Perencanaan Pondasi Telapak
Perencanaan Pondasi Telapak
"/.-#
0ika berdasarkan hasil pengecekan tegangan diketahui bahwa tegangan yang trejadi lebih besar dari tegangan ijin yang bisa diterima tanah, maka dimensi pondasi perlu diperbesar. Karena pelat pondasi adalah beton bertulang, maka diijinkan terjadinya tegangan tarik pada tanah dasar. 6.2.2 EKSENTRISITAS GAYA-GAYA 1nalisis untuk menentukan tegangan kontak pondasi dengan tanah didasarkan atas gayagaya pada dasar pondasi. ecara umum tingkat eksentrisitas gaya-gaya pada pondasi telapak dapat dibagi menjadi ) kelompok
VI !
a. Kasus - 2 3aya Kosentris V Gaya Luar Tekanan pada tanah dasar q 3ambar /.- 3aya Konsentris 4ntuk kasus gaya konsentris besarnya tegangan yang terjadi pada tanah dasar dihitung dengan rumus berikut
q= P q all #" # y
Bx x B y
"/.2#
qmin
qmak
3ambar /.2 3aya 5ksentris &engan 5ksentrisitas e %6// %esarnya eksentrisitas dihitung dengan rumus berikut
e= $ V
"/.)#
%esarnya tegangan yang terjadi pada tanah dasar untuk kasus ini dihitung dengan persamaan berikut
q min = q mak = V /$ 2 #" # y #" # y V /$ + 2 q all #" # y #" # y
"/.(# "/.7#
qmak
3ambar /.) 3aya 5ksentris &engan 5ksentrisitas e 8 %6// 4ntuk kasus dengan eksentrisitas yang besar seperti ini, besarnya tegangan yang terjadi pada tanah dasar dihitung sebagai
q mak = ( V q all 2 # y ( #" 2 e)
"/./#
tp
VI &
0ika dimensi dari pondasi telapak telah memenuhi persyaratan sesuai dengan persamaan "/.-#, langkah berikutnya adalah menentukan kebutuhan penulangan lentur dari pelat pondasi beton tersebut. 'okasi kritis untuk momen lentur terletak tepat dimuka kolom seperti yang diperlihatkan pada 3ambar /.(. %esarnya momen disain pada potongan kritis dipengaruhi oleh tekanan tanah dan berat sendiri pelat pondasi telapak tersebut. ,egangan pada tanah seolah-olah bekerja menekan pelat pondasi tersebut, sementara berat sendiri pelat pondasi akan mengurangi besarnya momen pada potongan kritis. 9omen disain tersebut kemudian digunakan untuk menghitung kebutuhan penulangan pelat pondasi telapak 6.2.4 LOKASI KRITIS GAYA GESER Bx Irisan Kritis tp By tp
tp tp
3ambar /.7 'okasi Kritis 3aya 3eser elain harus mampu menahan momen lentur yang terjadi, pondasi pelat setempat juga harus mampu menahan gaya geser yang terjadi pada pelat beton. 'okasi kritis untuk gaya geser terletak pada jarak tp "tp : tebal pelat pondasi# dimuka kolom seperti diperlihatkan pada 3ambar /.7. %esarnya gaya geser disain pada potongan kritis dipengaruhi oleh tegangan pada tanah dan berat sendiri pelat pondasi telapak tersebut. ,egangan pada tanah seolah-olah bekerja menekan pelat pondasi tersebut, sementara berat sendiri pelat pondasi akan mengurangi besarnya gaya geser pada potongan kritis. 3aya geser disain tersebut kemudian dibandingkan dengan kemampuan penampang beton menahan gaya geser. 0ika gaya disain lebih besar dari kapasita penampang, maka perlu dipasang tulangan geser atau penampang perlu dipertebal.
VI '
Bx
tp
By
tp/2
tp
3ambar /./ 'okasi Kritis 3eser Pons elain momen lentur dan gaya geser, pelat pondasi setempat harus diperiksa terhadap gaya geser pons yang terjadi. 'okasi kritis untuk gaya geser pons terletak pada jarak ; t p dari muka kolom. eperti diperlihatkan pada 3ambar /./. %esarnya gaya yang menyebabkan tegangan geser pons pada pelat pondasi disebabkan oleh gaya aksial yang bekerja pada kolom. 3aya aksial tersebut kemudian dibandingkan dengan dibandingkan dengan kemampuan penampang beton menahan gaya aksial. 0ika gaya disain lebih besar dari kapasita penampang, maka perlu dipasang tulangan geser pons atau penampang perlu dipertebal. 6.2.6 KEMAMPUAN BETON MENERIMA GAYA GESER 9enurut Peraturan Perencanaan ,eknik 0embatan -<<2, kapasitas nominal penampang untuk menerima gaya geser dihitung dengan rumus berikut =nc : K!>?=uc "/.+#
K!> : @actor penurunan kekuatan untuk keadaan batas ultimate : *.+ "untuk gaya geser# =uc : Kekuatan ultimate suatu penampang beton untuk menahan gaya geser yang dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut
(st f )A Vu) = - 2 ) bd bd d - = -.( - .2***
* .7
"/.B#
VI *
2 = - atau
2 = -
2 = - +
+ * untuk unsur yang memikul tarikan aksial sebesar N ).7 (g + untuk unsur yang memikul tekanan aksial sebesar N -( (g
) = 1st : 'uas tulangan memanjang dalam daerah tarik dan terjangkar penuh pada potongan melintang yang ditinjau. b : 'ebar badan penampang fCc : Kekuatan beton karakteristik pada 2B hari "9Pa# d : 0arak dari serat tekan terjauh ke titik berat tulangan tarik
6.2.7 KEMAMPUAN PELAT BETON MENA AN GESER PONS 9enurut Peraturan Perencanaan ,eknik 0embatan -<<2 %ab /.+, kekuatan nominal suatu penampang beton untuk menahan beban terpusat yang menyebabkan geser pons dihitung dengan menggunakan rumus berikut. =nc : K!>?=u "/.<#
K!> : @actor penurunan kekuatan untuk keadaan batas ultimate : *.+ "untuk gaya geser# =u : Kekuatan ultimate suatu penampang beton untuk menahan beban terpusat yang menyebabkan gaya geser pons, dihitung dengan menggunakan rumus berikut
Vu =
"/.-*#
Vuo = u d ( f )v + *.) )p )
2 f )v = *.-+ - + , f A ) *.)( f A)
"/.--# "/.-2#
9D : 9omen lentur yang dialihkan dari pelat lantai ke tumpuan dalam arah yang ditinjau = : 3aya geser pada suatu penampang dihitung dengan menggunakan beban rencana ultimate. u : Panjang efektif dari garis keliling geser kritis d : ,inggi efektif, diambil rata-rata disekeliling garis keliling geser kritis a : &imensi dari garis keliling geser kritis diukur sejajar dengan arah 9D h : Perbandingan antara dimensi terpanjang dari luas efektif yang di bebani, dengan dimensi yang tegak lurus terhadapnya h : k6/ky cp : $ntensitas rata-rata prategang efektif dari beton
VI -
a.
&imensi Pelat Pondasi "meter# &imensi Pondasi yang dibutuhkan program/software ini adalah lebar pondasi dalam arah 6 "%6#, panjang pondasi dalam arah y "%y#, serta tebal pelat pondasi ",P#. Panjang dan lebar pondasi tersebut akan digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap tegangan kontak yang terjadi pada tanah dasar.
b. &aya &ukung $jin ,anah "kN/m2#. &aya dukung ijin tanah didapat dari analisis daya dukung pondasi dangkal pada eleDasi dasar pondasi telapak tersebut. c. &imensi Kolom "m# &imensi kolom yang dimasukkan sebagai input pada program/software ini adalah lebar kolom dalam arah 6 "k6# dan panjang kolom dalam arah y "ky# 5ksentrisitas Kolom "m# 0ika as kolom tidak terletak tepat pada titik tengah pondasi telapak, berarti kolom mempunyai eksentrisitas tertentu. 4ntuk menyatakan eksentrisitas kolom tersebut diperlukan nilai-nilai e6 yang menunjukkan jarak titik tengah kolom ke titik tengah pondasi telapak dalam arah 6, dan e y yang menunjukkan jarak titik tengah kolom ke titik tengah pondasi telapak dalam arah y.
d.
e. 3aya Pada &asar Kolom "kN dan kN-m# Program/software ini memungkinkan untuk menganalisa tiga macam tipe/jenis pembebanan yaitu. %eban mati %eban hidup %eban gempa 3aya-gaya yang bekerja pada dasar kolom untuk setiap tipe pembebanan adalah sebagai berikut 3aya aksial "positif : ke bawah# 3aya horisontal arah 6 "positif : ke arah sumbu 6 postif# 3aya horisontal arah y "positif : ke arah sumbu y postif# 9omen arah 6 9omen arah y f. Koefisien %eban &alam menentukan tegangan yang terjadi pada tanah dasar, dilakukan analisis secara elastis dengan menggunkan beban tidak terfaktor akibat beban mati dan beban hidup. 4ntuk tujuan ini tidak digunakan koefisien beban pada tipe beban mati dan tipe beban hidup. 4ntuk menghitung penulangan, program/software ini didasarkan atas mentode ultimate sehingga perlu digunakan kondisi pembebanan beserta koefisien pembebanan. Program ini menyediakan ) macam kondisi pembebanan, dengan cara memasukkan besarnya koefisien beban untuk masing basing tipe pembebanan. ebagai contoh diberikan kombinasi beban menurut ,ata >ara Perhitungan truktur %eton 4ntuk %angunan 3edung K N$ , E-7 E -<<- E *)
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer VI .
Kondisi %eban - 2 -.2 %eban 9ati F -./ %eban Gidup Kondisi %eban 2 2 -.*7 %eban 9ati F -.*7 %eban Gidup F -.*7 %eban 3empa Kondisi %eban ) 2 -.*7 %eban 9ati F -.*7 %eban Gidup - -.*7 %eban 3empa Nilai -.2, -./, dan -.*7 disebut Koefisien %eban g. 9utu %eton fCc"9pa# 9utu beton yang digunakan untuk pondasi pelat setempat dinyatakan dengan 9Pa.
h. 9utu %aja fy "9pa# 9utu baja tulangan yang digunakan untuk menulangi pondasi pelat setempat dinyatakan dengan 9Pa i. &iameter ,ulangan 'entur "mm# &iameter tulangan lentur ini diperlukan untuk mengetahui kebutuhan jumlah tulangan yang diperlukan pada pelat pondasi dalam arah 6 dan y.
e.
f. g.
6.5 INTERPRETASI
ASIL KELUARAN.
VI /
k6 ey e6 Ky %y
9arah y Py
Gy
%6 G6
P6 9arah 6
3ambar /.+ Notasi Iang &igunakan 6.5.2 OPTIMASI DARI PENGGUNAAN PROGRAM. etelah dilakukan analisis terhadap data yang dimasukkan, langkah pertama adalah memastikan bahwa dimensi pondasi mencukupi. 0ika dimensi pondasi belum cukup yang ditandai dengan tegangan yang terjadi pada tanah dasar lebih besar dari tegangan ijinnya, maka harus dilakukan perubahan dimensi pondasi dengan memperbesar panjang dan lebar pondasi telapak tersebut. Gal sebaliknya dilakukan jika ternyata tegangan yang terjadi sangat kecil dibandingkan dengan tegangan ijin tanah dasar. etelah dimensi pondasi memenuhi persyaratan, maka langkah berikutnya adalah menulangi. 0ika jumlah tulangan lentur dirasa terlalu banyak, maka untuk mengurangi kebutuhan tulangan bisa dilakukan dengan menggunakan pelat yang lebih tebal atau bisa juga dengan menaikkkan mutu beton dan baja tulangan. Prinsip yang sama digunakan jika ternyata kekuatan geser pelat dan kekuatan geser pons pelat tidak mencukupi Perlu diingat adalah bahwa program/software ini hanya memperhitungkan beban hidup dan beban mati tak terfaktor dalam melakukan analisa tegangan pada tanah dasar. Gal ini karena disain pondasi umumnya dilakukan secara elastis.
VI 0
6.6 CONTO
KASUS
ebuah kolom dengan dimensi 7* cm 6 7* cm direncanakan akan ditahan oleh pondasi telapak secara kosentris "kolom tidak memiliki eksentrisitas#. &aya dukung ijin pada dasar pondasi adalah 2* t/m2 : 2** kN/m2. 3aya-gaya reaksi pada dasar kolom adalah sebagai berikut. %eban 9ati -B.* 2.* -.7 (.* ).* %eban Gidup -).* -.7 -.* ).* 2.* %eban 3empa *.* ).* *.* 7.* *.*
3aya aksial "kN# 3aya horisontal arah 6 "kN# 3ay horiJontal arah y "kN# 9omen arah 6 "kN-m# 9omen arah y "kN-m#
Kondisi pembebanan yang digunakan beserta koefisien bebannya adalah sebagai berikut Kondisi %eban Kondisi Kondisi 2 Kondisi ) %eban 9ati -.2 -.*7 -.*7 %eban Gidup -./ -.*7 -.*7 %eban 3empa * -.*7 --.*7
Pelat pondasi beton tersebut direncanakan menggunakan beton dengan mutu fCc : 2- 9pa dan baja tulangan diameter -/ dengan mutu fy : 2(* 9Pa. 6.6.1 TEGANGAN YANG TERJADI PADA TANA
&iasumsikan dimensi pondasi adalah 2 meter 6 2 meter dengan tebal )* cm. 4ntuk tujuan analisa dimensi pondasi, metode yang digunakan adalah metode elastis dengan menggunakan beban hidup dan beban mati tidak terfaktor. 3aya gaya elastis pada dasar pondasi dihtung sebagai berikut 3aya aksial : -B* F -)* F 2?2?*.)?27 : )(* kN 3aya horisontal arah 6 : 2* F-7 : )7 kN 9omen arah 6 : (* F )* F 2*?*.) F -7?*.) : B*.7 kN-meter &engan cara yang sama untuk arah y, didapat gaya-gaya pada dasar pondasi sebagai berikut 1rah 6 )(*.* )7.* B*.7 1rah y )(*.* 27.* 7+.7
,egangan pada tepi kiri dan kanan pelat pondasi akibat gaya-gaya dalam arah 6
q kiri = V /$ )(* / B*.7 2 = 2 #" # y #" # y 2 2 2 2 V /$ )(* / B*.7 + 2 = + 2 #" # y #" # y 2 2 2 2
"/.(# "/.7#
q kanan =
,egangan pada tepi bawah dan atas pelat pondasi akibat gaya-gaya dalam arah y
qbawa, = q atas = V /$ )(* / 7+.7 2 = 2 # y #" # y #" 2 2 2 2
"/.(# "/.7#
,egangan pada ke empat sudut pondasi telapak akibat kombinasi gaya dalam arah 6 dan y
q kiri bawa, = q kiri + q bawa, q kanan bawa, = q kanan V )(* = 2(./27 + (-.B+7 :--B.7 kN/m2 "K *.*# #" # y 22 V )(* + q bawa, = -(7.)+7 + (-.B+7 #" # y 2 2 : -*2.27 kN/m2
V )(* = 2(./27 + -2B.-27 : /+.+7 kN/m2 #" # y 22 V )(* + q atas = -(7.)+7 + -2B.-27 #" # y 2 2 : -BB.7 kN/m2
4ntuk tegangan dengan intensitas lebih kecil dari *, digunakan nilai : *. &alam bentuk tabel, tegangan kontak dengan tanah dinyatakan sebagai berikut kiri-bawah 2(./ (-.< *.* kanan-bawah -(7.( -2B.-*2.) kiri-atas 2(./ (-.< /+.+ kanan-atas -(7.( -2B.-BB.7
1kibat 3aya arah H "kN/m2# 1kibat 3aya arah I "kN/m2# 1kibat 3aya arah H L I "kN/m2#
kiri atas
kanan atas
VI !!
kiri bawah
kanan bawah
&ari tabel diatas terlihat bahwa tegangan maksimum yang terjadi adalah -BB.7 kN/m2 pada ujung kanan-atas. Nilai tersebut lebih kecil dari tegangan ijin tanah 2** kN/m 2, sehingga dimensi pondasi telah memenuhi persyaratan. 6.6.2 PENULANGAN LENTUR
Penulangan lentur didasarkan atas gaya-gaya terfaktor yang bekerja di dasar pondasi. 3aya-gaya terfaktor tresebut diperoleh dengan mengalikan besarnya gaya dengan koefisien beban. 3aya disain/terfaktor di dasar pondasi adalah sebagai berikut 3aya aksial arah 6 untuk kondisi beban - : -.2?-B* F -./?-)* F -.2?2?2?*.)?27 : (/* kN 3aya horJ. arah 6 untuk kondisi beban - : -.2?2* F -./?-7 : (B kN 9omen arah 6 untuk kondisi beban : -.2?(* F -./?)* F -.2?2*?*.) F -./? -7?*.) : --*.( kN-m &engan cara yang sama untuk arah y dan juga untuk kondisi pembebanan 2 dan ), akan didapat gaya-gaya terfaktor di dasar pondasi yang ditampilkan dalam bentuk tabel berikut Kondisi beban(/*.** (B.** )(.** --*.(* +B.2* Kondisi beban 2 )7+.** /B.27 2/.27 -(/.(B /*.)B Kondisi beban ) )7+.** 7.27 2/.27 22.7+ /*.)B
3aya 1ksial "kN# GoriJontal arah H "kN# GoriJontal arah I "kN# 9omen arah H "kN-m# 9omen arah I "kN-m#
'okasi momen kritis adalah terletak tepat dimuka kolom sehingga jarak potongan kritis tersebut adalah sebagai berikut a. 1rah 6 Potongan kritis - berjarak " ; %6 E ; k6# : 2 E *.7?*.7 : *.+7 meter dari tepi kiri Potongan kritis 2 berjarak " ; %6 E ; k6# : 2 E *.7?*.7 : *.+7 meter dari tepi kanan b. 1rah y Potongan kritis ) berjarak " ; %y E ; ky# : 2 E *.7?*.7 : *.+7 meter dari tepi bawah Potongan kritis ( berjarak " ; %y E ; ky# : 2 E *.7?*.7 : *.+7 meter dari tepi atas 4ntuk menentukan besarnya momen disain arah 6 pada potongan - dan potongan 2 pada kondisi beban - perlu dihitung terlebih dahulu besarnya tegangan yang terjadi pada potongan tersebut. 4ntuk mengetahui tegangan yang terjadi pada potongan kritis perlu dihitung eksentrisitas akibat gaya-gaya yang bekerja dan tegangan di tepi kiri dan kanan.
VI !%
e" =
$ --*.( = :*.2( meter " lebih kecil dari %6// : *.)))) meter# V (/*
,egangan kontak pada tepi kiri dan kanan adalah sebagai berikut
q kiri = V /$ (/* / --*.( 2 = 2 #" # y #" # y 22 2 2 V /$ (/* / --*.( + 2 = + 2 #" # y #" # y 2 2 2 2
"/.(# "/.7#
q kanan =
-<+.B kN/m2
%erdasarkan gambar distribusi tegangan diatas nilai M- dan M2 dapat ditentukan sebagai berikut
q- = )2.2 + q 2 = ).22 + -<+.B )2.2 *.+7 : <(.) kN/m2 2 -<+.B )2.2 -.27 : -)7.+ t/m2 2
: 2(./< kN-meter dan momen disain pada potongan 2 dihitung sebagai berikut
$2 = -)7.+ ? 2 ? *.+7 2 *.7 ? 2 ? *.+7 2 ? "-<+.B -)7.+# -.2 ? *.) ? 27 ? 2 ? *.+7 2 + 2 ) 2
: B2.<- kN-m &engan cara yang sama untuk arah y serta untuk kondisi beban 2, dan kondisi beban ) akan didapat momen disain untuk penulangan pondasi sebagai berikut &eskripsi gaya 9omen arah -H kondisi beban - "kN-m# 9omen arah -H kondisi beban 2 "kN-m#
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer
9omen arah -H kondisi beban ) "kN-m# &eskripsi gaya 9omen arah -I kondisi beban - "kN-m# 9omen arah -I kondisi beban 2 "kN-m# 9omen arah -I kondisi beban ) "kN-m#
)B./)
7*.7(
&ari tabel diatas dapat ditentukan momen disain maksimum dalam arah 6 dan y pada pelat pondasi sebagai berikut. a. 9omen disain maksimum arah 6 : <).*( kN-meter b. 9omen disain maksimum arah y : +/.-2 kN-meter %erdasarkan nilai momen maksimum tersebut dapat ditentukan kebutuhan penulangan lentur dalam arah 6 dan y. Potongan kritis momen lentur tersebut mempunyai dimensi )* cm 6 2** cm. 0ika penampang dengan momen maksimum diatas ditulangi dengan mutu beton fCc : 2- 9pa, baja tulangan diameter -/ dengan mutu f y : 2(* 9Pa akan diperoleh hasil penulangan sebagai berikut a. ,ulangan arah 6 dengan diameter tulangan -/ mm, pada bagian bawah perlu -7 buah tulangan dan bagian atas perlu * buah tulangan. b. ,ulangan arah y dengan diameter tulangan -/ mm, pada bagian bawah perlu -7 buah tulangan dan bagian atas perlu * buah tulangan 6.6.3 PENGECEKAN KEKUATAN GESER 'okasi gaya geser kritis adalah terletak pada jarak tp dimuka kolom dimana tp : tebal pelat pondasi : )* cm. 'okasi potongan kritis untuk gaya geser tersebut adalah sebagai berikut a. 1rah 6 Pot. kritis - berjarak " ; %6 E ; k6 E tp# : 2 E *.7?*.7 E *.) : *.(7 m dari tepi kiri Pot. kritis 2 berjarak " ; %6 E ; k6 E tp# : 2 E *.7?*.7 E *.) : *.(7 m dari tepi kanan b. 1rah y Pot. kritis ) berjarak " ; %y E ; ky E tp # : 2 E *.7?*.7 E *.) : *.(7 m dari tepi bawah Pot. kritis ( berjarak " ; %y E ; ky E tp # : 2 E *.7?*.7 E *.) : *.(7 m dari tepi atas
)2.2 kN/m2
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer
*.(7 m -.77 m
%erdasarkan gambar distribusi tegangan diatas nilai M- dan M2 dapat ditentukan sebagai berikut
-<+.B )2.2 *.(7 : /<./( kN/m2 2 -<+.B )2.2 q 2 = )2.2 + -.77 : -/*.7/ kN/m2 2 q- = )2.2 +
:)+./7
kN &engan cara yang sama untuk arah y serta untuk kondisi beban 2 dan kondisi beban ) akan didapat gaya geser kritis pada pelat pondasi sebagai berikut &eskripsi gaya 3eser arah -H kondisi beban - "kN# 3eser arah -H kondisi beban 2 "kN# 3eser arah -H kondisi beban ) "kN# &eskripsi gaya 3eser arah -I kondisi beban - "kN# 3eser arah -I kondisi beban 2 "kN# 3eser arah -I kondisi beban ) "kN# Potongan Potongan 2 )+./7 -7).-7 *.** -7-.() /-.() B7.*7 Potongan ) Potongan ( -)/.)7(.(< -*(.B2 (-./7 -*(.B2 (-./7
&ari tabel diatas dapat ditentukan gaya geser disain maksimum dalam arah 6 dan y pada pelat pondasi sebagai berikut. a. 3aya geser disain maksimum arah H : -7).-7 kN b. 3aya geser disain maksimum arah I : -)/.)- kN Pengecekan terhadap kekuatan geser dari pelat pondasi dilakukan dengan membandingkan gaya geser nominal yang mampu diterima oleh penampang beton pada lokasi kritis "=n# dengan gaya geser yang terjadi pada potongan kritis tersebut "=d#. 0ika besarnya gaya geser maksimum lebih besar dari kemampuan penampang menerima gaya geser, maka pada
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer VI !*
penampang tersebut perlu diberi tulangan geser atau bisa juga dengan menaikkan tebal pelat pondasi tersebut. 3aya geser yang mampu diterima penampang beton )* cm 6 2** cm dengan mutu fcC : 29Pa dihitung dengan persamaan berikut.
(st f )A Vu) = - 2 ) bd bd d )** 7* - = -.( = -.( = -.2+7 2*** 2***
*.7
2 = ) = -
D 2
(
= -7
(st f )A Vu) = - 2 ) bd bd
*.7
:22)-27 N
Karena gaya geser maksimum yang terjadi lebih kecil dari =nc maka kekuatan geser dari penampang pelat beton telah memenuhi persyaratan dan tidak perlu digunakan tulangan geser. 6.6.4 PENGECEKAN GESER PONS
'okasi gaya geser kritis terletak pada jarak ; tp dimuka kolom dimana tp adalah tebal pelat pondasi : )* cm. Keliling kritis yang merupakan garis yang berada ; t p di muka kolom dihitung sebagai berikut u : ; tp F k6 F ; tp F ; tp F ky F ; tp F ; tp F k6 F ; tp F ; tp F ky F ; tp : )2* cm ehingga potongan yang harus menerima gaya geser pons tersebut mempunyai dimensi 2* cm 6 )2* cm
3aya-gaya terfaktor pada dasar kolom adalah sebagai berikut Kondisi beban (2(.* </.* Kondisi beban 2 )27.7 -2/.* Kondisi beban ) )27.7 2-.*
VI !-
/B.*
72.7
72.7
Pengecekan terhadap kekuatan geser pons dari pelat pondasi dilakukan dengan membandingkan gaya aksial penyebab geser pons nominal yang mampu diterima oleh penampang beton pada lokasi kritis "=n# dengan gaya aksial yang menyebabkan geser pons yang terjadi pada potongan kritis tersebut "=d#. 0ika besarnya gaya aksial disain tersebut lebih besar dari kemampuan penampang, maka pada penampang tersebut perlu diberi tulangan geser pons atau bisa juga dengan menaikkan tebal pelat pondasi tersebut. Kemampuan irisan pada potongan kritis menahan gaya aksial yang menyebabkan geser pons didihitung dengan persamaan berikut h : k6/ky : -.*
2 f )v = *.-+ - + , f A ) = *.-+(- +-) 2- = -.77B *.)( f A ) = -.77B
Vuo
-(<7/B* )2** </****** )2** /B****** -.* + + B (2(*** B** )** B (2(*** B** )**
=nc : K!>?=u : *.+?<*<.7 : /)/./ kN &engan cara yang sama untuk kondisi beban 2 dan kondisi beban ) diperoleh Kondisi beban Kondisi beban Kondisi beban 2 Kondisi beban ) =nc "kN# /)/./ 7(+.+/*.+ =d "kN# (2(.* )27.7 )27.7
"/.+#
Karena besarnya =nc lebih besar dari =d, maka kekuatan geser pons dari penampang pelat beton telah memenuhi persyaratan dan tidak perlu digunakan tulangan geser pons.
VI !.