Anda di halaman 1dari 3

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pernahkan anda melihat saudara kita yang terkena was-was?

Sehingga untuk berwudh u saja memakan waktu yang lama, atau untuk takbiratul ihram berkali-kali. Kalau anda melihat ada yang seperti itu janganlah anda menertawakannya, doakanlah dala m hati agar ia disembuhkan oleh Allah. Karena menurut pengalaman, bisa-bisa peny akit was-was ini akan menjangkit kepada kita. Guru saya pernah menceritakan dahu lu di negeri arab ada seseorang yang berwas-was sehingga berwudhu saja sangat la ma, ada seseorang yang menghinakannya, setelah orang tadi meninggal orang yang m enghinakannya tadi mewarisi was-was. Bagi anda yang sedang kena penyakit was-was dibawah ini saya tuliskan tips mengh ilangkan was-was dari ustadzah Halimah Alaydrus, setelah mempraktekkanya insya A llah penyakit ini secara bertahap akan hilang, sudah saya praktekkan dan alhamdu lillah disembuhkan oleh Allah SWT. Demikian beliau menulis : Seseorang di majelisku beberapa hari yang lalu bertanya tentang was-was dan cara untuk menyembuhkannya. Yang dia maksud dengan was-was adalah adanya bisikan-bisikan disaat dia melaksanakan sebuah ibadah. Bisikan itu mengatakan bahwa apa yang dilakukan tidaklah sempurna atau malah tidak sah atau membuatnya ragu apakah dia sudah melakukannnya atau belum? Misalnya disaat dia telah hampir selesai berwudhu dia ragu-ragu apakah wudhunya itu sudah diawali dengan niat atau belum, dan untuk meyakinkan dirinya, seringkali dia mengulang kembali wudhunya sehingga untuk sekedar berwudhu dia membutuhkan waktu berpuluh menit lamanya, demikian katanya. Saya menjawab pertanyaan tersebut dengan menukil jawaban dari beberapa ulama. Saya juga ingat bahwa beberapa teman di pondok pesantren dulu banyak yang terganggu dengan penyakit ini dan tentu saja mengganggu orang lain pula. Lebih daripada itu penyakit satu ini obatnya tidak akan ditemui di ap otek padahal membiarkannya berlarut menjadikan was-was semakin menguasai hati seseorang. Jadi kiranya perlu untuk saya tuliskan metode pengobatannya disini hingga jika ada diantara saudara-saudaraku yang membacanya merasa terkena penyakit ini dia tahu bagaimana menghadapinya, dan bagi yang lain diharapkan bisa belajar untuk mencegahnya. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati? Baiklah, Untuk mulai membahas hal in i kita akan memulai dengan pertanyaan: Apakah sebenarnya was-was itu? Was-was ad alah bisikan syeitan, dia berharap dengan bisikan tersebut orang jadi malas mela kukan ibadah atau malah justru meninggalkannya. Ibnu Abbas RA berkata: Was-was a dalah penyakit orang mukmin. Yang dari ucapan beliau kita bisa menyimpulkan 2 hal: 1- Hanya orang mukmin yang bisa terkena penyakit ini, maka jika engkau mulai dig anggu dengan bisikan-bisikan tersebut jangan larut dalam kesedihan apalagi putus asa. Justru bolehlah sedikit berbangga sebab artinya engkau adalah seorang mukm in. Karena tentunya orang yang tidak ada iman di hatinya tidak akan peduli terha dap keabsahan ibadah apalagi kesempurnaannya. 2- Was-was itu penyakitdan selayak penyakit apapun bentuknya ia harus diobati, betul bahwa ia adalah tanda keimana n tapi membiarkannya merusak ibadahmu menjadikan keimananmu tidak meningkat-meni ngkat akhirnya. Bagaimana mengobatinya? Allah SWT berfirman dalam surat An-Nas " Katakanlahaku berlindung kepada Tuhannya manusia (1) Penciptamanusia (2) Pemelih ara manusia (3)Dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi (4) Dia berb

