Anda di halaman 1dari 32

Pengenalan Ilmu Kaidah Bahasa Arab

Daftar Isi: Bagian 1. Urgensi Kembali Kepada al-Kitab dan as-Sunnah Bagian 2. Memetik Hidayah Dengan Bahasa Arab Bagian 3. engenalan !stilah "ah#u dan Sh$r$% Bagian &. Urgensi !lmu "ah#u dan Sh$r$% Bagian '. !stilah Dasar Dalam !lmu Kaidah Bahasa Arab Bagian (. Keadaan Akhir Kata Bagian ). !*r$b ada !sim Bagian +. !*r$b ada ,i*il Bagian -. en.elasan Seputar al-!smu /Kata Benda0 Bagian 11. en.elasan Seputar al-,i*lu /Kata Ker.a0 Bagian 11. en.elasan Seputar al-Har%u /Kata Sambung0 Bagian 12. al-2umlah al-!smiyah Bagian 13. al-2umlah al-,i*liyah Bagian 1&. !sim-!sim Mar%u* Bagian 1'. !sim-!sim Manshub Bagian 1(. !sim-!sim Ma.rur dan 3a#abi* Bagian 1). 4angkah-4angkah Untuk Bisa Memba5a Kitab Bagian 1+. "asehat Untuk Kita Bersama Bagian 1-. Keutamaan Mempela.ari !lmu Agama Bagian 21. 4uruskan "iat6 7apai ahala Berlipat 7anda

Mukadimah Penyusun Segala pu.i bagi Allah yang telah menurunkan kepada se$rang hamba-"ya -"abi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam- al-,ur8$n /pembeda6 yaitu al-9ur*an0: yang memisahkan antara perkara yang halal dan perkara yang haram. Sebuah ped$man yang membedakan antara $rang-$rang yang berbahagia dengan $rang-$rang yang 5elaka. Sebuah ped$man yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Dengan rahmat-"ya6 Allah men.adikan ia /al-9ur*an0 sebagai petun.uk bagi umat manusia se5ara umum dan terlebih khusus lagi men.adi pembimbing bagi $rang-$rang yang bertak#a. embimbing guna mengentaskan mereka dari kesesatan berupa keka%iran6 maksiat6 dan keb$d$han menu.u 5ahaya iman6 tak#a6 dan ilmu pengetahuan. Allah turunkan ia /al-9ur*an0 sebagai $bat bagi apa yang bersarang di dalam dada-dada /manusia06 berupa penyakit syubhat /keran5uan dan kesamaran0 serta syah#at /ha#a na%su0. Dengan al-9ur*an itulah6 akan diper$leh keyakinan dan ilmu dalam rangka meraih berbagai 5ita-5ita yang mulia. !a men.adi $bat bagi tubuh manusia guna menyembuhkan berbagai penyakit6 kerusakan6 dan luka yang diderita $lehnya. Allah memberitakan bah#a al-9ur*an tidak ada keraguan sama sekali di dalamnya: dari sisi manapun. Hal itu dikarenakan berita-berita yang terkandung di dalamnya berisi kebenaran yang sangat agung6 demikian pula perintah dan larangan yang ada di dalamnya. Allah turunkan ia penuh dengan keberkahan: di dalamnya terkandung banyak kebaikan6 ilmu yang melimpah6 rahasia-rahasia yang teramat indah6 5ita-5ita yang tinggi. ;leh sebab itulah segala kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebab utamanya adalah mengambil bimbingan al-9ur*an dan mengikuti a.arannya... <lihat pengantar kitab Taisir al-Karim ar-Rahman karya Syaikh Abdurrahman bin "ashir as-Sa*di rahimahullah6 hal. 2- 5et. Ar-=isalah> Bagian 1. Urgensi Kembali Kepada al-Kitab dan as- unnah Saudaraku -sem$ga Allah menuntun kita kepada rahmat dan ampunan-"ya- agama !slam yang kita 5intai ini telah memberikan ped$man hidup bagi umat manusia. al-9ur*an al-Karim dan Sunnah "abi shallallahu 'alaihi wa sallam6 inilah kun5i untuk meme5ahkan berbagai pr$blematika dan sengketa yang ter.adi di tengah-tengah umat manusia. Allah ta'ala ber%irman6

) (* % # $ ' " & !


?Kemudian6 apabila kalian berselisih tentang suatu perkara6 hendaklah kalian kembalikan hal itu kepada Allah dan =asul: .ika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.@ <9S. An-"isaa*A '-> !mam al-Bagha#i rahimahullah <#a%at '1( H> mena%sirkan6 bah#a yang dimaksud dengan *kembali kepada Allah dan =asul* adalah: kembali kepada kitab Allah dan kepada =asul-"ya

-shallallahu 'alaihi wa sallam- di saat beliau masih hidup dan kepada Sunnahnya di saat beliau telah meninggal <lihat Ma'alim at-Tanzil6 hal. 313> Demikianlah pena%siran *kembali kepada Allah dan =asul* yang dinukilkan dari Mu.ahid6 9$tadah6 serta may$ritas ulama ta%sir: sebagaimana diungkap $leh !bnul 2auBi rahimahullah <#a%at '-) H> dalam ta%sirnya <lihat Zaad al-Masir fi 'Ilmi at-Tafsir6 hal. 2-'> !mam !bnul 9ayyim rahimahullah <#a%at )'1 H> mengatakan6 ?3elah sepakat para ulama terdahulu /sala%0 dan belakangan /kh$la%0 bah#asanya maksud dari kembali kepada Allah adalah dengan mengembalikan kepada Kitab-"ya6 sedangkan kembali kepada =asul adalah dengan mengembalikan kepada beliau semasa hidupnya dan kepada Sunnahnya setelah beliau #a%at.@ <lihat dalam adh-Dhau' al-Munir 'ala at-Tafsir yang dikumpulkan $leh Syaikh *Ali ash-Shalihi rahimahullah /2C23(0> !mam al-9urthubi rahimahullah <#a%at ()1 H> berkata6 ?Barangsiapa yang tidak memandang sebagaimana hal ini -#a.ibnya meru.uk kepada al-Kitab dan as-Sunnah6 pent- maka sungguh telah 5a5at keimanannya berdasarkan %irman Allah ta'ala *2ika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir*.@ <lihat al-Jami' li Ahkam al-Qur'an /(C&330> !mam !bnu Katsir rahimahullah <#a%at ))& H> meng$mentari ayat di atas6 ?Hal ini menun.ukkan bah#a barangsiapa yang tidak mau berhukum dalam hal-hal yang diperselisihkan kepada al-Kitab dan as-Sunnah serta tidak meru.uk kepada keduanya dalam menyelesaikan masalah itu6 maka pada hakikatnya dia bukanlah $rang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.@ <lihat Tafsir al-Qur'an al-'Azhim /2C3&(0> Syaikh Abdurrahman bin "ashir as-Sa*di rahimahullah <#a%at 13)( H> berkata6 ?Hal itu menun.ukkan bah#a barangsiapa yang tidak mengembalikan hal-hal yang diperselisihkan kepada keduanya -al-9ur*an dan as-Sunnah- maka dia bukanlah se$rang mukmin yang sebenarnya: bahkan dia adalah $rang yang beriman kepada th$ghut6 sebagaimana disebutkan pada ayat sesudahnya.@ <lihat Taisir al-Karim ar-Rahman6 hal. 1+&> Saudaraku -sem$ga Allah menambahkan tau%ik-"ya kepada kami dan anda- dari keteranganketerangan para ulama di atas6 .elaslah bagi kita urgensi memahami al-Kitab dan as-Sunnah. Sebab dengan memahami keduanya dengan baik akan men.adi s$lusi atas segala persengketaan dan perselisihan umat manusia. Di samping itu6 keimanan se$rang hamba akan men.adi sempurna dan lurus dengan mengembalikan segala masalah agama kepada Kitabullah dan Sunnah "abi-"ya shallallahu 'alaihi wa sallam. Bagian !. Memetik "idayah Dengan Bahasa Arab Allah ta'ala menurunkan al-9ur*an kepada kita agar kita memetik hidayah yang terkandung di dalamnya sehingga dengan sebab itulah $rang-$rang beriman akan dapat meraih kebahagiaan dan keselamatan6 di dunia dan di akhirat. Allah ta'ala ber%irman6

- 89 &,- " 7 /0 - (* : > 2 12 4 <= 5 ." ; . + 0 6 3


?Apabila datang kepada kalian petun.uk dari-Ku6 barangsiapa yang mengikuti petun.uk-Ku itu nis5aya dia tidak akan tersesat dan tidak pula 5elaka.@ <9S. 3hahaA 123> Sahabat !bnu *Abbas radhiyallahu'anhuma berkata6 ?Barangsiapa yang memba5a al-9ur*an dan mengikuti a.aran yang terdapat di dalamnya6 maka Allah akan tun.uki dirinya dari kesesatan dan Allah akan men.aganya pada hari kiamat dari hisab yang buruk.@ <lihat Ma'alim at-Tanzil6 hal. +2- $leh !mam al-Bagha#i rahimahullah> Mengikuti a.aran al-9ur*an dengan baik dan sempurna akan ter#u.ud apabila se$rang muslim memahami bahasa al-9ur*an: yaitu bahasa arab. UstadB A5eng Dakaria -sem$ga Allah membalas kebaikannya- mengatakan6 ?Sesungguhnya kebutuhan setiap muslim untuk mengenali kaidah-kaidah bahasa arab adalah sangat mendesak. Sebab6 ilmu itulah yang men.adi *.embatan* untuk memahami al-9ur*an dan asSunnah. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan keduanya dan mengamalkan a.aran yang terkandung di dalamnya. Sementara tidak mungkin kita bisa memahami keduanya dengan pemahaman yang sempurna ke5uali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab.@ <lihat mukadimah beliau terhadap kitabnya al-Muyassar fi 'Ilmi an-Nahwi> Syaikh Dr. Abdul Karim al-Khudair hafizhahullah berkata6 ? emahaman terhadap dalil-dalil dit$pang $leh pemahaman terhadap bahasa /arab06 $leh sebab itu tidak mungkin se$rang penuntut ilmu syar*i men5ukupkan diri dari /ilmu0 bahasa ini. Dan diantara ilmu bahasa /arab06 yang terpenting adalah nah#u dan sh$r$%.@ <lihat 3ranskrip Syarh Matan alA urruumiyah Bagian 16 hal. 1> !lmu bahasa arab ini -sebagaimana di.elaskan $leh Syaikh Abdurrahman bin "ashir as-Sa*di rahimahullah termasuk kateg$ri ilmu yang berman%aat. Beliau berkata6 ?Adapun ilmu na%i*Cilmu yang berman%aat adalah ilmu yang bisa mensu5ikan hati dan ruh yang pada akhirnya akan membuahkan kebahagiaan dunia dan akhirat. !lmu itu adalah a.aran-a.aran yang diba#a $leh =asul shallallahu 'alaihi wa sallam yang meliputi ilmu ta%sir6 hadits6 dan %i8ih serta segala ilmu yang men$pang atau membantunya sema5am ilmu-ilmu bahasa arab...@ <lihat !ah at al-Qulu" al-A"rar6 hal. &2> ;leh sebab itu kita dapati para ulama sala% menaruh perhatian besar terhadap bahasa arab6 sebab bahasa arab adalah kun5i untuk memahami ilmu agama !slam dari sumbernya: yaitu al-Kitab dan as-Sunnah. Sahabat *Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu berkata6 ? ela.arilah bahasa arab6 sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian dan pela.arilah %ara*idhCilmu #aris sesungguhnya ia .uga termasuk bagian dari agama kalian.@ <lihat atTa'li#at al-Jaliyyah 'ala Syarh al-Mu#addimah al-A urrumiyah6 hal. 3&> Bagian #. Pengenalan Istilah $ah%u dan h&r&f Pengertian Ilmu $ah%u

"ah#u adalah suatu ilmu mengenai kaidah-kaidah untuk mengetahui hukum-hukum akhir kata di dalam bahasa arab. '&nt&hnya:


'Jaa'a r$ ulun' artinyaA ?3elah datang se$rang lelaki.@


'r$'aitu r$ ulan' artinyaA ?Aku melihat se$rang lelaki.@


'mar$rtu "i r$ ulin' artinyaA ?Aku mele#ati se$rang lelaki.@ /lihat at-Tashil fi Ma'rifati %u&h$ti at-Tanzil6 hal. )0 Keterangan: erhatikan kata r$ ul /lelaki0 di dalam ketiga kalimat di atas. Kata 'r$ ul' artinya se$rang lelaki. Meskipun demikian6 akhir katanya bisa berubah. Bisa berhar$kat dh$mmah / r$ ulun0. Bisa .uga berhar$kat %at-hah /r$ ulan0. Dan bisa .uga berhar$kat kasr$h /r$ ulin0. "ah6 ilmu untuk mengetahui kaidah-kaidah yang mengatur keadaan akhir kata sema5am ini dikenal dengan istilah ilmu nah#u. 2adi6 %$kus ilmu nah#u adalah mengenai akhir kata di dalam kalimat. Apakah ia harus diakhiri dh$mmah6 %at-hah6 atau kasr$h6 dst. Bagi yang sudah bisa memba5a kitab gundul6 bisa memba5a de%inisi ilmu nah#u di dalam kitab Tuhfatus Saniyah Syarh Mu#addimah al-A urrumiyah <hal. &>. Pengertian Ilmu h&r&f Sh$r$% -disebut .uga ilmu tashri%- merupakan ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah yang mengatur seputar perubahanCpembentukan kata di dalam bahasa arab. '&nt&hnya:


Kata 'nash$r$' artinya *men$l$ng*

Kata ini bisa diubah men.adi bentuk kata yang lain6 misalnyaA


'naashirun' artinya *pen$l$ng* Bisa .uga diubah men.adiA


'unshur' artinya *t$l$nglah* /lihat at-Tashil fi Ma'rifati %u&h$ti at-Tanzil6 hal. )0 Keterangan: Kata 'nash$r$' /telah men$l$ng0 merupakan bentuk kata ker.a lampau: bentuk kata ini dikenal dengan istilah fi'il madhi /kata ker.a lampau0. Dari kata ini bisa dibentuk kata yang mengandung makna pelaku yaitu 'naashirun' /pen$l$ng0: bentuk kata sema5am ini dikenal dengan istilah isim fa'il /kata benda pelaku0. Bisa .uga dibentuk kata yang lain6 yaitu 'unshur' /t$l$nglah0 yang ia merupakan kata ker.a perintah /fi'il amr0. Kaidah-kaidah yang mengatur seputar pembentukan dan perubahan kata inilah yang dikenal dengan nama ilmu sh$r$% atau tashri%. Bagi yang ingin mengetahui tambahan pen.elasan seputar de%inisi tashri% bisa memba5a kitab Mukhtar$t karya Ust. Aunur =$%i8 bin 7hu%r$n hafizhahullah <hal. 11)6 5et. 1&32 H> Kesimpulan Dari pen.elasan di atas6 bisa kita simpulkan bah#aA 1. !lmu nah#u membahas keadaan akhir kata di dalam bahasa arab 2. !lmu sh$r$% membahas pembentukan kata di dalam bahasa arab Bagian (. Urgensi Ilmu $ah%u dan h&r&f Pentingnya Bahasa Arab Syaikhul !slam !bnu 3aimiyah rahimahullah berkata6 ?Sesungguhnya bahasa arab itu sendiri merupakan bagian dari agama dan mengenalinya adalah sebuah perkara yang %ardhu lagi #a.ib. Sesungguhnya memahami al-Kitab dan as-Sunnah adalah #a.ib6 sementara ia tidak bisa dipahami ke5uali dengan bahasa arab. Suatu ke#a.iban yang tidak bisa terlaksana ke5uali dengan suatu hal yang lain maka perkara itu men.adi #a.ib pula hukumnya.@ <lihat dalam 'adhlu al-'Ara"iyyah6 $leh Syaikh =uslan6 hal. )1>

!lmu bahasa arab ini -sebagaimana di.elaskan $leh Syaikh Abdurrahman bin "ashir as-Sa*di rahimahullah- termasuk kateg$ri ilmu yang berman%aat. Beliau berkata6 ?Adapun ilmu na%i*Cilmu yang berman%aat adalah ilmu yang bisa mensu5ikan hati dan ruh yang pada akhirnya akan membuahkan kebahagiaan dunia dan akhirat. !lmu itu adalah a.aran-a.aran yang diba#a $leh =asul shallallahu 'alaihi wa sallam yang meliputi ilmu ta%sir6 hadits6 dan %i8ih serta segala ilmu yang men$pang atau membantunya sema5am ilmu-ilmu bahasa arab...@ <lihat !ah at al-Qulu" al-A"rar6 hal. &2> UstadB A5eng Dakaria -sem$ga Allah membalas kebaikannya- mengatakan6 ?Sesungguhnya kebutuhan setiap muslim untuk mengenali kaidah-kaidah bahasa arab adalah sangat mendesak. Sebab6 ilmu itulah yang men.adi *.embatan* untuk memahami al-9ur*an dan asSunnah. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan keduanya dan mengamalkan a.aran yang terkandung di dalamnya. Sementara tidak mungkin kita bisa memahami keduanya dengan pemahaman yang sempurna ke5uali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab.@ <lihat mukadimah beliau terhadap kitabnya al-Muyassar fi 'Ilmi an-Nahwi> Pentingnya $ah%u dan h&r&f Sebagaimana telah kita ketahui6 bah#a ilmu nah#u membahas seputar kaidah yang mengatur keadaan akhir kata dan kedudukan kata di dalam bahasa arab. Adapun ilmu sh$r$% adalah ilmu tentang kaidah-kaidah pembentukan kata dan p$la-p$lanya. 4alu dimanakah letak pentingnya kedua ilmu tersebutE Syaikh Mu8bil rahimahullah mengatakan6 ?!lmu nah#u termasuk kateg$ri ilmu-ilmu islam yang sangat penting yang semestinya kaum muslimin memiliki perhatian besar terhadapnya. Sebab musuh-musuh !slam berusaha untuk men.auhkan umat !slam dari bahasa agama mereka. Mereka berusaha menyibukkan umat !slam dengan hal-hal yang bukan termasuk perkara mendesak dan penting di dalam agama mereka.@ <lihat dalam alMumti' fi Syarh al-A urrumiyah6 hal. ' $leh Malik bin Salim al-MahdBari> Buah mempela.ari ilmu nah#u adalah untuk men.aga lisan dari kekeliruan dalam hal pengu5apan kalimat-kalimat berbahasa arab. Selain itu -bahkan tu.uan utamanya- ilmu nah#u men.adi sebab untuk bisa memahami al-9ur*an dan hadits-hadits "abi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pemahaman yang benar. Sementara kita telah mengetahui bah#a al-9ur*an dan as-Sunnah ini merupakan dua sumber utama syari*at !slam <lihat dalam Tuhfatus Saniyah6 $leh Syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid6 hal. &> Mengetahui ilmu nah#u dan sh$r$% merupakan salah satu syarat untuk beri.tihad. Salah se$rang ulama bermadBhab Hana%i6 al-Anshari mengatakan6 ?Salah satu syarat se$rang mu.tahid adalah harus mengerti tashri%6 nah#u6 dan bahasa.@ <lihat at-Ta'li#at al-Jaliyyah6 hal. &+ $leh Abu Anas Asyra% bin Fusu%>. Dr. Muhammad bin Husain al-2iBani berkata ketika men.elaskan syarat-syarat i.tihad6 diantaranya: ?Hendaklah dia mengetahui bahasa arab6 dan 5ukup dalam hal ini sekadar apa yang memang #a.ib untuk dia miliki agar bisa memahami u5apan /berbahasa arab0.@ <lihat Ma'alim (shul 'i#h 'inda Ahlis Sunnah6 hal. &)-> Selain itu6 ilmu tentang bahasa arab -khususnya nah#u dan sh$r$%- .uga termasuk ilmu yang

harus dimiliki $leh se$rang yang hendak menekuni ilmu ta%sir al-9ur*an. Se$rang ahli ta%sir harus menguasai kedua ilmu ini di samping ilmu-ilmu lain yang harus dikuasainya sema5am: ushul %i8ih6 asbabun nuBul6 dsb <lihat dalam Ma"ahits fi '(lum al-Qur'an6 hal. 331 $leh Syaikh Manaa* al-9aththan> Syaikh Dr. Abdul Karim al-Khudair hafizhahullah berkata6 ? emahaman terhadap dalil-dalil dit$pang $leh pemahaman terhadap bahasa /arab06 $leh sebab itu tidak mungkin se$rang penuntut ilmu syar*i men5ukupkan diri dari /ilmu0 bahasa ini. Dan diantara ilmu bahasa /arab06 yang terpenting adalah nah#u dan sh$r$%.@ <lihat 3ranskrip Syarh Matan alA urruumiyah Bagian 16 hal. 1> Apabila ilmu nah#u membi5arakan tentang perubahan yang ter.adi pada akhir kata dalam bahasa arab6 maka ilmu sh$r$% membahas perubahan bentuk dan bangunan kata dari dalam serta p$la-p$la penyusunannya. ;leh sebab itu kedua ilmu ini memiliki kaitan yang sangat erat. ;rang yang mempela.ari ilmu nah#u semestinya .uga mempela.ari ilmu sh$r$% <lihat ad-Dalil ila Qawa'id al-%u&hah al'Ara"iyah6 hal. 1)-1+ $leh Dr. Hasan "uruddin> Sh$r$% atau 3ashri% memiliki makna se5ara bahasa /lugh$#i0 dan makna se5ara termin$l$gi /istilahi0. Se5ara bahasa kedua kata ini dipakai dalam bahasa arab dengan arti: pengalihan atau perubahan. Adapun se5ara istilah6 kedua kata ini dipakai $leh ulama ahli bahasa arab untuk menyebut ilmu yang men.elaskan met$de pembentukan p$la kata dalam bahasa arab. Dengan ilmu inilah diketahui pr$ses pembentukan kata: yaitu perubahan dari satu kata men.adi kata-kata lain yang memiliki makna berkaitan <lihat Durus at-Tashrif6 hal. &-' karya Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid> ada a#al perkembangannya6 pembahasan sh$r$% adalah bagian dari ilmu nah#u. !lmu nah#u membahas tentang keadaan akhir kata yaitu perubahan /i*r$b0 atau tetapnya /bina*0 akhir kata6 sedangkan ilmu sh$r$% membahas pembentukan kata dan makna yang ditun.ukkan $lehnya <lihat dalam Durus at-Tashrif6 hal. '-+>. ;leh sebab itu para pakar bahasa arab masa belakangan hanya mengkhususkan pembi5araan ilmu nah#u hanya pada keadaan akhir kata: perubahan akhir kata dan tetapnya akhir kata. Sehingga dengan sendirinya materi yang dibi5arakan dalam nah#u berbeda dengan ilmu sh$r$%: yang n$tabene membahas pembentukan kata <lihat Mu' am alMushthalahat an-Nahwiyah wa ash-Sh$rfiyah6 hal. 21)-21+> Kesimpulan Dari keterangan-keterangan di atas kita bisa menarik beberapa kesimpulan pentingA 1. Mempela.arai ilmu nah#u dan sh$r$% merupakan sarana untuk memahami al-9ur*an dan as-Sunnah 2. Memahami nah#u dan sh$r$% merupakan p$ndasi untuk memahami hukum-hukum agama yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah 3. Memahami ilmu bahasa arab -terutana kaidah-kaidahnya- adalah salah satu syarat yang harus dimiliki bagi $rang yang hendak beri.tihad &. Setiap penuntut ilmu sangat membutuhkan pemahaman terhadap ilmu nah#u dan sh$r$% karena dengan kedua ilmu itulah dia akan bisa memahami berbagai 5abang ilmu agama yang lain6 semisal ta%sir6 hadits6 dan %i8ih '. !lmu nah#u dan sh$r$% termasuk kateg$ri ilmu alatCsarana untuk memahami dalil-

dalil al-Kitab maupun as-Sunnah. Sementara hukum sarana mengikuti hukum tu.uan. Apabila memahami al-Kitab dan as-Sunnah adalah #a.ib6 sedangkan keduanya tidak bisa dipahami dengan baik ke5uali dengan bahasa arab maka mempela.ari bahasa arab pun men.adi perkara yang hukumnya #a.ib Bagian ). Istilah Dasar Dalam Ilmu Kaidah Bahasa Arab Di dalam ilmu nah#u terdapat istilah-istilah dasar sebagai berikutA al-Kalimah: artinya adalah kata al-2umlah: artinya adalah kalimat6 disebut .uga al-Kalam !sim: artinya kata benda ,i*il: artinya kata ker.a Har%: artinya kata depan !*r$b: artinya perubahaan keadaan akhir kata Mu*r$b: sebutan untuk kata yang akhirannya bisa berubah Bina*: artinya tetapnya keadaan akhir kata Mabni: sebutan untuk kata yang akhirannya selalu tetap al-2umlah al-!smiyah: yaitu kalimat yang dia#ali dengan isimCkata benda al-2umlah al-,i*liyah: yaitu kalimat yang dia#ali dengan %i*ilCkata ker.a Di dalam ilmu sh$r$% terdapat istilah-istilah dasar sebagai berikutA ,i*il Madhi: artinya kata ker.a lampau ,i*il Mudh$ri*: artinya kata ker.a sekarang atau akan datang ,i*il Amr: artinya kata ker.a perintah ,i*il 3sulatsi: artinya %i*ilCkata ker.a yang terdiri dari 3 huru% ,i*il =uba*i: artinya %i*il yang terdiri dari & huru% ,i*il Mu.arr$d: artinya %i*il yang semua huru%nya asli6 tidak ada huru% tambahan ,i*il MaBid: artinya %i*il yang mengalami penambahan huru% ,i*il Ma*lum: artinya kata ker.a akti% ,i*il Ma.hul: artinya kata ker.a pasi% Mashdar: artinya kata benda dari kata ker.a Ma*am-Ma*am Kata Kata /al-Kalimah0 dalam bahasa arab terbagi 3A 1. !simCkata benda: tidak berkaitan dengan #aktu 2. ,i*ilCkata ker.a: berkaitan dengan #aktu 3. Har%Ckata depan: membutuhkan kata lain agar sempurna maknanya al-Kalam Kalimat sempurnaCal-2umlah al-Mu%idah atau disebut .uga al-Kalam harus memenuhi & syarat sebagai berikutA Berupa la%al: yaitu suara yang terdiri dari huru%-huru% hi.a*iyah Berupa susunan: yaitu terdiri lebih dari satu kata6 baik tampak maupun tidak tampak

Menun.ukkan makna yang lengkap dan sempurna: artinya tidak menyisakan tanda tanya bagi $rang yang mendengarnya Mengikuti kaidah penyusunan kalimat dalam bahasa arab: yaitu dengan menggunakan bahasa arab dan diu5apkan dalam keadaan sadar Ma*am-Ma*am Kalimat Kalimat atau al-2umlah terbagi men.adi 2A al-2umlah al-!smiyah: kalimat yang dia#ali dengan isimCkata benda6 terdiri dari dua bagian p$k$k yang disebut dengan istilah Mubtada* /yang diterangkan0 dan Kh$bar /yang menerangkan0 al-2umlah al-,i*liyah: kalimat yang dia#ali dengan %i*ilCkata ker.a6 terdiri dari dua bagian p$k$k yang disebut dengan istilah %i*il dan %a*il /pelaku0. Selain itu6 di dalam susunan 2umlah ,i*liyah .uga sering ditemukan adanya ma%*ul bihC$b.ek Unsur P&k&k Kalimat Unsur p$k$k penyusun 2umlah !smiyah ada 26 yaituA 1. Mubtada*: isim yang diterangkan6 terletak di a#al kalimat biasanya 2. Kh$bar: yang menerangkan6 penyempurna makna mubtada* Unsur p$k$k penyusun 2umlah ,i*liyah ada 26 yaituA ,i*il /kata ker.a0: bisa lampau /madhi0 atau sekarangCakan datang /mudh$ri*0 ,a*il /pelaku0 .ika kalimatnya akti%: menggunakan kata ker.a akti% /%i*il ma*lum0 sebelumnya. Adapun apabila kalimatnya pasi%: menggunakan kata ker.a pasi% /%i*il ma.hul0 sebelumnya6 maka %a*il tidak ada namun digantikan $leh na*ibul %a*il /pengganti pelaku0. Kedua-duanya -%a*il atau na*ibul %a*il- terletak setelah %i*il. Bagian +. Keadaan Akhir Kata Kata di dalam bahasa arab bisa dibagi men.adi 2A 1. Mu*r$b: akhirannya bisa berubah tergantung pada kedudukannya di dalam kalimat atau karena didahului $leh kata-kata tertentu 2. Mabni: akhirannya selalu tetap #alaupun menempati .abatan kata yang berbeda Ditin.au dari keadaan akhir katanya6 maka al-Kalimah /kata0 bisa diurai sebagai berikutA 1. !sim: ada yang mu*r$b dan ada yang mabni 2. ,i*il: ada yang mu*r$b dan ada yang mabni 3. Har%: semuanya mabni I,r&b dab Bina, !*r$b adalah perubahaan keadaan akhir kata karena hal-hal luar yang mempengaruhinya6 misalnya karena perbedaan kedudukan atau .abatan kata tersebut di dalam kalimat. Adapun bina* adalah kebalikannya: yaitu tetapnya akhir kata dalam satu keadaan sa.a6 meskipun menempati .abatan kata yang berlainan.

!*r$b terbagi men.adi &A 1. =$%a*: yaitu tanda dasarnya diakhiri dh$mmah6 ada pada isim dan %i*il 2. "ash$b: yaitu tanda dasarnya diakhiri %at-hah6 ada pada isim dan %i*il 3. 2er: yaitu tanda dasarnya diakhiri kasr$h6 ada pada isim sa.a &. 2aBem: yaitu tanda dasarnya diakhiri sukun6 ada pada %i*il sa.a Perbedaan Isim dan -i,il dalam "al I,r&b Dari keempat ma5am i*r$b di atas -r$fa') nash$") *r6 dan az*m- tidak semuanya ada pada isim /kata benda0 dan .uga tidak semuanya ada pada fi'il /kata ker.a0. !*r$b yang ada pada isim adalah 36 yaitu: r$fa') nash$"6 dan *r. Adapun i*r$b yang ada pada fi'il adalah 36 yaitu: r$fa') nash$"6 dan az*m. Sehingga6 bisa kita simpulkan bah#a tidak ada isim yang i*r$bnya az*m dan tidak ada fi'il yang i*r$bnya *r. ;leh sebab itu ditin.au dari i*r$bnya6 isim terbagi men.adi 3: isim marfu' -i*r$bnya r$%a*-6 isim manshu" -i*r$bnya nash$b-6 dan isim ma rur -i*r$bnya .er-. Adapun %i*il6 ia terbagi men.adi 36 yaitu: %i*il yang marfu'6 %i*il yang manshu"6 dan %i*il yang ma zum. Keterangan di atas bisa digambarkan dalam tabel berikut iniA Ma5am-Ma5am Kata !sim Mar%u* Dh$mmah Manshub ,at-hah Ma.rur Kasr$h Mar%u* Dh$mmah ,i*il Manshub ,athah Ma.Bum Sukun Har% Mabni

+ara M*m"a,a Ta"*l1. Kata -dalam bahasa arab- terbagi men.adi tiga6 yaitu isim /kata benda06 fi'il /kata ker.a0 dan harf /kata depan0 2. Ditin.au dari keadaan akhirnya /i*r$b0 maka isim dapat dibagi ke dalam 3 keadaan: marfu' dengan tanda dh$mmah di akhir kata6 manshu" dengan tanda %at-hah di akhir kata6 dan ma rur dengan tanda kasr$h di akhir kata 3. Ditin.au dari keadaan akhirnya /i*r$b0 maka %i*il dapat dibagi ke dalam 3 keadaan: marfu' dengan tanda dh$mmah di akhir kata6 manshu" dengan tanda %at-hah di akhir kata6 dan ma zum dengan tanda sukun di akhir kata &. Adapun harf /kata depan0 semuanya adalah ma"ni /akhirannya selalu tetap0 Marfu, . Manshub . Ma/rur . Ma/0um Di dalam ilmu nah#u kita mengenal istilah i*r$b yaitu perubahaan keadaan akhir kata. !*r$b ini terbagi men.adi & bagianA r$fa'6 nash$") *r6 dan az*m. Kata yang i*r$b-nya r$fa' disebut dengan istilah marfu'. Kata yang i*r$b-nya nash$" disebut dengan istilah manshu" /artinya kata yang di-r$fa'0. Kata yang i*r$b-nya *r disebut dengan istilah ma rur /kata yang di- *r0. Kata yang i*r$bnya az*m disebut dengan istilah ma zum /kata yang di- az*m0. Untuk menyederhanakan6 dapat kita gambarkan sebagai berikutA 1. Marfu' adalah .ika kata itu diakhiri dengan har$kat dh$mmah. Misalnya6 kita katakan al-ustadzu /guru06 al-kita"u /buku06 al-"aitu /rumah06 al-mas idu /mas.id06 dsb.

2. Manshu" adalah .ika kata itu diakhiri dengan har$kat %at-hah. Misalnya6 kita katakan al-ustadza /guru06 al-kita"a /buku06 al-"aita /rumah06 al-mas ida /mas.id06 dsb. 3. Ma rur adalah .ika kata itu diakhiri dengan har$kat kasr$h. Misalnya6 kita katakan alustadzi /guru06 al-kita"i /buku06 al-"aiti /rumah06 al-mas idi /mas.id06 dsb. &. Ma zum adalah .ika kata itu diakhiri dengan sukun /mati0. Misalnya6 kita memba5a ayat lam yalid wa lam yulad. Kata yalid dan yulad akhirannya di-sukun. Isim Mabni !sim mabni adalah isim yang akhir katanya selalu tetap. !sim mabni meliputiA !sim dh$mir /kata ganti0 !sim isyar$h /kata penun.uk0 !sim isti%ham /kata tanya0 !sim syarat !sim maushul /kata penghubung0 Sebagai dh$r$% /keterangan #aktu atau tempat0 Isim Mu,r&b !sim yang akhirannya bisa berubah /isim mu*r$b0 ada - ma5amA !sim mu%r$dCkata tunggal !sim mutsannaCkata menun.ukkan makna dua !sim .amak mudBakkar salimC.amak lelaki !sim .amak mu*annats salimC.amak perempuan !sim .amak taksirC.amak tidak beraturan !sim asma*ul kh$msahCisim-isim yang lima !sim ma8shurCdiakhiri ali% bengk$k !sim man8ushCdiakhiri ya* laBimah sebelumnya kasr$h !sim laa yansh$ri%Ctidak b$leh ditan#in ataupun dikasr$h Bagian 1. I,r&b Pada Isim Isim Marfu, !sim mar%u* adalah isimCkata benda yang i*r$bnya r$%a*: misalnya ditandai akhirannya berhar$kat dh$mmah. !sim harus diba5a mar%u* memiliki banyak sebab6 diantaranya adalah apabila ia menduduki .abatan sebagai pelaku /%a*il06 demikian .uga apabila ia ber%ungsi sebagai mubtada* /yang diterangkan0 dan kh$bar /yang menerangkan. Isim Manshub !sim manshub adalah isimCkata benda yang i*r$bnya nash$b: misalnya ditandai akhirannya berhar$kat %at-hah. !sim harus diba5a manshub memiliki banyak sebab6 diantaranya adalah apabila ia berkedudukan sebagai ma%*ul bih /$b.ek0 dan haal /keadaan0. Isim Ma/rur

!sim ma.rur adalah isimCkata benda yang i*r$bnya .er: misalnya ditandai akhirannya berhar$kat kasr$h. !sim harus diba5a ma.rur memiliki beberapa sebab6 diantaranya adalah apabila ia didahului $leh huru% .er atau men.adi mudha% ilaih /kata yang disandari0. Bagian 2. I,r&b Pada -i,il ,i*il ada yang akhirannya selalu tetap dan ada yang bisa berubah. ,i*il yang akhirannya selalu tetap disebut %i*il mabni6 sedangkan %i*il yang akhirannya bisa berubah disebut %i*il mu*r$b. Ditin.au dari hal ini maka %i*il bisa diuraikan sebagai berikutA ,i*il madhi: semuanya mabni6 tidak ada yang mu*r$b ,i*il amr: semuanya mabni6 tidak ada yang mu*r$b ,i*il mudh$ri*: ada yang mabni dan ada yang mu*r$b -i,il Mu,r&b dan -i,il Mabni ,i*il yang mu*r$b adalah %i*il mudh$ri* yang tidak bersambung dengan nun inats atau nun taukid. Adapun %i*il mudh$ri* yang bersambung dengan nun inats atau nun taukid termasuk %i*il yang mabni: akhirannya selalu tetap6 tidak bisa berubah. ,i*il yang mu*r$b ini ada 3 ma5amA ,i*il mudh$ri* s$hih akhir: akhirannya huru% s$hih ,i*il mudh$ri* mu*tal akhir: akhirannya huru% *illatCali%6 #a#u6 atau ya* ,i*il mudh$ri* a%*alul kh$msah: akhirannya huru% *illat dan nun -,il Mu,tal Akhir ,i*il mu*tal akhir terbagi 3A Mu*tal ali%: yaitu apabila akhirannya huru% ali% Mu*tal #a#u* yaitu apabila akhirannya huru% #a#u Mu*tal ya*: yaitu apabila akhirannya huru% ya* Bagian 3. Pen/elasan eputar al-Ismu 4Kata Benda5 Kata benda /isim0 memiliki bentuk yang beraneka ragam tergantung dari sudut pandangnya. Ada tin.auan dari sisi keadaan akhirnya6 ada tin.auan dari .umlahnya6 ada tin.auan dari ke.elasannya6 ada tin.auan dari .enisnya6 dan lain sebagainya. Isim Dintin/au Dari Keadaan Akhirnya Ditin.au dari keadaan akhirnya6 isim /kata benda0 terbagi men.adi 2A 1. !sim Mu*r$b: isim yang akhirannya bisa berubah karena perubahan kedudukan atau .abatan kata di dalam kalimat 2. !sim Mabni: isim yang akhirannya selalu sama atau tetap: alias tidak bisa mengalami

perubahan meskipun menduduki .abatan kata yang berlainan di dalam kalimat Isim Ditin/au Dari 6umlahnya Ditin.au dari .umlah atau bilangannya6 isim /kata benda0 bisa dibagi men.adi 3A 1. !sim Mu%r$d: kata tunggal6 menun.ukkan satu 2. !sim Mutsanna: menun.ukkan kepada bilangan duaCganda 3. !sim 2amak: menun.ukkan kepada kumpulanCbanyak Isim Ditin/au Dari Ke/elasannya Ditin.au dari ke.elasannya6 isim /kata benda0 dibagi men.adi 2A 1. !sim Ma*ri%at: isim yang sudah .elas $rang atau indiGidunya: sudah tertentu 2. !sim "akir$h: isim yang belum .elas $rang atau indiGidunya: belum tertentu Isim Ditin/au Dari 6enisnya Ditin.au dari .enisnya6 isim /kata benda0 terbagi men.adi 2A 1. !sim MudBakkar: menun.ukkan sesuatu yang ber.enis lelaki 2. !sim Mu*annats: menun.ukkan sesuatu yang ber.enis perempuan Isim Ditin/au Dari Asal-Usulnya Ditin.au dari asal-usulnya6 isim /kata benda0 terbagi men.adi 2A 1. !sim Musyta8: isim yang dibentuk dari kata yang lain6 memiliki akar kata 2. !sim 2amid: isim yang tidak dibentuk dari kata lain6 tidak memiliki akar kata Bagian 17. Pen/elasan eputar al--i,lu 4Kata Ker/a5 Kata ker.a /%i*il0 memiliki Gariasi yang beraneka ragam tergantung tin.auannya. Ada pembagian %i*il ditin.au dari .umlah huru% penyusunnya6 ada yang ditin.au dari keadaan akhirnya6 ada yang ditin.au dari p$la #aktunya6 ada yang ditin.au dari pelakunya6 dsb. -i,il Ditin/au Dari 6umlah "uruf Penyusunnya Ditin.au dari .umlah huru% penyusunnya6 %i*il /kata ker.a0 terbagi men.adi 2A 1. ,i*il 3sulatsi: %i*il yang asalnya tiga huru% 2. ,i*il =uba*i: %i*il yang asalnya empat huru% Selain itu6 berdasarkan huru%-huru% penyusunnya6 %i*il .uga bisa dibagi men.adi 2A 1. ,i*il Mu.arr$d: semua huru%nya asli6 tidak ada huru% tambahan 2. ,i*il MaBid: telah mengalami penambahan huru% terhadap huru% aslinya -i,il Ditin/au Dari Keadaan Akhirnya Ditin.au dari keadaan akhirnya6 %i*il /kata ker.a0 bisa dibagi men.adi 2A 1. ,i*il Mu*r$b: akhirannya bisa berubah 2. ,i*il Mabni: akhirannya selalu samaCtetap6 tidak bisa berubah

-i,il Ditin/au Dari P&la 8aktunya Ditin.au dari p$la #aktunya6 %i*il terbagi men.adi 3A 1. ,i*il Madhi: kata ker.a lampau 2. ,i*il Mudh$ri*: kata ker.a sekarang atau akan datang 3. ,i*il Amr: kata ker.a perintah -i,il Ditin/au Dari Pelakunya Ditin.au dari pelakunya6 %i*il terbagi men.adi 2A 1. ,i*il Ma*lum: diketahui pelakunya6 kata ker.a akti% 2. ,i*il Ma.hul: tidak diketahui pelakunya6 kata ker.a pasi% -i,il Ditin/au Dari 9b/eknya Ditin.au dari $b.eknya6 %i:il terbagi men.adi 2A 1. ,i*il 4aBim: %i*il yang tidak mempunyai $b.ek 2. ,i*il Muta*addi: %i*il yang mempunyai $b.ek6 $b.eknya bisa 1 atau lebih Bagian 11. Pen/elasan eputar al-"arfu 4Kata ambung5 al-Har%u .uga memiliki bentuk yang berma5am-ma5am tergantung dari tin.auannya. Ada pembagian huru% dari sisi maknanya6 ada yang ditin.au dari sisi %ungsi6 dsb. "uruf Ditin/au Dari Maknanya Ditin.au dari sisi maknanya6 huru% terbagi men.adi 2A 1. Huru% Ma*ani: huru% yang memiliki arti6 berupa kata sambung 2. Huru% Mabani: huru% yang tidak punya arti6 yaitu huru% hi.a*iyah "uruf Ditin/au Dari -ungsinya Ditin.au dari sisi %ungsinya6 huru% terbagi men.adi 3A 1. Huru% enash$b: menyebabkan kata sesudahnya manshub /%at-hah0 2. Huru% en.aBem: menyebabkan kata sesudahnya ma.Bum /sukun0 3. Huru% 2ar: menyebabkan kata sesudahnya ma.rur /kasr$h0 "uruf Ditin/au Dari Kata :ang Dimasukinya Ditin.au dari kata yang bisa dimasukinya6 huru% terbagi 3A 1. Huru% yang masuk pada isim /kata benda0 sa.a: seperti huru% .ar 2. Huru% yang masuk pada %i*il /kata ker.a0 sa.a: seperti huru% pen.aBem 3. Huru% yang bisa masuk pada isim dan %i*il: seperti huru% *ath$% /kata penghubung0 Bagian 1!. al-6umlah al-Ismiyah

2umlah !smiyah adalah kalimat yang dia#ali dengan isim /kata benda0. !a terdiri dari dua bagian utama6 yaitu mubtada* /yang diterangkan0 dan kh$bar /yang menerangkan0. Mubtada, Mubtada* adalah isim /kata benda0 yang mar%u* /ditandai dengan dh$mmah di akhir atau tanda lain yang menggantikannya0 yang terletak di a#al kalimat. Hukum asalnya mubtada* harus dia#al kalimat6 namun bisa .uga ia dipindah di belakang dan disebut dengan istilah mubtada* mu*akhkh$r /mubtada* yang diakhirkan0. Kh&bar Kh$bar adalah apa-apa yang menyempurnakan makna mubtada*. ada asalnya kh$bar terletak di belakang6 meskipun demikian terkadang ia dipindah ke depan dan disebut dengan istilah kh$bar mu8$ddam /kh$bar yang didahulukan0. Ma*am-Ma*am Kh&bar Kh$bar ada 2 ma5amA 1. Kh$bar yang mu%r$d: tunggal6 berupa satu kata 2. Kh$bar yang mur$kkab: susunan6 terdiri lebih dari satu kata6 bisa berupa .umlah /kalimat0 bisa .uga berupa mirip kalimat /syibhul .umlah0 yibhul 6umlah Syibhul .umlah adalah ungkapan yang terdiri dariA 1. 2ar dan ma.rur6 atau 2. Dh$r$% /keterangan0 dan mudh$% ilaih /kata sesudahnya0 Unsur P&k&k 6umlah Ismiyah 2umlah !smiyah adalah kalimat yang dia#ali dengan isim /kata benda0. !sim yang terletak di a#al kalimat ini disebut dengan istilah mubtada* /yang diterangkan0 sedangkan isim yang menerangkannya disebut dengan istilah kh$bar /yang menerangkan0. Di dalam 2umlah !smiyah terdapat beberapa istilah p$k$k yang harus dipahamiA 1. Mubtada*: isim mar%u* yang terletak di a#al kalimat6 bagian p$k$k kalimat atau yang diterangkan. Mubtada* harus diba5a mar%u* /dengan akhiran dh$mmah atau tanda lain yang menggantikannya0 2. Kh$bar: kata-kata yang menyempurnakan makna mubtada*6 terletak setelah mubtada* -pada umumnya- dan menerangkan perihal mubtada* 3. Syibhul 2umlah: susunan yang menyerupai .umlah yang tersusun dari huru% .ar dan kata yang ma.rur sesudahnya6 atau bisa .uga berupa dh$r$%Cketerangan. 3erkadang syibhul .umlah ini .uga bisa berperan sebagai kh$bar. &. Mubtada* mu*akhkh$r: adalah mubtada* yang diakhirkan6 dipindah ke balakang karena maksud atau tu.uan khusus semisal untuk men$n.$lkan makna kh$barnya '. Kh$bar mu8$ddam: artinya kh$bar yang didahulukan. ada asalnya kh$bar di belakang -setelah mubtada*- namun terkadang dikedepankan karena tu.uan khusus. Kh$bar mu8$ddam ini biasanya berupa syibhul .umlah.

Bagian 1#. al-6umlah al--i,liyah 2umlah %i*liyah adalah kalimat yang dia#ali dengan %i*il /kata ker.a0. !a terdiri dari dua bagian utama6 yaitu %i*il /kata ker.a0 itu sendiri dan %a*il /pelaku0 nya6 atau bisa .uga terdiri dari %i*il /kata ker.a0 dan na*ibul %a*il /pengganti pelaku0. ,i*il yang memiliki %a*il /pelaku0 disebut dengan istilah %i*il ma*lum /kata ker.a akti%06 sedangkan %i*il yang tidak disebutkan pelakunya disebut dengan istilah %i*il ma.hul /kata ker.a pasi%0. Di dalam susunan 2umlah ,i*liyah letak %i*il adalah di depan6 baru setelah itu ada %a*il atau na*ibul %a*il. Apabila %i*ilnya akti% /ma*lum0 maka sesudahnya adalah %a*il /pelaku0. Dan apabila %i*ilnya pasi% /ma.hul0 maka sesudahnya adalah na*ibul %a*il /pengganti pelaku0. Di dalam .umlah %i*liyah .uga ditemui adanya ma%*ul bih /$b.ek0. -a,il ,a*il atau pelaku adalah isim /kata benda0 yang mar%u* yang terletak setelah %i*il ma*lum /kata ker.a akti%0 dan menun.ukkan yang melakukan perbuatan atau disi%ati dengannya. ,a*il ini bisa berupa isim Bh$hir /kata asli0 bisa .uga berupa isim dh$mir /kata ganti0. ,a*il bisa berupa isim mu*r$b dan bisa .uga berupa isim mabni. ,a*il harus diba5a mar%u*. $a,ibul -a,il "a*ibul ,a*il adalah isim /kata benda0 yang mar%u* yang terletak setelah %i*il ma.hul dan menun.ukkan yang dikenai perbuatan /asalnya adalah $b.ek6 setelah pelakunya dihapus maka ia menggantikan %a*il sehingga diba5a mar%u*0. "a*ibul ,a*il bisa berupa isim Bh$hir /kata asli0 dan bisa .uga berupa isim dh$mir /kata ganti0. "a*ibul ,a*il bisa berupa isim mu*r$b dan bisa .uga berupa isim mabni. "a*ibul ,a*il harus diba5a mar%u*. Maf,ul Bih Ma%*ul Bih adalah isim /kata benda0 yang manshub dan terletak setelah %i*il ma*lum /kata ker.a akti%0 dan menun.ukkan yang dikenai perbuatan. ,a*il bisa berupa isim Bh$hir /kata asli0 dan bisa .uga berupa isim dh$mir /kata ganti0. Ma%*ul bih harus diba5a manshub. ada asalnya ma%*ul bih terletak di belakang6 tapi terkadang ia bisa dipindah ke tengah atau bahkan diletakkan di paling depan. Unsur P&k&k 6umlah -i,liyah 2umlah %i*liyah adalah kalimat yang dia#ali dengan %i*il: bisa %i*il ma*lum /kata ker.a akti%0 atau bisa .uga %i*il ma.hul /kata ker.a pasi%0. Berbeda dengan .umlah ismiyah6 .umlah %i*liyah memiliki latar belakang #aktu tertentu yang dimaksud dalam pembi5araan. Adapun .umlah ismiyah tidak menun.ukkan keterkaitan dengan #aktu sama sekali. Ada beberapa istilah p$k$k dalam .umlah %i*liyah6 yaituA 1. ,a*il /pelaku0 adalah isim mar%u* yang terletak setelah %i*il ma*lum dan menun.ukkan

2.

3.

&.

'.

$rang atau sesuatu yang melakukan peker.aan /sub.ek0. Kata yang menduduki .abatan sebagai %a*il ini .uga harus diba5a mar%u* ,i*il Ma*lum /kata ker.a akti%0 yaitu kata ker.a yang dibentuk dalam keadaan diketahui atau disebutkan pelakunya. ;leh sebab itu ia dinamakan %i*il ma*lum: ma*lum artinya diketahui6 maksudnya %a*ilnya diketahui /disebutkan di dalam kalimat0. Apabila ada %i*il ma*lum6 maka pasti ada %a*il /pelakunya0. ,i*il Ma.hul /kata ker.a pasi%0 yaitu kata ker.a yang dibentuk dalam keadaan tidak diketahui atau tidak disebutkan pelakunya /%a*il0. ;leh sebab itu ia dinamakan ma.hul: ma.hul artinya tidak diketahui6 maksudnya %a*ilnya tidak disebutkan di dalam kalimat. Setiap ada %i*il ma.hul /kata ker.a pasi%06 maka harus ada na*ibul %a*il /pengganti pelaku0 yang terletak sesudahnya. "a*ibul ,a*il /pengganti pelaku0 adalah isim mar%u* yang terletak setelah %i*il ma.hul dan menun.ukkan $rang atau sesuatu yang pada asalnya dikenai peker.aan /$b.ek0 namun karena pelakunya dihapus maka $b.ek ini menggantikan peran %a*il /sub.ek0 $leh sebab itu ia dinamakan sebagai na*ibul %a*il. "a*ibul ,a*il harus mar%u*. Ma%*ul Bih /$b.ek penderita0 adalah isim manshub yang menun.ukkan $rang atau sesuatu yang men.adi sasaran atau $b.ek peker.aan. Ma%*ul bih harus diba5a manshub. Biasanya ma%*ul bih terletak di belakang6 meski demikian ia .uga terkadang diletakkan di tengah kalimat -setelah %i*il- atau bahkan di a#al kalimat -sebelum %i*iluntuk memberikan pemaknaan khusus: misalnyaA pembatasan.

Keterangan Harus dibedakan antara istilah %a*il dengan isim %a*il6 demikian .uga istilah ma%*ul bih dengan isim ma%*ul6 agar tidak ter.adi keran5uan pemahaman. Fang dimaksud isim %a*il adalah suatu bentuk kata yang bermakna pelaku. H$nt$h dalam bahasa !nd$nesia: kata *memukul* /kata ker.a0. Kata ini bisa dibentuk men.adi *pemukul*: nah inilah yang disebut dengan istilah isim %a*il. Begitu .uga misalnya kata penembak /dari kata *menembak*06 pemburu /dari kata *berburu*06 dsb. !ni semua disebut dalam bahasa arab dengan istilah isim %a*il. Demikian pula isim ma%*ul6 adalah bentuk kata yang menun.ukkan makna sesuatu yang terkena perbuatan. Misalnya kata maghdhub /$rang yang dimurkai0 berasal dari kata gh$dhiba /murka0. Kata maghdhub ini adalah isim ma%*ul6 bukan ma%*ul bih. Begitu pula kata marhum /yang dirahmati06 berasal dari kata rahima /menyayangi0. Kata marhum ini .uga dinamakan dengan istilah isim ma%*ul. =ingkasnya6 pembi5araan tentang %a*il dan ma%*ul bih adalah #ilayah ilmu nah#u6 sedangkan pembi5araan isim %a*il dan isim ma%*ul adalah #ilayah ilmu sh$r$%. 2adi masing-masing memiliki makna dan maksud tersendiri. ,a*il adalah .abatan kata6 sedangkan isim %a*il adalah bentuk kata. Demikian pula perbedaan antara ma%*ul bih dengan isim ma%*ul. Apabila %a*il harus diba5a mar%u*6 maka isim %a*il bisa diba5a mar%u*6 manshub6 atau ma.rur tergantung kedudukannya di dalam kalimat. Demikian pula halnya ma%*ul bih: ia harus diba5a manshub. Adapun isim ma%*ul maka hal ini tidak menentukan 5ara ba5aan akhirnya6 .adi bisa diba5a mar%u*6 manshub6 atau ma.rur tergantung kedudakan kata itu di dalam kalimat. Bagian 1(. Isim-Isim Marfu, 415 -a,il

,a*il /pelaku0 adalah isim /kata benda0 yang mar%u* dan terletak setelah %i*il ma*lum /kata ker.a akti%0 dan menun.ukkan yang melakukan perbuatan atau disi%ati dengannya. 4!5 $a,ibul -a,il "a*ibul ,a*il /pengganti pelaku0 adalah isim /kata benda0 yang mar%u* dan terletak setelah %i*il ma.hul /kata ker.a pasi%0 dan menun.ukkan yang dikenai perbuatan /asalnya adalah $b.ek6 setelah pelakunya dihapus maka ia menggantikan %a*il sehingga diba5a mar%u*0. 4#5 Mubtada, Mubtada* adalah isim /kata benda0 yang mar%u* yang terletak di a#al kalimat. Hukum asalnya mubtada* harus di a#al kalimat6 namun bisa .uga ia dipindah di belakang dan disebut dengan istilah mu"tada' mu'akhkh$r /mubtada* yang diakhirkan0. 4(5 Kh&bar Kh$bar adalah apa-apa yang menyempurnakan makna mubtada*. ada asalnya kh$bar terletak di belakang6 meskipun demikian terkadang ia dipindah ke depan dan disebut dengan istilah kh$"ar mu#$ddam /kh$bar yang didahulukan0. 4)5 Isim Kaana !sim Kaana adalah mubtada* yang dimasuki $leh Kaana atau saudara-saudaranya. Kaana memar%u*kan mubtada* -men.adi !sim Kaana- dan memanshubkan kh$bar -men.adi Kh$bar Kaana. !sim Kaana diba5a marfu'6 sedangkan Kh$bar Kaana diba5a manshu". 4+5 Kh&bar Inna Kh$bar !nna adalah mubtada* yang dimasuki $leh !nna atau saudara-saudaranya. !nna memanshubkan mubtada* -men.adi !sim !nna- dan memar%u*kan kh$bar -men.adi Kh$bar !nna-. !sim !nna diba5a manshu"6 sedangkan Kh$bar !nna diba5a marfu'. 415 ;a%abi, 3a#abi* adalah bentuk .amak dari kata Ta"i' /pengikut0. !a adalah kata-kata yang mengikuti i*r$b kata sebelumnya yang diikuti /mat"u'0. Apabila mat"u' /yang diikuti0 marfu' maka ta"i' /pengikut0 nya .uga diba5a marfu'. Bagian 1). Isim-Isim Manshub 415 Maf,ul Bih Ma%*ul bih atau $b.ek adalah isim manshub yang menun.ukkan sesuatu yang dikenai perbuatan. Ma%*ul bih harus diba5a manshub. Meskipun demikian ma%*ul bih bisa berupa isim mu*r$b dan bisa .uga berupa isim mabni. Ma%*ul bih bisa terletak sebelum %a*il atau sesudahnya6 bahkan bisa .uga ma%*ul diletakkan di depan untuk menun.ukkan makna

pembatasan dan pengkhususan. 4!5 Maf,ul -ih Ma%*ul %ih atau dh$r$%Cketerengan adalah isim manshub yang menun.ukkan #aktu atau tempat ter.adinya perbuatan. Fang menun.ukkan keterangan #aktu disebut dh$r$% Baman6 sedangkan yang menun.ukkan keterangan tempat disebut dh$r$% makan. Ma%*ul %ih atau dh$r$% harus diba5a manshub. 4#5 Maf,ul Muthla< Ma%*ul muthla8 adalah isim manshub yang disebutkan setelah %i*il untuk mempertegas %i*il tersebut6 men.elaskan bilangannya6 atau si%at perbuatannya. Ma%*ul muthla8 dibentuk dari mashdarCkata benda dari kata ker.a. Ma%*ul muthla8 harus diba5a manshub. 4(5 Maf,ul =i A/lih Ma%*ul li a.lih adalah isim manshub yang disebutkan setelah %i*il untuk men.elaskan sebab atau alasan ter.adinya. !a bisa men.adi .a#aban atas pertanyaan mengapa dilakukan perbuatan itu. Ma%*ul li a.lih harus diba5a manshub. 4)5 Maf,ul Ma,ah Ma%*ul ma*ah adalah isim manshub yang disebutkan setelah huru% #a#u ma*iyah /bermakna kebesertaan0 yang menun.ukkan atas sesuatu yang mengiringi atau bersamaan dengannya. Ma%*ul ma*ah harus diba5a manshub. 4+5 "aal Haal adalah isim manshub yang disebutkan setelah %i*il untuk men.elaskan keadaan pelaku /%a*il0 atau $b.ek /ma%*ul bih0 pada saat ter.adinya perbuatan. Haal harus diba5a manshub. !sim yang diterangkan keadaannya disebut sebagai s$hibul haal. Haal harus nakir$h sedangkan s$hibul haal marus ma*ri%at. 415 Mustatsna Mustatsna adalah isim manshub yang disebutkan setelah penge5ualian /istitsna*0 misalnya dengan kata illa. Kata yang dike5ualikan disebut mustatsna6 sedangkan yang dike5ualikan darinya disebut mustatsna. Hukum mustatsna dengan illa ada 3 hukum: 1. Ia.ib manshub apabila kalimatnya p$siti% dan sempurna /ada mustatsna minhu0 2. B$leh manshub atau mengikuti mustatsna minhu apabila kalimatnya sempurna tapi negati% /didahului kata tidak0 3. 3ergantung kedudukannya di dalam kalimat apabila kalimatnya tidak sempurna /tidak ada mustatsna minhu0 425 ;amyi0 3amyiB adalah isim manshub yang disebutkan setelah sesuatu yang mubham /samar0 untuk memper.elasnya. Sesuatu yang di.elaskan disebut dengan mumayyaB. MumayyaB ada yang

berupa kata /tersurat0 dan ada yang berupa kalimat /tersirat0. MumayyaB bisa berupa besaran timbangan6 takaran6 .arak6 atau bilangan. Berkaitan dengan hukum tamyiB maka kata yang dibilang /ma*dud0 dapat dibagi men.adi 3A 1. Berupa isim .amak dan ma.rur akhirannya6 .ika bilangannya 3 J 11 2. Berupa isim mu%$rd dan manshub akhirannya6 .ika bilangannya 11 J -3. Berupa isim mu%r$d dan ma.rur akhirannya6 .ika bilangannya 111 J 1111 435 Munada Munada adalah isim manshub yang disebutkan setelah huru% nida* /kata panggilan0. Munada ada yang mu*r$b dan ada yang mabni atas tanda r$%a*nya. Munada yang mu*r$b apabila berupaA mudha% /kata yang disandarkan06 menyerupai mudha% /syabih bil mudha%0 atau nakir$h gh$iru ma8shudah /tidak tertentu0. Munada yang mabni apabila berupaA *alam mu%rad /nama satu kata6 bukan mur$kkab06 nakir$h ma8shudah. 4175 Isim =aa !sim laa adalah isim yang terletak setelah laa na%iyatu lil .insi. 4aa na%iyatu lil .insi beramal seperti amalan inna /menash$bkan isim dan mer$%a*kan kh$bar0. !sim laa ada yang manshub dan ada yang mabni atas tanda nash$bnya. !sim laa yang manshub apabila ia berupa mudha% atau menyerupai mudha%. Apabila isim laa bukan mudha% dan bukan menyerupai mudha% maka isim laa mabni atas tanda nash$bnya6 tanpa tan#in. Ma*am-Ma*am =aa 4aa ada beberapa ma5am6 diantaranyaA 1. 4aa nahi artinya .angan: men.aBemkan %i*il mudh$ri* 2. 4aa na%i artinya tidak: tidak mempengaruhi %i*il 3. 4aa na%iyatu lil .insi artinya tidak ada: beramal seperti inna Bagian 1+. Isim-Isim Ma/rur dan ;a%abi, 415 Ma/rur Karena "uruf 6er Huru% .er adalah huru% /kata0 yang menyebabkan kata sesudahnya men.adi ma.rur /tanda dasarnya kasr$h0. 4!5 Ma/rur ebagai Mudhaf Ilaih Mudha% ilaih adalah kata yang disandarkan kepadanya kata yang lain. Kata lain yang disandarkan kepadanya disebut dengan istilah mudha%. Mudha% ilaih harus ma.rur. Dalam hal penyusunan mudha% dan mudha% ilaih harus terpenuhi syarat6 yaituA 1. Mudha% tidak b$leh ditan#in 2. Mudha% tidak b$leh diberi ali% lam /al0 3. Mudha% tidak b$leh disertai dengan huru% nun yang ada pada isim mutsanna atau .amak mudBakkar salim: sehingga nun-nya harus dihilangkan

4#5 ;a%abi, 3a#abi* adalah bentuk .amak dari tabi*Cpengikut. 3a#abi* ada & ma5amA 1. "a*atCsi%at: mensi%ati kata sebelumnya. Kata yang disi%ati disebut dengan istilah man*ut atau maushu% 2. *Ath$%Cdigandengkan: digandengkan dengan kata sebelumnya. 3. 3aukidCpenguat: menguatkan kata sebelumnya. Kata yang dikuatkan disebut dengan istilah mu*akkad /yang dikuatkan0. &. BadalCpengganti: bisa menggantikan p$sisi kata sebelumnya. Kata yang bisa diganti disebut dengan istilah mubdal /yang diganti0 Hukum ta#abi* mengikuti hukum yang diikuti /matbu*-nya0. Apabila yang diikuti mar%u* ia .uga ikut mar%u*. Apabila matbu*nya manshub ia .uga manshub. Demikian pula apabila matbu*nya ma.rur maka tabi*nya .uga ma.rur. Bagian 11. =angkah-=angkah Untuk Bisa Memba*a Kitab Memba5a kitab gundul /tulisan arab tanpa har$kat0 adalah sebuah kemampuan yang seharusnya dimiliki $leh setiap penimba ilmu syar*i dan para 5al$n da*i. Kemampuan memba5a kitab gundul akan sangat membantu setiap muslim dan muslimah dalam memahami dalil al-Kitab maupun as-Sunnah. !lmu yang men$pang kemampuan ini adalah nah#u dan sh$r$%. !lmu nah#u adalah ilmu kaidah bahasa arab yang membahas tentang keadaan akhir kata di dalam kalimat dan perubahan yang ter.adi padanya. Adapun ilmu sh$r$% adalah ilmu kaidah bahasa arab yang membahas pembentukan kata sebelum disusun ke dalam kalimat. Apabila ilmu nah#u membi5arakan tentang perubahan yang ter.adi pada akhir kata dalam bahasa arab6 maka ilmu sh$r$% membahas perubahan bentuk dan bangunan kata dari dalam serta p$la-p$la penyusunannya. ;leh sebab itu kedua ilmu ini memiliki kaitan yang sangat erat. ;rang yang mempela.ari ilmu nah#u semestinya .uga mempela.ari ilmu sh$r$% <lihat ad-Dalil ila Qawa'id al-%u&hah al'Ara"iyah6 hal. 1)-1+ $leh Dr. Hasan "uruddin> Kedua ilmu ini sangat penting untuk dipela.ari. Dengan memahami ilmu nah#u se$rang akan bisa membedakan antara pelaku /%a*il0 dan $b.ek /ma%*ul bih0. Dengan memahami ilmu nah#u se$rang akan mengenali keadaan akhir dari suatu kata: apakah ia bisa berubah akhirannya ataukah tetap. Dengan ilmu nah#u pula se$rang akan bisa memba5a akhir kata dengan benar: apakah ia harus diba5a dh$mmah6 %at-hah6 atau kasr$h misalnya. !lmu sh$r$% .uga tidak kalah pentingnya. Karena dengan memahami sh$r$% kita bisa mengetahui asal suatu kata dan p$la-p$la perubahannya. Suatu kata ker.a bisa diubah men.adi kata benda. Suatu kata ker.a akti% bisa diubah men.adi kata ker.a pasi%. Bagaimana 5ara membentuk kata perintah6 dan lain sebagainya. Semua ini bisa dipela.ari dalam ilmu sh$r$% atau disebut .uga ilmu tashri%. Meskipun demikian kedua ilmu ini .uga belum 5ukup untuk men.adi *sen.ata yang ampuh* untuk menaklukkan kitab-kitab gundul. Sebab di samping nah#u dan sh$r$%6 se$rang

penimba ilmu .uga harus memiliki k$sakataCmu%r$dat yang 5ukup untuk bisa berlatih memba5a kitab. "amun6 hal ini bukanlah masalah yang harus ditakuti. Betapa banyak $rang yang tadinya tidak mengenal bahasa arab sama sekali dan tidak mengha%al mu%r$dat se5ara khusus dan terpr$gram namun berhasil meng-g$ndr$ngi /ba5a: menghar$kati0 tulisan arab gundul dan bahkan mampu mener.emahkannya. 3entu sa.a ini semua ter#u.ud berkat tau%ik dan pert$l$ngan Allah semata. Selain itu6 ada satu hal yang perlu untuk ditekankan di sini: bah#a kemampuan ba5a kitab ini tidak akan berarti apabila tidak digunakan dalam rangka men5apai tu.uan yang benar6 yaitu untuk memahami al-Kitab dan as-Sunnah. ;leh sebab itu sangat disarankan bagi para pemula untuk men5ari ma.elis-ma.elis ilmu -baik se5ara langsung maupun tidak langsungyang membahas kitab para ulama sala%. Dengan demikian dia akan terbiasa mendengar pen.elasan6 ungkapan6 dan istilah para ulama: terlebih lagi dalam masalah a8idah dan tauhid yang itu merupakan perkara paling %undamental di dalam agama !slam. =uruskan $iat Dalam sebuah hadits yang sangat p$puler6 dari *Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu6 =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya. Dan setiap $rang /yang beramal0 akan dibalas selaras dengan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hi.rahnya kepada Allah dan =asul-"ya6 maka hi.rahnya kepada Allah dan =asul-"ya. Barangsiapa yang hi.rahnya kepada dunia yang ingin dia raih atau #anita yang ingin dinikahinya6 maka hi.rahnya kepada apa yang dia niatkan.@ <H=. Bukhari dan Muslim> Hadits ini adalah hadits yang sangat agung. Sebab di dalam hadits ini dipan5angkan salah satu p$ndasi amalan: yaitu keikhlasan. Amal tidak akan diterima tanpanya. Amal apapun: apakah itu sh$lat6 puasa6 Bakat6 ha.i6 demikian pula th$labul *ilmiCmenuntut ilmu syar*i. Semuanya membutuhkan niat yang benar. ;leh sebab itu6 sebagian ulama hadits menga#ali karya mereka dengan hadits ini. Seperti !mam Bukhari rahimahullah dalam kitabnya Sahih al!ukhari6 demikian pula !mam Abdul 7hani al-Ma8disi rahimahullah dalam kitabnya '(mdatul Ahkam6 dan !mam an-"a#a#i rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Shalihin. ;umbuhkan emangat Mempela.ari ilmu bahasa arab adalah bagian dari ibadah dan termasuk a.aran agama. Karena memahami al-9ur*an dan as-Sunnah adalah ke#a.iban: sementara kita tidak akan bisa memahami keduanya dengan baik ke5uali dengan bahasa arab6 maka mempela.ari ilmu bahasa arab men.adi sebuah ke#a.iban yang sangat mulia. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya nis5aya akan dipahamkan dalam urusan agama.@ <H=. Bukhari dan Muslim dari Mu*a#iyah radhiyallahu'anhu> =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam .uga menegaskan6 ?Barangsiapa yang menempuh suatu .alan dalam rangka men5ari ilmu /agama0 maka Allah akan mudahkan baginya .alan menu.u surga.@ <H=. Muslim>

'ita-'ita ;inggi Mempela.ari bahasa arab bukanlah kebutuhan yang bersi%at pribadi semata6 bahkan ini adalah kebutuhan umat !slam dan umat manusia. Karena dengan memahami bahasa arab dan menggunakannya untuk memahami al-Kitab dan as-Sunnah se$rang muslim akan bisa menga.ak manusia ke .alan Allah di atas landasan ilmuCbashirah. Allah ta'ala ber%irman <yang artinya>6 ?KatakanlahA !nilah .alanku. Aku menga.ak /kalian0 kepada /agama0 Allah di atas bashirahCilmu. !nilah .alanku dan .alan $rang-$rang yang mengikutiku. Dan maha su5i Allah6 aku bukan termasuk g$l$ngan $rang-$rang musyrik.@ <9S. Fusu%A 11+> Ayat ini menun.ukkan bah#a pengikut se.ati =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah $rang yang berdak#ah kepada !slamCtauhid di atas ilmu. Bukan berdak#ah di atas keb$d$han. Bukan berdak#ah dengan semangat belaka tanpa m$dal ilmu. !a berdak#ah dengan ikhlas: menga.ak manusia untuk menghamba kepada Allah sa.a6 bukan menghamba kepada kepentingan dunia6 kepentingan kel$mp$k atau indiGidu tertentu. Mengatur 8aktu Iaktu adalah nikmat yang sering dilalaikan. Banyak $rang yang gagal dan binasa gara-gara tidak pandai meman%aatkan #aktu. Kesempatan yang Allah berikan kepada se$rang hamba di alam dunia ini semestinya digunakan sebaik-baiknya. Sebab hidup di dunia hanya sekali. Setelah itu akan ada kematian dan hari kebangkitan serta pembalasan amal. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Dua buah kenikmatan yang banyak $rang tertipu karenanya: yaitu kesehatan dan #aktu luang.@ <H=. Bukhari dari !bnu *Abbas radhiyallahu'anhuma> Allah ta'ala bahkan telah mengingatkan <yang artinya>6 ?Demi #aktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian6 ke5uali $rang yang beriman6 beramal salih6 saling menasihati dalam kebenaran6 dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.@ <9S. Al-*AshrA 1-3> Surat yang ringkas ini menggambarkan kepada kita bah#a kerugian di alam dunia ini dialami $leh $rang yang tidak membekali dirinya dengan keimanan6 amal salih6 dak#ah6 dan kesabaran. ;rang yang tenggelam dalam keka%iran6 syirik6 kemaksiatan6 kebid*ahan6 dan ha#a na%su adalah barisan $rang-$rang yang merugi. ;leh karenanya6 se$rang penuntut ilmu yang berusaha untuk memahami bahasa kitab su5inya untuk meman%aatkan #aktu dan kesempatan yang Allah berikan kepadanya sebaikbaiknya. Mungkin anda punya #aktu luang satu .am atau setengah .am setiap harinya yang bisa anda gunakan untuk memba5a pela.aran dan mengulang-ulang materi yang telah diberikan. Sungguh itu adalah amalan yang sangat berharga bagi anda. -&kus ;erhadap Pela/aran dan Bela/ar e*ara Bertahap 3erkadang di.umpai sebagian $rang yang telah lama mengikuti penga.ian dan bahkan sempat bela.ar bahasa arab berkali-kali akan tetapi masih sa.a belum bisa memba5a kitab.

Diantara sebab utama yang banyak ter.adi di lapangan adalah dikarenakan tidak %$kusnya mereka dalam bela.ar. Mereka bersemangat akan tetapi tidak mengerti bagaimana menyalurkan semangatnya. Sehingga mereka akti% penga.ian kesana kemari namun ilmu bahasa arab dan kemampuan ba5a kitabnya tidak kun.ung bertambah. 3entu sa.a6 yang kita maksudkan di sini adalah $rang-$rang yang masih memiliki kemampuan untuk bela.ar. Bukan $rang yang sudah pikun yang sering lupa atau $rang gila yang tidak sadar apa yang dia u5apkan atau lakukan. Sebab mereka adalah para pemuda dan belum memasuki .en.ang lansia. 3idak .arang pula kita dapati mereka adalah $rang yang akti% mengurus ka.ian dan menggerakkan berbagai kegiatan islam dan dak#ah. !ni merupakan %en$mena memprihatinkan. 3erlebih lagi .ika kita 5ermati berbagai kasus berbau %anatisme g$l$ngan: tidak sedikit diantaranya yang dipi5u $leh $rang-$rang yang tidak paham tentang ilmu-ilmu !slam yang mendasar6 dan .uga tidak paham bahasa arab. Mereka ikut andil dalam perg$lakan dan perseteruan yang se$lah tak berkesudahan. Semata-mata karena s$s$k /ba5aA ustadB atau da*i0 yang mereka ikuti berlainan. adahal6 ulamanya sama6 kitabnya sama6 dan a8idahnya pun sama. Mereka ingin menyelesaikan pertikaian dengan keb$d$han dan semangat berapi-api yang tidak bisa membedakan antara ber.ihad dengan lisan dan berbuat .ahat dengan u5apan. adahal6 sebagaimana telah diungkapkan $leh !mam Bukhari rahimahullah dalam Sahihnya6 ketika beliau menukil sebagian u5apan ulama sala% tentang makna istilah r$bbani. Beliau berkata6 ?=$bbani adalah $rang yang membina manusia dengan ilmu-ilmu yang ke5ilCdasar sebelum ilmu-ilmu yang besar.@ 4antas6 apakah kenyataan yang kita saksikan sama seperti apa yang digambarkan di dalam ri#ayat iniE ara penimba ilmu yang dirahmati Allah6 agama kita yang mulia ini sangat menghargai keh$rmatan para ulama. Seperti yang digambarkan $leh !mam Ahmad bin Hanbal rahimahullah di mukadimahnya dalam kitab ar-Radd 'ala al-Jahmiyah: bah#a para ulama lah yang *menghidupkan* $rang-$rang yang telah mati /hatinya0 dengan Kitabullah6 mereka lah yang menga.ak $rang sesat kepada hidayah6 mereka lah yang memberikan pen5erahan kepada mereka yang buta /mata hatinya0 dengan 5ahaya /ilmu0 dari Allah. Mereka lah yang membersihkan Kitabullah dari ta*#ilCpenyele#engan $rang-$rang .ahil6 kedustaan para pemb$h$ng6 dan menyingkirkan tahri%Cpenyimpangan $rang-$rang ekstrim. Salah satu bentuk pemuliaan kita terhadap ilmu yang mereka ba#a adalah dengan %$kus dalam bela.ar dan bertahap dalam mempela.arinya. Sebagaimana yang dilakukan $leh para sahabat radhiyallahu'anhum. Mereka mempela.ari sepuluh ayat al-9ur*an dan berusaha memahami ilmu6 keimanan dan amal yang terdapat di dalamnya. Sehingga hidup mereka penuh dengan keberkahan. U5apan dan amalan mereka pun men.adi teladan bagi generasi yang datang sesudahnya. adahal6 sebelumnya mereka terbenam dalam ke.ahiliyahan dan keburukan. Kemudian dengan !slam lah mereka dimuliakan. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian $rang dan akan merendahkan sebagian yang lain dengannya pula.@ <H=. Muslim dari *Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu> Ba*alah al->ur,an?

Sebagaimana sudah ditegaskan di a#al6 bah#a tu.uan bela.ar memba5a kitab gundul adalah untuk memahami al-Kitab dan as-Sunnah. ;leh sebab itu sangat tidak pantas bagi se$rang penuntut ilmu -yang mengharapkan kedekatan diri di sisi =abbnya- untuk kemudian meng$s$ngkan hari-harinya dari kegiatan memba5a al-9ur*an dan men-tadabburinya. =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda6 ?Sebaik-baik kalian adalah $rang yang mempela.ari al-9ur*an dan menga.arkannya.@ <H=. Bukhari dari *Utsman bin *A%%an radhiyallahu'anhu> Memba5a al-9ur*an adalah termasuk dBikir kepada Allah. Sementara dBikir kepada Allah akan menambah keimanan dan sebab datangnya pert$l$ngan6 hidayah dan keselamatan. Allah ta'ala ber%irman <yang artinya>6 ?Hanyalah $rang-$rang beriman itu adalah yang apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Dan apabila diba5akan kepada mereka ayat-ayat-"ya bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya berta#akal kepada =abb mereka.@ <9S. Al-An%aalA 2> Allah ta'ala .uga ber%irman <yang artinya>6 ?Barangsiapa yang mengikuti petun.uk-Ku maka dia tidak akan sesat dan tidak pula 5elaka.@ <9S. 3hahaA 123> Ba*alah "adits? =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -sebagaimana kita yakini- adalah manusia yang menyampaikan #ahyu Allah kepada kita. Beliau lah sebaik-baik manusia yang memahami ta%sir al-9ur*an dan hukum-hukum Allah. Allah ta'ala ber%irman <yang artinya>6 ?Barangsiapa yang menaati rasul6 sesungguhnya dia telah menaati Allah.@ <9S. An-"isaa*A +1> ;leh sebab itu para ulama menerangkan6 bah#a makna keimanan beliau sebagai rasul adalah: membenarkan beritanya6 melaksanakan perintahnya6 men.auhi larangannya6 beribadah dengan tata-5ara yang dia.arkannya6 dan berhukum dengan hukum-hukumnya. Dengan demikian sudah semestinya se$rang penuntut ilmu untuk meluangkan #aktu memba5a sabda-sabda manusia terbaik sepan.ang masa. Menelaah lembaran-lembaran nasehat dan pela.aran yang beliau #ariskan kepada kita umatnya. Bagaimana mungkin se$rang penuntut ilmu -yang berusaha untuk memahami Kalam =abbnya- kemudian berpaling dari memetik hikmah dan %aidah dari hadits-hadits "abi akhir Baman yang memba#a rahmat bagi segenap alamE Sem$ga sala#at dan salam ter5urah kepadanya6 para sahabat6 dan segenap pengikut setia mereka. K&leksi Kitab Ulama enimba ilmu al-Kitab dan as-Sunnah sangat memerlukan keterangan dari para ulama. Apakah ulama ta%sir6 hadits maupun %i8ih. 3erlebih lagi dalam masalah a8idah atau tauhid. Karena itulah mengumpulkan karya-karya mereka dalam bentuk kitab atau %ile di dalam k$mputer adalah met$de yang sangat tepat dan berman%aat. Sehingga se#aktu-#aktu kita butuhkan6 dengan mudah kita akan bisa menemukan apa yang kita inginkan. Kitab para ulama tentu sangat banyak .umlahnya. 3erkadang satu .udul kitab sa.a sudah kita

temukan ber.ilid-.ilid dan tiap .ilidnya terdiri dari beratus-ratus halaman. ;leh sebab itu se$rang penimba ilmu harus mengenal berbagai tipe kitab para ulama. Ada diantara kitab ulama itu yang ditulis berdasarkan susunan ayat sehingga .adilah ia kitab ta%sir. Ada diantara kitab ulama yang disusun berdasarkan susunan hadits sehingga .adilah ia kitab syarah hadits. Ada pula kitab ulama yang khusus membahas bidang ilmu tertentu sema5am a8idah6 tauhid6 %ikih6 adab6 akhlak6 sir$h6 dan lain sebagainya. Untuk bisa mengetahui tingkatan buku atau kitab ulama se$rang penuntut ilmu mesti men5ari keterangan buku-buku apakah yang semestinya diba5a bagi pemula dan buku-buku apa yang si%atnya sebagai ru.ukan dan buku-buku apa yang memang ditulis bagi yang ilmunya sudah mapan dan mendalam. Diantara kitab yang bisa diba5a dalam hal ini misalnya Kita" al-'Ilmi karya Syaikh al-*Utsaimin rahimahullah atau Ma'alim fi Thari# Thala" al-'Ilmi karya Syaikh Abdul *ABiB as-Sad-han hafizhahullah. Kitab Matan dan Kitab yarah Diantara istilah yang perlu diketahui $leh para penimba ilmu adalah matan dan syarah. Matan adalah teks asli tanpa uraian pen.elasan. Sepeti misalnya matan Sahih Bukhari6 matan Sahih Muslim6 matan *Umdatul Ahkam6 matan Hadits Arba*in6 matan Kitab 3auhid6 dsb. Adapun yang dimaksud dengan syarah adalah pen.elasan terhadap matan-matan tersebut. Sehingga bisa kita temukan kitab-kitab yang berisi syarah terhadap Sahih Bukhari6 Sahih Muslim6 *Umdatul Ahkam6 Hadits Arba*in6 ataupun Kitab 3auhid. Kitab syarah ini pun beraneka ragam. Ada diantara kitab syarah ini yang ringkas6 dan biasa disebut dengan istilah ta*li8Ck$mentar atau hasyiyahC5atatan pinggir. Misalnya 3a*li8 terhadap Matan al-'A#idah ath-Th$hawiyah $leh Syaikh al-Albani rahimahullah dan kitab /asyiyah Tsalatsatul (shul karya Syaikh Abdurrahman bin 9$sim rahimahullah. Ada lagi yang berupa uraian pan.ang lebar6 dan inilah yang sering disebut dengan istilah syarah. Sema5am kitab syarah Sahih al-Bukhari yang ber.udul 'at-hul !ari karya al-Ha%iBh !bnu Ha.ar al-*As8$lani rahimahullah atau kitab syarah *Umdatul Ahkam yang ber.udul Taisir al-'Allam karya Syaikh Abdullah al-Bassam rahimahullah. K&leksi Audi& 'eramah Ulama 3idaklah samar bagi kita di masa sekarang ini pesatnya kema.uan tekn$l$gi in%$rmasi. Diantaranya adalah berupa kemudahan untuk mendapatkan rekaman ka.ian dan 5eramahCmuhadharah para ulama dari berbagai negeri6 baik yang disediakan di #ebsite mereka atau #ebsite dak#ah lainnya. Mendengarkan 5eramah mereka -yang n$tabene berbahasa arab- tentu akan sangat membantu kita dalam memperkaya k$sakata dan membiasakan diri mendengar keterangan berbahasa arab dari para ulama. Hal ini akan sangat e%ekti% apabila kita .uga telah memiliki kitab atau materi yang dibahas dalam ka.ian atau 5eramah mereka. 3idak .arang .uga 5eramah mereka yang telah ditranskrip atau dibukukan dalam bentuk tulisan. Hal ini sangat membantu para penimba ilmu pemula yang belum terbiasa menyimak pen.elasan berbahasa arab6 sebab mereka bisa membandingkan suara yang didengarkan dengan hasil transkrip yang diba5a. Apabila kita 5ermati6 sebagian ulama lebih banyak menyampaikan 5eramah daripada

menulis kitab. Meskipun demikian ternyata kita dapati banyak kitab karya beliau. Bagaimana bisa demikianE 3entu sa.a ini adalah hasil buah pena murid-muridnya yang menuliskan ulang pen.elasan guru mereka kemudian diterbitkan dalam bentuk kitab. Salah satu 5$nt$h yang p$puler dalam hal ini adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-*Utsaimin rahimahullah. Banyak kitab beliau yang asalnya adalah pela.aran se5ara lisan yang kemudian dibukukan. H$nt$h lain -yang sekarang masih hidup- adalah Syaikh Dr. Shalih bin ,auBan al-,auBan hafizhahullah dengan se.umlah kitab yang merupakan hasil transkrip dari pela.aran lisan yang beliau berikan. Misalnya6 kitab al-Irsyad ila Shahih al-I'ti#ad. Begitu pula kitab Durus fi Syarhi Nawa#idhil Islam6 I'anat al-Mustafid "i Syarh Kita" at-Tauhid6 dsb. Bagian 12. $asehat Untuk Kita Bersama /10 2angan lupa untuk meniatkan bah#a dengan bela.ar bahasa arab ini anda ingin menghilangkan keb$d$han dari diri sendiri dan $rang lain. !mam Ahmad rahimahullah mengatakan bah#a men5ari ilmu adalah amalan yang tidak ada tandingannya6 yaitu bagi $rang yang6 ?Berniat untuk menghilangkan keb$d$han dari dirinya sendiri dan dari $rang lain.@ <lihat Kita" al-'Ilmi6 hal. 2) Syaikh al-Utsaimin> /20 Hendaknya kita mengingat6 bah#a ilmu dipela.ari untuk diamalkan. Su%yan bin *Uyainah rahimahullah berkata6 ?Bukanlah se$rang alim /ahli ilmu0 $rang yang mengetahui kebaikan dan keburukan akan tetapi sesungguhnya $rang yang alim adalah yang mengetahui kebaikan lalu mengikutinya dan mengetahui keburukan lalu berusaha men.auhinya.@ <lihat Min A'lam as-Salaf /2C+10 Syaikh Ahmad ,arid> /30 Keikhlasan dalam menuntut ilmu adalah syarat diterimanya amalan. Allah ta'ala ber%irman <yang artinya>6 ?Barangsiapa yang mengharapkan per.umpaan dengan =abbnya6 hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah dengan =abbnya dengan sesuatu apapun.@ <9S. Al-Kah%iA 111> /&0 Hendaknya kita sabar dan bertahap dalam bela.ar. Ma*mar mengatakanA Aku pernah mendengar aB-Duhri mengatakan6 ?Barangsiapa yang menuntut ilmu se5ara instan maka ia akan hilang dengan 5epat. Sesungguhnya ilmu hanya akan diper$leh dengan menekuni satu atau dua hadits6 sedikit demi sedikit.@ <lihat al-Jami' li Ahkam al-Qur'an /1C)10> /'0 Hendaknya kita tidak berhenti dalam menimba ilmu. Suatu saat Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah di5ela karena sedemikian sering men5ari hadits. Beliau pun ditanya6 ?Sampai kapan kamu akan terus mendengar haditsE@. Beliau men.a#ab6 ?Sampai mati.@ <lihat Nasha'ih Manha iyah li Thali" 'Ilmi as-Sunnah an-Na"awiyah6 hal. '+> /(0 Hendaklah kita ingat6 bah#a kebutuhan kita terhadap ilmu sangatlah besar. !mam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan6 ?Umat manusia .auh lebih membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman: sebab makanan dan minuman diperlukan dalam sehari sekali atau dua kali. Adapun ilmu6 ia dibutuhkan sepan.ang #aktu.@ <lihat al-'Ilmu) 'adhluhu wa Syarafuhu6 hal. -1> /)0 !ngatlah bah#a se$rang yang berilmu akan bisa memberikan man%aat yang besar bagi kehidupan umat manusia. !mam al-A.urri meri#ayatkan dengan sanadnya dari al-Hasan6

bah#a Abud Darda* radhiyallahu'anhu berkata6 ? erumpamaan ulama di tengah umat manusia bagaikan bintang-bintang di langit yang men.adi penun.uk arah bagi manusia.@ <lihat Akhla# al-'(lama6 hal. 2-> /+0 Hendaknya kita berusaha untuk mengamalkan ilmu yang kita ketahui. !mam al-Barbahari rahimahullah berkata6 ?Ketahuilah -sem$ga Allah merahmatimu- sesungguhnya ilmu bukanlah semata-mata dengan memperbanyak ri#ayat dan kitab. Sesungguhnya $rang yang berilmu adalah yang mengikuti ilmu dan Sunnah6 meskipun ilmu dan kitabnya sedikit. Dan barangsiapa yang menyelisihi al-Kitab dan as-Sunnah6 maka dia adalah penganut bid*ah6 meskipun ilmu dan kitabnya banyak.@ <lihat Da'a'im Minha Nu"uwwah6 hal. 1(3> /-0 !ngatlah6 bah#a menimba ilmu termasuk bagian dari .ihad. Sahabat Abud Darda* radhiyallahu'anhu berkata6 ?Barangsiapa yang berpandangan bah#a berangkat di a#al siang atau di akhir siang untuk menghadiri ma.elis ilmu bukanlah .ihad6 maka sungguh akal dan pikirannya sudah tidak beres.@ <lihat al-'Ilmu) 'adhluhu wa Syarafuhu6 hal. (> /110 Hendaklah kita berusaha untuk menebarkan kebaikan ilmu ini ketika kita sudah memahaminya. !bnu *Abbas radhiyallahu'anhuma berkata6 ?Sesungguhnya $rang-$rang yang menga.arkan kebaikan kepada umat manusia akan dimintakan ampunan $leh setiap binatang melata6 bahkan $leh ikan yang berada di dalam lautan sekalipun.@ <lihat Mukhtashar Minha al-Qashidin6 hal. 1&> /110 Hendaknya kita sibuk untuk bela.ar dan mengamalkan ilmu yang kita ketahui dan tidak menyibukkan diri dengan perkara yang sia-sia. al-,udhail bin *!yadh rahimahullah berkata6 ?Hendaknya kamu disibukkan dengan memperbaiki dirimu6 .anganlah kamu sibuk membi5arakan $rang lain. Barangsiapa yang disibukkan dengan membi5arakan $rang lain maka sungguh dia telah terpedaya.@ <lihat ar-Risalah al-Mu&hniyah6 hal. 3+> /120 Marilah kita .aga ilmu yang kita dapatkan dengan ketak#aan dan ketulusan. !bnu *A.lan rahimahullah berkata6 ?3idaklah men.adi baik suatu amal tanpa tiga hal6 yaituA ketak#aan kepada Allah6 niat baik6 dan 5ara yang benar.@ <lihat Jami' al-'(lum wa al-/ikam6 hal. 1-> Bagian 13. Keutamaan Mempela/ari Ilmu Agama Mu*adB bin 2abal radhiyallahu'anhu mengatakan6 ? ela.arilah ilmu. Sesungguhnya mempela.ari ilmu karena Allah adalah bentuk rasa takut -kepada-"ya- dan menuntutnya adalah ibadah. Menga.arkannya adalah tasbih <penyu5ian terhadap Allah>. Membahas tentangnya adalah bagian dari .ihad. Menga.arkan ilmu kepada $rang yang tidak mengetahui adalah sedekah. Men5urahkannya kepada $rang yang layak menerimanya adalah 8urbahCibadah-: ilmu itulah penenang di saat sendirian dan sahabat pada #aktu kesepian.@ <lihat Mukhtashar Minha al-Qashidin6 hal. 1'> Allah ta'ala ber%irman6

" 5 @ 3 C " - B + D A -? )3 -?

