Anda di halaman 1dari 21

PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK

Adil Jamali
Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Tlp. /fax : 0721-350056. E-mail : adilj03@yahoo.com

Abstrak
Tulisan ini membahas hasil penelitian pengolahan pasir besi menjadi
besi nugget, butiran besi berdiameter 3 5 mm dengan komposisi kimia mendekati
atau sama dengan pig iron. Pembahasan meliputi dasar teori proses pembuatan
nugget, bahan dan peralatan serta hasil percobaan. Informasi yang relevan dengan
pembahasan berasal dari literatur dan hasil percobaan laboratorium. Percobaan
dilakukan melalui jalur pembentukan pellet komposit yaitu campuran pasir besi,
batubara dan bentonit , reduksi pellet di tungku tegak berdiameter 400 mm serta
peleburan ditungku yang sama. Dengan metoda tersebut telah berhasil dibuat besi
nugget dengan kadar besi Fe nol antara 92 94 %. Nampaknya tungku tegak
perlu dicermati lebih jauh, dengan perbaikan sifat fisik pellet , tidak tertutup
kemungkinan menjadi reactor yang lebih efisien dibandingkan dengan tungku
putar dalam pembuatan besi nugget.
Kata kunci : besi nugget, pasir besi, titanium, pig iron , tungku tegak.


PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT RINGAN
SKALA SEMI PILOT
Edi Herianto
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Telah dilakukan percobaan pembuatan kalsium karbonat (CaCO
3
) ringan
skala semi pilot. Bahan bakar yang di gunakan adalah kerosen. Dalam percobaan
ada beberapa peralatan memanfaatkan yang ada, diantaranya burner, blower dan
agitator, peralatan tersebut memang tidak sesuai dengan kapasitas disain.
Sehingga percobaan yang di lakukan tidak maksimal, dan masih banyak
mengalami hambatan di dalam percobaan.
Hasil yang di capai dalam percobaan hampir sama dengan yang dilakukan
dalam skala laboratorium yaitu bulk density CaCO
3
ringan yang di hasilkan
sebesar 0.45 gr/cm
3
- 0.48 gr/cm
3
, hanya saja untuk mencapai pH larutan CaCO
3

ringan sama dengan 7, memerlukan waktu sekitar 10 jam. Hal ini dapat di
sebabkan oleh energi yang dibutuhkan untuk kalsinasi batu gamping terlalu kecil,
sehingga gas CO
2
yang di hasilkan juga kecil, akibatnya proses karbonatasi jadi
lambat.
Temperatur kalsinasi yang dicapai maksimal pada percobaan hanya 750
o
C, sehingga tidak semua batu gamping terkalsinasi secara sempurna, karena
temperatur ideal yang diperlukan untuk kalsinasi batu gamping yaitu sekitar 1000
o
C. Dalam percobaan ini reaksi pembentukan CaCO
3
ringan dapat berjalan hal ini
dapat terjadi karena gas CO
2
yang terbentuk tidak saja berasal dari proses kalsinasi
tetapi juga di hasilkan dari bahan bakar minyak yang digunakan.


PENINGKATAN KETAHANAN DEZINSIFIKASI PADA KUNINGAN DARI
SKRAP LOKAL
Nurul Taufiqu Rochman, Agus Sukarto Wismogroho, Andi Suhandi
Syuhada dan Wahyu Bambang Widayatno
Pusat Penelitian Fisika
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Kuningan 6/4 (Cu-40mass%Zn) memiliki sifat mampu bentuk yang baik
dan harganya relatif murah, sehingga banyak digunakan untuk peralatan
pensuplai air. Namun demikian, karena penggunaan air panas, dan meningkatnya
penggunaan ion khlor dalam air untuk membunuh kuman, menyebabkan
permasalahan serius pada dezinsifikasi (korosi hanya unsur Zn saja) yang dapat
menyebabkan kecelakaan fatal. Untuk meningkatkan daya tahan dezinsifikasi pada
peralatan pensuplai air yang terbuat dari skrap kuningan lokal, dilakukan
rekayasa dengan penambahan unsur Sn pada kuningan. Skrap kuningan dicairkan
dengan menggunakan tungku arang. Kemudian ditambahkan Sn dalam variasi
kadar yang berbeda ke dalam kuningan cair sebelum dituangkan ke dalam cetakan
yang terbuat dari baja. Sampel dikarakterisasi dengan mikroskop optik, EPMA
(Electron Probe Micro Analysis) dan tes dezinsifikasi dengan menggunakan
standar Australia No. AS 2345-1980. Dezinsifikasi dapat diturunkan secara
signifikan dengan penambahan Sn sampai pada konsentrasi 0.1% massa.
Sementara itu, penambahan berikutnya akan meningkatkan kembali
dezinsifikasinya.

Kata kunci: skrap kuningan lokal, korosi, dezinsifikasi, Sn, mikrostruktur
PENINGKATAN MUTU BATUBARA NON COKING KALIMANTAN TIMUR
SECARA FISIK DAN KIMIA

Rustiadi Purawiardi
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Peningkatan mutu batubara non coking Kalimantan timur dilakukan
dengan cara penyaringan batubara dan pengurangan atau penghilangan belerang
dari batubara non coking , sehingga tujuan akhir diperoleh batubara yang bersih
dan ramah lingkungan. Pada perendaman batubara Loajanan ( ABK ) dengan HCl
2,0 M kadar belerang berkurang 60 %, besi terlarut 0,32%. Pada perendaman
batubara asal Perian non coking dengan HCl 2,0 M, kadar belerang berkurang 61
%, besi terlarut 0,44 %.
Kata Kunci: batubara , mutu batubara, ramah lingkungan.

Abstract
The Grade of non-coking coal quality from East Kalimantan is done by
filtering the coal and decreasing or loosing the sulfur of non coking coal, so the end
purpose is to get the clean coal and clear environment. In the soaked Loajanan
sulfur (ABK) with 2,0 M HCl, the decreasing of sulfur assay is 60 %, and dissolved
iron is 0,32%. In the non coking-soaked sulfur from Perian with 2,0 M HCl, the
decreasing of sulfur is 61 % and dissolved iron is 0,44%.

The key word: coal, the quality of coal, clear environment.

PEMANFAATAN ENDAPAN MINERAL (LOGAM) SKALA KECIL

Yusuf
Agus Haryono
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong




Abstrak
Indonesia memiliki potensi endapan mineral logam skala kecil yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air. Endapan mineral logam jenis ini tidak
menarik untuk industri pertambangan dalam tingkat global, tetapi memiliki peran
penting sebagai : penggerak ekonomi, penyerap tenaga kerja, penyedia bahan baku
industri. Kendala pemanfaatan endapan mineral jenis ini berpangkal pada proses
yang umumnya dirancang untuk mengolah endapan mineral dalam skala besar
dengan segala implikasi teknis dan ekonomisnya. Hal ini dapat diatasi dengan :
pemilihan produk, pemilihan proses, maupun kemungkinan pengembangan proses
baru. Pengamatan sementara pada kasus pemanfaatan bijih besi skala kecil
memberi peluang dan prospek cukup menarik dari sisi teknis dan ekonomis.
Meskipun demikian, pengembangan ini tidak mungkin diserahkan hanya pada
pihak industri. Peran lembaga riset akan sangat strategis dalam pemanfaatan dan
pengembangan mineral tadi

Kata Kunci : Mineral, Logam, Kecil, Tersebar, Proses, Teknologi, Ekonomi.

Abstract
Indonesia has a smale scale metalic mineral deposits distributed around
the country. This kind of minerals was not intereted for the big mining company,
but has an important role as an economic prime mover, to create jobs and
employments, and as a strategic material suppliers for industries. However,
development of this kind of resources will never easy, because the available
methods and processes usually designed for large operations with its technical and
economical consequences. These problems can be relieved by proper selections of
products, process, and the possible developments of a new processing technology. A
temporary observation on the case of the utilization of small iron ore deposits
reveals some interesting prospects and opportunities, both from the technical as
well as the economical aspects. However, these developments can not be left.to the
industrial society alone. The role of research institutions will be very strategic in the
utilization and development of those minerals.