isik dalam dada manusia (5) Dari golongan jin dan manusia (6)" Dari ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa was-was itu sumbernya dari syeitan dan Iman Ghozal i dalam minhajnya mengatakan beberapa teori untuk menghadapi kejahatan syeitan: 1- Lawan, jangan dengarkan apalagi ikuti. Jika syeitanmengatakanbahwa kita belu m takbir katakan padanya saya sudah melakukannya. Jika dia mengatakan engkau bel um berniat katakan padanya niat itu tempatnya di hati dan tak ada yang tahu isi hati kita kecuali Allah, jika dia mengatakan pakaian kita kena najis katakan pad anya aku tidak melihat atau pun menciumnya dan kita lebih percaya kepada mata da n hidung kita daripada kepadanya. Sebab syeitan meski terdengar semanis apapun bisikannya tak ada tujuan baginya kecuali menyesatkan. Nabi Muhammad SAW bersabd a dalam haditsnya: Tatkala seseorang diantara kalian tengah duduk dalam sholat, S yeitan seringkali meniup bagian bawah tubuhnya (seolah ada angin yang keluar dar inya), apabila terjadi yang demikian maka janganlah keluar dari sholatnya kecual i jika telah benar-benar mencium baunya atau mendengar suaranya Cobalah baca ceri ta yang saya nukil dari kitab ianatut tholibin susunan Abu Bakar Syato di bab tho haroh di bawah ini: Suatu ketika seseorang datang kepada seorang alim ulama pakar tata bahasa arab yaitu Imam Ibnu Malik, dan dia berkata padanya: Wahai Imam, aku dengar bahwa seseorang tatkala pengetahuannya terhadap satu bidangilmu telahsep erti lautan berarti dia telah menguasai seluruh bidang ilmu yang lainnya, apakah itu benar? Ibnu malik menjawab: Ya, memang begitulah adanya, sebab ilmu itu sali ng berkait antara satu dengan lainnya. Penanya: Engkau adalah seseorang yang penge tahuan agama dari segi tata bahasa arabnya telah kau kuasai dengan benar aku aka n bertanya padamu tentangilmu fiqih, selama ini di saat berwudhu aku seringkali merasaragu- ragu apakah aku telah niat, atau membasuh muka sehingga aku mengulan g wudhuku kembali, dan ketika aku sholat aku seringkali ragu apakahaku sudah tak birotulihram tadi atau apakah aku sudah membaca surat Alfatihah? Sehingga aku me ngulang kembali sholatku bahkan sampai berkali-kali. Menurutmu apa yang harus ak u lakukan? Imam ibnu malik : Jadi engkau membasuh muka, membasuh tangan, mengusap kepala kemudian kamu merasa bahwa kamu belum membasuh muka? Atau kamu sholat, ta kbir, membaca Alfatihah, ruku dan seterusnya kemudian di waktu sujud kamu merasa sepertinya kamu belum membaca surat Alfatihah? Penanya: Kira2 begitu Imam Ibnu Mal ik: Kalau begitu kamu boleh meninggalkan wudhu dan sholat, ia tidak wajib lagi a tasmu Penanya: Kenapa bisa begitu, imam? Imam Ibnu Malik: Ya, sebab orang yang sudah takbir tapi merasa belum takbir, sudah berwudhu tapi merasa belum membasuh muka itu adalah orang yang tidak waras dan orang gila tidak lagi diwajibkan melakuka n sholat Penanya: ???????....... Sejak saat itu dia tidak pernah lagi mengikuti w as-wasnyas ebab dia tidak mau menjadi gila. 2- Ikutilah pendapat ulama yang berpendapat ringan dalam masalah tersebut. Jika was-was yang dialami adalah dalam permasalahan fiqih seperti wudhu, sholat, puas a dan lainnya maka sebaiknya ikutilah pendapat yang ringan dalam masalah tersebut. Sebab was-was yang merupakan penyakit hati pengobatannya sama dengan penyakit badan. Ia membutuhkan sesuatu yang berlawanan dengan yang dia alami. Orang yang kena panas tinggi diobati dengan didinginkan badannya, dan yang kena kurang darah diberi suplemen penambah darah untuk menstabilkannya. Maka, ji ka seseorang was-was dalam masalah niat misalnya dia bisa mengikuti pendapatImam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa niat itu tidak wajib, maka mengingat pendapat yang berat dalam suatu permasalahan bagi orang yang was-was dalam masalah terse but sama saja dengan menambahkan gula di makanan orang yang mengidap diabetes. C obalah baca kisah yang pernah diceritakan guru saya dibawah ini: Datang seseoran g kepada seorang alim ulama terkemuka pada zamannya yaitu Habib Abdurrahman Al M asyhur (seorang Mufti Hadromaut sekaligus pengarang kitab Bughyatul Mustarsyidin ) dia mengadu kepada beliau atas penyakit was-wasnya terhadap najis yang sudah s angat mengganggu sehingga membuatnya selalu mengganti pakaian setiap akan menger jakan sholat karena merasa bahwa pakaian yang dikenakannya berkemungkinan terken a najis, dan karena ada kemungkinan najis itu juga mengenai badannya dia memutus kan untuk mandi sebelum wudhunya. Habib Abdurrahman tidak menjawab keluhannya akan tetapi mengajaknya menuju masji d tatkala adzan berkumandang, beliau hanya menanyakan tentang satu hal: Kamu yaki n bahwa saya adalah gurumu yang tidak akan memutuskan sesuatu kecuali dengan pan

duan ilmu? Orang itupun mengangguk dengan pasti. Di tengah perjalanan mereka,mereka mendapati seekor kambing yang sedang mengelua rkan kotoran, orang itupun berusaha menjauh sebisa mungkin, akan tetapi sang gur u justru menghentikan langkah dan malah menyuruhnya untuk mengambil kotoran ters ebut dengan tangannya dan meletakkannya di saku baju yang tengah dia kenakan, se raya berkata: Ada di antara ulama yang bermadzhab syafiie yang mengatakan bahwa ko toran dari binatang ternak yang boleh dimakan dagingnya adalah suci Orang itu men uruti ucapan gurunya meletakkan kotoran di sakunya dan berangkat sholat dengan p akaian tersebut. Sejak hari itu sembuhlah penyakit was wasnya. 3- Mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syeitan. Sebab hanya Dialah su mber kekuatan kita, dan tatkala hati kita mengingatNya itu adalah senjata terbes ar untuk kita mengalahkan musuh manapun. Nabi Muhammad SAW mengatakan tentang tafsir dari surat An-Nas ayat 4 (Dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi): " Syeitan bersembunyi tatkala seseorang mengingat Allah SWT dan dia akan menguas aitatkalaorangtersebut lupa kepada Allah SWT " Maka setiap was-was itu datang ko nsentrasikan pikiranmu mengingat Allah dan mohonlah agar Dia menjagamu dari goda an syeitan. Kemudian lihatlah bahwa bisikan- bisikan itu akan berkurang. Jika ti ga hal di atas ini selalu kau lakukan setiap kali was-wasmu datang akan ada wakt u dimana was-was hanya akan menjadi masa lalu. Sehingga barangkali kalau nanti ada seseor ang bertanya kepadamu: Pernah kena was-was? Kamu akan berkata: Sudah lupa tuh''. Semoga kita dan keluarga kita serta kaum muslimin selalu diberi perlindungan ole h Allah dari godaan syeitan. Wallohu a'lam bis showab. Aamiin Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai