Anda di halaman 1dari 56

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI



ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Alhamdulillah, Puji Syukur Penyusun ucapkan ke hadhirat ALLAH. SWT, sehingga buku INFORMASI
TEKNIS BIODIESEL ini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan kumpulan informasi terkait pemanfaatan
Biodiesel, mulai dari bahan baku, proses produksi, standar mutu produk, blending biodiesel dengan
minyak jenis solar, uji kinerja biodesel, sistem monitoring dan pemanfaatannya di Indonesia serta di
beberapa negara.
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman para
stakeholder dalam memanfaatkan biodiesel sebagai energi terbarukan yang potensinya cukup besar di
Indonesia untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak yang cadangannya semakin menipis.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam
penyelesaian buku ini, dan semoga mendapat balasan amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat yang
disampaikan dalam buku ini.
Akhirnya masukan masukan dalam hal positif dan membangun sangat diperlukan, guna perbaikan
dan kelengkapan buku ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi semua stkaholder terkait
dalam pengembangan dan pemanfaatan Biodiesel.

Jakarta, Oktober 2013

Direktorat Bioenergi,
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. Mengapa Biodiesel? ....................................................................................................... 4
2. Pengertian Biodiesel ...................................................................................................... 6
3. Syarat dan Mutu Biodiesel ............................................................................................. 11
4. Perbandingan Biodiesel dengan BBM Jenis Minyak Solar.................................................. 16
5. Penanganan dan Blending Biodiesel dengan BBM Solar.................................................... 20
6. Uji Penggunaan Biodiesel ............................................................................................... 24
7. Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia................................................................................ 36
8. Penggunaan Biofuel di Negara Lain ................................................................................ 41
9. Produksi Biodiesel di Indonesia ...................................................................................... 45
10. Kontak Pelayanan Informasi BBN.................................................................................... 51
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) yang
dapat menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Solar tanpa memerlukan
modifikasi pada mesin dan menghasilkan emisi yang lebih bersih.
Seiring dengan semakin meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak jenis minyak
Solar dalam negeri dengan laju rata-rata mencapai 5% per tahun, dengan produksi
dalam negeri yang hanya 75% dari total kebutuhan dan cadangannya yang semakin
menipis, maka penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri yang potensinya
melimpah di Indonesia sebagai bahan bakar pengganti minyak solar, merupakan salah
satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi defisit anggaran dan ketergantungan
pada bahan bakar minyak.
Peningkatan penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri sebagai bahan bakar untuk
sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik, dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional (pro-growth), penciptaan lapangan kerja (pro-job), pemerataan
pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan kepedulian
terhadap lingkungan (pro-environment).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Biodiesel adalah Bahan Bakar Nabati mesin/motor diesel berupa
ester metil asam lemak yang terbuat dari minyak nabati/hewani
yang memenuhi standar mutu yang disyaratkan. Di Indonesia
Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Jenis Biodiesel ditetapkan dan diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor :
723 K/10/DJE/2013, yang mengacu pada SNI 7182:2012
Biodiesel.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar
(BXX) dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel. B100
mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel
sehingga dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel
tanpa adanya modifikasi.



Secara umum karakteristik biodiesel adalah memiliki angka setana yang lebih tinggi dari minyak
solar, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), tidak mengandung sulfur (atau
sangat rendah, jika ada) dan senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan
lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar minyak jenis minyak solar.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Biodiesel dapat diproduksi dari tanaman penghasil minyak, lemak
hewani atau residu berlemak (lipidic residues) antara lain:
Biji Nimba
(Azadirachta indica)
Nyamplung
(Calophyllum inophyllum)
Biji Malapari/ kranji
(Pongamia Pinnata)
Tanaman Kapok
(Ceiba pentandra)
Kelapa
Kelapa Sawit Jarak (Jatropha) Kedelai Rapeseed Jagung
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
PRODUKSI (sekitar) : 25,5 JUTA TON
PEMANFAATAN
- Keperluan industri pangan dan lainnya dalam negeri : 5,4 juta ton
- Ekspor : 18,1 juta ton
- Produksi biodiesel : 2,0 juta ton
Keterangan:
Produksi CPO pada tahun 2013 diproyeksikan mencapai 28 juta ton.
Supply CPO terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, sebagian kecil di Jawa, Sulawesi dan Papua
Kelapa Sawit/CPO merupakan bahan baku utama biodiesel di Indonesia yang
telah diproduksi pada skala besar dan komersial.
Data diolah dari Berbagai Sumber (Kementan, DMSI, Aprobi, Kemendag dll)
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. Tahap penyiapan
Penyiapan bahan utama untuk proses produksi
bodiesel yaitu katalis (NaOH/ KOH) dan alkohol
(metanol/ etanol/ isopropil alkohol) yang
digunakan dalam proses transesterifikasi.
2. Transesterifikasi
Proses transesterifikasi adalah reaksi kimia untuk
menghasilkan ester metil asam lemak (biodiesel)
dan gliserin dari lemak atau minyak lemak (CPO,
minyak jarak pagar dll)

Lemak + metanol etil asam lemak + gliserin
(minyak lemak) (biodiesel)

Penyiapa
n
Pencucia
n
Distilasi
Pemurnian
MINYAK
NABATI/
HEWANI
Metanol
Katalis
Metanol
Produk Akhir
Pengeringan
Gliserin
Produk
Samping
Esterifikasi dan/atau
Trans-esterifikasi
BIODIESEL
KATALIS
R
1
COOCH
3
R
2
COOCH
3
R
3
COOCH
3
CH
2
OH
CHOH
CH
2
OH
CH
2
OCOR
1
CHOCOR
2
CH
2
OCOR
3
+ 3CH
3
OH +
katalis
3. Tahap Pencucian
Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air panas
atau adsorben, untuk memurnikan biodiesel dari pengotor (sisa
katalis dan methanol). Biodiesel sebelum dan sesudah dicuci
memiliki warna dan tingkat kekeruhan berbeda, sehingga setelah
dicuci biodiesel tampak lebih jernih.
4. Tahap Pengeringan
Proses pengeringan biodiesel dilakukan dengan
memanaskan biodiesel secara vakum dan dilanjutkan
dengan pendinginan. Biodiesel setelah dikeringkan
memiliki warna bening jika dibandingkan yang belum
dikeringkan.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Persyaratan kualitas bahan baku.
Kapasitas produksi dan mutu produk.
Aspek proses produksi:
Pengendalian proses,
Pemeliharaan,
Kestabilan proses,
Fleksibilitas produksi,
Pengolahan limbah,
Kesetimbangan masa dan energi.
Jumlah dan mutu produk samping.
Besarnya investasi.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
No PARAMETER UJI PERSYARATAN SATUAN, Min/Maks METODE UJI
1. Massa Jenis pada 40
o
C 850-890 kg/m
3
ASTM D-1298 / D-4052/ lihat bag.9.1 SNI 7182:2012
2. Viskositas kinematik pada 40
o
C 2,3-6,0 mm
2
/s (cSt) ASTM D-445/ lihat bag.9.2 SNI 7182:2012
3. Angka Setana 51 Min. ASTM D-613/D 6890/lihat bag.9.3 SNI 7182:2012
4. Titik nyala (mangkok tertutup) 100
o
C, min ASTM D-93/ lihat bag.9.4 SNI 7182:2012
5. Titik kabut 18
o
C, maks. ASTM D-2500/ lihat bag.9.5 SNI 7182:2012
6. Korosi Lempeng Tembaga (3
jam,50
o
C)
1 - ASTM D-130/ lihat bag.9.6 SNI 7182:2012
7. Residu Karbon,
dalam percontoh asli atau
dalam 10% ampas distilasi

0,05
0.3
%-massa, maks ASTM D-4530 /D-189/ lihat bag.9.7 SNI 7182:2012
8. Air dan Sedimen 0,05 %-vol, maks ASTM D-2709// lihat bag.9.8 SNI 7182:2012
9. Temperatur distilasi 90% 360
o
C, maks ASTM D-1160/ lihat bag.9.9 SNI 7182:2012
10. Abu tersulfatkan 0,02 %-massa, maks ASTM D-874/ lihat bag.9.10 SNI 7182:2012
11. Belerang 100 mg/kg, maks ASTM D-5453/D-1266 / D-4294/
D-2622/ lihat bag.9.11 SNI 7182:2012
12. Fosfor 10 mg/kg, maks AOCS Ca 12-55/ lihat bag.9.12 SNI 7182:2012
13. Angka asam 0,6 mg-KOH/g, maks AOCS Cd 3d-63 /ASTM D-664/ lihat bag.9.13 SNI 7182:2012
14. Gliserol bebas 0,02 %-massa, maks AOCS Ca 14-56 / ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
15. Gliserol total 0,24 %-massa, maks AOCS Ca 14-56 /ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
16. Kadar ester metil 96,5 %-massa, min SNI 7182:2012/ lihat bag.9.15 SNI 7182:2012
17. Angka iodium 115 %-massa (g-I2/100g), maks AOCS Cd 1-25/ lihat bag.9.16 SNI 7182:2012
18. Kestabilan Oksidasi
Periode Induksi metode
rancimat Atau
Metode petro oksi

360
27

Menit, min

EN 15751/ lihat bag.9.17.1 SNI 7182:2012
ASTM D-7545/ lihat bag.9.17.2 SNI 7182:2012
Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel
(Berdasarkan Keputusan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi No. 723 K/10/DJE/ 2013)
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Parameter Uji Satuan
Eropa
(EN
14214/08)
U.S.A
(ASTM D
6751/07A)
Brazil
(ANP Act
7/08)
Jepang

Standar EAS-
ERIA BDF
(EEBS :
2008)
WWFC
(World
Wide Fuel
Charter)
Indonesia (SNI)
SNI -2006 SNI -2012
Metode
Uji
Densitas pada 20
o
C kg/m 860 -900 (15C) - 850 -900 860-900 860-900
860-900
(15C)
850-890
(40
o
C)
850-890
(40
o
C)
D1298
Viskositas Kinematis mm/s 3.5 5.0 1.9 - 6.0 3.0 6.0 3.5 - 5.0 2.0 - 5.0 2.0 - 5.0
2.3 - 6.0
(40
o
C)
2.3 - 6.0
(40
o
C)
D445
Kandungan Air dan
Sedimen
%-vol maks - 0.05 - - - 0.05 0.05 0.05
D2709
D1796
Titik Nyala (mangkok
tertutup)
C min 101 93 100 120 120 100 100 100 D93
Temperatur Distilasi 90% C maks - 360 - - - - 360 360 -
Residu Karbon
%-massa maks
(100% residual
distilasi)
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
D4530/ D189
/D524
%-massa maks
(10% residual
distilasi)
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Abu tersulfatkan %-massa maks 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.005 0.02 0.02 D874
Korosi Lempeng
Tembaga
maks No.1 No.3 No.1 No.1 No.1 No.1
No.3 (3 jam
pada 500C)
No.1 (3 jam
pada 500C)
D130
Angka Asam mg KOH/g maks 0.5 0.8 0.5 0.5 0.5 0.5 0.8 0.6
D664/D3242/
D974
Gliserol Bebas %-massa maks 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 -
Gliserol total %-massa maks 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.24 0.24 0.24 -
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Parameter Uji Satuan
Eropa
(EN
14214/08)
U.S.A
(ASTM D
6751/07A)
Brazil
(ANP Act
7/08)
Jepang

Standar EAS-
ERIA BDF
(EEBS : 2008)
WWFC
(World
Wide Fuel
Charter)
Indonesia (SNI)
SNI -2006 SNI -2012
Metode
Uji
Kandungan Metanol
atau Etanol
%-massa maks 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 - - -
Stabilitas Oksidasi Jam minimal 6 3 6 - 10 10 - 6 EN 14112
Kandungan Belerang %-massa maks 0.001 0.0015/0.05 0.005 0.001 0.001 0.001 100 (mg/kg) 100 (mg/kg) D5453
Kandungan Na+K mg/kg maks 5 5 5 5 5 5 - - -
Kandungan Ca+Mg mg/kg maks 5 5 5 5 5 5 - - -
Kandungan Fosfor %-massa maks
0.0004 atau
10 mg/kg
0.001 atau
10 mg/kg
0.001 10 mg/kg 10 mg/kg 4 mg/kg 10 (mg/kg) 10 (mg/kg) -
Angka Setana minimal 51 47 Report 51 51 51 51 51 D613
Angka Iodium - 120 - Report 120 Report 130 (maks) 115 115 -
Mono-, Di-,
Trigliserida
%-massa maks 0.8/0.2/0.2 - Report
0.8/0.2/0
.2
0.8/0.2/0.2 0.8/0.2/0.2 - - -
Kadar Ester Metil %-massa min 96.5 - 96.5 96.5 96.5 96.5 96.5 96.5 -
Kontaminasi Total mg/kg maks 24 - 24 24 24 24 - - -
Total Air mg/kg maks 500 - 500 500 500 500 - - -
Asam Metil Linoleat %-massa maks 12 - - 12 12 12 - - -
Polyunsaturated
acid methyl ester
(ikatan ganda 4)
%-massa maks 1 - - - - 1 - - -
Kemampuan filtrasi
Aliran Dingin
S maks - 360 - - - - - - -
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
= MONITORING Kadar BBN dalam BBM
Q1
DEPO
Tanker BBN
Q2
Qm
Mobil Tangki BBN
BU PIUNU BBM : Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar
Minyak
PT. PLN/
Pembangkit
Listrik
Tanker/
Mobil Tangki Bxx
Qn
= MONITORING MUTU BBN
Produsen BBN
Ekspor BBN
Q1
SPBU
Pengguna Langsung
Inline Blending
In Tank Blending
Impor BBM
Q3
Q2 Q5
Q3
Q4
Alur BBM Alur BBN Alur Bxx (Biosolar, dll)
BU-BBN/
Mobil /Tanker BBN
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Karakteristik Biodiesel Minyak Solar
Bahan Bakar
Titik beku (
o
C)

Viskositas kinematik (mm
2
/s)

Titik nyala (
o
C)
Kadar belerang (%)
Karbon (%)
Hidrogen (%)
Oksigen (%)

Emisi Gas Buang
Asap (%)
CO
2
(%)
SOx (ppm)
NOx (ppm)
CO (ppm)
HC (ppm)
Formaldehid (ppm)
Benzena (ppm)


-5.5
5.6
135 145
0.00001
77.1 77.9
11.7 11.8
11.1 11.2


6
3.2
< 0.2
125
219
39
8.8
0.4

-11.5
3
88
0.2
87.2
12.8
0


18
3.6
22
135
174
33
6.9
0.4
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
No. Karakteristik Unit Solar 51 Biodiesel
1 Berat jenis pada suhu 15 C kg/m3 820-860 850 890
2 Viskositas kinematik pada suhu 40 C mm
2
/s 2.0 4.5 2.3 6.0
3 Angka setana /index 51/48 51
4 Titik nyala C 55 100
5 Titik tuang C 18 18
6 Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50
0
C) kelas 1 kelas 1
7 Residu karbon
-100 %
- 10% ampas distilasi

