Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH : WINDI DWI CAHYANI X8

SMA NEGERI 3 PADANG 2013

Inilah Kekerasan yang Diterima Buruh Selama Disekap

Hukum_Kriminal - Sabtu 04 Mei 2013 13:48 TANGERANG KAB - Kepolisian Polres Kota Kabupaten Tangerang melakukan rekonstruksi kasus penyekapan dan penyiksaan yang dialami buruh di sebuah pabrik kecil yang terletak di RT 3/4, Kampung Bayur Opak RT.03 RW.06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Kegiatan rekonstruksi tersebut digelar petugas Polresta Tangerang Sabtu (04/05) sekitar pukul 09.00-12.00 WIB. Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Shinto Silitonga mengatakan, dari hasil rekonstruksi itu, diketahui ada empat tersangka dalam kasus tersebut. Keempatnya adalah, Tedi Sukarno (35) dengan dugaan telah melakukan kekerasan fisik terhadap 16 buruh dengan cara memukul menggunakan tangan kosong menampar, menendang, menyundutkan rokok, dan menyiram air panas. Kemudian Yuki Irawan (41) pemilik industri, yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap 13 buruh dengan cara menampar, memukul dengan tangan dan mendorong kepala buruh. Tersangka ketiga, Sudirman alias Dirman (34) telah melakukan kekerasan fisik terhadap empat buruh dengan cara menampar, memukul kepala dari belakang. Sedangkan Nurdin alias Umar ,25, telah melakukan kekerasan fisik terhadap lima buruh, dengan cara memukul dengan tangan kosong, menampar, serta memukul bagian kepala. "Pemukulan terjadi sejak buruh awal bekerja di tempat usaha tersebut. Ada 83 adegan rekonstruksi yang diperagakan pemilik, ketua mandor dan mandor," ujarnya. Shinto juga mengatakan, kegiatan rekonstruksi ini juga didampingi penasehat hukum yang ditunjuk oleh penyidik dari kantor Penasehat Hukum Julian Pasha.

Selain itu juga Shinto menerangkan, di sela rekontruksi para buruh korban industri tersebut bertemu dengan Kontras. "Buruh juga sudah diberangkatkan kembali ke kampung halamannya, Cianjur dan Lampung," tandasnya. Akibat kasus kekerasan itu, 25 buruh terserang penyakit yang mencurigakan, karena selama bekerja tak mendapat kelayakan hidup. (CEL/MD) Tak Manusiawi, Buruh Disekap Hanya Diberi Makan Sambal

Hukum_Kriminal - Sabtu 04 Mei 2013 11:42 TANGERANG KAB - Puluhan buruh yang disiksa dan disuruh kerja paksa di di sebuah pabrik pengolahan limbah alumunium memproduksi kuali (panci), yang berlokasi di Kampung Bayur Opak, RT.03 RW.06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Tangerang dikabarkan hanya diberi makan sambal dan tempe setiap harinya. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Divisi Advokasi dan HAM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani dalam akun twitternya @yatiandriyani. "Makanan yang diberikan ke korban hanya berlauk sambel dan tempe,dengan menu yang sama hampir setiap harinya," kata Yati di akun Twitternya, Sabtu(4/5/2013) dini hari. Tidak hanya itu, puluhan buruh tersebut berdasarkan temuan Kontras mereka terbiasa mandi dengan mengunakan sabun colek di satu WC tanpa bak mandi yang menyatu dengan ruang penyekapan. Ironisnya juga, sekitar 40 korban tidur di ruangan berukuran 40x40 M tanpa jendela atau ventilasi,1 WC. Tertutup, bau,pengap dan kotor. "Temuan KontraS kondisi tempat kerja paksa kumuh,tertutup,panas,didalamnya terdapat tempat mengolah timah untuk kwali," katanya. (CEL)

