Anda di halaman 1dari 15

PLASENTA PREVIA

KENAPA PASENTA PREVIA HARUS DI OPERASI SESAR? (Ny. Mutmainah, Ciater) TANYA: "Assalamu'alaikum ww Pak dokter, mau tanya.. ! Saya kan telah menikah 18 tahun, saya sudah mempunyai 5 anak dan sekarang hamil ke enam.. Sekarang ini usia hamil saya sudah masuk 8 (delapan) bulan. Yang menjadi masalah, menurut dokter ahli yang menangani saya, ari-ari saya ada di bawah dan menutupi jalan lahir. Selama hamil muda sampai 2 minggu yang lalu, saya memang periksanya ke rumah bidan tetangga dekat rumah, dan saya sering mengalami perdarahan sejak hamil muda, namun, kata bidan, saya tidak apa-apa karena nanti darahnya akan berhenti sendiri. Tetapi sewaktu saya periksa ke dokter ahli kebidanan, saya diberi tahu kalau perdarahan saya karena ari-ari saya dibawah dan menutupi jalan lahir. Dokter mengatakan, tidak ada jalan lain, kecuali saya harus melahirkan melalui jalan sesar/operasi. Yang ingin saya tanyakan: - kanapa hamil saya sering keluar darah? - kenapa ari-ari saya ada dibawah dan harusnya ada dimana? - apakah boleh diurut dan ari-ari di naikkan oleh 'peraji' ? - kenapa saya mesti di operasi sesar ? Atas jawabannya, thengkyu ya pak dokter... Wassalam" JAWAB: Bu Mutmainah yang baik, 'Plasenta' adalah nama lain dari 'Ari-ari', atau orang sunda (?) menyebutnya 'bali-nya bayi'. 'Previa' artinya sebelumnya atau mendahului atau kadang diartikan 'tampil mendahului' . Jadi Plasenta Previa artinya Plasenta yang letaknya mendahului/sebelum janin terhadap jalan lahir, dengan kata lain, plasenta previa adalah ari-ari yang menutupi jalan lahir bayi. Pada saat terjadi pembuahan, yaitu saat sperma bertemu dengan ovum, terjadilah 'hasil konsepsi' . Hasil konsepsi ini kemudian mencari 'tempat tinggal' di dinding dalam rahim yang di sebut endometrium.

Biasanya hasil kosepsi tertanam di lapisan endometrium bagian atas rahim, dan lalu tumbuh membesar di tempat itu. Sisi dimana hasil konsepsi bertemu dengan dinding endometrium, merupakan bagian yang kelak menjadi Ari-ari atau plasenta. Nah.., tempat melekatnya hasil pembuahan inilah yang menentukan apakah akan terjadi plasenta previa atau tidak (!?) Normalnya, tempat tertanamnya hasil konsepsi (tempat implantasinya) adalah di dinding rahim bagian atas. Apabila terjadinya seperti ini, maka plasenta yang berkembang berada di lokasi yang benar dan tidak menutupi jalan lahir bayi. Tapi apabila tempat implantasi terjadi di dinding sisi bagian bawah rahim, maka pada pertumbuhan selanjutnya, plasenta memang akan berada di bagian bawah, dan pada pertumbuhannya, plasenta itu akan menutupi jalan lahir si janin. Inilah yang di sebut plasenta previa. @ pada ibu dengan plasenta previa, salah satu ciri-cirinya adalah si ibu sering mengalami perdarahan sejak hamil muda, dan perdarahan yang terjadi sering kali berulang. Hal itu karena, akibat pertumbuhan rahim, tergeser dan terlepasnya plasenta di daerah mulut rahim lebih rentan untuk terjadi. @ penyebab hasil pembuahan memilih lokasi yang 'salah', , biasanya karena lokasi yang 'normal' sebagian besar sudah terpakai oleh kehamilan atau keguguran sebelumnya. Walaupun bisa juga terjadi pada kehamilan anak pertama. Hal itu adalah suatu eksidens / ketidak beruntungan saja @ perdarahan yang terjadi, bukanlah karena si janin terluka, tetapi darah berasal dari terlepasnya plasenta dari dinding rahim, sehingga terjadi perdarahan @ plasenta previa tidak boleh di urut, karena plasenta melekat ERAT ke dinding rahim. Tindakan urut oleh 'praji' dapat menyebabkan plasenta semakin terlepas, dan perdarahan semakin hebat. @ sekitar 70-80% plasenta previa, dengan pertumbuhan dan bertambah besarnya rahim, akan ikut tumbuh ke atas, dan pada akhir kehamilan, diharapkan jalan lahir tidak tertutup lagi oleh ari-ari. @sebagian kecil kasus, ari-ari akan tetap berada di bawah bayi (previa), dan menutupi jalan lahir. Pada kasus ini si ibu terpaksa menjalani operasi sesar untuk melahirkan bayinya. Operasi dilakukan sekitar 2 minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran bayi (yaitu kira-kira usia kehamilan 38 minggu). Pada usia itu, janin dianggap sudah 'matang', sementara disisi lain diharapkan belum terjadi mulas melahirkan pada si ibu. Demikian penjelasan singkat mengenai Plasenta Previa bu, semoga ibu dapat memahami, dan mengerti kenapa ibu terpaksa menjalani operasi seksio untuk melahirkan bayinya..

Posisi Ari-Ari Yang Menutupi Jalan Lahir Bisa Dipindah?

Assalamualaikum Wr Wb Nama saya Nimah (27 th) dari Kudus. Saat ini saya hamil anak ke dua, dengan usia kehamilan kurang lebih 14 minggu. Saat usia kehamilan 12 minggu saya mengalami pendarahan. Darah yang keluar bening namun disertai dengan cairan seperti air. Saat itu saya sempat diopname selama 2 hari untuk menghentikan pendarahan dan diharuskan istirahat total. Kata dokter saat memeriksa dengan USG, ari-ari dalam kandungan saya menghalangi jalan lahir sehingga mengakibatkan pendarahan. Sampai sekarang terkadang masih keluar darah meskipun hanya sedikit. Padahal saya sama sekali tidak melakukan pekerjaan berat. Darah bisa keluar walau saya hanya berjalan beberapa ratus meter.. Yang ingin saya tanyakan: - Apakah ari-ari yang menutup jalan lahir bisa berpindah posisi ke tempat yang benar dan bagaimana caranya? - Apa yang harus saya lakukan agar tidak terjadi pendarahan lagi? - Makanan apa yang baik untuk saya dengan kondisi kehamilan yang seperti itu, karena setiap melihat nasi & lauknya saya selalu nek dan ingin muntah.. sehingga berat badan saya hanya bertambah sedikit sekali. - Adakah obat herbal untuk membantu kesehatan saya dan bayi saya? Mohon bantuannya, karena saya takut ketika dokter mengatakan jika posisi ariari tidak berubah sampai usia kehamilan 7 bulan, maka kemungkinan besar saya harus melahirkan lewat sesar. Sekali lagi mohon bantuannya. Terima kasih banyak atas bantuannya. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

JAWAB: Waalaikum salam Wr. Wb. Dalam dunia medis, ari-ari (Plasenta) yang menutupi jalan lahir dikenal dengan istilah Plasenta Previa. Plasenta merupakan jaringan yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berfungsi membawa makanan dan oksigen dari ibu ke janin dan membuang produk limbah dan karbon dioksida dari janin ke ibu melalui tali pusat. Posisi plasenta biasanya berada di sepanjang bagian atas rahim. Tetapi dalam kasus Plasenta Previa, plasenta melekat di dekat atau menutupi serviks (pembukaan rahim yang mengarah ke vagina). Hal ini dapat mengganggu proses kelahiran bayi karena plasenta menutupi jalan lahir. Plasenta Previa sendiri ada tiga jenis: - Plasenta Previa lengkap (total): Pembukaan serviks internal benar-benar tertutup plasenta. - Plasenta Previa Parsial: Pembukaan serviks internal tertutup sebagian oleh plasenta. - Plasenta Previa Marginal: Plasenta berada di tepi pembukaan serviks internal. Untuk mendeteksi atau mengetahui adanya kelainan ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan USG secara rutin selama proses kehamilan. USG akan menunjukkan lokasi plasenta dan berapa banyak yang menutupi leher rahim. Meskipun USG mungkin menunjukkan plasenta terletak rendah di awal kehamilan, sebagian besar plasenta bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim ketika rahim mengembang. Hal ini disebut migrasi plasenta, yang biasa terjadi pada diagnosis plasenta previa sampai dengan minggu ke-20 kehamilan. Plasenta Previa terbilang jarang terjadi, yakni sekitar satu dari setiap 200 kelahiran hidup. Gejala paling umum yang nampak pada penderita Plasenta Previa adalah terjadinya pendarahan vagina yang berwarna merah muda, terutama pada trimester ketiga kehamilan. Hanya pada sebagian wanita tidak mengalami perdarahan sama sekali. Pendarahan dapat terjadi bila plasenta terlepas dari dinding rahim. Pada trimester ketiga biasanya dinding rahim menjadi lebih tipis dan meregang untuk mengakomodasi janin. Plasenta yang melekat sangat rendah pada dinding rahim yang kian menipis dan meregang dapat terlepas dari dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan. Persalinan mungkin harus dipercepat melalui operasi caesar bila jumlah perdarahan banyak dan umur janin sudah mencukupi. Meski demikian pada trisemester pertama dan kedua juga bisa saja terjadi pendarahan, namun hanya sedikit dan sesekali saja. Jadi, apa yang ibu alami sebenarnya meupakan gejala umum yang lazim dialami penderita Plasenta

Previa. Pendarahan biasanya tidak disertai rasa sakit, walaupun terkadang disertai kram rahim. Lantas apa yang menyebabkan kelainan ini? Sejauh ini belum diketahui secara pasti, tetapi risiko yang terjadi lebih besar bila terjadi pada wanita yang memiliki kondisi sebagai sebagai berikut: - Memiliki sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim. - Memiliki masalah lapisan rahim (endometrium) seperti fibroid atau kondisi lain. - Memiliki parut di dinding uterus dari kehamilan sebelumnya (plasenta previa sebelumnya, kuret, operasi rahim, bedah caesar atau aborsi). - Kehamilan ganda (kembar). Kemungkinan plasenta previa dua kali lipat pada kehamilan ini. - Pernah beberapa kali hamil sebelumnya. Kemungkinan mengembangkan Plasenta Previa meningkat menjadi 5% pada wanita yang pernah hamil 6 kali atau lebih. - Merokok atau menggunakan kokain. - Berusia di atas usia 30 tahun. Risiko pengembangan plasenta previa adalah 3 kali lebih besar pada wanita di atas 30 tahun dibandingkan pada wanita di bawah 20 tahun. - Memiliki plasenta previa pada kehamilan sebelumnya. Apa saja risiko yang bisa terjadi pada penderita Plasenta Previa? Risiko terbesar adalah terjadinya pendarahan seperti kami sebutkan diatas. Semakin banyak plasenta yang menutupi serviks, semakin besar risiko perdarahan. Syok dan kematian ibu hanya bisa terjadi jika perdarahan berlebihan. Risiko lainnya adalah sebagai berikut: Memperlambat pertumbuhan janin akibat suplai darah tidak mencukupi. Kelahiran prematur. Kelahiran cacat. Infeksi dan pembentukan bekuan darah. Anemia janin.

Menjawab pertanyaan Anda, apakah posisi plasenta tersebut bisa dikembalikan ke posisi yang benar, sejauh ini belum ada yang bisa melakukannya, baik secara medis maupun non-medis. Karena letaknya itu sudah ditentukan saat proses penempelan zygote (calon janin), jadi jauh sebelum kita tahu bahwa kita hamil. Yang bisa dilakukan hanya mengurangi faktor risiko, yakni pendarahan dan kontraksi dengan terapi atau obat tertentu. Dan bila posisi plasenta tetap menghalangi jalan lahir sampai saat kelahiran, dokter biasanya menyarankan untuk menjalani operasi caesar saat melahirkan. Yang harus ibu lakukan adalah mengurangi gerak. Bahkan untuk kegiatan ringan saja sebisa mungkin dihindari. Selain itu kurangi atau kalau bisa jangan makan daging-dagingan, ikan, makanan cepat saji, keju, dan banyak lagi pantangan lainnya.

Hal ini tentu saja menjadi sulit, karena ibu hamil justru seharusnya banyak makan-makanan bergizi. Nah sebagai gantinya perlu mengkonsumsi ramuan yang meningkatkan gizi ibu dan bayi. Menjawab pertanyana ibu mengenai obat herbal untuk kesehatan ibu hamil dan janin, kami memiliki ramuan khusus untuk itu. Bila memang ibu berminat, silakan saja datang langsung ke klinik untuk berkonsultasi dengan kami, dengan membawa rekam medis/ hasil USG dari dokter. Dan bila tidak bisa datang, kirimkan saja data tersebut via email untuk pemesanan obat. Terimakasih.

Bahaya Plasenta Menutup Jalan Lahir


Plasenta berfungsi sebagai pemberi makan janin yang tengah tumbuh dalam rahim Ibu. Lazimnya plasenta terletak di puncak rahim sehingga tidak menghalangi jalan lahir. Plasenta previa merupakan istilah Kedokteran untuk keadaan letak plasenta atau ari-ari menempel di bagian terbawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta previa biasanya dijumpai pada ibu hamil yang memiliki kelainan bentuk rahim, telah beberapa kali hamil, dengan kehamilan ganda (kembar dua atau tiga, dst), atau yang memiliki luka parut di dinding rahimnya akibat pembedahan, operasi sesar atau aborsi. Keadaan ini juga bisa dialami oleh ibu perokok atau hamil di usia lanjut. Bila plasenta menutupi jalan lahir, Ibu dapat mengalami perdarahan yang biasanya terjadi menjelang akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga. Jika perdarahan sangat banyak, maka tentu bisa mengancam jiwa ibu dan bayi. Bayi yang lahir dari kehamilan dengan plasenta previa akan memiliki berat badan lahir yang lebih rendah dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dari kehamilan tanpa plasenta previa. Penanganan tergantung beratnya perdarahan, usia kehamilan dan kondisi janin, posisi plasenta dan janin, dan apakah perdarahan bisa dihentikan atau tidak. Dokter akan menyarankan Ibu untuk mengurangi aktivitas, beristirahat di tempat tidur (bed rest), tidak boleh melakukan hubungan intim. Bahkan mungkin Ibu perlu menjalani perawatan di rumah sakit agar dapat bed rest total dan keadaan selalu terpantau. Biasanya direncanakan persalinan melalui operasi sesar pada saat usia kehamilan > 36 minggu. Operasi sesar darurat atau operasi pada usia kehamilan yang lebih muda dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika perdarahannya sangat hebat atau jika janin mengalami kegawatdaruratan. Plasenta previa mungkin sulit untuk dicegah dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada ibu yang memiliki riwayat kesehatan tertentu. Namun hal ini tidak berarti plasenta previa tidak dapat ditangani. Dengan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan seksama, maka permasalahan kesehatan pada kehamilan Ibu, termasuk plasenta previa, dapat diketahui sedini mungkin untuk kemudian ditangani sebaik mungkin.

Kenapa plasenta menutupi jalan lahir?


Kemarin saya baru saja konsultasi ke dokter, menurut dokter posisi plasenta bayi menutupi jalan lahir.Usia kehamilan saya sekarang 5 bulan, berat bayi 600 gr. Yang ingin saya tanyakan apakah usia kehamilan 5 bulan dng berat bayi sekian normal atau kurang berat, apakah ada pengaruhnya saat melahirkan nanti, apakah akan melahirkan secara cesar atau masih bisa normal, mengapa posisi plasentanya bisa menutupi jalan lahir, apakah posisi tsb masih bisa berubah. Setelah itu saya harus periksa urine dan darah saya di laboratorium, apakah itu dilakukan karena posisi bayi tersebut atau ada masalah lain. Satu lagi saya ingin menanyakan apa fungsi dari imunisasi TT. Terimakasih sebelumnya untuk jawaban dari semua pertanyaan saya tersebut. Dessy, Jakarta Jawab: Tidak ada yang perlu dicemaskan untuk kondisi plasenta yang masih menutupi jalan lahir pada usia kehamilan 5 bulan (+ 20 minggu) selain adanya risiko perdarahan. Letak plasenta tersebut masih ada kemungkinan naik seiring dengan bertambah besarnya rahim. Letak plasenta tersebut akan dievaluasi kembali pada usia kehamilan 28 dan 34 minggu. Jika pada usia kehamilan 34 minggu plasenta masih menutupi jalan lahir, maka sudah dapat dikatakan plasenta previa totalis dan jika ini terjadi maka persalinan harus dengan operasi sesar, bayi tidak mungkin lahir melalui vagina karena pintu rahim ditutupi secara total oleh plasenta. Jika plasenta tidak menutupi total, maka persalinan spontan lewat vagina masih dimungkinkan jika tidak ada perdarahan banyak atau kondisi yang dapat membahayakan ibu dan janin. Jadi, cara persalinan ibu belum dapat ditentukan pada usia kehamilan 5 bulan, ya bu. Cara persalinan nanti ditentukan menjelang cukup bulan, antara 34-36 minggu; jika memenuhi syarat untuk lahir pervaginam, maka pasti akan direncanakan lahir pervaginam. Berat janin pada usia kehamilan 20 minggu rata-rata 500 gram, jadi menurut saya, berat janin ibu masih dalam batas normal. Sampai saat ini tidak diketahui persis faktor yang menyebabkan implantasi plasenta rendah sehingga menutupi jalan lahir; faktor yang diperkirakan berperan, antara lain:

Kebiasaan merokok Usia ibu Jumlah paritas (jumlah persalinan yang sudah dijalani)

Tes darah dan urin tidak ada hubungannya dengan letak plasenta. Dokter ibu menyarankan hal tersebut sebagai penapisan awal untuk menilai kondisi umum ibu, apakah ada faktor metabolik/gangguan darah yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan, yang seringnya tidak disadari oleh ibu hamil karena tidak pernah ada keluhan sebelum hamil. Ada lho bu, ibu hamil yang bahkan golongan darahnya saja dia tidak tahu. Tentang imunisasi TT (tetanus toksoid), fungsinya adalah untuk melindungi bayi baru lahir dari serangan kuman tetanus saat talipusatnya dipotong. Memang, saat ini dengan kemajuan teknologi sterilisasi alat kedokteran, kejadian infeksi tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum) terutama di kota-kota besar, menjadi sangat jarang. Tetapi kejadian ini masih dapat ditemukan di daerah-

daerah yang persalinan ibu hamil masih ditolong oleh dukun beranak yang belum dilatih tentang sterilisasi alat. Infeksi tetanus pada bayi baru lahir menimbulkan kematian pada bayi. Jadi, untuk mengantisipasi hal ini, maka pemerintah membuat program kesehatan masyarakat yaitu pelatihan dukun dan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil untuk mencegah kejadian tetanus neonatorum. Jika ibu memang yakin dapat melahirkan di tempat yang sterilitas alatnya terkontrol baik, maka sebenarnya imunisasi TT tidak perlu. Masalahnya, kadang-kadang manusia hanya bisa berencana, tetapi pada saatnya ternyata ibu terpaksa melahirkan di tempat yang bukan rumah sakit, maka imunisasi TT yang ibu dapatkan saat hamil, setidaknya melindungi bayi ibu dari salah satu penyebab kematiannya yaitu tetanus neonatorum.

Kehamilan Dengan Placenta Previa


Shock. Itu yang langsung saya rasakan begitu keluar darah segar sewaktu tidur siang, padahal usia kehamilan saya baru 30 minggu. Nggak ada rasa nyeri atau apa pun juga, bahkan pagi itu saya sempet beraktivitas. Sambil berusaha tetap tenang dan mengatur napas, saya langsung minta diantar suami ke RS. Ternyata setelah diperiksa DSOG, saya mengalami placenta previa. Dari hasil googling saya nemu penjelasan: Placenta previa pada dasarnya adalah kondisi di mana posisi plasenta terlalu dekat atau bahkan menutupi serviks. Plasenta adalah organ vital yang menjadi jembatan antara ibu dengan bayi dan memberi suplai nutrisi melalui tali pusar janin. Mungkin pernah mendengar bahwa plasenta sebenarnya bisa bergerak, tapi dalam kenyataannya ia tetap berada di tempatnya. Namun uterus secara perlahan berubah dan mengembang seiring dengan bayi yang belum lahir, jadi posisi plasenta bisa berubah selama kehamilan.

Sebenarnya apa penyebab Placenta Previa? Menurut situs Majalah Kesehatan, penyebab placenta previa tidak diketahui, tetapi risikonya meningkat pada wanita yang:

Memiliki sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim Memiliki masalah lapisan rahim (endometrium) seperti fibroid atau kondisi lain Memiliki parut di dinding uterus dari kehamilan sebelumnya (plasenta previa sebelumnya, kuret, operasi rahim, bedah caesar atau aborsi). Kehamilan ganda (kembar). Kemungkinan plasenta previa dua kali lipat pada kehamilan ini. Pernah beberapa kali hamil sebelumnya. Kemungkinan mengembangkan previa placenta meningkat menjadi 5% pada wanita yang pernah hamil 6 kali atau lebih. Merokok atau menggunakan kokain. Berusia di atas usia 30 tahun. Risiko pengembangan plasenta previa adalah 3 kali lebih besar pada wanita di atas 30 tahun dibandingkan pada wanita di bawah 20 tahun. Memiliki plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.

Jika kondisi placenta previa terus berlangsung sampai saat kandungan semakin tua, dapat menyebabkan perdarahan dalam trimester ketiga. Bisa juga menyebabkan kelahiran dini yang membuat bayi lahir prematur. Jika plasenta menutupi seluruh serviks atau sebagian dari serviks saat akan melahirkan sulit diharapkan bisa melahirkan dengan normal atau jika terpaksa harus dengan bedah caesar. Kalau usia kehamilan masih muda, hanya sedikit ibu hamil yang terancam komplikasi sampai persalinan, karena plasenta diharapkan masih bisa berubah posisinya ke arah normal. Perubahan letak plasenta pada usia kandungan masih muda ini juga masih mungkin terjadi karena jumlah cairan ketuban masih banyak dan memungkinkan janin bergerak memutar ke berbagai arah yang dikehendaki janin. Tapi pada usia kandungan tua, maka biasanya cairan ketuban akan semakin berkurang sampai menjelang masa persalinan. Nah, pada masa inilah biasanya placenta previa jadi bermasalah saat janin sudah berubah posisi namun letak plasenta tetap menutupi jalan lahir, sehingga sudah sulit untuk diharapkan kembali ke letak yang seharusnya. Masalahnya pada usia kandungan di trimester terakhir, cairan ketuban sudah semakin sedikit dan besar bayi sudah semakin memenuhi ruang rahim. Akhirnya perdarahan terjadi sejalan dengan perubahan pada serviks atau mulai melebarnya pembuluh darah kemudian pecah yang kemudian terjadi perdarahan, pada kasus saya jumlahnya cukup banyak sampai harus ditampung dengan wadah aluminium, bentuknya mirip seperti baskom. Lalu bagaimana penanganan? Penanganan placenta previa tergantung pada letaknya:

Complete Previa : jika benar-benar menutupi serviks dan tidak memungkinkan ibu melahirkan dengan normal. Jadi dokter akan memutuskan untuk segera dilsayakan bedah Cesar Partial Previa : plasenta menutupi sedikit saja serviks, masih dimungkinkan ibu melahirkan dengan cara normal Marginal Previa : plasenta berada di tepi serviks namun tidak menutupi jalan lahir.

Menurut DSOG saya mengalami keadaan placenta previa marginal, menutupi setengah jalan lahir. Namun yang melegakan, selama ini diketahui ibu yang melahirkan dengan kasus placenta previa tetap memiliki bayi yang sehat dan dapat tumbuh normal. Dari awal kehamilan total 4 dokter yang pernah kita kunjungi, salah satunya adalah ahli fetomaternal dan ahli USG 4D, semuanya bilang kehamilan saya baik-baik saja dan normal. Ternyata memang saya punya plasenta aksesori (tambahan), jadi plasenta saya panjang dari atas hingga setengah jalan lahir. Mungkin memang terlewat karena dipikir plasentanya sudah di atas jadi aman. Nggak sangka kalau ternyata ada tambahan. Lalu apa yang harus saya lakukan? Ternyata apabila saat itu pendarahan tidak berhenti terpaksa operasi sectio saat itu juga, padahal bayi baru berusia 30 minggu. Masih terlalu dini untuk keluar dari rahim, berat badannya pun belum cukup. Saat itu saya benar-benar kalut dan bingung, dan terus berdoa semoga Allah memberikan jalan keluar yang terbaik. Alhamdulillah ternyata pendarahan berhenti. Operasi tidak jadi dilakukan. Saya benar-benar bersyukur. Setelahnya saya dianjurkan untuk bed rest total. Benarbenar total tidak beranjak dari tempat tidur, jika perlu buang air kecil pun menggunakan pispot di tempat tidur. Saya menyanggupi syarat-syarat dokter dan pulang ke rumah. Diharapkan dengan bed rest total, plasenta previa akan kembali ke posisi semula dengan sendirinya. Tapi kalau saya mengalami pendarahan lagi harus segera ke rumah sakit. Akhirnya misi selanjutnya adalah menambah berat badan bayi secara ekstrem. Agar kepala bayi turun panggul dan mendorong plasenta ke atas sehingga jalan lahir kembali terbuka. Setelah 1 bulan lamanya saya berusaha keras menaikkan berat badan, dan ternyata selama 1 bulan itu hanya sanggup menaikkan berat badan sampai 4 kg saja, tapi saya bersyukur berat bayi mencapai target, yaitu di atas 2 kg. DSOG saya yang tadinya hanya ingin kejar BB bayi sampai cukup lalu mau sectio (karena takut pendarahan lagi dan suplai makanan ke bayi terganggu) jadi berubah target. Jadi ternyata plasentanya sudah nggak menutupi jalan lahir, menurut beliau harus dicoba dulu kelahiran spontan/normal. Alhamdulillah. Saya senang banget. Melahirkan normal memang cita-cita saya, walau tidak terlalu ngotot juga, sih. Posisi plasenta masih di bawah, tepatnya di pinggir jalan lahir, jadi kalau saat melahirkan perdarahannya banyak harus pasrah untuk sectio. Apa pun asal saya dan bayi selamat saja, deh. Memang tidak ada cara pengobatan khusus untuk placenta previa. Cukup bed rest saja dan apabila memang posisi plasenta tetap menghalangi jalan lahir sampai saat kelahiran, dokter akan menyarankan untuk sectio saja. Tapi memang Allah Maha Pemurah, saat minggu-minggu terakhir kehamilan kepala bayi saya sudah masuk panggul, berat badannya cukup, dan plasenta sudah

kembali ke posisi normal, tidak menghalangi jalan lahir, sehingga saya bisa melahirkan secara spontan/normal. Alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur saya ucapkan kepada Allah, rasanya bed rest total selama 2 bulan terbayar sudah sewaktu untuk pertama kalinya bertemu dengan Zahra. Pengalaman ini sungguh berharga, sejak saat itu saya jadi bisa menyemangati teman-teman yang hamil dengan placenta previa, bahwa mereka tidak perlu terlalu khawatir namun harus tetap waspada apabila mengalami pendarahan akibat placenta previa. Beberapa bahkan tetap bisa melahirkan secara spontan, namun yang terpenting adalah bisa mengantarkan bayi dengan sehat dan selamat ke dunia, apa pun caranya.

Plasenta Previa, Apa Harus Ibu Hamil Lakukan?


Nurani ( 37 tahun) kemarin pagi datang ke ruang bersalin dengan wajah muram. Lho ada apa? Dokter kandungan menjelaskan saat periksa USG bahwa ibu Nurani hamil dengan Plasenta previa. Sehingga bayinya tidak bisa dilahirkan secara normal alami hanya bisa melalui operasi Caesar. Tidak ada jalan lain ya bu Bidan, masa harus operasi sih? tanya bu Nur dengan wajah muram. Iya bu Nur, memang hanya bisa dilahirkan dengan cara Sectio Caesar jawab Bidan. Kalau diputar dengan pijat, posisi ari - arinya bisa geser tidak tidak ya bu? atau kalau saya rajin jalan apakah bisa kemungkinan membantu posisi kepala bayi saya bisa masuk?tanya bu Nur lagi. Tentu tidak bisa bu Nur. Bila hamil dengan plasenta previa tidak boleh dilakukan rangsangan apapun, geseran posisi sedikit saja maka bisa berakibat perdarahan yang fatal bu jawab bu bidan. Saya masih belum paham bu bidan, apa plasenta previa itu penyakit pada ari ari atau tumor atau apa? Memang dokter sudah jelaskan tapi saya masih tetap bingung kata bu Nur sedih.

Mari pahami apa itu Plasenta previa.


Plasenta atau disebut juga ari-ari seperti pada gambar di bawah ini adalah tempat dimana bayi bertumbuh dan berkembang di dalam rahim. Plasenta inilah yang membungkus bayi agar aman. Fungsinya sebagai tempat penyalur zat makanan, oksigen dan sebagai perlindungan dari benturan, kuman atau penyakit yang mengancam janin. Plasenta seharusnya tertanam di bagian atas rahim. Tetapi pada kasus Plasenta previa, plasenta tertanam atau berimplantasi di bagian bawah rahim. Keadaan ini akan menghalangi jalan lahir untuk bayi.

Dalam teori kebidanan disebutkan bahwa plasenta previa berdasarkan tempat tertanamnya plasenta, berada pada tiga lokasi sekitar segmen bawah rahim dan menutupi kanalis servikalis . Ada tiga lokasi plasenta previa yakni plasenta menutupi total jalan lahir ( plasenta previa totalis ), menutupi sebagian jalan lahir( plasenta previa partialis ) atau hanya tertanam sekitar pinggir dari bagian bawah rahim.

Apa saja faktor penyebab terjadinya plasenta previa? Penyebab langsung dari plasenta previa memang tidak ada namun dari berbagai sumber medis kebidanan disebutkan faktor -faktor yang mendukung terjadinya plasenta previa ini antara lain faktor usia, pada usia muda rahim belum sempurna terutama pada lapisan endometriumnya, usia diatas 35 tahun keadaan rahim ( endometrium ) sudah mulai kurang subur, Riwayat persalinan yang sering hamil dengan jarak yang dekat antara kehamilan, keadaan rahim, bekas kuret, bekas operasi pada rahim, keadaan kurang gisi. Plasenta ini tidak kecil, diameternya sekitar 20 cm saat sudah keluar dari rahim,beratnya sekitar 500 - 1000 gram dan penuh berisi pembuluh darah juga jaringan dan selaput. Pembuluh darah ini yang sangat peka dengan rangsangan, terutama saat kehamilan memasuki usia 7 bulan

Apa tandanya bahwa seorang ibu hamil mengalami Plasenta previa? Ibu hamil mengalami perdarahan pada usia kehamilan 7 bulan ke atas, perdarahan pada kehamilan dengan Plasenta previa tidak disertai rasa nyeri pada perut, terjadi sewaktu -waktu terutama saat melakukan aktifitas. Semakin tua usia kehamilan maka bagian bawah rahim semakin peka menerima rangsangan, juga karena bagian segmen bawah rahim mengalami perubahan menyesuaikan usia kehamilan. Akibatnya plasenta ini bisa lepas sedikit demi sedikit sebelum waktunya melahirkan. Nah karena ada bagian yang terlepas sedikit demi sedikit ini maka timbul perdarahan. Perdarahan ini dapat mengganggu penyaluran oksigen dan zat makanan ke bayi, juga menimbulkan kadar hemoglobine ibu menurun (anemia). Pada plasenta previa ini seringkali terjadi juga kelainan posisi janin dalam rahim, misalnya letak melintang dan sungsang karena bagian kepala janin terhalang tidak bisa masuk ke pintu panggul. Bagaimana dokter menentukan bahwa perdarahan pada kehamilan tersebut adalah karena plasenta previa? Caranya dengan cara USG kandungan. Pemeriksaan Ultrasonografi ini tidak berbahaya untuk janin Apa yang harus dilakukan bila ibu hamil mengalami plasenta previa? 1. Bed rest atau tirah baring total saat mengalami perdarahan aktif. Tujuannya agar membantu menghentikan proses pelepasan plasenta yang terjadi sedikit demi sedikit sebelum waktunya. Dengan istirahat total baring diatas tempat tidur maka keadaan otot rahim dalam kondisi istirahat (relaksasi). Tak jarang pasien hamil dengan plasenta previa terpaksa keluar masuk rumah sakit beberapa kali karena setelah pulang dirumah tidak bisa istirahat, sering jalan dan mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, akhirnya masuk rumah sakit lagi. Sebenarnya dengan banyak istirahat saja di rumah bila patuh sudah cukup membantu relaksasi otot rahim. 2. Mencegah bayi terlahir prematur Rangsangan kontraksi atau his adalah rasa seperti kram pada perut ibu hamil. Bila terdapat kontraksi atau his disertai perdarahan, maka ibu hamil dengan plasenta previa harus segera mencari bantuan tenaga kesehatan. Selanjutnya kehamilan akan dipantau secara ketat, baik kondisi janin, perdarahan dan keadaan kesehatan ibu. Pada kasus plasenta previa yang belum cukup bulan tetapi mengalami perdarahan terus menerus, terpaksa bayi dilahirkan sebelum waktunya. Hal ini sedikit banyak beresiko untuk kematangan fungsi paru -paru bayi saat pertama kali bernafas. Bila masih paru - paru belum bisa mengembang sempurna, dapat terjadi kegagalan untuk bernafas awal kelahiran. Ibu tidak perlu cemas dengan keadaan masa transisi bayi. Dokter kandungan akan mengupayakan antisipasi sejak sebelum bayi lahir dan tindakan pertolongan segera setelah lahir pada bayi prematur.

3. Memperhatikan Kebutuhan Gisi Ibu hamil Ibu hamil dengan plasenta previa ini mudah sekali mengalami penurunan kadar Hemoglobine dalam darah akibat perdarahan tersebut. Perbanyak makanan dari sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, kangkung, daun singkong, sawi . Lauk pauk telur, ikan, tahu, tempe dan daging. Minum susu untuk menambah daya tahan tubuh. Buah - buahan segar juga air putih yang cukup selama kehamilan.

4. Persiapan mental. Bagi ibu hamil dengan plasenta previa tak jarang harus mengalami istirahat total di rumah sakit. Jalanilah semua proses kehamilan dengan pasrah dan doa. Apapun yang terjadi tetap harus bersyukur. Mengisi waktu selama bedrest di rumah sakit dengan hal yang menghibur, misalnya membaca tentang kesehatan,menyulam, mendengar musik dan membaca buku- buku perawatan bayi dan sebagaimya. Kegelisahan seorang ibu selama masa perawatan dapat berpengaruh terhadap kehamilan. Terlalu stress dan tegang akan merangsang kontraksi rahim atau kram pada perut. Suami juga memberi dukungan mental pada istri selama masa perawatan.

5. Persiapan biaya Pada kehamilan yang sudah didiagnosa Plasenta previa totalis maka jelas cara satu -satunya untuk melahirkan hanya bisa melalui opeasi Sectio Casarea. Persiapkan biaya sebaiknya sudah dimulai sejak hamil muda walaupun tidak terdiagnosa plasenta previa, juga perkiraan bila bayi terlahir prematur. Persiapan ini bisa dengan menabung, mengikuti Jampersal, Asuransi kesehatan dan Jaminan kesehatan dari Kantor.

Bila ibu hamil dengan plasenta previa dirawat di rumah sakit, apa saja yang dilakukan? Ibu hamil dengan plasenta previa dengan perdarahan yang sedikit demi sedikit dan kondisi jantung janin masih baik, ibu akan dirawat untuk bedrest atau tirah baring total. Semua kebutuhan mandi dan kebersihan diri akan dibantu oleh bidan dan perawat. Ibu hamil tidak boleh turun dari tempat tidur sementara waktu hingga diijinkan oleh dokter. Pemasangan infus adakalanya dibutuhkan untuk memasukkan obat - obat menghentikan perdarahan maupun kontraksi. Pemberian obat bisa melalui obat minum berupa injeksi ( suntikan ), seperti obat penguat kandungan, obat untuk mematangkan paru - paru janin, maupun obat tablet berupa vitamin tambah darah dan obat anti perdarahan. Pemeriksaan USG dan pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai prosedur setiap rumah sakit tempat dirawat. Bila ibu hamil dengan plasenta previa perdarahan banyak di rumah apa yang harus dilakukan?

Persiapan transportasi yang segera ke rumah sakit Persiapan siapa donor darah yang akan membantu bila sewaktu waktu darurat dibutuhkan Mengupayakan ibu tetap tenang, baring tanpa bantal, posisi kaki ditinggikan ganjal dengan bantal Bila perdarahan banyak jangan mencari rumah sakit yang jauh, segera menuju tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk bantuan pertama lalu bisa dirujuk jika keadaan ibu dan bayi memungkinkan

Salam hangat Semoga bermanfaat Bidan Romana Tari

Anda mungkin juga menyukai