Anda di halaman 1dari 55

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional, imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita sehingga menjadi salah satu program prioritas utama.1 Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep paradigma sehat yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).2 Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.3 Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Pengertian imunisasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1059/MENKES/SK/IX/2004 adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit.3 Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956.3,4 Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu: tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, serta hepatitis B.4 Perlindungan terhadap penyakit-penyakit tersebut dilaksanakan melalui program pemberian imunisasi dasar, yaitu imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, dan Campak, yang diberikan kepada bayi di bawah usia 1 tahun.1,3 Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan mencapai 100% Universal Child Immunization (UCI) atau 90% dari seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak. Namun berdasarkan hasil Riskesdas 2010 dan hasil monitoring dan evaluasi bahwa kegiatan pelayanan imunisasi rutin pada bayi di bawah umur 1 tahun beberapa tahun terakhir memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan.5 bayi yang
1

mendapat imunisasi dasar lengkap di Indonesia sekitar 53.8%, persentase bayi dengan imunisasi tidak lengkap adalah 45.3% dan persentase bayi yang tidak pernah mendapat imunisasi adalah 12,7%. DKI Jakarta memiliki presentase terbesar 53,2% balita di DKI telah mendapat imunisasi dasar yang lengkap dibandingkan dengan provinsi provinsi lain yang ada di Indonesia.

1.2 Tujuan Evaluasi Kinerja Tujuan umum: Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian kinerja Puskesmas Kelurahan Koja dalam program Imunisasi Dasar selama periode bulanJuli 2011 September 2011

Tujuan khusus: Menilai keluaran, proses, masukan dan drop out dari program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja Menemukan adanya hambatan atau masalah yang ada dalam program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja Menemukan solusi dan saran yang mampu laksana sebagai upaya penyelesaian masalah dari program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Koja

I.3. Kegiatan Program Imunisasi Dasar Kegiatan program imunisasi dasar untuk bayi di bawah 1 tahun adalah: Bayi lahir di rumah o 0 bulan: HB1 o 1 bulan: BCG, Polio 1 o 2 bulan: DPT/HB Kombo 1, Polio 2 o 3 bulan: DPT/HB Kombo 2, Polio 3 o 4 bulan: DPT/HB Kombo 3, Polio 4 o 9 bulan: Campak Bayi lahir di RS/RB/Bidan Praktek o 0 bulan: HB1, BCG, Polio 1
2

o 2 bulan: DPT/HB Kombo 1, Polio 2 o 3 bulan: DPT/HB Kombo 2, Polio 3 o 4 bulan: DPT/HB Kombo 3, Polio 4 o 9 bulan: Campak

Alur Pelayanan imunisasi di Puskesmas

Alur Pelayanan imunisasi di Posyandu

Bayi dan balita yang akan diimunisasi didaftarkan di loket pendaftaran kemudian menunggu dipanggil ke ruangan KIA

Pendaftaran dan penimbangan Bayi dan balita yang akan diimunisasi

Pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir, pengisian KMS

Pengisian KMS, Pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir

Pemeriksaan Fisik : PB, BB dan memeriksa apakah terdapat kontraindikasi imunisasi atau tidak

konseling, memeriksa apakah terdapat kontraindikasi imunisasi atau tidak

kontraindikasi (-) --> dilakukan imunisasi terhadap bayi dan balita sesuai status imunisasi terakhir Kontraindikasi (+) --> tunda imunisasi

kontraindikasi (-) --> dilakukan imunisasi terhadap bayi dan balita sesuai status imunisasi terakhir Kontraindikasi (+) --> tunda imunisasi

BAB II KERANGKA EVALUASI

4) LINGKUNGAN

1) MASUKAN

2) PROSES

3) KELUARAN

6) DAMPAK

5) UMPAN BALIK

Keterangan:

1. Masukan meliputi : Tenaga Dana Sarana : - Sarana Medis - Sarana Non Medis Metode : - Metode Medis - Metode Non Medis 2. Proses meliputi : Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pencatatan atau pelaporan Pengawasan

3. Keluaran meliputi : Cakupan dan mutu pelayanan medis dibandingkan dengan target
4

Drop out dibandingkan dengan target

4. Lingkungan meliputi : Lingkungan Fisik Lingkungan Non Fisik

5. Umpan Balik meliputi : Rapat kerja membahas laporan kegiatan Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat atau instansi lain

6. Dampak meliputi : Angka morbiditas Angka mortalitas

Alur pemikiran dalam evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data primer maupun sekunder mengenai kegiatan imunisasi di Puskesmas 2. Membandingkan data primer dengan data sekunder yang sudah didapatkan dengan indikator keluaran dan dampak dengan target sehingga diketahui masalah dalam program 3. Membandingkan data primer dan sekunder mengenai masukan, proses, lingkungan, dan umpan balik dengan standar dari Kementerian Kesehatan dan standar yang berlaku lainnya untuk mendapatkan penyebab masalah 4. Menentukan prioritas masalah dengan scoring 5. Mengumpulkan penyebab masalah 6. Memberikan saran yang mampu dilaksanakan

BAB III ANALISA SITUASI 3.1 Data Umum 3.1.1 Data Geografis

Alamat Puskesmas : Jl. Deli Lorong 28 No. 2 Rt 07 Rw 03 Kelurahan Koja

Lokasi dan Transportasi Puskesmas : Jalan masuk menuju Transportasi menuju puskesmas kelurahan Koja relatif mudah dicapai bagi penduduk sekitar, baik dengan berjalan kaki maupun dengan kendaraan seperti angkutan umum, motor, dan bajaj. Lokasi Puskesmas berada pada lingkungan perumahan.

3.1.2 Data Demografis A. Kepadatan penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Koja berdasarkan Laporan Kependudukan Kelurahan Koja Bulan Juli 2011 sebanyak 38.256 jiwa dengan jumlah KK adalah 10.161 KK dan kepadatan penduduk 11.671 Jiwa/Km2

Tabel 1. Data Kependudukan Kelurahan Koja bulan Juli 2011 No Kelurahan Luas Wilayah Jumlah RT 1 Koja 327,80 ha 147 RW 13 Jumlah Penduduk 38.256 Jumlah KK 10.161 Kepadatan (Jiwa /Km2) 11.671

Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Koja Bulan Juli 2011 Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, Kecamatan Koja merupakan kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya sebesear 23.952 jiwa/km2 dibandingkan dengan kecamatan lain di Jakarta Utara.

B. Jumlah penduduk usia balita Berdasarkan data sasaran program kesehatan masyarakat puskesmas kecamatan Koja tahun 2010, Kelurahan Koja memiliki jumlah penduduk yang berusia balita ( 0 4 tahun) sebanyak 2.621 jiwa ( 6,85 % dari jumlah penduduk kelurahan Koja bulan Juli

2011). Jumlah bayi usia 0 tahun sebanyak 700 orang, jumlah bayi usia <2 tahun (0-1 tahun) sebanyak 1.381 orang.

3.2 Data Khusus 3. 2.1 Angka Kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Tabel 2. Angka Kejadian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Puskesmas Kelurahan Koja Periode Juli 2011 September 2011 Jenis Penyakit Juli 2011 Bulan Jumlah pasien TBC Difteri Pertusis Tetanus Hepatitis B Polio Campak 4 0 0 0 0 0 0 Persentase 0.86 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% Jumlah pasien 3 0 0 0 0 0 4 Persentase 0.43 % 0% 0% 0% 0% 0% 0.4 % 1 0 0 0 0 0 0 Jumlah pasien Persentase 0.197 % 0% 0% 0% 0% 0% 0. % Agustus 2011 September 2011

Sumber data: Formulir LB-1 Puskesmas Kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011 Keterangan : persentase yang dimaksud dalam tabel 2 adalah jumlah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dibandingkan dengan penyakit lain di Puskesmas Kelurahan Koja sesuai bulan masing masing.

3.2.2 Angka Kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kematian penduduk di Puskesmas Kelurahan Koja yang mengalami kematian akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar ( TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, Campak).

3.2.3 Angka Kejadian Luar Biasa akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kejadian luar biasa di Puskesmas Kelurahan Koja akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar ( TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, Campak).

3.2.4 Posyandu Tabel 3. Data Posyandu dan jumlah kader per RW No Nama Posyandu Alamat (RW) Pos Jumlah Kader aktif Status Posyandu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Bunga Tanjung Bunga Rampai Mawar Indah Flamboyan Kenanga Anggrek Mawar Merah Cempaka Nusa Indah Melati Teratai Kemuning Dahlia Jumlah 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 6 6 8 5 6 5 7 4 6 7 8 6 7 81 Mandiri Purnama Mandiri Madya Purnama Madya Mandiri Pratama Mandiri Mandiri Mandiri Purnama Mandiri

Sumber data : Laporan Bulan September 2011 Kelurahan Koja

3.2.5 Kelompok Masyarakat Anti-Imunisasi Tidak terdapat laporan mengenai adanya kelompok anti-imunisasi ataupun kelompokkelompok masyarakat lain yang menentang berjalannya pelaksanaan program imunisasi di masyarakat kelurahan Koja.

3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Periode 2. Sumber data : 3 bulan yaitu bulan Juli 2011 September 2011. : Puskesmas Kelurahan Koja.

3. Cara pengambilan data: wawancara, observasi dengan check list dan mengambil arsip Tabel 4. Jenis Data, Sumber Data,Cara Pengambilan Data, dan Variabel No. Jenis Data dan Sumber Data Cara Pengambilan Data Variabel

A. Data Primer 1. Kepala Puskesmas Kelurahan Koja ( dr. Endang) Wawancara ( 13 Oktober 2011) 1. Penjelasan mengenai tenaga kesehatan di Puskesmas

Kelurahan Koja 2. Pengawasan program Kapuskes pelaksanaan oleh

imunisasi

2.

Penanggung (Imunisasi)

Jawab di

KIA

Wawancara ( 13 Oktober 2011)

1. Penjelasan teknis mengenai pelaksanaan program

Puskesmas

Kelurahan Koja (Sorta Erlina)

imunisasi dasar dan pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan imunisasi di

Puskesmas Kelurahan Koja 2. Penjelasan teknis mengenai cara pendistribusian vaksin melalui sistem cold chain di Puskesmas Kelurahan

Koja. 3. Penjelasan pelaksanaan mengenai program

imunisasi dasar di posyandu dan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam di

pelaksanaan posyandu. 4. Penjelasan

imunisasi

mengenai
9

fasilitas pendukung program imunisasi yang tersedia di

Puskesmas Kelurahan Koja. 5. Penjelasan mengenai masalah masalah yang terjadi dalam program

imunisasi dan upaya yang sudah dilakukan. 3. Buku registrasi harian Observasi buku Jumlah pasien berusia > 12 bulan yang datang ke

Puskesmas Kelurahan Koja

registrasi harian

Puskesmas Kelurahan Koja 4. Buku imunisasi Kelurahan Koja 5. registrasi harian Observasi Puskesmas registrasi imunisasi buku Jumlah pasien berusia > 12 harian bulan yang datang ke

Puskesmas Kelurahan Koja Kelengkapan status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja

Kartu Status Imunisasi balita Observasi Puskesmas Kelurahan Koja

6.

Buku Kohort balita Puskesmas Observasi Kelurahan Koja periode Juli 2010 September 2011

Kelengkapan status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja

7.

Observasi lapangan

Observasi check list

dengan 1. Ketersediaan alat Semprit (0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml) Vaksin imunisasi dasar (Polio, BCG, Combo, Campak) Lemari pendingin

dengan tutup dibuka ke atas dengan indikator suhu termometer


10

berupa

Cool box dan cool pack Kapas dan alkohol 2. Poster, plamfet, brosur 3. Tenaga 4. Metode medis 5. Pencatatan dan pelaporan 6. Lingkungan B. Data Sekunder 1. Laporan kependudukan Didapat dari kantor Jumlah penduduk yang

Kelurahan Koja bulan Maret Kelurahan Koja 2011

terdapat di kelurahan Koja Kepadatan penduduk di

wilayah kelurahan Koja Jumlah anak usia balita (04 tahun) di wilayah

kelurahan Koja. 2. Laporan pelaksanaan Didapat dari dan Ketersediaan pendukung imunisasi dasar Pelaksanaan program alat program

imunisasi dasar di Kelurahan Puskesmas Koja periode Juli 2011 Posyandu September 2011 Kelurahan Koja

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Koja Jumlah bayi yang imunisasi

mendapatkan dasar

Jumlah bayi yang datang ke puskesmas dan posyandu Jumlah kader dan posyandu yang terlibat dalam program di Kelurahan

pelaksanaan imunisasi Koja 3. Laporan Formulir LB 1 Observasi formulir

Jumlah pasien yang menderita


11

periode Juli 2011 September 2011

LB

dan

penyakit

yang

dapat

pencatatan

dicegah dengan imunisasi ( TB, Difteri, Pertusis, B,

Tetanus,

Hepatitis

Campak, Polio)

12

BAB IV PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan program imunisasi dasar yang dilakukan oleh Puskesmas Kelurahan Koja adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Cakupan Imunisasi dari Balita Usia > 12 Bulan yang Datang ke Puskesmas Kelurahan Koja Periode Juli 2011 September 2011

Cakupan Imunisasi No. Jenis Imunisasi Cakupan Imunisasi Target Masalah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. B

BCG Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Combo 1 Combo 2 Combo 3 Campak Drop out Drop out

85.42 % 89.58 % 98.95 % 95.83 % 88.54 % 100% 96.87 % 88.54 % 92.70 %

100 % 100 % 97 % 95 % 90 % 100 % 95 % 90 % 90 %

+ + + + -

7.29 %

< 0%

Keterangan : Data status imunisasi balita usia > 12 bulan yang datang ke puskesmas kelurahan koja periode Juli September 2011 terlampir pada Lampiran 1

13

BAB V PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH

Berdasarkan data keluaran, maka masalah yang didapatkan adalah :


A. Cakupan imunisasi BCG tidak mencapai target B. Cakupan imunisasi Polio 1 tidak mencapai target C. Cakupan imunisasi Polio 4 tidak mencapai target D. Cakupan imunisasi Combo DPT/HB 3 tidak mencapai target

5.1 Prioritas Masalah Kriteria parameter :


Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target

Skor :

5 = 80 - 100 4 = 60 - 79,9

3 = 40 - 59,9 2 = 20 - 39,9

1 = 0 - 19,9

Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan

Skor :

5 = Berat sekali 3 = Kurang berat 1 = tidak berat

Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada

Skor :

5 = Dapat ditanggulangi 3 = Kurang dapat ditanggulangi 1 = Tidak dapat ditanggulangi

Keuntungan sosial yang diperoleh, apakah menarik masyarakat

Skor :

5 = Banyak menarik masyarakat 3 = Kurang menarik masyarakat 1 = Tidak menarik masyarakat

Jika ragu antara skor 1 dan 3 = 2 Jika ragu antara skor 3 dan 5 = 4

14

Tabel 6. Prioritas Masalah

NO 1 2

PARAMETER Besarnya masalah Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

A 1 5

B 1 4

C 1 3

D 1 3

Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang tersedia

Keuntungan sosial yang diperoleh JUMLAH

5 16

5 15

5 14

3 12

Penjelasan sistem skoring

Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target EO Rumus yang dipergunakan = G = ---------- x 100 % E G = Gap (kesenjangan) E = Expected (terget yang ingin dicapai) O = Output (data yang diperoleh di lapangan)

Cakupan imunisasi BCG tidak mencapai target

E = 100 %

O = 85.42 %

G = 14.58 %

Score = 1

Cakupan imunisasi Polio 1 tidak mencapai target

E = 100 %

O = 89.58 %

G = 10.42 %

Score = 1

Cakupan imunisasi Polio 4 tidak mencapai target

E = 95 %

O = 88.54 %

G = 6.8 %

Score = 1

Cakupan imunisasi Combo DPT/HB 3 tidak mencapai target

E = 90 %

O = 88.54 %

G = 6.8 %

Score = 1

Berat ringannya masalah terkait akibat yang ditimbulkan

15

1.

Cakupan imunisasi BCG tidak mencapai target Indonesia berada pada urutan kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia dengan estimasi prevalensi TB semua kasus sebesar 660.000 dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus (WHO 2010).Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau bahkan selaput otak dan dapat menimbulkan kematian.Bayi sangat rentan untuk tertular TBC melalui percikan saat penderita batuk. Cakupan imunisasi BCG yang tidak mencapai target menunjukkan terdapat sejumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi BCG sehingga meningkatkan risiko penularan TBC dan risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit tersebut. (Skor = 5)

2.

Cakupan imunisasi Polio tidak mencapai target Virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan yang permanen yang menurunkan kualitas hidup seseorang bahkan kematian. Virus ini dapat menular melalui perantaraan air dan kotoran manusia. Sekitar 20 tahun yang lalu, polio melumpuhkan 1000 anak setiap harinya di seluruh penjuru dunia sampai akhirnya pada tahun 1988 muncul gerakan pemberantasan polio global. Di Indonesia kemudian dilakukan program imunisasi nasional yang dikenal dengan nama Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Imunisasi polio (terutama polio 1) yang tidak mencapai target menunjukkan adanya sejumlah anak yang tidak pernah mendapat imunisasi polio sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan munculnya kejadian polio dan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan program eradikasi polio yang telah dicanangkan oleh pemerintah. seorang anak yang mengalami kelumpuhan tentu akan menjadi beban, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dari segi sosial akan menimbulkan rasa minder pada diri anak, dari segi produktivitas akan sangat terhambat karena terbatasnya gerakan, dari segi ekonomi menjadi beban bagi orang tua. (Skor = 4) Bagi imunisasi polio ulangan, bayi yang menerima imunisasi polio sebelumnya sudah dapat membentuk antibodi terhadap virus polio, namun antibodi yang terbentuk belum optimal sehingga terdapat kemungkinan terjangkitnya anak tersebut dengan polio dan pemberian imunisasi polio sebelumnya menjadi kurang bermakna. Dengan pemberian secara lengkap diharapkan anak tersebut akan mendapatkan kekebalan sempurna dan terhindar dari penyakit polio. (Skor = 3)
16

3.

Cakupan imunisasi Combo DPT/HB 3 tidak mencapai target Imunisasi ulangan DPT/HB atau yang sering disebut sebagai booster bermanfaat dalam meningkatkan imunitas terhadap penyakit sehingga tercapai kadar optimal dari antibodi. Bila imunisasi tidak lengkap, ada risiko terbentuknya antibodi yang tidak optimal sehingga titer antibodi rendah atau masa perlindungan terhadap penyakit yang menjadi lebih pendek.Penyakitpenyakit tersebut dapat menyebabkan kematian dan juga penyakit kronis apabila tidak ditangani dengan serius. (Skor = 3)

Ketersediaan sumber daya untuk menanggulangi masalah

Semua imunisasi tersebut diberikan skor yang sama yaitu skor 5 karena sumber daya untuk menanggulangi masalah tersebut sudah tersedia dan sama contohnya:
o Sumber dana: penyediaan vaksin dan alat imunisasi yang cukup dari pemerintah o Sumber tenaga: terdapat tenaga kesehatan atau jurim terlatih yang dapat

melakukan semua imunisasi tersebut.

Keuntungan sosial yang diperoleh 1. Imunisasi BCG memberi keuntungan sosial, yaitu dapat mencegah terjadinya penyakit TBC yang merupakan penyakit kronis dengan tingkat insidensi yang tinggi di Indonesia dimana penderita TBC membutuhkan pengobatan yang disiplin dalam jangka waktu yang lama sehingga dianggap menjenuhkan, belum lagi biasanya penderita TBC akan cenderung dijauhi oleh masyarakat setempat, karena sifatnya yang sangat menular. Dinilai dari sisi produktivitas seseorang, seorang penderita TBC lebih rendah nilai produktivitasnya dibandingkan bukan penderita TBC sehingga pada akhirnya akan berakibat juga kepada penurunan kualitas hidup penderita TBC. Efek samping yang mucul akibat suntikan BCG juga jarang menimbulkan kekhawatiran ibu karena hanya akan menimbulkan bekas pada lokasi penyuntikan, menjadi salah satu keuntungan sosial dari pemberian vaksin BCG. Disisi lain, penduduk Kelurahan Koja sendiri tergolong padat dan memiliki jumlah pasien TBC yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ibu berpikir untuk mencegah penyakit TBC pada anaknya sejak dini. (Skor = 5) 2. Pemberian imunisasi polio memberikan keuntungan sosial yang cukup tinggi dikarenakan pemberian imunisasi dilakukan secara oral, sehingga pemberiannya
17

lebih mudah dan dianggap tidak berbahaya oleh ibu dibandingkan dengan pemberian vaksin lain yang diberikan dengan suntikan. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan oleh pemberian imunisasi polio sangat jarang

ditemukan.Dengan mencegah penyakit polio ibu berpikir bahwa anaknya dapat terhindar dari kelumpuhan permanen yang dapat mengganggu aktivitas seharihari, mengurangi kesempatan kerja di bidang-bidang tertentu, menimbulkan rasa malu karena kecacatan yang dialami penderitanya, sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kehidupan sosialnya. (Skor = 5) 3. Pemberian imunisasi kombo sering menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan ibu. Gejala yang timbul berupa panas, nyeri di tempat suntikan, bahkan peradangan. Hal ini mengakibatkan ibu cenderung untuk takut mengimunisasikan anaknya padahal pemberian imunisasi kombo memberikan banyak keuntungan dalam mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B; yang bila tidak ditanganin dengan tepat dan optimal dapat mengakibatkan kematian. Cara pemberian dengan suntikan ini juga kurang disukai ibu karena lebih invasif dan menyakitkan bagi bayi. (Skor 3)

Masalah yang diprioritaskan : Cakupan imunisasi BCG tidak memenuhi target

18

5.2 Penyebab Masalah Tabel 7. Penyebab Masalah Masalah Cakupan imunisasi BCG di Proses : Penyebab masalah

Puskesmas tidak sesuai target Penyuluhan kelompok tidak dilakukan rutin setiap bulan, hanya bila ada masalah karena tidak ada petugas khusus penyuluhan dan penyuluhan dianggap bukan prioritas
Penyuluhan perorangan kurang optimal terutama tidak

ada waktu khusus penyuluhan, tidak mencakup semua pengunjung puskesmas terutama ruang KIA, informasi kurang lengkap.
Penggunaan kontraindikasi yang tidak tepat seperti diare

tanpa dehidrasi, ISPA tanpa ronchi, demam <380C, tidak memperhatikan status gizi pasien
Penapisan status imunisasi pasien bayi dan balita yang

datang ke BPU masih kurang. Imunisasi hanya mengandalkan bayi dan balita yang datang ke KIA untuk imunisasi.
Tidak ada kunjungan ke rumah untuk memantau status

imunisasi. Pemantauan status imunisasi ke rumahrumah dilakukan hanya bila ada balita BGM (bawah garis merah)

19

Input :
Tidak ada petunjuk kontraindikasi imunisasi bagi

petugas imunisasi sehingga kontraindikasi salah (terlalu luas)


Jumlah poster kurang (hanya 1 buah) dan terletak di

ruang tunggu BPU, tidak ada informasi mengenai imunisasi di ruang KIA maupun ruang tunggu KIA. Selain itu tidak terdapat poster mengenai imunisasi di tempat pelaksanaan posyandu maupun kelurahan
Tidak tersedia leaflet untuk dibagikan sebagai sarana

promosi.

20

5.3 Pohon Masalah Cakupan Imunisasi BCG di Puskesmas tidak memenuhi target

Kurangnya promosi imunisasi untuk Ibu hamil

Pelayanan imunisasi kurang

Tidak memadainya penyuluhan kelompok

Penyuluhan perorangan tidak optimal

Promosi melalui media cetak kurang

Pelayanan imunisasi saat periksa nifas di Puskesmas kurang

Ibu tidak konsentrasi mendengarkan

Pelayanan posyandu tidak optimal

Tidak ada penapisan status imunisasi

Waktu penyuluhan tidak tepat


Tidak ada jadwal khusus penyuluhan tetap

Tidak ada kunjungan ke rumah

Kontraindikasi terlalu luas

Petugas memiliki banyak pekerjaan dan penyuluhan kesehatan dianggap bukan prioritas

Kader memiliki banyak pekerjaan dan mengganggap tidak penting

Pengetahuan petugas yang kurang mengenai kontraindikasi imunisasi

Letak poster tidak tepat, hanya di ruang tunggu BPU Tidak ada petunjuk dan informasi mengenai kontraindikasi imunisasi yang tepat

Pengetahuan dan kesadaran petugas mengenai pentingnya promosi kesehatan masih kurang

Jumlah poster kurang

Kader kurang termotivasi

Tidak ada leaflet untuk dibaca pengunjung puskesmas

21

Keterangan Pohon Masalah : Cakupan imunisasi tidak memenuhi target Masalah masalah yang menyebabkan target tidak terpenuhi

Akar masalah

5.4 Penyelesaian Masalah


1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya penyuluhan

kepada petugas puskesmas dan kontraindikasi yang benar Kurangnya pengetahuan dan kesadaran petugas puskesmas akan pentingnya promosi kesehatan terutama melalui penyuluhan kepada kelompok masyarakat, ataupun perorangan khususnya pada ibu hamil mengakibatkan kurangnya distribusi informasi dan motivasi imunisasi yang rendah. Hal ini dikarenakan petugas kesehatan di puskesmas seringkali menganggap promosi kesehatan bukan merupakan prioritas dan meletakkannya dibawah upaya pelayanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan umum dan pelayanan KIA-KB. Pengetahuan petugas mengenai kontraindikasi imunisasi masih kurang tepat. Beberapa contoh kontraindikasi imunisasi yang kurang tepat antara lain ISPA tanpa ronkhi, dan diare tanpa dehidrasi. Dengan kontraindikasi yang salah, imunisasi yang semestinya dapat diberikan menjadi tertunda yang sering berakibat ibu lupa atau malas kembali ke puskesmas untuk diimunisasi Hal ini merupakan missed opportunity sehingga dapat menurunkan cakupan imunisasi. Terlebih lagi untuk imunisasi BCG hanya diberikan kepada bayi usia 0 - <2 bulan. Untuk bayi usia 2 bulan harus dilakukan tes Mantoux terlebih dahulu sebelum dilakukan pemberian imunisasi BCG sehingga sangat penting bayi diimunisasi BCG sebelum usia 2 bulan. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat diadakan pelatihan dan pemberian infomasi terbaru kepada petugas imunisasi mengenai materi imunisasi dengan lebih jelas oleh pihak yang menguasai materi dan dipercaya oleh petugas. Selain itu diberikan pedoman mengenai kontraindikasi yang benar agar dapat dipelajari dan dapat ditempel pada meja pencatatan di tempat sehingga petugas imunisasi mengimplementasikan kontraindikasi imunisasi yang benar.
22

Pelaksana (Who)

Petugas

yang menguasai imunisasi dari Puskesmas

Kecamatan atau Suku Dinas Kesehatan


Dokter umum di BPU

Waktu (When) Tempat (Where) Materi (What)

Minimal setiap satu tahun sekali Puskesmas Kelurahan atau Puskesmas Kecamatan
Informasi mengenai cara penyuntikan, kontraindikasi, dan

cara penyimpanan vaksin.


Penempelan daftar kontraindikasi imunisasi di meja

pencatatan imunisasi Sasaran (Who) Petugas imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja, dan petugas yang turun untuk imunisasi di Posyandu Tujuan (Why) Menurunkan

angka

missed

opportunitysehingga

dapat

meningkatkan cakupan imunisasi Cara ( How ) Menyiapkan materi dan media mengenai imunisasi dan kontraindikasinya

Petugas yang menguasai imunisasi dari Suku Dinas Kesehatan atau dokter umum di BPU memberikan pelatihan dan membagi pengetahuan kepada penanggung jawab imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja

Alat bantu dapat berupa buku panduan dan selebaran kontraindikasi imunisasi.

2. Penapisan status imunisasi bayi

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Puskesmas, dapat juga dengan melakukan penapisan di saat ibu melakukan pemeriksaan nifas di Puskesmas, dan kunjungan ke rumah rumah warga terhadap bayi berusia di bawah satu tahun dengan menanyakan kelengkapan imunisasinya. Dengan penapisan ini diharapkan dapat menemukan bayi yang belum diimunisasi BCG atau terlambat diimunisasi, sekaligus dapat memberikan penyuluhan mengenai imunisasi agar ibu membawa anaknya ke bagian KIA untuk mendapatkan imunisasi.

Pelaksana (Who)

Dokter BPU, dokter MTBS, kader Posyandu


23

Waktu (When) Tempat (Where)

Saat pelayanan pemeriksaan nifas di ruang KIA, saat posyandu Puskesmas Kelurahan Koja, rumah rumah warga Kelurahan Koja

Materi (What) Sasaran (Who)

Informasi mengenai kelengkapan status imunisasi Semua bayi datang dibawa ibu saat periksa nifas, dan Posyandu

Tujuan (Why)

Mengetahui kelengkapan status imunisasinya sehingga dapat meningkatkan cakupan imunisasi.

Cara ( How )

Para dokter dan kader menanyakan status imunisasi bayi yang datang dan yang dikunjungi, serta mengeceknya pada buku KMS bayi tersebut.

Memberikan penyuluhan atau informasi singkat bila status imunisasinya tidak lengkap

Dirujuk untuk diberikan imunisasi

3. Menambah media promosi kesehatan

Dengan menambah media promosi kesehatan, masyarakat akan lebih mudah untuk memperoleh info-info mengenai dampak, mitos, kerugian yang ditimbulkan bila tidak diimunisasi, jadwal imunisasi dan lain sebagainya, dan dengan lebih menyadari tentang imunisasi diharapkan masyarakat akan datang membawa anaknya di puskesmas untuk diimunisasi. Pelaksana (Who) Bidan puskesmas yang dapat bekerja sama dengan dokter puskesmas, kedokteran Waktu (When) Tempat (Where) Setiap tiga bulan sekali Ruang tunggu balai KIA, BPU, lorong-lorong puskesmas, posyandu, tempat umum. Materi (What) Segala informasi yang penting mengenai imunisasi terutama manfaat, akibat tidak diimunisasi, jadwal pemberian imunisasi, mitos mengenai imunisasi, efek samping imunisasi Sasaran (Who) Masyarakat (terutama mereka yang mempunyai bayi dengan usia < 12 bulan, dan ibu hamil) perawat, kader, serta mahasiswa fakultas

24

Tujuan (Why)

Memberikan informasi yang dapat dengan segera ditangkap dan dimengerti

Cara ( How )

Mencari poster, pamflet, dan leaflet mengenai imunisasi melalui puskesmas kecamatan, suku dinas dan sebagainya Memperbanyak poster, leaflet, pamflet untuk kemudian ditempel di sarana kesehatan maupun tempat umum yang mudah dilihat orang, dan dibagikan kepada orang tua bayi, ibu hamil, kader sebagai tambahan informasi.

4. Meningkatkan efektivitas promosi imunisasi dengan kerja sama lintas sektoral

Pelaksanaan penyuluhan perorangan saat pelayanan pemberian imunisasi baik di posyandu maupun di puskesmas sering kali tidak optimal. Hal ini dikarenakan ibu sering kali tidak konsentrasi karena suasana saat memberikan penyuluhan yang tidak tenang. Hendaknya disediakan waktu untuk pemberian edukasi dan promosi terhadap ibu hamil tiap memeriksakan kehamilannya, sehingga dapat meningkatkan motivasi ibu untuk membawa anaknya yang baru lahir untuk diberikan imunisasi BCG. Selain itu dapat dilakukan kerja sama dengan sektor lain seperti mahasiswa fakultas kedokteran, mahasiswa akademi kebidanan untuk mengadakan penyuluhan kelompok yang rutin dan terjadwal, dimana sasarannya lebih luas seperti ibu hamil saat ANC dan masyarakat lainnya di balai pengobatan, poli KIA, rumah bersalin, dan Posyandu. Dengan demikian dapat meningkatkan motivasi ibu untuk imunisasi. Pelaksana (Who) Bidan Puskesmas dapat bekerjasama dengan mahasiswa

Fakultas Kedokteran, mahasiswa akademi kebidanan, dokter Puskesmas Waktu (When) Tempat (Where) Materi (What) Setiap bulan, minimal 1x Puskesmas, tempat Posyandu dilakukan Akibat yang ditimbulkan bila tidak diimunisasi, siapa saja yang diimunisasi, kapan diimunisasi, imunisasi jenis apa saja, dimana dapat dilakukan imunisasi, mitos mengenai imunisasi

25

Sasaran (Who)

Wanita hamil, ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi / ditimbang, pasangan/ keluarga atau orangtua yang membawa bayinya berobat di balai pengobatan umum, para ibu yang datang ke Posyandu

Tujuan (Why)

Meningkatkan cakupan imunisasi dasar melalui peningkatan pengetahuan dan motivasi imunisasi

Cara ( How )

Penyusunan jadwal penyuluhan yang tetap dan rutin. Memberi pengetahuan kepada penyelenggara apabila

dianggap perlu oleh pihak yang lebih menguasai materi dan membuat prosedur standar berisi materi yang sesuai.

Edukasi terhadap ibu dilakukan sebelum anak diimunisasi

5. Meningkatkan motivasi para kader

Untuk meningkatkan keaktifan dari kader maka diperlukan suatu acara yang menyatakan penghargaan bagi para kader yang sudah aktif. Salah satunya adalah dengan memberikan hadiah bagi kader kelurahan yang paling aktif. Pelaksana (Who) Kepala Puskesmas Kelurahan dan pihak lain seperti Sudin, atau pihak swasta disekitar Kelurahan Koja Waktu (When) Tempat (Where) Materi (What) Satu kali setahun Puskesmas kelurahan Memberikan penghargaan terhadap posyandu terbaik dan kader terbaik. Sasaran (Who) Tujuan (Why) Cara ( How ) Semua kader Posyandu di satu kelurahan Meningkatkan motivasi dan semangat kerja para kader Menilai keaktifan kader seperti seberapa sering melakukan penyuluhan, kunjungan rumah, absensi setiap kegiatan Posyandu. Menilai peningkatan cakupan program Posyandu Memberikan penghargaan kepada kader Posyandu terbaik.

26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Melalui evaluasi kinerja imunisasi di puskesmas kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011 didapat hasil bahwa program Imunisasi Dasar sudah terlaksana namun kinerja puskesmas dalam program imunisasi pada periode tersebut masih belum optimal ditandai dengan adanya beberapa cakupan imunisasi dasar di Puskesmas yang tidak sesuai target. Cakupan yang belum sesuai target di Puskesmas yaitu BCG, Polio 1, Polio 4, dan Combo DPT/HB - 3 Belum tercapainya target tersebut disebabkan oleh beberapa masalah baik di bidang promosi imunisasi maupun pelayanan imunisasi. Beberapa sumber masalah yang didapat dari hasil wawancara dan observasi antara lain promosi imunisasi oleh petugas kesehatan yang kurang optimal karena dianggap bukan prioritas, pengetahuan petugas yang kurang mengenai kontraindikasi yang benar, media informasi cetak berupa poster dan leaflet yang masih kurang untuk dibagikan kepada masyarakat, penyuluhan yang masih belum optimal baik secara perorangan maupun kelompok karena pemilihan waktu dan metode yang kurang tepat, motivasi kader yang masih kurang. Sebagai solusi yang mampu laksana, dapat dilakukan beberapa upaya di bidang promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di luar puskesmas.

6.2 Saran Sebagai pemecahan masalah-masalah yang ada, dapat dilakukan penyelesaian yang mampu laksana, berupa mengadakan penetapan jadwal penyuluhan tiap bulan, penyuluhan perorangan yang optimal, memberikan pelatihan dan pengetahuan yang benar mengenai imunisasi kepada petugas kesehatan puskesmas, memberikan apresiasi terhadap kader dan penapisan terhadap bayi yang imunisasinya tidak lengkap atau terlambat, serta dengan menjalin kerja sama lintas sektoral medis maupun non medis agar dapat dilakukan penyuluhan mengenai imunisasi bersama sehingga dapat meningkan motivasi imunisasi ibu.

27

DAFTAR PUSTAKA 1. Achmadi U. Program imunisasi Indonesia Bagian 1. Jakarta. Departemen Kesehatan Tahun 2003 2. Ranuh I, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soejatmiko. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008 3. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi [online]. Diunduh 12 Oktober 2011 pukul 20.35; Available from: URL:http://www.scribd.com/doc/18566120/PedomanPenyelenggaraan-Imunisasi 4. Direktorat Jenderal PP & PL dan Pusdiklat SDM Kesehatan. Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I; 2006. 5. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) 2010. Diunduh 12 Oktober 2011 pukul 20.45; Availale from: URL : http://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/04/dsbs-kepri.pdf

28

LAMPIRAN 1 DATA PENDUKUNG 3.4. Penyajian Data Tabel 8. Balita > 1 tahun yang datang ke Puskesmas Kelurahan Koja dan diimunisasi Periode Juli 2011- September 2011 No. Nama Umur (bulan) BCG Usia Pemberian Imunisasi (Dalam Bulan) Polio 1 2 3 1 Alkianto 2 Ahmad Ardan 3 M. Farhan A 4 Ripat 5 Raya Pirniya 6 Defano Ardiansyah 7 Sapta Hadi 8 Aldias Dwiansyah 9 Danan Sahid 10 11 Nikita Umam Nurhafiz 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 M. Fadila Umar Syarif Azziasuzza M. Oktaniano M Rizky P Filbert M. Zaky Alin Yuliani M. Sheva Mariya Kiptia Dendy 13 bulan 15 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 14 bulan 0 1 0 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 0 1 0 0 0 1 0 2 3 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 2 3 1 3 4 2 3 0 2 3 2 5 6 0 2 3 3 4 5 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 2 3 1 2 3 0 2 3 0 3 4 1 3 4 2 3 4 2 3 4 1 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 6 4 7 4 7 4 4 5 4 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 Kombo 2 3 3 3 3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 6 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 6 11 9 9 10 10 9 11 9 10 9 9 9 10 9 9 9
29

Campa 3 4 4 4 4 k 9 9 9 9 10

Ramansyah 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nova Erlita Azam M. Refizo Celsi Laode A Intan Permata Riski Rafael Rafa Anugerah Arsila Anisa C Ramanda Zafira Aziza Gibran M. Ridho Rafka Adela Akila Zafira Mumaazizah 40 41 42 43 44 Syalumisuna Cinta Putri Sharen R Felin Ardian Pramesti 45 46 Rayan Putra Fikrah Aria 47 Safa 14 bulan 15 bulan 14 bulan 1 1 1 2 3 1 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 9 11 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 15 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 12 bulan 13 bulan 12 bulan 13 bulan 13 bulan 14 bulan 13 bulan 1 1 0 0 0 1.5 1.5 1 3 4 1 2 3 0 1 2 0 2 3 0 2 3 1.5 3 4 1.5 3 4 # 4 3 5 4 5 5 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 11 4 5 5 4 5 5 9 9 9 9 10 9 0 2 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 5 0 2 3 4 5 1 4 5 1 2 3 0 2 3 0 2 3 0 4 5 2 3 4 0 1 4 1 2 3 0 2 3 1 4 5 2 3 4 0 2 3 2 3 4 4 4 6 5 4 5 6 4 4 4 6 4 4 2 4 4 2 2 2 4 3 1 2 2 4 3 2 3 5 3 5 5 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 11 5 4 5 11 9 9 6 4 4 4 6 4 9 10 9 11 9 9 9 9 9 10 9 9

30

48

Mimin M. Salamin

12 bulan 1 14 bulan 13 bulan 2 1.5 1 1 1 0 1 4 5 2 3 4 1.5 3 5 0 2 4 1 2 3 1 2 3 0 2 4 2 3 2 2 3 8 2 3 3 5 1 0


0

6 5 6 5 4 4 5 4 9 4 7 7 4 9 4 5 5 5

4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2

5 4 5 4 3 3 4 3 8 3 5 6 3 7 3 4 3 4

6 5 6 5 4 4 5 4 9 4 7 7 4 9 4 5 5 5

10 9 9 10 9 9 9 10 10 9 9 9 9

49 50

M. Rafi Sarif M. Yana Al Fahria

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71

Meisyah Putri Nikita Mervin Rachmi Rifmitahapsari Fadli Dwi Khoirul Pisa Agna Hanira Azahra Anita Yossyana Haryani Sherina G. Safi Khanul Fullah Joshua Maulana Alisha Aprilia Kianzi Umat Satria Pandawa Dhabi Teguh

14 bulan 19 bulan 14 bulan 15 bulan 12 bulan 14 bulan 13 bulan 15 bulan 12 bulan 12 bulan 14 bulan 14 bulan 15 bulan 17 bulan 12 bulan 13 bulan 13 bulan 13 bulan 12 bulan 14 bulan 13 bulan

1 2 6 0 2 3 0 3 7 1 2 3 1.5 3 4 2 3

1 1.5

10 10 9 9

1 1 0 0 0 1 1

1 3 4 1 2 0 2 4 0 2 3 0 1 2 1 2 3 1 3 4

5 4 3 4 5

2 2 2 2 3

4 3 3 3 4

5 4 5 4 5

9 9 11 9 10

31

72

M. Abdul Azis

13 bulan 0 0 3 4 1 3 4 1 4 5 2 2 3 4 1 2 3 0 1 2 5 5 3 5 5 6 3 3 2 5 3 2 2 4 3 3 5 5 4 10 9 9 4 4 4 5 5 5 9 9 10

73 74 75 76 77 78

Ridho Indra Erik Fathya Ahmad Zueflan Eka Wulandari

15 bulan 16 bulan 16 bulan 15 bulan 12 bulan 16 bulan

1 1
2

2 1 0

79

Fadil Indrayasa

16 bulan 1 1 3 4 1 5 1 2 4 1 3 4 1 2 3 1 3 4 1 2 3 1 2 4 1 2 3 2 3 4 12 bulan 12 bulan 0 0 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 5 5 4 4 9 9 10 9


32

6 4 5

3 5 2 3

9 10

80 81 82 83 84 85 86 87 88

Adiz Kenan Fida Zahirah M. Akbar M Arjuna Putra Ahmad Zaki Kirani Olivia Ferdian Andini Rahmadani

15 bulan 12 bulan 13 bulan 17 bulan 14 bulan 16 bulan 12 bulan 12 bulan 13 bulan

1 1 1 1 1 1 1

4 4 3 4 3 4 3 4 4

4 5 6 5 4 5 6

2 3 2 2 2 3 3

4 5 6 5 4 5 6

10 9 9 11 9 10 10

89 90

Jihan Salsabila M. Ardiansyah

1 3 4

91 92

Silvia Agustina M. Rehan Sakban

13 bulan 14 bulan

1 1 1

93

Rizka Mayasari

14 bulan

94

Rifki Kirana Guntur

15 bulan

0 1 1.5

0 1 2 1 2 3 1.5 3 4

3 4 5

2 2 3

3 3 4

4 4 5

9 9 9

95 96

Dela Wulandari Ari Bahar

16 bulan 15 bulan

Sebanyak 334 anak umur diatas 12 bulan ke puskesmas kelurahan Koja periode Juli 2011 September 2011. Data tersebut digunakan untuk mencari data pemberian imunisasi melalui buku kohort periode sebelumnya. Data yang dipergunakan berupa jumlah anak, bukan jumlah kunjungan, sehingga diharapkan tidak terjadi overlapping data. Data diambil pada bulan Juli September 2011 dari buku register Puskesmas yang telah dicocokan dengan buku kohort imunisasi dengan jumlah 96 anak.

33

Perhitungan :
1. Cakupan imunisasi BCG

Jumlah imunisasi BCG yang dilakukan ----------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi BCG di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.

Polio 1

Jumlah imunisasi Polio 1 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 1 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.

Polio 2

Jumlah imunisasi Polio 2 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 2 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.

34

Polio 3

Jumlah imunisasi Polio 3 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 3 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Polio 4

Jumlah imunisasi Polio 4 yang dilakukan ------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Polio 4 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia > 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi

Combo 1

Jumlah imunisasi Combo 1 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 1 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi

35

Combo 2

Jumlah imunisasi Combo 2 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 2 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Combo 3

Jumlah imunisasi Combo 3 yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Combo 3 di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.
Campak

Jumlah imunisasi Campak yang dilakukan --------------------------------------------------------------------- x 100 % Sasaran imunisasi Campak di puskesmas

Sasaran imunisasi di Puskesmas : Jumlah kunjungan bayi usia> 12 bulan pada periode tertentu di puskesmas (BPU dan KIA) yang memiliki kohort imunisasi.

36

2. Drop out (Combo 1 Campak)

Jumlah imunisasi Combo 1 Campak yang dilakukan ----------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah imunisasi Combo 1 yang dilakukan = 96 89 X 100 % 96 = 7.29 %

Drop out

37

LAMPIRAN 2 DATA PENDUKUNG PEMBAHASAN MASALAH

1. Wawancara dengan Penanggung Jawab Program Imunisasi

Nara Sumber : Sorta Erlina (penanggung jawab program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja). Waktu : tanggal 13 Oktober 2011 Imunisasi dasar di Puskesmas dilakukan di Poli KIA setiap hari Jumat (1x dalam 1 minggu). Bayi dan balita yang akan diimunisasi didaftarkan di loket pendaftaran kemudian menunggu dipanggil ke ruangan KIA. Di ruangan KIA, dilakukan pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir, serta pengisian KMS dan Kartu anak/ibu menyusui. Setelah itu dilakukan pemeriksaan berat badan, panjang badan dan dicermati apakah terdapat kontraindikasi imunisasi. Bila tidak terdapat kontraindikasi imunisasi, bayi dan balita diimunisasi sesuai dengan status imunisasi terakhir. Bila terdapat kontraindikasi, imunisasi ditunda sambil bayi dan balita tersebut diperiksakan ke Balai Pengobatan Umum (BPU) untuk dilakukan pengobatan. Kontraindikasi yang sering ditemui antara lain bayi dan balita demam, batuk pilek, serta diare. Bayi dan balita tersebut kemudian disarankan untuk kembali minggu berikutnya setelah sembuh. Di Poli KIA, petugas medis juga menjelaskan kepada ibu mengenai jadwal imunisasi berikutnya, kapan harus berkunjung lagi, serta efek samping imunisasi. Imunisasi hanya dilakukan pada bayi dan balita yang datang ke poli KIA, tidak ada screening yang dilakukan di BPU terhadap status imunisasi bayi dan balita yang berobat ke BPU. Bila bidan berhalangan hadir, imunisasi dilakukan oleh petugas medis yang bertugas di bagian lain. Setelah itu data bayi dan balita yang diimunisasi dicatat ke dalam buku register imunisasi bayi serta buku kohort imunisasi. Pelaporan data imunisasi dilakukan setiap bulan ke puskesmas kecamatan, terdiri atas dara jumlah imunisasi dan nama bayi danb balita yang diimunisasi di puskesmas, posyandu, rumah sakit, praktek swasta, dsb. Sementara itu imunisasi juga dilakukan di Posyandu. Kader Posyandu semuanya adalah perempuan dengan kisaran usia 30 60 tahun, dengan mayoritas berusia 40 50an tahun. Pekerjaan para kader Posyandu umumnya adalah ibu rumah tangga (terutama yang sudah berusia 40 tahun ke atas) dan sebagian kecil merupakan buruh atau karyawan (beberapa kader yang masih berusia dibawah dari 40 tahun). Pertemuan dengan kader dilakukan 1 kali setiap bulan sebelum kegiatan posyandu dimulai. Dalam pertemuan ini

38

dibicarakan mengenai teknis pelaksanaan dari Posyandu, seperti kapan Posyandu akan dimulai, tempat pelaksanaan dan sebagainya. Penyelenggaraan Posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali antara tanggal 21 28. Tempat penyelenggaraan posyandu berbeda-beda, ada yang di balai warga RW setempat, sekolah, teras rumah salah satu kader, atau tempat terbuka serupa lainnya. Waktu penyelenggaraan: pukul 09.00 12.00 WIB. Yang mengikuti kegiatan Posyandu ini adalah kader serta bidan pengawas dari Puskesmas pengayom, yaitu Bidan Darmita. Terdapat absensi kegiatan siapa saja yang hadir yang dicatat secara sederhana di buku tulis. Kegiatan posyandu yang umumnya dilakukan dalam pelayanan imunisasi adalah pemberian vaksinasi dasar dan pendataan bayi dan balita wilayah kerja posyandu. Semua vaksinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan. Para kader hanya bertugas dalam pencatatan dan pelaporan. Untuk pencatatan dan pelaporan imunisasi di Posyandu sendiri hanya berupa pencatatan daftar balita yang datang ke Posyandu, balita yang mendapat imunisasi pada saat pelaksanaan Posyandu. Tidak ada pencatatan status imunisasi anak ke dalam kohort imunisasi seperti di poli KIA Puskesmas. Tidak terdapat kunjungan rumah untuk pemantauan status imunisasi. Kunjungan rumah hanya dilakukan bila terdapat anak yang status gizinya dibawah garis merah atau apabila saat diadakaan kegiatan sweeping maupun kampanye campak. Hal ini dikarenakan kesibukan dari bidan Puskesmas dan kader Posyandu. Kegiatan pendataan bayi dan Balita dilakukan 1 kali per tahunnya oleh semua kader posyandu kemudian dilaporkan ke Puskesmas kelurahan.

39

Tabel 9. Program Imunisasi di Puskesmas dan Posyandu Puskesmas Pencatatan dan Pelaporan

Posyandu Pencatatan dan pelaporan Pendaftaran bayi dan balita di posyandu

Pendataan identitas bayi dan balita dan status imunisasi terakhir.

Pengisian KMS yang terdapat di dalam buku KIA

Pengisian KMS ataupun KMS yang terdapat di dalam buku KIA

Pencatatan imunisasi di register bayi dan kohort bayi dan balita.

Pencatatan imunisasi dan dilaporkan ke Puskesmas Kelurahan.

Pencatatan rekapitulasi hasil imunisasi Posyandu, praktek bidan swasta.

Pendataan bayi dan balita

Pelayanan

Pelayanan

Penentuan ada tidaknya kontraindikasi imunisasi.

Penentuan ada tidaknya kontraindikasi imunisasi.

Pemberian imunisasi dasar tiap minggu Penyuluhan perseorangan dan kelompok mengenai imunisasi

Pemberian imunisasi dasar 1 kali dalam 1 bulan

Kunjungan rumah untuk memberikan penyuluhan dan memantau kelengkapan status imunisasi.

Penyuluhan perseorangan dan kelompok

40

2. Check ListKegiatan Imunisasi di Puskesmas

Tabel 10. Observasi dengan check list kegiatan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Koja PROSES NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M +

1 Perencanaan

a. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Vaksin a. Perencanaan - Menghitung Jumlah Sasaran Imunisasi


Sasaran Imunisasi = CBR x Penduduk = 2.5% x Penduduk

kebutuhan vaksin ada, namun penghitungan sasaran imunisasi mengikuti puskesmas

- Menentukan Target Cakupan Imunisasi - Menghitung Indeks Pemakaian (IP) Vaksin


IP Vaksin = suntikan dicapai tahun lalu vaksin terpakai tahun lalu

kecamatan; perhitungan kebutuhan vaksin diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan sebelumnya.

- Menghitung Jumlah Kebutuhan Vaksin Vaksin = Kontak IP tahun lalu Kontak = Sasaran x Target

b. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Imunisasi - Alat Suntik. Kebutuhan alat suntik = Sasaran x Target cakupan

b. Perencanaan kebutuhan peralatan imunisasi ada, namun hanya diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan lalu.

c. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain - Berdasarkan kebutuhan dan daya tahan dari sarana penyimpanan dan pembawa vaksin.

c. Perencanaan kebutuhan peralatan cold chain ada

41

d. Terdapat Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi di Puskesmas Terdapat Rencana Kerja Puskesmas :

d. Perencanaan pelaksanaan kegiatan imunisasi ada

Unit pelayanan yang melayani imunisasi

Penyusunan Jadwal Pelayanan Posyandu: Setiap bulan

Posyandu setiap bulan, di setiap RW. Puskesmas

Penyusunan Jadwal Pelayanan di Puskesmas: Setiap minggu

:1x

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan:


Penyuluhan - Perorangan

seminggu ( Jumat)

Ada, namun kurang optimal (umumnya berisi tentang kontraindikasi imunisasi, efek samping imunisasi, serat jadwal imunisasi selanjutnya) +

pelayanan. Materi:
Pengertian imunisasi Manfaat imunisasi Imunisasi yang harus

diberikan
Akibat imunisasi yang tidak

diberikan / tidak lengkap (Drop Out)


Waktu pemberian imunisasi Efek samping yang mungkin

terjadi dan cara penanggulangannya.


-

Ada, namun tidak Isi penyuluhan sama dengan penyuluhan perorangan rutin tiap bulan, hanya bila ada masalah

Pembinaan peran serta

masyarakat
- Pembinaan dan pengembangan Ada, setiap bulan

Posyandu dan kader.


- Pembinaan Posyandu oleh

Tenaga Kesehatan : setiap bulan


42

2 Pengorganisasi an
a. Struktur

Ada dan tertulis

Ada dan tertulis

organisasi
b. Pembagian

Jelas dan dilaksanakan dengan baik

Ada , namun kurang terlaksana dengan baik.

tugas

3 Pelaksanaan

a. Ada penghitungan kebutuhan vaksin, peralatan imunisasi dan peralatan cold chain

Ada Perhitungan kebutuhan vaksin ada, namun hanya diperkirakan saja berdasarkan pemakaian bulan sebelumnya.

b. Ada pemberian imunisasi dasar yang mencakup imunisasi BCG, DPT-HB combo1, DPT-HB combo 2, DPT-HB

Ada, namun terjadi kontraindikasi imunisasi yang tidak

combo3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio tepat dan di posyandu 4, Campak sering terjadi

- di Puskesmas: setiap minggu ( Jumat) kemunduran jadwal - di Posyandu : sebulan sekali c. Ada penyuluhan perorangan dan kelompok Ada penyuluhan kelompok tidak rutin, dan dilakukan oleh mahasiswa kebidanan atau kedokteran yang sedang bertugas di puskesmas +

43

d. Ada pembinaan dan pengembangan Posyandu dan kader setiap bulan 4 Pencatatan dan a. Ada buku pencatatan hasil imunisasi Pelaporan harian

Ada, namun tidak rutin Ada

b. Ada formulir laporan bulanan imunisasi Ada c. Ada formulir hasil bulanan imunisasi swasta d. Ada buku stock vaksin 5 Pengawasan oleh kepala puskesmas secara berkala Ada Ada Ada

44

MASUKAN NO VARIABEL 1 Tenaga TOLAK UKUR Sebagai pelaksana program imunisasi:


Dokter umum Bidan

HASIL
- Dokter umum :

1 orang 1 orang 2 orang

berjumlah 1 orang, namun tidak turun dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi.

Tenaga kesehatan

Bekerja selama 6 hari:

Senin Kamis jam 07.30 16.00 WIB (8,5 - Tenaga kesehatan : jam/hari) Jumat jam 07.30-16.30 (jam kerja 9 jam) Sabtu: bergiliran tiap 2 minggu, jam 7.3012.00 (jam kerja 4,5 jam) Sesuai jam hari dan jam kerja yang ditetapkan. Bidan pemegang program imunisasi hanya 1 berjumlah 2 orang.

2 Dana

APBN , APBD II Berupa vaksin dan peralatan imunisasi

Ada dan mencukupi

3 Sarana a. Medis

45

- Inventaris Peralatan cold chain berfungsi dengan baik, terdiri dari : Lemari es Mini Freez Vaccine carrier Cold box 1 buah 1 buah 3 - 5 buah 1 buah Lemari es Mini Freezer buah Vaccine carrier 3 Cold box Termos 8 2 1 1

Termos sejumlah tim lapangan Termometer untuk cold chain

Termometer cold chain - Yang habis a. Vaksin dan pelarutnya lengkap, baik dan dipakai mencukupi (BCG, DPT-HB combo, POLIO, CAMPAK) Ada dan mencukupi

b. Peralatan suntik baik dan mencukupi Disposable syringe: 5 cc, 3 cc, 1 cc

Ada dan mencukupi 5 cc, 3cc, 0,5 cc, 0,05 cc.

c. Dropper untuk vaksinasi polio ada, dan mencukupi. d. Paracetamol ada, baik, dan cukup e. Kapas dan air hangat matang. b. Non-medis # Inventaris a. Alat penyuluhan ada dan baik. b. Alat transportasi ada dan baik. c. Alat administrasi ada dan baik.

Ada dan mencukupi

Ada dan mencukupi Ada dan mencukupi

Ada, dalam keadaan baik Ada, dalam keadaan baik Ada, dalam keadaan baik

# Yang habis a. KMS dan buku KIA ada dan mencukupi Buku KIA ada dan dipakai b. Poster ada dan mencukupi mencukupi Ada, tidak mencukupi +
46

4 Metode a. Medis a. Terdapat Metode Pengambilan Vaksin, yaitu :


1. Persiapkan alat pengangkut pembawa

Ada dan sesuai

vaksin (Cold box, Vaccine carrier).


2. Cold pack disiapkan dalam jumlah

cukup.
3. Jumlah vaksin yang terdapat di dalam

cold box/ vaccine carrier harus sama dengan yang tertulis pada surat tanda terima.
4. Termometer dimasukkan dalam cold

box. Selama perjalanan pulang ke puskesmas cold box/ vaccine carrier harus terlindung dari sinar matahari langsung b. Terdapat Metode Penerimaan Vaksin, yaitu :
Lihat dan catat suhu pada waktu diterima. Khusus dalam menerima vaksin

Ada dan sesuai

bakterial, DPT, bila terdapat keraguan pernah beku lakukan shake test / uji kocok.
Hitung jumlah vial per antigen. Segera masukan ke tempat penyimpanan

(mini freezer).
Catat dalam buku stock vaksin:

Tanggal menerima vaksin, jenis, jumlah Vaksin, No. Batch dan tanggal kadaluarsa

47

c. Terdapat Metode Penyimpanan Vaksin ,

ada dan digunakan dan pencatatan suhu

yaitu:
-

Vaksin harus disimpan pada suhu yang lemari es dilakukan sesuai selama periode waktu penyimpanan yang telah ditentukan untuk masing-masing tingkat. Untuk 2x/hari yaitu pagi dan siang hari, dengan suhu 2-8C. Tidak

tingkat Puskesmas dengan atau tanpa ada vaksin yang listrik sampai satu bulan dengan suhu pernah beku. Tempat 2-8C.
-

penyimpanan vaksin

Semua vaksin harus dihindarkan dari pun terhindar dari sinar matahari langsung. sinar matahari langsung.

Vaksin DPT/HB combo tidak boleh membeku.

Kulkas penyimpanan harus diperiksa dan dicatat suhunya sehari 2 kali, yaitu pagi sewaktu mengambil vaksin dan siang / sore sewaktu mengembalikan vaksin.

Susunan vaksin dalam lemari es harus diatur.

d. Terdapat Metode Pengeluaran Vaksin, yaitu : - Setiap pengeluaran vaksin harus dilakukan pencatatan

Tidak sesuai
Tidak dilakukan

pencatatan pengeluaran vaksin dari lemari es. Perhitungan pemakaian vaksin dilakukan di akhir bulan, dengan selisih antara stok awal dan sisa stok.

48

e. Terdapat Metode Penyusunan Vaksin , yaitu :

Ada, dengan termos dan sesuai

Dalam Vaccine carrier


1.

Letakkan 1 cold pack untuk setiap dinding dalam vaccine carrier,

2.

Masukan vaksin , pelarut , termometer di tengah,

3.

Bila sudah ada cold pack, taruh sebuah kantong plastik yang telah diisi es di atas vaksin, Tutup rapat rapat.

4.

Dalam Termos
1. Rencanakan jumlah vaksin yang

akan dibawa ke lapangan sesuai dengan perkiraan jumlah sasaran.


2. Letakan 4 buah cold pack ke

dalam termos dengan susunan 2 di bagian dasar, 2 di bagian atas vaksin, bila tidak ada cold pack dapat diganti dengan es.
3. Masukkan vaksin dan pelarut

dalam termos usahakan berada di dalam plastik.


4. Letakan busa di bagian atas dan

tutup rapat- rapat.

49

f. Terdapat Metode Pemberian Vaksin, yaitu Ada dan sesuai :


A. BCG: diberikan 1 kali ; dosis : 0,05

cc ; Intra cutan di daerah insersio M. Deltoideus.


B. DPT-Hepatitis B Combo: diberikan 3

kali ; dosis : 0.5 cc ; Intra Muskular pada paha bagian luar ; interval minimal 4 minggu.
C. Polio: diberikan 4 kali ; dosis : 2 tetes

per oral interval minimal 4 minggu.


D. Campak: diberikan 1 kali ; dosis : 0.5

cc ; Sub cutan pada lengan atas diberikan pada usia 9 bulan g. Terdapat Metode pengujian kelayakan vaksin: misalnya : Shake Test dan VVM. Ada dan sesuai

h. Terdapat Metode petunjuk kontra indikasi Ada, namun terdapat imunisasi bagi petugas imunisasi, yaitu : kontraindikasi yang

Keadaan-keadaan yang merupakan kontra salah, contohnya indikasi imunisasi, yaitu :


diare tanpa dehidrasi, ISPA tanpa ronkhi dan demam <38C

Kekurangan gizi berat. Demam > 38C. Riwayat kejang demam. ISPA dengan ronkhi. Diare dengan dehidrasi. Luka di kulit yang menyeluruh.

b. Non Medis a. Terdapat Metode Pengumpulan Data

Ada

50

b. Terdapat Metode Penyuluhan secara individual, dan kelompok

Ada, namun penyuluhan kelompok tidak rutin

c. Terdapat Metode Pembinaan posyandu dan kader d. Terdapat Metode Pencatatan dan Pelaporan yaitu : - Buku Pencatatan Hasil Imunisasi Harian - Formulir Laporan Bulanan Imunisasi - Formulir Hasil Bulanan Imunisasi Swasta - Buku Stock Vaksin e. Terdapat Pemasangan Poster - Puskesmas - Posyandu : 2 buah : 2 buah

Ada

Ada

Ada, namun jumlahnya kurang yaitu:


- Puskesmas

- Kantor kelurahan : 2 buah

:1 :-

Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, - Posyandu dan efek samping dari imunisasi f. Pembagian Leaflet Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, dan efek samping dari imunisasi. Diberikan untuk masing-masing keluarga di daerah tersebut pada saat dilaksanakan penyuluhan kelompok

- Kantor kelurahan: -

Tidak ada

51

UMPAN BALIK NO VARIABEL TOLAK UKUR Dilaksanakan 1x sebulan HASIL Ada, di Puskesmas kecamatan M

1 Rapat kerja membahas laporan kegiatan 2 Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat / instansi lain

Dilaksanakan sesuai keperluan Ada, di Puskesmas kecamatan

LINGKUNGAN NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M

1 Lingkungan Fisik a. Lokasi Mudah dicapai baik dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan (roda dua maupun roda empat) serta jauh dari tempat yang berbau, ramai. b. Transportasi c. Fasilitas kesehatan lain 2 Mudah didapat, cepat dan murah Sesuai Ada dan terjalin kerjasama yang baik Sesuai Sesuai

Lingkungan Non Fisik a. Pendidikan Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program b. Sosial ekonomi Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program c. Agama Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program d. Adat istiadat Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program

52

3. ChecklistKinerja Puskesmas di Lapangan/masyarakat

Tabel 11. Check ListKinerja Puskesmas di Lapangan/masyarakat No. Keterangan (berdasarkan Pedoman umum Revitalisai Posyandu, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah ,2001) 1. PELATIHAN KADER

Kondisi Lapangan

Menyusun rencana kegiatan imunisasi Cara menghitung sasaran

Pelatihan kader dilakukan 1 x dalam 1 tahun, pelatihan

Cara menyiapkan pelayanan, pencatatan dan diutamakan dalam hal pelaporan Cara penyuluhan

pencatatan dan pelaporan, tidak ada pelatihan mengenai cara menghitung sasaran ataupun cara memberikan penyuluhan

53

2.

PELAYANAN
a. Pelayanan pada hari buka

Bidan dari puskesmas selalu mengikuti kegiatan Posyandu dan melaksanakan pelayanan imunisasi dasar. +

Melakukan pelayanan imunisasi dasar lengkap

Pemantauan terhadap tanda tanda lumpuh layu

Penyuluhan imunisasi

Tidak ada penyuluhan kelompok hanya penyuluhan perseorangan dari bidan

b. Pelayanan kunjungan rumah

Menyampaikan undangan agar berkunjung ke Posyandu

Tidak ada kunjungan rumah untuk memantau status imunisasi

Mengadakan pemutahiran data jumlah bayi dan balita

Pemantauan status imunisasi dan tanda lumpuh layu

Pendataan bayi dan balita hanya dilakukan pada bulan terakhir tiap tahun

Undangan berkunjung ke Posyandu hanya dilakukan dengan menggunakan pengeras suara di masjid tepat di hari pelaksanaan posyandu.

54

3.

MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN MEMBANGUN KEMITRAAN


Pemberian penghargaan kepada kader yang Tidak ada kinerjanya baik Pemberian bantuan pembiayaan untuk penyelenggaraan Posyandu yang bersumber dari dana masyarakat Kemitraan antara beberapa Posyandu yang diselenggarakan oleh organisasi kemasyarakatan

Tidak ada

Terdapat Ikakes ( Ikatan Kader Kesehatan )

4.

PENGOPTIMALISASIAN KEGIATAN POSYANDU


Sarana dan prasarana yang lengkap seperti kartu KMS, spuit, vaksin

Ada, dibawa dari Puskesmas

5.

PENGORGANISASIAN

Terdapat pemimpin / penanggungjawab Posyandu Terdapat kader 4 5 orang Terdapat petugas administrasi

Ada

Ada Ada

55

Anda mungkin juga menyukai