Soal Perbudakan, Camat Sepatan Timur Dimutasi Selasa, 14 Mei 2013 | 17:02:19 WIB | 42 HITS

beritawmc.com-JAKARTA: Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar berjanji menindak tegas kekerasan buruh pabrik kuali di Tangerang. Salah satunya, dengan memutasi camat Sepatan Timur dan mencoret pemilik pabrik Yuki Irawan dari bursa Kepala Desa. " Camat ini sendiri, sedang di proses surat mutasinya, ya..satu sampai dua hari ini selesai," katanya usai rapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2013). Pemkab Tangerang berencana menggugat pabrik tersebut secara perdata. Pemkab menemukan bukti kekerasan di pabrik tersebut. "Bukti yang di dapat, keterlibatan dari Camat tidak ada, hanya memang kelalaian beliau dalam rangka mengamankan ketertiban dan keamanan di Sepatan Timur. Jadi kita serahkan kepada penegak hukum keterlibatan oknum-oknum, terkait dari oknum Kepolisian, dari Brimob," tandasnya. Diketahui, terjadi penyiksaan terhadap 34 buruh di pabrik kuali, di Tangerang. Aksi tersebut terbongkar saat Polda Metro Jaya menggerebek ke lokasi, Jumat (3/5/2013). Adapun penyiksaan yang dialami seperti bekerja 18 jam per hari, memperkerjakan empat orang di bawah umur, penyekapan dan kekerasan fisik. Pelaku juga menyita semua properti korban, yaitu handphone, baju dan uang. 37 Buruh Diperiksa Terkait Perbudakan dan Beking di Pabrik Kuali

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Buruh pabrik industri pengolahan limbah menjadi perangkat aluminium terlihat saat rilis di Polres Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2013). Polres Kota Tangerang dan Kontras menggerebek serta membebaskan 34 buruh yang disekap di pabrik wajan di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tim penyidik kepolisian yang berangkat ke Lampung dan Cianjur, Jawa Barat, selesai melakukan pemeriksaan ulang terkait dugaan adanya perbudakan dan beking aparat di pabrik kuali milik tersangka Yuki Irawan (41). Mereka yang diperiksa adalah buruh yang pernah bekerja di pabrik Yuki di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. "Seluruhnya ada 37 orang yang kita periksa. Ini untuk dicari tahu kembali informasi tentang pelaku yang sudah ditangkap, yang masih buron, atau tentang beking aparat," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/5/2013). Rikwanto mengatakan, tim yang berangkat ke Lampung melakukan pemeriksaan terhadap 28 orang. Dari jumlah itu terperiksa terdiri dari 21 buruh, 5 orang tua buruh, dan 2 orang kepala desa setempat. "Untuk yang di Cianjur kita periksa 9 orang. Terdiri dari 8 buruh, dan 1 mantan buruh yang pernah bekerja di sana (Yuki)," ujar Rikwanto. Saat ditanyai seputar hasil pemeriksaan, Rikwanto belum bisa membeberkannya. Namun, ia mengatakan hasil pemeriksaan baik di Cianjur ataupun di Lampung, nantinya akan dilihat apakah bisa memberatkan kembali hukuman para tersangka

yang sudah ditahan, menambah informasi terkait tersangka yang masih buron, ataupun tentang pengakuan buruh di media massa mengenai adanya beking pada pabrik pembuatan kuali tersebut. Editor : Ana Shofiana Syatiri

Dua Mandor Pabrik Kuali Buron

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Lima orang tersangka pelaku penyekapan dan tindak kekerasan terhadap buruh pabrik industri pengolahan limbah menjadi perangkat aluminium terlihat saat rilis di Polres Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2013). Polres Kota Tangerang dan Kontras menggerebek serta membebaskan 34 buruh yang disekap di pabrik wajan di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. JAKARTA, KOMPAS.com Pasca-terbongkarnya kasus perbudakan di pabrik kuali milik tersangka Yuki Irawan (41), dua mandor berinisial TI dan TD dinyatakan buron. Selain itu, dua makelar pencari tenaga kerja berinisial T dan U juga belum diketahui keberadaannya. "Sementara masih lima tersangka yang kita tahan, Yuki dan empat mandornya. Dua mandornya lagi masih kita cari," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/5/2013). Selain masih memburu dua mandor itu, lanjutnya, pihaknya juga masih mengumpulkan informasi tentang dua pencari calon tenaga kerja bagi Yuki

