LP Maternitas
LP Maternitas
Disusun Oleh :
ABU SYAMSUDIN
2008720001
INTENATAL
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Antenatal adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan yaitu sejak
masa kehamilan. Antenatal ini bersifat preventife care dan tujuan secara umumnya
adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi bayi maupun ibu.
(Prof Sulaiman Sastra Winata)
2.
3.
Tidak Hamil
2500
Hamil
2500
Laktasi
3000
Protein
60
85
100
Kalsium
0,8
1,5
Ferrum
12
15
15
Vitamin A
5000
6000
8000
Vitamin B
1,5
1,8
2,3
Vitamin C
70
100
150
Vitamin D
400-800
400-800
Riboflavin
2,2
2,5
Asam nikotin
15
18
23
b. Protein
Bcompleks
bersifat
antipelagra.Dan
apabila
kekurangan
akan
Pakaian yang baik untuk wanita hamil adalah yang enak dipakai tidak boleh
menekan badan karena akan menyebabkan bendungan vena dan mempercepat
terjadinya varices.
h. Bab
Pada wanita hamil mungkin terjadi konstipasi karena:
1) Kurang gerak badan
2) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
3) Tekanan pada rectum
i. Coitus
Pada wanita yang hamil mudah keguguran sebaiknya dinasehati supaya jangan
melakukan coitus pada hamil muda.
j. Aspek jiwa dalam kehamilan dan persalinan
Dua persoalan penting yang sering kita temui pada wanita hamil:
1) Perasaan takut yang ditimbulkan karena kehamilan menyebabkan perubahan
besar pada ibu.
2) Penolakan terhadap anak yang dikandungnya.
k. Persalinan Tanpa Nyeri
Persiapan mental penderita secara psykopropilaksis dilakukan sebagai berikut:
1) mempelajari lingkungan penderita
2) pendidikan dan latihan
3) adabtasi pada lingkungan tempat bersalin
5. Pemeriksaan ibu hamil
Hendaknya dilakukan sedini mungkin, supaya dokter/bidan mempunyai
waktu yang cukup banyak untuk mengatasi atau memperbaiki keadaan-keadaan
dimana yang kurang memuaskan.
Pada umumnya pemeriksaan kehamilan dilakukan:
a. 1x sebulan sampai dengan bulan ke VI
b. 2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX
c. 1x seminggu pada bulan terakhir
Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Adakah anemia, sianosis, ikterus dan dipsnea.
c. Keadaan jantung dan paru-paru
d. Keadaan edema
e. Repleks patella
f. Tekanan darah: pada orang hamil tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg .
g. Berat badan pada trisemester ketiga tidak boleh bertambah lebih dari 1kg/mg
atau 3kg sebulan
h. Pemeriksaan laboratorium
1) air kencing terutama glukosa, zat putih telur dan sedimen
2) Darah terutama Hb.
3) Feses
Pemeriksaan kehamilan
a. Inspeksi
1) Muka
Adakah coasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah
edema pada muka, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
2) Leher
Apakah vena terbendung dileher, adakah kelenjar gondong membesar, atau
kelenjar limfa membengkak
3) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu
4) Perut
Perut membesar kedepan dan kesamping (pada asites membesar kesamping).
Keadaan perut, pigmentasi di linea alba, nampakan gerakan anak, adakah
striae gravidarum atau beklas luka.
5) Vulva
Keadaan perineum, adakah varises, tanda cadwick, condyloma, atau flour.
6) Anggota Bawah
Adakah varises, edema, lika, sikatrik pada lipatan paha.
b. Palpasi
Untuk menentukan:
1) Besarnya rahim untuk menentukan usia kehamilan
2) menentukan letak anak dalam rahim
3) cara melakukan palpasi adalah menurut Leopold yang terdiri dari 4 bagian
6. Keluhan-keluhan pada ibu hamil
a. Mual, muntah
b. Sakit pinggang disebabkan karena perubahan sikap badan
c. Hemoroid
d. Sakit kepala, timbul pada hamil muda dan sukar menentukan sebabnya
e. Sesak nafas (disebabkan oleh rahim membesar diafragma keatas)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Askep pada ibu hamil trimester I (1-12 minggu)
a.Pengkajian
1) Dari pola keadaan kesehatan ibu yang meliputi adanya pembesaran mamae,
hipertropi, tuber kelenjar
mengomeri
puting
menonjol
dan
hiperpigmentasi.
2) Dari segi nutrisi yaitu adanya peningkatan BMR, peningkatan natrium,
sering haus dan sering BAK.
3) Riwayat reproduksi yaitu; aktivitas sexual, kehamilan direncanakan, riwayat
KB, riwayat ginekologi dan riwayat perkawinan.
Pemeriksaan kehamilan
1) Anamnase
Nama, umur, pekerjaan, nama suami agama, alamat, keluhan utama.
2) Riwayat menstruasi
a) Menarse
b) Haid teratur atau tidak
c) Banyaknya darah dan sifat darah, warna dan baui.
3) Tentang perkawinan
a) Kawin atau tidak
b) Berapa kali kawin
5) Behavior
b. Diagnosa Keperawatan yang muncul
1) Resiko tinggi kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan BMR
Intervensi
a) Kaji keadequatan nutrisi sebelum hamil
b) Kaji tentang pengetahuan ibu tentang nutrisi pada ibu hamil
c) Kaji adanya tabu makanan/pantangan
2) Gangguan rasa nyaman (diskomport) berhubungan
vomiting.
Intervensi:
a) Kaji tingkat gangguan rasa nyaman klien
b) Anjurkan klien untuk memakai BH yang menyangga mamae
c) Kaji adanya kram, mual dan muntah
3) Resiko tinggi injuri pada ibu berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
kehamilan ektopik.
Intevensi:
a) Anjurkan untuk melaporkan adanya perdarahan pervagina
b) Anjurkan segera melapor jika nyeri akut
c) Kolaborasi
4) Resiko tinggi infeksi pada traktus urinaria berhubungan dengan efek tekanan
uterus pada vesika urinaria.
Intervensi:
a) Berikan informasi tanda dan gejala adanya infeksi
b) Jaga personal higiene
c) Anjurkan untuk minum minimal 6-8 gelas/hari.
3) Cegah komplikasi
4) Bantu pasangan agar berpartisipasi terhadap kehamilan dalam menjadi orang
tua.
2. Askep pada Ibu Hamil pada Trimester II
a. Pengkajian
1) Memperbaharui riwayat keperawatan
tinggi
gangguan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
Sitem Reproduksi
a) Uterus
2)
b) Cervik
Mengeluarkan mukus
c) Vagina
Hiperemia
d) Mamae
Sistem cardiovaskuler
HR meningkat 15x, kerja CV meningkat, cardiak output meningkat 40%
volume darah meningkat 30-50%.
3)
Sistem Pernapasan
Diafragma tertekan keatas, iga ekspansi, konsumsi oksigen meningkat.
4)
Sistem Urinaria
Frekuensi miksi meningkat, filtrasi glomerolus meningkat dan
konsentrasi albumin meningkat.
5)
6)
Sistem integumen
Pigmentasi meningkat, aktifitas kelenjar keringat meningkat, rambut
menipis dan kuku cepat patah dan mudah tumbuh.
7)
8)
Sistem Endokrin
Kelenjar pituitari, prolaktin, dan oksitosin meningkat, kelenjar thiroid
meningkat. BMR meningkat dan plasenta fungsi maksimal.
9)
Pengkajian Janin
a) Pembukaan leopod
b) Pergerakan janin
c) Elektronik fetal mariltoni contoh USG
d) Non stress test (NST)
b. Diagnosa keperawatan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c. Intervensi
1)
2)
3)
rubah/ganti posisi
4)
5)
INTRA NATAL
A.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil
pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
6. Tahap Tahap Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan
mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau BAB,
dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum
merenggang, dengan his mengedan terpimpin akan lahirkan kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 -2 jam, pada multi -1 jam.
Setelah banyi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus terata keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
Ada 3 tanda lepasnya plasenta :
-
Semburan darah.
Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat
ditegangkan, jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju
berarti sduah lepas.
Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti
belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
d. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
a. Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan
mengedan
1) His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah;
a) His : Kontraksi otot rahim pada persalinan, pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah ada kontraksi rahim.
b) His pendahuluan: ini tidak teratur menyebabkan nyeri perut bagian
bawah dan lipatan paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah, mis: persalinan.
c) His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang
bersifat nyeri, dan nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat
kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh:
Tekanan misalnya:
Rangsangan oleh jari-jari yang dapat menimbulkan kontraksi hi
2) Tenaga mengedan adalah setelah pembukaan lengkap, ketuban pecah tenaga
yang mendorong anak janin yang keluar selain his, terutama disebabkan olen
kontraksi otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdominal.
b. Keadaan jalan lahir
c. Keadaan janinnya sendiri
8. Mekanisme Persalinan
a.
Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga
panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua
keadaan
1)
Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang pintu atas panggul.
2)
Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang
pintu atas panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
a) Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu
kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
b) Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari
asinklitismus anterior.
Fleksi
Kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil, yakni
dengan dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumsirkumferensia
d.
Defleksi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah
simfisis, maka dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih
membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan
tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan
kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
e.
B.
Fase laten
1) Pengkajian
a) Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur,
frekuensi, interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b) Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30
menit dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan
pink, coklat, ruptur, keluhan, djj terdengar lebih jelas di umbilikus.
2) Diagnosa keperawatan
a) Cemas
b) Kurangnya pengalihan aktivitas
c) Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan
e) Koping individu tidak efektif
f) Resiko tinggi cidera atau trauma pada fetus
b.
Fase aktif
1) Pengkajian
a) Riwayat keadaan sekarang, klien lebih serius terhadap persalinan,
tampak kelelahan dan bisa melakukan tehnik relaksasi.
b) Pemeriksaan fisik, kontraksi uterus 2,5-5 menit berlangsung selama 3045 menit, dilatasi servik 4-7 cm, perdarahan pervagina, fetus turun 1-3
cm, djj terdengar jelas.
1) Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut
b) Resiko gangguan pola eliminase urine
c) Koping klien tidak efektif
d) Gangguan konsep diri
e) Resiko injuri pada ibu
2. Kala II
a.
Pengkajian
1) Tanda dan gejala persalinan kala II
Pengkajian
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu:
1)
Schulze
Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
2)
Duncan
Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan
sedikit-sedikit.
b.
Data umum
Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan.
c.
Data obstetri
Perubahan uterus (discoid-globular), ueterus bundar dan keras, keadaan kandung
kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml, janin
lahir efisiotomi.
4. Kala IV
a. Pengkajian
Data umum
Keadaan umum kelelahan, pucat, sianosis, TD, RR, S dan keadaan
psikologis ibu gembira, sedih, kecewa, kesiapan ibu dan suami
b. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan peran dan keluarga
2) Resti kekurangan cairan dan elektrolit
3) Nyeri akut
4) Resiko tinggi terjadinya infeksi
5.
Intervensi
a. Intervensi kala I
1) perkenalan klien pada lingkungan puskesmas/ ruang bersalin
2) monitor TTV
3) awasi intake cairan klien
4) berikan support mental
5) hadirkan suami atau orang terdekat untuk mengurangi cemas
6) bantu klien untuk beraktifitas semaksimal mungkin
b. Intervensi kala II
1) ajarkan klien cara meneran yang baik dan benar
2) anjurkan klien meneran bila his kuat
3) berikan kesepatan pada klien untuk memilih posisi yang tepat
4) anjurkan posisi miring kiri, semi fowler dan lhitotomi
c. Intervensi kala III
1) tampung perdarahan
2) kolaborasi pemberian obat matergin dan oxitosin
3) anjurkan klien nafas dalam bila terasa nyeri
4) kosongkan ketika urinaria dengan penggunaan katteri
d. Intervensi kala IV
POSTNATAL
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adailah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pemulihan kembali alat kandungan selama 6 sampai 8 minggu.
2. Periode Nifas
a. Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamannya 6 sampai 8 minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
3. Perubahan-Perubahan
a. Involusi rahim
Secara berangsur-angsur menjadi kecil, sehingga akhirnya kembali sebelum
hamil, involusi disebabkan proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim
dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi
Bayi lahir
Berat Uterus
1000 gram
Uri lahir
750 gram
1 minggu
500 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Normal
30 gram
pada akhir minggu ke dua hanya sebesar 3 sampai 4 cm, dan pada akhirnya nifas
1 sampai 2 cm.
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh thrombus, biasanya luka yang demikian sembuh
dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut.
c. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus banyak mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas.
d. Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
rettraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervicalis. vagina yang
sangat diregang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang
normal, pada minggu ketiga post partum rugae mulai nampak kembali.
e. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asthenis dapat diastasis dari otot-otot rectus
abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fascia tipis dan kulit.
f. Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan edema dan hyperaemia. Kadangkadang edema dari trigonun, menimbulkan obstruksi dari urethra sehingga
terjadi retentio urin.
g. Laktasi
Masing-masing terdiri dari 15 sampai 24 lobi yang terletak dan terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak.
Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan
air susu.
Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran ini
disebut Ductus lactiferosus. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu,
melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat aerrola mammae
colostrum alkalis, colostrum lebih banyak mengandung protein dan garam.
4. Klinik Nifas
a. Lochia
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
1) Lochia Rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban selsel desidua, vernic caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca
persalinan.
2) Lochia sanguinolenta: Berwarna merah, kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochia serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 714 pasca persalinan.
4) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochia stasis: Lochia tidak lancar keluarnya.
b. Keadaan umum ibu:
Suhu : beberapa hari setelah persalinan suhu agak baik sedikit 37,2oc-37,5oc
karena penghisapan zat putih telur dari rahim, jika suhu melebihi dari
38oc dianggap tidak wajar.
Nadi
Miksi : pembentukan air seni meningkat dan darah terdapat pada hari ke-1 dan
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan pada hari ke 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
kompukasi persalinan nifas dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan
suhu adalah tanda pertama infeksi.
d. Miksi
Tiap penderita dianjurkan kencing 6 jam post partum, kalau dalam 8 jam post
partum belum dapat kencing atau sekali kencing belum melebihi 100 cc, maka
dilakukan kateterisasi akan tetapi, bila kandungan kencing penuh, tidak usah
menunggu sampai 8 jam untuk kateterisasi.
Sebab-sebab retensi urin post partum :
1) Tekanan intra abdominal berkurang
2) Otot-otot perut masih lemas
3) Edema dari uretra
4) Dinding kandung kencing kurang sensitif
e. Defekasi
Jika penderita hari ke 3 belum juga buang air besar, maka diberi clysma air
sabun atau glycerine.
f. Puting susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah harus diobati, karena
kerusakan puting susu merupakan port dientree dan dapat menimbulkan
mastitis.
Air susu yang kering merupakan kerusakan dan dapat merangsang kulit
sehingga terjadi eczema : maka sebaiknya putting susu dibersihkan dengan air
yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi.
g. Datangnya haid kembali
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepat dari ibu yang
menyusukan anaknya.
h. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahanperubahan pada kelenjar mammae yaitu :
-
i. Follow up
6 minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksa dirinya kembali.
j. Keluarga berencana
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan
kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi paling tinggi, oleh karena pil
dapat mempengaruhi sekresi air susu.
B. ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL
1.
Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Tampak berenergi / kelelahan / keletihan, mengantuk.
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50-70 dpm), karena hipersensitivitas vagal tekanan darah
berfariasi, edema bila ada kehilangan darah selama persalinan.
c. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol, kandung kemih mungkin teraba diatas
symfisis pubis atau kateter urinarius mungkin dipasang diuresis dapat terjadi.
d. Makanan / cairan
Diangnosa
a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan peningkatan perkembangan
anggota keluarga.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidak edekuatan
perpindahan cairan.
c. Nyeri berhubungan dengan trauma mekanis.
d. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
3.
Intervensi
a. Diagnosa 1:
1) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi.
2) Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu
dalam perawatan, bayi sesuai kondisi.
3) Observasi dan catat interaksi bayi keluarga.
b. Diagnosa 2 :
1) Tempatkan klien pada posisi rekumben.
2) Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartum.
3) Catat lokasi dan konsitensi fundus setiap 15 menit.
4) Masase fundus bila lunak.
c. Diagnosa 3 :
1) Kaji sifat dan derajat ketidak nyaman.
2) Beri ucapan selamat kepada pasangan karena bayinya lahir.
3) Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pasca
partum.
d. Diagnosa 4 :
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya.
2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien.
3) Berikan informasi mengenai fisiologi, perawatan payudara dan keuntungan
menyusui.
e. Diagnosa 5 :
1) Pantau suhu dan nadi.
2) Kaji tanda tanda infeksi
3) Inspeksi perbaikan episitiotomi
4.
Evaluasi
a. Diagnosa 1:
1) Menggendong bayi, saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan.
2) Mendemonstrasikan prilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.
b. Diagnosa 2 :
-
c. Diagnosa 3 :
1) Mengungkapkan rreduksi ketidak nyamanan atau nyeri.
2) Postur dan ekspresi wajah rileks.
d. Diagnosa 4 :
1) Mengungkan pemahaman tentang proses menyusui.
2) Mendemonstrasikan tekhnik efektif dari menyusui.
e. Diagnosa 5 :
1) Bebas dari komplikasi
2) Menurunkan faktor resiko
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/50256385/45/B-ASUHAN-KEPERAWATAN-POST-NATAL
http://en.wikipedia.org/wiki/Obstetrics