Anda di halaman 1dari 9

MATERI UNTUK MENTOR

1. Pentingnya Masa Orientasi


Sebuah kampus yang akan menyambut kedatangan mahasiswa baru, supaya mahasiswa baru itu bisa masuk kampus dengan gembira, optimis, tahu tentang apa yang harus dilakukan, tahu dan mau menjalankan proses belajar dan menerima kebijakan kampus. Singkatnya mahasiswa memiliki orientasi yang jelas tentang kampus yang ia pilih. Untuk mencapai tujuan itu maka dilaksanakanlah Masa Orientasi (MO). Masa Orientasi Siswa adalah kata yang lazim digunakan ketika ada acara tahunan di sebuah sekolah, baik SMP atuapun SMA. Namun untuk ditingkat perkuliahan biasanya di sebut OSPEK. Dan masih banyak kata-kata yang lainya, tapi intinya Cuma satu, membuat acara yang khusus digunakan untuk para mahasiswa yang baru datang. Salah satu guna diadakanya OSPEK adalah untuk masa-masa perkenalan di kampus yang baru diinjaknya itu. OSPEK juga berguna untuk memberikan penyuluhan bagi para mahasiwa baru. Baik penyuluhan matakuliah, penyuluhan tentang jurusan, dan pengetahuan-pengetahuan lainnya, jadi kalau sudah tahu semua dari awal, diharapkan mahasiswa baru tidak akan merasa ragu menjalani perkuliahan di universitas baru itu. Tujuannya adalah untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan kondisi kampus, setiap kegiatan yang ada di MO diarahkan ke sana. Peran MO sebagai pintu masuk di sebuah kampus, maka MO memiliki arti yang sangat penting. Mengingat langkan awal yang baik merupakan awal yang baik pula untuk kesuksesan di masa yang akan datang. Manfaat dari MO sendiri tergantung tingkatan, antara lain: 1. Mengenal lingkungan kampus 2. Memahami arti penting kejujuran, diiplin dan ketertiban 3. Memahami cara belajar efektif dan menyenangkan 4. Melaksanakan tata krama dan membangun kerjasama 5. Membiasakan berkompetisi serta menghindari kecurangan 6. Membangkitkan pemahaman bela Negara dan wawasan kebangsaan Masa orientasi memiliki banyak kebermanfaatan melalui bentuk nilai-nilai yang ditanamkan. Itulah yang saya rasakan saat mengikuti kegiatan orientasi saat pertama kali menginjakkan kaki di universitas. Beberapa manfaat dari masa orientasi diantaranya:

Pertama, masa orientasi merupakan masa penyesuaian yang kelak akan ditempuh selama perkuliahan. Seperti yang kita ketahui, ada pola belajar yang berbeda diantara masa-masa sekolah SMA dengan jenjang kuliah. Jika saat sekolah dulu, kita terbiasa disuap oleh guru dengan materi-materi pembelajaran, namun situasi berbeda akan kita temukan saat berada di bangku perkuliahan. Pola pengajaran dosen itu sesuka hati, artinya jika mahasiswa paham atau tidak, tidak terlalu menjadi persoalan bagi si dosen. Untuk itu, mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri karena ilmu diperkuliahan itu akan banyak didapatkan saat dia dapat mengeksplorasi ilmu yang dipelajari, baik dalam bentuk belajar mandiri, kelompok, ataupun eksperimen yang dilakukan. Oleh karena itu, salah satu nilai yang coba ditanamkan pada masa orientasi itu adalah transisi metode belajar dari masa sekolah ke masa kuliah. Kedua, masa orientasi merupakan masa interaksi, baik dengan teman seangkatan yang notabene sama-sama mahasiswa baru atau dengan mahasiswa lama (senior). Masa orientasi merupakan langkah dan sarana awal baik mahasiswa baru untuk dapat mengenal teman-temannya yang diharapkan dari interaksi tersebut membuat mereka dapat solid sebagai kesatuan. Di samping itu, peran para senior yang berlaku sebagai panitia cukup signifikan sehingga mahasiswa baru dapat mengenal senior-senior mereka yang nantinya akan menjadi panutan mereka selama berkuliah. Efek jangka panjang yang diharapkan yakni kesolidan tersebut dapat terus dipertahankan hingga nantinya ada bentuk kebanggaan dan hubungan (link) karena pernah bersama dalam satu sivitas akademika. Oleh karena itu, nilai kesolidan sebagai sebuah kesatuan coba ditanam disini. Ketiga, masa orientasi merupakan masa dimana mahasiswa baru mengenal lingkungan kampusnya dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Ada banyak unsur yang terlibat dalam dunia kampus, seperti dosen, karyawan, dan lainnya. Diharapkan masa orientasi dapat menjadi masa perkenalan bagi para mahasiswa baru dengan unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Sehingga, nantinya nilai interkasi, komunikasi, dan kepedulian sesama juga diharapkan dapat muncul dari dalam diri para mahasiswa baru tersebut MO harus benar-benar menjadi masa membentuk karakter individu yang terintegrasi sejalan dengan visi dan misi kampus. Ini bisa dilakukan mulai dengan latihan dan penanaman sikap disiplin diri, tanggung jawab, mengenali potensi diri dan menemukan motivasi diri dalam belajar, melatih kepekaan agama dan sosial. Jenis kegiatannya bisa berfariasi sesuai dengan kebutuhan kampus. Penamanan disiplin diri dilatih melalui ketetapan waktu. Pengenalan tata tertib kampus untuk memberi gambaran yang jelas terhadap apa yang bisa dilakukan dan dikembangkan di kampus dan apa yang mestinya dihindari. Di samping itu juga ditanamkan sikap tanggung jawab terhadap konsekuensi dari apa yang dilakukannya,

maka kalau ada mahasiswa yang melanggar kesepakatan diberi sanksi. Penjelasan tentang kurikulum kampus juga harus dilakukan, agar mahasiswa tahu apa yang harus dipelajari selama belajar di kampus. Mahasiswa diajak untuk mengenali kemampuan dan mengembangkan diri diri khusunya dalam membongkar konsep-konsep negatif dan diganti dengan konsep dan pikiran yang psisitif tentang diri dan orang lain. Menyadari kekuatan dan pikiran manusia dalam memotivasi untuk mencapai apa yang dipirkan. Mahasiswa dilatih untuk selalu menggunakan bahasa yang positif tentang dirinya dan orang lain. Mahasiswa diajak untuk menenal kemampuan otak kiri dan otak kanan dan mengembangkan otak kanan sehingga berimbang. Untuk memotivasi mahasiswa dan menanamkan rasa kebanggaan terhadap kampus yang telah dipilihnya, bisa dilakukan dengan mendatangkan kaka kelas atau alumni yang berprestasi baik di bidang akademik ataupun non akademik, untuk mensaringkan pengalaman perjuangan mereka, sehingga mendorong mereka untuk lebih berprestasi untuk masa depan. Akhirnya mahasiswa diajak untuk memikirkan orang lain yang kekurangan dan membangun solidaritas dengan mereka. Masih banyak lagi manfaat-manfaat yang saya rasa berguna selama masa orientasi mahasiswa baru. Bahkan pada masa itu ingin saya rasakan tiap tahunnya, yakni dalam kapasitas sebagai panitia. Selama komitmen panitia dalam masa orientasi tidak melenceng dari nilai-nilai kemanusiaan, maka kesan buruk yang melekat pada masa orientasi dapat dihapuskan. Dan juga koordinasi birokrasi kampus, seperti dekanat maupun rektorat, tetap harus dijalin. Karena orientasi sesungguhnya adalah bentuk penurunan penanaman nilai-nilai yang diharapkan oleh birokrasi kampus melalui organisasi kemahasiswaan. Makanya dari itu, untuk menghindari hal-hal buruk selama proses orientasi, peran birokrasi kampus sangat sakral dalam berjalannya masa orientasi sesuai yang diharapkan.

2. Sharing Perkuliahan Secara Umum Di Teknik Untirta


Pendahuluan FT. Untirta merupakan salah satu fakultas dalam lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Lokasi kampus berada dalam Kawasan Industri Cilegon yang terdiri dari berbagai industri logam berat, kimia, manufacture, engineering dan pembangkitan diantaranya PT. Krakatau Steel & Group, PT. Candra Asri, PT. Asahimas, PT. Tri Polita, PT. PLN (Persero) PLTGU Cilegon, PT. Indonesia Power UBP Suralaya dan sebagainya. Secara geografis, Fakultas Teknik Untirta berada pada gerbang dan lintasan perdagangan Jawa Sumatera serta lintas perdagangan internasional, yaitu dengan adanya pelabuhan penyeberangan ASDP di Merak serta beberapa pelabuhan internasional diantaranya Cigading, Bojonegara dan Krakatau Bandar Samudra. Secara administratif, Fakultas Teknik Untirta berada di Kota Cilegon dan Propinsi Banten yang terus berkembang. Dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai Perguruan Tinggi, Fakultas Teknik Untirta memiliki sistem manajemen yang diharapkan dapat memberikan semangat dan

motivasi bagi segenap civitas akademika untuk berkontribusi pada kemajuan fakultas. Sebagai acuan organisasi, Fakultas Teknik Untirta memiliki rencana strategis (RENSTRA) yang disusun untuk jangka waktu lima tahunan dan dijabarkan dalam rencana operasional tahunan. Mekanisme kerja dan penyelenggara proses pembelajaran yang dilakukan masing-masing jurusan saling berkaitan serta bekerja sama untuk mendukung visi, misi dan tujuan fakultas. Sejarah Fakultas Teknik Untirta Fakultas Teknik Untirta merupakan salah satu fakultas yang menjadi cikal bakal berdirinya Untirta. Lahirnya Fakultas Teknik berawal dari gagasan jajaran direksi dan manajemen PT. Krakatau Steel (Bapak Ir. Djoko Subagyo dan Team). Fakultas Teknik terlahir sebagai wujud cita-cita masyarakat, ulama, cendekiawan dan para pemimpin se-wilayah Banten serta dengan dukungan PT. Krakatau Steel dan industri petrokimia di kawasan industri Cilegon. Berdirinya Fakultas Teknik diawali dengan berdirinya Sekolah Tinggi Teknologi yang didirikan oleh PT. Krakatau Steel pada tahun 1982 dengan ijin penyelenggaraan untuk tingkat Sarjana Muda (Non Gelar) dari Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Nomor: 040/1982. Kemudian pada tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0596/O/1984, Sekolah Tinggi Teknologi menggabungkan diri ke dalam Universitas Tirtayasa Banten. Pada saat ini, Fakultas Teknik Untirta terdiri dari 6 jurusan Strata I yaitu Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Metalurgi, Teknik Industri, Teknik Kimia dan Teknik Sipil. Semua jurusan telah memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) kecuali Teknik Sipil. Selain keenam jurusan di atas, Fakultas Teknik Untirta mengembangkan dua unit pelaksana teknis di bawah fakultas yaitu Tirtayasa Profesional Development Center (TPDC) yang merupakan unit yang disiapkan untuk menjembatani hubungan antara kampus dengan industri serta unit Information Computer Technology (ICT) FT. Untirta yang merupakan unit layanan komputer dan sistem informasi bagi segenap civitas akademika dan masyarakat sekitar. Sesuai dengan peralihan status Universitas Tirtayasa (semula swasta) menjadi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan status sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Depdiknas, maka pola pengelolaan kelembagaan secara otomatis mengikuti semua ketentuan dari Departemen Pendidikan Nasional. Pada saat ini Fakultas Teknik Untirta telah memiliki fasilitas fisik yaitu berupa gedung aula, ruang kuliah berlantai tiga, ruang sekretariat, ruang dosen tetap, laboratorium, ruang perpustakaan, ruang koperasi, Masjid Al-Mutaalimin, ruang komputer, ruang workshop, ruang sidang sarjana, klinik, kantin mahasiswa, ruang himpunan mahasiswa jurusan, sarana olah raga dan sarana parkir yang luas. Selain sarana perkuliahan juga diusahakan peningkatan/pengembangan sarana penunjang seperti penambahan koleksi buku di perpustakaan dan penambahan Instrument pendukung praktikum dasar. Disamping itu diupayakan pengembangan akses kerjasama fasilitas/sarana praktek di pabrik PT. Krakatau Steel Cilegon, Industri

Pembangkit Tenaga Listrik dan industri petrokimia yang tersebar di kawasan AnyerMerak-Cilegon-Bojonegara. Peraturan Akademik FT.Untirta-Beban SKS Beban Satuan Kredit Semester (SKS) Kegiatan Kuliah Satu satuan kredit semester (1 SKS) kegiatan kuliah ditetapkan setara dengan beban studi tiap minggu selama satu semester, yang terdiri atas tiga kegiatan berikut: 1. 1 jam perkuliahan terjadwal 2. 1-2 jam kegiatan terstruktur, yang direncanakan oleh tenaga pengajar/pengasuh mata kuliah bersangkutan, antar lain menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas pembuatan referat, menerjemahkan suatu artikel, dan sebagainya; 3. 1-2 jam kegiatan mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam materi, menyiapkan tugas, dan sebagainya. Beban Satuan Kredit Semester Kegiatan Seminar dan Kapita Selekta Satu satuan kredit semester (1SKS) kegiatan seminar dan kapita selekta pada dasarnya mengacu pada kegiatan kuliah (butir 3.1.4). Kegiatan seminar dan kapita selekta diatur sebagai berikut: 1. Jumlah kepustakaan yang dijadikan acuan mahasiswa dan kemudian dirangkum dalam menulis makalah dan dipresentasikan di depan forum untuk bobot 1 SKS adalah minimum 3 buah judul, tergantung bobot kepustakaannya. 2. Mahasiswa secara bergilir diberi peran sebagai penyaji makalah, pembahas, atau moderator. Beban Satuan Kredit Semester Kegiatan Praktikum di Laboratorium dan Sejenisnya Satu satuan kredit semester (1SKS) kegiatan praktikum di laboratorium dan sejenisnya ditetapkan setara dengan beban studi sekitar 2 jam kerja laboratorik terjadwal, disertai oleh: 1. 1-2 jam kegiatan terstruktur, tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar yang bersangkutan, misalnya diskusi dan penulisan laporan tiap minggu selama satu semester, dan 2. 1-2 jam kegiatan mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam materi, menyiapkan tugas, dan sebagainya.

Beban Satuan Kredit Semester Kerja Lapangan dan Sejenisnya Satuan kredit semester (1 SKS) kerja lapangan dan sejenisnya ditetapkan setara dengan beban studi sekitar 4 jam terjadwal tiap minggu selama satu semester, yang disertai oleh: 1. 1-2 jam kegiatan terstruktur, yang direncanakan oleh tenaga pengajar/pengasuh mata kuliah bersangkutan, misalnya diskusi, seminar, konferensi kasus, dan penulisan laporan tiap minggu selama satu semester, dan 2. 1-2 jam kegiatan mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam materi, menyiapkan tugas, dan sebagainya. Beban Satuan Kredit Semester Penelitian, Penulisan Skripsi, dan Sejenisnya Satuan kredit semester (1 SKS) kegiatan penelitian, penulisan skripsi, dan sejenisnya pada dasarnya mengacu pada kerja lapangan (butir 3.1.6), yaitu setara dengan beban studi sekitar 4 jam terjadwal tiap minggu selama satu semester, yang disertai oleh: 1. 1-2 jam kegiatan terstruktur, yang direncanakan oleh tenaga pengajar/pengasuh mata kuliah bersangkutan, misalnya diskusi, seminar, studi kepustakaan, penelitian laboratorium/lapangan, partisipasi pada sesuatu lembaga, dan sebagainya; 2. 1-2 jam kegiatan mandiri, misalnya mencari buku/jurnal di perpustakaan lain, menyiapkan penelitian, menulis skripsi/laporan tugas akhir, dan sebagainya. Jenis Mata Kuliah Jenis mata kuliah yang ditawarkan meliputi: 1. MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian), ditujukan untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan bangsa.

2. MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan), ditujukan untuk memberikan landasan pengeuasaan ilmu dan keterampilan tertentu; 3. MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya), ditujukan untuk menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai; 4. MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya), ditujukan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai; 5. MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat), ditujuakn untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Kegiatan Belajar Mengajar 1. Mahasiswa diperkenankan mengikuti kegiatan akademik (perkuliahan, penyusunan skripsi, menerima beasiswa, dan sejenisnya) apabila mahasiswa telah : (a) Membayar biaya pendidikan (b) Memiliki Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) (c) Melakukan Registrasi untuk mahasiswa baru (d) Mengisi KRS semester bersangkutan 2. Pada saat mengikuti kegiatan belajar-mengajar mahasiswa wajib menandatangani Daftar Hadir Mahasiswa dan Dosen (DHMD). Persyaratan Ujian Mahasiswa diperbolehkan mengikuti kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS) apabila telah memenuhi persyaratan di bawah ini: 1. Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang bersangkutan 2. Memenuhi persyaratan akademik 3. Untuk menempuh ujian akhir semester harus memenuhi persyaratan kehadiran sebagai berikut: (a) Sekurang-kurangnya 80% aktif mengikuti perkuliahan; (b) Mengikuti seluruh kegiatan (100%) praktikum laboratorik, kerja lapangan, seminar, dan sejenisnya; (c) Bagi yang sakit lebih dari 6 (enam) hari wajib melampirkan surat keterangan dokter. 4. Mahasiswa wajib menunjukkan KTM apabila diminta oleh petugas pengawas ujian. 5. Untuk menempuh ujian akhir (ujian komprehensif, sidang skripsi, sidang tesis, atau kegiatan sejenis) mahasiswa harus sudah memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) Lulus seluruh mata kuliah yang wajib ditempuh dan memenuhi beban studi kumulatif yang dipersyaratkan. (b) Telah menyusun dan menulis laporan tugas akhir (untuk program diploma) atau skripsi (untuk program sarjana), atau thesis (untuk program magister), dan kegiatan lain yang sejenis. (c) Laporan Tugas Akhir dan Skripsi tersebut telah di setujui (layak uji) oleh dosen pembimbing serta ketua Jurusan/Program Studinya.

(d) Untuk Tesis, telah disetujui oleh Pembimbing Tesis dan Ketua Program Studinya.

3. Pentingnya Senior-Junior
Meskipun junior dianggap sebagai anak ingusan. Banyak hal yang mungkin tidak dimiliki senior tapi dimiliki oleh junior, di zaman globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sudah makin marak dan sifat anak zaman sekarang yang serba ingin tahu dapat menjadi salah satu faktor pengetahuan yang dimiliki oleh junior lebih banyak di banding senior. Bukan Cuma itu, di organisasi organisasi manapun kita pasti mengenal yang namanya re-organisasi atau menyerahkan jabatan kita kepada orang atau junior yang ada dibawah kita Karena tidak mungkin dalam organisasi kita akan selamanya abadi berada di posisi itu pasti ada perubahan dengan alasan penyegaran dan tuntutan waktu. Jika diibaratkan sebagai sebuah permainan catur senior diibartkan seperti PEMAIN CATUR yang menjadi nakoda dan menentukan arah dari catur-caturnya, di yang mengarahkan, mendidik, dan bertanggung jawab kepada bidak-bidak caturnya. Tapi perlu diketahui yang paling penting dari permainan catur dan menjadi kunci dari permainan catur adalah RAJA ya junior kita ibaratkan sebagai raja karena merekalah yang menentukan masa depan permainan catur karena jika rajanya mati maka permainan catur akan berakhir. Sama halnya dengan pentingnya junior dalam sebuah organisasi jika dalam suatu organisasi tidak ada junior maka organisasi tersebut tidak akan berlanjut atau akan berakahir. Oleh karena itu senior perlu menjaga, mendidik, dan mengarahkan junior agar dapat menjadi pemimpin yang baik nantinya kelak, cara keras memang perlu dilakukan untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai yang dianggap penting dan fatal karena ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan cara keras agar tertanam di benak para junior. Tapi cara keras untuk mendidik itu harus dibatasi agar tidak menimbulkan trauma psikis yang berpengaruh terhadap kejiwaan. Tidak diragukan lagi dalam suatu organisasi, unsur manusia (Man), merupakan unsur utama di luar unsur-unsur lainnya dalam manajemen. Dari Manusia lah unsur-unsur lain bersandar dan bergerak, maka ketika tiada resources berupa Manusia, maka proses administrasi dalam arti luas atau manajemen khususnya tidak berjalan. Manusia sebagai figur sentral dalam manajemen, merupakan unsur yang harus dilestarikan atau dengan kata lain harus dijaga ketersediaannya, dalam hal ini ketersediaan dalam kualitas maupun dalam kuantitas. Banyak organisasi yang sebelumnya powerfull tiba-tiba kolaps dan mati ketika ketersediaan resourcces bernama manusia ini tidak terpenuhi. Banyak organisasi mampu bertahan dalam himpitan krisis moneter, suhu politik yang tidak bersahabat, atau tekanan dari pihak luar organisasi karena memiliki sistem kaderisasi yang baik. Salah satu indikator sehatnya suatu organisasi adalah ketika terjadi peralihan generasi/regenerasi organisasi dapat berjalan seperti kondisi sebelumnya, bahkan lebih. Regenerasi dapat didefinisikan sebagai sutu perpindahan tongkat estafet dalam berorganisasi dari generasi yang lebih senior ke generasi yang lebih junior, dengan definisi senior dan junior sebagai peristilahan yang luas, bisa dari sisi usia, tahun

masuk menjadi anggota dalam suatu organisasi dan lainnya). Sedangkan kaderisasi merupakan suatu usaha yang dirintis untuk mempersiapkan kader-kader penerus dalam suatu proses regenerasi. Dengan kata lain proses regenerasi merupakan suatu hal yang pasti terjadi bilamana suatu organisasi hendak dipertahankan, tanpa melihat lebih dalam kualitas dari orang-orang yang terlibat dalam proses regenerasi. Sedangkan kaderisasi cenderung kepada proses regenerasi yang telah direncanakan sebelumnya, utamanya dari sisi kualitas. Sistem Kaderisasi telah melihat hal-hal kedepan terkait dengan resouces yang ada di organisasi, pos-pos mana yang haus segera diisi dari kekosongan, termasuk didalamnya bagaimana mencetak kader-kader yang handal serta terampil dan berpengetahuan dalam menjalankan organisasi sesuai pos nya kelak. Regenerasi dan kaderisasi merupakan suatu term yang wajib dijadikan ingatan pertama dan utama bagi bagian yang mengelola resource sumber daya manusia. Padanyalah dipertaruhkan masa depan organisasi, keberlagnsungan atau hidup matinya. Beberapa hal yang akan membantu kita dapat menjalin hubungan yang nyaman dengan orang lain, adalah: 1. Jangan cepat menilai seseorang- JudgementIstilah dont judge the book by its cover adalah istilah yang tepat agar kita tidak mudah menilai seseorang berdasarkan pada sepintas yang kita lihat/ rasakan. Jangan terburu-buru menilai tindakan orang lain dan men-cap seseorang. Pandanglah seseorang dengan kepribadiannya secara utuh, baik apa yang menjadi kelebihan ataupun kelemahannya. 2. Asahlah kemampuan untuk berempati. Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain dari sudut pandang orang tersebut. Empati berbeda dengan simpati. Dalam empati seseorang tidak sampai hanyut pada apa yang dirasakan oleh orang lain. Sebaliknya mencoba untuk memahami latar belakang tindakan orang lain berdasarkan unsur-unsur yang membentuknya sehingga dapat memahami tindakan orang tersebut, tidak lantas menyalahkan atau menghakimi tindakan yang dilakukan orang lain. 3. Menegur dan memberikan saran/ umpan balik dengan cara yang efektif. Tujuan seseorang memberikan teguran adalah agar orang tersebut berubah dan melakukan perbaikan. Oleh karena itu agar tujuan dapat tercapai, maka memberikan teguran harus dengan cara dan situasi yang tepat. Jika tidak, justru teguran akan dianggap sebagai tindakan untuk menghakimi dan menyalahkan orang lain dan tentunya hal ini tidak akan efektif untuk mengubah perilaku orang lain. 4. Bersikap fleksibel Fleksibilitas sangat diperlukan untuk membantu seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Dituntut fleksibel, bukan berarti mengikuti apapun yang menjadi keinginan orang-orang yang ada di lingkungan, namun bisa membaca situasi sehingga dapat menentukan sikapnya secara tepat terhadap situasi yang sedang terjadi. Tidak memaksakan apa yang menjadi keinginannya, namun bersedia menyelaraskan diri dengan kondisi yang ada di lingkungan. 5. Efektif dalam mengontrol emosi Ketika ada hal-hal yang kurang sesuai dengan diri kita pasti akan cepat menyulut emosi. Disini jangan sampai gejolak emosi yang muncul justru akan memperkeruh keadaan. Kita harus dapat mengelola emosi yang ada dan menyalurkannya untuk tujuan yang produktif.

Anda mungkin juga menyukai