Anda di halaman 1dari 76

Indonesia masa depan

pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

PRAKATA

Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya
acara INDONESIA MASA DEPAN: SUARA dan PERAN KAUM MUDA dapat berjalan
dengan lancar.

Bersama ini kami sampaikan laporan kegiatan IMD: SPKM yang diselenggarakan pada
tanggal 23- 24 Juni 2007 di Den Haag, Belanda. Kegiatan ini menghasilkan “Deklarasi Suara
Bersama Den Haag” yang dideklarasikan oleh perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia se-
Eropa.

Kami haturkan terima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan
Belanda atas segala dukungan dan dorongan yang telah diberikan. Semoga langkah kecil
yang kami lakukan dapat memberikan andil yang besar untuk kemajuan Indonesia.

Wassalamualaikum wr.wb.
Hormat kami

Shiskha Prabawaningtyas
Koordinator IMD-SKM 2007

www.indonesiamasadepan.org 1
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
DAFTAR ISI
1. PEMBUKAAN 1

2. LAPORAN PANITIA 2

3. MINUTES OF MEETING 6
i. ANNEX 1. Tata Tertib Pertemuan
ii. ANNEX 2. Agenda Pertemuan
iii. ANNEX 3. Berita Acara Pertemuan
iv. ANNEX 4. Deklarasi Jejaring Eropa
v. ANNEX 5. Sumber Daya Alam
vi. ANNEX 6. Sumber Daya Institusional
vii. ANNEX 7. Sumber Daya Sosial Ekonomi
viii. ANNEX 8. Sumber Daya Manusia
ix. ANNEX 9.Deklarasi Suara Bersama Den Haag

4. LAPORAN KEUANGAN 22

5. LAPORAN HASIL IMD SPKM 25

6. LAPORAN BERITA FOTO 38


Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

LAPORAN
KONFERENSI PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN: SUARA DAN PERAN KAUM MUDA

I. Latar Belakang

Konferensi Pelajar Indonesia merupakan mata rangkaian terakhir dari serangkaian


kegiatan Indonesia Masa Depan : Suara dan Peran Kaum Muda yang telah dirintis
dan di inisiasi oleh PPI Belanda sejak Desember 2006. Konferensi ini menyepakati
upaya pengidentifikasian potensi mahasiswa Indonesia di negara-negara Eropa dan
negara lainnya, untuk berkontribusi melahirkan visi Indonesia Masa Depan.
Kepanitiaan dari pelaksanaan konferensi tersebut terdiri dari Organizing Committe
(OC) yang beranggotakan PPI Belanda dan Steering Committe (SC) yang merupakan
perwakilan PPI dari Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Spanyol, Swiss dan
Trondheim.

II. Kegiatan

A. Pertemuan awal pembentukan SC PPI Eropa dalam rangkaian kegiatan Educares pada
tanggal 17 Februari 2007 dengan kehadiran perwakilan PPI Jerman dan PPI Swiss.

B. Pertemuan Den Haag, 19 Mei 2007 yang menyepakati pembentukan Jejaring PPI
Eropa. Hadir perwakilan PPI Belada selaku tuan rumah, PPI Jerman, PPI Perancis,
PPI Spanyol, dan PPI Italia.

C. Pertemuan Berlin, 2 Juni 2007 yang menyepakati draft deklarasi Jejaring PPI Eropa
dan pembentukan sekretariat bersama untuk IMD-SPKM, hadir PPI Jerman selaku
tuan rumah, PPI Belanda, PPI Perancis, dan PPI Spanyol.

D. Rangkaian acara puncak dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 22 – 24 Juni 2005
dengan menghasilkan “Suara Bersama Den Haag” dan “Jejaring Eropa”

E. Peserta dan Undangan Pada Konferensi IMD-SPKM

- Kontributor dan peninjau yang terdiri dari sekitar hampir 100 pemuda Indonesia yang
sedang belajar dari 13 negara, yaitu Belanda, Belgia, Finlandia, Indonesia, Inggris,
Italia, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Spanyol, Swiss dan Trondheim.

- Media, dari Radio Netherlands Worldwide (RNW), koresponden Rakyat Merdeka,


dan rekan wartawan dari Belgia.

- Para undangan dari KBRI

www.indonesiamasadepan.org 2
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

III. Evaluasi

Rangkaian Konferensi IMD-SKPM

- Persiapan : terdapat sejumlah perubahan agenda acara bahkan hingga H-1, beberapa
peserta yang sebelumnya menyatakan akan datang, yaitu delegasi dari Iran,
Australia dan Mesir ternyata tidak datang. Bahkan, panitia terlambat menerima
konfirmasi ketidakhadiran dari delegasi Mesir.

- Seluruh jadwal rangkaian acara berjalan baik dan lancar, kecuali hilangnya satu
mata acara untuk diskusi kelompok kerja di hari terakhir, Minggu 24 Juni 2007
akibat keterlambatan panitia dan beberapa peserta.

- Langkah lanjutan : akan dibentuk sebuah sekretariat bersama untuk melanjutkan


program Indonesia Masa Depan : Peran – Suara Kaum Muda tahun depan.

IV. Penutup

Panitia mengucapkan terima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk
Kerajaan Belanda atas dukungan penuh sehingga kegiatan ini berlangsung dengan
baik dan lancar.

www.indonesiamasadepan.org 3
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Per tanggal 14 Juni 2007


JADWAL ACARA

Jumat, 22 Juni 2007

15.00 – 19.00 Kedatangan peserta dan re-registrasi

17.00 – 19.00 Pemutaran film Naga Bonar I

19.00 – 20.30 Makan malam informal dan pemutaran film Naga Bonar II

20.30 – 21.00 Dialog Interaktif bersama Dedy Mizwar

21.00 – 22.00 Pembahasan Tata Tertib Pertemuan dan Pembagian Kelompok


Kerja

Sabtu, 23 Juni 2007

08.00 – 09.00 Makan Pagi

09.00 – 09.45 Upacara Pembukaan

Ucapan Selamat Datang


Shiskha Prabawaningtyas, Koordinator IMD 2007

Sambutan
J.E. Habibie, Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda

Pembukaan
Prof. DR. Muladi, SH, Gubernur Lemhanas RI

09.45 – 10.15 Keynote Speech


Prof. DR. Muladi, SH, Gubernur Lemhanas RI

10.15 – 10.45 Dialog Interaktif dengan Prof. DR. Muladi, SH.

10.45 – 11.00 Rehat Kopi

11.00 – 12.15 Diskusi Panel I


”Indonesia Masa Depan: Visi dan Strategi Transformasi Tata-
Pemerintahan, Kesejahteraan Sosial, dan Hubungan
Internasional”

Pembicara : Makarim Wibisono (Dubes RI untuk Komisi


HAM PBB), dan Revrisond Baswir (Pusat Studi Ekonomi Rakyat
UGM)

12.15 – 13.15 Istirahat, makan siang dan Sholat

www.indonesiamasadepan.org 4
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Per tanggal 14 Juni 2007

13.15 – 14.30 Diskusi Panel II:


”Indonesia Masa Depan: Visi dan Strategi Transformasi
Pendidikan, Teknologi-Energi Alternatif, Gerakan Sosial dan
Gender”

Pembicara : Nurul Arifin (Seniman & Aktivis Gender), dan


dan Eko Prasojo (Universitas Indonesia)

14.30 – 15.00 Rehat kopi

15.00 – 16.00 Sidang Pleno

16.00 – 18.00 Diskusi Kelompok Bagian 1 (Pokja I-IV)

18.00 – 19.30 Istirahat, Sholat dan Makan Malam

19.30 – 21.00 Diskusi kelompok Bagian 3 (Pokja I-IV)

21.00 – 22.00 Penyiapan Draft Pernyataan Bersama PPI Eropa ’plus’

Minggu, 24 Juni 2007

09.00 – 10.45 Diskusi Kelompok Bagian 3: Fokus Pembangunana Daerah

10.45 – 11.00 Rehat Kopi

11.00 – 12.00 Ceramah Menteri Riset & Teknologi Prof. Dr. Kusmayanto
Kadiman ttg Pendidikan dan Teknologi serta dialog

12.00 – 13.45 Diskusi kelompok Bagian 4: fokus Pendidikan

13.45 – 14.45 Makan siang, Istirahat dan Sholat

14.45 – 15.45 Perumusan hasil oleh Kelompok Kerja

15.45 – 16.45 Sidang Pleno Kompilasi hasil Indonesia Masa Depan 2007

16.45 – 17.00 Rehat Kopi

17.00 – 18.00 Pernyataan Bersama IMD-SKM dan Acara Penutupan

18.00 – 21.00 Makan Malam, Ramah Tamah dan Kesenian

www.indonesiamasadepan.org 5
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

MINUTES OF MEETING
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN: SUARA DAN PERAN KAUM MUDA
22 - 24 JUNI 2006, DEN HAAG

PENDAHULUAN

1. Pertemuan Pelajar Indonesia “Indonesia Masa Depan: Peran Kaum Muda


dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 22 – 24 Juni 2007

Agenda 1: Pembahasan Tata Tertib Pertemuan

2. Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2007 tersebut membahas dan


menyetujui tata tertib pertemuan (terlampir annex1).

Agenda 2: Pembukaan

3. Dalam upacara pembukaan, Shiskha Prabawaningtyas, Ketua Panitia


Pertemuan Indonesia Masa Depan: Peran Kaum Muda menyampaikan proses
bergulirnya pertemuan Indonesia Masa Depan dan tujuan dan semangat dari
pertemuan yang tidak berusaha memberikan tuntutan kepada pihak lain, namun
merupakan komitmen bersama peserta pertemuan yang berkesempatan untuk belajar
di luar negeri.

4. Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, J.E Habibie dalam
sambutannya menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan yang dimotori oleh PPI
Belanda. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga membacakan sambutan B. J
Habibie yang tidak dapat hadir dalam kesempatan tersebut. Dalam sambutannya, B. J
Habibie menitik beratkan pada peran strategis angkatan muda dalam pembangunan
Indonesia dari masa ke masa antara lain sebagai kontrol terhadap kemungkinan
terjadinya penyelewengan, pemberi gagasan dan pemikiran dalam upaya pemecahan
berbagai persoalan riil bangsa dan persiapan diri sebagai komponen utama sumber
daya manusia yang profesional dan handal.

5. Untuk membuka acara pertemuan pelajar Indonesia, Prof Dr. Muladi SH


berkenan untuk menyampaikan keynote speech dan berdialog secara interaktif dengan
kaum muda yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam keynote speech tersebut,
beliau menekankan bahwa peran kaum muda yang berkualitas sebagai potential
leaders di masa depan akan sangat penting sebagai driving force pembangunan
nasional karenanya harus disadari sepenuhnya bahwa pembangungan kualitas
manusia sangat strategis kedudukannya. Namun beliau juga menekankan bahwa
keberhasilan transformasi menuju masyarakat yang makmur, demokratis dan terbuka
tidak dapat dilakukan oleh satu kelompok saja sehingga perlu adanya koalisi luas
yang terdiri dari berbagai segmen sosial dari unsur seperti pengusaha, intelektual,
profesional, birokrat, generasi muda, aktivis dan LSM.

www.indonesiamasadepan.org 6
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
Agenda 3: Diskusi Panel I

6. Sebagai narasumber dalam diskusi panel I adalah Wakil Tetap RI untuk


Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB dan Organisasi Internasional
lainnya di Jenewa, H.E. Makarim Wibisono dan pakar ekonomi dari Universitas
Gadjah Mada, Bapak Revrisond Baswir.

7. Duta Besar Makarim Wibisono membawakan makalah mengenai “


Globalisasi dan Peluang Percepatan Pembangunan Melalui Diplomasi Ekonomi”.
Mengawali presentasi, Duta Besar Wibisono menyampaikan bahwa pembicaraan
mengenai visi dan strategi ekonomi masa depan harus dimulai dengan memandang
kondisi dunia sekarang. Tiga unsur yang mendorong terjadinya perubahan dalam
ekonomi global saat ini adalah revolusi teknologi, liberalisasi perdagangan dan
integrasi negara-negara Eropa Timur ke dalam dinamika ekonomi global yang mulai
terjadi saat Uni Soviet jatuh.

8. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pertama-tama harus bisa


diidentifikasi tantangan-tantangan global yang berkaitan langsung dengan tantangan
bangsa kita. Dalam mengelaborasi pandangannya, Duta Besar Wibisono memaparkan
peta kekuatan ekonomi global saat ini. Setelah Uni Soviet jatuh, di dunia terdapat
segitiga kekuatan antara Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. Adalah tantangan
bagi Indonesia untuk menyeimbangkan ketiga kekuatan tersebut agar
menguntungkan, selain juga institusi-institusi global seperti WTO, ASEM, APEC,
etc. Diplomasi ekonomi yang diperlukan dalam hal ini mencakup financial,
perdagangan dan perkembangan teknologi. Selain itu, diplomasi ekonomi harus
terkait dengan setidaknya tiga factor utama economic security, structural
adjustment dan cultural adjustment.

9. Nara sumber II, Revrisond Baswir yang saat ini menjabat sebagai Kepala
Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
membawakan makalah bertajuk “ Ekonomi Kerakyatan: Ekonomi Rakyat dan
Koperasi sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional”. Mengawali presentasinya,
pembicara menekankan bahwa sebagai bangsa kita saat ini kita patut
mempertanyakan apakah kita sudah merdeka.. Satu hal yang patut dipertanyakan
adalah apakah proklamasi saja merupakan jaminan bahwa kita sudah merdeka.
Masyarakat internasional baru mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1949 setelah
perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) mencapai kesepakatan. Bahkan dalam
perjanjian KMB pun terdapat klausul-klausul yang patut dipertanyakan kembali
seperti pengalihan beban hutang-hutang Hindia Belanda kepada pemerintah Indonesia
meskipun tetap diakui kedaulatannya.

10. Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap tahun 1956, KMB memang
dibatalkan secara sepihak sehingga beban hutang dihapuskan. Bung Karno tidak
hanya tidak membayar hutang-hutang kolonial, tetapi juga melakukan nasionalisasi
perusahan-perusahaan Belanda dan Inggris. Tetapi setelah Inter Governmental Group
for Indonesia (IGGI) dibentuk saat pemerintahan Suharto, tahun 1968 tercapai
kesepakatan untuk membayar kembali hutang-hutang Hindia-Belanda dengan cara
mengangsur sampai 35 tahun sejak 1968. Undang-undang pertama yang dibuat
pemerintahan Suharto adalah undang-undang penanaman modal asing, yang berkaitan

www.indonesiamasadepan.org 7
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
dengan kembalinya perusahaan-perusahaan asing ke Indonesia. Pembicara
memandang fenomena ini sangat ironis karena mendorong terjadinya era neo
kolonialisme.

11. Perlu dipertanyakan juga sasaran reformasi setelah Suharto jatuh,


apakah untuk meneruskan cita-cita Sukarno Hatta atau kolonialisme. Setelah
Suharto jatuh, pemerintah kita mewarisi hutang luar negeri sebesar 54 milliar US
dollar, dan sekarang hutang luar negeri kita sudah mencapai 64 miliar US dollar.
Sebagai negara berkembang, kita mengalami banyak tekanan melalui berbagai isu.

12. Menurut pembicara, tantangan bagi Indonesia di masa depan adalah


bagaimana kita mendefinisikan masalah. Masalah yang terbesar adalah konsep
kemerdekaan Indonesia yang masih perlu dipertanyakan. Harus dipikirkan juga
bagaimana kita menyempurnakan kemerdekaan tersebut, apalagi mengingat petuah
Bung Karno yang memandang kemerdekaan sebagai jembatan emas, tetapi untuk
melalui jembatan emas tersebut perlu berhati-hati.

Agenda 4 : Diskusi Panel II

13. Narasumber pada diskusi panel II, Prof Eko Prasojo, menyampaikan bahwa
salah satu agenda besar adalah Reformasi Birokrasi yang selama ini belum di
laksanakan. Mesin Negara (birokrasi) tidak bekerja maksimal bahkan belum ada
design reform birokrasi yang terarah. Terdapat kesulitan untuk melakukan reformasi
birokrasi, karena pertama agenda 5 tahun bagi pemerintah adalah masa yang
melelahkan (tahun-tahun awal adalah fase balik “modal”, Lalu persiapan running
menghadapi pemilu berikutnya, dan kemudian Pemilu kembali). Kedua, kesulitan
dalam aspek paradigma. Terdapat mind set dimana budaya kekuasaan (sebagai hasil
peninggalan colonial Belanda masih merasuki para aparat birokrasi yang seharusnya
sudah berpijak pada pelayanan masyarakat.

14. Menurut Prof Eko Prasojo, demokratisasi ini belum berhasil membawa
birokrasi semakin baik. Butuh waktu hingga terjadi service delivery culture misalnya
pada kasus pilkada yang mengkooptasi birokrasi dan membuat birokrasi menjadi
ajang intervensi partai politik. (tidak ada pintu lain selain parpol). Jadi demokratisasi
tanpa reformasi birokrasi akan sulit. Tensi politik sangat besar dibanding tensi
pelayanan mengingat (1) kooptasi partai politk yang kuat. Selanjutnya, (2)
Persoalan lemahnya kompetensi. Hal ini terjadi karena metode rekrutmen yang
lemah, gaji yang tidak memadai (walau dengan insentive, tunjangan dll) di tambah
lagi proses rekrutmen yang tidak transparan. Akibatnya Birokrasi mengalamai 2 hal,
yakni (a) moral rusak, dan (b) kompetensi tidak memadai.

15. Solusi yang kemudian ditawarkan, bisa belajar dari Korea Selatan, yang pada
mulanya bernasib sama dengan Indonesia, di 1980an. Pertama, mengadakan
reformasi birokrasi (meninggalkan metode birokrasi kolonial), oleh karena itu arah
pertumbuhan harus ditentukan oleh komitmen kuat dari Presiden, Kepala daerah
sampai level bawah. Kedua, strategi pada isi (contents), melakukan de-kooptasi partai
politik dari pusat hingga daerah. Kasus di Indonesia, ganti menteri, ganti struktur dan
sangat mengganggu kinerja birokrasi. Pada saat ini dengan keberadaan otonomi
daerah hanya 5 % yang menggembirakan karena ada komitmen kuat dari kepala

www.indonesiamasadepan.org 8
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
daerah. (seperti contohnya kabupaten Jembrana). Untuk solusinya dibutuhkan
perbaikan kompetensi, gaji, promosi berbasik kinerja melalui dekooptasi partai
politik). Saat ini, pemerintah telah memulai upaya tersebut dengan berusaha
menyediakan Rancangan Undang-Undang untuk (1) Reformasi birokrasi, (2)
jaminan bagi warga memperoleh hak-haknya, dan (3) memberikan
perlindungan pada masyarakat, dan merevisi Undang-Undang Kepegawaian
Negara.

16. Nurul Arifin, selaku narasumber menyampaikan bahwa perempuan masih


dalam belenggu Patriarkhi, Otoriterianisme, Eksploitasi kapitalisme. Persoalan
perempuan yang paling krusial saat ini: Kesehatan, Pendidikan, dan Ekonomi.
Menurut Nurul Arifin, kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk
hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk
hidup dan memiliki kesehatan. Tetapi kenyataannya tidak semua orang memperoleh
atau mampu memiliki derajat kesehatan yang memadai. Contohnya perempuan dan
anak-anak. Data yang tercatat memperlihatkan kurang lebih 1,67 juta anak balita dari
20,87 juta balita menderita gizi buruk (BPS. 2005). Angka kematian ibu (AKI) yaitu
370 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKA) yaitu 46 per 1.000
kelahiran hidup

17. Di bidang ekonomi, perempuan kerapkali menjadi korban dari perubahan


ekonomi. Saat ini, angka partisipasi angkatan kerja perempuan hanya 51 %, jauh di
bawah laki-laki yang mencapai 86 %. Sebagian besar perempuan bekerja di sektor
informal, sesuatu yang kebalikannya dengan pria. Dalam pengupahan, pria menerima
upah 100 %, sementara perempuan hanya 60 %.

18. Penguatan peran Civil Society bisa dilakukan melalui gerakan sosial untuk
memberdayakan masyarakat. Gerakan sosial sering berhasil, jika pun mereka gagal,
aksi-aksi mereka telah mempengaruhi perubahan-perubahan politik dan kultural pada
tingkat negara, bahkan internasional. Gerakan sosial di Indonesia memiliki jejak
historis cukup panjang dengan khasanah dokumentasi tentang pemberontakan petani
pada masa kolonial, gerakan nasionalisme pada awal abad ke-20, gerakan
demokratisasi, gerakan perempuan, dan gerakan lingkungan pada masa orde baru
hingga kini.

19. Visi Gerakan Perempuan perlu digariskan sebagai gerakan untuk


meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan dimana keberadaan perempuan
tetap menjadi key point bagi operasionalisasi pembangunan secara menyeluruh
karena bagaimanapun juga jumlah perempuan relatif lebih besar dari laki-laki, meski
saat ini bias gender telah menjadikan perempuan bukan sebagai subyek pembangunan
dan belum memperoleh manfaat pembangunan yang sama seperti halnya laki-laki.

20. Peran Perempuan dalam Pembangunan penting karena pembangunan dapat


memberikan kemudahan kepada perempuan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
diri dan keluarganya dan pembangunan juga memberikan kemungkinan bagi
perempuan untuk mengalirkan tenaga, keterampilan, pikiran, dan keahlian dalam
proses pembangunan.

www.indonesiamasadepan.org 9
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
Agenda 5: Sidang Pleno

21. Pertemuan menetapkan tata tertib pertemuan yang telah disetujui pada
pembahasan tata tertib pertemuan pada tanggal 21 Juni 2007.

22. Pertemuan menetapkan agenda pertemuan (terlampir annex 2)

23. Pertemuan memilih dan menetapkan Presidium sidang sebagai berikut:


Michael Putra Wenas (Belanda), Saiful Akmal (Inggris), Ahmad Aditya (Jerman),
Berly Martawardaya (Italia), Charles Tampubolon (Rusia) (berita acara terlampir
annex 3)

Agenda 6a: Kelompok Kerja Sumber Daya Alam 1

24. Pada pertemuan tersebut dibahas paper-paper oleh kontributor yang hadir
sebagai berikut:

a. Bioteknologi
Bioteknologi di Indonesia sudah dimulai cukup lama. Dikembangkan 1987 namun
hal itu terdistraksi pada tahun 1997 dan fokus kembali kepada ekonomi makro
biasa. Di Indonesia kita harus mulai lagi ke bioteknologi. Apa yang harus
Indonesia lakukan? Bioteknologi masih belum ada regulasi dan belum
perlindungan yang cukup kuat. Indonesia memiliki biodiversity yang tinggi, tanpa
perlindungan maka banyak yang akan hilang.

b. Pengelolaan SDA : tanggung jawab korporasi


Sumber daya alam Indonesia yang berlimpah tapi output masih rendah.
Perusahaan adalah agen pengelola tidak saja sumber daya namun juga manusia,
kesadaran tanggung jawab sosial perusahan masih rendah sehingga perlu
diberdayakan. Bagaimana perusahaan itu mencetak laba, upaya sinkronisasi
dengan tetap mngutamakan tanggung jawab ekonomi. Strategi tranformasi adalah
dengan mentraformasi kurikulum dengan tidak mengimitasi sepenuhnya ilmu
manajemen yang populer di dunia c.q. US dan eropa, yang Indonesia ingin kelola
malah mungkin belum ada teorinya. Idealnya Indonesia punya MNC yang
bergerak di bidang sumber daya alam. Perlu juga adanya upaya menginventarisasi
kekayaan Indonesia.

c. SDA dan pembangunan yg berkelanjutan


Buang Sampah di sungai, bakar lahan untuk membuka pertanian adalah hal yang
lumrah di indonesia. Sampah : kaca, langsung buang , recycle. Masalah
liingkungan pada tahun 2005 di NY, bumi tergantung pada pengelolaan
lingkungan hidup. Usulan yang harus dilakukan adalah menciptakan produksi
bersih dan konsumsi yang bertanggung jawab.

d. Optimasi pengelolaan sumber enegi


Apa yang menjadi masalah di Indonesia? Kenapa harga untuk konsumsi energi di
Indonesia begitu mahal. Komposisi sumber daya di Indonesia (minyak, gas, batu
bara), harus dipikirkan bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan sumberdaya yang
lain yang kaya, contoh sumber daya air pemanfaatan.

www.indonesiamasadepan.org 10
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
.
e. Live with the slope
Perlu nya konsep pengelolaan SDA yang berkelanjutan dengan kepekaan khusus
itu terletak pada pemahaman bahwa hal itu tidak tak terbatas, harus dilihat
kaitannya dengan lingkungan hidup, punya enfasis pada keadilan, dan merupakan
pengembangan dari tanggungjawab manusia .

25. Pembahasan dilakukan dengan membagi sub bahasan menjadi empat bagian
yaitu: Masalah dan Potensi, Trend, Strategi dan visi.

Masalah: Trend: Strategi: Visi :

1. Kekurangpahaman 1. Bioteknologi 1. Peningkatan 1. Perusahaan


atas potensi SDA 2. Pengembangan
kesadaran publik Indonesia
kita sendiri energi alternatif
terhadap lingkungan pengelola sumber
daya alam tingkat
2. Kurang sadarnya dan terbarukan
dunia
stakeholders 3. Green 2. Koordinasi pihak-
(aktor-aktor kunci, pihak yang terlibat
2. Pengelolaan
technology
seperti peneliti; dalam pengelolaan
sumber daya alam
pemerintah, dan 4. Perkembangan sebesar-besarnya
sumber daya alam dan
industri) akan yang dipergunakan
teknologi
pentingnya isu-isu berkelanjutan untuk kemakmuran
yang berhubungan * Pemerintah: rakyat
5. Perubahan iklim
dengan hak paten, - pemberian insentif 3. Pusat – pusat
publikasi, untuk pengelolaan pendidikan,
biopiracy, regulasi sumber daya alam yang penelitian dan
(yang belum berkesinambungan pengembangan
menjalankan SDA dan teknologi
mandat rakyat), - pemberdayaan badan
pengawas pengelolaan
dan koordinasi lingkungan tingkat
bersama - perubahan paradigma dunia
3. Aktualisasi ilmu pengelolaan wilayah
pengetahuan dan dari batas administrasi
teknologi menjadi batas ekologi
gugus kepulauan
4. Kurang selarasnya
apresiasi
masyarakat * Swasta:
terhadap
lingkungan dengan - dukungan modal bagi
sarana dan hasil penelitian dalam
prasarana yang ada negeri yang strategis dan
belum diaplikasikan
5. Penggundulan
hutan secara liar - pemberdayaan
perusahaan kecil,
6. Terancamnya menengah dan daerah

www.indonesiamasadepan.org 11
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
sumber daya bahari dalam mengelola
antara lain karena sumber daya alam lokal
limbah * Sipil:
7. Masih adanya -Perlunya sosialisasi dan
ketergantungan jaringan dalam
impor pangan mengembangkan potensi
8. ketidakseimbangan sumber daya alam
antara input Indonesia secara lintas
sumber daya alam profesi baik di dalam
yang besar dengan maupun di luar negeri.
output sosial - Pengembangan SDM
ekonomi yang yang disesuaikan
minim dengan potensi alam dan
9. kurangnya kebutuhan di daerah
koordinasi antara masing – masing

Potensi: Rencana Aksi:


-keanekaragaman - pembentukan seranai
sumber daya energi surat (mailing list)
alternatif Indonesia, guna pertukaran
antara lain: panas informasi tentang
bumi, gelombang laut, sumber daya alam
angin, matahari. lintas sektoral dan
pemantapan jejaring
-keanekaragaman
serta komitmen .
hayati
- alih pengetahuan dan
- peneliti-peneliti
teknologi, antara lain
potensial dari
dengan: pelatihan,
Indonesia
temu ilmiah,
- banyaknya sarjana penulisan/distribusi
manajemen Indonesia artikel
- banyaknya hasil riset - kontribusi pemikiran
potensial dari tentang
Indonesia yang belum pengembangan
diaplikasikan pengelolaan sumber
daya alam ke instansi
dan komunitas terkait

Agenda 6b: Kelompok Kerja Sumber Daya Institusional

26. Pertemuan menyepakati permasalahan yang dapat diidentifisikasi dalam pokja


mengenai pembangunan daerah adalah bangun dan format otonomi daerah yang
belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, birokrasi yang korup,

www.indonesiamasadepan.org 12
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
terkooptasi kepentingan politik dan tidak professional, rendahnya akuntabilitas public,
rendahnya partisipasi dan kapasitas masyarakat madani, kesenjangan masalah dengan
perangkat institusi yang tersedia.

27. Visi transformasi yang kemudian dicermati berdasarkan permasalahan tersebut


yaitu melanjutkan pembangunan otonomi daerah dengan perbaikan sistem
administrasi yang lebih komprehensif dan koheren, pengembangan nilai yang
berasaskan pemenuhan hak masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik,
melakukan proses monitoring yang berbarengan dengan strategi desentralisasi dalam
rangka peningkatan partisipasi pengawasan publik, peningkatan sumber daya manusia
sebagai strategi penguat pembangunan.

31. Agenda aksi yang kemudian disepakati dalam pertemuan tersebut antara lain:

- Penyelenggara Negara
a. memperbaiki sistem penerimaan pegawai negeri dalam rangka
meningkatkan kualitas birokrasi pemerintahan Indonesia dengan
mendasarkan pada kebutuhan ruang lingkup kerja / analisis jabatan (job
analysis)
b. evaluasi kinerja aparatur pemerintah berdasarkan indikator – indicator
yang terukur
c. peningkatan kualitas institusi pemerintah dalam pelayanan publik melalui
perbaikan menyeluruh di bidang struktur, proses, SDM dan relasi
pemerintah dan masyarakat.
d. Perbaikan hubungan kerjasama fungsional antara pusat dan daerah dalam
rangka menciptakan pembangunan yang sinergis.

- Swasta:
a. Berkolaborasi dengan masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap
kinerja pembangun daerah

- Masyarakat madani
a. Meningkatkan partisipasi publik dalam rangka mengawasi kinerja
pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas public pemerintah daerah
b. Ikut terlibat aktif dalam penentuan arah pembangunan daerah.

Agenda 6c : Kelompok Kerja Sumber Daya Manusia

32. Pembahasan pertama menitik beratkan pada Sumber Daya Pendidikan dengan
masalah-masalah yang diidentifikasi dalam hal sumber daya pendidikan adalah
sebagai berikut :

a. Ketidakpastian anggaran pendidikan nasional


b. Lemahnya manajemen pendidikan
c. Belum meratanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan
d. Masih rendahnya kualitas peserta didik dan penyelenggara pendidikan
e. Masih rendahnya kepedulian dan penguasaan teknologi dari komunitas
pendidikan di Indonesia

www.indonesiamasadepan.org 13
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
f. Kualitas pendidikan dasar dan menengah Indonesia yang masih rendah
dibandingkan negara-negara tetangga dan sahabat
g. Kerancuan kurikulum
h. Kerancuan sistem Ujian Akhir Nasional

33. Dari proses diskusi, solusi yang ditawarkan untuk rekomendasi adalah sebagai
berikut:

a. Industrialisasi pendidikan dapat dilakukan dengan optimal apabila ada


kerjasama terpadu antara pemerintah dan swasta dalam membangun lembaga
pendidikan terpadu. Dalam hal ini, pihak swasta dapat berperan aktif dengan
menyediakan peluang internship dan beasiswa sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah peserta didik.Sebaliknya, pemerintah diharapkan dapat menerapkan
kebijakan yang memudahkan pihak swasta-misalnya dalam bentuk pengurangan
beban pajak – sebagai bentuk komitmen industri untuk membantu sektor
pendidikan. Industrialisasi pendidikan ini sebaiknya didukung dengan adanya
dialog tripartite antara pemerintah sebagai policy makers, industri sebagai pihak
komersial dan institusi pendidikan sendiri.

b. Ujian Akhir Nasional sebaiknya diperbaiki agar menjadi acuan bagi


standar tingkat pendidikan di Indonesia dan bukan semata-mata standard
kelulusan siswa.

c. Meningkatkan professional development bagi para guru, antara lain


dengan melakukan program teachers’ exchange dengan para guru dari sekolah-
sekolah nasional, nasional plus dan international school yang pada akhirnya
dapat dikembangkan menjadi pertemuan guru regional dan internasional. Selain
itu, diusulkan pula agar para guru mengembangkan sistem pencatatan
perkembangan para siswanya secara perorangan dan berkesinambungan sebagai
pedoman perkembangan dan pemantauan bakat serta minat siswa.

d. Penguasaan teknologi oleh para peserta didik dan penyelenggara


pendidikan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi karena berkaitan dengan
pengembangan pendidikan itu sendiri. Dalam diskusi ini, teknologi yang
dimaksud adalah internet yang merupakan sarana utama untuk mengembangkan
ide virtual class sehingga siswa dan guru tidak selalu harus bertatap muka dalam
aktivitas belajar mengajar. Untuk mengatasi masalah penguasaan internet di
Indonesia yang terbilang masih terpusat di wilayah tertentu, ditawarkan solusi
video-class.

e. Memberikan insentif lebih kepada para guru baik dari segi finansial
maupun kesempatan untuk berkiprah dan mengembangkan diri ( misalnya
dengan memperbanyak beasiswa bagi para guru ) yang diharapkan dapat
memotivasi generasi muda untuk menjadi guru. Untuk meningkatkan standar
kualitas guru, diusulkan pula agar ada revisi terhadap rekrutmen calon guru.

f. Mendirikan badan advokasi publik khusus untuk pendidikan untuk


menciptakan satu control mechanism terhadap lembaga-lembaga pendidikan

www.indonesiamasadepan.org 14
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
32. Beberapa tindakan konkrit yang diusulkan dalam pengembangan Sumber Daya
Pendidikan ini adalah sebagai berikut :

a. Ide untuk mengumpulkan buku-buku bacaan berbahasa Inggris yang


nantinya akan dialokasikan bagi anak-anak di daerah terpencil

b. Merintis tawaran beasiswa oleh negara-negara Eropa Timur. Dalam diskusi


ini, yang sudah disosialisasikan adalah peluang untuk menempuh pendidikan
dokter di Rusia seperti yang sudah dilakukan oleh Malaysia dan India.
Keunggulan pendidikan dokter di Rusia ini adalah biaya yang relatif murah (
US $ 3000 per tahun ), kualitas pendidikan yang kompetitif dan penggunaan
bahasa Inggris sebagai pengantar, meskipun untuk kehidupan sehari-hari tetap
perlu untuk menguasai bahasa Rusia. Setelah kembali ke tanah air, untuk
mengurus persamaan ijazah dan ijin praktek bagi dokter lulusan luar negeri
juga tidak terlalu lama. Peluang ini sudah disosialisasikan dengan Kepala
Bidang Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moscow dan mendapat
tanggapan positif.

33. Pembahasan selanjutnya mengangkat tema reposisi PPI sebagai entitas aktif
khususnya bagi komunitas pendidikan di Indonesia. Pada tema ini, masalah-masalah
yang diidentifikasi adalah PPI di negara manapun di dunia pada umumnya
beranggotakan manusia-manusia Indonesia plus yang karakter umumnya antara lain
cerdas, menguasai minimal satu bahasa asing atau bahkan lebih, dan memiliki jejaring
yang luas di negara tempat belajar bahkan lebih luas lagi. Tetapi, setelah kembali ke
tanah air, kebanyakan jejaring PPI ini mati dan para anggota lebih banyak berperan
secara individual. PPI belum memiliki jejaring yang kuat dan sustainable. Padahal,
sekiranya kemitraan PPI bisa dipertahankan, PPI dapat berkembang sebagai salah satu
komunitas masyarakat yang sangat potensial dan berpengaruh di Indonesia.

34. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai solusi ditawarkan, antara lain :

a. Optimalisasi peran PPI di berbagai negara dan benua dengan mengembangkan


jaringan alumni berdasarkan konsep CNN ( Caring, Nation, Network ). Jaringan
ini bisa mulai dibangun dari PPI lokal di tempat belajar masing-masing sampai
akhirnya dikembangkan menjadi satu jejaring global.

b. Agar sustainable, jejaring ini perlu dipertahankan menjadi satu jejaring


alumni. Saat ini, dari PPI-PPI peserta diskusi, baru PPI Perancis yang memiliki
jejaring alumni sejak tahun 1960-an.

c. Selain mengembangkan dan menata sisi organisasi, yang tidak kalah penting
adalah PPI mengembangkan sisi marketing sehingga PPI berkemampuan untuk
menggalang dana sendiri dan tidak semata-mata bergantung kepada dana bantuan
dari perwakilan RI setempat.

www.indonesiamasadepan.org 15
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
Agenda 6D: Kelompok Kerja Sumber Daya Sosial Ekonomi 1

35. Pertemuan membahas topik paper peran komunitas pelajar Indonesia di


Belanda menjadi agen promosi bagi potensi PMA untuk industri gula dan kertas
dengan isu utama Indonesia termasuk salah satu negara pengimpor gula terbesar di
dunia, sedangkan gula dan kertas adalah industri dari zaman kolonial. Paper ini
berusaha menjawab kenapa Indonesia tidak bisa swasembada gula dan kertas,
sedangkan bahan baku serta pasar jelas tersedia. Salah satu usulan adalah
memberdayakan mahasiswa Indonesia di Belanda untuk mencari penanam modal
asing untuk revitalisasi industri gula dan kertas di Indonesia. Tanggapan peserta
dalam hal ini menitik beratkan bahwa poin romantika kurang dapat menjadi dasar
bagi PMA.

36. Pembahasan paper dan diskusi berbagi pemikiran kemudian dilanjutkan


kembali dengan topik – topik sebagai berikut:

a. Apakah pengentasan kemiskinan sudah tepat sasaran (anwar sedat).


Isu utama :
Solusi yang selama ini ditawarkan pemerintah untuik pengentasan kemiskinan
tidak membereskan maslaah, karena ketergantungan pada kedermawanan
pemerintah, yang menyebabkan sifat ketergantungan dan bukan kemandirian.
Tidak adaya definisi pasti tentang masyarakat miskin membuat pengentasan
kemiskinan jauh lebih sulit.
Usulan solusi masalah :
Adanya kerjasama pemerintah dan swasta dalam satu forum dialog yang
menciptakan suatu lapangan kerja. (Pemberdayaan masyakart miskin dengan
kerjasama dengan industri swasta).

b. Politik ekonomi Indonesia di dunia perekonomian internasional serta


pentingnya struktur ekonomi yang kuat, berbasiskan industri lokal (pada tahap
masyarakat). (Budi Dab)

c. Contoh globalisasi di sektor fashion di Italia (Berly – Italia)


Isu Utama :
Italia berhasil menggabungkan inovasi, pemberdayaan industri kecil , serta
impor bahan murah untuk produk-produk high fashion yang diperdagangkan
secara internasional.

d. Membangun kekuatan local tidak hanya pada masyarakat local, tapi juga
pengakuan local knowledge dan local genius, utuk mengcounter
perekonomian global.Bahwa sesungguhnya pandangan kita tentang system
perekonomian dunia yang mempengaruhi sistim perekonomian nasional.
(Poppy – Groningen)
Isu utama :
Bahwa sesungguhnya pandangan kita tentang system perekonomian dunia
yang mempengaruhi sistim perekonomian nasional. Bagaimana kita
mengkritisi, serta apa yang dapat kita lakukan dalam sistim perekonomian
nasional.

www.indonesiamasadepan.org 16
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
e. Masalah Hutang Luar Negeri Indonesia (Fahmi – Belgia)
Isu Utama : Pengupayaan pemutihan atau pengurangan hutang luar negeri
Indonesia dapat berpengaruh besar pada pembangunan. Pada dasarnya dana
untuk membayar hutang itu ada, namun hutang LN Indonesia cenderung
unsustainable.
Tanggapan peserta :
Sempat terjadi diskusi mengenai kemungkinan debt for nature swap, namun
disepakati bahwa debt for nature swap selain jumlahnya terlalu kecil, juga
sangat kecil kemungkinannya. Ada juga pandangan bahwa Indonesia harus
tetap membayar hutangnya, karena berkaitan dengan kredibilitas pemerintah.
Juga muncul pertanyaan apakah pembuat kebijakan Indonesia menyadari
kenapa mereka berhutang, karena banyak hutang LN dibuat yang alokasinya
kurang tepat memenuhi kebutuhan nasional (mis : hutang 1,7 juta USD untuk
program HIV/AIDS dari pemerintah Amerika).

f. “Gelombang Ketiga” : Bagimana cara mengeksploitasi dan mengembangkan


pembangunan masyarakat lokal sesuai konteksnya. (Henny – Rusia)

g. Kembali kepada ekonomi konstitusi; pendefinisian pasal 33 yang pada


awalnya sangat bermuatan sosialis. (Revrison - peninjau)
Isu utama :
Bahwa pasal 33 sekarang adalah hasil pelintiran pemerintah 1966 (Soeharto)
guna mengecilkan peran rakyat. Mengupayakan agar lebih banyak lapisan
masyarakat turut memiliki alat2 produksi, hingga dapat ikut menikmati hasil
perekonomian.
(refrensi lanjutan : www.pacific.net.id )

Seusai pembahasan paper, peserta berusaha merumuskan kata-kata kunci hasil


perbincangan dan pembahasan masing-masing paper, guna melihat prioritas diskusi
untuk sesi kedua, dalam kaitannya dengan tujuan Indonesia Masa Depan. Selain itu
juga didaftar berbagai hambatan yang ada, yang perlu diatas guna mencapai tujuan
yang diinginkan.

37. Kata-kata kunci yang kemudian diidentifikasi adalah :


Posisi Indo dalam tata dunia ekonomi yang lebih berkeadilan, economic democracy
dalam arti luas, ketimpangan social, ekonomi politik, kelembagaan, kesejahteraan
social, bebas kemiskinan, pengembalian kekuatan ekonomi pada agrarian dan
maritime, revitalisasi industri, identifikasi masalah perekonomian negara, inovasi,
realisasi serta debirokratisasi.

38. Hambatan:
Kemiskinan, pengangguran, sentralisasi ekonomi, kurangnya peran pemrintah
kurangnya kompetensi, belum tercapainya civil society, ketimpangan kepemilikan
sumber daya ekonomi, hambatan dalam usaha, kurangnya entrepeneurship, Power
disparity, rendahnya bargaining power Indonesia, pengabaian sejarah

39. Pertemuan merumuskan mengenai tujuan utopis yang ingin dicapai Indonesia
tahun 2045, dalam sektor social ekonomi sebagai berikut :

www.indonesiamasadepan.org 17
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

VISI
Indonesia tahun 2045 adalah masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, maju dan
bermartabat.

Goal 1:
Demokratis secara ekonomi
Indikator :
a. Bebas kemiskinan
b. Bebas dari ketimpangan ekonomi

Goal 2:
Berbasiskan kekuatan sumber daya lokal
Indikator
a. Menghasilkan produk-produk lokal yang memiliki nilai tambah tinggi
b. Bebas dari sentralisasi ekonomi
c. Mengakomodasi kearifan local dalam perumusan kebijakan ekonomi

Goal 3 :
Berbasiskan ekonomi pertanian dan kelautan
Indikator :
a. Peningkatan teknologi pertanian dan kelautan
b. Peningkatan nilai tambah produksi pertanian dan kelautan

Goal 4:
Memiliki struktur industri yang tangguh dengan didukung penguasaan teknologi dan
system inovasi
Indikator :
a. Bebas dari ketergantungan impor produk primer
b. Terwujudnya kesiapan teknologi mencakup tingkat penyerapan teknologi,
payung hukum untuk teknologi informasi dan komunikasi
c. Rasio yang tinggi antara kebutuhan dan ketersediaan infrastruktur
teknologi
d. Tingginya kualitas intstitusi penelitian ilmiah, kolaborasi penelitian antara
industri, universitas dan pemerintah.

Goal 5:
Penguatan kelembagaan yang memfasilitasi stuasi ekonomi yang efisien dan
produktif.
Indikator :
a. Birokrasi yang bebas korupsi, melayani publik dan mendukung penguatan
masyarakat madani
b. Lembaga peradilan yang menjamin system kepemilikan
c. Kebijakan-kebijakan politik yang sinergis terhadap kebebasan berusaha

Goal 6:

www.indonesiamasadepan.org 18
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
Independen dan berperan aktif dalam ekonomi global yang berkeadilan.
Indikator :
a. Bebas hutang luar negeri
b. Salah satu kekuatan utama ekonomi dunia

Agenda 7 : Penyusunan Draft Jejaring Eropa

40. Pertemuan membahas dan memutuskan draft pembentukan jejaring Eropa


(terlampir annex 4)

Agenda 8: Diskusi dengan Prof. Kusmayanto Kadiman, Menteri Riset dan


Teknologi

41. Diskusi dengan Prof Kusmayanto Kadiman menfokuskan pada 4 isu yaitu
ketahanan pangan, ketahanan energi, perlindungan lingkungan hidup dan hubungan
dunia pendidikan dengan industri.

42. Menyikapi ketahanan pangan, disampaikan bahwa tantangan dari ketahanan


pangan adalah ketersedian lahan, jumlah penduduk yang semakin bertambah. Solusi
yang kemudian ditawarkan adalah rice intensivication and food diversivication.
Disampaikan pula bahwa untuk turut melindungi produk pangan Indonesia diperlukan
perubahan paradigma untuk memandang produk dalam negeri lebih baik dari produk
impor.

43. Disampaikan dalam diskusi bahwa tanpa kecukupan energi, pertumbuhan


ekonomi tidak akan pernah bisa tercapai. Indonesia punya ragam kekayaan : minyak
bumi, batu bara, geothermal, matahari. Tantangannya dalah bagaimana menghasilkan
energi dengan biaya murah dan aman bagi lingkungan. Di negara- negara maju yang
sudah berhasil melakukan hal ini dikarenakan mereka sudah melakukan study yang
intensif termasuk menghitung efek social ekonomi dari ketersediaan energi.

44. Mengenai manajemen lingkungan, Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman banyak


menyoroti masalah manajemen air di Indonesia dimana volume air di Indonesia
sangat cukup namun tantangannya adalah bagaimana mengatur air tersebut karena
kita mengalami kelebihan air pada musim hujan dan sebaliknya di musim kemarau.
Manajemen air juga perlu dicermati karena kaitannya dengan konversi lahan dan
pencemaran air.

45. Diskusi juga menyoroti masalah gap antara dunia pendidikan dan industri
dimana penelitian yang dilaksanakan oleh dunia pendidikan kadang belum cukup
didukung oleh pihak swasta. Untuk mengatasi hal ini perlu ditelurkan kebijakan agar
swasta bisa ikut berpartisipasi dalam pendidikan seperti pemberian insentif pajak bagi
pihak swasta yang berkontribusi terhadap riset.

Agenda 9: Pernyataan Bersama Jejaring Eropa

46. Ditanda tangani pernyataan bersama pembentukan Jejaring Eropa

www.indonesiamasadepan.org 19
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007
Agenda 10 a: Kelompok Kerja Sumber Daya Alam

47. Pembahasan Kelompok Kerja Sumber Daya Alam hari kedua, 24 Juni 2007
merupakan kelanjutan dari pokja hari pertama. Fokus kajian hari ini lebih difokuskan
pada pembahasan masalah dari sisi pendidikan, dengan tetap memakai kerangka
bahasan yang telah dicapai pada hari pertama.

48. Berkenaan dengan segi pendidikan dan sumber daya alam, peserta menyadari
perlunya penanaman kesadaran mengenai lingkungan dan sumber daya sejak dini. Hal
ini diindikasikan sebagai masalah yang perlu ditambahkan dari sesi hari sebelumnya.

49. Rekomendasi yang diusulkan untuk strategi perubahan adalah:


- tanggung jawab sosial perusahaan termasuk transparansi dalam proses
pemanfaatan sumber daya alam dari proses ekstraksi, konsumsi dan pasca
produksi

50. Pada dasarnya tidak ada perubahan hasil diskusi yang signifikan dalam sesi
ini, namun merupakan penyempurnaan (terlampir annex 5)

Agenda 10 b: Kelompok Kerja Sumber Daya Institusional.

51. Pertemuan merumuskan visi dan strategi transformasi Indonesia untuk rumpun
masalah pembangunan daerah dan manajemen konflik dan keamanan (terlampir
annex 6)

Agenda 10 c: Kelompok Kerja Sumber Daya Manusia

52. Pertemuan merumuskan action plan untuk rumpun masalah pendidikan dan
kepemudaan (terlampir annex 7)

Agenda 10 d: Kelompok Kerja Sumber Daya Sosial Ekonomi

53. Pertemuan membahas mengenai dunia pendidikan dalam konteks


pemberdayaan sumber daya sosial ekonomi Indonesia di masa depan. Sesuai metode
perumusan hasil diskusi kelompok sebelumnya, kelompok kerja berusaha
mengidentifikasi masalah seputar dunia pendidikan, kemudian merumuskan misi
keadaan ideal yang ingin dicaai pada tahun 2045, serta action plan yang dapat
digunakan sebagai arahan kerja untuk mencapai tujuan dimaksud (terlampir annex 8).

Agenda 11: Sidang Pleno

54. Agenda terakhir dari Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia Masa Depan:
Suara dan Peran Kaum berlangssung pada tanggal 24 Juni 2007 dengan dipimpin oleh
presidium pimpinan sidang yang terdiri dari Michael Putrawenas (Belanda), Berly
Martawardaya (Italia), Achmad Aditya (Jerman), Charles Tampubolon (Rusia) dan
Muhammad Izzul Hag (Inggris)

55. Dalam kesempatan tersebut juga dibacakan hasil dari masing – masing
kelompok kerja oleh Moderator masing – masing.

www.indonesiamasadepan.org 20
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

56. Sidang pleno ditutup dengan pembacaan deklarasi Den Haag yang merupakan
pernyataan bersama dengan membawa semangat kerjasama yang mendasari
terlaksananya Deklarasi Den Haag. (deklarasi terlampir annex 9)

57. Sidang Pleno menyepakati bahwa proses IMD – SKM akan dilanjutkan
dengan kerjasama jejaring PPI Eropa di masa depan.

Penutup

58. Panitia penyelenggara mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya


pada seluruh pihak yang telah turut membantu terlaksananya pertemuan pelajar
Indonesia: Suara dan Peran Kaum Muda.

www.indonesiamasadepan.org 21
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Rancangan Tatib Pertemuan IMD-SKM

Pasal 1
Peserta Pertemuan

1. Pertemuan IMD-SKM dihadiri oleh peserta penuh dan peserta peninjau.


2. Jumlah peserta penuh yang mewakili tiap PPI negara perwakilan ditetapkan
paling banyak empat orang.
3. Jumlah peserta peninjau tidak dibatasi dengan ketentuan harus mendaftarkan diri
pada panitia sebelum mulainya pertemuan dan pendaftaran dilakukan berdasarkan
prinsip first register first serve. Panitia berhak menolak pendaftaran peserta
peninjau bilamana dianggap jumlah peserta telah melebihi kesanggupan daya
tampung.
4. Tiap-tiap PPI Negara Perwakilan/ komunitas pelajar dari masing-masing negara
memberikan penjelasan tertulis kepada panitia penyelenggara mengenai nama-
nama peserta penuh dan peserta peninjau.

Pasal 2
Hak dan Kewajiban Peserta

1. Peserta pertemuan berkewajiban menaati tata tertib ini serta menjaga kelancaran
dan ketertiban sidang.
2. Peserta pertemuan berhak dan berkewajiban mengikuti keseluruhan rangkaian
pertemuan.
3. Peserta berkewajiban memakai tanda pengenal yang disediakan oleh panitia dan
berpakaian sopan dan rapih.
4. Peserta pertemuan berkewajiban meminta ijin Presidium Sidang bila hendak
meninggalkan acara.
5. Peserta pertemuan memiliki hak bicara.
6. Hanya peserta penuh yang memiliki hak suara dan berhak dipilih menjadi
presidium sidang.
7. Peserta dilarang merokok di dalam ruangan sidang.
8. Hal-hal lain yang belum diatur dalam pasal ini dapat diatur lebih lanjut
berdasarkan kesepakatan sidang.

Pasal 3
Perangkat Sidang

1. Panitia Pengarah/ Steering Committee


Bertugas mengarahkan jalannya pertemuan sesuai dengan tujuan pertemuan dan
agenda yang telah disepakati.
2. Pimpinan Sidang
Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang dan ditetapkan paling banyak
berjumlah lima orang. Kelompok Kerja dipimpin oleh paling sedikit satu orang.
Pimpinan Sidang berwenang memberikan peringatan dan/atau sanksi pencabutan
hak bicara terhadap peserta sidang yang melanggar tata tertib sidang. Sanksi
pencabutan hak bicara diberikan dengan memperhatikan persetujuan seluruh
peserta sidang yang hadir.
3. Peserta Sidang
4. Narasumber bilamana dianggap perlu.
5. Notulen dan Panitia Penyelenggara/ Organizing Committee
Notulen bertugas mencatat keseluruhan jalannya sidang pleno dan komisi serta
merekam kesepakatan yang telah dihasilkan.

Pasal 4
Sidang Pleno

1. Sidang pleno terdiri dari sidang pleno awal dan sidang pleno akhir, dan sidang
lainnya dalam format pleno bilamana dipandang perlu oleh pertemuan.
2. Sidang pleno awal dipimpin sementara oleh Panitia Pengarah/Steering Committee
yang bertugas menetapkan Tata Tertib dan Agenda Pertemuan, serta menetapkan
Presidium Sidang Pleno dan Pimpinan Kelompok Kerja.
3. Pemilihan pimpinan sidang ditetapkan dengan musyawarah dan/atau pemungutan
suara secara tertutup.
4. Setelah Presidium Sidang Pleno terbentuk, pimpinan sidang terpilih bertugas
memimpin jalannya sidang termasuk menetapkan pembagian kerja dan peserta
Kelompok Kerja yang telah disiapkan oleh panitia penyelenggara.

Pasal 5
Kelompok Kerja

1. Bertugas menghasilkan Laporan Kelompok Kerja untuk kemudian dibahas dan


ditetapkan dalam sidang pleno akhir.
2. Tata tertib pertemuan kelompok kerja dapat ditetapkan oleh masing-masing
kelompok kerja.
3. Peserta penuh yang telah dikelompokkan dalam suatu kelompok kerja diwajibkan
mengikuti keseluruhan rangkaian pertemuan kelompok kerja yang diikutinya.
4. Menggunakan format diskusi.
5. Tiap-tiap perwakilan PPI Negara berkewajiban untuk mengupayakan paling
sedikit satu orang peserta penuh untuk mengikuti setiap Kelompok Kerja yang
ada.

Pasal 6
Quorum
Quorum pertemuan ditetapkan 2/3 dari seluruh peserta penuh yang terdaftar secara sah
pada panitia penyelenggara sebelum dimulainya pertemuan.

Pasal 7
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mencapai


mufakat.
2. Bilamana mufakat belum tercapai, sidang dapat direses paling banyak selama 2 x
5 menit.
3. Pemungutan suara dilakukan bila musyarawah tidak menghasilkan mufakat dan
reses sebanyak 2 x 5 menit telah ditempuh.
4. Dalam mencapai mufakat, pimpinan sidang berkewajiban menyebutkan kata
sepakat sebanyak paling sedikit dua kali sebelum mengetuk palu yang
menandakan dicapainya mufakat.

Pasal 8
Pemungutan Suara

1. Pemungutan suara dilakukan dengan prinsip tiap satu anggota penuh satu suara
(one man one vote) dan dilaksanakan secara terbuka, kecuali untuk pemilihan
presidium sidang yang menggunakan pemungutan suara secara tertutup bila tidak
dicapai mufakat terlebih dulu.
2. Keputusan yang diambil melalui pemungutan suara adalah sah bila suara
terbanyak (simple majority) telah tercapai. Bilamana hasil pemungutan suara tidak
menghasilkan suara terbanyak, maka diadakan pemungutan suara ulang dengan
memberikan hak suara pada tiap anggota Steering Committee.

Pasal 9
Mekanisme Interupsi

1. Interupsi dilakukan atas seijin Pimpinan Sidang.


2. Interupsi tidak dapat dibatalkan oleh interupsi lainnya kecuali oleh tingkatan
interupsi yang lebih tinggi.
3. Empat tingkatan interupsi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah
sebagai berikut:
a. Interupsi Point of Order
Merupakan tingkat interupsi terendah. Dilakukan untuk meminta waktu
untuk menyampaikan sesuatu pada saat sidang sedang berjalan dan
pimpinan sidang sedang menggunakan waktu bicaranya.
b. Interupsi Point of Information
Dilakukan untuk meminta waktu bicara secara singkat terhadap pembicara
yang sudah diberikan waktu bicara melalui interupsi point of order.
c. Interupsi Point of Clarification
Dilakukan untuk meminta waktu bicara guna menyanggah pembicara yang
sedang menggunakan hak bicaranya melalui interupsi point of
information.
d. Interupsi Point of Privilege
Merupakan tingkat interupsi tertinggi yang bisa dilakukan dengan
melewati semua tahap interupsi yang ada di bawahnya. Dilakukan untuk
mengingatkan sidang terhadap hal yang sangat penting misalnya
pelanggaran tata tertib dan jadwal.

4. Pimpinan Sidang dapat memberikan sanksi pencabutan hak bicara bila interupsi
menganggu jalannya sidang dan atau menimbulkan kegaduhan.

Pasal 10
Aturan Peralihan dan Lain-lain

1. Sebelum dimulainya pertemuan IMD-SKM pada waktu dan tempat yang telah
disepakati, hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat diatur secara
bersama oleh Steering Committee dan Organizing Committee.

2. Perubahan tata tertib dan hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat
dilaksanakan berdasarkan kesepakatan sidang pleno.
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

AGENDA
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
“INDONESIA MASA DEPAN”
( Pokja I – IV )

I. Sidang Pleno Awal


- Penetapan Tata Tertib Pertemuan
- Penetapan Agenda Pertemuan
- Pemilihan dan Penetapan Pimpinan Sidang Pleno dan Kelompok Kerja

II. Diskusi Kelompok Bagian I:


Kelompok Kerja Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Ekonomi (SDE),
Sumber Daya Institusional (SDI), dan Sumber Daya Manusia (SDM)

III. Diskusi Kelompok Bagian II:


Kelompok Kerja SDA, SDE, SDI, dan SDM

IV. Pembahasan Draft Pernyataan Bersama PPI Eropa ’Plus’


Diikuti oleh PPI Belanda, PPI Inggris, PPI Italia, PPI Jerman, PPI Perancis, PPI
Spanyol, PPI Swiss, PPI Trondheim, dan PPI lainnya di Eropa yang ingin
berpartisipasi.

V. Diskusi Kelompok Bagian III : Fokus Pembangunan Daerah (Pokja I – IV)


Diskusi tiap-tiap kelompok kerja dengan fokus tema Pembangunan Daerah.

VI. Diskusi Kelompok Bagian III: Fokus Pendidikan (Pokja I – IV)


Diskusi tiap-tiap kelompok kerja dengan fokus tema Pendidikan

VII. Diskusi Kelompok Bagian IV: Perumusan Hasil oleh Kelompok Kerja

VIII. Sidang Pleno Akhir: Kompilasi Hasil-hasil Pertemuan Pelajar Indonesia


”INDONESIA MASA DEPAN”

www.indonesiamasadepan.org
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Ketetapan III – Pertemuan Pelajar Indonesia “ Indonesia Masa Depan”

BERITA ACARA PEMILIHAN DAN PENETAPAN


PIMPINAN SIDANG PLENO DAN KELOMPOK KERJA

Pada hari ini Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA DEPAN” memilih
dan menetapkan:

Pimpinan Sidang Pleno :


1. Michael Putrawenas (PPI Belanda)
2. Izul Haq (PPI United Kingdom)
3. Achmad Aditya (PPI Jerman)
4. Charles Tampubolon (PPI Rusia)
5. Berly Martawardaya (PPI Italia)

Pimpinan Kelompok Kerja :


SDA : Jenni Wang (PPI Spanyol)
SDE : Berly Martawardaya (PPI Italia)
SDI : Fadjar Hari Mardiansyah (PPI Perancis)
SDM : Michael Arianto (PPI Jerman)

Den Haag, 23 Juni 2007

Atas Nama Panitia Pengarah Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA


DEPAN”,

( Fajar Yusuf ) ( Aryo Primagati ) ( Natasia Angelina )

www.indonesiamasadepan.org
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Ketetapan I – Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA DEPAN”

PENETAPAN TATA TERTIB PERTEMUAN PELAJAR


INDONESIA “INDONESIA MASA DEPAN”

Pada hari ini Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA DEPAN” telah
menetapkan:

TATA TERTIB
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA “INDONESIA MASA DEPAN”
(sebagaimana terlampir)

Den Haag, 23 Juni 2007

Atas nama Panitia Pengarah Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA


DEPAN”

(Fajar Yusuf) ( Aryo Primagati ) ( Natasia Angelina )

www.indonesiamasadepan.org
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Ketetapan II – Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA DEPAN”

PENETAPAN AGENDA PERTEMUAN PELAJAR


INDONESIA “INDONESIA MASA DEPAN”

Pada hari ini Pertemuan Pelajar Indonesia “INDONESIA MASA DEPAN” telah
menetapkan:

AGENDA PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA


“INDONESIA MASA DEPAN”
(sebagaimana terlampir)

Den Haag, 23 Juni 2007

Atas Nama Panitia Pengarah Pelajar Pertemuan Indonesia “INDONESIA MASA


DEPAN”

( Fajar Yusuf ) ( Aryo Primagati ) ( Natasia Angelina)

www.indonesiamasadepan.org
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
DEKLARASI
JEJARING PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA
(PPI) SE-EROPA

Kami para pelajar Indonesia se-Eropa, bersama-sama menyadari bahwa kemajuan bangsa
Indonesia berada di tangan bangsa Indonesia sendiri dan membutuhkan semangat
kebersamaan dan keberlanjutan. Untuk itu, sudah menjadi tugas kami juga untuk berperan
aktif dengan cara menuntut ilmu sungguh-sungguh dan bekerja sama sesuai dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing untuk mencapai cita-cita kemerdekaan 17 Agustus
1945, yaitu untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Demi terwujudnya cita-cita bangsa, kami, Pelajar Indonesia Se-Eropa bertekad untuk :
1. Berbakti pada nusa, bangsa, dan negara dengan berlandaskan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 dan amandemennya.
2. Bersikap profesional dalam mengemban tugas-tugas masa kini dan masa yang akan
datang
3. Melaksanakan perubahan ke arah perbaikan dengan kontribusi aktif sesuai dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing
4. Mambangun persatuan dan kerjasama, mempererat interaksi, membangun forum
informasi dan komunikasi diantara sesama pelajar Indonesia se-eropa
5. Mewujudkan dan melestarikan kesepakatan ini

Berdasarkan tekad di atas, maka dengan memohon rahmat Tuhan YME, kami
pelajar Indonesia se-eropa sepakat untuk membentuk Jejaring Perhimpunan
Pelajar Indonesia se-Eropa yang mempunyai fungsi koordinasi, sosialisasi,
advokasi, elaborasi, sosial kemasyarakatan dan kesinambungan, yang memfasilitasi
kami untuk dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dalam kapasitas kami
sebagai pelajar Indonesia.

Hal-hal yang berkaitan tentang aturan teknis Jejaring Perhimpunan Pelajar Indonesia
se–Eropa akan dijelaskan dalam penjelasan tambahan.

Demikianlah deklarasi ini kami tetapkan sebagai titik tonggak dan pondasi untuk
aktivitas menyuarakan suara kaum muda demi Indonesia di masa mendatang.

Den Haag, 23 Juni 2007

Aryo Primagati (PPI Belanda)


Yulia Rahma Fitriana (PPI Prancis)
Henny Saptatia D.N. Sujai (Indonesia – Russia Study Club)
Ahmad Makintha Brany (PPI Trondheim)
Juliansyah Shariati Pratomo (PPI Swiss)
Edy hermawan (PPI Finlandia)
Achmad Adhitya (PPI Jerman)
Ari Warokka (PPI Spanyol)
Penjelasan tambahan mengenai Jejaring Perhimpunan Pelajar
Indonesia se- Eropa :

1. Struktural Jejaring PPI Eropa :


Jejaring PPI Eropa adalah forum komunikasi pelajar Indonesia di Eropa dengan
enam fungsi utama untuk koordinasi, sosialisasi, advokasi, elaborasi, sosial dan
hubungan masyarakat dan kesinambungan kegiatan pelajar Indonesia di Eropa.
Sesuai hasil kesepakatan bersama, jejaring ini merupakan wadah yang berbentuk
Annual Joint Session.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Jejaring Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Eropa


ini memiliki struktur seperti yang digambarkan di bawah ini:

Jejaring
PPI Eropa

Sekretariat Bersama bertindak Pelaksanaan


sebagai: IMD/SKM
• Pelaksana hasil-hasil kegiatan selanjutnya adalah
IMD-SKM sesuai dengan enam oleh PPI negara
fungsi yang telah disepakati. tertentu yang
• Penerimaan laporan sasaran ditunjuk
hasil IMD-SKM bebas
ditentukan oleh PPI tiap negara
dengan mekanisme kontrol
• Penerima masukan dan saran
dari publik.

Gambar struktural Jejaring PPI se Eropa

2. Keanggotaan Jejaring PPI se Eropa :

a. Organisasi pelajar Indonesia yang berada di luar negeri dengan


menggunakan nama perhimpunan, perserikatan, persatuan, klub, komunitas
atau dan sejenisnya yang mewakili satu negara (selanjutnya disebut PPI).
Bila belum mempunyai PPI negara, maka satu PPI kota/wilayah dalam
negara tersebut dapat menjadi anggota,
b. bersifat sukarela,
c. terdiri dari dua jenis keanggotaan, yaitu anggota biasa dan peninjau.
Anggota biasa adalah anggota yang berasal dari kawasan eropa. Anggota
peninjau adalah anggota yang berasal dari kawasan lainnya.

3. Penerimaan dan pengunduran diri anggota Jejaring PPI Eropa


a. Penerimaan anggota baru yang akan bergabung dalam Jejaring PPI Eropa
harus mendapatkan persetujuan dari anggota Jejaring PPI se Eropa secara
musyawarah mufakat. Namun bila tidak mencapai kata mufakat, maka
diberlakukan mekanisme voting dengan disetujui suara minimal setengah
ditambah satu suara dari jumlah total anggota biasa
b. Anggota Jejaring PPI Eropa yang menyatakan mengundurkan diri dari
Jejaring PPI Eropa wajib menuliskan alasan pengunduran dirinya tanpa harus
mendapatkan persetujuan anggota Jejaring PPI Eropa yang lain.

4. Hak dan kewajiban anggota Jejaring PPI Eropa :


a. anggota biasa memiliki satu hak suara dan hak bicara
b. anggota peninjau memiliki hak bicara
c. seluruh anggota wajib mendapat persetujuan minimal setengah ditambah satu
suara dari total anggota apabila ingin mengatasnamakan Jejaring

5. Pengusulan dan pelaksanaan kegiatan :


a. Anggota Jejaring PPI Eropa berhak mengusulkan kegiatan bersama kepada
Jejaring PPI Eropa
b. Usulan kegiatan yang disepakati bersama oleh Jejaring PPI Eropa akan
dilaksanakan oleh PPI yang mengusulkan sebagai penggerak utama (prime
mover) dengan didukung oleh anggota Jejaring PPI Eropa yang lain.
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

RUMUSAN VISI DAN STRATEGI TRANSFORMASI


KELOMPOK KERJA SUMBER DAYA ALAM
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN
DEN HAAG, 22-24 JUNI 2007

Masalah:

1. Kekurangpahaman atas potensi SDA kita sendiri


2. Kurang sadarnya stakeholders (aktor-aktor kunci, seperti peneliti; pemerintah, dan
industri) akan pentingnya isu-isu yang berhubungan dengan hak paten, publikasi,
biopiracy, regulasi (yang belum menjalankan mandat rakyat), dan koordinasi
bersama
3. Aktualisasi ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kurang selarasnya apresiasi masyarakat terhadap lingkungan dengan sarana dan
prasarana yang ada
5. Penggundulan hutan secara liar
6. Terancamnya sumber daya bahari antara lain karena limbah
7. Masih adanya ketergantungan impor pangan
8. Ketidakseimbangan antara input sumber daya alam yang besar dengan output
sosial ekonomi yang minim
9. Kurangnya minat dan semangat generasi muda untuk menggeluti bidang-bidang
pengelolaan sumber daya alam

Trend:

1. Bioteknologi
2. Pengembangan energi alternatif dan terbarukan
3. Green technology
4. Perkembangan yang berkelanjutan
5. Perubahan iklim

Potensi:
- keanekaragaman sumber daya energi alternatif Indonesia, antara lain: panas bumi,
gelombang laut, angin, matahari.
- keanekaragaman hayati

www.indonesiamasadepan.org 1
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

- peneliti-peneliti potensial dari Indonesia


- banyaknya sarjana manajemen Indonesia
- banyaknya hasil riset potensial dari Indonesia yang belum diaplikasikan

Strategi:

1. Peningkatan kesadaran publik terhadap lingkungan

2. Koordinasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
teknologi
* Pemerintah:
- pemberian insentif untuk pengelolaan sumber daya alam yang berkesinambungan
- pemberdayaan badan pengawas sumber daya alam
- perubahan paradigma pengelolaan wilayah dari batas administrasi menjadi batas
ekologi gugus kepulauan
- pembangunan institusi dan fasilitas pendidikan, riset, termasuk penerapan teknologi
yang sesuai dengan potensi alam, kebutuhan, dan sosio budaya di daerah masing –
masing

* Swasta:
- dukungan modal bagi hasil penelitian dalam negeri yang strategis dan belum
diaplikasikan
- pemberdayaan perusahaan kecil, menengah dan daerah dalam mengelola sumber
daya alam lokal
- tanggung jawab sosial perusahaan termasuk transparansi dalam proses pemanfaatan
sumber daya alam dari proses ekstraksi, konsumsi dan pasca produksi

* Sipil:
-Perlunya sosialisasi dan jaringan dalam mengembangkan potensi sumber daya alam
Indonesia secara lintas profesi baik di dalam maupun di luar negeri.
- Pengembangan SDM yang disesuaikan dengan potensi alam dan kebutuhan di
daerah masing – masing
- Pengenalan sedini mungkin kesadaran lingkungan kepada anak-anak
- pola konsumsi yang bertanggungjawab dan berkesinambungan

www.indonesiamasadepan.org 2
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Rencana Aksi:
- pembentukan seranai surat (mailing list) guna pertukaran informasi tentang sumber
daya alam lintas sektoral dan pemantapan jejaring serta komitmen .
- alih pengetahuan dan teknologi, antara lain dengan: pelatihan, temu ilmiah,
penulisan/distribusi artikel
- kontribusi pemikiran tentang pengembangan pengelolaan sumber daya alam ke
instansi dan komunitas terkait
- memberikan teladan dan mengajak masyarakat sejak dini untuk mengenal
lingkungan

www.indonesiamasadepan.org 3
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

RUMUSAN VISI DAN STRATEGI TRANSFORMASI


KELOMPOK KERJA SUMBER DAYA INSTITUSIONAL
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN
DEN HAAG, 22-24 JUNI 2007

I. Rumpun Masalah: Pembangunan Daerah

A. Problema:
1) Bangun dan format desentralisasi belum mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan membawa banyak ekses.
2) Birokrasi yang korup, terkooptasi kepentingan politik, dan tidak professional.
3) Rendahnya akuntabilitas publik.
4) Rendahnya partisipasi dan kapasitas masyarakat madani dalam berkontribusi pada
proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta dalam melakukan
pengawasan terhadap kinerja pemerintahan daerah.
5) Kesenjangan pelayanan publik dalam aspek kewilayahan dan aspek sektoral.
6) Pembangunan daerah yang terfragmentasi dan kurang terkoordinasi, baik dari pusat
ke daerah, antar-daerah, antar-institusi di dalam satu daerah, maupun antar-desa di
dalam suatu daerah.

B. Rekomendasi (Visi Transformasi):


1) Melanjutkan pembangunan otonomi daerah dengan perbaikan sistem, institusi,
kapasitas sumber daya manusia dan kapasitas teknis daerah dalam menyelenggarakan
kegiatan pelayanan publik dan pengelolaan pembangunan yang lebih komprehensif
dan koheren.
2) Peningkatan dan penguatan pelayanan publik yang didasarkan kepada kebutuhan
masyarakat, dengan lebih mendekatkan proses-proses pengambilan keputusannya
kepada masyarakat, sebagai kerangka dasar pelaksanaan otonomi daerah.
3) Peningkatan partisipasi publik dalam proses pengawasan.
4) Mendorong dilakukannnya kerjasama yang efektif di dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah, baik di antara pemerintah pusat dan daerah, antar-
daerah, antar-institusi di dalam satu daerah, maupun antar-desa di dalam suatu
daerah.

C. Agenda Aksi:
1. Masyarakat madani :
a) Meningkatkan partisipasi publik dalam rangka mengawasi kinerja pemerintah untuk
meningkatkan akuntabilitas publik pemerintah daerah.
b) Melakukan keterlibatan aktif dalam proses penentuan arah pembangunan daerah.

2. Penyelenggara negara:
a) Merevisi dan melengkapi perangkat hukum penyelenggaraan otonomi daerah yang
mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
b) Meningkatkan kualitas institusi pemerintah dalam pelayanan publik melalui
perbaikan menyeluruh di bidang struktur, proses, SDM dan relasi pemerintah dan
masyarakat
c) Mengevaluasi kinerja aparatur pemerintah berdasarkan indikator - indikator yang
terukur.
d) Meningkatkan penerapan E-government dalam proses penyediaan layanan publik
dalam pembangunan daerah.

www.indonesiamasadepan.org 1
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

e) Memperbaiki hubungan kerja sama fungsional antara pusat dan daerah dalam rangka
menciptakan pembangunan yang sinergis.
f) Mengembangkan perangkat yang mampu mendekatkan proses interaksi dan
penyediaan layanan publik dari institusi pemerintah kepada masyarakat
g) Memperbaiki sistim penerimaan pegawai negeri dalam rangka meningkatkan kualitas
birokrasi pemerintahan Indonesia dengan mendasarkan pada kebutuhan ruang lingkup
kerja / analisis jabatan (job analysis)

3. Swasta :
a) Meningkatkan kemitraan swasta dengan pemerintah dan masyarakat dalam
pembangunan daerah.
b) Berkolaborasi dengan masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja
pembangunan daerah.

II. Rumpun Masalah : Manajemen Konflik dan Keamanan

A. Problema:
1) Tingginya potensi konflik sosial di Indonesia, baik yang disebabkan oleh
kesenjangan sosial-ekonomi maupun rapuhnya integrasi sosial.
2) Tingginya keterlibatan militer dalam bidang-bidang non-kemiliteran dan rendahnya
tingkat profesionalisme militer yang disebabkan oleh strategi dan kebijakan militer
yang lebih berorientasi kepada Angkatan Darat.
3) Struktur dan budaya lembaga kepolisian yang berwatak sentralistik dan militeristik
sebagai warisan sejarah masa lalu.
4) Profil dan kinerja lembaga kepolisian yang korup dan tidak profesional.

B. Visi Transformasi
1) Pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi yang menjadi penyebab konflik serta
pengembangan budaya perdamaian dan pencegahan konflik.
2) Penghilangan peran-peran non-militer oleh lembaga militer serta peningkatan
profesionalisme militer melalui pengembangan strategi dan kebijakan pertahanan
yang berorientasi maritim dan dirgantara sesuai posisi dan konstelasi geo-strategis
Indonesia.
3) Pengembangan struktur dan lembaga kepolisian yang berwatak desentralistik serta
non-militeristik (sipil).
4) Pengembangan lembaga kepolisian yang profesional dan akuntabel.

C. Agenda Aksi
1. Penyelenggara Negara
a) Melakukan pengurangan tingkat kesenjangan sosial-ekonomi.
b) Menjadikan pendidikan perdamaian menjadi bagian dari program di lembaga-
lembaga pendidikan.
c) Reformasi kelembagaan dan perundang-undagan yg menempatkan TNI di bawah
Dephan dan Polri di bawah Depdagri/Depkeh; Penyusunan ’Buku Putih’ strategi dan
kebijakan pertahanan dan keamanan RI yg mengubah titik berat pada sektor
maritim/udara.
d) Pengembangan lembaga kepolisian melalui reformasi UU, struktur kelembagaan
maupun budaya organisasi yg lebih sesuai dengan tuntutan profesionalisme,
akuntabilitas dan desentralisme; Reformulasi kebijakan keamanan dalam negeri
menyesuaikan dg sistem politik dan pemerintahan yg bersifat desentralistik.

2. Masyarakat Madani

www.indonesiamasadepan.org 2
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

1) Meningkatkan program pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi melalui penguatan


organisasi-organisasi masyarakat.
2) Pendidikan perdamaian menjadi bagian dari program kemasyarakatan; menggalakkan
upaya-upaya pencegahan konflik di masyarakat.
3) Melakukan advokasi bagi dilakukannya reformasi kelembagaan dan perundang-
undangan menyangkut TNI dan Polri; Peningkatan kapasitas dan kompetensi
masyarakat madani untuk melakukan pengawasan terhadap TNI dan Polri.
4) Melakukan kajian dan advokasi bagi pengembangan lembaga kepolisian yang
profesional, akuntabel dan berorientasi lokal. Melakukan fungsi-fungsi pengawasan
dan pemantauan terhadap kinerja lembaga kepolisian, baik di aras nasional maupun
lokal; Peningkatan kerjasama masyarakat madani baik di aras lokal, nasional maupun
internasional dalam bidang pengawasan dan pemantauan lembaga kepolisian.

3. Swasta
1) Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan pendidikan perdamaian menjadi bagian
dari program Corporate Social Responsibility.
2) Meningkatan kegiatan bisnis di sektor kelautan-perkapalan dan dirgantara.
3) Bekerjasama dengan masyarakat madani melakukan advokasi bagi pengembangan
lembaga kepolisian yang profesional, akuntabel dan berorientasi lokal. Bekerjasama
dengan masyarakat madani melakukan fungsi-fungsi pengawasan dan pemantauan
terhadap kinerja lembaga kepolisian, baik di aras nasional maupun lokal.

www.indonesiamasadepan.org 3
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

RUMUSAN VISI DAN STRATEGI TRANSFORMASI


KELOMPOK KERJA SUMBER DAYA SOSIAL MANUSIA
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN
DEN HAAG, 22-24 JUNI 2007

A. P E N D I D I K A N

1. Anggaran Pendidikan dari APBN 20%

Identifikasi permasalahan :
a. Kemampuan APBN kita yang tidak siap terhadap pengalokasian dana sebesar
nilai yang telah ditentukan dalam UUD (maksimal 20% dari alokasi anggaran
belanja pemerintah)
b. Ada banyak beban anggaran yang semestinya tidak perlu dialokasikan
(masalah prioritas)
c. Alokasi dana diserahkan ke pusat dan dipukul rata, sedangkan kebutuhan
masing-masing daerah untuk pendidikan berbeda (perlu dicek kembali)
d. Perangkat peraturan dan financial sudah lengkap, tetapi perlu ada konsistensi
dari penerima dan penyelenggara pendidikan dalam pelaksanaannya
e. Pendidikan gratis sudah dilaksanakan, tetapi kenyataannya sekolah masih
melakukan pungutan; Depdiknas sudah mengidentifikasi dan sudah
menganggarkan dana operasional sekolah
f. Adanya kecurangan yang dimotivasi dari pihak guru dan kejahatan pendidikan
terselubung yang dikoordinasi pihak pembuat kebijakan dan penyelanggara
pendidikan sendiri

Usulan Rekomendasi :
Pengupayaan pelaksanaan Undang-undang 45 pasal 31 ayat 4 dengan ´´law
enforcement´´ terhadap pemerintah

a. Mengembangkan voluntary activity di Indonesia sehingga tidak selalu


tergantung kepada pendapatan yang diperolehÆ mental reform
b. Sebaiknya ada advokasi publik bagi sekolah sehingga ada kontrol terhadap
pungutan yang dilakukan sekolah
c. Perlu ada efektivitas alokasi anggaran pendidikan sehingga semua pihak yang
terlibat—baik peserta maupun penyelenggara—dapat meningkatkan kualitas
professional.
d. Dialog tripartit antara pemerintah (policy makers), Industri (Commerce) dan
Institusi Pendidikan
1. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan yang memberikan jaminan hukum
2. Supply prasarana dan kesempatan pelaksanaan intership oleh pihak
industri
3. Supply tenaga kerja terdidik dan professional dari pihak institusi
pendidikan dalam konteks intership
e. Pemerintah segera merealisasikan rencana untuk meningkatkan kualitas
pengajar/guru dan menaikkan gaji pengajar/guru, sebagai upaya memotivasi
masyarakat untuk jadi guru.

www.indonesiamasadepan.org 1
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

2. Kompetensi / Kualitas Pendidikan

Identifikasi permasalahan :
a. ´Pendidikan murah´ vs ´pendidikan berkualitas´
b. Bersifat satu arah, karena peserta didik tidak pernah dituntun untuk belajar
mandiri, dan tidak menstimulasi kemmapuan speaking, writing dan analytical
skill
c. Kualitas guru rendah di beberapa daerah
d. Belum meratanya ‘professional development’ bagi para guru di Indonesia

Goal : menghasilkan pendidikan yang murah dan berkualitas dengan mendorong


3 pokok elemen dasar yaitu : Guru, murid dan orangtua.

Usulan rekomendasi :
1. Pengajaran yang menfasilitasi aplikasi thinking skills.
Cara : - Pelatihan untuk para guru tentang thinking skills.
Æ Sdr Ali (PPI Belanda) bersedia memfasilitasi panduan
pengajarannya yang mentransfer dari filosofi ke penerapan.
2. Guru harus diperlakukan sebagai profesi lainnya yang terus
berkembang secara progresif.
Cara : Professional Development rutin untuk para guru.
3. menyosialisasian konsep kolaborasi bagi sekolah internasional dan
sekolah nasional plus untuk bekerjasama atau sharing dengan
sekolah negeri
4. menyosialisasikan dosen IKIP/FKIP untuk memberikan pelatihan
rutin sebagai salah satu tridarma Perguruan tinggi terhadap guru
pendidikan di daerah.
5. Adanya pertukaran guru-guru dan pakar bidang tertentu untuk
mengajar di sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil
6. Peningkatan kompetensi guru;
7. Perlu adanya perbaikan pengangkatan bagi calon guru dengan
meningkatkan quality control; dengan memperhatikan kebradaan
guru honorer;
8. Mempercepat pengangkatan guru honorer menjadi PNS

3. Sistem Pendidikan

Identifikasi permasalahan :
• Kebijakan UAN yang terkesan memberatkan siswa karena pemerintah
menaikkan persyaratan nilai satu poin setiap tahun.

www.indonesiamasadepan.org 2
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

• Berdasarkan data empiric, sistem pendidikan di sekolah


internasional/swasta dan sekolah nasional berbeda
• Guru-guru Indonesia belum terbiasa membuat catatan perkembangan
anak-anak didiknya
• Korupsi dalam sistem pendidikan Indonesia

Usulan Rekomendasi :
• UAN dapat dilaksanakan tetapi bukan (satu-satunya) standar kelulusan
siswa tapi standar pendidikan Indonesia (Implementasi kurikulum di
setiap sekolah harus jelas) Æ evaluasi standar kelulusan siswa
• Membentuk jejaring kerjasama atas sekolah-sekolah; misalnya
pertukaran informasi,
• Mengintegrasikan materi pendidikan anti korupsi dalam sistem
pendidikan Indonesia.

4. Media Pendidikan

Latar Belakang :
• Pemberdayaan teknologi informasi sebagai sarana mengajar, khususnya
penggunaan media komputer.

Identifikasi Permasalahan :
• Untuk implementasi, ada kendala budaya dan kemampuan teknologi dari
masyarakat IndonesiaÆ buta internet dan teknologi computer

Usulan Rekomendasi :
• Penyiapan infrastruktur dan tenaga pelatih

Æ Action Plan:
Mengumpulkan buku bacaan bagi anak-anak (PPI Inggeris)

B. K E P E M U D A A N

Identifikasi Permasalahan :
a. Kurangnya penyelarasan dalam gerakan pemuda dengan elemen-elemen lainnya
(Pemerintah, sektor swasta dan gerakan2 muda lainnya)
b. Kurangnya kesinambungan dalam sebuah gerakan pemuda, hanya bersifat
temporary dan berdasarkan moment tertentu.
c. Pudarnya identitas sebagai bangsa Indonesia dan maraknya budaya
konsumerisme yang menyebabkan bangsa ini menjadi pangsa pasar globalisasi
tanpa memiliki tingkat produktifitas yang seimbang.

www.indonesiamasadepan.org 3
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Usulan Rekomendasi :
a. Mengusahakan sebuah gerakan pemuda dengan mind set seperti sisten pemikiran
yang tertera di bawah

Konferensi para pemuda Pemuda bersama


Statement bersama dan Pelajar Indonesia unsur pemerintah
dan swasta bertemu

Proses monitoring Memorandum of


thd jalannya ide understanding

c. Pengoptimalan keberadaan pemuda pemudi Indonesia di luar negeri dengan


menjalin kerjasama dalam membantu menyelesaikan isu-isu krusial yang terjadi di
tanah air (bekerjasama dengan berbagai NGO, Research Institution, Governmental
level, Foundation, etc)
d. CNN program (CARE, NATION, NETWORKING) terhadap kaum muda
Indonesia.

Action Plan :
PPI Jerman bekerjasama dengan KBRI Berlin mengupayakan sebuah bentuk
kerjasama dengan GFZ (Geo Forschung Zentrum) untuk membantu
menanggulangi bencana alam lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur setelah
sebelumnya melakukan diskusi dan seminar tentang bencana ini di Berlin, Jerman.

C. N E T W O R K I N G

Identifikasi Permasalahan :
a. Menyongsong globalisasi yang memungkinkan terjadinya lintas barang dan
jasa, tenaga ahli di Indonesia akan menghadapi tantangan untuk bersaing
secara kualitas dengan tenaga ahli yang berasal dari negara-negara tetangga
b. Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga ahli (siapkan data)
c. Kurangnya akses informasi tentang kesempatan pendidikan di luar negeri

Usulan Rekomendasi:
PPI Eropa (dirintis oleh IMD-SKM) sebaiknya dikembangkan menjadi sebuah
jejaring yang berkontribusi konkrit terhadap pendidikan nasional melalui kiprahnya di
Eropa

1. Penyebarluasan informasi pendidikan terhadap calon-calon mahasiswa di


Indonesia.
2. Mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri dapat
melakukan langkah konkrit antara lain dengan menyisihkan sebagian uang
beasiswa untuk membantu pendidikan di Indonesia

www.indonesiamasadepan.org 4
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

3. Peningkatan dukungan terhadapa pertukaran pelajar dan mahasiswa Indonesia


dengan dalam dan luar negeri.
4. Mencari peluang internship

Action Plan
a. PPI Rusia (dalam bidang kedokteran)
- Sudah dilakukan komunikasi dengan Kabid Pensosbud KBRI Moscow dan
mendapat dukungan positif
- Akan dicoba untuk melakukan approach kepada pemda-pemda di Indonesia
untuk memotivasi putra daerahnya belajar ilmu kedokteran ke Rusia
b. PPI Finlandia (dalam bidang IT)
- idem
c. Pembuatan database thesis, journal dan informasi-informasi pendidikan dan
professional lainnya dalam Jejaring PPI Eropa (PPI Italia)

www.indonesiamasadepan.org 5
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

RUMUSAN VISI DAN STRATEGI TRANSFORMASI


KELOMPOK KERJA SUMBER DAYA SOSIAL EKONOMI
PERTEMUAN PELAJAR INDONESIA
INDONESIA MASA DEPAN
DEN HAAG, 22-24 JUNI 2007

Visi yang ingin dicapai adalah:


Terwujudnya system pendidikan yang menjawab kebutuhan strategi pembangunan
dan tantangan kemanusiaan.

Sedangkan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sektor pendidikan Indonesia di
masa depan:

1. Tercapainya pendidikan dasar 12 tahun


Action Plan :
a. Subsidi silang pada sistim pendidikan
b. Merangkul swasta dengan dunia pendidikan

2. Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lokal


Action Plan :
a. Identifikasi kebutuhan local dan disesuaikan dengan tingkat dan jenis
pendidikan yang dibutuhkan.
b. Penegasan dan diseminasi perbedaan sekolah tinggi dengan pendidikan
tinggi Universitas.

3. Keterkaitan pendidikan dengan industri


Action Plan :
a. Diversifikasi sekolah kejuruan
b. Peningkatan kerjasama dunia pendidikan dengan sektor industri
c. Insentif fiskal bagi pihak swasta yang membantu dunia pendidikan
d. Kurikulum yang mendukung peningkatan inovasi dan kewirausahaan
(entrepreneurship)
e. Memungkinkan dibentuknya Badan Uasaha Milik Kampus yang dapat
menyokong dan mensubsidi biaya pendidikan tinggi
f. PPI di luar negeri menjadi LO untuk meningkatkan hubungan dengan
industri swasta
g. Membuat riset yang dapat menarik swasta untuk berinvestasi

4. Pembiayaan pendidikan tinggi yang lebih optimal


Action Plan :
a. Menciptakan program insentif untuk tetap sekolah
b. Memungkinkan program pinajaman untuk membiayai pendidikan
tinggi
c. Peningkatan anggaran pemerintah untuk mendukung infrastruktur
pendidikan
d. Menciptakan kerjasama dengan industri untuk meningkatkan
infrastruktur pendidikan
e. Subsidi silang

www.indonesiamasadepan.org 1
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
”Suara Bersama Den Haag 2007”
Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia Masa Depan—Suara dan Peran Kaum
Muda
Den Haag, 22 - 24 Juni 2007

Kami, kaum muda Indonesia yang hadir dalam Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia
Masa Depan—Suara dan Peran Kaum Muda (PPI: IMD-SPKM) di Den Haag, 22-24
Juni 2007, bersama ini menyatakan:

Kami bertemu dan berkumpul di sini dilandasi oleh semangat dan kehendak bersama
untuk turut memberikan sumbangan kolektif, dalam bentuk apapun terhadap proses
perbaikan kehidupan bersama sebagai negara dan bangsa Indonesia di masa kini dan
mendatang.

Kami bertemu dan berkumpul di sini dipicu oleh kerisauan kolektif. Berakhirnya rezim
dan sistem politik Orde Baru pada 1998 telah membawa perjalanan Republik Indonesia
tercinta memasuki babak baru kesejarahannya sejak itulah dimulai proses “reformasi”.
Namun hingga kini arah dan pijakan baru yang nyata dan kokoh untuk menciptakan
keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga bangsa belum dirumuskan.

Tidak dipungkiri bahwa telah dicapai sejumlah hasil penting dan strategis sebagai buah
dari proses ”reformasi” yang dihela bersama oleh segenap anak bangsa, di antaranya:
kebebasan pers dan kebebasan berorganisasi dan berpolitik, pemilihan umum yang relatif
jujur dan adil, otonomi daerah, juga pemilihan pejabat pucuk pemerintahan secara
langsung oleh rakyat, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Kami tidak bisa menutup mata bahwa segenap capaian penting dan strategis tersebut
tidak dengan serta merta mengatasi berbagai masalah, terutama angka kemiskinan
massal yang masih cukup tinggi, tingkat kesejahteraan rakyat secara umum juga belum
meningkat secara bermakna. Sejumlah warisan buruk rezim lama belum sirna, seperti
birokrasi yang korup, kebijakan publik yang tidak berpihak kepada rakyat, serta sistem
kepartaian yang elitis. Kerisauan itu makin bertambah ketika kami berpikir dalam konteks
strategisdimana kompetisi dengan negara-negara lain dalam tata-dunia global yang tidak
adil akan membuat posisi Indonesia semakin terpuruk dalam pergaulan antar bangsa dan
negara.

Kendati sistem pemilihan pejabat pemerintahan secara langsung menjanjikan


meningkatnya proses pertanggungjawaban pejabat publik, namun sistem baru ini masih
kurang mengoptimalkan .pemikiran visioner dan gagasan besar yang menjangkau jauh ke
depan termasuk rencana pembangunan jangka panjang. Dalam konteks persoalan
kebangsaan dan kenegaraan seperti itulah urgensi kejelasan visi dan kemantapan orientasi
Indonesia masa depan semakin mengemuka, khususnya buah pemikiran dari kaum muda
saat ini, sebagai pewaris syah Republik Indonesia serta mata rantai menuju generasi
selanjutnya.

Rangkaian kegiatan PPI: IMD-SPKM ini adalah salah satu wujud tanggung jawab moral
dan intelektual kaum muda Indonesia terhadap masa depan bangsa dan negara, khususnya
terhadap lebih dari 230 juta jiwa manusia Indonesia. Tanggung jawab tersebut perlu
disadari sebagai tanggung jawab kolektif yang hanya akan optimal dengan kolaborasi
sehat berbagai pihak secara sinergis. Oleh karena itu, PPI: IMD-SPKM menjadikan
usaha-usaha serupa sebelumnya sebagai bahan kajian dan masukan yang berharga.
Dengan demikian, kegiatan ini merupakan bagian dari mata rantai upaya membangun
Indonesia masa depan yang lebih baik.

Hasil dari PPI: IMD-SPKM merupakan pokok-pokok pikiran yang terutama akan kami
jadikan bahan rujukan bagi upaya kolektif untuk membangun masa depan Indonesia
yang lebih baik; meskipun bisa menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan
maupun institusi dan organisasi lain terkait. Jiwa yang dikandung dalam kegiatan ini
adalah tanggung jawab pelajar dan kaum muda sebagai individu maupun kolektivitas
yang ingin memberikan kontribusi bagi bangsa dan negaranya, bukan sekadar
mengajukan tuntutan kepada pihak lain.

Setelah mengalami proses dialektika gagasan secara kolektif sejak sekitar 6 bulan lalu
dan berpuncak pada pertemuan di Den Haag pada 22-24 Juni 2007, maka dengan ini
kami merumuskan pokok-pokok pikiran bersama dalam ”Suara Bersama Den Haag
2007” yang mencakup

1. Hasil Kelompok Kerja SDM


2. Hasil Kelompok Kerja SDA
3. Hasil Kelompok Kerja SDSE
4. Hasil Kelompok Kerja SDK
5. Hasil Kelompok Kerja Pendidikan
6. Hasil Kelompok Kerja Pembangunan Daerah

Den Haag, 24 Juni 2007


Kami, yang bertandatangan di bawah ini:

Atas nama seluruh peserta Indonesia Masa Depan 2007,


Presidium Pleno Indonesia Masa Depan 2007

PPI Belanda
Michael Putrawenas

PPI Italia
Berly Martawardaya

PPI Jerman
Achmad Aditya

PPI Russia
Charles Tampubolon

PPI United Kingdom


Muhammad Izzul Hag
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

LAPORAN PENGGUNAAN ANGGARAN


INDONESIA MASA DEPAN: PERAN KAUM MUDA

Pemasukan Pengeluaran

1 KBRI Den haag 100.00 € 1 Kas 100.00 €

2 KBRI Den haag 250.00 € 2 Transportasi Pertemuan Berlin


(penggantian bensin) 250.00 €
3 KBRI Den haag 3,357.00 € 3 Sewa Beamer 636.65 €

4 Sewa Kursi 223.13 €

5 Spanduk 214.20 €

6 Dokumentasi 227.93 €

7 Website 26.50 €

8 Kesekretariatan 1,019.83 €

9 Transportasi Lokal
(bensin dan strippenkart) 350.60 €
10 Telpon 360.00 €

11 Kas Sekretariat Bersama IMD


298.16 €

Total pemasukan 3,707.00 € Total pengeluaran 3,707.00 €

Keterangan perincian bon


terlampir

www.indonesiamasadepan.org 22
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

LAPORAN KEUANGAN

PENERIMAAN (dalam Euro)

Keterangan Kode Bukti Jumlah


KBRI, via Bp. Muhajir 100.00
KBRI, via Bp. Muhajir Penerimaan 1 250.00
KBRI, via Ibu Rina Penerimaan 2 3357.00
TOTAL 3707.00

PENGELUARAN (dalam Euro)

Keterangan Kode Bukti Jumlah


Dana operasional PPI Belanda Kas 100.00
(Kas)
Biaya bensin pertemuan 2 Juni Bensin 1-5 250.00
2007 di Berlin, Jerman (total EUR 263.41, tetapi hanya
diganti sebesar EUR 250.00)
Sewa LCD Perlengkapan 1 636.65
Sewa kursi Perlengkapan 2 223.13
Spanduk Perlengkapan 3 214.20
Dokumentasi Dokumentasi 1 20.96
Dokumentasi 2 49.48
Dokumentasi 3 19.98
Dokumentasi 4 17.99
Dokumentasi 5 35.98
Dokumentasi 6 60.15
Dokumentasi 7 19.40
Dokumentasi 8 3.99
Website Website 26.50
Kesekretariatan / ATK ATK 1 386.75
ATK 2 7.99
ATK 3 2.70
ATK 4 4.60
ATK 5 20.66
ATK 6 76.70
ATK 7 11.60
ATK 8 59.95
ATK 9 4.16

www.indonesiamasadepan.org 23
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

ATK 10 160.90
ATK 11 45.92
ATK 12 237.90
Transportasi Transportasi 1 201.00
Transportasi 2 30.00
Transportasi 3 20.00
Transportasi 4 30.02
Transportasi 5 10.07
Transportasi 6 7.01
Transportasi 7 7.60
Transportasi 8 3.80
Transportasi 9 7.80
Transportasi 10 0.50
Transportasi 11 7.80
Transportasi 12 7.80
Transportasi 13 4.20
Transportasi 14 13.00
Subsidi biaya telepon panitia: Telepon 1 – 18 360.00
18 x @ EUR 20.00
TOTAL 3408.84

AKUMULASI (dalam Euro)

Penerimaan 3707.00
Pengeluaran 3408.84
Sisa 298.16

www.indonesiamasadepan.org 24
PPI Belanda PPI Inggris PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

SALINAN
”Suara Bersama Den Haag 2007”
Pertemuan Pelajar Indonesia:
Indonesia Masa Depan—Suara dan Peran Kaum Muda
Den Haag, 22 - 24 Juni 2007

Kami, kaum muda Indonesia yang hadir dalam Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia Masa
Depan—Suara dan Peran Kaum Muda (PPI: IMD-SPKM) di Den Haag, 22-24 Juni 2007,
bersama ini menyatakan:

Kami bertemu dan berkumpul di sini dilandasi oleh semangat dan kehendak bersama untuk
turut memberikan sumbangan kolektif, dalam bentuk apapun terhadap proses perbaikan
kehidupan bersama sebagai negara dan bangsa Indonesia di masa kini dan mendatang.

Kami bertemu dan berkumpul di sini dipicu oleh kerisauan kolektif. Berakhirnya rezim dan
sistem politik Orde Baru pada 1998 telah membawa perjalanan Republik Indonesia tercinta
memasuki babak baru kesejarahannya sejak itulah dimulai proses “reformasi”. Namun
hingga kini arah dan pijakan baru yang nyata dan kokoh untuk menciptakan keadilan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh warga bangsa belum dirumuskan.

Tidak dipungkiri bahwa telah dicapai sejumlah hasil penting dan strategis sebagai buah dari
proses ”reformasi” yang dihela bersama oleh segenap anak bangsa, di antaranya: kebebasan
pers dan kebebasan berorganisasi dan berpolitik, pemilihan umum yang relatif jujur dan adil,
otonomi daerah, juga pemilihan pejabat pucuk pemerintahan secara langsung oleh rakyat,
baik di tingkat nasional maupun lokal.

Kami tidak bisa menutup mata bahwa segenap capaian penting dan strategis tersebut tidak
dengan serta merta mengatasi berbagai masalah, terutamaangka kemiskinan massal yang
masih cukup tinggi, tingkat kesejahteraan rakyat secara umum juga belum meningkat secara
bermakna. Sejumlah warisan buruk rezim lama belum sirna, seperti birokrasi yang korup,
kebijakan publik yang tidak berpihak kepada rakyat, serta sistem kepartaian yang elitis.
Kerisauan itu makin bertambah ketika kami berpikir dalam konteks strategisdimana
kompetisi dengan negara-negara lain dalam tata-dunia global yang tidak adil akan membuat
posisi Indonesia semakin terpuruk dalam pergaulan antar bangsa dan negara.

Kendati sistem pemilihan pejabat pemerintahan secara langsung menjanjikan meningkatnya


proses pertanggungjawaban pejabat publik, namun sistem baru ini masih kurang
mengoptimalkan .pemikiran visioner dan gagasan besar yang menjangkau jauh ke depan
termasuk rencana pembangunan jangka panjang. Dalam konteks persoalan kebangsaan dan
kenegaraan seperti itulah urgensi kejelasan visi dan kemantapan orientasi Indonesia masa
depan semakin mengemuka, khususnya buah pemikiran dari kaum muda saat ini, sebagai
pewaris syah Republik Indonesia serta mata rantai menuju generasi selanjutnya.

www.indonesiamasadepan.org 25
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Rangkaian kegiatan PPI: IMD-SPKM ini adalah salah satu wujud tanggung jawab moral dan
intelektual kaum muda Indonesia terhadap masa depan bangsa dan negara, khususnya
terhadap lebih dari 230 juta jiwa manusia Indonesia. Tanggung jawab tersebut perlu disadari
sebagai tanggung jawab kolektif yang hanya akan optimal dengan kolaborasi sehat berbagai
pihak secara sinergis. Oleh karena itu, PPI: IMD-SPKM menjadikan usaha-usaha serupa
sebelumnya sebagai bahan kajian dan masukan yang berharga. Dengan demikian, kegiatan ini
merupakan bagian dari mata rantai upaya membangun Indonesia masa depan yang lebih baik.

Hasil dari PPI: IMD-SPKM merupakan pokok-pokok pikiran yang terutama akan kami
jadikan bahan rujukan bagi upaya kolektif untuk membangun masa depan Indonesia yang
lebih baik; meskipun bisa menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan maupun
institusi dan organisasi lain terkait. Jiwa yang dikandung dalam kegiatan ini adalah tanggung
jawab pelajar dan kaum muda sebagai individu maupun kolektivitas yang ingin memberikan
kontribusi bagi bangsa dan negaranya, bukan sekadar mengajukan tuntutan kepada pihak lain.

Setelah mengalami proses dialektika gagasan secara kolektif sejak sekitar 6 bulan lalu dan
berpuncak pada pertemuan di Den Haag pada 22-24 Juni 2007, maka dengan ini kami
merumuskan pokok-pokok pikiran bersama dalam ”Suara Bersama Den Haag 2007” yang
mencakup

1. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Alam


2. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Manusia
3. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Institusi / Kelembagaan
4. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Sosial-Ekonomi

Den Haag, 24 Juni 2007

Kami, yang bertandatangan di bawah ini:

Atas nama seluruh peserta Indonesia Masa Depan 2007,


Presidium Pleno Indonesia Masa Depan 2007:

PPI Belanda PPI Rusia


Michael Putrawenas Charles Tampubolon

PPI Italia PPI United Kingdom


Berly Martawardaya Muhammad Izzul Hag

PPI Jerman
Achmad Aditya

www.indonesiamasadepan.org 26
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

RANGKUMAN PEMBAHASAN

1. Sumber Daya Alam (SDA)

Pemberdayaan SDA Indonesia tidak terlepas dari tren perkembangan teknologi dunia.
Diawali oleh tantangan pengembangan energi alternatif dan terbarukan, pemanasan global,
dan kekurangan pangan, aplikasi bioteknologi dan teknologi hijau yang berkelanjutan
dipercaya mampu menjadi salah satu jalan keluar.

Selain tantangan global yang Indonesia hadapi, Indonesia masih memiliki beberapa
permasalahan dasar yang masih harus ditangani. Ketidakseimbangan antara input sumber
daya alam yang besar dengan output sosial ekonomi yang minim menjadi persoalan yang
mendasar. Hal ini disertai kurangnya kesadaran stakeholders (aktor-aktor kunci; seperti peneliti,
pemerintah, dan industri) akan pentingnya isu-isu yang berhubungan dengan hak paten,
publikasi, biopiracy, regulasi (yang belum menjalankan mandat rakyat), dan koordinasi riset
dan transfer teknologi. Selain itu, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda masih
kurang memahami potensi SDA bangsanya dan aktualisasi iptek nasional. Hal ini membuat
tindakan semena-mena terhadap bumi Indonesia misalnya penggundulan hutan secara liar
dan pencemaran limbah yang mengancam sumber daya bahari.

Dalam menjawab segala tantangan yang ada, Indonesia pada dasarnya memiliki banyak sekali
potensi yang dapat dimanfaatkan secara strategis, yaitu keanekaragaman hayati dan sumber
daya energi alternatif (misal: panas bumi, gelombang laut, angin, dan matahari). Tidak
berhenti sampai di sana, potensi ini bila diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia
seperti peneliti-peneliti kelas kakap dan sarjana manajemen Indonesia diyakini dapat
mengkatalisasi hasil riset bangsa yang belum teraplikasikan.

Peningkatan kesadaran publik terhadap alam menjadi salah satu kunci strategi realisasi
potensi yang dimiliki Indonesia. Dalam strategi ini, koordinasi antara pemerintah, swasta dan
sipil (termasuk akademisi di dalamnya) menjadi hal yang krusial.

Bagi mereka yang berkarya di dalam struktur pemerintahan diharapkan:


1. memberikan insentif untuk pengelolaan sumber daya alam yang berkesinambungan
2. memberdayakan badan pengawas sumber daya alam
3. mengubah paradigma pengelolaan wilayah dari batas administrasi menjadi batas
ekologi gugus kepulauan
4. membangun institusi dan fasilitas pendidikan, riset, termasuk penerapan teknologi
yang sesuai dengan potensi alam, kebutuhan, dan sosio budaya di daerah masing –
masing

Di lain pihak, mereka yang bekerja di bidang swasta pun hendaknya:


1. memberi dukungan modal bagi hasil penelitian dalam negeri yang strategis dan belum
diaplikasikan
2. melakukan pemberdayaan perusahaan kecil, menengah dan daerah dalam mengelola
sumber daya alam lokal

www.indonesiamasadepan.org 27
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

3. tanggung jawab sosial perusahaan termasuk transparansi dalam proses pemanfaatan


sumber daya alam dari proses ekstraksi, konsumsi hingga pasca produksi

Bagi akademisi dan masyarakat pada umumnya, kerja sama untuk mendukung pemerintah
dan swasta serta:
1. Perlunya sosialisasi dan jaringan dalam mengembangkan potensi sumber daya alam
Indonesia secara lintas profesi baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Pengembangan SDM yang disesuaikan dengan potensi alam dan kebutuhan di daerah
masing-masing
3. Pengenalan sedini mungkin kesadaran lingkungan kepada anak-anak
4. Pola konsumsi yang bertanggungjawab dan berkesinambungan
Khusus bagi para akademisi untuk mulai mengkomunikasikan hasil riset mereka kepada
masyarakat sebagai langkah awal transfer ilmu dan teknologi bagi bangsa dan negara.

Sebagai tindak lanjut dan tindak nyata dari hasil diskusi IMD 2007, pelajar Indonesia tidak
akan tinggal diam dan memulai realisasi dari strategi yang diusulkan dengan:
1. pembentukan seranai surat (mailing list) guna pertukaran informasi tentang sumber
daya alam lintas sektoral dan pemantapan jejaring serta komitmen
2. alih pengetahuan dan teknologi, antara lain dengan: pelatihan, temu ilmiah,
penulisan/distribusi artikel
3. kontribusi pemikiran tentang pengembangan pengelolaan sumber daya alam ke
instansi dan komunitas terkait
4. memberikan teladan dan mengajak masyarakat sejak dini untuk mengenal lingkungan

2. Sumber Daya Manusia

Menyongsong globalisasi yang tidak terelakkan, Indonesia ditantang untuk siap memberi
respon akan lintas barann, jasa, dan teknologi. Di sinilah tenaga kerja Indonesia
diperhadapkan kepada tingkat yang lebih kompetitif – bersaing dengan negara-negara
berkembang dan industri lainnya.

Secara umum, SDM bangsa Indonesia dalam pengembangannya memiliki beberapa kendala,
yaitu keterbatasan sistem dan pendanaan pendidikan, kurangnya akses kepemudaan serta
yang tidak kalah pentingnya adalah mental bangsa Indonesia yang masih lemah. Reformasi
mental ini difokuskan dan diharapkan dapat dicapai dengan langkah-langkah strategis yang
secara sinergis dalam bidang pendidikan dan kepemudaan.

Dalam bidang pendidikan, dikenali beberapa hambatan utama:


1. Alokasi dana pendidikan (APBN <20%) dan penentuan skala prioritas yang masih
belum jelas
2. Buruknya koordinasi dan konsistensi penegakan aturan dilapangan misalnya
penarikan uang sekolah walaupun sudah dibiayai BOS hingga kecurangan-
kecurangan UAN baru-baru ini (2007)
3. Belum meratanya professional development di Indonesia ditandai dengan program
pembelajaran yang statis di kelas dan tidak lagi aplikatif.

www.indonesiamasadepan.org 28
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

4. Kurangnya apresiasi pemerintah dan masyarakat kepada tenaga pendidik dan


akademisi (termasuk peneliti) yang berujung pada rendahnya kesejahteraan mereka.
5. Tingginya variabilitas kualitas dan kurikulum sekolah khususnya antara sekolah
swasta dan negeri yang turut mendukung ketimpangan sosial

Sedangkan kepemudaan memiliki tantangannya tersendiri yang dapat dikatakan tidak lepas
dari bidang pendidikan:
1. Pudarnya identitas bangsa dan maraknya budaya konsumerisme menyebabkan
bangsa Indonesia menjadi bangsa mangsa globalisasi tanpa memiliki produktivitas
yang seimbang. Hal ini juga membiaskan identitas
2. Perlunya netralisasi dan konsistensi dari kegerakan pemuda yang membangun,
umumnya kegerakan pemuda bersifat jangka pendek dan sebatas monumental
3. Kecilnya jejaring yang dimiliki pemuda untuk mengembangkan diri khususnya dalam
dunia internasional, hal ini memperkecil kesempatan memperoleh ilmu ataupun
pengalaman di luar negeri

Beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan dalam bidang pendidikan dan kepemudaan
sekaligus adalah:
1. Melakukan dialog tri-partit antara pemerintah (policy makers), industri (commerce) dan
institusi pendidikan dalam menyusun kebijakan yang menyelaraskan pendidikan yang
aplikatif untuk industri misalnya dalam program magang (internship)
2. Pemberian jaminan akan apresiasi dan kesejahteraan tenaga pendidik dalam kebijakan
pemerintah
3. Adanya advokasi publik bagi insitusi pendidikan khususnya sekolah umum dalam
mengontrol pungutan dan kurikulum yang ditawarkan
4. Meningkatkan kompetensi (professional development) dan quality control bagi
tenaga pendidik yang objektif dan transparan disertai oleh infrastruktur/fasilitas yang
memadai
5. Optimalisasi komunikasi sosial antar sekolah untuk memperkecil kesenjangan yang
ada, misal pertukaran/pelatihan guru dan pakar antara sekolah khususnya dari kota
ke daerah terpencil
6. Mengintegrasikan materi pendidikan moral khususnya anti-korupsi dan anti-
konsumerisme yang praktis sedini mungkin
7. Peningkatan kerja sama dengan dengan pelajar Indonesia di luar negeri untuk turut
melibatkan mereka dalam menyelesaikan isu-isu krusial nasional serta penyebaran
informasi mengenai beasiswa dan magang di luar negeri
8. Program CNN (Care, Nation, Networking) sebagai salah satu ide untuk menjaga
semangat dan konsistensi kegerakan pemuda bekerja sama dengan LSM, institusi
riset, dan berbagai lembaga lainnya
9. Pembuatan basis data akan disertasi, thesis, artikel ilmiah dan informasi pendidikan
dari dan untuk pelajar Indonesia

3. Sumber Daya Institusi / Kelembagaan

www.indonesiamasadepan.org 29
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Masalah pembangunan kelembagaan yang teraktual dan masih akan relevan sampai beberapa
periode ke depan adalah bagaimana proses desentralisasi dapat berkontribusi pada
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, seiring dengan meningkatnya potensi
konflik sosial, manajemen konflik dan keamanan yang komprehensif menjadi sangat krusial
untuk memastikan proses kelembagaan ini berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Dari
rumpun-rumpun masalah tersebut, akan dirumuskan visi transformasi dan agenda aksi bagi
segenap elemen bangsa yang ada.

Masalah-masalah dalam proses desentralisasi yang dapat diidentifikasi adalah:


1. bangun dan format otonomi daerah yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
2. birokrasi yang korup, terkooptasi kepentingan politik dan tidak professional
3. rendahnya akuntabilitas publik
4. rendahnya partisipasi dan kapasitas masyarakat madani dalam berkontribusi pada
proses pembangunan khususnya terhadap kinerja pemerintahan daerah
5. kesenjangan pelayanan publik baik menurut wilayah maupun sektor
6. pembangunan daerah yang terfragmentasi dan kurang terkoordinasi.

Visi transformasi yang kemudian diformulasikan berdasarkan permasalahan tersebut adalah:


melanjutkan pembangunan otonomi daerah dengan perbaikan sistem administrasi yang lebih
komprehensif dan koheren, peningkatan dan penguatan pelayanan publik yang didasarkan
kepada kebutuhan masyarakat, peningkatan partisipasi publik dalam proses pengawasan, dan
mendorong dilakukannnya kerjasama yang efektif di dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah, baik antar hirarki pemerintahan maupun antar wilayah.

Sedangkan identifikasi masalah untuk area manajemen konflik dan keamanan adalah:
1. tingginya potensi konflik sosial di Indonesia, baik yang disebabkan oleh kesenjangan
sosial-ekonomi maupun rapuhnya integrasi sosial
2. tingginya keterlibatan militer dalam bidang-bidang non-kemiliteran dan rendahnya
tingkat profesionalisme militer yang disebabkan oleh strategi dan kebijakan militer
yang lebih berorientasi kepada Angkatan Darat
3. struktur, budaya, dan kinerja lembaga kepolisian yang berwatak sentralistik,
militeristik korup serta tidak profesional.

Dari sisi tersebut, dirumuskan visi transformasi yang meliputi pengurangan kesenjangan
sosial-ekonomi yang menjadi penyebab konflik serta pengembangan budaya perdamaian dan
pencegahan konflik, penghilangan peran-peran non-militer oleh lembaga militer serta
peningkatan profesionalisme militer melalui pengembangan strategi dan kebijakan
pertahanan yang berorientasi maritim dan dirgantara sesuai posisi dan konstelasi geo-strategis
Indonesia, pengembangan struktur dan lembaga kepolisian yang berwatak desentralistik serta
non-militeristik (sipil), dan pengembangan lembaga kepolisian yang profesional dan
akuntabel.

Untuk mencapai hal tersebut, dirumuskan agenda aksi bagi setiap komponen bangsa yang
ada, sebagai berikut:

www.indonesiamasadepan.org 30
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

A. Pembangunan daerah/desentralisasi:

1. Masyarakat madani :
a) Meningkatkan partisipasi publik dalam rangka mengawasi kinerja pemerintah untuk
meningkatkan akuntabilitas publik pemerintah daerah.
b) Melakukan keterlibatan aktif dalam proses penentuan arah pembangunan daerah.

2. Penyelenggara negara:
a) Merevisi dan melengkapi perangkat hukum penyelenggaraan otonomi daerah
Meningkatkan kualitas institusi pemerintah dalam pelayanan publik melalui perbaikan
menyeluruh di bidang struktur, proses, SDM dan relasi pemerintah dan masyarakat
b) Mengevaluasi kinerja aparatur pemerintah berdasarkan indikator - indikator yang
terukur.
c) Meningkatkan penerapan E-government dalam proses penyediaan layanan publik
dalam pembangunan daerah.
d) Memperbaiki hubungan kerja sama fungsional antara pusat dan daerah dalam rangka
menciptakan pembangunan yang sinergis.
e) Mengembangkan perangkat yang mampu mendekatkan proses interaksi dan
penyediaan layanan publik dari institusi pemerintah kepada masyarakat
f) Memperbaiki sistim penerimaan pegawai negeri dalam rangka meningkatkan kualitas
birokrasi pemerintahan Indonesia dengan mendasarkan pada kebutuhan ruang
lingkup kerja / analisis jabatan (job analysis)

3. Swasta :
a) Meningkatkan kemitraan swasta dengan pemerintah dan masyarakat dalam
pembangunan daerah.
b) Berkolaborasi dengan masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja
pembangunan daerah.

B. Manajemen konflik dan keamanan

1. Penyelenggara Negara
a) Melakukan pengurangan tingkat kesenjangan sosial-ekonomi.
b) Menjadikan pendidikan perdamaian menjadi bagian dari program di lembaga-
lembaga pendidikan.
c) Reformasi kelembagaan dan perundang-undagan yg menempatkan TNI di bawah
Dephan dan Polri di bawah Depdagri/Depkeh; Penyusunan ’Buku Putih’ strategi
dan kebijakan pertahanan dan keamanan RI yg mengubah titik berat pada sektor
maritim/udara.
d) Pengembangan lembaga kepolisian melalui reformasi UU, struktur kelembagaan
maupun budaya organisasi yg lebih sesuai dengan tuntutan profesionalisme,
akuntabilitas dan desentralisme; Reformulasi kebijakan keamanan dalam negeri
menyesuaikan dg sistem politik dan pemerintahan yg bersifat desentralistik.

2. Masyarakat Madani

www.indonesiamasadepan.org 31
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

a) Meningkatkan program pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi melalui penguatan


organisasi-organisasi masyarakat.
b) Pendidikan perdamaian menjadi bagian dari program kemasyarakatan; menggalakkan
upaya-upaya pencegahan konflik di masyarakat.
c) Melakukan advokasi bagi dilakukannya reformasi kelembagaan dan perundang-
undangan menyangkut TNI dan Polri; Peningkatan kapasitas dan kompetensi
masyarakat madani untuk melakukan pengawasan terhadap TNI dan Polri.
d) Melakukan kajian dan advokasi bagi pengembangan lembaga kepolisian yang
profesional, akuntabel dan berorientasi lokal. Melakukan fungsi-fungsi pengawasan
dan pemantauan terhadap kinerja lembaga kepolisian, baik di aras nasional maupun
lokal;

3. Swasta
a) Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan pendidikan perdamaian menjadi bagian
dari program Corporate Social Responsibility.
b) Meningkatan kegiatan bisnis di sektor kelautan-perkapalan dan dirgantara.
c) Bekerjasama dengan masyarakat madani melakukan advokasi bagi pengembangan
lembaga kepolisian yang profesional, akuntabel dan berorientasi lokal.

4. Sumber Daya Sosial Ekonomi

Sumber daya ekonomi dan sosial Indonesia masih memiliki beberapa masalah struktural
namun namun tetap memiliki banyak potensi untuk diberdayakan. Dengan memanfaatkan
potensi-potensi tersebut, pada tahun 2045 diharapkan dapat terwujud suatu masyarakat
Indonesia yang maju, berkeadilan, sejahtera, bermartabat dan mandiri. Tidak menutup
kemungkinan, di masa depan Indonesia mampu menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi
dunia.

Masalah-masalah struktural itu antara lain adalah:


1. posisi lemah Indonesia di dalam tata ekonomi internasional
2. belum tercapainya demokrasi ekonomi dalam arti yang seluas-luasnya
3. tajamnya kesenjangan ekonomi dan sosial
4. daya inovasi dan kewirausahaan yang rendah
5. institusi dan tata kelola pemerintahan yang tidak kondusif bagi kegiatan ekonomi
produktif
6. pengabaian sumber kekuatan ekonomi potensial dan lokal
7. serta pengabaian sejarah dalam perumusan kebijakan ekonomi

Masalah-masalah ini begitu kompleks dan saling terkait satu sama lain. Untuk itu, dibutuhkan
suatu terobosan kebijakan dan strategi transformasi yang sistematis serta menyentuh titik-
titik krusial permasalahan. Basis dari terobosan ini adalah penguatan kelembagaan,
demokratisasi ekonomi dengan titik berat pada masalah kesenjangan dan kemiskinan,
revitalisasi sektor pertanian dan kelautan, pembangunan struktur industri yang tangguh dan
terkait satu sama lain, serta sistem inovasi yang berbasiskan sumber daya dan kebutuhan

www.indonesiamasadepan.org 32
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

lokal. Kata kunci berikutnya adalah pendidikan, yang sangat penting dalam proses
pemberdayaan sumber daya ekonomi.

Segenap hal di atas membutuhkan agenda-agenda aksi yang dijalankan secara sinergis tidak
hanya dari pemerintah, tapi juga dari elemen-elemen swasta dan masyarakat.

Agenda aksi pemerintah:


1. Memperkuat aspek kelembagaan untuk memfasilitasi situasi ekonomi yang efisien
dan produktif, dengan fokus pada birokrasi yang bebas korupsi, melayani publik dan
mendukung penguatan masyarakat madani; membangun lembaga peradilan yang
independen dan menjamin sistem kepemilikan; dan kebijakan politik yang
mendukung kebebasan berusaha
2. Melakukan desentralisasi ekonomi seutuhnya dan mengadopsi kebutuhan,
pengetahuan, serta potensi lokal dalam perumusan kebijakan ekonomi.
3. Menyediakan infrastruktur dan suprastruktur yang menjamin berkembangnya
struktur industri yang tangguh dan saling terkait dengan berbasiskan teknologi tepat
guna dan sistem inovasi yang komprehensif; serta secara khusus melakukan
revitalisasi sektor pertanian dan kelautan.
4. Melakukan diplomasi ekonomi secara aktif dengan tujuan mendukung ekonomi
dalam negeri yang mandiri seutuhnya.
5. Memfokuskan diri pada peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat
6. Mengoptimalkan potensi ekonomi dalam negeri khususnya perluasan basis pajak

Agenda aksi swasta dan masyarakat madani:


1. Melakukan kolaborasi yang sinergis dengan pemerintah, dunia pendidikan tinggi, dan
masyarakat lokal dalam pengembangan teknologi dan inovasi dalam sebuah
optimalisasi potensi ekonomi yang saling menguntungkan
2. Mampu menyadari dan mengidentifikasi potensi lokal, potensi sektor pertanian dan
kelautan, serta mengembangkannya menjadi produk bernilai tambah tinggi.
3. Mampu memanfaatkan aspek positif dari globalisasi dengan menonjolkan
kemampuan inovasi berbasiskan sumber daya lokal

Di samping itu, peran pendidikan sangat penting dalam optimalisasi sumber daya ekonomi
dan sosial. Dalam hal ini, agenda aksi pemerintah dapat diformulasikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan anggaran untuk infrastruktur pendidikan dengan cara yang efektif dan
transparan
2. Mengakui keberagaman lokal dan mengadopsinya dalam sistem pendidikan
3. Melakukan diversifikasi sekolah yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal
dengan titik berat pada berbagai variasi sekolah kejuruan dan politeknik
4. Membangun skema pembiayaan yang tepat guna untuk pendidikan tinggi, dengan
cara: penerapan sistem subsidi silang, mendukung pemberdayaan Badan Usaha Milik
Kampus, dan peningkatan kerjasama dengan swasta/industri.
5. Menciptakan ”link and match” antara dunia pendidikan pada berbagai strata dengan
dunia ekonomi/sektor industri, melalui: riset universitas yang aplikatif, insentif fiskal
bagi dunia industri yang terlibat sektor pendidikan/riset, dan kurikulum yang
menekankan faktor kewirausahaan.

www.indonesiamasadepan.org 33
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

6. Membangun sistem pinjaman (student’s loan) yang komprehensif dan dikelola dengan
baik guna meningkatkan akses pendidikan pada semua kalangan.
7. Membangun sistem insentif untuk tetap sekolah guna mensukseskan program wajib
belajar 12 tahun

Kemudian selanjutnya agenda aksi elemen swasta dan masyarakat madani adalah:
1. Merangkul universitas dan dunia pendidikan pada umumnya untuk pengembangan
teknologi tepat guna guna membangun ekonomi yang berbasis pengetahuan
2. Mengoptimalkan potensi pelajar Indonesia di luar negeri untuk membangun jaringan,
menarik dana penelitian, dan membuka akses bagi pendidikan dan penelitian nasional
pada dunia industri global.

LANGKAH KE DEPAN

Dokumen ini maupun rangkaian kegiatan PPI: IMD-SPKM 2007 bukanlah sebuah akhir,
melainkan sebuah kontinuum yang berusaha melanjutkan apa yang sudah dimulai
sebelumnya untuk semakin dimantapkan –yaitu usaha untuk mewujudkan Indonesia masa
depan yang lebih baik.

PPI: IMD-SPKM berusaha memperkuat tiga pilar utama dalam usaha tersebut, yaitu:
semangat, materi, dan jaringan. Ketiga pilar itulah yang berusaha dirangkum dalam dokumen
ini. Suara Bersama Den Haag 2007 merupakan pernyataan semangat kolektif yang menjiwai
keseluruhan proses PPI: IMD-SPKM dan proses-proses lain yang saling berkolaborasi.
Rangkuman Pembahasan menyiratkan alur materi yang diperkaya dengan makalah-makalah
yang masuk. Sementara jaringan yang terbentuk paling tidak mencakup para peserta PPI:
IMD-SPKM yang juga terafiliasi dengan organisasi / kelompok pelajar Indonesia di berbagai
negara.

Langkah ke depan yang perlu ditapaki bersama adalah memperluas dan memperkaya ketiga
pilar itu. Semangat membangun Indonesia yang lebih baik tidak akan pernah bisa terlalu kuat.
Demikian pula materi konseptual dan intelektual akan selalu terus berkembang. Jaringan
individu-individu dan kelompok-kelompok yang siap berkontribusi dan berkolaborasi juga
akan selalu butuh diperluas. Satu pilar tanpa pilar-pilar yang lain niscaya akan percuma.
Semangat yang tidak diimbangi dengan materi yang kuat dan jaringan yang luas hanya akan
tinggal semangat, dan seterusnya. Tapi jika ketiga pilar tersebut semakin kokoh dan sinkron,
maka Indonesia Masa Depan yang lebih baik akan semakin dekat menjadi sebuah realita.

Bentuk nyata usaha-usaha tersebut bisa berbentuk kajian-kajian lanjutan maupun kritik
terhadap produk PPI: IMD-SPKM 2007. Bisa pula dengan menjaga kontak dan mengundang
rekan-rekan lain untuk bergabung dengan jaringan Indonesia Masa Depan. Namun yang
terpenting adalah dengan mengejewantahkan semangat bersama dalam karya nyata di bidang
kompetensi masing-masing.

www.indonesiamasadepan.org 34
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Akhir kata, kami mengundang siapa saja – lintas generasi, lintas wilayah, lintas sektoral, dan
lintas waktu – untuk turut berkontribusi dengan cara dan kompetensinya masing-maisng.
Indonesia Masa Depan yang lebih baik akan terus menjadi mimpi dan khayalan jika kita
sendiri tidak menggerakkan diri untuk mewujudkannya.

www.indonesiamasadepan.org 35
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

DAFTAR MAKALAH

Data dan kontak para penulis makalah dapat diperoleh dengan menghubungi Sekretariat
IMD estela mendapatkan izan tertulis dari yang bersangkutan.

Sumber Daya Alam

Judul Makalah Penulis Makalah


Bioteknologi di Indonesia : tantangan , prospek dan peluang Audrey Clarissa, Hosea Saputro
Handoyo, Kalman Emry Wijaya
Sustainable Economic Development Based on Biodiversity Resources in M. Djaeni
Indonesia
Visi Indonesia 2045 : Ekosistem Kepuluan Sebagai Basis Pembangunan Dwiko B. Permadi
Berkelanjutan
Fenomena Bioterorisme dan Ancamannya terhadap Ketahanan Pangan Nurul Hidayah
Nasional
Pengelolaan Sumber Daya Alam : Tantangan bagi Tanggung Jawab Korporasi Michael Putrawenas
Indonesia
SDA dan Perkembangan yang Berkelanjutan (Konsep dan Penerapan Aristanto Hari Setiawan
Desarrollo Sostenible)
Live With Slope Instability Jenny Wang
Optimasi Pengelolaan Sumber Energi Ari Warokka

Sumber Daya Manusia

Judul Makalah Penulis Makalah


Indonesia Berangkat Menuju Industrialisasi Pendidikan : Kenapa Tidak ? Achmad Adhitya, Anwar Sadat Sari
Siregar
Transformasi Nilai Kepemudaan Menuju ke Sumpah Pemuda Indonesia III Achmad Adhitya, Fahmi Rizanul
Amrullah
Solusi untuk Program Pencegahan Kanker Leher Rahim di Indonesia Tommy Dharmawan
Penghambat Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar, Menengah Pertama, Juliansyah Shariati Pratomo
dan Menengah Atas di Indonesia
Organizing Media to Accommodate Classroom Management at an Muchammadun Abdullah Chafidh
Intercultural and Religious Learning Setting : From Philosophy through Policy
to Practice
Kurangnya Kontrol dan Komitmen Pemerintah terhadap Masalah Merokok Tommy Dharmawan
Mencari Bentuk Kelas Virtual Sebagai Bagian Integral dari Kelas Presensial : Advent Tambun
Sebuah Ide
Mengenal dan Mengembangkan Bioetika Indonesia Aristanto Hari Setiawan

www.indonesiamasadepan.org 36
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
Indonesia masa depan
pertemuan pelajar Indonesia - den haag, 2007

Sumber Daya Institusi / Kelembagaan

Judul Makalah Penulis Makalah


Akuntabilitas Publik di Indonesia Gde Yoga Prawita
E-Government : Di manakah kita (kini) ? Syamsul Ibad
Srategi Pembangunan di Wilayah Rawan Tsunami Berdasarkan Perspektif Achmad Adhitya
Ekonomi di Aceh dan Nias
Rethinking Indonesian Governance ; Dari Government ke Governance Rosdiansyah, Ishak Salim, Wiky Witarni
Visi dan Strategi Transformasi Konflik Indonesia Shiskha Prabawaningtyas
Visi dan Strategi Transformasi Politik Pertahanan dan Keamanan Indonesia Najib Azca
The Intricate Tapestry of ASEAN Security Lianita Prawindarti
Tata Pemerintahan Daerah Arif R. Effendy

Sumber Daya Sosial Ekonomi

Judul Makalah Penulis Makalah


MNC dan Akuntabilitas Perusahaan Ari Warokka
Inovasi Inc: Membangun Sistem Inovasi dan Produksi Nasional yang Berly Martawardaya
Berkemanusiaan di Indonesia
Fenomena Urbanisasi Kota Kecil dan Menengah di Indonesia dan Tantangan Fajar Hari Mardiansjah
Pembangunannya
Revitalisasi Industri Peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda Cahyono Susetyo
Apakah Pengentasan Kemiskinan Sudah Tepat Sasaran ? Anwar Sadat Sari Siregar
MNC dan Akuntabilitas Perusahaan Ari Warokka
Inovasi Inc: Membangun Sistem Inovasi dan Produksi Nasional yang Berly Martawardaya
Berkemanusiaan di Indonesia
Fenomena Urbanisasi Kota Kecil dan Menengah di Indonesia dan Tantangan Fajar Hari Mardiansjah
Pembangunannya

www.indonesiamasadepan.org 37
PPI Belanda PPI Italia PPI Jerman PPI Perancis PPI Spanyol PPI Swiss PPI Trondheim PPI United Kingdom
BERITA FOTO

Pembukaan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda dan Wakapri

38
Pemutaran dan Diskusi Film Naga Bonar jadi 2

Pemutaran dan Diskusi Film Naga Bonar jadi 2 bersama Dedy Mizwar

39
Pemutaran dan Diskusi Film Naga Bonar jadi 2 bersama Dedy Mizwar

Atase Pendidikan Nasional di Belanda

40
Pemutaran dan Diskusi Film Naga Bonar jadi 2 bersama Dedy Mizwar

Pemutaran dan Diskusi Film Naga Bonar jadi 2 bersama Dedy Mizwar

41
Indonesia Masa Depan: Suara dan Peran Kaum Muda

Indonesia Masa Depan: Suara dan Peran Kaum Muda

42
Keynote Speech oleh Prof. Dr. Muladi SH

H.E. Makarim Wibisono dan Revrisond Baswir

43
Eko Prasojo dan Nurul Arifin

Indonesia Masa Depan: Suara dan Peran Kaum Muda

44
Kelompok Kerja Sumber Daya Manusia

Kelompok Kerja Sumber Daya Instansi

45
Kelompok Kerja Sumber Daya Sosial Ekonomi

Kelompok Kerja Sumber Daya Alam

46
Wakapri dan Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman

Deklarasi Jejaring PPI Eropa

47
Deklarasi Suara Bersama Den Haag

Indonesia Masa Depan: Suara dan Peran Kaum Muda

48

Anda mungkin juga menyukai