Anda di halaman 1dari 4

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam Al Quran ada 3 ayat yg menyatakan bahwa Al Quran itu syifaa (obat atau penyembuh) bagi orang yg beriman yaitu di surat Yunus ayat 57, , surat al Israa ayat 82 dan surat Fushshilat ayat 44. Hanya di surat Yunus saja Allah mengatakan obat (penyembuh) bagi penyakit (yang berada) dalam dada sedangkan pada 2 ayat lainnya hanya disebutkan obat saja tapi para mufasir dan sebagian besar ulama menyamakan saja tafsirnya yaitu hanya untuk obat penyakit hati tidak bisa untuk obat penyakit fisik. Mungkin karena itu juga ayat-ayat Al Quran baru dipakai sebatas meruqiyah orang yang kemasukan jin padahal di hadits Shahih Bukhari ada sahabat Rasulullah yang mengobati kepala kabilah yang digigit kalajengking dengan membacakan surat Al Fatihah. Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Quran) dari Tuhan-mu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.(QS 10 : 57) Dan Kami Turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian .(QS 17 : 82) Dan sekiranya Al-Quran Kami Jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa tidak dijelaskan ayat- ayatnya? Apakah patut (Al-Quran) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.(QS 41 : 44) Yang menjadi pertanyaan besar untuk kita sebagai umat islam adalah bagaimana mengimplementasikan ayat ayat ini dalam kehidupan sehari-hari supaya kita bisa sehat tanpa berobat kepada dokter kecuali untuk penyakit yang memang betul-betul memerlukan pertolongan dokter. Karena saat ini dimana kemajuan ilmu kedokteran sudah demikian pesatnya tapi baru sekitar 20% pasien yang bisa diobati melalui pengobatan obat-obatan dan tindakan medis. Apakah sebenarnya yang menyebabkan orang sakit dan pengobatannya menurut Al Quran dan hadits. Kalau dari hadits Nabi SAW sumber penyakit berasal dari perut. Sementara pengobatan ada yang dengan cara bekam, ruqiyah, minum madu (di Al Quran disebutkan juga madu sebagai obat), habatus saudah dll. Kalau dari Al Quran ada 3 orang Nabi yang sakit yaitu Nabi Yaqub karena sedih dan menahan marah terhadap anak-anaknya (psikologis) dan dari sini berkembang juga ilmu psikosomatik yang mempelajari hubungan psikologis dan fisiologis, kemudian Nabi Ayyub yang sakit karena diganggu setan dan terakhir Nabi Yunus yang tidak disebutkan oleh Allah penyebabnya tapi bisa sembuh setelah makan sejenis labu dan disalah satu hadits diceritakan ketika Nabi Yunus sakit yang sama kemudian makan labu ini ternyata tidak sembuh juga. Inilah jenis penyakit yang menjadi inspirasi ilmu kedokteran/pengobatan dan ayat (QS 37 : 145,146) ini memicu berkembangnya penelitian tentang obat-obatan. Dan dia (Yaqub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, Aduhai duka citaku terhadap Yusuf, dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anakanaknya). Mereka berkata, Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap penyakit) berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.(QS 12 : 84,85) Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku. (QS 12 : 93).

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhan-nya, Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.(QS 38 : 41) (Allah Berfirman), Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.(QS 38 : 42) Kemudian Kami Lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami Tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.(QS 37 : 145,146) Belajar dari pengalaman merawat almarhumah ibunda yang sakit diabetes dan darah tinggi yang tergantung dengan obat-obatan selama belasan tahun sampai wafatnya, kemudian anak saya yang hampir mati karena dokter salah diagnose penyakit dan menantu saya yang tidak tertolong sampai akhir hayatnya padahal diobati beberapa dokter spesialis serta beberapa kali saya berobat ke dokter tidak sembuh, sekarang ini kalau saya sakit saya lebih intensif baca Al Quran untuk mohon petunjuk kalau harus berobat ke dokter mohon ditunjukkan dokter yang mana karena saya takut dokter salah kasih obat dan kalau harus operasi maka saya akan minta kepada Allah penyembuhan dengan cara lain yaitu tanpa operasi (saya mempunyai pengalaman yang meninggalkan trauma sampai saat ini sejak kakak saya meninggal saat operasi jantung di RS yang saya duga karena mesin pengganti jantung belum berfungsi normal karena baru selesai diperbaiki dan kakak saya pemakai pertama), karena itu sejak tahun 2005 saya tidak berobat ke dokter kecuali dokter gigi. Dibawah ini saya kisahkan pengalaman pribadi saya menyembuhkan penyakit saya dengan cara berinteraksi dengan Al Quran. Pengalaman pertama Sekitar 10 thn yg lalu ada benjolan kecil awalnya hanya sekecil kacang ijo di pembuluh getah bening leher kanan belakang karena sakit saya berobat ke dokter umum tapi bukannya sembuh malah dalam seminggu benjolan sudah sebesar kacang tanah dan jumlah jadi bertambah banyak, ada di belakang telinga dan di kepala. Malam hari ke tujuh sakitnya luar biasa, ga bisa tidur. Kalau lagi sakit rasanya seperti malaikat sedang mencabut nyawa dari kepala. Malam itu nyari ponstan (obat penghilang rasa sakit) ga ketemu, akhirnya baca quran sambil berdoa minta dihilangkan rasa sakit. Sakitnya hilang pada saat membaca tetapi kalau berhenti sakitnya datang lagi. Akhirnya, menjelang subuh saya berkata dalam hati : Ya Allah jika sakitku ini utk penghapus dosa2ku maka diberi sakit lebih dari inipun tidak apa2 asal nanti di akhirat jangan disiksa lagi. Pada waktu sholat subuh, baru di rakaat pertama setelah baca al fatihah terasa ada cairan hangat mengalir dari kepala dan leher. Setelah selesai sholat subuh langsung saya periksa mukena dan leher, ternyata tidak ada yang basah dan semua benjolan hilang tanpa meninggalkan bekas. Agar teman-teman tidak menyimpulkan kejadian ini merupakan spontaneous healing akan saya ceritakan lebih detail lagi bagaimana perubahan perasaan atau jiwa saya malam itu. Dari awal sakit sampai jam 11 malam permintaan saya kepada Allah adalah minta dihilangkan rasa sakit, baru setelah tidak menemukan ponstan timbul kesadaran bahwa penyakit ini Allah berikan untuk menghapus dosa-dosa saya dan dalam pikiran saya saat itu jika saya minta dihilangkan rasa sakit berarti saya tidak mau dosa dosa saya dihapus. Karena itu saya ganti doa dari minta dihilangkan rasa sakit menjadi diringankan sedikit karena sakitnya tidak tertahankan. Jam 3 dinihari saya berusaha untuk bisa tidur, ingatan saya kembali pada saat saya masih kecil dimana saya nangis dicubit ibunda karena saya nakal. Kemudian karena tidak mau berhenti menangis ibu pergi meninggalkan saya tetapi karena tidak mau ditinggal sendiri saya berkata kepada ibu supaya mencubit lagi saja asal jangan ditinggal. Pada saat yang bersamaan sayapun merasa Allah memalingkan wajah-Nya karena minta diringankan rasa sakit. Saat itulah saya ganti doa saya dari minta diringankan rasa sakit menjadi diberi lebih sakitpun tidak apa apa asal nanti diakhirat bisa melihat wajah Allah dan tidak disiksa lagi. Pengalaman kedua Gigi geraham atas kiri saya bermasalah kalau kena air dingin, ngilu seperti ada gigi yang berlubang tetapi kata dokter bukan gigi yang bermasalah tapi gusinya turun sehingga bagian akar gigi terbuka. Dokter

menyarankan operasi kecil dimana gusi disobek sedikit kemudian diangkat untuk menutup bagian akar gigi dan kemudian dijahit lagi. Tetapi dokter tidak menjamin bisa pulih 100%, peluangnya fifty fifty sehingga saya tidak mengambil opsi itu. Akhirnya saya baca Al Quran tiap hari 1 juz sambil berdoa agar gusi saya bisa naik tanpa operasi. Alhamdulillah setelah khatam dalam sebulan gigi sembuh sendiri sampai sekarang. Pengalaman ketiga Saya pernah kehilangan pendengaran lebih dari 50% dan berobat ke dokter THT, oleh dokter telinga saya dibersihkan dan diberi obat. Pulang dari dokter bukannya sembuh malah tambah tidak bisa mendengar apapun. Selama 2 bulan saya tidak bisa mendengar suara motor, mobil, tukang bakso yang lewat, suara kokok ayam, kicauan burung, adzan dll. Pokoknya dunia sunyi senyap selama 2 bulan, saya belum berobat ke dokter THT lain sampai akhirnya pendengaran saya pulih dengan sendirinya setelah saya mengkhatamkan Al Quran 2 kali. Pengalaman keempat Sekitar 6 bulan yang lalu lutut saya sakit, kemungkinan besar asam urat tinggi karena saya masak rawon dicampur buncis dan tahu dan yang bikin parah karena saya makan kecambahnya kebanyakan. Pada saat sakit itu masih punya sedikit buncis dan 1 bungkus kecambah, saya tidak mau membuangnya karena takut mubadzir dan saya yakin Allah lebih suka kalau saya memakannya daripada membuangnya. Oleh karena itu saya habiskan sayur tersebut sambil berdoa : Ya Allah jadikan buncis dan kecambah ini sebagai obat. Saya selesai makan 5 menit sebelum shalat dzuhur kemudian berwudhu dan langsung sholat, waktu ruku di rakaat pertama sakit lutut langsung sembuh sampai sekarang. Awalnya, dari pengalaman tersebut diatas, saya tidak bisa menyimpulkan bagaimana Al Quran bisa menyembuhkan karena saya juga ingin agar semua orang bisa juga sembuh oleh Al Quran. Sampai bulan Ramadhan yang baru lalu saya mendengar tausiah dari 2 ustadz. Yang satu menceritakan tentang seorang bapak pensiunan Telkom yang menderita sakit parah menahun dan tidak sembuh juga sampai hartanya habis. Hanya satu keinginannya yaitu sembuh, dia cerita pada ustadz, karena doanya tidak juga dikabulkan oleh Allah swt maka dia tinggalkan sholat tahajud dan sholat dhuha yang biasa dia kerjakan. Cerita tentang pensiunan Telkom ini berlawanan sekali dengan pengalaman saya, si bapak ini meletakkan keinginannya untuk sembuh lebih penting dari Allah sendiri dengan meninggalkan sholat tahajud dan sholat dhuha walaupun ini hanya sholat sunnat, sementara saya diberi lebih sakitpun tidak apa-apa asal bisa melihat wajah Allah di akhirat nanti. Ustadz satunya menyampaikan bahwa hadits Nabi yang menyatakan pahala membaca Al Quran yaitu membaca 1 huruf dibalas 10 kebaikan itu tidak bertentangan dengan Al Quran 6 : 160 apabila Al Quran itu diamalkan. Tausiah ustadz ini menginpirasi saya bahwa Al Quran itu akan menjadi obat bila kita mengamalkan ayat-ayatnya tidak hanya sekedar membacanya. Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi). (QS 6 : 160) Dari pengalaman-pengalaman saya diatas dan tausiah kedua ustadz ini maka terjawablah akhirnya tandatanya selama ini mengapa teman saya yang sakit kanker payudara belum sembuh juga sampai saat ini setelah 2 tahun mengikuti saran saya agar baca Al Quran. Walaupun belum sembuh tapi setiap dia kesakitan kemudian baca Al Quran sakitnya hilang dan dia sekarang samasekali tidak minum obat lagi karena bila minum obat sakitnya tambah parah. Mudah-mudahan Allah memberinya petunjuk melalui Al Quran yang dia baca, ayat-ayat mana yang belum dia amalkan dan menghapus dosa-dosanya serta melimpahkan kesabaran agar mendapat pahala tanpa batas. Aamiin. Adapun kesembuhan saya di pengalaman pertama kemungkinan karena saya mengamalkan ayat pertama dan kedua dari surat Al Ikhlas, sembuh di pengalaman kedua dan ketiga kemungkinan mengamalkan surat

Al Ahzab ayat 34 dan surat Fatir ayat 29. Sedangkan pengalaman ke empat kemungkinan mengamalkan surat Al Israa ayat 26,27. Wallaahualam bishshawab. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (Sunnah Nabimu). Sungguh, Allah Maha Lembut, Maha Mengetahui.(QS 33: 34) Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (al-Quran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami Anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,(QS 35 : 29) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya.(QS 17 :26,27) Mudah-mudahan pengalaman saya dalam berinteraksi dengan Al Quran ini bermaanfaat untuk temanteman sekalian agar tidak takut yang berlebihan terhadap zat kimia, makanan dan bahaya lingkungan yang tidak bisa kita hindari seperti misalnya tempe dan tahu dari kedelai transgenik, yakinlah bahwa Allah sudah mengetahui keadaan ini dan tubuh kita sudah dipersiapkan untuk menerima keadaan ini dan yakinlah tidak akan menimpa suatu musibah kepada kita tanpa idzin-Nya apakah itu karena kesalahan kita sendiri atau memang sudah merupakan ketentuan-Nya. Pada masa Rasulullah SAW hidup, ada seorang penguasa Mesir yang bernama Muqauqis yang mengirim seorang tabib ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Tabib ini bertugas untuk mengobati penduduk Madinah dari berbagai penyakit. Dua tahun ia tinggal di Madinah, ia tidak menemukan satu orang pun yang sakit sehingga ia pun terkagum-kagum. Ia pun bertanya kepada Rasulullah SAW, Baginda, bagaimana cara seluruh penduduk sehat? Bagaimana mereka tidak terserang penyakit? Rasulullah SAW menjawab, Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar. Jika makan, kami melakukannya tidak sampai kenyang. Itulah resep hidup sehat. Makan yang halal dan baik. Makanlah untuk takwa, bukan menuruti hawa nafsu. Membaca tulisan diatas mungkin sebagian teman-teman ada yang berkomentar hal ini tak masuk logika, hadits ini harus dikritisi, sebagian lagi mungkin akan berkomentar hal ini bisa saja terjadi karena zaman Rasulullah hidup belum ada polusi udara, air minum belum tercemar, makanan belum pakai zat kimia, tekanan hidup tidak seberat sekarang dll dan hal itu tidak bisa lagi diterapkan untuk saat ini. Menurut pendapat saya baik zaman Rasulullah SAW ataupun sekarang, hal ini bisa saja terjadi kalau kita mengamalkan seluruh ayat-ayat Al Quran. Sementara bila kita berpegang pada hadits tsb berarti kita baru mengamalkan beberapa ayat dalam Al Quran. Wallaahualam bishshawab Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui. (QS 4: 147) Demikianlah sedikit berbagi pengalaman dari saya dengan tidak lupa mengucapkan bila semua ini benar adalah dari Allah jualah dan bila salah maka semata-mata kesalahan saya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai