Anda di halaman 1dari 7

Sifat Wara '

) (
Disusun Oleh :
Mahmud Muhammad al-Khazandar
Penerjemah :
Team Indonesia
Murajaah :
Eko Haryanto Abu Ziyad

:

:

:
!" #$
Maktab Dakwah Dan Bimbingan aliyat !abwah
% &' () & !
*
1429 2008
Sifat Wara'

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"
Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-Nya
sebagaimana mestinya, mengagungkan larangan dan syi'ar-syi'ar-Nya, akan
melakukan pengagungan sampai kepada sikap hati-hati dari setiap perkara yang bisa
menyebabkan kemurkaan Allah di dunia maupun di akhirat.
Maka wara' di sisi-Nya termasuk jenis takut yang membuat seseorang
meninggalkan banyak hal yang dibolehkan, jika hal itu menjadi samar atasnya
bersama yang halal agar tidak merugikan agamanya.
i antara tanda yang mendasar bagi orang-orang yang wara' adalah kehati-
hatian mereka yang luar biasa dari sesuatu yang haram dan tidak adanya keberanian
mereka untuk maju kepada sesuatu yang bisa membawa kepada yang haram. an
dalam hal itu, Rasulullah bersabda:

!
"
#

!
"
#

&

'

'

+ (

'

&

&

45

'

+6

5 2

98

!Sesungguhnya yang halal dan yang haram itu jelas. Dan di antara keduanya banyak
hal-hal syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang
menjaga diri dari hal-hal yang syubhat maka ia telah membersihkan agama dan
kehormatannya.!
i
an barangsiapa yang bertindak berani di tempat-tempat yang diragukan, nis"aya
bertambahlah keberaniannya terhadap sesuatu yang lebih berat: !Dan sesungguhnya
orang yang bercampur keraguan, hampir-hampir ia berani kepada yang
diharamkan!.!
ii
Maka wara' yang sebenarnya adalah seperti yang digambarkan oleh #unus bin
'$baid rahimahullah: yaitu keluar dari semua yang syubhat dan muhasabah
%intro&eksi' terhadap diri sendiri di setiap kedipan mata.
iii
(erjalanan kejatuhan berawal dengan satu kali terpeleset, dan semangat
terhadap akhiratnya menjadikan di antaranya dan terpelesetlah tameng yang menutupi
dan menjaganya. Syaikh al-)ubbari rahimahullah mengisyaratkan kepada pengertian
*
ini dengan katanya: '#ang makruh adalah dinding penghalang di antara hamba dan
sesuatu yang haram. Maka barangsiapa yang banyak melakukan yang makruh berarti
ia menuju kepada yang haram. an yang mubah merupakan dinding pemisah di
antaranya dan yang dimakruhkan. Maka barangsiapa yang memperbanyak yang
mubah nis"aya ia menuju kepada yang makruh.'
i+
,bnu -ajar rahimahullah
memandang baik perkataannya ini dan ia menambahkan: 'Sesungguhnya yang halal,
sekiranya dikhawatirkan bahwa melakukannya se"ara mutlak bisa menyeret kepada
yang makruh atau haram, semestinya meninggalkannya, seperti memperbanyak yang
halal. Sesungguhnya hal itu membutuhkan banyak kerja yang dapat menjatuhkan diri
seseorang dalam mengambil yang bukan haknya atau membawa kepada penolakan
jiwa. an sekurang-kurangnya adalah tersibukkan dari ibadah %maksudnya, tidak ada
waktu untuk beribadah, pent.'. -al ini sudah diketahui berdasarkan pengalaman dan
disaksikan dengan pandangan mata.
+
.iri mendasar pada seseorang yang bersi&at wara' adalah kemampuannya
meninggalkan sesuatu yang hanya semata-mata ada keraguan atau syubhat, seperti
yang dikatakan oleh al-/haththabi rahimahullah: 'Semua yang engkau merasa ragu
padanya, maka si&at wara' adalah menjauhinya.'
+i
,mam al-0ukhari rahimahullah
mengutip perkataan -asan bin Abu Sinan rahimahullah: '1idak ada sesuatu yang
lebih mudah dari pada si&at wara': ""inggalkanlah sesuatu yang meragukanmu
kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.!
+ii
Sebagaimana diriwayatkan dari
Rasulullah , beliau bersabda:
%
6

<

&

>

A B

<

D &

&

!#ebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram
kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati
tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai
komentar kepadamu.!
+iii
an yang memperkuat hal itu adalah atsar yang diriwayatkan
oleh ,bnu 'Asakir rahimahullah se"ara mursal:
(

"Sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah.!


i3
4rang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu bersikap pre&enti&
untuk diri mereka sendiri dengan berhati-hati dari sebagian yang halal yang bisa
5
membawa kepada sesuatu yang makruh atau haram. iriwayatkan dari Rasulullah ,
beliau bersabda:
K ,

&

4*

M L

&

!Seorang hamba tidak bisa mencapai derajat ta$wa sehingga ia meninggalkan yang
tidak dilarang karena khawatir dari sesuatu yang dilarang.!
3
-al ini diperkuat oleh hadits yang lain:

999

!Jadikanlah pendinding yang halal di antara kamu dan yang haram 6!


3i
,bnu al-)ayyim rahimahullah men"eritakan pengalamannya bersama Syaikhul ,slam
,bnu 1aimiyah rahimahullah: Syaikhul ,slam berkata kepadaku pada suatu hari
tentang sesuatu yang mubah %boleh': ',ni menghalangi kedudukan yang tinggi,
sekalipun meninggalkannya bukanlah syarat dalam keselamatan.!
3ii
Sebagaimana wara' meliputi gambaran-gambaran usaha dan hubungan
mu'amalah, maka sesungguhnya ia juga men"akup lisan. Sesungguhnya engkau
menemukan kebanyakan orang bersegera memberi &atwa, sedangkan mereka tidak
mengetahui. /arena itulah, ad-arimi rahimahullah membuat satu bab yang
berbunyi: %enahan diri bersikap wara'! dari menjawab sesuatu yang tidak ada
dalam al-&ur'an dan sunnah.' ,sha7 bin /hala& rahimahullah memandang sikap
wara8 dalam u"apan lebih utama daripada sikap wara8 dalam hubungan yang
berkaitan dengan harta, di mana dia berkata: '9ara' dalam tuturan kata lebih utama
daripada emas dan perak6
3iii
i antara renungan ,bnu al-)ayyim rahimahullah dalam hadits-hadits
Rasulullah , dia menyatakan bahwa sesungguhnya: 'Rasulullah mengumpulkan
semua si&at wara' dalam satu kata, maka beliau bersabda:

O%

&

!"ermasuk tanda baik keislaman seseorang, ia meninggalkan hal-hal yang tidak


penting baginya.!
3i+
an di antara hasil yang nampak bagi sikap wara' bahwa ia memelihara
pelakunya dari terjerumus %dalam hal yang dilarang', karena itulah engkau
menemukan: 0arangsiapa yang melakukan yang dilarang, ia menjadi gelap hati
karena tidak ada "ahaya wara', maka ia terjerumus dalam hal yang haram, kendati ia
:
tidak memilih untuk terjerumus padanya. Seperti yang dikatakan oleh ,bnu -ajar
rahimahullah.
3+
an dalam hadits i(ki %berita bohong', 'Aisyah radhiyallahu 'anha
berkata tentang ;ainab radhiyallahu 'anha, di mana ia menjaga pendengaran dan
penglihatannya dari terjerumus dalam perkara yang ia tidak mengetahui: 'Maka Allah
menjaganya dengan si&at wara'
3+i
Sebagaimana orang yang wara' memelihara agama dan kehormatannya dari
"elaan:

&

45

'

+6

52

!6%aka barangsiapa yang menahan diri dari yang syubhat, niscaya ia telah
membersihkan agama dan kehormatannya, ...!
3+ii
,bnu -ajar rahimahullah berkata: 'alam hadits ini menjadi dalil bahwa barangsiapa
yang tidak menjaga diri dari yang syubhat dalam usaha dan kehidupannya, berarti ia
telah menawarkan dirinya untuk mendapat "elaan. an dalam hal ini menjadi isyarat
untuk memelihara perkara-perkara agama dan menjaga sikap muru8ah.'
3+iii
Maka apabila wara' merupakan kedudukan ibadah yang tertinggi:

!Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia paling beribadah.!
3i3
an jika agama yang paling utama adalah sikap wara':
%

P @

!Sebaik-baik agamamu adalah sikap wara'!


33
Apakah juru dakwah yang beriman tidak mau menaiki pun"ak tersebut dan menjaga
dirinya dari terjatuh dan terjerumus. ia harus menjaga diri dan berhati-hati agar amal
ibadahnya tidak gugur sedangkan dia tidak mengetahui.
Maka sesungguhnya banyak para sahabat yang takut dari si&at ni&a7 terhadap
diri mereka, dan ,bnu -ajar rahimahullah menyebutkan alasan tersebut dengan
penjelasanannya: Rasa takut mereka dari si&at ni&a7 tidak berarti adanya si&at itu pada
diri mereka, bahkan hal itu merupakan sikap wara' dan ta7wa yang luar biasa dari
mereka radhiyallahu 'anhum jami'an.
Seperti inilah si&at mereka, maka hendaklah kita melakukan intropeksi
terhadap diri kita dan menimbang amal perbuatan kita sendiri.
/esimpulan:
<
=. 9ara' adalah sikap takut yang mendorong seseorang untuk meninggalkan
perbuatan yang boleh, sebagai sikap kehati-hatian.
*. i antara tanda-tanda si&at wara' adalah:
a. Sangat berhati-hati dari yang haram dan syubhat.
b. Membuat pembatas di antaranya dan yang dilarang.
". Menjauhi semua yang diragukan.
d. 1idak berlebihan dalam persoalan yang boleh.
e. 1idak memberikan &atwa tanpa berdasarkan ilmu.
&. Meninggalkan perkara yang tidak berguna.
5. i antara buah wara' adalah:
a. Menjaga diri dari istidraj.
b. Menjaga agama dan kehormatan.
:. i antara sikap wara' para sahabat bahwa mereka sangat khawatir terhadap
diri mereka dari si&at ni&a7.
>
i
-R. al-0ukhari, kitab al-,man, no. <*, dan Muslim, kitab al-Musa7ah, no. =<?? dan =@A.
ii
Sunan Abu aud, kitab buyu' %jual beli', bab ke-5 no. 55*?.
iii
1ahdBib Madarijus Salikin, hal. *?@.
i+
Cath al-0ari =D=*A, saat menjelaskan hadits no. <*. dari kitab al-,man, bab ke-5?.
+
Cath al-0ari =D=*A.
+i
Cath al-0ari :D*?5, dari syarah bab ke-5, dari kitab 0uyu'.
+ii
Shahih al-0ukhari, dari judul bab ke-5, dari kitab al-,man.
+iii
Shahih al-Eami' no. *FF= %Shahih'.
i3
Shahih al-Eami' no. <<>: %Shahih'
3
-R. at-1irmidBi dan ia menyatakan hasan.
3i
Shahih al-Eami' no. =<* %Shahih'.
3ii
1ahdBib Madarijus salikin hal. *?*.
3iii
1ahdBib Madarijus salikin hal. *?@.
3i+
-R. at-1irmidBi no. *5=F %-asan'.
3+
Cath al-0ari =D=*A-=*F, saat menerangkan bab ke-5? dari kitab al-,man.
3+i
Shahih al-0ukhari, kitab MaghaBi, bab ke-5:, hadits no. :=:=.
3+ii
Shahih al-0ukhari, kitab al-,man, bab ke-5?, hadits no. <*.
3+iii
Cath al-0ari =D=*A.
3i3
Shahih al-Eami' no. :<F@ %Shahih'.
33
Shahih al-Eami' no. 55@F.

Anda mungkin juga menyukai