%-masa


0.30

0.05
0.30
8 Kandungan air dan Sedimen mg/kg 500 < 0.05 (% vol)
9 Kandungan sedimen % m/m < 0.01 -
10 T90/95 C 340/360 < 360/-
11 Stabiitas oksidasi g/m3 25 -
12 Sulfur % m/m 0.05 0.01
13 Bilangan asam total mg-KOH/g 0.3 0.5
14 Kandungan abu % m/m 0.01 0.02
15 Kandungan FAME % m/m 10 -
16 Kandungan metanol dan etanol % v/v Tak terdeteksi -
17 Partikulat mg/l 10 -
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
No. Karakteristik Satuan Solar 51 Solar 48
1 Berat jenis pada suhu 15
o
C kg/m3 820-860 815 870
2 Viskositas kinematik pada suhu 40
o
C mm
2
/s 2.0 4.5 2.0 5.0
3 Angka setana /index 51/48 48/45
4 Titik nyala C 55 60
5 Titik tuang C 18 18
6 Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50
0
C) kelas 1 kelas 1
7 Residu karbon %-masa 0.30 0.10
8 Kandungan air mg/kg 500 500
9 T90/95 C 340/360 < -/370
10 Stabiitas oksidasi g/m3 25 -
11 Sulfur % m/m 0.05 0.35
12 Bilangan asam total mg-KOH/g 0.3 0.6
13 Kandungan abu % m/m 0.01 0.01
14 Kandungan sedimen % m/m 0.01 0.01
15 Kandungan FAME % m/m 10 10
16 Kandungan metanol dan etanol % v/v Tak terdeteksi Tak terdeteksi
17 Partikulat mg/l 10 -
Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM Jenis Minyak Solar
(Berdasarkan Keputusan Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006)
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Pengangkutan dan penyimpanan
Pengangkutan Biodiesel adalah kegiatan pemindahan biodiesel atau campurannya dari suatu tempat ke
lokasi lain termasuk distribusinya. Kegiatan ini mencakup pengangkutan dari lokasi produksi, pengolahan
atau dari penyimpanan ke lokasi lain untuk tujuan pemanfaatan dan komersial baik di dalam negeri
maupun ekspor melalui alat angkut seperti kapal tanker, truk tangki, tangki kereta rel dan sejenisnya.
Kegiatan pengangkutan harus menggunakan sarana angkutan darat dan laut yang memenuhi persyaratan
teknis dan keselematan kerja yang ditetapkan oleh instansi terkait termasuk didalamnya sarana bongkar
muat yang digunakan.
Pengangkutan meliputi pengangkutan darat melalui sarana angkutan jalan raya dan kereta rel maupun
pengangkutan laut atau sungai. Pengaturan teknis yang terkait dengan kelayakan teknis peralatan atau
alat angkut, izin trayek, spesifikasi kendaraan atau alat angkut harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
Pengangkutan,
Blending &
Penyimpanan
Pengolahan Perkebunan
Konsumen Akhir
Hulu Hilir
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Blending yang tepat harus memperhatikan:
Karakteristik dari biodiesel dan bahan bakar jenis minyak solar,
khususnya berat jenis bahan bakar.
Peralatan dan sistem pengukuran volume bahan bakar untuk
blending yang akurat.
Metoda blending.
Terdapat 2 (dua) metoda blending yaitu :
Inline Blending, dan
Splash/ in-Tank Blending/ Direct Blending atau Manual Blending
Blending : Pencampuran Biodiesel murni dengan BBM jenis minyak Solar
Biosolar (Bxx): Nama dagang Pertamina untuk campuran bahan bakar jenis
minyak solar dengan Biodiesel. Biosolar (B10) adalah campuran
bahan bakar jenis minyak solar dengan biodiesel dengan
komposisi 90% BBM jenis minyak solar dan 10% biodiesel.
Selain Biosolar, minyak solar yang dicampur dengan biodiesel
dapat mempunyai nama sesuai dengan yang digunakan oleh
Badan Usaha Niaga/ retailer.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda Splash Blending.
Tanki Minyak
Solar
Tanki Biodiesel
M
Truk Tank
M
Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda In-Line Blending
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kelebihan Kekurangan
Suara mesin terasa lebih halus Akselerasi lebih lambat
Asap buangan putih/ bersih
Bahan bakar solar sedikit boros
Ditjen LPE 5 Kendaraan yang terdiri:
4 minibus
1 bus
Lemigas 2 Kendaraan bus.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Toyota Kijang LX 2.5 L (2001)
Jakarta Pekanbaru Jakarta (5000 Km)
1. Uji Jalan (Road Test) - 2002
2. Uji Coba B10 Pada Bis BPPT (2004)
September Desember, 2004
23 Bis antar jemput pegawai BPPT
3. Uji Statis dan Jalan (Static Engine & Road Test) - 2004
Isuzu Phanter LV 2.5 L (2004)
Jakarta Denpasar Jakarta (20.000 Km)
4. Pengaruh Campuran Biodiesel Solar Pada Emisi dan Kinerja Mesin
Diesel (2007)
Toyota Kijang Inova Diesel 2.5 L (2005)
B0, B10, B20, B30, B50 dan B100
UJI JALAN DAN STATIS MESIN KENDARAAN MENGGUNAKAN BIODIESEL di BPPT...1/3
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kinerja Mesin (Engine Performance)
Efek High Cetane Number
Efek solvency
SG biodiesel lebih tinggi dari pada solar
Walaupun Nilai Kalornya 5-10% lebih rendah
dari pada Solar, Fuel Economy campurannya
hanya turun 3%
Nilai Kalor Biodiesel: 37 MJ/Kg x 0.89 Kg/Lt
= 32.93 MJ/Liter
Nilai Kalor minyak Solar: 42.7 MJ/Kgx0.84 Kg/Lt
= 35.8 MJ/Liter
Konsumsi bahan bakar dan efisiensi termal jarak 20.000 km
20
25
30
35
40
45
50
55
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Engine Speed (rpm)
T
h
e
r
m
a
l

E
f
f
i
c
i
e
n
c
y
,

T
E

(
%
)
100
150
200
250
300
350
400
450
S
p
e
c
.

F
u
e
l
C
o
n
s
u
m
p
.
,

S
F
C

(
g
r
/
k
W
.
h
r
)
TE Solar 20rb km TE B30 20rb km SFC Solar 20rb km SFC B30 20rb km
Torsi dan daya mesin pada jarak 20.000 km
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Kecepatan Mesin (rpm)
D
a
y
a

(
k
W
)
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
T
o
r
s
i

(
k
g
.
m
)
Daya Solar 20rb km Daya B30 20rb km Torsi Solar 20rb km Torsi B30 20rb km)
UJI JALAN DAN STATIS MESIN KENDARAAN MENGGUNAKAN BIODIESEL di BPPT..2/3
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Emisi (g/km)
Setelah Rekondisi
(>20.000 km)
Regulasi
Nasional
(Euro II)
Solar* B30*
THC (g/km) 0,142 0,061
CO (g/km) 1,936 1,284 1,0 g/km
CO
2
(g/km) 183,870 176,602
NO
x
(g/km) 1,328 1,250
NO
x
+ THC
(g/km)
1,470 1,311 0,9 g/km
Partikulat
(g/km)
0,295 0,242 0,1 g/km
Opasitas** (%) 20,50 16,60
Parameter
Jarak 0 km Jarak 20.000 km
Solar B30

%*
Sol
ar
B30 %*
Benzene
(g/gram)
113 99 -12 186 168 -10
Toluene
(g/gram)
83 56 -33 274 260 -5
Xylene
(g/gram)
31 19 -39 113 96 -15
Ethyl
Benzene
(g/gram)
22 13 -41 86 73 -15
*mobil uji yang digunakan merupakan mesin standar Euro 0
*tanda negatif pada % menunjukkan penurunan emisi
Hasil Uji Emisi Regulasi Hasil Uji Emisi Non Regulasi
Rating dan Metrologi Komponen
Pengukuran metode rating komponen : penilaian dengan skala 0
(mempresentasikan komponen yang mengalami kerusakan total) sampai
dengan 10 (mempresentasikan komponen masih baru)
Kondisi badan piston dan bagian atas piston setelah menempuh jarak 20.000
km, noda hitam adalah jelaga kering. Hasil rating : skala 8 9.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Tes 1 Mengukur Performansi dan Emisi Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan
CPO and RBDPO (B00,B33,B67,B100)

Peralatan Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector
Yanmar NF-19
110 x 106
1007
18,5 : 1
19 / 2400
Bosch in line
Multihole
Kesimpulan Pencampuran CPO-BDF dan RBDPO-BDF dengan Minyak Solar mempunyai nilai
BSFC lebih tinggi karena LHV yang lebih rendah dibandingkan Minyak Solar dan CPO-
Biodiesel sedikit lebih rendah nilai BSFC karena LHV yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan RBDPO-BDF.

THC, CO dan emisi gas buang campuran CPO-BDF, RBDPO-BDF dengan Minyak Solar
mempunyai nilai lebih rendah dan nilai O
2
yang lebih tinggi daripada 100 % Minyak Solar
karena kandungan O
2
dalam BDF memberi proses pembakaran lebih baik. Kadar CO
2

lebih rendah pada gas emisi karena C/H BDF lebih rendah. Dibandingkan dengan
RBDPO-BDF, CPO-BDF mempunyai konsentrasi HC, CO and asap yang lebih rendah
karena mempunyai nilai Cetane Index yang sedikit lebih tinggi.
A. Uji Statis
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Tes 2
Uji Mesin Statis






Peralatan
Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio Kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Rated Power
Jumlah silinder
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector
Sumber udara
Sistem Pendinginan
IDI-DI
95 x 115
815
20 : 1
14 / 2000
12/2000
1
Bosch in line
Pintle & Bosch Multihole
Alami
Air


Prosedur
Prosedur Uji Mesin mengikuti standard CEC F-23-A-01
yang telah diadopsi oleh World Wide Fuel Charter pada
tahun 2002.
Lama pengujian :
Untuk Mesin Diesel Indirect Injection
Durasi tes 6 jam
Kecepatan & beban konstan (1500 rpm & 50 % load)
Untuk Mesin Diesel Direct Injection
Durasi tes 17 jam
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Tes 2
Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Indirect Injection Terhadap Penggunaan CPO-BDF
(Biodiesel minyak sawit) dan RBDPO-BDF(Biodiesel Minyak Jarak) (B00,B33,B67,B100)






Kesimpulan
1. Secara umum, kinerja mesin dan emisi gas buang sebelum dan sesudah
pengujian hampir tidak ada perubahan yang signifikan untuk B00, B20 and
B100.
2. Deposit pada sistem bahan bakar dari mesin diesel yang menggunakan
biodiesel dan campurannya sedikit relatif lebih tinggi daripada bahan bakar
minyak solar.
3. Bentuk injector sebelum dan sesudah pengujian hampir tidak ada perubahan
untuk B0, B20 and B100, tetapi tetap masih membutuhkan pengujian injector
cleanliness air flow test.
4. Berdasarkan penampakan, kecenderungan terjadinya korosi pada komponen
sistem bahan bakar dan sistem pembakaran setelah komponen-komponen
tersebut dibongkar dan terkena udara, relatif lebih tinggi pada mesin diesel yang
menggunakan biodiesel dan campuran biodiesel dibandingkan dengan minyak
solar. Tetapi hal ini masih perlu dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut.
5. Pengujian mesin CEC F-23-A-01 dapat digunakan untuk evaluasi dampak
penggunaan biodiesel pada mesin diesel.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Tes 3
Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan RBDPO-BDF (B00,B10,B100)




Prosedur
Tes
Pada prinsipnya, pengujian dilakukan dengan prosedur CEC F-23-A-01, tetapi pengujian mesin tidak
digunakan untuk mesin diesel Peugeot PSA XUD9A/L 1.9 liter 4 cylinder indirect injection..
Semua komponen mesin yang dapat dipengaruhi oleh bahan bakar (plunger of injection pump,
injector) sebelum dan setelah proses pembakaran (piston, piston rings) diganti dengan yang baru.
Sebelum pengujian dimulai, dilakukan break-in run selama satu jam dengan menggunakan
komponen lama kecuali piston dan piston rings nya baru.
Uji kinerja dan emisi gas buang selalu dilakukan setelah prosedur break-in dan setelah selesai
pengujian utama selama 17 jam.
Pengukuran berat, dimensi, dan pengambilan gambar dilakukan pada komponen mesin sebelum dan
setelah pengujian.


Kesimpulan
1. Secara umum prestasi kerja motor dan emisi gas buang sebelum dan setelah pengujian tidak
berbeda jauh.
2. Bahan bakar Biodiesel (B100 dan B20) menghasilkan deposit yang sedikit lebih banyak daripada
bahan bakar solar (B00)
3. Komponen sistem penyaluran bahan bakar yang menggunakan Biodiesel (B100) cenderung tidak
mudah aus daripada komponen yang menggunakan biodiesel (B20) dan minyak solar saja (B00).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kesimpulan lanjutan dari Tes 3



Kinerja
Mesin
Hasil pengamatan secara umum terlihat bahwa setelah uji ketahanan, penggunaan bahan
bakar Biodiesel (B100), campuran Biodiesel dengan solar (B10), untuk Biosolar tidak
mengalami perubahan yang signifikan baik dari parameter prestasi, emisi gas buang dan
pengaruh pada komponen-komponen yang dipengaruhi oleh bahan bakar. Hal ini serupa
dengan hasil dari pengujiaan bahan bakar 100% solar (B00).
Untuk parameter Pemakaian Bahan Bakar Spesifik (Be), bahan bakar biosolar sedikit
lebih tinggi daripada B00.


Emisi dan
Keausan
Emisi CO untuk bahan bakar B100 dan B10 lebih rendah dibandingkan B00 dan untuk
Biodiesel dari jarak nilai emisinya yang terendah.
Emisi NOx tidak memperlihatkan kecenderungan tertentu untuk berbagai jenis bahan
bakar, akan tetapi kecenderungan yang umum terjadi untuk B00 juga terjadi untuk B10
dan B100, yakni semakin tinggi BMEP semakin tinggi NOx.
Emisi Karbon untuk B100 dan B10 secara umum lebih rendah dibandingkan dengan B00.


Penambahan
Berat
Pada komponen yang dipengaruhi oleh temperatur tinggi seperti rumah nosel maka
semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat komponen.
Pada komponen dimana terjadi proses pembakaran seperti piston dan kepala silinder
maka semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat dan
ketebalan deposit, kecuali pada B10 jarak pada piston.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
B. Uji Jalan
Tes 4
Jarak Pendek (3 IDI +1 COMMON RAIL)(B10-20)

Tes 5
Jarak Jauh (2 DI ENGINE PASSENGER + 2 DI ENGINE TRUCK) (B10)

Jarak 2.200 km (Medan Jakarta) (B10)





Kesimpulan
1. Konsumsi bahan bakar untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar
biosolar relative sedikit lebih tinggi dari pada yang menggunakan minyak
solar.
2. Secara umum emisi gas buang kendaraan yang menggunakan bahan bakar
biosolar lebih bersih dari yang menggunakan bahan bakar minyak solar.
3. Karakteristik pelumasan mesin pada kendaaran berbahan bakar biosolar
menunjukkan kinerja yang hampir sama dengan yang menggunakan minyak
solar.
4. Tidak ada keluhan yang signifikan dari pengoperasian kendaraan dan tidak
ada masalah pada mesin selama menggunakan bahan bakar biosolar.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Injectors Fuel pump Common rails
Jatropha BDF-20
Palm BDF20 test up to 6,000 hours ( Dec. 2011).
Injectors, common rail & fuel pump are normal
Jatropha BDF test up to 6,000 hours (Sep 2012)
Injectors, common rail & fuel pump are normal
Pengujian dilakukan terhadap 3 unit HD785 merek Komatsu di
pertambangan batubara PT. Adaro, Kalimantan Selatan :
1 dump truk menggunakan biodiesel dari minyak jarak
1 dump truk menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit
1 dump truk menggunakan minyak diesel
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Pembangkitan
Listrik
Tenaga
Listrik
Komersial
Industri
Transportasi
Rumah Tangga
BIODIESEL
Biodiesel dimanfaatkan sebagai pencampur minyak solar atau sebagai salah satu
pengganti minyak solar/minyak diesel, baik untuk bahan bakar transportasi, industri,
komersial maupun pembangkitan listrik.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar (BXX) dapat digunakan
sebagai bahan bakar diesel.
B100 mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel sehingga
dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel tanpa modifikasi.
.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Pemanfaatan Biodiesel dimulai sebagai campuran bahan bakar minyak jenis minyak solar untuk sektor
transportasi sejak Bulan Mei 2006, yang disalurkan oleh 500 SPBU (Jakarta, Surabaya, Malang dan
Denpasar)
Mulai tahun 2009, Pemerintah memberlakukan kebijakan mandatori pemanfaatan biodiesel pada sektor
transportasi, industri dan pembangkit listrik melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008.
Industri Biodiesel telah berkembang di Indonesia. Kapasitas terpasang biodiesel sebesar 5,6 juta KL/tahun
dari 25 Izin Usaha Niaga BBN (yang masih aktif berproduksi sebanyak 14 produsen dengan kapasitas 4,6
juta KL/tahun). Kapasitas terpasang bioetanol sebesar 416 ribu KL/tahun dari 8 Izin Usaha Niaga BBN
(yang siap produksi fuel grade ethanol sebesar 250 ribu KL/tahun)
1. Prosentase Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia:
a. s.d. 14 Februari 2012 untuk sektor transportasi menggunakan B-5 pada BBM PSO
b. Mulai 15 Februari 2012 untuk sektor trasnportasi menggunakan B-7,5 untuk BBM PSO dan B-2
pada BBM Non PSO,
c. Subsektor industri (B-2 industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada
subsektor industri lainnya (pembangkit listrik) secara bertahap.
2. Percepatan dan Peningkatan Mandatory BBN:
Mulai 1 September 2013, Pemanfaatan biodiesel di sektor transportasi PSO meningkat menjadi B-10
(Permen ESDM no.25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Permen ESDM No. 32/2008), Pelaksanaan
mandatori biodiesel lebih ditingkatkan pemanfaatan dan pengawasannya.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
BIODIESEL (Minimum)
Sektor September
2013
Januari
2014
Januari
2015
Januari
2016
Januari
2020
Januari
2025
Transportasi, PSO 10% 10% 10% 20% 20% 25%
Transportasi, Non PSO 3% 10% 10% 20% 20% 25%
Industri dan Komersial 5% 10% 10% 20% 20% 25%
Pembangkit Listrik 7,5% 20% 25% 30% 30% 30%
*) Persentase pencampuran Biodiesel pada Solar sebesar 7.5% sejak tanggal 15 Februari 2012.
**) Realisasi s.d. 30 September 2013. Sejak 1 September 2013, persentase pencampuran Biodiesel pada Solar ditingkatkan menjadi 10%.
***) Target mandatori pemanfaatan BBN sesuai dengan Renstra Kementerian ESDM untuk semua sektor.
2011 (KL) 2012 (KL)
*)
2013 (KL)
**)
Mandatori***
)
1.297.000 1.641.000 2.017.000
Mandatori pada Transportasi PSO 590.650 694.440 1.202.250
Realisasi 358.812 669.398 604.188
Persentase 60,75% 96,39% 50,25%
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Campuran Biodiesel yang
Disetujui
Perusahaan
B5 Audi, BMW, Kenworth, Mercedes Benz, Peterbuilt,
Volkswagen
B20 Arctic Cat, Blue Bird, Buhler, Cummins, Ferris, Ford Motor
Co., Freightliner CC., General Motors, Hino Trucks, Isuzu
Commercial Trucks of America, John Deere, Kubota,
Mack Trucks, Thomas Built Buses, Tomcar, Toro, Volvo
Trucks, Yanmar
B5/B20 Case Construction Equipment, Caterpillar, Chrysler Group
LLC, Detroit Diesel, Freightliner, International/Navistar,
Perkins, Western Star
B5/B20/B100 Case IH
B100 Deutz AG, Fairbanks Morse, New Holland
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Biofuel Market and Outlook, September 2013
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kapasitas Terpasang Biodiesel 8.046 2.191.954 3.104.609 4.219.509 5.095.371 5.142.957 5.142.957 5.637.210
K
I
L
O

L
I
T
E
R

KAPASITAS TERPASANG BIODIESEL
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
BADAN USAHA PEMEGANG IZIN USAHA NIAGA BBN BIODIESEL (1/2)
No. Nama Perusahaan Kapasitas Produksi Alamat Pabrik Telepon Faks
(1) (2) MT/Tahun kL/Tahun (6) (7) (8)
1 PT. Indo Biofuels Energy 60.000 68.966 Jl. Yos Sudarso, Lebak Gede Kec. Pulo Merak
Kota Cilegon Banten
021-29568628 021-29568627
2 PT. Anugrah Inti Gemanusa 40.000 45.977 Jl. Prof.M. Amin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, jawa
021-313955600
3 PT. Eterindo Nusa Graha 40.000 45.977 Jl. Prof. M. Yamin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, Jawa
021-25989838 021-25989639
4
PT. Wilmar Bioenergi
Indonesia*
1.050.000 1.206.897
Jln. P. Belitung Kawasan Industri Dumai
Pelintung, Medang Kampai, Dumai 28882
021-29380777 021-29380119
5 PT. Darmex Biofuels 150.000 172.414 Jl. Raya Bekasi KM.27 Desa Pejuang, Bekasi
Utara, Jawa Barat
021-57957575 021-57957568
6 PT. Pelita Agung Agrindustri* 200.000 229.885 Simpang Bangko, Desa Bumbung, Kec. Bangau,
Kab. Bengkalis, Riau
021-5153337 021-5155147
7 PT. Musim Mas* 850.000 977.011 Pelabuhan CPO Kabil-Batam, Kabil, Nongsa,
Batam, Kep. Riau
061-6615511 061-6613060
8 PT. Sintong Abadi 30.450 35.000 Jln. Duku, Kedai Ledang-Kisaran Ashan 21224,
Kab. Asahan Sumut
0623-7006008 0623-41882
9 PT. Multi Energi Nabati 20.000 22.989 Ganda Mekar, Cikarang Barat, Kota Bekasi 17520
021-88369999 021-88331234
10 PT. Cemerlang Energi Perkasa* 400.000 459.770 Desa Lubuk Gaung, Sungai Sembilan, Dumai,
Riau
021-23586611 021-23586620
11 PT. Bioenergi Pratama Jaya 66.000 75.862 Dusun Jabdan, Kec Muara Wahau, Kutai Timur
021-7975930 021-7975930
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Keterangan:
*) Memiliki kebun sumber bahan baku (feedstock) sendiri. Aktif berproduksi
BADAN USAHA PEMEGANG IZIN USAHA NIAGA BBN BIODIESEL
12 PT. Ciliandra Perkasa* 250.000 287.356
Surya Dumai Group Building, 5th Fl. Jln. Jend. Sudirman
No.395 Pekanbaru 28116
021-29296888 021-29298878
13 PT. Wilmar Nabati Indonesia* 690.000 793.103 Jl. Kapten Darmo Sugondo no. 56, Kec. Kebomas, Kab.
Gresik - 61124.
021-29380777 021-29380119
14 PT. Sinar Alam Permai* 41.400 47.586
Jl. Pelabuhan CPO Sungai Kalap Kumai Hulu, Kumai,
Kotawaringin Barat 74181, Kalimantan Tengah
0711-710519 0711-711935
15 PT. Petro Andalan Nusantara 130.500 150.000 Jln. Pulau Rupat, Kawasan Industri Dumai, Pelintung
031-3293503 031-3292462
16 PT. Primanusa Palma Energi 20.880 24.000 Jln Raya Pluit Selatan Blok S No.8J Pluit, Jkt Utara 14440
021-66602220 021-66602501
17 PT. Sumi Asih OleoChemical 100.000 114.943 Jl. Cempaka KM.38 Jatimulya, Tambun Bekasi Jawa Barat
021-5732680 021-5732651
18 PT. Eternal Buana Chemical
Industries
40.000 45.977 Jl. Raya Serang KM.14, Kec.Cikupa, Kota Tangerang,
Banten 021-63326552 021-6332721
19 PT. Pasadena Biofuels Mandiri 8.909 10.240 Jl. Idustri Selatan IB/ Blok KK 3-J-K jababeka II Cikarang
Selatan, Bekasi
021-5701637 021-5260675
20
PT. Wahana Abdi Tritatehnika
Sejati
11.484 13.200
Jl Jelambar Fajar No. 32. Tubagus angke Jakarta Utara
PO.Box: 14450
021-66696320 021-6691626
21 PT. Alia Mada Perkasa 9.570 11.000 Pegudangan Pantai Indah, Dadap Blok HA No.1, Kosambi
Tangerang
021-58357979 021-5806574
22 PT. Damai Sentosa Cooking 120.000 137.931 Jl Rungkut Industri IV 25 Kawasan Sier, Surabaya 60293
031-8439825 031-8439897
23 PT. Oil Tanking Merak 504.000 579.310 Jln. Yos Sudarso Desa Lebak Gede Kec. Pulo Merak,
Cilegon Banten
0254-572740 0254-572739
24 PT. Tjengkareng Djaya 72.000 82.759 Daan Mogot, Jakarta
021-6191053
25 PT. Energi Alternatif 7.000 8.046 Jl. Kramat Raya No.9, Kel. Tugu, Kec. Tanjung Priok,
Jakarta Utara
021-4410359 021-4410362

Total Kapasitas Terpasang
4.912.193 5.646.199
Total Aktif Berproduksi 3.887.850 4.468.793
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
PT. Wilmar Bioenergi
Indonesia
1.050.000 MT/Th
PT. Eterindo Nusa
Graha
40.000 MT/Th
PT. Indo Biofuels
Energy
60.000 MT/Th
PT. Darmex
Biofuels
150.000 MT/th
PT. Pelita Agung Agri
Industri
200.000 MT/Th
PT. Multi Energi
Nabati
20.000 MT/Th
PT. Cemerlang
energi perkasa
400.000 MTl/Th
PT. Bioenergy
Pratama Jaya
66.000 MT/Th
PT. Sinar Alam
Permai
41.400 MT/Th
Total kapasitas :4.469.000 kL/tahun
Status: Sept 2013.
PT. Sintong Abadi
30.450 MT/Th
Memiliki kebun feed
stock sendiri
PT. Anugrah Inti
Gemanusa
40.000 MT/Th
PT. Ciliandra
Perkasa
250.000 MT/Th
PT. Musim Mas
850.000 MT/Th
PT. Wilmar Nabati
Indonesia
690.000 MT/Th
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
PRODUKSI BBN NASIONAL 2009 2013
Catatan : *) update 30 September 2013
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
10. KONTAK LAYANAN INFORMASI BBN
Informasi terkait biodiesel dapat diunduh melalui website:
www.ebtke.esdm.go.id
Saran, masukan, kritik, dan pengaduan terkait implementasi biodiesel
dapat disampaikan melalui
Email : layananbbn@ebtke.esdm.go.id
Telepon : (021) 3983007, 31924583
Faksimile : (021) 31901087, 31924585
Surat atau konsultasi langsung di alamat :
Direktorat Bioenergi,
Gedung Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi, Lantai 5,
Jl. Pegangsaan Timur No.1, Menteng, Jakarta Pusat, 10320.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
MENUJU HARI ESOK YANG LEBIH BAIK
DENGAN ENERGI TERBARUKAN
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai