Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS


(ANTENATAL, INTRANATAL & POSTNATAL)

Disusun Oleh :
ABU SYAMSUDIN
2008720001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

INTENATAL
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Antenatal adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan yaitu sejak
masa kehamilan. Antenatal ini bersifat preventife care dan tujuan secara umumnya
adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi bayi maupun ibu.
(Prof Sulaiman Sastra Winata)
2.

Fisiologi Kehamilan (Fertilisasi)


Pada waktu koitus (persetubuhan) air mani terpancar kedalam ujung atas
vagina sebanyak +3cc.Dalam air mani terdapat spermatozoa.
Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju,
karena pergerakan ini maka dalam satu jam saja spermatozoa melalui canalis
cervicalis dan cavum uteri kemudian berada dalam tuba.Disini sel mani menunggu
kedatangan sel telur.
Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilisasi
berlangsung.Jika tidak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak mungkin. Maka
jelaslah bahwa hanya coitus sekilas saat ovulasi yang dapat menghasilkan
kehamilan.
Sel telur hanya dapat dibuahi beberapa jam setelah ovulasi.Sedangkan sel
mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selama dua hari.

3.

Tujuan Perawatan Antenatal


Tujuan perawatan antenatal terhadap ibu adalah:
a. Untuk mecegah penyakit atau penyulit masa antenatal
b. Untuk mempertahankan kesehatan jasmaniah dan rohaniah ibu
c. Supaya persalinan dapat berlangsung dengan aman
d. Supaya ibu sesehat-sehatnya setelah post partum
e. Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin

Sedangkan tujuan perawatan antenatal terhadap anak adalah:


a. Mengurangi prematuritas, kelahiran mati dan kematian neonatal
b. Mencapai kesehatan optimal dari bayi
4. Lingkup Antenatal
a. Diet dalam kehamilan
Makanan wanita hamil harus lebih diperhatikan daripada diluar kehamilan
karena dipergunakan untuk:
1) Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
2) Pertumbuhan janin
3) Untuk cadangan masa laktasi
Adapun zat-zat yang diperlukan oleh tubuh adalah: Zat putih telur, zat tepung,
zat lemak, garam,terutama garam dapur, phosfor, besi, vitamin dan air.
Makanan hendaknya beraneka ragam, berganti-ganti jangan selalu makan
makanan yang sama maksudnya supaya kekurangan menu hari ini dapat
diimbang menu hari berikutnya.Juga cara pengolahan makanan harus
diperhatikan karena dapat mengurangi nilai makanan.
Kebutuhan beberapa zat yang penting pada wanita yang belum hamil, yang
hamil dan yang menyusui anaknya adalah sebagai berikut:
Jenis Kebutuhan
Kalori

Tidak Hamil
2500

Hamil
2500

Laktasi
3000

Protein

60

85

100

Kalsium

0,8

1,5

Ferrum

12

15

15

Vitamin A

5000

6000

8000

Vitamin B

1,5

1,8

2,3

Vitamin C

70

100

150

Vitamin D

400-800

400-800

Riboflavin

2,2

2,5

Asam nikotin

15

18

23

b. Protein

Protein dibutuhkan karena metabolisme bertambah untuk pertumbuhan


janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan kelenjar buah dada dan untuk
penambahan volume darah. Kekurangan dari protein mungkin menimbulkan
anemia, toksemia gravidarum, edema dan premature.
c. Garam
Dalam kehamilan diberikan tambahan Fe misalnya dengan SF 3x200mg Ca
dan Phosfor dipergunakan untuk pembuatan tulang-tulang janin serta Fe untuk
pembuatan Hb janin.
d. Vitamin
1) Vitamin A untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi
2) Vit

Bcompleks

bersifat

antipelagra.Dan

apabila

kekurangan

akan

menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan


post partum dan atropi dari ovarium.
3) Vit C selain mencegah skorbut penting sekali untuk kebutuhan janin.
4) Vit D bersifat anti rachitis. Vit ini sangat penting sekali terutama pada
daerah yang kurang sinar matahari
5) Vit E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio
e. Air
Wanita hamil harus minum cukup banyak kira-kira 6-8 gelas sehari.Air
berfungsi untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat dan juga
membantu pengeluaran racun melalui anus dan ginjal.
f. Hygiene umum dalam kehamilan
1) Pekerjaan dan gerak badan.
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari dirumah, kantor
ataupun pabrik asal bersifat ringan.
2) Kebersihan diri
Kebersihan badan kemungkinan mengurangi infeksi,karena badan yang
kotor banyak mengandung kuman.Pemeliharaan buah dada juga penting.
Putting susu harus dibersihkan kalau tidak dibersihkan dapat terjadi eczema
pada putting susu dan sekitarnya. Putting susu yang masuk usahakan supaya
keluar dengan pemijatan keluar setiap mandi.
g. Pakaian

Pakaian yang baik untuk wanita hamil adalah yang enak dipakai tidak boleh
menekan badan karena akan menyebabkan bendungan vena dan mempercepat
terjadinya varices.
h. Bab
Pada wanita hamil mungkin terjadi konstipasi karena:
1) Kurang gerak badan
2) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
3) Tekanan pada rectum
i. Coitus
Pada wanita yang hamil mudah keguguran sebaiknya dinasehati supaya jangan
melakukan coitus pada hamil muda.
j. Aspek jiwa dalam kehamilan dan persalinan
Dua persoalan penting yang sering kita temui pada wanita hamil:
1) Perasaan takut yang ditimbulkan karena kehamilan menyebabkan perubahan
besar pada ibu.
2) Penolakan terhadap anak yang dikandungnya.
k. Persalinan Tanpa Nyeri
Persiapan mental penderita secara psykopropilaksis dilakukan sebagai berikut:
1) mempelajari lingkungan penderita
2) pendidikan dan latihan
3) adabtasi pada lingkungan tempat bersalin
5. Pemeriksaan ibu hamil
Hendaknya dilakukan sedini mungkin, supaya dokter/bidan mempunyai
waktu yang cukup banyak untuk mengatasi atau memperbaiki keadaan-keadaan
dimana yang kurang memuaskan.
Pada umumnya pemeriksaan kehamilan dilakukan:
a. 1x sebulan sampai dengan bulan ke VI
b. 2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX
c. 1x seminggu pada bulan terakhir

Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum
b. Adakah anemia, sianosis, ikterus dan dipsnea.
c. Keadaan jantung dan paru-paru
d. Keadaan edema
e. Repleks patella
f. Tekanan darah: pada orang hamil tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg .
g. Berat badan pada trisemester ketiga tidak boleh bertambah lebih dari 1kg/mg
atau 3kg sebulan
h. Pemeriksaan laboratorium
1) air kencing terutama glukosa, zat putih telur dan sedimen
2) Darah terutama Hb.
3) Feses
Pemeriksaan kehamilan
a. Inspeksi
1) Muka
Adakah coasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah
edema pada muka, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
2) Leher
Apakah vena terbendung dileher, adakah kelenjar gondong membesar, atau
kelenjar limfa membengkak
3) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu
4) Perut
Perut membesar kedepan dan kesamping (pada asites membesar kesamping).
Keadaan perut, pigmentasi di linea alba, nampakan gerakan anak, adakah
striae gravidarum atau beklas luka.
5) Vulva
Keadaan perineum, adakah varises, tanda cadwick, condyloma, atau flour.
6) Anggota Bawah
Adakah varises, edema, lika, sikatrik pada lipatan paha.
b. Palpasi

Untuk menentukan:
1) Besarnya rahim untuk menentukan usia kehamilan
2) menentukan letak anak dalam rahim
3) cara melakukan palpasi adalah menurut Leopold yang terdiri dari 4 bagian
6. Keluhan-keluhan pada ibu hamil
a. Mual, muntah
b. Sakit pinggang disebabkan karena perubahan sikap badan
c. Hemoroid
d. Sakit kepala, timbul pada hamil muda dan sukar menentukan sebabnya
e. Sesak nafas (disebabkan oleh rahim membesar diafragma keatas)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Askep pada ibu hamil trimester I (1-12 minggu)
a.Pengkajian
1) Dari pola keadaan kesehatan ibu yang meliputi adanya pembesaran mamae,
hipertropi, tuber kelenjar

mengomeri

puting

menonjol

dan

hiperpigmentasi.
2) Dari segi nutrisi yaitu adanya peningkatan BMR, peningkatan natrium,
sering haus dan sering BAK.
3) Riwayat reproduksi yaitu; aktivitas sexual, kehamilan direncanakan, riwayat
KB, riwayat ginekologi dan riwayat perkawinan.
Pemeriksaan kehamilan
1) Anamnase
Nama, umur, pekerjaan, nama suami agama, alamat, keluhan utama.
2) Riwayat menstruasi
a) Menarse
b) Haid teratur atau tidak
c) Banyaknya darah dan sifat darah, warna dan baui.
3) Tentang perkawinan
a) Kawin atau tidak
b) Berapa kali kawin

4) Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


a) Kehamilan: ada gangguan seperti perdarahan, muntah yang berlebihan,
toxoemia gravidarum.
b) Persalinan: spontan, buatan aterm, post partum, dan perdarahan ditolong
oleh siapa.
c) Anak: jenis kehamilan, hidup/mati, jika mati umur berapa? BB lahir dan
kenapa sebabnya ?
5) Kehamilan sekarang
6) Anamnesa keluarga
Pemeriksaan fisik
1) Integumen
Adanya hiperpigmentasi pada area mamae dan areola hipertropi tuber
kelenjar mengomeri, striae gravidarum cloasma gravidarum, linia nigra, dan
adanmya pigmentasi pada daerah leher.
a) Cardiovaskuler
TD biasanya menurun 8-12 mmhg, nadi meningkat 8-10 kali/menit.
b) Pernafasan
Volume tidal meningkat, frekuensi 6-12 kali/menit dan bernafas lebih
dalam.
c) Gastrointestinal
Adanya nause dan vomiting karena dipengaruhi oleh peningkatan
hormon estrogen dan tonus traktus-traktus digestinus menurun sehingga
mortilitas menurun konstipasi dan hipersalivasi.
d) Traktus urinarius
Vesika urinaria tertekan sehingga menyebabkan frekuensi BAK
meningkat, poliuria karena peningkatan sirkulasi.
Pengkajian psikososial
1) Reaksi terhadap kehamolaian/kehamilan
2) Pengetahuan tentang respon sex
3) Mekanisme koping
4) Konsep diri

5) Behavior
b. Diagnosa Keperawatan yang muncul
1) Resiko tinggi kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan BMR
Intervensi
a) Kaji keadequatan nutrisi sebelum hamil
b) Kaji tentang pengetahuan ibu tentang nutrisi pada ibu hamil
c) Kaji adanya tabu makanan/pantangan
2) Gangguan rasa nyaman (diskomport) berhubungan

dengan nause dan

vomiting.
Intervensi:
a) Kaji tingkat gangguan rasa nyaman klien
b) Anjurkan klien untuk memakai BH yang menyangga mamae
c) Kaji adanya kram, mual dan muntah
3) Resiko tinggi injuri pada ibu berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
kehamilan ektopik.
Intevensi:
a) Anjurkan untuk melaporkan adanya perdarahan pervagina
b) Anjurkan segera melapor jika nyeri akut
c) Kolaborasi
4) Resiko tinggi infeksi pada traktus urinaria berhubungan dengan efek tekanan
uterus pada vesika urinaria.
Intervensi:
a) Berikan informasi tanda dan gejala adanya infeksi
b) Jaga personal higiene
c) Anjurkan untuk minum minimal 6-8 gelas/hari.

c.Prioritas Askep pada trimester I


1) Suport klien untuk berprilaku sehat
2) Deteksi adanya faktor resiko

3) Cegah komplikasi
4) Bantu pasangan agar berpartisipasi terhadap kehamilan dalam menjadi orang
tua.
2. Askep pada Ibu Hamil pada Trimester II
a. Pengkajian
1) Memperbaharui riwayat keperawatan

perlu dilanjutkan dari

2) trimester I ditambah sesuai dengan perkembangan


3) Pengkajian fisik
4) Pengkajian psikososial
5) Pengkajian kondisi janin
b. Diagnosa Keperawatan yang muncul
1) Resiko tinggi terjadi konstipasi berhubungan dengan perubahan timester
II pada sistem GI.
2) Resiko

tinggi

gangguan

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

menurunnya absorpsi Fe selama trimester II.


3) Resiko gangguan penampilan peran berhubungan dengan kurangnya
model peran pada ibu
4) Resiko tinggi konflik peran berhubungan dengan konflik karier dan
perlunya bekerja untuk menambah penghasilan.
c. Intervensi:
1) Kaji tingkat pengetahuan klien
2) Kaji kondisi psikososial
3. Askep Ibu hamil Trimester III
a. Pengkajian
1)

Sitem Reproduksi
a) Uterus

Bertambah besar, distensi miometrium, dinding

menipis dan adanya kontraksi broxon his.

2)

b) Cervik

Mengeluarkan mukus

c) Vagina

Hiperemia

d) Mamae

Membesar dan kolostrum bertambah

dan leokorea maningkat

Sistem cardiovaskuler
HR meningkat 15x, kerja CV meningkat, cardiak output meningkat 40%
volume darah meningkat 30-50%.

3)

Sistem Pernapasan
Diafragma tertekan keatas, iga ekspansi, konsumsi oksigen meningkat.

4)

Sistem Urinaria
Frekuensi miksi meningkat, filtrasi glomerolus meningkat dan
konsentrasi albumin meningkat.

5)

Sistem Muskulus kletal: lordosis

6)

Sistem integumen
Pigmentasi meningkat, aktifitas kelenjar keringat meningkat, rambut
menipis dan kuku cepat patah dan mudah tumbuh.

7)

Sistem Gastro intestinal


Mulut dan gusi hiperemi, gusi sensitif, esopagus dan gaster refluk
kapasitas gaster menurun, intestinal, mortilitas menurun, absorpsi nutrisi
dan air meningkat.

8)

Sistem Endokrin
Kelenjar pituitari, prolaktin, dan oksitosin meningkat, kelenjar thiroid
meningkat. BMR meningkat dan plasenta fungsi maksimal.

9)

Pengkajian Janin
a) Pembukaan leopod
b) Pergerakan janin
c) Elektronik fetal mariltoni contoh USG
d) Non stress test (NST)

b. Diagnosa keperawatan
1)

Gangguan rasa nyman

2)

Resiko tinggi terjadinya perdarahan

3)

kurangnya pengetahuan tentang persiapan persalinan berhubungan


dengan kurangnya informasi

4)

Resti terjadinya cidera berhubungan dengan adanya hipertensi

5)

perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran


uterus

6)

perubahan pola seksualitas berhubungan dengan ketidaknyamanan


(pembesaran abdomen)

c. Intervensi

1)

anjurkan klien memakai sepatu tumit pendek

2)

kurangi minum susu imblance Ca

3)

rubah/ganti posisi

4)

hindari duduk terlalu lama sering mandi

5)

gunakan baju yang longgar dan menyerap keringat.

INTRA NATAL

A.

KONSEP INTRA NATAL


1. Pengertian
Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan/hamprir cukup buluan, disertai dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
2. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Partus
a. Menurut Cara Persalinan
1) Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai bayi dan ibu,
yang umumnya berlansung kurang dari 24 jam.
2) Partus abnormal yaitu persalinan parvaginan dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operas caesarea.
b.

Menurut Usia Kehamilan


1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup (viable) berat janin di bawah 1000 gram, usia kehamilan di bawah 28
minggu.
2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 2836 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500
gram.
3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 3740 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
4) Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
5) Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar
mandi, di atas beca dan sebagainya.
6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

3. Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan


Adapun yang menyebabkan persalinan belum benar, yang ada hanyalah
teori-teori yang kompleks, antara lain karena faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

a. Teori Penurunan Hormon


1-2 minggus sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen,
progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori Distensi Rahim
Rahmi yang besar dan meregang menyebabkan iskemi otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franken hauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
4. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya,
wanita hamil memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut
kala pendahuluan. (Prepatory Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandun kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
uterus, kadang disebut false labor pains.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
5. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil
pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
6. Tahap Tahap Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan
mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau BAB,
dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum
merenggang, dengan his mengedan terpimpin akan lahirkan kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 -2 jam, pada multi -1 jam.

c. Kala III (kala pengeluaran uri)

Setelah banyi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus terata keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
Ada 3 tanda lepasnya plasenta :
-

Perubahan ukuran dan bentuk uterus.

Tali pusat memanjang.

Semburan darah.

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :


-

Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat
ditegangkan, jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju
berarti sduah lepas.

Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.

Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti
belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.

d. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

7. Tiga Faktor penting yang memegang peranan pada persalinan

a. Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan
mengedan
1) His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah;
a) His : Kontraksi otot rahim pada persalinan, pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah ada kontraksi rahim.
b) His pendahuluan: ini tidak teratur menyebabkan nyeri perut bagian
bawah dan lipatan paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah, mis: persalinan.
c) His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang
bersifat nyeri, dan nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat
kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh:
Tekanan misalnya:
Rangsangan oleh jari-jari yang dapat menimbulkan kontraksi hi
2) Tenaga mengedan adalah setelah pembukaan lengkap, ketuban pecah tenaga
yang mendorong anak janin yang keluar selain his, terutama disebabkan olen
kontraksi otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdominal.
b. Keadaan jalan lahir
c. Keadaan janinnya sendiri
8. Mekanisme Persalinan
a.

Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga
panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua
keadaan
1)

Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang pintu atas panggul.

2)

Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang
pintu atas panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
a) Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu
kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
b) Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari
asinklitismus anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada


mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena
ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan
ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus lebih penting,
apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
b.

Fleksi
Kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil, yakni
dengan dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumsirkumferensia

suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar

panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal.


c.

Rotasi (putaran paksi dalam)


Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin
disebabkan oleh his yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi
ubun-ubun kecil akan berputar kearah depan, sehingga di dasar panggul ubunubun kecil berada di bawah simfisis.

d.

Defleksi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah
simfisis, maka dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih
membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan
tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan
kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya
dagu.

e.

Putaran paksi luar


Adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada
dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu
baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan
terlebih dahulu, baru trokanter belakang. Kemudian bayi lahir sepenuhnya.

B.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU INTRA NATAL


1. Kala I
a.

Fase laten
1) Pengkajian
a) Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur,
frekuensi, interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b) Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30
menit dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan
pink, coklat, ruptur, keluhan, djj terdengar lebih jelas di umbilikus.
2) Diagnosa keperawatan
a) Cemas
b) Kurangnya pengalihan aktivitas
c) Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan
e) Koping individu tidak efektif
f) Resiko tinggi cidera atau trauma pada fetus

b.

Fase aktif
1) Pengkajian
a) Riwayat keadaan sekarang, klien lebih serius terhadap persalinan,
tampak kelelahan dan bisa melakukan tehnik relaksasi.
b) Pemeriksaan fisik, kontraksi uterus 2,5-5 menit berlangsung selama 3045 menit, dilatasi servik 4-7 cm, perdarahan pervagina, fetus turun 1-3
cm, djj terdengar jelas.
1) Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut
b) Resiko gangguan pola eliminase urine
c) Koping klien tidak efektif
d) Gangguan konsep diri
e) Resiko injuri pada ibu

2. Kala II
a.

Pengkajian
1) Tanda dan gejala persalinan kala II

Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, meningkatnya pengeluaran


darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul, keinginan BAB, meneran,
amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor, kelelahan,
emosi labil, takut, gelisah, ketidak percaya dan merintih-rintih.
2) Data umum
Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang
dari100, suhu tubuh dan diaporesis.
3) Data obstetri
Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik
10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan
amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi
kandung kemih.
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut
2) Resiko tinggi gangguan pertukaran O2 pada janin
3) Kurangnya pengetahuan tentang persalinan kala II
4) Resti infeksi maternal
5) Resiko luka pada fetus
6) Pola nafas tidak efektif
7) Gangguan intoleran aktifitas
3. Kala III
a.

Pengkajian
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu:
1)

Schulze
Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.

2)

Duncan
Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan
sedikit-sedikit.

b.

Data umum
Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan.

c.

Data obstetri
Perubahan uterus (discoid-globular), ueterus bundar dan keras, keadaan kandung
kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml, janin
lahir efisiotomi.

4. Kala IV
a. Pengkajian
Data umum
Keadaan umum kelelahan, pucat, sianosis, TD, RR, S dan keadaan
psikologis ibu gembira, sedih, kecewa, kesiapan ibu dan suami
b. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan peran dan keluarga
2) Resti kekurangan cairan dan elektrolit
3) Nyeri akut
4) Resiko tinggi terjadinya infeksi
5.

Intervensi
a. Intervensi kala I
1) perkenalan klien pada lingkungan puskesmas/ ruang bersalin
2) monitor TTV
3) awasi intake cairan klien
4) berikan support mental
5) hadirkan suami atau orang terdekat untuk mengurangi cemas
6) bantu klien untuk beraktifitas semaksimal mungkin
b. Intervensi kala II
1) ajarkan klien cara meneran yang baik dan benar
2) anjurkan klien meneran bila his kuat
3) berikan kesepatan pada klien untuk memilih posisi yang tepat
4) anjurkan posisi miring kiri, semi fowler dan lhitotomi
c. Intervensi kala III
1) tampung perdarahan
2) kolaborasi pemberian obat matergin dan oxitosin
3) anjurkan klien nafas dalam bila terasa nyeri
4) kosongkan ketika urinaria dengan penggunaan katteri
d. Intervensi kala IV

1) informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan-kebutuhan neonatus


segera dan perawatan yeng diberikan
2) anjurkan orang tua untuk mengulas dan bicara pada bayi baru lahir
3) awasi intake cairan klien
4) observasi TTV
5) observasi keadaan jahitan luka post efisiotomi
6) anjurkan kepada klien untuk untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
dan distraksi untuk mengurangi nyeri

POSTNATAL
A. KONSEP DASAR

1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adailah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pemulihan kembali alat kandungan selama 6 sampai 8 minggu.
2. Periode Nifas
a. Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamannya 6 sampai 8 minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
3. Perubahan-Perubahan
a. Involusi rahim
Secara berangsur-angsur menjadi kecil, sehingga akhirnya kembali sebelum
hamil, involusi disebabkan proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim
dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi
Bayi lahir

Tinggi Fundus Uterus


Setinggi pusat

Berat Uterus
1000 gram

Uri lahir

2 jari dibawah pusat

750 gram

1 minggu

pertengahan pusat simfisis

500 gram

2 minggu

Tidak teraba diatas simfisis

350 gram

6 minggu

Bertambah kecil

50 gram

8 minggu

Normal

30 gram

b. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan dengan cepat luka ini mengecil,

pada akhir minggu ke dua hanya sebesar 3 sampai 4 cm, dan pada akhirnya nifas
1 sampai 2 cm.
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh thrombus, biasanya luka yang demikian sembuh
dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut.
c. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus banyak mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas.
d. Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
rettraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervicalis. vagina yang
sangat diregang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang
normal, pada minggu ketiga post partum rugae mulai nampak kembali.
e. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asthenis dapat diastasis dari otot-otot rectus
abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fascia tipis dan kulit.
f. Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan edema dan hyperaemia. Kadangkadang edema dari trigonun, menimbulkan obstruksi dari urethra sehingga
terjadi retentio urin.

g. Laktasi
Masing-masing terdiri dari 15 sampai 24 lobi yang terletak dan terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak.

Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan
air susu.
Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran ini
disebut Ductus lactiferosus. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu,
melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat aerrola mammae
colostrum alkalis, colostrum lebih banyak mengandung protein dan garam.
4. Klinik Nifas
a. Lochia
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
1) Lochia Rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban selsel desidua, vernic caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca
persalinan.
2) Lochia sanguinolenta: Berwarna merah, kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochia serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 714 pasca persalinan.
4) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochia stasis: Lochia tidak lancar keluarnya.
b. Keadaan umum ibu:
Suhu : beberapa hari setelah persalinan suhu agak baik sedikit 37,2oc-37,5oc
karena penghisapan zat putih telur dari rahim, jika suhu melebihi dari
38oc dianggap tidak wajar.
Nadi

: persalinan mungkin lebih lambat karena ibu dalam keadaan istirahat


penuh, tapi setelah diobservasi nadi ibu 80x/menit.

Miksi : pembentukan air seni meningkat dan darah terdapat pada hari ke-1 dan

5. Perawatan Pasca Persalinan


a. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan pada hari ke 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
kompukasi persalinan nifas dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan
suhu adalah tanda pertama infeksi.
d. Miksi
Tiap penderita dianjurkan kencing 6 jam post partum, kalau dalam 8 jam post
partum belum dapat kencing atau sekali kencing belum melebihi 100 cc, maka
dilakukan kateterisasi akan tetapi, bila kandungan kencing penuh, tidak usah
menunggu sampai 8 jam untuk kateterisasi.
Sebab-sebab retensi urin post partum :
1) Tekanan intra abdominal berkurang
2) Otot-otot perut masih lemas
3) Edema dari uretra
4) Dinding kandung kencing kurang sensitif
e. Defekasi
Jika penderita hari ke 3 belum juga buang air besar, maka diberi clysma air
sabun atau glycerine.
f. Puting susu
Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah harus diobati, karena
kerusakan puting susu merupakan port dientree dan dapat menimbulkan
mastitis.

Air susu yang kering merupakan kerusakan dan dapat merangsang kulit
sehingga terjadi eczema : maka sebaiknya putting susu dibersihkan dengan air
yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi.
g. Datangnya haid kembali
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepat dari ibu yang
menyusukan anaknya.
h. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahanperubahan pada kelenjar mammae yaitu :
-

Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak


bertambah.

Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena


berdiri diatas sehingga tampak jelas.

Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang maka


timbul pengaruh hormon LH dan prolaktin yang akan merangsang air susu.

i. Follow up
6 minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksa dirinya kembali.
j. Keluarga berencana
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan
kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi paling tinggi, oleh karena pil
dapat mempengaruhi sekresi air susu.
B. ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL
1.

Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Tampak berenergi / kelelahan / keletihan, mengantuk.
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50-70 dpm), karena hipersensitivitas vagal tekanan darah
berfariasi, edema bila ada kehilangan darah selama persalinan.
c. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol, kandung kemih mungkin teraba diatas
symfisis pubis atau kateter urinarius mungkin dipasang diuresis dapat terjadi.
d. Makanan / cairan

Dapat mengeluh haus, lapar atau mual


e. Neuresonsori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun.
f. Nyeri / ketidaknyamanan
Trauma jaringan, kandung kemih penuh, perasaan dingin.
g. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi, lochia jumlahnya sedang, perineum bebas dari
kemerahan, edema echymosis, striae mungkin ada, payudara lunak, putting
tegang.
h. Pemeriksaan diagnostic
Hemoglobin / hematokrit, jumlah darah lengkap, urinalisis.
2.

Diangnosa
a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan peningkatan perkembangan
anggota keluarga.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidak edekuatan
perpindahan cairan.
c. Nyeri berhubungan dengan trauma mekanis.
d. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

3.

Intervensi
a. Diagnosa 1:
1) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi.
2) Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu
dalam perawatan, bayi sesuai kondisi.
3) Observasi dan catat interaksi bayi keluarga.
b. Diagnosa 2 :
1) Tempatkan klien pada posisi rekumben.
2) Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartum.
3) Catat lokasi dan konsitensi fundus setiap 15 menit.
4) Masase fundus bila lunak.

c. Diagnosa 3 :
1) Kaji sifat dan derajat ketidak nyaman.
2) Beri ucapan selamat kepada pasangan karena bayinya lahir.
3) Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pasca
partum.
d. Diagnosa 4 :
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya.
2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien.
3) Berikan informasi mengenai fisiologi, perawatan payudara dan keuntungan
menyusui.
e. Diagnosa 5 :
1) Pantau suhu dan nadi.
2) Kaji tanda tanda infeksi
3) Inspeksi perbaikan episitiotomi
4.

Evaluasi
a. Diagnosa 1:
1) Menggendong bayi, saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan.
2) Mendemonstrasikan prilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.
b. Diagnosa 2 :
-

Menunjukan TTV dalam batas normal.

c. Diagnosa 3 :
1) Mengungkapkan rreduksi ketidak nyamanan atau nyeri.
2) Postur dan ekspresi wajah rileks.
d. Diagnosa 4 :
1) Mengungkan pemahaman tentang proses menyusui.
2) Mendemonstrasikan tekhnik efektif dari menyusui.
e. Diagnosa 5 :
1) Bebas dari komplikasi
2) Menurunkan faktor resiko

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/50256385/45/B-ASUHAN-KEPERAWATAN-POST-NATAL
http://en.wikipedia.org/wiki/Obstetrics

Anda mungkin juga menyukai