1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional, imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita sehingga menjadi salah satu program prioritas utama.1 Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep paradigma sehat yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).2 Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.3 Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Pengertian imunisasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1059/MENKES/SK/IX/2004 adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit.3 Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956.3,4 Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu: tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, serta hepatitis B.4 Perlindungan terhadap penyakit-penyakit tersebut dilaksanakan melalui program pemberian imunisasi dasar, yaitu imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, dan Campak, yang diberikan kepada bayi di bawah usia 1 tahun.1,3 Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan mencapai 100% Universal Child Immunization (UCI) atau 90% dari seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak. Namun berdasarkan hasil Riskesdas 2010 dan hasil monitoring dan evaluasi bahwa kegiatan pelayanan imunisasi rutin pada bayi di bawah umur 1 tahun beberapa tahun terakhir memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan.5 bayi yang
1
mendapat imunisasi dasar lengkap di Indonesia sekitar 53.8%, persentase bayi dengan imunisasi tidak lengkap adalah 45.3% dan persentase bayi yang tidak pernah mendapat imunisasi adalah 12,7%. DKI Jakarta memiliki presentase terbesar 53,2% balita di DKI telah mendapat imunisasi dasar yang lengkap dibandingkan dengan provinsi provinsi lain yang ada di Indonesia.
1.2 Tujuan Evaluasi Kinerja Tujuan umum: Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian kinerja Puskesmas Kelurahan Koja dalam program Imunisasi Dasar selama periode bulanJuli 2011 September 2011
Tujuan khusus: Menilai keluaran, proses, masukan dan drop out dari program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja Menemukan adanya hambatan atau masalah yang ada dalam program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja Menemukan solusi dan saran yang mampu laksana sebagai upaya penyelesaian masalah dari program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja
I.3. Kegiatan Program Imunisasi Dasar Kegiatan program imunisasi dasar untuk bayi di bawah 1 tahun adalah: Bayi lahir di rumah o 0 bulan: HB1 o 1 bulan: BCG, Polio 1 o 2 bulan: DPT/HB Kombo 1, Polio 2 o 3 bulan: DPT/HB Kombo 2, Polio 3 o 4 bulan: DPT/HB Kombo 3, Polio 4 o 9 bulan: Campak Bayi lahir di RS/RB/Bidan Praktek o 0 bulan: HB1, BCG, Polio 1
2
o 2 bulan: DPT/HB Kombo 1, Polio 2 o 3 bulan: DPT/HB Kombo 2, Polio 3 o 4 bulan: DPT/HB Kombo 3, Polio 4 o 9 bulan: Campak
Bayi dan balita yang akan diimunisasi didaftarkan di loket pendaftaran kemudian menunggu dipanggil ke ruangan KIA
Pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir, pengisian KMS
Pengisian KMS, Pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir
Pemeriksaan Fisik : PB, BB dan memeriksa apakah terdapat kontraindikasi imunisasi atau tidak
kontraindikasi (-) --> dilakukan imunisasi terhadap bayi dan balita sesuai status imunisasi terakhir Kontraindikasi (+) --> tunda imunisasi
kontraindikasi (-) --> dilakukan imunisasi terhadap bayi dan balita sesuai status imunisasi terakhir Kontraindikasi (+) --> tunda imunisasi
4) LINGKUNGAN
1) MASUKAN
2) PROSES
3) KELUARAN
6) DAMPAK
5) UMPAN BALIK
Keterangan:
1. Masukan meliputi : Tenaga Dana Sarana : - Sarana Medis - Sarana Non Medis Metode : - Metode Medis - Metode Non Medis 2. Proses meliputi : Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pencatatan atau pelaporan Pengawasan
3. Keluaran meliputi : Cakupan dan mutu pelayanan medis dibandingkan dengan target
4
5. Umpan Balik meliputi : Rapat kerja membahas laporan kegiatan Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat atau instansi lain
Alur pemikiran dalam evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data primer maupun sekunder mengenai kegiatan imunisasi di Puskesmas 2. Membandingkan data primer dengan data sekunder yang sudah didapatkan dengan indikator keluaran dan dampak dengan target sehingga diketahui masalah dalam program 3. Membandingkan data primer dan sekunder mengenai masukan, proses, lingkungan, dan umpan balik dengan standar dari Kementerian Kesehatan dan standar yang berlaku lainnya untuk mendapatkan penyebab masalah 4. Menentukan prioritas masalah dengan scoring 5. Mengumpulkan penyebab masalah 6. Memberikan saran yang mampu dilaksanakan
BAB III ANALISA SITUASI 3.1 Data Umum 3.1.1 Data Geografis
Lokasi dan Transportasi Puskesmas : Jalan masuk menuju Transportasi menuju puskesmas kelurahan Koja relatif mudah dicapai bagi penduduk sekitar, baik dengan berjalan kaki maupun dengan kendaraan seperti angkutan umum, motor, dan bajaj. Lokasi Puskesmas berada pada lingkungan perumahan.
Jumlah penduduk Kelurahan Koja berdasarkan Laporan Kependudukan Kelurahan Koja Bulan Juli 2011 sebanyak 38.256 jiwa dengan jumlah KK adalah 10.161 KK dan kepadatan penduduk 11.671 Jiwa/Km2
Tabel 1. Data Kependudukan Kelurahan Koja bulan Juli 2011 No Kelurahan Luas Wilayah Jumlah RT 1 Koja 327,80 ha 147 RW 13 Jumlah Penduduk 38.256 Jumlah KK 10.161 Kepadatan (Jiwa /Km2) 11.671
Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Koja Bulan Juli 2011 Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, Kecamatan Koja merupakan kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya sebesear 23.952 jiwa/km2 dibandingkan dengan kecamatan lain di Jakarta Utara.
B. Jumlah penduduk usia balita Berdasarkan data sasaran program kesehatan masyarakat puskesmas kecamatan Koja tahun 2010, Kelurahan Koja memiliki jumlah penduduk yang berusia balita ( 0 4 tahun) sebanyak 2.621 jiwa ( 6,85 % dari jumlah penduduk kelurahan Koja bulan Juli
2011). Jumlah bayi usia 0 tahun sebanyak 700 orang, jumlah bayi usia <2 tahun (0-1 tahun) sebanyak 1.381 orang.
3.2 Data Khusus 3. 2.1 Angka Kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Tabel 2. Angka Kejadian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Puskesmas Kelurahan Koja Periode Juli 2011 September 2011 Jenis Penyakit Juli 2011 Bulan Jumlah pasien TBC Difteri Pertusis Tetanus Hepatitis B Polio Campak 4 0 0 0 0 0 0 Persentase 0.86 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% Jumlah pasien 3 0 0 0 0 0 4 Persentase 0.43 % 0% 0% 0% 0% 0% 0.4 % 1 0 0 0 0 0 0 Jumlah pasien Persentase 0.197 % 0% 0% 0% 0% 0% 0. % Agustus 2011 September 2011
Sumber data: Formulir LB-1 Puskesmas Kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011 Keterangan : persentase yang dimaksud dalam tabel 2 adalah jumlah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dibandingkan dengan penyakit lain di Puskesmas Kelurahan Koja sesuai bulan masing masing.
3.2.2 Angka Kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kematian penduduk di Puskesmas Kelurahan Koja yang mengalami kematian akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar ( TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, Campak).
3.2.3 Angka Kejadian Luar Biasa akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kejadian luar biasa di Puskesmas Kelurahan Koja akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar ( TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, Campak).
3.2.4 Posyandu Tabel 3. Data Posyandu dan jumlah kader per RW No Nama Posyandu Alamat (RW) Pos Jumlah Kader aktif Status Posyandu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Bunga Tanjung Bunga Rampai Mawar Indah Flamboyan Kenanga Anggrek Mawar Merah Cempaka Nusa Indah Melati Teratai Kemuning Dahlia Jumlah 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 6 6 8 5 6 5 7 4 6 7 8 6 7 81 Mandiri Purnama Mandiri Madya Purnama Madya Mandiri Pratama Mandiri Mandiri Mandiri Purnama Mandiri
3.2.5 Kelompok Masyarakat Anti-Imunisasi Tidak terdapat laporan mengenai adanya kelompok anti-imunisasi ataupun kelompokkelompok masyarakat lain yang menentang berjalannya pelaksanaan program imunisasi di masyarakat kelurahan Koja.
3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Periode 2. Sumber data : 3 bulan yaitu bulan Juli 2011 September 2011. : Puskesmas Kelurahan Koja.
3. Cara pengambilan data: wawancara, observasi dengan check list dan mengambil arsip Tabel 4. Jenis Data, Sumber Data,Cara Pengambilan Data, dan Variabel No. Jenis Data dan Sumber Data Cara Pengambilan Data Variabel
A. Data Primer 1. Kepala Puskesmas Kelurahan Koja ( dr. Endang) Wawancara ( 13 Oktober 2011) 1. Penjelasan mengenai tenaga kesehatan di Puskesmas
imunisasi
2.
Penanggung (Imunisasi)
Jawab di
KIA
Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Koja 2. Penjelasan teknis mengenai cara pendistribusian vaksin melalui sistem cold chain di Puskesmas Kelurahan
imunisasi
mengenai
9
Puskesmas Kelurahan Koja. 5. Penjelasan mengenai masalah masalah yang terjadi dalam program
imunisasi dan upaya yang sudah dilakukan. 3. Buku registrasi harian Observasi buku Jumlah pasien berusia > 12 bulan yang datang ke
registrasi harian
Puskesmas Kelurahan Koja 4. Buku imunisasi Kelurahan Koja 5. registrasi harian Observasi Puskesmas registrasi imunisasi buku Jumlah pasien berusia > 12 harian bulan yang datang ke
Puskesmas Kelurahan Koja Kelengkapan status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja
6.
Buku Kohort balita Puskesmas Observasi Kelurahan Koja periode Juli 2010 September 2011
Kelengkapan status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja
7.
Observasi lapangan
dengan 1. Ketersediaan alat Semprit (0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml) Vaksin imunisasi dasar (Polio, BCG, Combo, Campak) Lemari pendingin
berupa
Cool box dan cool pack Kapas dan alkohol 2. Poster, plamfet, brosur 3. Tenaga 4. Metode medis 5. Pencatatan dan pelaporan 6. Lingkungan B. Data Sekunder 1. Laporan kependudukan Didapat dari kantor Jumlah penduduk yang
wilayah kelurahan Koja Jumlah anak usia balita (04 tahun) di wilayah
kelurahan Koja. 2. Laporan pelaksanaan Didapat dari dan Ketersediaan pendukung imunisasi dasar Pelaksanaan program alat program
imunisasi dasar di Kelurahan Puskesmas Koja periode Juli 2011 Posyandu September 2011 Kelurahan Koja
imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Koja Jumlah bayi yang imunisasi
mendapatkan dasar
Jumlah bayi yang datang ke puskesmas dan posyandu Jumlah kader dan posyandu yang terlibat dalam program di Kelurahan
LB
dan
penyakit
yang
dapat
pencatatan
Tetanus,
Hepatitis
Campak, Polio)
12
Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan program imunisasi dasar yang dilakukan oleh Puskesmas Kelurahan Koja adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Cakupan Imunisasi dari Balita Usia > 12 Bulan yang Datang ke Puskesmas Kelurahan Koja Periode Juli 2011 September 2011
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. B
BCG Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Combo 1 Combo 2 Combo 3 Campak Drop out Drop out
+ + + + -
7.29 %
< 0%
Keterangan : Data status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke puskesmas kelurahan koja periode Juli September 2011 terlampir pada Lampiran 1
13
Skor :
5 = 80 - 100 4 = 60 - 79,9
3 = 40 - 59,9 2 = 20 - 39,9
1 = 0 - 19,9
Skor :
Skor :
Skor :
Jika ragu antara skor 1 dan 3 = 2 Jika ragu antara skor 3 dan 5 = 4
14
NO 1 2
A 1 5
B 1 4
C 1 3
D 1 3
5 16
5 15
5 14
3 12
Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target EO Rumus yang dipergunakan = G = ---------- x 100 % E G = Gap (kesenjangan) E = Expected (terget yang ingin dicapai) O = Output (data yang diperoleh di lapangan)
E = 100 %
O = 85.42 %
G = 14.58 %
Score = 1
E = 100 %
O = 89.58 %
G = 10.42 %
Score = 1
E = 95 %
O = 88.54 %
G = 6.8 %
Score = 1
E = 90 %
O = 88.54 %
G = 6.8 %
Score = 1
15
1.
Cakupan imunisasi BCG tidak mencapai target Indonesia berada pada urutan kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia dengan estimasi prevalensi TB semua kasus sebesar 660.000 dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus (WHO 2010).Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau bahkan selaput otak dan dapat menimbulkan kematian.Bayi sangat rentan untuk tertular TBC melalui percikan saat penderita batuk. Cakupan imunisasi BCG yang tidak mencapai target menunjukkan terdapat sejumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi BCG sehingga meningkatkan risiko penularan TBC dan risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit tersebut. (Skor = 5)
2.
Cakupan imunisasi Polio tidak mencapai target Virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan yang permanen yang menurunkan kualitas hidup seseorang bahkan kematian. Virus ini dapat menular melalui perantaraan air dan kotoran manusia. Sekitar 20 tahun yang lalu, polio melumpuhkan 1000 anak setiap harinya di seluruh penjuru dunia sampai akhirnya pada tahun 1988 muncul gerakan pemberantasan polio global. Di Indonesia kemudian dilakukan program imunisasi nasional yang dikenal dengan nama Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Imunisasi polio (terutama polio 1) yang tidak mencapai target menunjukkan adanya sejumlah anak yang tidak pernah mendapat imunisasi polio sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan munculnya kejadian polio dan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan program eradikasi polio yang telah dicanangkan oleh pemerintah. seorang anak yang mengalami kelumpuhan tentu akan menjadi beban, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dari segi sosial akan menimbulkan rasa minder pada diri anak, dari segi produktivitas akan sangat terhambat karena terbatasnya gerakan, dari segi ekonomi menjadi beban bagi orang tua. (Skor = 4) Bagi imunisasi polio ulangan, bayi yang menerima imunisasi polio sebelumnya sudah dapat membentuk antibodi terhadap virus polio, namun antibodi yang terbentuk belum optimal sehingga terdapat kemungkinan terjangkitnya anak tersebut dengan polio dan pemberian imunisasi polio sebelumnya menjadi kurang bermakna. Dengan pemberian secara lengkap diharapkan anak tersebut akan mendapatkan kekebalan sempurna dan terhindar dari penyakit polio. (Skor = 3)
16
3.
Cakupan imunisasi Combo DPT/HB 3 tidak mencapai target Imunisasi ulangan DPT/HB atau yang sering disebut sebagai booster bermanfaat dalam meningkatkan imunitas terhadap penyakit sehingga tercapai kadar optimal dari antibodi. Bila imunisasi tidak lengkap, ada risiko terbentuknya antibodi yang tidak optimal sehingga titer antibodi rendah atau masa perlindungan terhadap penyakit yang menjadi lebih pendek.Penyakitpenyakit tersebut dapat menyebabkan kematian dan juga penyakit kronis apabila tidak ditangani dengan serius. (Skor = 3)
Semua imunisasi tersebut diberikan skor yang sama yaitu skor 5 karena sumber daya untuk menanggulangi masalah tersebut sudah tersedia dan sama contohnya:
o Sumber dana: penyediaan vaksin dan alat imunisasi yang cukup dari pemerintah o Sumber tenaga: terdapat tenaga kesehatan atau jurim terlatih yang dapat
Keuntungan sosial yang diperoleh 1. Imunisasi BCG memberi keuntungan sosial, yaitu dapat mencegah terjadinya penyakit TBC yang merupakan penyakit kronis dengan tingkat insidensi yang tinggi di Indonesia dimana penderita TBC membutuhkan pengobatan yang disiplin dalam jangka waktu yang lama sehingga dianggap menjenuhkan, belum lagi biasanya penderita TBC akan cenderung dijauhi oleh masyarakat setempat, karena sifatnya yang sangat menular. Dinilai dari sisi produktivitas seseorang, seorang penderita TBC lebih rendah nilai produktivitasnya dibandingkan bukan penderita TBC sehingga pada akhirnya akan berakibat juga kepada penurunan kualitas hidup penderita TBC. Efek samping yang mucul akibat suntikan BCG juga jarang menimbulkan kekhawatiran ibu karena hanya akan menimbulkan bekas pada lokasi penyuntikan, menjadi salah satu keuntungan sosial dari pemberian vaksin BCG. Disisi lain, penduduk Kelurahan Koja sendiri tergolong padat dan memiliki jumlah pasien TBC yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ibu berpikir untuk mencegah penyakit TBC pada anaknya sejak dini. (Skor = 5) 2. Pemberian imunisasi polio memberikan keuntungan sosial yang cukup tinggi dikarenakan pemberian imunisasi dilakukan secara oral, sehingga pemberiannya
17
lebih mudah dan dianggap tidak berbahaya oleh ibu dibandingkan dengan pemberian vaksin lain yang diberikan dengan suntikan. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan oleh pemberian imunisasi polio sangat jarang
ditemukan.Dengan mencegah penyakit polio ibu berpikir bahwa anaknya dapat terhindar dari kelumpuhan permanen yang dapat mengganggu aktivitas seharihari, mengurangi kesempatan kerja di bidang-bidang tertentu, menimbulkan rasa malu karena kecacatan yang dialami penderitanya, sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kehidupan sosialnya. (Skor = 5) 3. Pemberian imunisasi kombo sering menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan ibu. Gejala yang timbul berupa panas, nyeri di tempat suntikan, bahkan peradangan. Hal ini mengakibatkan ibu cenderung untuk takut mengimunisasikan anaknya padahal pemberian imunisasi kombo memberikan banyak keuntungan dalam mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B; yang bila tidak ditanganin dengan tepat dan optimal dapat mengakibatkan kematian. Cara pemberian dengan suntikan ini juga kurang disukai ibu karena lebih invasif dan menyakitkan bagi bayi. (Skor 3)
18
5.2 Penyebab Masalah Tabel 7. Penyebab Masalah Masalah Cakupan imunisasi BCG di Proses : Penyebab masalah
Puskesmas tidak sesuai target Penyuluhan kelompok tidak dilakukan rutin setiap bulan, hanya bila ada masalah karena tidak ada petugas khusus penyuluhan dan penyuluhan dianggap bukan prioritas
Penyuluhan perorangan kurang optimal terutama tidak
ada waktu khusus penyuluhan, tidak mencakup semua pengunjung puskesmas terutama ruang KIA, informasi kurang lengkap.
Penggunaan kontraindikasi yang tidak tepat seperti diare
tanpa dehidrasi, ISPA tanpa ronchi, demam <380C, tidak memperhatikan status gizi pasien
Penapisan status imunisasi pasien bayi dan balita yang
datang ke BPU masih kurang. Imunisasi hanya mengandalkan bayi dan balita yang datang ke KIA untuk imunisasi.
Tidak ada kunjungan ke rumah untuk memantau status
imunisasi. Pemantauan status imunisasi ke rumahrumah dilakukan hanya bila ada balita BGM (bawah garis merah)
19
Input :
Tidak ada petunjuk kontraindikasi imunisasi bagi
ruang tunggu BPU, tidak ada informasi mengenai imunisasi di ruang KIA maupun ruang tunggu KIA. Selain itu tidak terdapat poster mengenai imunisasi di tempat pelaksanaan posyandu maupun kelurahan
Tidak tersedia leaflet untuk dibagikan sebagai sarana
promosi.
20
5.3 Pohon Masalah Cakupan Imunisasi BCG di Puskesmas tidak memenuhi target
Petugas memiliki banyak pekerjaan dan penyuluhan kesehatan dianggap bukan prioritas
Letak poster tidak tepat, hanya di ruang tunggu BPU Tidak ada petunjuk dan informasi mengenai kontraindikasi imunisasi yang tepat
Pengetahuan dan kesadaran petugas mengenai pentingnya promosi kesehatan masih kurang
21
Keterangan Pohon Masalah : Cakupan imunisasi tidak memenuhi target Masalah masalah yang menyebabkan target tidak terpenuhi
Akar masalah
kepada petugas puskesmas dan kontraindikasi yang benar Kurangnya pengetahuan dan kesadaran petugas puskesmas akan pentingnya promosi kesehatan terutama melalui penyuluhan kepada kelompok masyarakat, ataupun perorangan khususnya pada ibu hamil mengakibatkan kurangnya distribusi informasi dan motivasi imunisasi yang rendah. Hal ini dikarenakan petugas kesehatan di puskesmas seringkali menganggap promosi kesehatan bukan merupakan prioritas dan meletakkannya dibawah upaya pelayanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan umum dan pelayanan KIA-KB. Pengetahuan petugas mengenai kontraindikasi imunisasi masih kurang tepat. Beberapa contoh kontraindikasi imunisasi yang kurang tepat antara lain ISPA tanpa ronkhi, dan diare tanpa dehidrasi. Dengan kontraindikasi yang salah, imunisasi yang semestinya dapat diberikan menjadi tertunda yang sering berakibat ibu lupa atau malas kembali ke puskesmas untuk diimunisasi Hal ini merupakan missed opportunity sehingga dapat menurunkan cakupan imunisasi. Terlebih lagi untuk imunisasi BCG hanya diberikan kepada bayi usia 0 - <2 bulan. Untuk bayi usia 2 bulan harus dilakukan tes Mantoux terlebih dahulu sebelum dilakukan pemberian imunisasi BCG sehingga sangat penting bayi diimunisasi BCG sebelum usia 2 bulan. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat diadakan pelatihan dan pemberian infomasi terbaru kepada petugas imunisasi mengenai materi imunisasi dengan lebih jelas oleh pihak yang menguasai materi dan dipercaya oleh petugas. Selain itu diberikan pedoman mengenai kontraindikasi yang benar agar dapat dipelajari dan dapat ditempel pada meja pencatatan di tempat sehingga petugas imunisasi mengimplementasikan kontraindikasi imunisasi yang benar.
22
Pelaksana (Who)
Petugas
Minimal setiap satu tahun sekali Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas Kecamatan
Informasi mengenai cara penyuntikan, kontraindikasi, dan
pencatatan imunisasi Sasaran (Who) Petugas imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja, dan petugas yang turun untuk imunisasi di Posyandu Tujuan (Why) Menurunkan
angka
missed
opportunitysehingga
dapat
meningkatkan cakupan imunisasi Cara ( How ) Menyiapkan materi dan media mengenai imunisasi dan kontraindikasinya
Petugas yang menguasai imunisasi dari Suku Dinas Kesehatan atau dokter umum di BPU memberikan pelatihan dan membagi pengetahuan kepada penanggung jawab imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja
Alat bantu dapat berupa buku panduan dan selebaran kontraindikasi imunisasi.
Untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Puskesmas, dapat juga dengan melakukan penapisan di saat ibu melakukan pemeriksaan nifas di Puskesmas, dan kunjungan ke rumah rumah warga terhadap bayi berusia di bawah satu tahun dengan menanyakan kelengkapan imunisasinya. Dengan penapisan ini diharapkan dapat menemukan bayi yang belum diimunisasi BCG atau terlambat diimunisasi, sekaligus dapat memberikan penyuluhan mengenai imunisasi agar ibu membawa anaknya ke bagian KIA untuk mendapatkan imunisasi.
Pelaksana (Who)
Saat pelayanan pemeriksaan nifas di ruang KIA, saat posyandu Puskesmas Kelurahan Koja, rumah rumah warga Kelurahan Koja
Informasi mengenai kelengkapan status imunisasi Semua bayi datang dibawa ibu saat periksa nifas, dan Posyandu
Tujuan (Why)
Cara ( How )
Para dokter dan kader menanyakan status imunisasi bayi yang datang dan yang dikunjungi, serta mengeceknya pada buku KMS bayi tersebut.
Memberikan penyuluhan atau informasi singkat bila status imunisasinya tidak lengkap
Dengan menambah media promosi kesehatan, masyarakat akan lebih mudah untuk memperoleh info-info mengenai dampak, mitos, kerugian yang ditimbulkan bila tidak diimunisasi, jadwal imunisasi dan lain sebagainya, dan dengan lebih menyadari tentang imunisasi diharapkan masyarakat akan datang membawa anaknya di puskesmas untuk diimunisasi. Pelaksana (Who) Bidan puskesmas yang dapat bekerja sama dengan dokter puskesmas, kedokteran Waktu (When) Tempat (Where) Setiap tiga bulan sekali Ruang tunggu balai KIA, BPU, lorong-lorong puskesmas, posyandu, tempat umum. Materi (What) Segala informasi yang penting mengenai imunisasi terutama manfaat, akibat tidak diimunisasi, jadwal pemberian imunisasi, mitos mengenai imunisasi, efek samping imunisasi Sasaran (Who) Masyarakat (terutama mereka yang mempunyai bayi dengan usia < 12 bulan, dan ibu hamil) perawat, kader, serta mahasiswa fakultas
24
Tujuan (Why)
Cara ( How )
Mencari poster, pamflet, dan leaflet mengenai imunisasi melalui puskesmas kecamatan, suku dinas dan sebagainya Memperbanyak poster, leaflet, pamflet untuk kemudian ditempel di sarana kesehatan maupun tempat umum yang mudah dilihat orang, dan dibagikan kepada orang tua bayi, ibu hamil, kader sebagai tambahan informasi.
Pelaksanaan penyuluhan perorangan saat pelayanan pemberian imunisasi baik di posyandu maupun di puskesmas sering kali tidak optimal. Hal ini dikarenakan ibu sering kali tidak konsentrasi karena suasana saat memberikan penyuluhan yang tidak tenang. Hendaknya disediakan waktu untuk pemberian edukasi dan promosi terhadap ibu hamil tiap memeriksakan kehamilannya, sehingga dapat meningkatkan motivasi ibu untuk membawa anaknya yang baru lahir untuk diberikan imunisasi BCG. Selain itu dapat dilakukan kerja sama dengan sektor lain seperti mahasiswa fakultas kedokteran, mahasiswa akademi kebidanan untuk mengadakan penyuluhan kelompok yang rutin dan terjadwal, dimana sasarannya lebih luas seperti ibu hamil saat ANC dan masyarakat lainnya di balai pengobatan, poli KIA, rumah bersalin, dan Posyandu. Dengan demikian dapat meningkatkan motivasi ibu untuk imunisasi. Pelaksana (Who) Bidan Puskesmas dapat bekerjasama dengan mahasiswa
Fakultas Kedokteran, mahasiswa akademi kebidanan, dokter Puskesmas Waktu (When) Tempat (Where) Materi (What) Setiap bulan, minimal 1x Puskesmas, tempat Posyandu dilakukan Akibat yang ditimbulkan bila tidak diimunisasi, siapa saja yang diimunisasi, kapan diimunisasi, imunisasi jenis apa saja, dimana dapat dilakukan imunisasi, mitos mengenai imunisasi
25
Sasaran (Who)
Wanita hamil, ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi / ditimbang, pasangan/ keluarga atau orangtua yang membawa bayinya berobat di balai pengobatan umum, para ibu yang datang ke Posyandu
Tujuan (Why)
Meningkatkan cakupan imunisasi dasar melalui peningkatan pengetahuan dan motivasi imunisasi
Cara ( How )
Penyusunan jadwal penyuluhan yang tetap dan rutin. Memberi pengetahuan kepada penyelenggara apabila
dianggap perlu oleh pihak yang lebih menguasai materi dan membuat prosedur standar berisi materi yang sesuai.
Untuk meningkatkan keaktifan dari kader maka diperlukan suatu acara yang menyatakan penghargaan bagi para kader yang sudah aktif. Salah satunya adalah dengan memberikan hadiah bagi kader kelurahan yang paling aktif. Pelaksana (Who) Kepala Puskesmas Kelurahan dan pihak lain seperti Sudin, atau pihak swasta disekitar Kelurahan Koja Waktu (When) Tempat (Where) Materi (What) Satu kali setahun Puskesmas kelurahan Memberikan penghargaan terhadap posyandu terbaik dan kader terbaik. Sasaran (Who) Tujuan (Why) Cara ( How ) Semua kader Posyandu di satu kelurahan Meningkatkan motivasi dan semangat kerja para kader Menilai keaktifan kader seperti seberapa sering melakukan penyuluhan, kunjungan rumah, absensi setiap kegiatan Posyandu. Menilai peningkatan cakupan program Posyandu Memberikan penghargaan kepada kader Posyandu terbaik.
26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Melalui evaluasi kinerja imunisasi di puskesmas kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011 didapat hasil bahwa program Imunisasi Dasar sudah terlaksana namun kinerja puskesmas dalam program imunisasi pada periode tersebut masih belum optimal ditandai dengan adanya beberapa cakupan imunisasi dasar di Puskesmas yang tidak sesuai target. Cakupan yang belum sesuai target di Puskesmas yaitu BCG, Polio 1, Polio 4, dan Combo DPT/HB - 3 Belum tercapainya target tersebut disebabkan oleh beberapa masalah baik di bidang promosi imunisasi maupun pelayanan imunisasi. Beberapa sumber masalah yang didapat dari hasil wawancara dan observasi antara lain promosi imunisasi oleh petugas kesehatan yang kurang optimal karena dianggap bukan prioritas, pengetahuan petugas yang kurang mengenai kontraindikasi yang benar, media informasi cetak berupa poster dan leaflet yang masih kurang untuk dibagikan kepada masyarakat, penyuluhan yang masih belum optimal baik secara perorangan maupun kelompok karena pemilihan waktu dan metode yang kurang tepat, motivasi kader yang masih kurang. Sebagai solusi yang mampu laksana, dapat dilakukan beberapa upaya di bidang promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di luar puskesmas.
6.2 Saran Sebagai pemecahan masalah-masalah yang ada, dapat dilakukan penyelesaian yang mampu laksana, berupa mengadakan penetapan jadwal penyuluhan tiap bulan, penyuluhan perorangan yang optimal, memberikan pelatihan dan pengetahuan yang benar mengenai imunisasi kepada petugas kesehatan puskesmas, memberikan apresiasi terhadap kader dan penapisan terhadap bayi yang imunisasinya tidak lengkap atau terlambat, serta dengan menjalin kerja sama lintas sektoral medis maupun non medis agar dapat dilakukan penyuluhan mengenai imunisasi bersama sehingga dapat meningkan motivasi imunisasi ibu.
27
DAFTAR PUSTAKA 1. Achmadi U. Program imunisasi Indonesia Bagian 1. Jakarta. Departemen Kesehatan Tahun 2003 2. Ranuh I, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soejatmiko. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008 3. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi [online]. Diunduh 12 Oktober 2011 pukul 20.35; Available from: URL:http://www.scribd.com/doc/18566120/PedomanPenyelenggaraan-Imunisasi 4. Direktorat Jenderal PP & PL dan Pusdiklat SDM Kesehatan. Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I; 2006. 5. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) 2010. Diunduh 12 Oktober 2011 pukul 20.45; Availale from: URL : http://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/04/dsbs-kepri.pdf
28
LAMPIRAN 1 DATA PENDUKUNG 3.4. Penyajian Data Tabel 8. Balita > 1 tahun yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja dan diimunisasi Periode Juli 2011- September 2011 No. Nama Umur (bulan) BCG Usia Pemberian Imunisasi (Dalam Bulan) Polio 1 2 3 1 Alkianto 2 Ahmad Ardan 3 M. Farhan A 4 Ripat 5 Raya Pirniya 6 Defano Ardiansyah 7 Sapta Hadi 8 Aldias Dwiansyah 9 Danan Sahid 10 11 Nikita Umam Nurhafiz 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 M. Fadila Umar Syarif Azziasuzza M. Oktaniano M Rizky P Filbert M. Zaky Alin Yuliani M. Sheva Mariya Kiptia Dendy 13 bulan 15 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 14 bulan 0 1 0 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 0 1 0 0 0 1 0 2 3 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 2 3 1 3 4 2 3 0 2 3 2 5 6 0 2 3 3 4 5 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 2 3 1 2 3 0 2 3 0 3 4 1 3 4 2 3 4 2 3 4 1 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 6 4 7 4 7 4 4 5 4 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 Kombo 2 3 3 3 3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 6 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 6 11 9 9 10 10 9 11 9 10 9 9 9 10 9 9 9
29
Campa 3 4 4 4 4 k 9 9 9 9 10
Ramansyah 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nova Erlita Azam M. Refizo Celsi Laode A Intan Permata Riski Rafael Rafa Anugerah Arsila Anisa C Ramanda Zafira Aziza Gibran M. Ridho Rafka Adela Akila Zafira Mumaazizah 40 41 42 43 44 Syalumisuna Cinta Putri Sharen R Felin Ardian Pramesti 45 46 Rayan Putra Fikrah Aria 47 Safa 14 bulan 15 bulan 14 bulan 1 1 1 2 3 1 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 9 11 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 15 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 12 bulan 13 bulan 12 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 1 1 0 0 0 1.5 1.5 1 3 4 1 2 3 0 1 2 0 2 3 0 2 3 1.5 3 4 1.5 3 4 # 4 3 5 4 5 5 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 11 4 5 5 4 5 5 9 9 9 9 10 9 0 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 5 0 2 3 4 5 1 4 5 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 4 5 2 3 4 0 1 4 1 2 3 0 2 3 1 4 5 2 3 4 0 2 3 2 3 4 4 4 6 5 4 5 6 4 4 4 6 4 4 2 4 4 2 2 2 4 3 1 2 2 4 3 2 3 5 3 5 5 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 11 5 4 5 11 9 9 6 4 4 4 6 4 9 10 9 11 9 9 9 9 9 10 9 9
30
48
Mimin M. Salamin
6 5 6 5 4 4 5 4 9 4 7 7 4 9 4 5 5 5
4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2
5 4 5 4 3 3 4 3 8 3 5 6 3 7 3 4 3 4
6 5 6 5 4 4 5 4 9 4 7 7 4 9 4 5 5 5
10 9 9 10 9 9 9 10 10 9 9 9 9
49 50
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Meisyah Putri Nikita Mervin Rachmi Rifmitahapsari Fadli Dwi Khoirul Pisa Agna Hanira Azahra Anita Yossyana Haryani Sherina G. Safi Khanul Fullah Joshua Maulana Alisha Aprilia Kianzi Umat Satria Pandawa Dhabi Teguh
14 bulan 19 bulan 14 bulan 15 bulan 12 bulan 14 bulan 13 bulan 15 bulan 12 bulan 12 bulan 14 bulan 14 bulan 15 bulan 17 bulan 12 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 12 bulan 14 bulan 13 bulan
1 2 6 0 2 3 0 3 7 1 2 3 1.5 3 4 2 3
1 1.5
10 10 9 9
1 1 0 0 0 1 1
1 3 4 1 2 0 2 4 0 2 3 0 1 2 1 2 3 1 3 4
5 4 3 4 5
2 2 2 2 3
4 3 3 3 4
5 4 5 4 5
9 9 11 9 10
31
72
M. Abdul Azis
13 bulan 0 0 3 4 1 3 4 1 4 5 2 2 3 4 1 2 3 0 1 2 5 5 3 5 5 6 3 3 2 5 3 2 2 4 3 3 5 5 4 10 9 9 4 4 4 5 5 5 9 9 10
73 74 75 76 77 78
1 1
2
2 1 0
79
Fadil Indrayasa
6 4 5
3 5 2 3
9 10
80 81 82 83 84 85 86 87 88
Adiz Kenan Fida Zahirah M. Akbar M Arjuna Putra Ahmad Zaki Kirani Olivia Ferdian Andini Rahmadani
1 1 1 1 1 1 1
4 4 3 4 3 4 3 4 4
4 5 6 5 4 5 6
2 3 2 2 2 3 3
4 5 6 5 4 5 6
10 9 9 11 9 10 10
89 90
1 3 4
91 92
13 bulan 14 bulan
1 1 1
93
Rizka Mayasari
14 bulan
94
15 bulan
0 1 1.5
0 1 2 1 2 3 1.5 3 4
3 4 5
2 2 3
3 3 4
4 4 5
9 9 9
95 96
16 bulan 15 bulan
Sebanyak 334 anak umur diatas 12 bulan ke puskesmas kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011. Data tersebut digunakan untuk mencari data pemberian imunisasi melalui buku kohort periode sebelumnya. Data yang dipergunakan berupa jumlah anak, bukan jumlah kunjungan, sehingga diharapkan tidak terjadi overlapping data. Data diambil pada bulan Juli September 2011 dari buku register Puskesmas yang telah dicocokan dengan buku kohort imunisasi dengan jumlah 96 anak.
33
Perhitungan :
1. Cakupan imunisasi BCG
Jumlah imunisasi BCG yang dilakukan ----------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi BCG di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Polio 1
Jumlah imunisasi Polio 1 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 1 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Polio 2
Jumlah imunisasi Polio 2 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 2 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
34
Polio 3
Jumlah imunisasi Polio 3 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 3 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Polio 4
Jumlah imunisasi Polio 4 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 4 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi
Combo 1
Jumlah imunisasi Combo 1 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 1 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi
35
Combo 2
Jumlah imunisasi Combo 2 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 2 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Combo 3
Jumlah imunisasi Combo 3 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 3 di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Campak
Jumlah imunisasi Campak yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Campak di puskesmas
Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
36
Jumlah imunisasi Combo 1 Campak yang dilakukan ----------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah imunisasi Combo 1 yang dilakukan = 96 89 X 100 % 96 = 7.29 %
Drop out
37
Nara Sumber : Sorta Erlina (penanggung jawab program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja). Waktu : tanggal 13 Oktober 2011 Imunisasi dasar di Puskesmas dilakukan di Poli KIA setiap hari Jumat (1x dalam 1 minggu). Bayi dan balita yang akan diimunisasi didaftarkan di loket pendaftaran kemudian menunggu dipanggil ke ruangan KIA. Di ruangan KIA, dilakukan pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir, serta pengisian KMS dan Kartu anak/ibu menyusui. Setelah itu dilakukan pemeriksaan berat badan, panjang badan dan dicermati apakah terdapat kontraindikasi imunisasi. Bila tidak terdapat kontraindikasi imunisasi, bayi dan balita diimunisasi sesuai dengan status imunisasi terakhir. Bila terdapat kontraindikasi, imunisasi ditunda sambil bayi dan balita tersebut diperiksakan ke Balai Pengobatan Umum (BPU) untuk dilakukan pengobatan. Kontraindikasi yang sering ditemui antara lain bayi dan balita demam, batuk pilek, serta diare. Bayi dan balita tersebut kemudian disarankan untuk kembali minggu berikutnya setelah sembuh. Di Poli KIA, petugas medis juga menjelaskan kepada ibu mengenai jadwal imunisasi berikutnya, kapan harus berkunjung lagi, serta efek samping imunisasi. Imunisasi hanya dilakukan pada bayi dan balita yang datang ke poli KIA, tidak ada screening yang dilakukan di BPU terhadap status imunisasi bayi dan balita yang berobat ke BPU. Bila bidan berhalangan hadir, imunisasi dilakukan oleh petugas medis yang bertugas di bagian lain. Setelah itu data bayi dan balita yang diimunisasi dicatat ke dalam buku register imunisasi bayi serta buku kohort imunisasi. Pelaporan data imunisasi dilakukan setiap bulan ke puskesmas kecamatan, terdiri atas dara jumlah imunisasi dan nama bayi danb balita yang diimunisasi di puskesmas, posyandu, rumah sakit, praktek swasta, dsb. Sementara itu imunisasi juga dilakukan di Posyandu. Kader Posyandu semuanya adalah perempuan dengan kisaran usia 30 60 tahun, dengan mayoritas berusia 40 50an tahun. Pekerjaan para kader Posyandu umumnya adalah ibu rumah tangga (terutama yang sudah berusia 40 tahun ke atas) dan sebagian kecil merupakan buruh atau karyawan (beberapa kader yang masih berusia dibawah dari 40 tahun). Pertemuan dengan kader dilakukan 1 kali setiap bulan sebelum kegiatan posyandu dimulai. Dalam pertemuan ini
38
dibicarakan mengenai teknis pelaksanaan dari Posyandu, seperti kapan Posyandu akan dimulai, tempat pelaksanaan dan sebagainya. Penyelenggaraan Posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali antara tanggal 21 28. Tempat penyelenggaraan posyandu berbeda-beda, ada yang di balai warga RW setempat, sekolah, teras rumah salah satu kader, atau tempat terbuka serupa lainnya. Waktu penyelenggaraan: pukul 09.00 12.00 WIB. Yang mengikuti kegiatan Posyandu ini adalah kader serta bidan pengawas dari Puskesmas pengayom, yaitu Bidan Darmita. Terdapat absensi kegiatan siapa saja yang hadir yang dicatat secara sederhana di buku tulis. Kegiatan posyandu yang umumnya dilakukan dalam pelayanan imunisasi adalah pemberian vaksinasi dasar dan pendataan bayi dan balita wilayah kerja posyandu. Semua vaksinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan. Para kader hanya bertugas dalam pencatatan dan pelaporan. Untuk pencatatan dan pelaporan imunisasi di Posyandu sendiri hanya berupa pencatatan daftar balita yang datang ke Posyandu, balita yang mendapat imunisasi pada saat pelaksanaan Posyandu. Tidak ada pencatatan status imunisasi anak ke dalam kohort imunisasi seperti di poli KIA Puskesmas. Tidak terdapat kunjungan rumah untuk pemantauan status imunisasi. Kunjungan rumah hanya dilakukan bila terdapat anak yang status gizinya dibawah garis merah atau apabila saat diadakaan kegiatan sweeping maupun kampanye campak. Hal ini dikarenakan kesibukan dari bidan Puskesmas dan kader Posyandu. Kegiatan pendataan bayi dan Balita dilakukan 1 kali per tahunnya oleh semua kader posyandu kemudian dilaporkan ke Puskesmas kelurahan.
39
Tabel 9. Program Imunisasi di Puskesmas dan Posyandu Puskesmas Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan
Pelayanan
Pemberian imunisasi dasar tiap minggu Penyuluhan perseorangan dan kelompok mengenai imunisasi
Kunjungan rumah untuk memberikan penyuluhan dan memantau kelengkapan status imunisasi.
40
Tabel 10. Observasi dengan check list kegiatan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja PROSES NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M +
1 Perencanaan
kecamatan; perhitungan kebutuhan vaksin diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan sebelumnya.
- Menghitung Jumlah Kebutuhan Vaksin Vaksin = Kontak IP tahun lalu Kontak = Sasaran x Target
b. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Imunisasi - Alat Suntik. Kebutuhan alat suntik = Sasaran x Target cakupan
b. Perencanaan kebutuhan peralatan imunisasi ada, namun hanya diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan lalu.
c. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain - Berdasarkan kebutuhan dan daya tahan dari sarana penyimpanan dan pembawa vaksin.
41
d. Terdapat Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi di Puskesmas Terdapat Rencana Kerja Puskesmas :
:1x
seminggu ( Jumat)
Ada, namun kurang optimal (umumnya berisi tentang kontraindikasi imunisasi, efek samping imunisasi, serat jadwal imunisasi selanjutnya) +
pelayanan. Materi:
Pengertian imunisasi Manfaat imunisasi Imunisasi yang harus
diberikan
Akibat imunisasi yang tidak
Ada, namun tidak Isi penyuluhan sama dengan penyuluhan perorangan rutin tiap bulan, hanya bila ada masalah
masyarakat
- Pembinaan dan pengembangan Ada, setiap bulan
2 Pengorganisasi an
a. Struktur
organisasi
b. Pembagian
tugas
3 Pelaksanaan
a. Ada penghitungan kebutuhan vaksin, peralatan imunisasi dan peralatan cold chain
Ada Perhitungan kebutuhan vaksin ada, namun hanya diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan sebelumnya.
b. Ada pemberian imunisasi dasar yang mencakup imunisasi BCG, DPT-HB combo1, DPT-HB combo 2, DPT-HB
combo3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio tepat dan di posyandu 4, Campak sering terjadi
- di Puskesmas: setiap minggu ( Jumat) kemunduran jadwal - di Posyandu : sebulan sekali c. Ada penyuluhan perorangan dan kelompok Ada penyuluhan kelompok tidak rutin, dan dilakukan oleh mahasiswa kebidanan atau kedokteran yang sedang bertugas di puskesmas +
43
d. Ada pembinaan dan pengembangan Posyandu dan kader setiap bulan 4 Pencatatan dan a. Ada buku pencatatan hasil imunisasi Pelaporan harian
b. Ada formulir laporan bulanan imunisasi Ada c. Ada formulir hasil bulanan imunisasi swasta d. Ada buku stock vaksin 5 Pengawasan oleh kepala puskesmas secara berkala Ada Ada Ada
44
HASIL
- Dokter umum :
Tenaga kesehatan
Senin Kamis jam 07.30 16.00 WIB (8,5 - Tenaga kesehatan : jam/hari) Jumat jam 07.30-16.30 (jam kerja 9 jam) Sabtu: bergiliran tiap 2 minggu, jam 7.3012.00 (jam kerja 4,5 jam) Sesuai jam hari dan jam kerja yang ditetapkan. Bidan pemegang program imunisasi hanya 1 berjumlah 2 orang.
2 Dana
3 Sarana a. Medis
45
- Inventaris Peralatan cold chain berfungsi dengan baik, terdiri dari : Lemari es Mini Freez Vaccine carrier Cold box 1 buah 1 buah 3 - 5 buah 1 buah Lemari es Mini Freezer buah Vaccine carrier 3 Cold box Termos 8 2 1 1
Termometer cold chain - Yang habis a. Vaksin dan pelarutnya lengkap, baik dan dipakai mencukupi (BCG, DPT-HB combo, POLIO, CAMPAK) Ada dan mencukupi
c. Dropper untuk vaksinasi polio ada, dan mencukupi. d. Paracetamol ada, baik, dan cukup e. Kapas dan air hangat matang. b. Non-medis # Inventaris a. Alat penyuluhan ada dan baik. b. Alat transportasi ada dan baik. c. Alat administrasi ada dan baik.
Ada, dalam keadaan baik Ada, dalam keadaan baik Ada, dalam keadaan baik
# Yang habis a. KMS dan buku KIA ada dan mencukupi Buku KIA ada dan dipakai b. Poster ada dan mencukupi mencukupi Ada, tidak mencukupi +
46
cukup.
3. Jumlah vaksin yang terdapat di dalam
cold box/ vaccine carrier harus sama dengan yang tertulis pada surat tanda terima.
4. Termometer dimasukkan dalam cold
box. Selama perjalanan pulang ke puskesmas cold box/ vaccine carrier harus terlindung dari sinar matahari langsung b. Terdapat Metode Penerimaan Vaksin, yaitu :
Lihat dan catat suhu pada waktu diterima. Khusus dalam menerima vaksin
bakterial, DPT, bila terdapat keraguan pernah beku lakukan shake test / uji kocok.
Hitung jumlah vial per antigen. Segera masukan ke tempat penyimpanan
(mini freezer).
Catat dalam buku stock vaksin:
Tanggal menerima vaksin, jenis, jumlah Vaksin, No. Batch dan tanggal kadaluarsa
47
yaitu:
-
Vaksin harus disimpan pada suhu yang lemari es dilakukan sesuai selama periode waktu penyimpanan yang telah ditentukan untuk masing-masing tingkat. Untuk 2x/hari yaitu pagi dan siang hari, dengan suhu 2-8C. Tidak
tingkat Puskesmas dengan atau tanpa ada vaksin yang listrik sampai satu bulan dengan suhu pernah beku. Tempat 2-8C.
-
penyimpanan vaksin
Semua vaksin harus dihindarkan dari pun terhindar dari sinar matahari langsung. sinar matahari langsung.
Kulkas penyimpanan harus diperiksa dan dicatat suhunya sehari 2 kali, yaitu pagi sewaktu mengambil vaksin dan siang / sore sewaktu mengembalikan vaksin.
d. Terdapat Metode Pengeluaran Vaksin, yaitu : - Setiap pengeluaran vaksin harus dilakukan pencatatan
Tidak sesuai
Tidak dilakukan
pencatatan pengeluaran vaksin dari lemari es. Perhitungan pemakaian vaksin dilakukan di akhir bulan, dengan selisih antara stok awal dan sisa stok.
48
2.
3.
Bila sudah ada cold pack, taruh sebuah kantong plastik yang telah diisi es di atas vaksin, Tutup rapat rapat.
4.
Dalam Termos
1. Rencanakan jumlah vaksin yang
dalam termos dengan susunan 2 di bagian dasar, 2 di bagian atas vaksin, bila tidak ada cold pack dapat diganti dengan es.
3. Masukkan vaksin dan pelarut
49
kali ; dosis : 0.5 cc ; Intra Muskular pada paha bagian luar ; interval minimal 4 minggu.
C. Polio: diberikan 4 kali ; dosis : 2 tetes
cc ; Sub cutan pada lengan atas diberikan pada usia 9 bulan g. Terdapat Metode pengujian kelayakan vaksin: misalnya : Shake Test dan VVM. Ada dan sesuai
h. Terdapat Metode petunjuk kontra indikasi Ada, namun terdapat imunisasi bagi petugas imunisasi, yaitu : kontraindikasi yang
Kekurangan gizi berat. Demam > 38C. Riwayat kejang demam. ISPA dengan ronkhi. Diare dengan dehidrasi. Luka di kulit yang menyeluruh.
Ada
50
c. Terdapat Metode Pembinaan posyandu dan kader d. Terdapat Metode Pencatatan dan Pelaporan yaitu : - Buku Pencatatan Hasil Imunisasi Harian - Formulir Laporan Bulanan Imunisasi - Formulir Hasil Bulanan Imunisasi Swasta - Buku Stock Vaksin e. Terdapat Pemasangan Poster - Puskesmas - Posyandu : 2 buah : 2 buah
Ada
Ada
:1 :-
Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, - Posyandu dan efek samping dari imunisasi f. Pembagian Leaflet Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, dan efek samping dari imunisasi. Diberikan untuk masing-masing keluarga di daerah tersebut pada saat dilaksanakan penyuluhan kelompok
- Kantor kelurahan: -
Tidak ada
51
UMPAN BALIK NO VARIABEL TOLAK UKUR Dilaksanakan 1x sebulan HASIL Ada, di Puskesmas kecamatan M
1 Rapat kerja membahas laporan kegiatan 2 Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat / instansi lain
1 Lingkungan Fisik a. Lokasi Mudah dicapai baik dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan (roda dua maupun roda empat) serta jauh dari tempat yang berbau, ramai. b. Transportasi c. Fasilitas kesehatan lain 2 Mudah didapat, cepat dan murah Sesuai Ada dan terjalin kerjasama yang baik Sesuai Sesuai
Lingkungan Non Fisik a. Pendidikan Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program b. Sosial ekonomi Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program c. Agama Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program d. Adat istiadat Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program
52
Tabel 11. Check ListKinerja Puskesmas di Lapangan/masyarakat No. Keterangan (berdasarkan Pedoman umum Revitalisai Posyandu, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah ,2001) 1. PELATIHAN KADER
Kondisi Lapangan
Cara menyiapkan pelayanan, pencatatan dan diutamakan dalam hal pelaporan Cara penyuluhan
pencatatan dan pelaporan, tidak ada pelatihan mengenai cara menghitung sasaran ataupun cara memberikan penyuluhan
53
2.
PELAYANAN
a. Pelayanan pada hari buka
Bidan dari puskesmas selalu mengikuti kegiatan Posyandu dan melaksanakan pelayanan imunisasi dasar. +
Penyuluhan imunisasi
Pendataan bayi dan balita hanya dilakukan pada bulan terakhir tiap tahun
Undangan berkunjung ke Posyandu hanya dilakukan dengan menggunakan pengeras suara di masjid tepat di hari pelaksanaan posyandu.
54
3.
Tidak ada
4.
5.
PENGORGANISASIAN
Terdapat pemimpin / penanggungjawab Posyandu Terdapat kader 4 5 orang Terdapat petugas administrasi
Ada
Ada Ada
55