Anda di halaman 1dari 2

Compaq Jadul Saya

Reza Abdul Aziz

Ketika saya masih menjadi murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) konsentrasi Rekayasa Perangkat Lunak atau lebih familiarnya programming, kebutuhan akan fasilitas penunjang belajar seperti laptop, harus dipenuhi. Ternyata tidak mudah untuk mendapatkan benda kesayangan yang saya inginkan tersebut. Karena masalah dana yang kurang, saya memutuskan untuk mencari laptop dengan harga yang sesuai bujet. Langsung saja saya buka situs langganan saya untuk memperoleh barang saya butuhkan. Situs yang saya masuki bukanlah situs jual-beli semacam itu, namun dia mencakup hal tersebut. Ini sebenarnya sebuah forum virtual yang sangat populer di Indonesia, karena selain anda dapat berdiskusi dengan para user di dalam thread, anda juga bisa berpromosi dan belanja online layaknya penjual dan pembeli dengan sistem tawar-menawar layaknya pedagang eceran. Situs forum tersebut bernama Kaskus.co.id. Setelah mengklik halaman demi halaman, saya melirik sebuah tag judul bertuliskanDi jual berbagai laptop murah dengan merek terkenal, saya langsung klik. Setelah itu saya pilihpilih dari daftar laptop yang ditawarkan, dan ternyata itulah pertama kali nya saya jatuh cinta dengan sebuah laptop murah nan berkilat. Nama laptop itu adalah Compaq Presario V3000. Segera saya hubungi nomor yang tertulis di laman thread tersebut. Langsung direspon dengan baik. Setelah ditawar-tawar dan berdiskusi santai tentang seperti apa spesifikasi yang dimiliki. Setelah mengetahui bahwa laptop yang saya butuhkan berspefikasi RAM 2 Gigabit, dengan DVD RW Combo, berprosesor Intel Dual Core, dengan hard drive sebesar 80 Gigabit, minus kamera, kami pun menentukan waktu untuk CoD sebuah istilah populer di Kaskus yang artinya Credit on Demand. Bersama teman dekat saya, kami terburu-buru menuju stasiun Cilebut untuk mendapatkan kereta kearah toko tujuan saya di Jakarta. Ternyata, dia ini orang toko yang beralamat di Juanda Kota Jakarta. Tidak apalah, menurut saya demi benda yang saya cintai, saya akan datang mengejar nya. Ini demi masa depan saya, dan saya akan sangat bangga jika benda impian saya menemani hari-hari saya. Wah, sudah tidak sabar saya menunggu lama-lama di basemen stasiun. kringkringkringg, wah, handphone saya sudah bordering, dan Nampak jelas dilayar handphone nama si penjual. Ketika saya angkat kita pun saling bertemu. Kesannya memang aneh jika sudah seperti ini, namun segalanya berjalan normal apa adanya. Kami mengobrol sebentar, membicarakan segala hal yang berhubungan dengan barang yang akan menjadi teman hidup saya. Kamipun deal. Meskipun bekas, dimataku benda ini Nampak sangat mewah dan tidak biasa untuk anak kampong norak sepertiku. Wah, sebuah laptop sudah ditanganku.

Aku pun membawa pulang laptop kesayanganku. Dengan kebanggaan, ku perlihatkan laptop yang baru saja ku beli kepada keluargaku terlebih dahulu. Kami semua hanya tersenyumsenyum kegirangan, sementara saya merasa sangat tinggi sekali derajatnya. Laptop saya berwarna hitam. Dia menemani saya dan selalu menjadi budak dalam keseharian saya. Menyenangkan sekali, saya bisa menghabiskan waktu bersamanya. Bermain bersama, berpusing-pusing ria dikala ada tugas. Karena laptop saya ini sangat kuat dalam menghandle tugas saya, itu karena dia sudah dirakit sedemikian rupa untuk menjadi kuat. Setamat SMK, laptop ini masih saja menemani petualangan saya di dunia akademis. Dia memang semakin terlihat lusuh. Maklum, saya sendiri tipe orang yang sulit menjaga diri, apa lagi mengurus teman hidup saya sendiri. Namun, meskipun sudah saya lap dengan pembersih yang mahal, tetap saja tidak terlihat perubahan berarti, minimal kembali seperti dulu lagi, cerah. Kami melewati waktu panjang dikampus dengan paper dan segala sesuatunya lebih ekstra. Ekstra kerja, ekstra sabar, ekstra pusing. Saya sudah tidak terlalu memikirkan laptop kesayangan saya. Saya pun lebih banyak memanfaatkannya, malah kadang-kadang saya memperlakukan ia secara semena-mena. Pernah suatu pagi saya kaget terbangun karena mendengar suara benda terjatuh dengan keras. Ternyata itu adalah laptop kesayangan saya. Saya kaget dan langsung menariknya. Dia, tidak mau menyala, dan saya semakin panic sambil memeluk laptop kesayangan tersebut. Oh, betapa sedih dan shock nya saya mengetahui bahwa laptop saya sedang sekarat setelah beberapa saya tekan tombol power. Tekan lagi, mati lagi, dan begitulah seterusnya. Sehingga saya hanya bisa pasrah saja. Dan saya pun menyembunyikan hal ini seorang diri. Saya sangat depresi. Setelah beberapa lama, saya biarkan saja hal itu terjadi, dan saya tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal terebut. Selanjutnya hal ini saya ceritakan ke adik saya. Dan saya terkejut dia tidak marah sama sekali. Malahan, dia membantu saya mencari tukang servis untuk memperbaiki laptop kesayangan saya ini. Setelah dilakukan penyelidikkan oleh si tukang servis computer. Barulah di temukan problem utamannya. Laptop ini mengalami kerusakkan di bagian IC. Saya sendiri kurang mengerti apa arti dari istilah ini. Selanjutnya saya pun membayar jasa servis si tukang dengan harga servis yang lumayan mahal. Sekarang sahabat tercinta saya, si Compaq, telah kembali. Saya akan menjaganya. Dia selalu menemani saya mengejar deadline, tugas-tugas, online, dan banyak lagi. Saya selalu merasa bosan jika tidak ditemani benda ini disamping saya.

Anda mungkin juga menyukai