Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN SEL

Biomedik 2

Sel diproduksi dengan penggandaan organel-organel di dalamnya kemudian melakukan pembelahan. Pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi, pembelahan sel dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang telah usang (rusak)

ada sorang manusia dewasa diproduksi berjuta-juta sel tiap detiknya agar kondisinya tetap normal, dan jika semua pembelahan sel tertahan (misalnya oleh radiasi ion yang tinggi), dia akan mati hanya dalam beberapa hari saja.

Penggandaan pada sebagian besar unsur pokok dalam sel tidak membutuhkan untuk dikontrol secara tepat. Jika terdapat banyak tiruan dari molekul atau organel, jumlahnya dapat diperkirakan, yaitu dua kali jumlah semula, dalam satu siklus pembelahan, induk sel memberikan kurang-lebih separuh bagian untuk setiap anak sel.

Tapi DNA pasti selalu digandakan secara tepat kemudian dibagi secara tepat pula diantara kedua anak sel yang dihasilkan dari prose pembelahan dan hal itu membutuhkan mekanisme khusus.

Di dalam siklus kromosom, sintesis DNA, yang mana DNA inti digandakan, dilanjutkan oleh mitosis, dimana tiruan dari penggandaan genom dipisahkan. Dalam siklus sitoplasmik, sel berkembang, dimana banyak komponen sel jumlahnya digandakan, dilanjutkan dengan sitokinesis, dimana seluruh sel dibagi menjadi dua.

Tahapan-tahapan Siklus Sel dan Hubungannya.


1. fase M (mitosis) dalam siklus perkembangbiakan selama waktu yang melewati antara satu fase M and fase berikutnya disebut sebagaiinterfase. Pada peristiwa mitosis kromosom di dalam nukleus mengalami kondensasi sehingga kromosom tersebut dapat diamati, kemudian kromosom tersebut mengganda menjadi dua set kromosom yang sama.

Kemudian, terjadi peristiwa sitokinesis, yaitu sel itu sendiri membelah menjadi dua sel anak, yang masing-masing memiliki satu set kromosom Dua hal ini, bagaimanapun juga,saling mengisi hanya dalam waktu yang singkat

Penggandaan DNA Inti Terjadi pada Sebagian Waktu Interfase


Pada sebagian besar sel, DNA inti mengganda pada suatu bagian yang terbatas dari interfase; periode pembentukan DNA ini dinamakan Fase S dari siklus sel.

Antara berakhirnya fase M dengan dimulainya sintesis DNA memiliki interval atau jeda yang dinamakan fase G1 (Gap/jarak), sedangkan interval kedua dinamakan fase G2 yaitu jeda antara berakhirnya proses s

intesis DNA dengan dengan dimulainya fase M. Interfase terdiri atas fase G1,, S dan G2, dan secara umum fase ini terjadi sebanyak 90% atau lebih dari total waktu siklus sel.

Pengaktivan Sintesis DNA dengan Perubahan pada Sitoplasma:


Pengaktivan Fase-S Ketika sel dengan fase S menyatu (fusi) dengan sel pada fase G1 tahap awal, inti dari sel G1 dengan cepat memulai untuk melakukan replikasi DNA. nukleus sel G1 sudah siap untuk melakukan replikasi namun pada sel yang masih dalam tahap G1 (dalam keadaan normal) belum tersedia sinyal yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sintesis DNA. Sedangkan sel fase-S memiliki sinyal tersebut secara melimpah di sitoplasmanya. Sehingga antara sel G1 dengan sel fase-S terbentuk semacam batas diantara keduanya.

Berbeda dengan ketika yang bergabung adalah antara sel fase-S dengan sel G2, pada sel G2 telah tersedia sinyal untuk sintesis DNA sehingga proses sintesis DNA dapat terus berjalan selama fusi.

Penundaan Sinyal untuk Persiapan Mitosis Sampai Tuntasnya Replikasi DNA


Nukleus yang sudah melewati fase-S dan memasuki fase G2 secara normal kromosomnya dalam keadaan terkondensasi dan segera melakukan mitosis beberapa waktu setelahnya. Ketika sintesis DNA sengaja dihalangi, bagaimanapun juga mitosis akan tertunda sampai penghalang sintesis DNA tersebut dihilangkan sehingga sintesis DNA dapat terselasaikan. ketika sel G2 digabungkan dengan sel fase-S, sel G2 akan menunda terjadinya mitosis sampai sel fase-S mencapai fase yang sama dan telah sama-sama siap melakukan mitosis. Pada penelitian dengan menggunakan radiasi sehingg terjadi kerusakan pada sel G2, sel G2 tersebut tidak segera melakukan mitosis tetapi masih menyelesaikan kerusakannya, kemudian setelah beres, baru melakukan mitosis.

Fase-M Promoting Factor sebagai Pemicu Peristiwa Mitosis


Dalam proses hilangnya sinyal penundaan mitosis, tidak terjadi semata-mata karena sel itu sendiri melainkan karena adanya faktor lain dari sitoplasma. Sel pada fase G2 memiliki periode tertentu untuk persiapan mitosis, yang mana disana terjadi penghilangan faktor penunda mitosis. Ketika sel fase-M berfusi dengan sel pada interfase, misalnya G1, S, atau G2 nukleus yang berada dalam fase interfase segera menuju fase-M, mengalami kondensasi kromosam lalu bersiap untuk membelah, namun pada beberapa kasus, yaitu pada sel fase G2 atau faseS, hal ini merupakan bencana dalam siklus pembelahannya. Tidak demikian pada sel fase-M, pada sel ini sitoplasmanya mengandung MPF (M-phase Promoting Faktor) yang kuat sehingga membuat nukleus dapat berada pada berbagai fase.

REPRODUKSI SEL
a. Amitosis Amitosis adalah reproduksi sel yaitu sel membelah diri secara langsungtanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel ini pada sel-sel yang bersifat prokatiotik, misalnya : bakteri, gagang biru Mitosis Mitosis adalah cara reproduksi sel, sel membelah secara bertahap-tahapyang teratur. Profase-MetafaseAnafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase terdapat fase atau masa istirahat sel yaitu interfase. Pada saat interfase intisel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

b.

Secara garis besar ciri dan tahap pembelahannya pada mitosis dibagi 4 yaitu :
Profase Pada tahap terpenting adalah benang-benang kromatin menjadi menebal bergumpal menjadi kromosom, kromosom tersebut mulai berduplikasi menjadi kromotid. Metafase Pada tahap ini kromosom atau kromatin berjejer teratur pada pembelahan sehingga tahap ini kromosom/kromotid mudah diamati Anafase Pada fase ini kromotid akan ditarik oleh benang menuju ke kutubkutub pembelahan sel Telofase Pada tahap ini terjadi peristiwa pembagian inti menjadi 2 bagian dan pembagian sitoplasma menjadi 2 bagian

c.

Miosis atau pembelahan sel adalah reproduksi sel melalui tahaptahap pembelahan sel seperti mitosis. Proses ini terjadi pengurangan jumlah kromosom.Miosis terbagi 2 bagian yaitu Miosis I dan Miosis II menjadi tahap-tahap

Sumber
http://iqbalali.com/2009/01/17/sedikittentang-pertumbuhan-sel/ http://www.scribd.com/doc/28385417/16/C ONTOH-KELAINAN-SEL

CONTOH KELAINAN SEL


Atrofi Terjadi pada suatu alat tubuh menyebabkan alat tubuh tersebutmengecil. Mengecilnya alt tubuh tesebut terjadi karena sel-selspesifik

Agenesis dan Aplasia Dalam perjalanan perkembangan,organ embrional rudimenter dapattidak terbentuk,misalnya : Beberapa individu dapat dilahirkan hanyadengan 1 ginjal suatu keadaan lain yang berkaitan dengan keadaan diatas adalah aplasia yaitu gagal berkembangnya organ rudimentembrional yang sudah terbentuk

Hipoplasia Kadang-kadang rudiment embrional terbentuk tetapi tidak pernahmencapai ukuran definitive atau ukuran dewasa,akibatnya organtersebut menjadi kerdil. Fenomenaini disebut hipoplasia. agenesis dan apaplasia,hipoplasia dapat juga mengenai semua bagiantubuh,dapat mengenai salah satu dari sepasang organ atau bahkan dapatmengenai kedua organ yang berpasangan.

Hipertrofi Pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran setiap sel.Hipertrofi dapat terlihat pada berbagai jaringan tetapi khususnya terlihatmencolok pada berbagai jenis otot.Peningkatan bebabn pekerjaan padaotot merupakan rangsang yang sangat kuat bagi otot untuk mengalami Hipertrofi

Hiperplasia Kenaikan jumlah sel yang nyata dalam jaringan yang mengakibatkan pembesaran jaringan atau organ tersebut.Hiperplasia hanya dapat terjadi pada jaringan yang mampu melakukan pembelahan sel.Dalam jaringansemacam ini hyperplasia dapat juga disertai hipertrofi.

Anda mungkin juga menyukai