Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA JUMLAH ERITROSIT

Eritrosit tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyai eritrosit berbentuk lonjong dan berinti kecuali mamalia (Guyton, 2008). Terdapat 5 milyar eritrosit dalam setiap mililiter darah. Struktur eritrosit adalah sel datar berbentuk piringan yang mencekung di bagian tengah dikedua sisi atau bentuknya seperti cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti dengan garis tengah 8 m, ketebalan 2 m di tepi luar dan ketebalan 1 m di bagian tengah. Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung oksigen. Bentuk unik dari eritrosit ini berperan dalam melakukan fungsinya dalam mengangkut O2 dalam darah. Bentuk bikonkaf menghasilkan luas permnukaan yang lebih besar untuk difusi O2 saat menembus membran. Serta selnya yang tipis memungkinkan O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam sel dan eksterior sel. Selain mengikat O2, eritrosit juga mengikat CO2. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen). Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbondioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. (Sherwood, 2011) Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrosit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknyasel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-

duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. Jumlah eritrosit bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat tinggal seseorang (Marieb 2004; Solomon at al. 2005). Orang yang tinggal di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih banyak, dibandingkan orang yang tinggal di dataran rendah. Jumlah eritrosit dapat berkurang, misalnya karena luka yang mengeluarkan banyak darah atau karena anemia. Tubuh kita memerlukan oksigen untuk proses oksidasi makanan guna menghasilkan energy. Oksigen akan diedarkan sampai ke jaringan tubuh melalui pengangkutan oleh darah dalam bentuk ikatan yang mudah lepasa berupa oksihemoglobin. Dalam waktu satu menit, 5 liter darah yang dipompa jantung dapat melepaskan lebih kurang 250 ml oksigen yang terikat pada hemoglobin dan eritrosit. Sebagian kecil oksigen juga diangkut oleh plasma darah. Dari jaringan tubuh, hemoglobin akan mengikat sebagian karbon dioksida dalam bentuk karbominohemoglobin. Banyak oksigen yang dilepaskan dari Hb seperti nilai di atas, terjadi saat seseorang dalam keadaan istirahat. Aktivitas seseorang akan berpengaruh pada peredaran darah sehingga oksigen yang dilepaskan akan berbeda-beda pula untuk setiap orang. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis. Pada beberapa minggu pertama embrio dalam kandungan, eritrosit dihasilkan dalam kantong kuning telur. Beberapa bulan kemudian, pemebntukan eritrosit terjadi di hati, limfa, dan kelenjar limfa. Sesudah bayi lahir, eritrosit dibentuk oleh sumsum tulang. Produk eritrosit distimulasi oleh hormon eritropoietin. Kira-kira di usia 20 tahun, sumsum bagian proksimal tulang panjang sudah tidak menghasilkan eritrosit lagi. Sebagian besar eritrosit akan dihasilkan dalam sumsum tulang membranosa (tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang panggul). Dengan meningkatnya usia, sumsum tulang menjadi kurang produktif. Sel yang dapat membentuk eritrosit adalah hemositoblas atau sel batang myeloid yang mampu berkembang menjadi bebragai jenis sel darah (bersifat pluripoten). Sel ini terdapat di sumsum tulang dan akan membentuk berbagai jenis leokosit, eritrosit, dan megakarosit (Pembentuk keping darah). Eritrosit yang terbentuk akan keluar dan menembus membran (kemampuan ini disebut dispedesis) dan memasuki kapiler darah. Selain membentuk eritrosit, hemositoblas juga membentuk sel plasma, limfosit b, limfosit t, monosit, dan fagosit-fagosit lain. Dalam keadaan normal, erotrosit bertahan selama rata-rata 120 hari. Saat sel menua, membrane sel rapuh dan pecah. Eritrosit tua dimusnahkan di organ limfa (lien) dan hati. Hemoglobin dicerna oleh sel-sel retikuloendotelium. Zat besi dilepas kembali ke dalam darah

untuk kemudian diangkut kembali ke sumsum tulang dan hati. Hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin) dan diekresi oleh hati ke dalam empedu.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC Tim Dosen UNJ. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta : UNJ

Anda mungkin juga menyukai