Anda di halaman 1dari 6

Gainclone LM3886 / LM3876 (Bagian 1)

Tidak afdol rasanya kalau tidak membahas yang satu ini, LM3886 buatan National Semiconductor yang tersedia dalam dua tipe yakni T (metal) dan TF (plastik). Letak perbedaan antara kedua tipe tersebut hanya pada kemampuan disipasinya.

Data diambil dari Application Note (AN-1192) Dari data diatas, terlihat jelas bahwa kemampuan disipasi dari LM3886TF (plastik) hanya berkisar 75% dari LM3886T (metal). Hal ini juga yang memperjelas bahwa jika ingin mem-bridge ataupun memparallel chip ini maka LM3886T adalah suatu keharusan. Jangan lupa untuk memakaikan isolator(mica) pada saat mounting karena tab pada tipe ini terhubung langsung kenegatif supply (V-). LM3876 merupakan versi lain dari LM3875 yang ditambahkan fitur mute dan perlu diperhatikan bahwa pinout kedua chip ini berbeda. Input + dan input - pada LM3876 berada pada pin 10 dan pin 9 sedangkan LM3875 berada pada pin 7dan pin 8 secara berurutan. Untuk mempermudah dalam pemilihan tipe chip ini, patokan utamanya adalah beban atau impedansi dari speaker. Jika speaker anda memiliki impedansi(nominal) 8 Ohm, sebaiknya pilihlah LM3875/LM3876 begitu pula sebaliknya jikaspeaker anda memiliki impedansi (nominal) 4 Ohm, maka pilihan terbaik jatuh pada LM3886. Dan yang perlu juga diperhatikan adalah pemilihan tegangansupply yang sesuai.

Grafik kiri LM3875 dan Grafik kanan LM3886 Sebagai contoh jika dengan impedansi (nominal) speaker 4 Ohm, dengan supplyyang sama yakni +/25Volt, pada grafik LM3875 dan LM3886 daya keluaran yang dihasilkan berkisar 45Watt dan 56Watt secara berurutan. Perlu diingat bahwa grafik tersebut diukur pada suhu sekitar (Ta) dijaga konstan 25 derajat celcius. Ayo, pilihlah satu racun diantara mereka :)

Gainclone LM3886 / LM3876 (Bagian 2)


Dimulai dengan skema, cukup dengan menggunakan skema dari datasheet. Perlu diingat bahwa perbedaan LM3886 dan LM3876 pada pin 5. Jika pada LM3886 pin ini harus disambungkan ke V+, maka untuk LM3876 adalah NC (no connetion) terserah mau dikoneksikan ke V+ atau tidak, hal in tidak akan berpengaruh.

R input ke ground sebaiknya ditambahkan pada layout, terlebih jika nantinya anda berencana tidak menggunakan potensiometer di amplifier tersebut. Nilai yang direkomendasikan mengikuti nilai feedback resistor (Rf1). Begitu pula padaoutput, sebaiknya ditambahkan zobel dengan nilai 2R7/1W + 100nF. Input caps juga bisa ditambahkan pada amplifier, yang berguna mem-blok dc yang berpotensi merusak speaker kesayangan anda. Untuk Ci, ada beberapa alternatif yakni : a. Menggunakan Elco/Caps dengan nilai 22-47uF (sesuai selera) b. Menggunakan Servo (bisa dilihat di application note) c. Diabaikan (Ri langsung ke signal ground) Option a dan b yang "direkomendasikan" karena dc offset bisa dibuat sekecil mungkin, dan untuk option c biasanya menghasilkan dc offset yang cukup tinggi, pengalaman saya dikisaran 40mV-70mV dan inipun bervariasi bergantung pada seberapa besar putaran potensiometer yang saya lakukan.

Kali ini saya mencoba option c, alasan utamanya karena lebih simpel dan yang lebih utama adalah kemudahan pembuatan layout :). Nanti kalau memang terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, saya sudah siapkan tempat untuk Ci bertengger.

Untuk power supply simpel saja, hanya butuh penyearah, bleeder, sedikit smoothing caps plus sebuah LED sebagai indikator Bersambung ke episode mendatang

LME49810, 49811, dan 49830 (Bagian 1)


Jika melihat datasheet, chip ini boleh dikatakan nyaris sempurna. Supply yang cukup tinggi +/-100V, THD+N yang cukup fantastis, dan yang terpenting adalah kita bisa mencoba bermacam-macam konfigurasi output pada output stage, dijamin menyenangkan :). Perbedaan utamanya adalah tipe output yang akan di drive, jika ingin menggunakan Bipolar pada output stage maka disarankan untuk mengambil LME49810/49811 dan sebaliknya jika ingin menggunakan Mosfet pada output stage maka disarankan untuk mengambil LME49830. Pinout ketiga chip inipun nyaris sama, hanya ketidakhadiran clip-flag output pada LME49830. Untuk skema, menggunakan standar dari datasheet yang ada pada application note AN-1850

Setelah main-main dengan software andalan saya, layout akhir kira-kira seperti ini :)

Terinspirasi oleh Pavel Dudek dengan DPA-222 dan Jan Dupont dengan Lynx 3.0 Unit power supply langsung digabung ke unit amplifier dengan tujuan meminimalisir pengkabelan.

Untuk yang satu ini, masih serupa dengan layout diatas hanya saja menggunakan sepasang output stage. Karena setelah saya pikir-pikir kemungkinan mubazir, lha F5 yang hanya sekitar 18 Watt saja jarang saya gunakan hingga full power.

JLH Amplifier
Proyek satu ini, merupakan kompor yang pertama kali saya coba setelah sebelumnya hanya bermain di Class AB. Kenapa JLH ? di mata saya karena topologinya unik dan komponen yang digunakan semua tersedia secara lokal dan harganya cukup murah. Karena ini pertama kalinya mencoba Class A, saya coba langsung menggunakan pendinginan aktif (menggunakan kipas) agar panas yang dihasilkan bisa segera dilepaskan. Pengennya sih pakai buatan third party semaca thermaltake, Aerocool, dkk tapi duitnya hanya cukup untuk beli heatsink bekas (copotan) processor Intel lawas :).

Untuk versi pertama ini (JLH 1996), saya coba menggunakan alumunium l sebagai mak comblang. Ternyata panas yang dihasilkan oleh output transistor tidak bisa di hantarkan dengan cepat ke pendingin utama sehingga beda temperatur antara l horizontal (tempat jengkol dimount) dan l vertikal (tempat heatsink dimount) cukup tinggi.

TIdak puas dengan hasil yang pertama, saya coba merombak cara mounting output transistor tentunya merombak pcb lagi. Kebetulan setelah berkonsultasi dengan Geoff saya diberi update skema JLH sekaligus disarankan menggunakan regulated supply. Gambar diatas tidak semua PCB untuk proyek JLH, ada DX Amp pula.

Sesaat sebelum mounting ke heatsink utama. Sebagai pengganti power resistor saya menggunakan resistor 1/2 Watt dengan jumlah total 21pcs/pcb. Terlihat seperti piramida :)

This is it ! Kata Farah Queen (chef super seksi) :D Skema dan Power Supply dapat dilihat di situs ini ini.

Anda mungkin juga menyukai