Anda di halaman 1dari 1

Tong Sampah Kau berada di pojok-pojok ruangan Terdiam kesepian tanpa ada yang memperhatikan Meskipun tak diperhatikan

Orang-orang sebenarnya membutuhkanmu Kau memang kotor Dan terlihat tak berguna Tetapi tanpa dirimu Berapa banyak sampah yang akan berserakan

Tempat Sampah Aku berada di bawah kakimu Tepat di sampingmu selalu Kau ingat saat kau perlu Segala sampah yang kau buang Kering basah tajam dan busuk Saat aku mulai penuh meluap Kau jejalkan kakimu ke mulutku Ku terima dan coba tetap terdiam Layakkah aku mengharap? Pantaskah aku memohon? Ku nanti tanganmu bersihkan aku Kerelaanku tuk bersamamu Sebuah pilihan dan usahaku Jadi tempat sampah yang terbaik

Tong Sampah Kulangkahkan kaki di jalan setapak ini Kulihat ke kiri, pohon-pohon yang beradu keperkasaan Di kanannya, aspal mulus yang memanjakan kendaraan Suara kicauan burung masih ku dengar Tapi, masih tetap kalah dengan kicauan mesin yang menggelegar yang tampak beradu kekuasaan Jalanan ini membuatku semakin cepat Sampai aku lihat tong sampah kuning yang digenangi air Berhenti dan memandang, yang membuat hati tersayat Tamparan keras di pipiku Lihat itu! Hati kecilku berkata Otakku pun menjawabnya, yah itu cuma masalah klasik yang disepelekan Seperti halnya kemacetan di negeri ini, sudah biasa Bung! Dua menit aku terdiam, dialog di pikiranku kembali terjadi Tong sampah kuning, apakah bisa dibanggakan?

Anda mungkin juga menyukai