2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling efektif
dan berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sehubungan
dengan itu maka kebutuhan akan vaksin makin berkembang/berubah naik
seiring dengan keinginan dunia untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat
menimbulkan kecacatan dan kematian. Peningkatan kebutuhan vaksin telah
ditunjang pula oleh upaya perbaikan produksi vaksin dengan meningkatkan
efektivitas dan keamanan vaksin.
B. Tujuan
C. Sistematika
Sistematika pada makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi
pendahuluan yang meliputi : latar belakang/pendahuluan, tujuan, dan
sistematika. Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : definisi
imunisasi dan KIPI, manfaat tujuan dan sasaran imunisasi dll. Untuk BAB III berisi
kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IMUNISASI
1. Definisi
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling
efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir
sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
perlindungan. (Depkes RI, 2005).
2. Tujuan
Umum
yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit
Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara
lain, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejam), Measles (campak), Polio
dan Tuberculosis.
b. Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di
Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun
2008.
3. Sasaran
a. Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis-B.
b. Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk
mendapatkan imunisasi TT.
4. Manfaat
a. Imunisasi aktif
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
merespon.
b. Imunisasi pasif
1. Definisi
KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah semua kejadian sakit dan
kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imuniasi dan diduga
karena imunisasi (Depkes RI, 2009).
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian yang
terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi (KN PP KIPI, 2005).
Menurut Komite Nasional Pengajian dan Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) adalah semua kejadian sakit dan kematian
yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Umumnya reaksi
terhadap obat dan vaksin merupakan reaksi simpang (adverse events),
merupakan kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin. Reaksi
samping vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek samping,
interaksi obat dan reaksi alergi.
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung
maupun tidak langsung wajib dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan
langsung misalnya rasa sakit, bengkak, dan kemerahan pada tempat suntikan,
sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual,
sampai sinkope (KN PP KIPI, 2005: hal 6)
Kejadian terjadi setelah imunisasi tapi tidak dikarenakan oleh vaksin. Indikator
faktor kebetulan ditemukannya kejadian yang sama di saat bersamaan pada
kelompok populasi setempat dengan karakter serupa tetapi tidak mendapat
imunisasi.
Menurut KN PP-KIPI, 2005: hal 7 menyatakan bila kejadian atau malah yang
dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab maka
untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu informasi
lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi tersebut akan dapat
ditentukan kelompok penyebab KIPI.Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
1991 melalui Expanded programme immunisastion (EPI=PPI) telah
menganjurkan agar pelaporan KIPI dibuat oleh setiap negara. Untuk negara
berkembang yang paling penting adalah bagaimana mengontrol vaksin dan
mengurangi programmatic errors, termasuk cara memanfaatkan alat suntik
dengan baik, alat yang sekali pakai atau alat suntik reusable, dan cara
penyuntikan yang benar sehingga transmisi pathogen melalui darah dapat
dihindarkan. Ditekankan pula bahwa untuk memperkecil terjadinya KIPI wajib
selalu diupayakan peningkatan ketelitian pemberian imunisasi selama program
imunisasi dilaksanakan.
Syok anafilaktid
Episode hipotonik-hiporesponsif
4. Penanganan KIPI
Beberapa tindakan dan petunjuk rujukan yang dapat dilakukan oleh pelaksana
imunisasi bila terjadi KIPI (KN PP-KIPI, 2005) sebagai berikut:
1. Vaksin
karena vaksin
yang dsuntikkan
masih dingin
Terjadi karena
BAB III
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Imunisasi adalah memasukan sistem imunitas tambahan yang dibuat dari tangan
manusia, tujuannya agar manusia tersebut dapat memiliki kekebalan tubuh dari
berbagai penyakit. Namun dalam tatalaksana imunisasi masih terdapat suatu
masalah seperti KIPI. KIPI atau yang bisa disebut dengan kejadian ikutan pasca
imunisasi ini masih sering di jumpai di beberapa rumah sakit ataupun
dipuskesmas.
SARAN
4. Cermat teliti dalam bertindak, baik dalam pengambilan obat ataupun dalam
cara penyuntikan
Daftar pencarian:
askep mmr, penyuluhan SJS ppt, penyuluhan kipi, contoh latar belakang dari
masa pranatal neunatus bayi anak ( prasekolah& sekolah) remaja, adakah
remaja yg tidak pernah mengalamiimpi batas, laporan pendahuluan KIPI, laporan
WHO mengenai KIPI BCG dan DPT, menanggulangi kipi pada bcg, nur huda al-
fauzi poltekkes semarang, pendahuluan kipi, tanya jawab tentang diagnosa
poliomili, tata laksana pasca imunisasi ppt, tujuan sasaran tata nilai imunisasi,
langkah langkah pelacakan KIPI, KIPI dan askepnya pdf, kepanjangan diagnosa
kipi, askep imunisasi, asuhan keperawatan tentang kipi pdf, BCG dengan medikal
bedah, benar ga si imun catin bisa kadaluarsa dalam jangka 1 bulan ke
pernikahan, bolehkan anak sjs disuntik polio, cara pelacakan kipi, diagnosa
imunisasi, diangnosa kipi, jurnal 2015 KIPI, kejadian ikutan pasca imunisasi di
sumut, usia ideal meninjau kelengkapan imunisasi setiap balita
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Please enter an answer in digits:
fourteen 8 =
Post Comment
ARTIKEL TERAKHIR:
Lp Febris Dispepsia
ARCHIVES
Archives
KUNJUNGAN:
PENCARIAN TERAKHIR:
soal trend dan isu pada kasus jiwa, lp askep peritonitis, jurnal tentang holistic
care, proses menua sekunder dan primer, LEUKEMIA NANDA NIC NOC, pathway
demam thypoid pdf, discharge planing pada pasien ca endonetrium, pertanyaan
tentang infeksi nosokomial?, cara pemeriksaan odem, askep post date, honk
adalah pdf, bakat keperawatan makalah, askep fraktur, pertanyaan tentang
prinsip legal dalam praktik keperawatan, contoh analgesik non opioid