Anda di halaman 1dari 6

Sifat-Sifat Determinan Matriks Berikut sifat-sifat determinan yang terdapat pada matriks. 1.

Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol, maka det(A) = 0. Contoh :

misal matriks A = dengan menggunakan Aturan Kofaktor, maka

det(A) = = a 1! 1 " a #! # $ a !

=0

"0

$0

= 0(#.1 " .0) " 0(1.1 " 1. ) $ 0(1.0 " 1.#) =0 #. Jika A adalah matriks segitiga n % n, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama, yakni det(A) = a11a## & ann Contoh :

det(A) = = a 1! 1 " a #! # $ a !

=0

"0

= 0(1.1 " . ) " 0(#.1 " 0. ) $ (#. " 0.1)

= 0 " 0 $ .#. = 1' (asil ini sama dengan perkalian entri pada diagonal utama yaitu # % % = 1'

. !isalkan A) adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstanta k, maka det(A)) = k det(A) Contoh :

misal k = # dan A =

maka kA =

det(A) = berdasarkan Sifat 3 maka det(kA) = det(A)) = *. . = + karena det(A) = 1' dan k = # maka k.det(A) = #.1' = + ,adi, det(A)) = k.det(A) *. !isalkan A) adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan, maka det(A)) = -det(A) Contoh :

misal A =

maka kA =

dan baris 1 ditukar dengan baris #

sehingga diperoleh matriks A) =

det(A)) = = a 1! 1 " a #! # $ a ! #

=0

"0

= 0( . " 1.1) " 0(0. " #.1) $ (0.1 " #. ) = 0 " 0 $ .(-#). = -1' Jadi, det(A)) = -det(A) -. !isalkan A) adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada baris lain, maka det(A)) = det(A) Contoh :

misal A =

kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer pada baris

kedua yaitu B# $ #B1 sehingga diperoleh A) =

det(A)) = = a 1! 1 " a #! # $ a !

=0

"0

= 0(1.. " -. ) " 0(#.. " .*) $ (#.- " *.1) = 0 " 0 $ .(+) = 1' Jadi, det(A)) = det(A) +. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det(A) = det(At) Contoh :

misal A =

maka At =

det(At) = a1 !1 " a# !# $ a !

=0

"0

= 0(1.1 " . ) " 0(#.1 " .0) $ (#. " 1.0) = 0 " 0 $ .#. = 1' Jadi, det(A) = det(At) .. !isalkan A, A) dan A/ adalah matriks n % n yang hanya berbeda dalam baris tunggal, katakanlah baris ke-r, dan anggap bah0a baris ke r dari A/ dapat diperoleh dengan menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris ke-r dari A dan dalam baris ke-r dari A), maka det(A/) = det(A) $ det(A)) 1hasil yang serupa ,uga berlaku untuk kolom2 Contoh : misal

A=

maka det(A) = (1. " *.#) = --

A) =

maka det(A) = (*.# " 1. ) = -

dan A/ = A $ A) =

maka det(A/) = (-.- " -.-) = 0

,adi det(A/) = det(A) $ det(A)) = -- $ - = 0 '. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) = det(A) det(B) Contoh :

3ari 4ontoh pada Sifat 7 dengan det(A) = -- dan det(A)) = det(B) = - maka det(AB) = (--)(-) = -#-

AB =

= det(AB) = +.1' " 15.. = 10' " 1 = -#Jadi det(A.B) = det(A).det(B) = (--)(-) = -#5. 6ebuah matriks kuadrat dapat dibalik ,ika dan hanya ,ika det(A) Contoh : 0

misal A =

dengan det(A) = --

A-1 =

7arena det(A)

0. Jadi matriks A memilki in8ers yaitu A-1 =

10. Jika A dapat dibalik, maka det(A-1) = Contoh :

A-1 =

maka

det(A-1) = (- 9-)(-19-) " (*9-)(#9-) = 9#- " '9#= --9#= -19karena det(A) = -- maka berlaku det(A-1) = 19det(A) = -19Sumber : Anton, (,. 155#, Aljabar Linier Elementer, ;rlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai