Anda di halaman 1dari 98

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan

Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.


USU Repository 2009


PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
(JAMKESMAS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ilmu Sosial Ilmu Politik

SKRIPSI

Diajukan Oleh :


SITI CHOTIMAH LUBIS
050902055






DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Siti Chotimah Lubis
NIM : 050902055
Departemen : Ilmu Kesejahetraan Sosial
Judul : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit Haji Medan.

Medan, Maret 2009


PEMBIMBING




( Mastauli Siregar S.Sos, M.Sp)
NIP : 132 297 180


KETUA DEPARTEMEN




(Drs. Matias Siagian, M.Si)
NIP : 132 054 339


DEKAN FISIP USU




(Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A)
NIP : 131 757 010


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim ..

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas
rahmad dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelsaikan
studi di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolongan-
Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat
dan salam ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
ummat manusia ke jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Hal
ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang ilmu yang
diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan
dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas
mengenai Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan, penulis dibantu oleh
banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga
penuli dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU.
2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
3. Bapak Husni Thamrin, M.Sp, selaku Sekertaris Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
4. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


5. Ibu Hairani Siregar S.Sos, M.Sp, selaku dosen wali yang membantu penulis
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Depatemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP
USU.
7. Bapak Direktur Utama dan Rumah Sakit Haji Medan besarta seluruh staf dan
pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di rumah sakit tersebut.
8. Khususnya kepada ayahanda tersayang M.Rajab Lubis dan ibunda tersayang
Hotma Sari Matondang yang telah memberikan kasih sayang, perhatian,
bantuan materi, moril maupun spiritual.
9. Saudara-saudaraku tersayang, Bang rahmat, Kak Lia, Ila dan Manca.
10. Keluarga Opung, Ujing Ema, Udak Mes, Ujing Butet, Ujing Ita, dan sepupu-
sepupuku (Midah, Mael, Asrul, dll).
11. Seluruh saudara-saudaraku di Medan, Tangga Bosi dan dimana pun kalian
berada.
12. Sahabat SMA ku (Sakinah dan Fazil).
13. Sahabat seperjuangan Kesos 05(Eti, Febri, Joni, Tyo, Anti, Selfi, Mele,
Ramot, Samri, Gita, Dewi, Agung, Rizki Papi), makasih ya woi !!!
14. Teman-teman di Kessos angkatan 2005.
15. Senior-seniorku (Bang Januardi, Bang Teguh, Bang Yono, Bang Fajar,Bg.
Mirza, dll).

Akhirnya dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian
skripsi ini mudah-mudahan berguna untuk membangun ilmu pengetahuan di
bidang kesejahteraan sosial khususnya dan sosial dan politik umumnya. Terima
Kasih.
Medan, Maret 2009
Penulis

Siti Chotimah Lubis
NIM : 050902055
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


ABSTRAK

Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan

Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan penduduk atau masyarakat harus pula memenuhi
kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta
menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga penduduk yang sakit dapat
disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Rumah Sakit Haji Medan merupakan salah
satu dari 17 rumah sakit di Medan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada pengguna Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit
Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan
Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan
(RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan
darah serta pelayanan lainnya. Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan
pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasiennya.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tepatnya di terletak
di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang. Tipe penelitian
yang digunakan adalah bersifat deskripif dengan populasi sebanyak 95 orang,
yang menadi sampel adalah 17 orang untuk pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan
(RITL) dan 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sample. Teknik
pengumpulan data dengan metode angket, wawancara, observasi dan library
research atau studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis
deskriptif dengan pendekatan kaulitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Haji Medan adalah positif. Terlihat dari tingginya tingkat
kepuasan pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang menjadi responden
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu sebesar 88,5 % dan juga
tingginya tingkat kemaksimalan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji
Medan kepada responden yaitu sebesar 87,2 %. Sedangkan untuk pasien yang
Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) tingkat kepuasannya sebesar 82,4 % dan
tingkat kemaksimalnnya adalah sebesar 94,1 %.

Kata Kunci : Pelayanan, Kesehatan.




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR.i
ABSTRAK ..iii
DAFTAR ISI . iv
DAFTAR GAMBAR ..vi
DAFTAR TABEL ..vii
DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian ..6
1.5 Sistematika Penulisan .7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi ...8
2.2 Jamkesmas ..15
2.3 Pelayanan Kesehatan ..20
2.4 Kerangka Pemikiran ...25
2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 27

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian .30
3.2 Lokasi Penelitian .30
3.3 Populasi dan Sampel 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..32
3.5 Teknik Analisa Data 33


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB IV : DESKRIPSI LOKASI
4.1 Sejarah Singkat ...35
4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan ...38
4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan 44

BAB V : ANALISA DATA
5.1 Identitas/ Karakteristik Responden .47
5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang
Program Jamkesmas ...51
5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada
Responden . 55

BAB VI : KESIMPULN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 70
6.2 Saran ..70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


















Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Hal
2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit .. 18
2.4 Bagan Kerangka Pemikiran . 26
4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan . 43


















Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal
1. Tabel J umlah Pasien J amkesmas yang Berobat
di Rumah Sakit Haji Medan ... 31
2. Jumlah tempat tidur untuk pasien .. 45
3. Distribusi Menurut Jenis Kelamin ..48
4. Distribusi Menurut Umur . 48
5. Distribusi Menurut Agama 49
6. Distribusi Menurut Mata Pencaharian
7. Distribusi Menurut Suku.50
8. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program
Jamkesmas 51
9. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program
Jamkesmas 52
10. Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas . 53
11. Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan
Penerima Pengguna J amkesmas . 54
12. Lama Pasien Dirawat Inap .. 55
13. Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji .. 55
14. Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden 56
15. Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari 57
16. Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam
Melakukan Pemeriksaan Kesehatan 57
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


17. Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat 58
18. Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam
Menjelaskan Penyakit Responden . 59
19. Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat 60
20. Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi untuk
Rawat Jalan 61
21. Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian
Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden .. 62
22. Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih
Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien
Jamkesmas . 63
23. Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit
Haji Medan . 64
24. Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah
Sakit Haji Medan 64
25. Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat . 65
26. Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan
Rumah Sakit Haji Medan 66
27. Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan 67
28. Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang
Diberikan ........................................................................................ 67
29. Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit
Haji Medan . 68
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


30. Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang
Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan . 69





















Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Hal
1. Contoh Surat Keabsahan Peserta (SKP) 74
2. Bukti Rawat Jalan Peserta Jamkesmas .. 75
3. Resep Dokter . 76
4. Keputusan Komisi Pembimbing 77
5. Berita Acara Seminar Proposal ..78
6. Permohonan Izin Penelitian di Rumah Sakit Haji Medan 79
7. Surat Izin Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan 80
8. Surat Selesai Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan 81
9. Kuesioner Penelitian ..82












Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggungjawab atas
pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan
sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan
merupakan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain
kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang
mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan
melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dimengerti
karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan
sektor lainnya.
Namun pada kenyataannya, tingkat derajat kesehatan masyarakat
Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Menurut
data BPS tahun 2007 derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih
cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar
248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut
diakibatkan karena sulitnya masyarakat miskin maupun kurang mampu
mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya
kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang
Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Oleh karena itu, pada awal
pemerintahan SBY JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini
menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang
populer dengan nama Askeskin (Prapatan, 2008).
Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan
masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu
melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka
kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin
umumnya (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6
Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat).
Pada awal tahun 2005 sasaran program berjumlah 36,1 juta jiwa
penduduk miskin di seluruh Indonesia. Sejalan dengan usulan Pemerintah Daerah
dan bersamaan dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
Minyak (PKPS-BBM), mulai pertengahan tahun 2005 sampai tahun 2006 sasaran
disesuiakan dengan jumlah rumah tangga (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan secara berjenjang mulai dari
rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, sampai rujukan rawat spesifikasi dan
rawat inap di kelas tiga rumah sakit (Prapatan, 2008).
Pada tahun 2008 program Askeskin ini diubah namanya menjadi
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tidak mengubah jumlah
sasaran. Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin berjumlah 76.4 juta jiwa
(Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari
2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan J aminan Kesehatan Masyarakat).
Untuk penduduk Provinsi Sumatera Utara jumlah kuota masyarakat
miskin yang ditanggung pada 2008 sama jumlahnya dengan 2007 yaitu 4.124. 247
jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02
% (yaahowu, 2008). Khusus untuk wilayah Kota Medan penerima Jamkesmas
ditetapkan berjumlah 412.249 jiwa.
Rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan harus mempunyai
fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan rumah
sakit adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar
belakang sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang mengharapkan
akan menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung pelaksanaan program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang lebih
dikenal dengan Jamkesmas, rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting.
Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Menurut Kadis Kesehatan Kota Medan dr Umar Zein DTM&H SpPD
KPTI, mulai saat ini sudah ada 17 Rumah Sakit Umum (RSU) yang siap melayani
pasien Jamkesmas. Beberapa rumah sakit selain RSU Pirngadi Medan , RS Haji
Medan, RSU H Adam Malik, di antaranya RSU Bina Kasih, RSU Martha Friska
dan RSU Imelda, RSU Angkatan Laut Belawan, RSU Tentara Putri Hijau Medan,
RSU Estomihi, RSU Mitra Sejati, RSU Maya Sari, RSU Boloni, RSU Malahayati,
RSU Sundari, RSU Bina Azis, RSU Wulan Windi dan RSU Tanjung Morawa
(Pemkomedan, 2008).
Rumah Sakit Haji Medan merupakan sebuah organisasi yang bergerak
dibidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang
bernafaskan islam di Kota Medan. Rumah sakit ini berdiri tanggal 04 Juli 1992
dan terletak di jalan RS. Haji-Medan Estate Kabupaten Deli Serdang dan
termasuk dalam 17 rumah sakit di Kota Medan yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna
atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan
(RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup
tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan
lainnya.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan ada
beberapa permasalahan terutama menyangkut dalam pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan kepada pasiennya. Hal ini
terungkap karena penulis seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang
Non Jamkesmas bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


diberikan baik dari kualitas perlengkapan maupun kualitas pelayanan lainnya
seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Haji Medan
selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang
memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasien Non-
Jamkesmas yang notabene adalah pasien yang menanggung biaya rumah sakit
secara pribadi. Bila pasien yang Non J amkesmas saja pelayanan kesehatan yang
diberikan kurang memuaskan, bagaimana lagi pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien yang termasuk dalam pengguna Jamkesmas. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Haji Medan sebagai
salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima pengguna J amkesmas
melakukan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pengguna Jamkesmas
dengan cara mencari tahu bagaimana Persepsi pengguna Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Haji Medan.









Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikemukakan yaitu bagaimana Persepsi pengguna Jamkesmas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Persepsi
pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Haji Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau
referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama
model pemecahan masalah pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji
Medan kepada pengguna Jamkesmas khususnya dan bagi instansi yang terkait
baik pemerintahan maupun pihak yang lainnya.








Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan
definisi operasional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan, tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana
penulis mengadakan penelitian.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil
penelitian dan pembahasannya
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan
sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam
pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap satu objek yang ada
disekitar manusia pada dasarnya berbeda dengan lainnya karena sebagai makhluk
individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan pemahamannya. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman
seseorang terhadap suatu objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk
persepsi orang tersebut terhadap objek begitu pula sebaliknya.
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception
berasal dari bahasan Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau
mengambil (Sobur, 2003). Persepsi seseorang bisa diartikan sebagai proses,
pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang
sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. Jadi setiap orang tidak
terlepas dari persepsi.
Persepsi menurut Morgan, King dan Robinson (Rukminto, 1994),
persepsi menunjuk bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan
mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia.
Sedangkan menurut Kimbal Young (Walgito, 1999), persepsi adalah
sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan, mengidentifikasikan dan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


memahami objek baik fisik maupun sosial. Definisi ini menekankan bahwa
persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu
merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan
objek yang dirasakannya tersebut.

2.1.2 Proses Persepsi
Adapun proses persepsi menurut Udai Pareek (Sobur, 2003) antara lain:
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. Kita melihat
sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita
mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk
memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi
untuk diproses lebih lanjut. Ada dua kumpulan faktor menentukan seleksi
rangsangan itu, yaitu:
a. Faktor-faktor intern
1) Kebutuhan psikologis
Kebutuhan seseorang mempengaruhi persepsinya. Kadang-kadang, ada
hal yang kelihatan (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan
psikologis. Misalnya, seorang yang haus bisa melihat air di banyak
tempat; fatamorgana seperti itu biasa sekali terjadi di padang pasir.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


J ika seseorang kehilangan hal tertentu yang dibutuhkan, mereka lebih
sering melihat barang itu.
2) Latar belakang
Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi.
Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang
dengan latar belakang yang sama.
3) Pengalaman
Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang,
hal-hal, dan gelaja-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman
pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam
bekerja dengan jenis orang tertentu, mungkin akan menyeleksi orang-
orang ini untuk jenis persepsi tertentu.
4) Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seorang yang introvert
mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama
sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian mempegaruhi
seleksi dalam persepsi.
5) Sikap dan kepercayaan umum
Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orang-
orang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau
karyawan yang termasuk kelompok bahasa tertentu, besar
kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan
oleh orang lain.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


6) Penerimaan diri
Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi.
Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas
menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada
mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Untuk yang
terakhir ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi. Implikasi dari
fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan
membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri.

b. Faktor Ekstern
1) Intensitas
Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih
banyak tanggapan dari pada rangsangan yang kurang intens.
2) Ukuran
Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik
perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat.
3) Kontras
Biasanya, hal-hal lain dari biasa kita lihat akan cepat menarik
perhatian. J ika orang biasa mendengar suara tertentu dan sekonyong-
konyongnya ada perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik
perhatian. Banyak orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal
yang aneh untuk menarik perhatian. Prilaku yang luar biasa menarik
perhatian karena prinsip-prinsip perbedaan itu.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009



4) Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang
diam.
5) Ulangan
Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Akan tetapi,
ulangan yang terlalu sering, dapat menghasilkan kejenuhan semantik
dan dapat kehilangan arti perseptif.
6) Keakraban
Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini
terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.
7) Sesuatu yang baru
Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor keakraban. Akan
tetapi, hal-hal baru juga menarik perhatian. J ika orang sudah biasa
dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik
perhatian.
3. Proses Pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalan suatu bentuk.
Ada tiga dimensi utama dalam pegorganisasian rangsangan, yaitu :
a. Pengelompokan
Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam suatu
bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan
itu, antara lain :
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


1) Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu
kelompok.
2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga
dikelompokkan menjadi satu.
3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap
belum lengkap.
b. Bentuk timbul dan latar
Prinsip lain dari dalam mengatur rangsangan disebut bentuk timbul dan
latar. Hal ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik
dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada
kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu
yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di
latar belakang.
c. Kemampuan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-
perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Dunia perspsi diatur menuut
prinsip kemantapan. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor
ketetapan memainkan peranan yang penting.
4. Proses Penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi
persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan
arti pada berbagai data dan informasi yang diteima.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


5. Proses Pengecekan
Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses
pengecekan ini mengkin terlalu cepat dilakukan dari waktu ke waktu untuk
menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau data baru.
Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang-
orang lain mengenai persepsi mereka.
6. Proses Reaksi
Tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak sehubungan dengan
apa yang telah dicerap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat
suatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak
sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah
dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum
menimbulkan suatu tindakan. Lingkaran persepsi ini bisa tersembunyi dan
bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat
atau sikap, sedangkan tindak yang terbuka berupa tindakan nyata
sehubungan dengan persepsi itu. Satu gelaja yang telah menarik perhatian
sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah pembentukan kesan.
Pembentukan kesan ialah cara seorang pencerap membentuk kesan
tertentu atas suatu objek atau atas seseorang menurut cirri-ciri yang
dicerapnya, atau data yang ia terima dari berbagai sumber.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.2 Jamkesmas
2.2.1 Pengertian Jamkesmas
Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat
dan merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses
dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan
sehingga tidak ada lagi Maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan
karena alasan biaya (Prapatan, 2008).

2.2.2 Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu
mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya
dan Rumah Sakit.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin.
c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel.


3. Sasaran
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di
seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang
sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.

2.2.3 Prosedur Pelayanan Kesehatan
Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai
berikut :
1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke
Puskesmas dan jaringannya.
2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunujukkan Kartu
Jamkesmas.
3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka
yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai
surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum
mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergensi.
4. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di rumah sakit peserta harus
menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan
berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero).
Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat
Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan
kesehatan.


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


5. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di rumah sakit peserta harus
menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan
berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Akes (Persero). Bila
berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat
Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan
inap.
6. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat
di rumah sakit, peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari
Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit
(PPTRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas
PT. Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero)
mengeluarkan surat keabsahan peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat
prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan
rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap.









Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Gambar 2.2.3
Alur Pelayanan di Rumah Sakit



2.2.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit
yaitu :
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi :
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh
dokter spesialis atau umum.
b. Rehabilitasi Medik
c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik
d. Tindakan medis kecil atau sedang
e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium Rumah Sakit
Peserta
Loket
RS
SKP
Pelayanan
Kesehatan
RJTL
RITJ
Pulang
Daftar Peserta
Jamkesmas menurut SK
Bupati / Walikota
Kasus
Emergency
Verifikasi Kepesertaan
oleh PPTRS
( PT.Askes)
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


g. Pelayanan darah
h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit
2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi :
a. Akomodasi rawat inap pada kelas III
b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik
d. Tindakan medis
e. Operasi sedang dan besar
f. Pelayanan rehabilitasi medis
g. Perawatan intensif (ICU)
h. Pemberian obat mengacu Formalium Rumah Sakit
i. Pelayanan darah
j. Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit











Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.3 Pelayanan Kesehatan
2.3.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat (Azwar, 1995).

2.3.2 Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu
yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi
dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut, (WHO, 1992) :
1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran
sumberdaya bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat,
klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial ekonomi yang lain seperti
pendidikan, air dan persediaan makanan.
2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada
adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang
ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling
membutuhkannya.
3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor sosial, budaya, dan
ekonomi di samping biologi dan lingkungan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


4. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang
lebih banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat,
dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara
menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat.

2.3.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan
Menurut Evan (Astaqauliyah, 2008) dibandingkan dengan kebutuhan
hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri
utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information
dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan
sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.
1. Uncertainty
Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan
pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya
biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk
menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan
kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai
sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya.. Maka dalam hal ini
seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia
menderita sakit.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2. Asymetry of Information
Sifat kedua asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen
pelayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan
provider(dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak
tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan
oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan
Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan,
pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia
membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal
dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia
mengetahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui
apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun
pasien mungkin seorang profesor sekalipun.
3. Externality
Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja
mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah
konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat
dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai
bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi
tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa
bersama (publik). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli
ekonomi kesehatan seperti Feldstein (1993).


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.3.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan
Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan,
banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup
delapan hal pokok yakni tersedia (Available), wajar (Appropriate),
berkesinambungan (Continue), dapat diterima (Acceptable), dapat dicapai
(Accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu
(quality) (Azwar, 1995).
1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan (Available)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut
tersedia di masyarakat.
2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan (Appropriate)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat
wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan (Continue)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat
berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau
kebutuhan pelayanan kesehatan.
4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan (Acceptable)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut
dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.
5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan (Accesible)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai
oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan (Affordable)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat
dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.
7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan (Efficient)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut
dapat diselenggarakan secara efisien.
8. Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality)
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat
menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman.
Adapun kriteria-kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob
Woworutu (Noveniawanata, 2008) adalah :
1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi.
2. Mampu memberikan pelayanan yang baik.
3. Tidak berbelit-bekit.
4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat.
5. Dapat menguntungkan semua pihak.
Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah
dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari
wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam
kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan
mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang
dapat saja melakukan penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar
belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995).

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.4 Kerangka Pemikiran
Sulitnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara
ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal.
Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY J K telah diambil
kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Maskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang
kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan
Masyarakat atau Jamkesmas.
Apabila masyarakat miskin yang sudah terdaftar sebagai pengguna
Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan, maka mereka berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Salah satu rumah sakit di Medan yang menerima pengguna
Jamkesmas adalah Rumah Sakit Haji Medan. Dengan demikian Rumah Sakit Haji
Medan harus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna
Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RITL).
Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit Haji Medan,
para pengguna Jamkesmas akan mempunyai persepsi baik itu bersifat positif atau
negatif tentang bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji
Medan. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pengguna
Jamkesmas tersebut terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah
Sakit Haji Medan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Gambar. 2.4
Bagan Kerangka Pemikiran






















Rumah Sakit Haji Medan
1. Sarana dan prasarana.
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan
administrasi
Persepsi pengguna J amkesmnas
terhadap pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Haji Medan
Pengguna Jamkesmas
Pelayanan kesehatan yang
diberikan RS Haji Medan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.5 Definisi Konsep & Definisi Operasional
2.5.1 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep
bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan
secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah
pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.
Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan
konsep yang diangkat dalam penelitian ini :
1. Persepsi adalah proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang
disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan
atau kerjasama.
2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan
merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu.
3. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


2.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti
dengan menggunakan satu variabel atau dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagiamana mengukur suatu variabel.
Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (X) adalah segala gejala faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai
variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul
menjadi variabel terikat yang berbeda atau lain atau bahkan sama sekali tidak ada
yang muncul (Nawawi, 1995). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengguna Jamkesmas dengan indikator :
a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas.
b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit.
c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur
yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan
bukannya karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pelayanan kesehatan dengan indikator :
a. Kebutuhan pasien dapat di penuhi.
Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap bagi pasien RITL dan
RJTL pengguna Jamkesmas seperti kamar inap, obat-obatan, peralatan dan
perlengakapan pelayanan kesehatan lainnya.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


b. Mampu memberikan pelayanan yang baik.
1) Cepatnya tanggapan dari petugas kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas.
2) Sikap yang baik dari petugas kesehatan dalam melayani pasien RITL dan
RJTL pengguna Jamkesmas .
3) Adanya komuniksi yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien
RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas.
c. Tidak berbelit-belit.
1) Administrasi masuk rumah sakit yang mudah bagi pasien RITL pengguna
Jamkesmas.
2) Administrasi yang mudah untuk berobat bagi pasien RJTL penggguna
Jamkesmas.
3) Adanya kejelasan yang tepat tentang jenis penyakit yang diderita pasien
pengguna Jamkesmas.
d. Menyingkat waktu tunggu pasien.
Dipermudah dan dipercepat pelayanan pengurusan administrasi bagi pasien
RJTL dan RITL sehingga pasien tidak harus mengantri berjam-jam lamanya.
e. Dapat menguntungkan semua pihak.
1) Bagi rumah sakit dapat menigkatkan pendapatan atau keuntungan untuk
rumah sakit.
2) Bagi pasien RITL dan RJTL mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang
diderita.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskripstif yaitu suatu prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau
objek peneleitian (seseorang, lembaga, masayarkat, dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagimana adanya ( Nawawi,
1990).
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana persepsi pengguna J amkesmas terhadap pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di Jalan
RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu
penelitian (Nawawi, 1990).


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata
jumlah pengguna Jamkesmas yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Haji Medan dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 1.
J umlah Pasien J amkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan
No Bulan Jumlah Pasien
Rawat Inap
(/Pasien)
Jumlah Pasien
Rawat Jalan
(/Pasien)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
222
209
184
165
186
67
858
1092
901
690
836
316
JUMLAH 1033 4693
Sumber : Rumah Sakit Haji Medan. 2008

3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004). Pada penelitian
ini jumlah sampel tidak dapat dihitung dengan pasti. Hal ini dikarenakan yang
menjadi sampel adalah pasien yang menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan
Masyarakat di Rumah Sakit Haji Medan yang tiap hari atau bulannya tidak bisa
dipastikan jumlahnya.
Pasien yang menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji
Medan dari bulan April sampai Desember 2008 berjumlah 1033 orang untuk
rawat inap dan 4693 orang untuk rawat jalan, jadi rata-rata yang pasien yang
berobat tiap bulannya adalah 172 orang untuk rawat inap dan 782 untuk rawat
jalan. Maka penulis hanya mengambil 10 % dari jumlah pasien yang berobat
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


28
setiap bulannya yaitu 17 orang untuk rawat inap dan 78 untuk rawat jalan,
sehingga total responden yang akan peneliti teliti berjumlah 95 orang.
Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan
dengan sengaja. Dalam hal ini, yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah pengguna Jamkesmas yang memiliki kriteria-kriteria, sebagai berikut :
a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas.
b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit.
c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau
sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai
berikut :
a. Metode Angket
Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk
rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam
sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi.
Setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti.


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara.
Pada penelitian ini penulis menggunakan guide interview yang ditujuan
kepada informan kunci (key informan) yaitu pegawai, perawat maupun dokter
yang bekerja di Rumah Sakit Haji Medan.
c. Metode Observasi
Observasi adalah mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan
dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang menjadi sarana
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan library research (studi kepustakaan),
yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data yang berkaitan dengan
masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.

3.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data pada peelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data
dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam
bentuk frekuensi dan kemudian dianalisa. Dimana analisa data yang dilakukan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian.
2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada
untuk mengkalsifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam
menjadi singkat.
3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya.
4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang
beraneka ragam menjadi singkat.
5. Menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori.
6. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu Tabel
Tunggal sehingga dapat dibaca dengan mudah.



















Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat
Sejak awal tahun 1960 sudah mulai terdengar suara-suara dari kalangan
ummat Islam di sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan yang
mendambakan terwujudnya sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam. Hal ini
disebabkan karena rumah sakit yang telah ada dirasakan belum mampu
memberikan dakwah dan misi secara menyeluruh.
Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang
banyak menimbulkan korban jemaah haji Indonesia dan kebetulan sekali gagasan
dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit ini sejalan pula dengan niat
pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Haji di Empat embarkasi calon
jemaah haji Indonesia.
Pada tanggal 28 Februari 1990 di J akarta, Presiden Republik Indonesia
menandatangani prasasti untuk pembangunan empat Rumah Sakit Haji di
Indonesia, yakni ; Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan melalui Surat
Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K.
Tanggal 7 Maret 1991 dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan
dan akhirnya peletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan
dilakukan oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Bapak H.
Munawir Sadjali dan Bapak Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara yaitu
Bapak Raja Inal Siregar pada pada tanggal 11 Maret 1991.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Gagasan untuk mendirikan rumah sakit yang bernafaskan Islam
dicetuskan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara setelah mengadakan
studi perbandingan ke beberapa Daerah Tingkat I di Indonesia, sperti DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dari studi perbandingan ini
diperoleh informasi bahwa pemerintah daerah stempat sudah sejak lama
mengusahakan infak dari para calon jemaah haji agar terkumpul dan dimanfaatkan
untuk pembangunan saran fisik yang dibutuhkan oleh ummat Islam di daerah
tersebut. Dalam suatu keputusan, DPRD Tingkat I Sumatera Utara menyarankan
agar hal yang sama dapat pula dilaksanakan di Medan.
Pengumpulan infak di mulai dari Jemaah Haji Sumatera Utara pada
musin haji tahun 1991 M/1410 H yang deprogram untuk membangun Rumah
Sakit Islam di Sumatera Utara. Dalam rangka pembangunan Rumah Sakit Islam
tersebut, maka pada tanggal 31 Juli 1991 diadakan pertemuan di kantor KDH
Tingkat I Sumatera Utara, gagasan ini dikembangkan kepada masyarakat
Sumatera Utara.
Pada awalnya ada keraguan dikalangan ummat Islam Sumatera Utara.
Hal ini disebabkan pengalaman masa lalu, karena terlalu sering dilontarkan pada
masyarakat tetapi kemudian hilang dan lenyap begitu saja. Namun setelah
langkah-langkah nyata terlihat, masyarakat mulai yakin dan percaya.
Keyakinan ini segera diikuti dengan memberikan partisipasi masing-
masing secara lebih efektif dan nyata, sementara gagasan mendirikan Rumah
Sakit Islam terus berkembang. Secara kebetulam gagasan dan pelaksanaan
pembangunan rumah sakit yang pada waktu itu tengah dalam proses, segera
mendapat persetujuan dan dukungan dari pemerintah pusat yakni berupa
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


penyaluran bantuan dari Garuda Indonesia Airways (GIA) melalui Departemen
Agama Republik Indonesia dan Yayasan Amal Bhakti Pancasila Jakarta, bahkan
bantuan dari instansi lain yang ada di Jakarta diusahakan. Kemudian pada tanggal
4 Juli 1992 Rumah Sakit Haji Medan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto
dan pada tanggal 15 Juli 1992 telah mulai melaksanakan pelayanan kesehatan
pada masyarakat umum dan J emaah Haji Embarkasi Bandara Polonia Medan.
Kemudian melalui Surat Kepala Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi
Sumatera Utara tanggal 7 September 1995 No. 440.441/373/IX/195 tentang
pembolehan izin sementara kepada Ketentuan Umum Panitia Pembangunan
Rumah Sakit Haji Medan untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit
Umum dengan nama Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di jalan RS. Haji
Medan Estate Kabuapaten Deli Serdang.
VISI
Mewujudkan RS. Haji Medan sebagai Rumah Sakit yang bernafaskan
Islam dalam semua kegiatannya, di Sumatera Utara.
Misi
1. Pelayanan Kesehatan yang Islami, professional dan bermutu dengan
tetap peduli pada kaum duafa.
2. Melaksanakan dakwah Islamiah dalam setiap kegiatannya.
3. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim.
Falsafah
Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari Iman Amal Saleh, dan
ibadah kepada Allah SWT.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Motto
Bekerja sebagai ibadah, Ikhlas dalam pelayanan dan Istiqomah dalam
pendirian.

4.2 Stuktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan
Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat tugas masing-masing
bagian, yaitu :
1. Direktur
a. Menetapkan kebikasanaan pokok pengelolaan rumah sakit yang meliputi
barang-barang.
b. Memimpin, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi semua
pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan.
c. Pengelolaan keuangan dan administrasi rumah sakit.
d. Menetapkan program kerja dan sasaran rumah sakit setiap tahun setelah
mendapatkan persetujuan pemilik.
e. Mengkoordinasi penyelenggaraan fungsi-fungsi pelayanan medis,
administrasi dan keuangan serta perawatan.
f. Menetapkan pengangkatan promosi, demosi, dan pemberhentian kepala
bagian dan seleksi serta tingkat tinggi rumah sakit.
2. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan
a. Menetapkan dan mengkoordinasikan serta mengendalikan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis dan perawatan pada pasien.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


b. Menetapkan tarif dan jasa pelayanan kepada pasien setelah berkonsultasi
dengan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan dan mendapat
persetujuan dari Direktur/Kepala Rumah Sakit.
c. Mengambil keputusan mengenai masalah-masalah penting yang
menyangkut kelangsungan penyelenggaraan pelayanan medis dan
perawatan kepada pasien.
3. Kepala Bidang Medis
a. Melaksanakan diagnosa pengobatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan serta penyuluhan kesehatan.
b. Memberikan pelayanan medis secara terpadu kepada pasien di instalasi
sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.
4. Kepala Bagian Perawatan
a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pencegahan asuhan dan
pelayanan perawatan dan mutu keperawatan.
b. Melakukan penyusunan standar asuhan dan pelayanan keperawatan.
c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilai pelaksanaan.
d. Melakukan penempatan tenaga para medis, perawatan atas usulan kepala
bidang terkait.
5. Wakil Direktur Medis dan Pendidikan
a. Menetapkan dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kebutuhan
penunjang medis.
b. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian
penunjang media.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


c. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian
terhadap para tenaga medis.
6. Kepala Bidang Penunjang Medis
a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, non medis, obat-obatan
dan bahan untuk kebutuhan fasilitas pelayanan penunjang medik.
b. Melakukan penyediaan fasilitas pelayanan penunjang medis.
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pasien.
7. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian
a. Melakukan penyelenggaraan program pendidikan dan enilaian medis dan
non medis.
b. Memberikan bimbingan, asuhan, dan informasi kepada tenaga medis dan
non medis.
c. Memberikan bimbingan sekaligus mendampingi serta membantu bagi
siswa yang akan melakukan penelitian.
8. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
a. Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses pengelolaan
tuga dari bimbingan umum, penyusunan anggaran dan perbendaharaan,
akuntansi perencanaan dan rekan medik serta kerohanian.
b. Melaksanakan fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian
dan penganggaran.
c. Mengusulkan pengangkatan promosi, demosi dan pemberhentian
karyawan di lingkungan administrasi umum dan keuangan.
9. Kepala Bagian Umum
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dibuat
pimpinan yang berkaitan dengan ketatuasahaan kepegawaian serta hal-hal
umum lainnya.
b. Melaksanakan kebijakan organisasi.
c. Melaksanakan kebijakan berbagai prosedur, metode dan sistem
perkantoran serta menetukan standar pekerjaan kantor.
d. Menerima laporan pemasukan dan pendistribusian alat-alat dan
perlengkapan medis setiap harinya.
e. Menerima laporan akhir bulan dari sub bagian tata usaha berkaitan dengan
persediaan barang.
f. Membuat laporan perpindahan, pemberhentian, pengundur diri dan
penambahan pegawai atas persetujuan pimpinan.
g. Mengkonsep surat-surat ke luar dan ke dalam sesuai dengan petunjuk
pimpinan.
10. Kepala Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan
a. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana, mobilitasasi dana,
pemasaran dan pembelian rumah sakit.
b. Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan terhadap setiap sub
bagian di bagian anggaran perbendaharaan.
c. Mengembangkan metode baru dalam melaksanakan pekerjaan untuk
menciptakan suatu sistem kerja yang efisien dan efektif.
d. Menyeleksi setiap[ usulan-usulan pembelian yang datang dari unit-unit
bagian yanga ada dalam rumah sakit untuk selanjutnya diteruskan ke
Direktur/Wakil Direktur Administrasi Keuangan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


11. Kepala Bagian Akuntansi
a. Memimpin pelaksanaan kegiatan akuntansi yang meliputi pengumpulan
dan pengelolaan data penyusunan laporan dengan sistem akuntansi yang
ditetapkan.
b. Memeriksa keabsahan setiap bukti pembukuan dan transaksi.
c. Membukukan setiap faktur yang masuk yang telah dtetapkan jatuh tempo
ke buku besar pendapatan uang.
d. Mencatat honor dokter ke buku besar dokter.
12. Kepala Bagian Perencanaan dan Rekam Medik
a. Melaksanakan pengawasan kerja terhadap setiap sub bagian rekam medik
dan perencanaan.
b. Menerima laporan posisi keuangan harian pertanggungjawaban saldo kas
ke bank.
c. Membuat laporan posisi keuangan, tagiahan-tagihan maupun uatng-utang
yang jatuh tempo.
d. Memiliki kebenaran tentang daftar gaji, uang lembur, honor dokter dan
lain-lain yang akan dibayarkan oleh bagian keuangan.
e. Bertanggung jawab terhadap perhitungan dan pembayaran pajak rumah
sakit, karyawan maupun dokter.
f. Menyusun anggaran bagian keuangan untuk disampaikan kepada pimpinan
melalui bagian perencanaan dan anggaran.



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji
4.3.1 Fasilitas Rawat Jalan
Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien
yang ingin rawat jalan, antara lain :
a. Poliklinik Bedah
b. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
c. Poliklinik Penyakit Dalam
d. Poliklinik Anak
e. Poliklinik Mata
f. Poliklinik Kulit dan Kelamin
g. Poliklinik Syaraf
h. Poliklinik J iwa
i. Poliklinik Paru
j. Poliklinik Gigi
k. Poliklinik THT
l. Poliklinik Jantung
m. Poliklinik Fisioterapi
n. Poliklinik Orthopedi
o. Klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing)
p. Instalasi Gawat Darurat




Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


4.3.2 Fasilitas Rawat Inap
Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien
yang ingin rawat inap dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2.
Jumlah tempat tidur untuk pasien
TEMPAT TIDUR JUMLAH
Utama A
Utama B
I-A
I-B
II
III
ICU
Ranjang Bayi
4
17
17
28
68
87
14
15
J u m l a h 250
Sumber : Rumah Sakit Haji Medan, 2009

4.3.3 Pelayanan Penunjang
Adapun pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan
untuk para pasien, antara lain :
a. Rehabilitasi Medis
b. Farmasi
c. Ambulance
d. Laundry
e. Dapur atau Kitchen
f. Incenerator
g. Kerohanian



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009



4.3.4 Dokter
Rumah Sakit Haji Medan memiliki 100 orang dokter ahli, yaitu :
a. Dokter ahli bedah 12 orang
b. Dokter ahli kebidanan dan kandungan 13 orang
c. Dokter ahli penyakit dalam 5 orang
d. Dokter ahli anak 8 orang
e. Dokter ahli mata 4 orang
f. Dokter ahli penyakit kulit dan kelamin 4 orang
g. Dokter gigi 4 orang
h. Doketr ahli THT 4 orang
i. Dokter ahli paru 7 orang
j. Dokter ahli jantung dan pembuluh darah 4 orang
k. Dokter ahli syaraf 3 orang
l. Dokter ahli patologi klinik 2 orang
m. Dokter ahli patologi anatomi 3 orang
n. Dokter penyakit jiwa 3 orang
o. Dokter ahli Anaestesi 10 orang
p. Dokter ahli Radiologi 3 orang
q. Dokter umum 11 orang





Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009



BAB V
ANALISA DATA

Bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di
lapangan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner diisi
oleh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan pasien Rawat Inap Tingkat
Lanjutan sebagi sampel sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu
pada bab Metode Penelitian bahwa sampel yang akan diambil sebanyak 78 orang
untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan 17 orang untuk Pasien Rawat Inap
Tingkat Lanjutan. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui persepsi
pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.
Dalam pengumpulan kembali kuseioner yang disebar ternyata 95 orang
yang telah disebar semuanya terkumpul dan semua pertanyaan dalam pertanyaan
terjawab dengan benar.

5.1 Identitas/ Karakteristik Responden Pasien Rawat Jalan Tingkat
Lanjutan (RJTL)
5.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jumlah pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat
Lanjutan yang menjadi responden peneliti berjumlah 95 orang dimana jumlah
responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 68 orang dan pria sebesar 27
orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009



Tabel 3.
Distribusi Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
Wanita
Pria
68
27
71,6 %
28,4%
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 3 di atas jumlah responden yang berjenis kelamin
wanita lebih banyak yaitu 68 orang atau 71,6 %, sedangkan jumlah responden
yang berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang atau 28,4 %. Hal ini dikarenakan
selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang
melakukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJ TL) dan Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RITL) yang menjadi responden kebanyakan dari kaum wanita.

5.1.2 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur
Tabel 4.
Distribusi Menurut Umur
No Kategori Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
10 20
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
71 ke atas
4
15
23
31
8
10
4
4,2%
15,8 %
24,2 %
32,7 %
8,4%
10,5%
4,2%
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 4 di atas jumlah responden menurut umur yang
paling banyak adalah berkisar umur 41-50 tahun yaitu sebesar 31 orang atau 32,7
%, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur 10 20 tahun
dan 71 ke atas sebesar 4 orang atau 4,2 %. Hal ini dikarenakan ketika peneliti
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang menggunakan
Kartu Jamkesmas sebagian besar adalah pasien yang umurnya berkisar antara 41
50 tahun.

5.1.3 Karakteristik Responden Menurut Agama
Tabel 5.
Distribusi Menurut Agama
No Agama Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Islam
Kristen
Hindu
Budha
Konghucu
94
1
0
0
0
98,9%
1,1%
0
0
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 5 di atas jumlah responden yang menganut agama
paling banyak adalah agama Islam yaitu sebesar 94 orang atau 98,9 %, sedangkan
sisanya adalah agama Kristen yaitu 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan,
Rumah Sakit Haji Medan adalah salah satu rumah sakit di Medan yang
bernafaskan Islam. Hal ini terlihat dari visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit
Haji Medan.

5.1.4 Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian
Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang menjadi responden memiliki
mata pencaharian yang berbeda-beda, yaitu:
Tabel 6.
Distribusi Menurut Mata Pencaharian
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Pelajar
Petani
Tukang Becak
Buruh
Supir Angkot
Tidak Ada Pekerjaan
Lainnya
51
5
4
4
4
9
2
6
10
53,7%
5,3%
4,2 %
4,2 %
4,2 %
9,5 %
2,1 %
6,3 %
10,5 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 6 di atas mata pencaharian sebagian besar pasien
yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 51 orang atau
53,7 %, sedangkan yang paling sedikit adalah supir angkot yaitu sebesar 2 orang
atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari responden peneliti adalah
kaum ibu dan mereka ini tidak memiliki mata pencaharian di luar rumah, artinya
pekerjaan mereka hanya mengurus rumah tangganya saja.

5.1.5 Karakteristik Responden Menurut Suku
Tabel 7.
Distribusi Menurut Suku
No Suku Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Batak
Jawa
Melayu
Padang
Lainnya
31
44
5
10
5
32,6 %
46,3%
5,3%
10,5 %
5,3%
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Rumas Sakit Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit Islam di
Medan dan terletak di jalan RS. Haji Medan Estate No.1 Deli Serdang. Penduduk
yang tinggal di sekitar daerah rumah sakit terdiri dari bermacam-macam suku
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


bangsa. Akan tetapi, ketika peneliti melakukan penelitian di rumah sakit, pasien
yang banyak datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah dari suku
Jawa. Hal ini terlihat dari Tabel 7 di atas, sebagian besar pasien Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji
Medan adalah suku Jawa yaitu berjumlah 44 orang dengan persentase 46,3 %,
sedangkan yang paling sedikit yaitu yang termasuk dalam yang Lainnya (Aceh
dan Sunda) yaitu berjumlah 5 oarang atau 5,3 %.

5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas
Tabel 8.
Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tahu
Tahu
Kurang Tahu
Tidak Tahu
2
26
31
36
2,1%
27,4 %
32,6 %
37,9 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Sebagian besar responden kurang atau tidak mengetahui tentang
pengertian dari Program Jamkesmas. Program Jamkesmas sebenarnya adalah
program yang di buat oleh pemerintah agar akses dan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi masyarakat
miskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya.
Akan tetapi ada sebagian dari mereka bahkan tidak tahu apa kepanjangan dari
Program Jamkesmas itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pengetahuan responden terhadap pengetian dari program Jamkesmas ini masih
rendah. Hal ini terlihat dari tabel 8.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Berdasarkan Tabel 8 di atas dari responden yang di teliti, pengetahuan
sebagian dari mereka tentang pengertian Program Jamkesmas sangatlah rendah
yaitu sebanyak 31 orang atau 32,6 % kurang mengetahui program dan sebanyak
36 orang atau 37,9 % sama sekali tidak tahu tentang Program Jamkesmas.
Sedangkan yang hanya sekedar tahu sebesar 26 orang dengan persentase 27,4 %
dan yang sangat mengetahui program ini hanya berjumlah 2 orang atau 2,1 %. Hal
ini dikarenakan masih minimnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait
kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas. Sebagian besar responden
yang kurang tahu atau bahkan tidak tahu tentang program Jamkesmas ini
mendapatkan kartu peserta Jamkesmas dengan cara diantar oleh pihak Kepala
Lingkungan atau Kepala Lorong tempat mereka tinggal tanpa ada penjelasan
yang konkrit tentang Program ini.
Tabel 9.
Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program J amkesmas
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Tahu
Kurang Tahu
Ragu-ragu
Tidak Tahu
24
48
1
22
25,3 %
50,5 %
1,1 %
23,1 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 9 di atas sebagian besar dari responden yang diteliti
kurang tahu tentang tujuan dari Program Jamkesmas, dari total keseluruhan
sampel yang berjumlah 95 orang hanya 24 orang saja dengan persentase 25,3 %
yang tahu tentang tujuan program, sedangkan yang lain kurang tahu sebanyak 48
orang dengan persentase 50,5 %, ragu-ragu sebanyak 1 orang dengan persentase
1,1 % dan tidak tahu sama sekali sebanyak 22 orang dengan persentase 23,1 %.
Kebanyakan dari para responden yang diteliti hanya mengetahui tujuan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Jamkesmas adalah untuk berobat gratis, akan tetapi tujuan sebenarnya dari
program ini mereka tidak tahu.
Adapun tujuan dari program Jamkesmas menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia yaitu :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat
pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak
terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas, sehingga mereka
hanya mengetahui tujuan dari program ini hanya sebatas untuk berobat gratis saja.
Tabel 10.
Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Setuju
Kurang Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
95
0
0
0
100 %
0
0
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Tujuan umum dari program Jamkesmas ini adalah untuk meningkatkan
akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


efisien. Program kesehatan ini biayanya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
Oleh karena itu, masyarakat yang tergolong kurang mampu atau miskin sangat
menyambut baik adanya program ini. Hal ini terlihat dari tabel 10.
Berdasarkan Tabel 10 di atas, diketahui bahwa seluruh responden yang
diteliti menyetujui adanya program Jamkesmas ini. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang setuju dengan program ini berjumlah 95 orang dengan persentase
100 %. Dengan adanya program bantuan Jamkesmas ini mereka sangat terbantu
karena sebelum ada program ini mereka jarang berobat ke rumah sakit karena
tidak ada uang untuk membayar tagihannya. Akan tetapi, semenjak program ini
ada mereka tidak ragu lagi untuk berobat ke rumah sakit karena semua biaya
ditanggung oleh pemerintah.
Tabel 11.
Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan
Penerima Pengguna J amkesmas
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tahu
Tahu
Kurang Tahu
Tidak Tahu
1
51
28
15
1,1 %
53,7 %
29,4 %
15,8 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 11 di atas sebanyak 51 orang atau 53,7 % tahu
tentang rumah sakit yang ada di Medan yang menerima peserta Jamkesmas,
sedangkan yang kurang tahu sebanyak 28 orang dengan persentase 29,4 %, tidak
tahu sama sekali sebanyak 15 orang dengan persentase 15,8 % dan 1 orang
dengan persentase 1,1 % yang sangat tahu. Para responden mengetahui rumah
sakit mana saja di kota Medan yang dapat menerima peserta Jamkesmas itu
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


karena banyak mendengar atau tahu dari orang lain. Dari 17 rumah sakit di Medan
yang menerima J amkesmas hampir setengahnya mereka tahu.
5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden
Tabel 12.
Lama Pasien Dirawat Inap
No Suku Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
3 hari
4 6 hari
7 9 hari
10 hari
8
6
1
2
47 %
35,5 %
5,9 %
11,8 %
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 12 di atas responden yang menjadi pasien Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang paling banyak adalah
pasien yang telah 3 hari dirawat di rumah sakit. Dalam penelitian ini, penarikan
sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling artinya penentuan
sampel dilakukan dengan sengaja. Untuk bisa seorang pasien rawat inap menjadi
responden dalam penelitian ini, mereka minimal harus sudah 3 hari menginap dan
dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Oleh sebab itu, peneliti hanya
mewawancarai pasien rawat inap yang minimal sudah 3 hari menginap dan
mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.
Tabel 13.
Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji Medan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
3 kali
4 6 kali
7 9 kali
10 kali
44
22
4
25
46,3 %
23,2 %
4,2 %
26,3 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Berdasarkan Tabel 13 di atas sebanyak 44 orang responden atau 46,3 %
sudah 3 kali memakai Kartu Peserta Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji,
sedangkan responden yang menggunakan kartunya sebanyak 4 6 kali hanya
berjumlah 22 orang dengan persentase 23,2 %, responden yang memakai 10
berjumlah 25 orang dengan persentase 26,3 % dan yang menggunakan kartunya
sebanyak 7 9 kali hanya 4 orang atau 4,2 %. Dalam penelitian ini, penarikan
sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling artinya penentuan
sampel dilakukan dengan sengaja. Untuk bisa seorang pasien menjadi responden
dalam penelitian ini, mereka minimal harus sudah 3 kali menggunakan kartu
Jamkesmasnya untuk berobat di Rumah Sakit Haji Medan. Oleh sebab itu, peneliti
hanya mewawancarai pasien yang minimal sudah 3 kali mendapatkan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.
Tabel 14.
Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
Dokter
Dokter magang (COAS)
95
0
100 %
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 14 di atas sebanyak 95 orang atau 100 % menjawab
dokterlah yang memeriksa kesehatan mereka, sedangkan dokter magang atau
COAS tidak ada. Hal ini dikarenakan dokter adalah sebuah profesi yang sudah
memiliki kode etik profesinya sendiri dan untuk menjadi seorang dokter,
seseorang terlebih dahulu harus mengucapkan sumpah profesi. Sedangkan dokter
magang adalah seorang mahasiswa kedokteran yang menimba ilmu (magang) di
sebuah lembaga kesehatan dan mereka belum memiliki kode etik serta belum
mengucapkan sumpah profesi. Oleh karena itu, di Rumah Sakit Haji Medan hanya
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


dokter saja yang berhak memeriksa dan mengeluarkan resep untuk pasien,
sedangkan dokter COAS hanya membantu dokter dalam memeriksa kondisi
kesehatan pasien.
Tabel 15.
Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
2 kali
3 4 kali
5 kali
15
0
0
100 %
0
0
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 14 pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi
responden menyatakan bahwa dokter hanya memeriksa 2 kali dalam sehari
berjumlah 15 orang atau 100 %. Menurut mereka, dokter hanya bisa datang 2
kali dalam sehari karena mereka harus bekerja lagi di poliklinik Rumah Sakit Haji
Medan sampai siang, kemudian baru bisa melakukan pemeriksaan ke tiap kamar
setelah jam istirahat selesai.
Tabel 16.
Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter
dalam Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Tepat Waktu
Tepat Waktu
Kurang Tepat Waktu
Tidak Tepat Waktu
1
61
30
3
1,1 %
64,2 %
31,6 %
3,1%
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Menurut Dr. BoB Woworutu salah satu kriteria pelayanan kesehatan
dikatakan memusakan apabila dapat menyingkat waktu tunggu pasien
(Noveniawanata, 2008). Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu
pasien adalah dengan cara dokter harus selalu datang tepat waktu (on time).
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Apabila dokter datang tidak tepat waktu sesuai jadwal maka waktu tunggu pasien
akan lama dan sebaliknya apabila dokter datang tepat waktu sesuai jadwal maka
waktu tunggu yang dihabiskan oleh pasien tidak akan lama.
Berdasarkan Tabel 15 di atas sebanyak 61 orang atau 64,2 %
menyatakan bahwa dokter tepat waktu dalam melakukan pemeriksaan kesehatan,
sedangkan yang menjawab kurang tepat waktu berjumlah 30 orang dengan
persentase 31,6 %, tidak tepat waktu berjumlah 3 orang dengan persentase 3,1 %,
sementara yang sangat tepat waktu hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %. Hal ini
dikarenakan
Tabel 17.
Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Sigap
Sigap
Kurang Sigap
Tidak Sigap
0
15
2
0
0
88,2 %
11,8 %
0
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu kriteria pelayanan kesehatan itu di katakan memuaskan apabila
dapat memberikan pelayanan yang baik dan salah satu contohnya dapat dilihat dari
kesigapan dokter atau perawat dalam melayani pasien. Berdasarkan Tabel 16
penilaian pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden
menyatakan dokter dan perawat sigap berjumlah 15 orang atau 88,2 %, sedangkan
yang menyatakan kurang sigap berjumlah 2 orang atau 11,8 %. Menurut responden
yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan, dokter maupun perawatnya
sangat sigap dan tanggap jika pasien memerlukan bantuannya. Hal ini dilihat dari
misalnya ada infus pasien yang bermasalah dan ketika diberitahu kepada perawat
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


yang sedang jaga maka mereka akan langsung datang untuk segera mengecek infus
tersebut.



Tabel 18.
Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter
dalam Menjelaskan Penyakit Responden
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
3
79
12
1
3,1 %
83,2 %
12,6 %
1,1
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 17 di atas sebanyak 95 orang pasien yang menjadi
responden, setengah dari jumlah responden menyatakan bahwa doketr yang
bekerja di Rumah Sakit Haji mampu untuk menjelaskan penyakit yang diderita
Responden. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab mampu
sebanyak 79 orang atau 83,2 %, sedangkan yang menjawab kurang mampu
berjumlah 12 orang dengan persentase sebesar 12,6 %, sangat mampu hanya
berjumlah 3 orang dengan persenase 3,8 % dan yang tidak mampu hanya
berjumlah 1 orang saja dengan persentase 1,1 %. Sebelum melakukan
pemeriksaan dokter terlebih dahulu bertanya mengenai keluahan penyakit yang
diderita oleh pasien. Apabila dokter belum bisa memastikan penyakit apa yang
diderita pasien, dokter menyarankan pasien untuk melakukan tes pemeriksaan
lanjutan seperti tes darah, rontgen, scan, USG dan lain sebagainya. Apabila tes
lanjutan sudah dilakukan, maka dokter bisa memastikan dan menjelaskan kepada
pasien tentang penyakit tersebut.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009






Tabel 19.
Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
6
88
1
0
6,3 %
92,6 %
1,1 %
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar
dan kode etik profesi adalah mengenai hubungan dokter-pasien (Azwar, 1995).
Disini terbinanya sebuah hubungan yang baik antara dokter-pasien sangat di
perlukan. Contoh dari adanya hubungan yang baik antara dokter-pasien dapat
dilihat dari sikap dari para dokter maupun perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
Selama melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi secara
langsung ketika dokter dan perawat memberikan pelayanan kesehatan. Disana
peneliti melihat secara langsung bagaimana dokter maupun perawat yang bekerja
di rumah sakit Haji Medan begitu baik dan ramah terhadap responden yang
notabene adalah pasien Jamkesmas. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat
para responden. Mereka berpendapat bahwa sikap dari dokter maupun perawat
yang bekerja di Rumah Sakit Haji baik. Hal ini terlihat dalam tabel 15.
Beradasarkan Tabel 18 diatas sebanyak 88 orang atau 92,6 %
menyatakan bahwa sikap dari dokter maupun perawat yang bekerja di Rumah
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Sakit Haji Medan baik, sedangkan yang menyatakan sangat baik berjumlah 6
orang dengan persentase 6,3 % dan yang menyatakan kurang baik hanya 1 orang
dengan persentase 1,1 % saja.

Tabel 20.
Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Mudah
Mudah
Tidak Terlalu Sulit
Sulit
1
80
10
4
1,1 %
84,2 %
10,5 %
4,2 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu kriteria suatu pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan
menurut Dr. Bob Woworutu (Noveniawanata, 2008) apabila tidak berbelit-belit.
Contoh dari tidak berbelit-belit ini dapat dilihat dari prosedur administrasi.
Apabila prosedur administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di buat
berbelit-belit, maka dapat dikatakan pelayanan kesehatan itu kurang memuaskan.
Sebaliknya, apabila prosedur administrasi dibuat mudah dan gampang untuk
dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan itu memuaskan. Di
Rumah Sakit Haji Medan sendiri, prosedur administrasi untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan tergolong mudah. Hal ini dapat kita lihat dari tabel jawaban
para responden yang menyatakan bahwa prosedur administrasi di Rumah Sakit
Haji Medan mudah.
Berdasarkan Tabel 19 di atas terlihat sebanyak 80 orang atau 84,2 %
menyatakan bahwa proses administrasi untuk bisa rawat jalan di Rumah Sakit
Haji Medan mudah, sedangkan yang menjawab tidak terlalu sulit berjumlah 10
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


orang dengan persentase 10,5 %, sulit berjumlah 4 orang dengan persentase 4,2,%
dan yang menyatakan sangat mudah hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %.
Untuk bisa berobat rawat jalan seorang pasien pengguna J amkesmas
harus melengkapi beberapa berkas untuk keperluan administrasi. Berkas tersebut
adalah:
a. Kartu Jamkesmas (asli)
b. Surat Rujukan dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah jika pasien
berasal dari luar Kota Medan yang masih aktif (Asli)
c. Kartu Keluarga (Asli)
d. KTP (Asli)
e. Kemudian semua berkas diatas di fotocopy rangkap tiga
J ika semua berkas diatas telah di lengakapi oleh pasien yang ingin rawat
inap, maka pihak administrasi akan langsung memproses data-data pasien, apabila
belum lengkap maka pihak administrasi tidak dapat memproses data-data pasien.
Karena yang menjadi responden peneliti adalah pasien rawat jalan yang minimal
sudah berobat selama tiga kali di Rumah Sakit Haji Medan, maka sebagian besar
sudah mengerti dan faham tentang proses administrasi di rumah sakit tersebut.
Tabel 21.
Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian Petunjuk
atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
Selalu
Sering
Tidak Pernah
8
9
0
47 %
53 %
0
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 20 di atas menyatakan bahwa pasien Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa Rumah
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Sakit Haji Medan selalu memberikan petunjuk atau informasi yang sebenarnya
kepada responden adalah sering berjumlah 9 orang dengan persentase 54 %,
sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 8 orang dengan persentase 47 %.
Hal ini terlihat dari mudahnya para pasien dalam mengurus administrasi untuk
rawat inap.
Tabel 22.
Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih Mengutamakan
Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien Jamkesmas
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Benar
Benar
Kurang Benar
Tidak Benar
1
10
79
5
1,1 %
10,5 %
83,2 %
5,2 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu unsur lain dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu
hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan
pelayanan (Azwar, 1995). Kenyamanan pelayanan disini maksudnya tidak hanya
yang menyangkut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi adalah
yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sikap dan tindakan yang baik
di tunjukkan oleh para dokter maupun perawat kepada pasien pengguna kartu
Jamkesmas. Hal ini terlihat dari jawaban dari para responden yang menyatakan
bahwa tidak benar sikap dan tindakan dari para dokter maupun perawat yang
leebih mengutamakan pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas.
Berdasarkan Tabel 21 di atas penilaian responden yang menyatakan
bahwa tidak benar pihak Rumah Sakit Haji Medan yang lebih mengutamakan
pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas berjumlah 79 orang atau 83,2
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


%, sedangkan yang menjawab benar berjumlah 10 orang dengan persentase 10,5
% tidak benar berjumlah 5 orang dengan persentase 5,2 % dan sangat benar hanya
1 orang atau 1,1 %. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pasien-
pasien rawat jalan sebagian dari mereka berpendapat pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit Haji Medan kepada mereka sama saja dengan pasien yang Non
Jamkesmas. Hal ini menurut mereka terlihat dari proses administrasi yang mudah,
sikap dokter dan perawat yang selalu baik serta ramah pada mereka dan dari segi
pelayanan yang lainnya.
Tabel 23.
Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Nyaman
Nyaman
Kuarang Nyaman
Tidak Nyaman
0
16
1
0
0
94,1 %
5,9 %
0
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 22 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan
(RITL) yang menjadi responden menyatakan kondisi kamar inap nyaman
berjumlah 16 orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan kurang nyaman
hanya 1 orang yaitu 5,9 %. Menurut observasi yang peneliti lakukan kamar inap
untuk pasien rawat inap pengguna J amkesmas termasuk nyaman karena selain
bersih ruangan tidak sumpek dan padat karena rumah sakit tidak
memperkenankan keluarga pasien menunggu pasien dengan menggelar tikar di
kamar sehingga bisa mengakibatkan suasana yang padat dan pengap.
Tabel 24.
Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


1.
2.
3.
4.
Sangat Bersih
Bersih
Kurang Bersih
Tidak Bersih
1
16
0
0
5,9 %
94,1 %
0
0
J U M L A H 17 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 23 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan
(RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa kebersihan kamar inap
Rumah Sakit Haji Medan untuk pengguna Jamkesmas termasuk bersih adalah 16
orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan sangat bersih hanya 1 orang atau
5,9 %. Kamar inap untuk pasien Jamkesmas dalam sehari dilakukan penyapuan
dan pengepelan sebanyak 2 kali yaitu pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan 14.00
WIB. Di kamar inap pun pada siang hari keluarga pasien tidak diperkenankan
untuk menggelar tikar di samping atau dibawah ranjang pasien.
Tabel 25.
Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Lengap
Lengap
Kurang Lengkap
Tidak Lengkap
2
84
9
0
2,1 %
88,4 %
9,5 %
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu unsur dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya
pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan
(Azwar, 1995). Salah satu contoh dari unsur kenyamanan pelayanan ini adalah
tersedianya fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. Salah
satu fasilitas yang harus tersedia di rumah sakit adalah farmasi atau bagian obat.
Di Rumah Sakit Haji Medan terdapat bagian farmasi. Bagian farmasi ini
salah satu tugasnya adalah menyediakan obat-obatan untuk para pasien yang
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


memerlukan obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang
menggunakan kartu Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam
Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obat-
obatan ini lebih dikenal dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Obat ini
selalu tersedia di rumah sakit karena menurut jawaban yang peneliti terima ketika
mewawancarai pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, setiap mereka ingin
menebus obat ke bagian Farmasi Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi
kekosongan stok obat sehingga mereka tidak perlu lagi membeli obat dari luar.
Hal ini terlihat dalam tabel 24 diatas.
Berdasarkan Tabel 24 di atas responden yang menilai kelengkapan obat
di Rumah Sakit Haji Medan lengkap berjumlah 84 orang atau 88,4 %, sedangkan
yang menjawab kurang lengkap sebanyak 9 orang atau 9,5 %, dan sangat lengkap
hanya 2 orang saja dengan persentase 2,1 %. Hal ini terungkap ketika peneliti
mewawancarai mereka. Setiap mereka ingin menebus obat ke bagian Farmasi
Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi kekosongan stok obat sehingga mereka
tidak perlu lagi membeli obat dari luar.
Tabel 26.
Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Rumah Sakit
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Sangat Berkualitas
Berkualitas
Kurang Berkualitas
Tidak Berkualitas
2
89
4
0
2,1 %
93,7 %
4,2 %
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 25 di atas responden yang menyatakan kualitas obat
yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan Kepada mereka berkulitas berjumlah 89
orang atau 93,7 %, sedangkan yang menyatakan kurang berkualitas sebanyak 4
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


orang dengan persentase 4,2 % dan sangat berkualitas berjumlah 2 orang saja atau
2,1 %. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan kartu
Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obat-obatan ini lebih dikenal
dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Walaupun pihak Rumah Sakit
Haji Medan hanya memberikan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) atau yang
biasa di sebut obat generik, tetapi menurut pasien yang menjadi responden obat
tersebut cukup berkualitas karena walaupun harganya murah tapi obat tersebut
cocok dengan mereka.
Tabel 27.
Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.

2.

3.

4.
Selalu terjadi peningkatan
pelayanan dari tahun ketahun.
Ada peningkatan pelayanan
dari tahun sebelumnya
Tidak ada peningkatan
pelayanan dari tahun
sebelumnya
Terjadi penurunan pelayanan
fari tahun sebelumnya
0

24

71

0
0

25,3 %

74,7 %

0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 26 di atas, responden yang menyatakan tidak ada
peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya sebanyak 24 orang atau 25,3 %,
sedangkan yang menyatakan ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya
sebanyak2 4 orang atau 25,3 %.
Tabel 28.
Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang Diberikan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
Sangat Puas
Puas
6
83
6,3 %
87,4 %
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


3.
4.
Kurang Puas
Tidak Puas
6
0
6,3 %
0
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 27 di atas, responden yang menyatakan puas
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan
kepada mereka berjumlah 83 orang atau 87,4 %, sedangkan yang menyatakan
sangat puas berjumlah 8 orang dengan persentase 6,3 % dan kurang puas
berjumlah 6 orang atau 6,3 %. Hal ini terlihat dari mudahnya para responden
dalam melakukan proses administrasi untuk bisa berobat rawat jalan, sikap dari
para dokter dan suster yang baik dan ramah pada mereka, fasilitas yang cukup
lengkap dan pelayanan lainnya yang cukup memuaskan.
Tabel 29.
Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di rumah Sakit Haji Medan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.

2.
3.
4.

5.
Pelayanan kesehatan RSHM
Lebih bagus
Lebih dekat dari tempat tinggal
Rekomendasi dari orang lain
Rujukan langsung dari
puskesmas atau Rumah Sakit
Umum Daerah
Lainnya
17

48
18
8

4
17,9 %

50,5 %
19 %
8,4 %

4,2 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Salah satu ukuran kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan
persyaratan pelayanan kesehatan adalah ketercapaian pelayanan kesehatan
(Azwar, 1995). Artinya pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari
daerah tempat tinggal tentu tidak akan mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai
terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien. Sebaliknya, suatu pelayanan
kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sebagian besar dari pasiennya
adalah warga yang tinggal di dekitar daerah Rumah Sakit. Hal ini terlihat dari
jawaban mereka atas pertanyaan apa alasan mereka menggunakan kartu
Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji Medan.
Berdasarkan Tabel 28 di atas, sebanyak 48 orang atau 50,5 % responden
menyatakan alasan mereka menggunakan kartu Jamkesmasnya di rumah Sakit
Haji Medan adalah karena lebih dekat dari tempat tinggal mereka, sedangkan
yang membuat alasan pelayanan kesehatan dir Rumah Sakit Haji Medan lebih
bagus berjumlah 17 orang dengan persentase 17,9 %, rekomendasi dari orang lain
berjumlah 18 orang atau 19 %, rujukan langsung dari puskesmas atau Rumah
Sakit Umum Daerah berjumlah 8 orang atau 8,4 %, 4 orang atau 4,2 % tergolong
alasan lainnya. Menurut mereka jika ada rumah sakit yang lebih dekat dengan
rumah mereka maka untuk apa jauh-jauh ke rumah sakit yang lain, dengan begitu
mereka bisa menghemat ongkos mereka.
Tabel 30.
Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang Mengganggu
Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
Ada
Tidak Ada
15
80
15,8 %
84,2 %
J U M L A H 95 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 29 di atas responden yang menyatakan bahwa tidak
ada yang mengganggu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di
rumah Sakit Haji sebesar 80 orang atau 84,2 %, sedangkan untuk yang
menyatakan ada gangguan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah
sebesar 15 oarang atau 15,8 %. Menurut mereka yang menyatakan ada hal-hal
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


yang menggangu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah
karena dokter yang menurut mereka kurang tepat waktu.





BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Haji Medan baik itu dari segi fasilitas atau sarana dan prasarana,
pelayanan medis maupun pelayanan administrasi adalah positif. Hal ini terlihat
dari besarnya jumlah tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan. Tingkat kepuasan pasien Pengguna Jamkesmas yang
mendapatkan pelayanan kesehataan di Rumah Sakit Haji Medan adalah sebesar
87,4 %. Artinya hampir seluruh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
maupun Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden puas akan
pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Rumah Sakit Hahi Medan.

4. 2 Saran
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa
saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua, yaitu :
1. Bagi rumah sakit harus tetap bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatannya lagi, baik itu dari segi fasilitas, pelayanan medis
maupun pelayanan administrasinya.
2. Pihak rumah sakit hendaknya memperbanyak pelatihan-pelatihan dan
pendidikan tentang pelayanan bermutu yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan sehari-hari.
3. Hendaknya pemerintah melalui instansi-instansi terkait harus lebih
mensosialisasikan program Jamkesmas ini kepada masyarakat luas, khususnya
kepada mereka yang berhak menerima bantuan.













Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009










DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka
Setia. Bandung.

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.

Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta.

World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB.
Bandung.


Sumber lain :
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari
2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat 2008.

Noveniawanata. 2008. Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pemegang Surat
Kartu Tidak Mampu (SKTM) Di RSUD Dr Abdul Aziz.
http://one.indoskripsi.com. Diakses tanggal 28 Januari 2009.

Syafei, Chandra. 2008. Jamkesmas & Permasalahan di Sumut.
http://www.yaahowu.com/?p=896. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.

Pemerintah Kota Medan. 2008. Dinas Kesehatan Kota Medan Tandatangani
Mou Dengan 17 Rumah Saikit Rujukan Jamkesmas.
www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.
Pemerintah Kota Medan. 2008. Jamkesmas untuk Medan 412.249 Warga.
www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.

Anonim. 2008. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta
Askeskin. http://prapatan.dkk-bpp.com
Badan Pusat Statistik. 2006. Tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006.
. Diakses tanggal 18 September
2008.

http://www.bps.go.id.
Anonim. 2008. Karakteristik Pelayanan Kesehatan.
Di akses tanggal 19 Oktober 2008.

www.astaqauliyah.com .
Diakses tanggal 28 J anuari 2009.











Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009





Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


86
Lampiran-9

Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan

DAFTAR KUESIONER

Petunjuk Pengisian
- Mohon angket ini diisi oleh Anda dengan menjawab seluruh pertanyaan
yang ada.
- Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawabannya.
- Pilihlah jawaban yang palinh sesuai menurut Anda dan berilah tanda
silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.
- J ika ada pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada
peneliti.
- Mohon semua pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung
kepada peneliti.
- Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur, benar dan tidak ada yang
terlewatkan kecuali ada pertunjuk untuk melawatinya.
- Atas kesedian Anda dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti
mengucapkan terima kasih.



Peneliti


Siti Chotimah Lubis





Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


87
A. Identitas/ Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
a. Wanita
b. Pria
3. Umur :
4. Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Hindu
d. Budha
e. Konghucu
5. Pekerjaan :
6. Suku
a. Batak
b. Jawa
c. Melayu
d. Padang
e. Lainnya (sebutkan) :














Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


88
B. Pengetahuan Responden Tentang Program Jamkesmas

7. Apakah Anda tahu apa itu Program J aminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) ?
a. Sangat tahu
b. Tahu
c. Kurang tahu
d. Tidak tahu

8. Apakah Anda tahu tujuan dari Program Jamkesmas itu sendiri ?
a. Tahu
b. Kurang tahu
c. Ragu-ragu
d. Tidak tahu

9. Jika Anda tahu, apakah anda setuju dengan program Jamkesmas tersebut ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
Berikan alasannya :


10. Apakah Anda mengetahui rumah sakit mana saja di kota Medan yang
menerima peserta Jamkesmas ?
a. Sangat tahu
b. Tahu.
c. Kurang tahu
d. Tidak tahu


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


89
C. Pelayanan yang diberikan kepada Pasien Rawat Inap

11. Sudah berapa hari Anda dirawat di Rumah Sakit ini ?
a. 3 hari
b. 4 - 6 hari
c. 7 9 hari
d. 10 hari

12. Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di
Rumah Sakit Haji Medan?
a. 3 kali
b. 4 6 kali
c. 7 9 kali
d. 10 kali

13. Siapakah yang memeriksa Anda ?
a. Dokter
b. Dokter magang (Coas)

14. Berapa kali dokter memeriksa Anda setiap harinya ?
a. Tidak pernah memeriksa
b. 2 kali
c. 3 4 kali
d. 5 kali

15. Apakah dokter selalu datang tepat waktu ketika waktu pemeriksaan ?
a. Sangat tepat waktu
b. Tepat waktu
c. Kurang tepat waktu
d. Tidak tepat waktu


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


90
16. Bagaimana kesigapan dokter atau perawat jika Anda memerlukan bantuannya
?
a. Sangat sigap
b. Sigap
c. Kurang sigap
d. Tidak sigap
Berikan alasannya :

...

17. Apakah dokter yang memeriksa Anda dapat menjelaskan dengan jelas tentang
penyakit yang Anda derita ?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang Mampu
d. Tidak Mampu

18. Bagaimana sikap para dokter atau perawat yang merawat Anda ?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d Tidak baik

19. Bagaimana menurut Anda prosedur administrasi untuk dapat berobat di
Rumah Sakit Haji Medan ?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak terlalu sulit
d. Sulit


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


91
Berikan alasannya :



20. Apakah pihak rumah sakit selalu memberikan petunjuk atau informasi yang
sebenarnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada Anda ?
a. selalu
b. sering
c. Tidak pernah
Berikan alasannya :



21. Apakah menurut Anda pihak rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang
Non-Jamkesmas daripada yang Jamkesmas ?
a. Sangat benar
b. Benar
c. Kurang benar
d. Tidak benar
Berikan alsannya :







Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


92
22. Bagaimana menurut Anda kondisi kamar inap untuk pasien peserta
Jamkesmas ?
a. Sangat Nyaman
b. Nyaman
c. Kurang nyaman
d. Tidak nyaman

23. Bagaimana menurut Anda kebersihan ruang inap untuk peserta Jamkesmas ?
a. Sangat bersih
b. Bersih
c. Kurang besih
d. Tidak bersih

24. Apakah ketersediaan obat di rumah sakit sudah lengkap ?
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Kurang lengkap
d. Tidak lengkap

25. Menurut Anda apakah kualitas obat yang diberikan kepada Anda sudah cukup
baik ?
a. Sangat berkulitas
b. Berkualitas
c. Kurang berkualitas
d. Tidak berkualitas

26. Menurut Anda apakah ada peningkatan pelayanan kesehatan dari keadaan
sebelumnya ?
a. selalu terjadi peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun.
b. Ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya.
c. Tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya.
d. Terjadi penurunan pelayanan dari tahun sebelumnya.

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


93

27. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada Anda
?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Kurang puas
d. Tidak Puas
Berikan alasannya :

....

28. Mengapa Anda lebih memilih menggunakan Jamkesmas Anda di Rumah Sakit
Haji Medan dari pada rumah sakit yang lain. Sebutkan pendapat Anda!


29. Menurut Anda apakah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Anda
sudah maksimal. Berikan pendapat Anda !

....

30. Adakah hal-hal yang mengganggu kelancaran ketika Anda ingin mendapatkan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan ?



Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


94
D. Pelayanan yang diberikan kepada Pasien Rawat Jalan

33. Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di
Rumah Sakit Haji Medan?
a. 3 kali
b. 4 6 kali
c. 7 9 kali
d. 10 kali

34. Siapakah yang memeriksa kesehatan Anda ?
b. Dokter
c. Dokter magang (Coas)

35. Apakah dokter selalu datang tepat waktu ketika waktu pemeriksaan ?
a. Sangat tepat waktu
b. Tepat waktu
c. Kurang tepat waktu
d. Tidak tepat waktu

36. Apakah dokter yang memeriksa Anda dapat menjelaskan dengan jelas tentang
penyakit yang Anda derita ?
a. Sangat mampu
b. Mampu
c. Kurang mampu
d. Tidak mampu

37. Bagaimana sikap para dokter atau perawat yang melayani Anda ?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d Tidak baik


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


95
38. Bagaimana menurut Anda prosedur administrasi untuk dapat berobat di
Rumah Sakit Haji Medan ?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak Terlalu Sulit
d. Sangat Sulit

39. Apakah menurut Anda pihak rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang
Non-Jamkesmas daripada yang Jamkesmas ?
a. Sangat benar
b. Benar
c. Kurang benar
d. Tidak benar

40. Apakah ketersediaan obat di rumah sakit sudah lengkap ?
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Kurang lengkap
d. Tidak lengkap

41. Menurut Anda apakah kualitas obat yang diberikan kepada Anda sudah cukup
baik ?
a. Sangat berkulitas
b. Berkualitas
c. Kurang berkualitas
d. Tidak berkualitas

42. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada Anda
?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Kurang puas

Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


96
d. Tidak Puas

43. Mengapa Anda lebih memilih menggunakan Jamkesmas Anda di Rumah Sakit
Haji Medan dari pada rumah sakit yang lain. Sebutkan pendapat Anda!


44. Menurut Anda apakah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Anda
sudah maksimal. Berikan pendapat Anda !

....

45. Adakah hal-hal yang mengganggu kelancaran ketika Anda ingin mendapatkan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan ?











Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


97
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka
Setia. Bandung.

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.

Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta.

World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB.
Bandung.


Sumber lain :
Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari
2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat 2008.

Noveniawanata. 2008. Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pemegang Surat
Kartu Tidak Mampu (SKTM) Di RSUD Dr Abdul Aziz.
http://one.indoskripsi.com. Diakses tanggal 28 Januari 2009.

Syafei, Chandra. 2008. Jamkesmas & Permasalahan di Sumut.
http://www.yaahowu.com/?p=896. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.

Pemerintah Kota Medan. 2008. Dinas Kesehatan Kota Medan Tandatangani
Mou Dengan 17 Rumah Saikit Rujukan Jamkesmas.
www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.
Pemerintah Kota Medan. 2008. Jamkesmas untuk Medan 412.249 Warga.


Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna J aminan Kesehatan Masyarakat (J amkesmas) Terhadap Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008.
USU Repository 2009


98
www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008.

Anonim. 2008. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta
Askeskin. http://prapatan.dkk-bpp.com
Badan Pusat Statistik. 2006. Tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006.
. Diakses tanggal 18 September
2008.

http://www.bps.go.id.
Anonim. 2008. Karakteristik Pelayanan Kesehatan.
Di akses tanggal 19 Oktober 2008.

www.astaqauliyah.com .
Diakses tanggal 28 J anuari 2009.

Anda mungkin juga menyukai