berinisial T dan U yang belum diketahui keberadaannya. Kasusnya pun masih terus didalami. "Hari ini Kompolnas ke Tangerang, dan menyarankan untuk ditindaklanjuti agar kasusnya lengkap, maupun tentang yang membekingi," ujar Rikwanto. Sementara itu, nasib ketiga aparat yang diduga membekingi Yuki, yakni Bripka AH dan Briptu N dari kepolisian, serta Serma IS dari TNI, saat ini masih dalam pemeriksaan pihaknya. Mereka pun masih berstatus saksi. "Oknum anggota masih kita dalami berdasarkan informasi dari Cianjur dan Lampung. Keterangan-keterangan yang memberatkan akan kita konfirmasi ke yang bersangkutan," tutup Rikwanto. Editor : Ana Shofiana Syatiri Ada Mandor yang Kenal dengan Dua Makelar Bos Kuali

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Lima orang tersangka pelaku penyekapan dan tindak kekerasan terhadap buruh pabrik industri pengolahan limbah menjadi perangkat aluminium terlihat saat rilis di Polres Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2013). Polres Kota Tangerang dan Kontras menggerebek serta membebaskan 34 buruh yang disekap di pabrik wajan di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. JAKARTA, KOMPAS.com Penyidik kepolisian tengah mendalami keterangan dari seorang mandor berinisial TD yang sudah ditahan dalam kasus

perbudakan di pabrik kuali milik Yuki Irawan (41). Keterangan yang didalami penyidik terkait dua "makelar" pencari buruh berinisial T (sebelumnya ditulis P) dan U yang ternyata dikenal oleh TD. "Di antara mandor, ternyata ada yang kenal dengan mereka (T dan U). TD salah satu mandor yang sudah ditahan ini, yang berhubungan langsung dengan T, baik di Lampung maupun U di Jawa Barat," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/5/2013). Rikwanto mengatakan, pihaknya juga sedang mendalami keterangan dari beberapa mandor lainnya yang mungkin kenal dan punya hubungan dengan T dan U. Hal itu untuk menguak lebih dalam terkait bagaimana kedua orang yang belum diketahui keberadaannya itu merekrut pekerja, prosesnya seperti apa, bagaimana cara mengantar calon pekerja ke tersangka Yuki, dan bayaran kepada keduanya. "Ini yang nanti kita dalami ya," ujar Rikwanto. Sebelumnya, Yuki diketahui kerap menggunakan jasa T dan U untuk menjaring pekerja. T biasa bertugas mencari tenaga kerja di wilayah Lampung, sementara U mencari tenaga kerja di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Setiap tenaga kerja yang menjadi terget akan dibayar per kepala oleh Yuki. Editor : Ana Shofiana Syatiri Tiga Aparat Teman Bos Pabrik Kuali Belum Jadi Tersangka

KOMPAS/WISNU WIDIANTOROKabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

JAKARTA, KOMPAS.com Tiga aparat yang menjadi teman bos pabrik kuali, Yuki Irawan (41), sudah menjalani pemeriksaan di satuan tugas masingmasing. Namun, hingga saat ini status mereka masih menjadi saksi. "Kita menunggu hasil pemeriksaan di Lampung atau di Cianjur. Sekarang (status aparat) masih sebagai saksi karena belum kita dapatkan hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/5/2013). Pengakuan buruh yang menjadi korban perbudakan di pabrik kuali milik Yuki menyebutkan adanya keterlibatan aparat yang diduga sebagai beking. Dengan adanya pengakuan itu, pihak kepolisian mengirim kembali penyidik ke Lampung dan Cianjur, salah satunya untuk memintai keterangan buruh mengenai pengakuan itu yang belum disampaikan sebelumnya kepada kepolisian. "Tentunya ini kurang bagi penyidik, apalagi sejak beredarnya informasi-informasi di samping pemeriksaan berita acara terdahulu, ada informasi yang beredar di media. Makanya informasi (pemeriksaan buruh kembali) itu untuk kembali memeriksa oknum polisi maupun oknum TNI," ujar Rikwanto. Rikwanto mengatakan, pada pemeriksaan tiga anggota aparat tersebut pada Selasa (7/5/2013), belum ditemukan adanya unsur pelanggaran pidana terkait kedekatan ketiganya dengan Yuki. Ketiga anggota aparat tersebut yakni Bripka AH dan Briptu N dari kepolisian, serta Serma IS dari TNI. Sebelumnya, Nuryana (20), salah satu buruh dalam pengakuannya di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013), menuturkan, selain mendapatkan kekerasan fisik, para buruh pabrik kuali di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, itu juga mendapatkan kekerasan psikis. Para buruh sering diancam oleh seseorang yang mereka sebut sebagai polisi yang kerap menembakkan pistolnya ke tanah, dekat kaki para buruh. Ia juga mengatakan, salah satu anggota Brimob berinisial N dan pemilik pabrik Yuki sering mengancam para buruh agar tidak berbuat bodoh, seperti melarikan diri. "Kami diancam mau dipukuli sampai mati, lalu mayatnya akan dibuang ke laut. Yang ngomong N dan Yuki. Si N suka nembak ke tanah dekat kaki kami," ujarnya kala itu. Editor : Ana Shofiana Syatiri Cari Tahu Beking Perbudakan, Polisi Datangi Mantan Buruh Kuali

TRIBUNNEWS.comKabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik kepolisian akan memintai keterangan buruh mengenai informasi adanya beking aparat atau hal lainnya dalam kasus perbudakan buruh di pabrik kuali milik Yuki Irawan (41). Kepolisian mengirim dua tim ke Lampung dan Cianjur Jawa Barat, tempat tinggal para buruh yang menjadi korban perbudakan itu. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menuturkan, lima penyidik kepolisian akan di kirim menuju Lampung pada Jumat (10/5/2013) malam ini. Sementara pada Sabtu (11/5/2013), akan ada sembilan penyidik yang dikirim ke Cianjur, Jawa Barat untuk bertemu dengan buruh yang pernah bekerja dengan Yuki. "Lima penyidik malam ini akan ke Lampung. Sudah janjian untuk melakukan pemeriksaan tambahan buruh-buruh seperti Andi cs yang punya informasi yang belum disampaikan waktu pemeriksaan pertama," kata Rikwanto. Keterangan tambahan dari para buruh itu, lanjut Rikwanto, sangat diperlukan untuk menuntut atau menambah pemeriksaan-pemeriksaan pemberatan bagi para pelaku yang sudah ditahan ini. Selain itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan mengenai adanya beking yang disebutkan buruh atau diakui buruh kepada media. "Kita jemput bola janjian di sana. Baik di Lampung ataupun di Cianjur untuk melakukan pemeriksaan berita acara yang tambahan. Itu sebagai dasar untuk memeriksa kembali para tersangka (yang sudah ditahan) dan termasuk juga yang diduga beking itu (tiga oknum aparat)," ujar Rikwanto. Keterangan dari buruh itu, lanjutnya, akan digunakan sebagai bahan dasar supaya tersangka yang sudah ditahan, ataupun aparat yang menjadi beking tidak mengelak dengan data yang didapat kembali dari buruh.

Editor : Ana Shofiana Syatiri

Ditemukan Kuburan di Pabrik Kuali Tangerang

KOMPAS/LASTI KURNIAPabrik kuali yang menjadi tempat penyekapan dan perbudakan buruh di Tangerang. JAKARTA, KOMPAS.com Satu kuburan ditemukan berada di pabrik kuali milik Yuki Irawan (41), tersangka kasus perbudakan puluhan buruh pekerjanya. Penemuan kuburan itu menimbulkan gosip adanya buruh yang dimakamkan di lokasi pabrik. Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar (Pol) Rikwanto. Menurutnya, makam itu adalah kuburan putri Yuki yang meninggal pada usia 3 tahun akibat sakit. "Yang jelas makam itu adalah makam dari putrinya Yuki yang meninggal tahun 1997 karena sakit muntaber," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/5/2013). Rikwanto meminta jangan sampai informasi yang tidak berdasarkan fakta tersebar kemudian menjadi pembenaran sehingga seolah-olah dianggap benar terjadi. Masyarakat diminta tidak menyebarkan isu atau rumor tentang adanya buruh yang dimakamkan jika tidak dipastikan validitasnya. "Jadi keterangan yang didapat di masyarakat itu keterangan yang belum punya dasar yang jelas, dan sumber informasinya tidak valid," ujarnya.

Masih terkait adanya makam di sana, Rikwanto mengatakan, masyarakat di sekitar tempat tinggal Yuki sudah mengetahui adanya kuburan tersebut. Jadi, hal itu bukan merupakan hal yang baru diketahui masyarakat setempat. "Kalau masalah dimakamkan di situkan hak dia (Yuki) pribadi," ujar Rikwanto. Sementara itu, Rikwanto mempersilakan masyarakat untuk memberikan informasi jika mengetahui adanya kejahatan pada buruh ke Polresta Tangerang. Hal itu, menurutnya, bisa menjadi informasi tambahan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Editor : Ana Shofiana Syatiri Buruh Kuali: Oknum Brimob Kerap Menembak ke Dekat Kaki

Zico NurrashidFoto buruh yang menjadi korban perbudakan semasa di dalam Pabrik kuali di Tangerang JAKARTA, KOMPAS.com Selain mendapatkan kekerasan fisik, para buruh yang bekerja di pabrik kuali di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, juga mendapatkan kekerasan psikis. Para buruh sering diancam oleh oknum polisi yang kerap menembakkan pistolnya ke tanah, dekat kaki para buruh. Hal tersebut diakui oleh salah satu buruh yang menjadi korban perbudakan, Nuryana. Pria 20 tahun tersebut mengakui bahwa salah satu anggota Brimob berinisial N dan pemilik pabrik, YI atau Yuki, sering mengancam para buruh agar tidak berbuat bodoh, seperti melarikan diri.

"Kami diancam mau dipukuli sampai mati, lalu mayatnya akan dibuang ke laut. Yang ngomong N dan Yuki. Si N suka nembak ke tanah dekat kaki kami," ujarnya di Kantor Pusat Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013). Nuryana menyebutkan, oknum Brimob tersebut menggunakan pistol tangan berwarna hitam untuk menembakkan ke dekat kaki para buruh. Hal tersebut sering terjadi apabila ada buruh yang kabur. Mereka kabur karena tak tahan dengan kondisi mereka yang terus diperbudak oleh Yuki. Sementara itu, Ramlan (17), yang juga menjadi korban perbudakan, mengatakan bahwa mereka sebenarnya sudah sering protes kepada bos-bosnya terkait kekerasan yang kerap kali mereka terima. Akan tetapi, hal tersebut membuat kondisi semakin runyam. Mereka dikumpulkan dan dipukuli oleh mandor. "Protes sudah sering. Tapi kami malah sering diancam sama mandor, harus bekerja baik-baik dan jangan macam-macam. Kalau macam-macam malah kita diancam akan ditembak semua," ujarnya. Saat ini puluhan buruh yang menjadi korban perbudakan masih mengalami trauma. Beberapa orang di antara mereka masih takut bertemu orang baru karena mengira orang tersebut adalah suruhan Yuki. Editor : Laksono Hari W

Anda mungkin juga menyukai