Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Penyakit Diabetes Mellitus dengan Perawatan dibidang Kedokteran Gigi

Hubungan Penyakit Diabetes Mellitus dengan Perawatan dibidang Kedokteran Gigi M. Fahmi Usaid Alify Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 2007 Ada dua tipe DM. Tipe pertama adalah tipe ketergantungan insulin atau IDDM (insulin dependent diabetes mellitus). Tipe kedua merupakan tipe non-IDDM. Pada tipe pertama ini, pankreas tak mampu memproduksi insulin yang merupakan facilitator penting untuk memasukkan gala ke dalam sel-sel tubuh yang nantinya akan diubah menjadi energi. Orang yang pada usia muda terkena penyakit gala, biasanya masuk dalam tipe ini. Penderita harus menerima pasokan insulin melalui suntikan karena sudah tak bisa dipacu dengan obat-obatan. Biasanya, gejala terjadi secara tiba-tiba dan kadar gula dalam darah sangat tinggi. Pada tipe kedua lebih disebabkan pada faktor usia. Produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas mulai berkurang. Biasanya penderita yang terkena penyakit tipe ini berusia di atas 40 tahun. Tidak terlihat gejala spesifik dan terjadi secara perlahan-lahan. Dengan bantuan beberapa obat obatan dan pola hidup sehat, DM tipe ini bisa diatasi. Dalam kondisi kadar gula yang naik, penyakit ini sebenarnya mudah dikenali. Di antara tanda-tandanya, intensitas buang air kecil yang meningkat, terutama pada malam hari, perasaan lapar dan haus yang sering timbul walaupun penderita baru saja makan atau minum. Gejala lainnya, yaitu sering merasa gatal dan kesemutan, mata kabur, infeksi kulit, disfungsi ereksi, dan beberapa gejala lainnya. Secara umum, penderita diabetes mellitus perlu perawatan kesehatan mulut yang teratur dan sering sebab penderita diabetes mellitus lebih peka terhadap infeksi. Hal ini disebabkan antara lain karena imunitas selular dan hormonal penderita diabetes mellitus menurun; fungsi leukosit terganggu; dan kadar gula dalam darah tinggi. Perawatan kedokteran gigi yang dilakukan pada penderita diabetes melitus baik IDDM maupun NIDDM sebenarnya sama. Karena sebenarnya pada diabetes melitus terjadi gangguan pada insulinnya. Bidang Periodonsia Diabetes Mellitus (DM) merupakan faktor predisposisi terhadap timbulnya infeksi. Di dalam mulut DM dapat meningkatkan jumlah bakteri sehingga menyebabkan adanya kelainan pada jaringan periodontal, dan bila berlanjut dapat menyebabkan gigi menjadi goyah. Pasien dengan penyakit diabetes, resiko terinfeksi jaringan periodontal semakin besar bahkan mencapai 2-4 kali daripada pasien non diabetes. Infeksi periodontal kronis menyebabkan inflamasi sistemik yang nantinya meningkatkan resistensi insulin dan hiperglikemia. Resistensi insulin menghambat control glikemia secara optimal dan meningkatkan resiko penyakit jantung. Penyakit diabetes yang dapat menjadi penyebab utama lesi ginggiva, xerostomia, hiperaemi mukosa, palatum dan lidah terasa kering/terbakar, hilangnya papilla lidah dan masalah vaskularisasi dini

Dari penelitian disarankan agar dalam menurunkan derajat kegoyahan gigi pada penderita diabetes mellitus, hendaknya secara teratur mengontrol kadar glukosa darah minimal tiga bulan sekali Untuk pasien IDDM, dengan menghambat respon inflamasi terhadap infeksi bakteri gram negative seperti yang ditemukan pada penyakit periodontal. Merekomendasikan menggosok gigi dengan pasta yang mengandung triclosan/copolymer minimal dua kali sehari serta test HbA1c minimal tiga bulan sekali.

Bidang Bedah mulut Ekstraksi gigi pada pasien dengan kelainan penyakit sistemik membutuhkan pertimbangan yang serius dari beberapa aspek tindakan dan reaksi. Pasien dengan penyakit diabetes mellitus memiliki resiko lebih tinggi dalam ekstraksi gigi. Pembekuan darah pada penderita diabetes mellitus, baik yang IDDM ataupun yang NIIDM sedikit terganggu. Artinya cloating time penderita tidak seperti orang non diabetes. Salah satu komplikasi akut diabetes mellitus adalah koma hiperosmoler non ketotik. Panyakit ini disebabkan tingginya kadar gula darah melebihi 600 mg% yang mengakibatkan pasien mudah shock Setelah parastesi, ektraksi perlu diikuti dengan tampon selama 30 menit. Hal ini dilakukan agar bleeding dapat teratasi. Dilakukan penambahan insulin guna mencegah terjadinya shock Pada tindakan pembedahan, terdapat sedikit perbedaan antara penderita DM tipe 1 dan tipe 2. Pada penderita DM tipe 1, sebelum dilakukan pembedahan harus dilakukan terapi insulin, dengan memberikan suntikan insulin karena jumlah insulinnya tidak mencukupi kebutuhan. Sedangkan pada DM tipe 2, tidak perlu diberikan suntikan insulin. Selain itu, pada pemberian anastesi local, penderita DM harus dihindarkan dari bahan vasokonstriktor karena mengandung adrenalin yang dapat meningkatkan glukosa dalam darah.

Bidang Prostodonsia Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dapat menghambat dilakukannya perawatan prostodonsia. Penyakit kronis yang serius menurunkan adaptibilitas dan fisiologis dan psikiologis. Pada penderita diabetes mellitus, biasanya pasien enggan kembali ke untuk control sebab tidak percaya diri terhadap bau nafas yang khas. Hal ini dapat menghambat pengamatan perkembangan pertumbuhan yang terjadi. Selain itu, xerostomia yang merupakan gejala diabetes mellitus juga dapat menghambat retensi pesawat ortodonsia dengan menghambat daya adhesi antara basis gigi tiruan lepasan dengan mukosa mulut dan daya kohesi cairan saliva. Perlu dihindari perubahan-perubahan besar pada kondisi rongga mulut atau bentuk gigi tiruan secara drastis. Dihindari penggunaan bahan cetak plaster sebab bahan ini mengabsropsi kelembaban rongga

mulut.

Bidang Orthodonsia Penderita DM pada perawatan orto, misalnya dalam pemakaian alat orto (kawat) dapat menyebabkan gingivitis. Pada penderita DM terdapat kecenderungan gigi goyang. Hal ini merupakan salah satu kontraindikasi pemerataan gigi, karena dengan adanya pemakaian kawat, akan menghasilkan tekanan yang terlalu besar pada gigi, sehingga gigi goyang yang akhirnya akan menyebabkan gigi tanggal.

Anda mungkin juga menyukai