?"is5aya Allah akan mengangkat kedudukan $rang-$rang yang beriman diantara kalian dan $rang-$rang yang diberikan ilmu berdera.at-dera.at.@ <9S. Al-Mu.adilahA 11> Dari *Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu6 =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Sesungguhnya Allah mengangkat kedudukan sekel$mp$k $rang dengan Kitab ini -al-9ur*an- dan merendahkan sebagian yang lain dengannya.@ <H=. Muslim> Abu Hurairah dan Abu DBar radhiyallahu'anhuma berkata6 ?Sebuah bab tentang ilmu yang kamu pela.ari lebih kami 5intai daripada seribu raka*at sh$lat sunnah.@ <lihat Ta rid al-Itti"a' fi !ayan As"a" Tafadhul al-A'mal6 hal. 2( karya Dr. !brahim bin *Amir ar-=uhaili hafizhahullah> !bnu *Abbas radhiyallahu'anhuma berkata6 ?Mempela.ari dan mengingat-ingat ilmu pada sebagian malam lebih aku sukai daripada menghidupkan malam -dengan sh$lat sunnah-.@ <lihat Ta rid al-Itti"a' fi !ayan As"a" Tafadhul al-A'mal6 hal. 2(> Su%yan ats-3sauri rahimahullah berkata6 ?3idak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu .ika disertai dengan niat yang lurus.@ <lihat Ta rid al-Itti"a' fi !ayan As"a" Tafadhul al-A'mal6 hal. 2(> 9atadah rahimahullah berkata6 ?Sebuah bab dalam ilmu yang di.agaCdiha%al $leh se$rang demi kebaikan dirinya sendiri dan kebaikan $rang sesudahnya itu .auh lebih utama daripada beribadah setahun penuh.@ <lihat Ta rid al-Itti"a' fi !ayan As"a" Tafadhul al-A'mal6 hal. 2(> Bisyr bin al-Harits rahimahullah berkata6 ?3idaklah aku mengetahui di atas muka bumi ini suatu amalan yang lebih utama daripada menuntut ilmu dan mempela.ari hadits yaitu bagi $rang yang bertak#a kepada Allah dan lurus niatnya.@ <lihat Ta rid al-Itti"a' fi !ayan As"a" Tafadhul al-A'mal6 hal. 2)> Abu 2a*%ar al-Ba8ir Muhammad bin *Ali bin al-Husain rahimahullah berkata6 ?Se$rang alim /ahli ilmu0 yang memberikan man%aat dengan ilmunya itu lebih utama daripada tu.uh puluh ribu $rang ahli ibadah.@ <lihat Jami' !ayan al-'Ilmi wa 'adhlihi6 hal. 131> 2a*%ar ash-Shadi8 rahimahullah berkata6 ?Meri#ayatkan hadits dan menyebarkannya di tengah-tengah umat manusia itu .auh lebih utama daripada ibadah yang dilakukan $leh seribu ahli ibadah.@ <lihat Jami' !ayan al-'Ilmi wa 'adhlihi6 hal. 131> Umar bin Abdul *ABiB rahimahullah berkata6 ?Barangsiapa melakukan suatu amal tanpa landasan ilmu maka apa-apa yang dia rusak itu .ustru lebih banyak daripada apa-apa yang dia perbaiki.@ <lihat Jami' !ayan al-'Ilmi wa 'adhlihi6 hal. 131> Bagian !7. =uruskan $iat@ Aapai Pahala Berlipat Aanda Dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu6 =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Sesungguhnya setiap amal dinilai dengan niat. Dan setiap $rang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hi.rahnya kepada Allah dan =asul-"ya6 maka hi.rahnya kepada Allah dan =asul-"ya. Dan barangsiapa yang hi.rahnya kepada dunia yang ingin dia dapatkan atau karena #anita yang ingin dia nikahi6 maka hi.rahnya kepada apa yang dia niatkan.@ <H=. Bukhari dan Muslim>

!mam an-"a#a#i rahimahullah berkata6 ?!ni adalah hadits sahih yang disepakati kesahihannya. Disepakati tentang keagungan dan kemuliaan kedudukannya. !a merupakan salah satu hadits yang men.adi p$r$s a.aran !slam. Adalah para ulama terdahulu serta para ulama belakangan yang mengikuti mereka rahimahumullahu ta'ala mengan.urkan untuk menga#ali karya-karya tulis dengan hadits ini6 sebagai pengingat bagi pemba5a agar men.aga kelurusan niat6 memberikan perhatian besar atasnya dan terus-menerus memeriksa niatnya.@ <lihat al-Adzkar6 hal. 2&> Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah berkata6 ?Barangsiapa yang hendak menulis suatu buku maka mulailah dengan hadits ini.@ <lihat al-Adzkar6 hal. 2&> !mam !bnu Da8i8 al-*!ed rahimahullah men.elaskan6 ?Menurut !mam Ahmad dan Sya%i*i rahimahumallahu6 di dalam hadits al-A'maal "in niyaat ini ter5akup sepertiga ilmu. Demikian pula dikatakan $leh al-Baiha8i dan ulama lain. Alasannya6 karena perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati6 lisan6 dan angg$ta badan6 sedangkan niat menempati salah satu diantara ketiga ma5am perbuatan tersebut.@ <lihat Syarh al-Ar"a'in6 hal. 11> !mam Bukhari rahimahullah berkata6 ?3idak ada diantara hadits-hadits "abi shallallahu 'alaihi wa sallam hadits yang lebih lengkap6 padat6 dan paling banyak %aidahnya daripada hadits ini.@ <lihat 'ath al-!ari /1C1)0 tah#i# Syaibatul Hamdi> -aidah "adits e*ara Umum Hadits ini menun.ukkan betapa pentingnya niat dalam kehidupan se$rang muslim. !a laksana ruh bagi tubuhnya. Syaikhul !slam !bnu 3aimiyah rahimahullah berkata6 ?Sabda "abi shallallahu 'alaihi wa sallam Innamal a'maalu "in niyaat adalah kalimat yang k$mprehensi% dan sempurna6 sebab niat bagi amalan laksana ruh bagi .asad.@ <lihat Dhawa"ith wa 'i#h Da'wah 'inda Syaikhil Islam6 hal. 11(> Dari Abu Musa al-Asy*ari radhiyallahu'anhu6 beliau men5eritakan bah#a dahulu ada se$rang lelaki yang datang menemui "abi shallallahu 'alaihi wa sallam. 4alu dia bertanya6 ?Ada $rang yang berperang untuk %anatisme kel$mp$k6 berperang untuk menun.ukkan keberanian6 dan berperang untuk mendapat pu.ian. Manakah diantara itu semua yang berada di .alan AllahE@. Maka beliau men.a#ab6 ?Barangsiapa yang berperang demi meninggikan kalimat Allah6 maka itulah yang ber.ihad di .alan Allah.@ <H=. Bukhari dan Muslim> Dari Abu Musa al-Asy*ari radhiyallahu'anhu6 =asulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda6 ?Apabila se$rang hamba sakit atau sedang bersa%ar maka akan di5atat baginya seperti amal yang biasa dilakukannya tatkala sehat dan mukimCtidak sa%ar.@ <H=. Bukhari> -aidah "adits Bagi Para Pendak%ah Hadits di atas memberikan pela.aran berharga6 bah#a tidak semestinya se$rang pendak#ah beramar ma*ru% dan nahi mungkar dalam rangka sum'ah <ingin didengar> atau riya' <ingin dilihat $rang>. Demikian pula tidak b$leh berdak#ah demi membela kepentingan diri sendiri6 memburu .abatan atau kepemimpinan6 atau demi membela kel$mp$knya sendiri serta untuk merendahkan kel$mp$k yang lain. Karena itu semuanya termasuk %anatisme yang tidak diterima $leh Allah. Hal itu pula yang telah diperingatkan $leh Syaikh

Muhammad bin Abdul Iahhab rahimahullah6 ?Banyak $rang6 apabila dia menga.ak kepada kebenaran6 maka yang ter.adi .ustru dia /lebih0 menga.ak kepada dirinya sendiri.@ <lihat Dhawa"ith wa 'i#h Da'wah 'inda Syaikhil Islam6 hal. 11+> Syaikhul !slam !bnu 3aimiyah rahimahullah berkata6 ?Seandainya se$rang yang menyampaikan kebenaran memiliki niat untuk mendapatkan ketinggian di muka bumi <kedudukan> atau untuk menimbulkan kerusakan6 maka kedudukan $rang itu seperti halnya $rang yang berperang karena %anatisme dan riya*. "amun6 apabila dia berbi5ara karena Allah: ikhlas demi men.alankan /a.aran0 agama untuk-"ya semata6 maka dia termasuk g$l$ngan $rang yang ber.ihad di .alan Allah6 termasuk .a.aran pe#aris para nabi dan khali%ah para rasul.@ <lihat Dhawa"ith wa 'i#h Da'wah 'inda Syaikhil Islam6 hal. 11-> U*apan Para Ulama ;entang "al Ini ;leh sebab itulah kita dapati para ulama sala% adalah $rang-$rang yang sangat kha#atir dirinya ter.angkiti niat-niat yang tidak benar dalam berdak#ah kepada al-Ha8 dan menga.arkan ilmu kepada manusia. !nilah sebagian 5$nt$hnya... Sebutlah se$rang ulama sala% bernama Hisyam ad-Dastu#a*i <#a%at 1'3 H> rahimahullah. Syu*bah berkata tentangnya6 ?3idaklah ada se$rang diantara manusia -yang ada saat itu6 pent- yang menimba ilmu hadits yang lebih ikhlas karena Allah daripada Hisyam adDastu#a*i...@ Abu Da#ud ath-3hayalisi berkata6 ?Hisyam ad-Dastu#a*i adalah Amirul Mukminin %il Hadits.@ Meskipun demikian6 lihatlah u5apan Hisyam ad-Dastu#a*i tentang dirinya sendiri6 ?Aduhai6 andaikata kami selamat dari akibat /menuturkan0 haditsE@ <lihat Tha"a#at '(lama al-/adits /1C2''-2'(0 $leh !mam !bnu Abdil Hadi rahimahullah> H$nt$h yang lain adalah Syu*bah bin al-Ha..a. <#a%at 1(1 H> rahimahullah. Su%yan ats-3sauri berkata6 ?Syu*bah adalah Amirul Mukminin %il Hadits.@ !mam Sya%i*i berkata6 ?Kalau tidak ada Syu*bah nis5aya hadits tidak akan dikenal di *!ra8.@ Meskipun demikian6 perhatikanlah u5apan Syu*bah tentang dirinya sendiri6 ?3idaklah ada suatu perkara yang lebih aku takutkan men.erumuskan diriku ke dalam neraka daripada /akibat tidak ikhlas dalam menga.arkan0 hadits.@ <lihat Tha"a#at '(lama al-/adits /1C2-3-2-(0> H$nt$h lainnya6 Su%yan ats-3sauri <#a%at 1(1 H> rahimahullah. Beliau berkata6 ?3idak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba /ilmu0 hadits6 yaitu apabila niatnya lurus.@ !bnul Mubarak berkata6 ?Aku tidak tahu di atas permukaan bumi ini sese$rang yang lebih berilmu daripada Su%yan.@ Iaki* berkata6 ?Su%yan laksana samudera.@ Meskipun demikian6 simaklah u5apan Su%yan tentang dirinya6 ?Aku berangan-angan bisa selamat dari ilmu ini: sehingga ia tidak men5elakakanku6 meski tidak menguntungkanku. 3idak ada amalan yang paling aku kha#atirkan men5elakakan diriku daripada hal itu -yaitu bela.ar dan menga.arkan hadits-.@ <lihat Tha"a#at '(lama al-/adits /1C31--3120> Demikianlah yang bisa kami susun dalam kesempatan ini. Dan semuanya tentu sa.a berkat tau%ik dan pert$l$ngan dari Allah. Segala pu.i bagi-"ya. Sala#at dan salam sem$ga ter5urah kepada nabi kita Muhammad6 para sahabatnya6 dan segenap pengikut setia mereka. 6&g/a@ A%al Bulan ya,ban 1(#( "

Anda mungkin juga menyukai