

Anda mungkin juga menyukai