UJI INHIBITOR ANORGANIK DALAM LARUTAN PORI BETON
ARTIFISIAL YANG MENGANDUNG NaCl PADA
KOROSI BAJA KARBON

Hartati Soeroso, Harsisto, Bintoro Siswayanti
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong
Abstrak
Penggunaan larutan pori beton artifisial yang merupakan campuran
Ca(OH)
2
jenuh dan 20 gr/L NaHCO
3
dimaksudkan untuk memudahkan penelitian
di lingkungan beton yang mudah mengeras dan penambahan 3,5% NaCl mewakili
suasanan lingkungan air laut. Jenis inhibitor anorganik yang diteliti dengan
metode polarisasi potensial adalah Na poliphospat, Na metasilikat, Na molibdat,
dan Na nitrit masing-masing dengan konsentrasi antara 50 hingga 200 ppm. Hasil
penelitian menunjukkan, efisiensi inhibitor tertinggi pada penambahan 200 ppm
yaitu 99,8% untuk Na metasilikat, 97,8% untuk Na molibdat, 95% untuk Na
Poliphosfat.

Kata kunci : beton, baja, korosi, inhibitor, NaNO
2
, Na-poliphosfat, Na Molibdat
dan Na Metasilikat

METODE-METODE ANALISIS DAN PEMILIHANNYA
DALAM ANALISIS ANORGANIK MATERIAL DAN METAL

Iwan Setiawan

, Murni Handayani
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak
Pengujian komposisi kimia dan sifat fisik dari material didasarkan kepada
sifat-sifat yang dimiliki oleh atom dan molekul atau berdasarkan interaksi yang
terjadi dengan kalor, panjang gelombang, dan senyawa lain. Dengan
bertambahnya jenis material dan semakin spesifiknya sifat-sifat yang diinginkan,
maka pengujian material membutuhkan teknik-teknik yang semakin beragam dan
relatif rumit.
Dalam bidang anorganik material dan logam, teknik spektroskopi atom
dan molekul menjadi sangat berarti didasarkan pada kecepatan pengambilan data,
dan banyaknya informasi material yang didapat.
Dalam makalah ini dipaparkan pengujian terhadap sampel anorganik
beserta cara pemilihan metode analisis yang cocok untuk sample.

Kata kunci: komposisi kimia, anorganik dan logam, spektroskopi atom, pemilihan
metode analisis




Abstract
The testing of chemical composition and physical property from material
based on the properties owned by molecule and atom or pursuant to interaction that
happened by calor, wavelength, and the dissimilar compound. Increased the
material type and specific progressively its nature of the desired, hence the material
examination require technique which immeasurable progressively and complicated
relative.
In the field of inorganic and metal the atomic and molecular spectroscopy
technique, now become very mean relied and significance on a data intake speed,
and to the number of information which got.
This handing out described testing for inorganic sample therewith the way
of method election that is suitable for sample.

Key words : chemical composition, inorganic material and metal, atomic
spectroscopy, selection method of testing.


KARBONISASI BATUBARA TEMPERATUR RENDAH

Rahardjo Binudi
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Serpong
Desember 2005

Abstrak
Dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia yang tinggi dan
berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk Minyak
Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi
menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai
subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan
penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban
subsidi tersebut maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada
dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat miskin. Namun untuk
mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak Tanah diperlukan
bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat.
Batubara yang jumlah cadangannya di Indonesia cukup besar lebih dari
50 milyar MT, yang tersebar diseluruh penjuru tanah air merupakan kekuatan
energi yang cukup besar. Teknologi untuk mengolah batubara menjadi produk lain
yang dapat digunakan masyarakat secara aman sedang giat-giatnya untuk
dipelajari dan diterapkan oleh beberapa lembaga riset nasional, salah satunya
adalah Pusat Penelitian Metalurgi LIPI dengan judul Karbonisasi Batubara untuk
menunjang perkembangan industri nasional, terutama pengembangan briket
batubara yang dicanangkan lebih 180 ribu ton /tahun
Teknologi Karbonisasi Batubara Temperatur Rendah (KTR) merupakan
salah satu alternatif untuk dikembangkan di Indonesia, karena sesuai untuk sifat
batubara yang mudah hancur (ukuran < 3 cm), kadar air tinggi dan VM tinggi.
Keuntungan dari teknologi KTR tersebut, yaitu kokas/semikokas, gas-gas sebagai
sumber energi dan tar berupa cairan sebagai bahan dasar industri kimia, juga
minyak ringan.
Dalam makalah ini akan disampaikan pembahasan mengenai kondisi
batubara lokal, beberapa kajian teknologi proses karbonisasi dan kemungkinan
pengembangannya di Indonesia.


METODA PENGUKURAN KECEPATAN REKRISTALISASI
PADA PADUAN Cu-Zn

Budi Priyono
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Proses rekrisalisasi adalah proses pertumbuhan butir baru dari butir yang
telah mengalami deformasi plastis. Pada proses pembentukan dingin masalah besar
butir sangat penting, terutama terhadap timbulnya cacat produk yang disebabkan
oleh besar butir . Jenis cacat yang sering dijumpai adalah orange peels atau disebut
dengan cacat kulit jeruk.
Penelitian ini berawal dari permasalahan tidak diterimanya bahan baku
kuningan MS-72 ex-Lokal dengan alasan besar butir tidak sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan yaitu 80 m. Sedangkan komposisi kimia dan sifat
lainnya sesuai dengan spesifikasi material tersebut. Namun ada hipotesa yang
mengatakan bahwa butir yang cepat membesar akan rentan terhadap cacat kulit
jeruk.
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian pengukuran
kecepatan rekristalisasi. Metoda penelitian yang digunakan adalah teknik
pengerolan dingin dengan beberapa tahap (multi pass rolling) sampai regangan
tertentu. Kemudian dilakukan proses annealing atau rekristalisasi pada temperatur
600
o
C dengan waktu penahanan bervariasi dari 5 s/d 60. Pengujian yang
dilakukan pada kegiaatan penelitian ini adalah metalografi kuantitatif dan uji
keras mikro Vickers.

Kata kunci : rekristalisasi, orange peels, kulit jeruk, besar butir, annealing


PEMBUATAN LOGAM PADUAN BIOCOMPATIBEL
(Co-30%Cr-5%Mo) MELALUI PENGERJAAN TEMPA

Yuswono
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Kandungan Ni (minimum 2,5%) di dalam logam paduan Co-Cr-Mo adalah
untuk meningkatkan mampu bentuk pengerjaan panas. Tetapi paduan Co-Cr-Mo
yang telah digunakan sebagai material implan, kandungan Ni terbatas maksimum
0,01%. Karena kandungan Ni di dalam paduan Co-30%Cr-5%Mo bisa
mengakibatkan alergi pada tubuh. Pengerjaan tempa terhadap paduan Co-30%Cr-
5%Mo tanpa kandungan Ni merupakan masalah yang menarik untuk dilakukan
penelitian. Pembuatan paduan dilakukan melalui proses pengerjaan peleburan di
dalam tungku busur listrik. Dalam pembuatan paduan Co-30%Cr-5%Mo tidak
ditambahkan Ni, dan untuk meningkatkan kekerasannya dilakukan penambahan
unsur karbon. Hasil percobaan ditunjukkan bahwa selama pengerjaan tempa
memerlukan kontrol suhu pemanasan awal yang tepat. Dalam pengerjaan tempa,
pemanasan awal pada suhu 1260
o
C, dengan reduksi ketebalan tinggi hingga
76,14%, spesimen tidak mengalami kegagalan akibat retak. Tetapi pemanasan awal
pada suhu sedikit di bawah suhu tersebut (1240
o
C), spesimen mengalami
kegagalan dalam pengerjaan tempa akibat retak. Penambahan karbon dari 0,03%
sampai dengan 0,2% diikuti peningkatan kekerasannya. Pembentukan presipitasi
senyawa logam karbida (MoC dan CrC) berpengaruh terhadap peningkatan
kekerasan paduan Co-30%Cr-5%Mo.

Abstract
Ni content (2.5% minimum) in the Co-Cr-Mo alloys is used for increasing
hot work ability. Ni content in the Co-Cr-Mo alloys for implant material is limited
0.01% minimum. High Ni content in Co-30%Cr-5%Mo alloys causes allergy effect
in the body. Research about the forging treatment for a Co-30%Cr-5%Mo without
Ni content is interest problems. Co-30%Cr-5%Mo alloys melting used electric arc
furnace, and addition of carbon is to increasing of their hardness. Experiment
result has shown that temperature control during pre heat is strict during forging
treatment. Forging treatment for specimens in high thickness reduction up to
76,14%, cracking were not found when pre heat at 1260
o
C. Pre heat at lower that
temperature, failure specimens with cracking defect is present when pre heat
temperature at 1200
o
C. Increasing their hardness followed addition of carbon from
0.03% to 0.2% in to the Co-30%Cr-5%Mo specimens. Precipitation of metal carbide
compound affect to increasing of Co-Cr-Mo alloys hardness.

SEBUAH PEMIKIRAN UNTUK MENGURANGI PENGANGGURAN
DENGAN TERAPAN PENGENDALIAN KOROSI
Harsisto
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Mengacu berita dari Media Kompas 23 Desember 2005 jumlah
pengangguran tahun 2006, Pemerintah memberi perkiraan sebesar 9,64 juta orang.
Sementara Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI memperkirakan mencapai angka 12,
151 juta dan Indef memperkirakan angka 12 juta hingga 12,6 juta orang. Dengan
semakin tingginya jumlah pengangguran dari zaman berakhirnya Orde Baru
hingga kini, tercetus ide untuk mengurangi angka pengangguran dengan terapan
pengendalian korosi. Sesuai dengan definisinya, proses korosi adalah proses
perusakan material padat oleh lingkungannya. Material padat yang dimaksud bisa
berwujud material logam dan material non logam. Lingkungan yang menimbulkan
kerusakan lingkupnya sangat luas dari lingkungan alam, lingkungan mekanis,
lingkungan industri dan sebagainya. Disadari atau tidak, semua manusia anti
korosi. Dengan adanya masalah-masalah tersebut di atas, terbuka peluang untuk
menciptakan lapangan kerja yang jumlahnya tidak sedikit. Diantara peluang
peluang yang ada diantaranya adalah bidang jasa pengendalian korosi di
masyarakat umum (rumah tangga) hingga di industri-industri.

Abstract
To refer the information of mass media of Kompas on December 23, 2005
the accumulation of joblessness on the year of 2006 by prediction of Indonesian
Government about 9.64 million man. The other prediction by research Center foe
Economic The Indonesian Institute of Sciences that the joblessness in Indonesia at
about 12.151 million man and the prediction by Indef that the joblessness at about
12 million to 12.60 million man. To be Increasing the joblessness in Indonesia
from the letter of the Orde Baru period until the recently, get the idea to reducing
the sum of workerless by the corrosion control application. Regarding to the
definition of the corrosion, the corrosion process is the gradation of the solid
materials by the environment. The solid materials are metals materials or non
metals materials. The environment to degradation on materials has been large
range, from natural environment, mechanic environment, industrial environment
and the other. Conscious or not, all of the human are resistant to corrosion. By the
problems, the sum of opportunities are open to the field of works. This opportunities
are corrosion control field in household till industrials.

DAMPAK PENGOTOR LOGAM PADA PRODUKSI RADIOISOTOP

Rohadi Awaludin
Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Kawasan Puspiptek Serpong
Abstrak
DAMPAK PENGOTOR LOGAM PADA PRODUKSI RADIOISOTOP.
Radioisotop memiliki aplikasi yang luas di bidang kesehatan, industri dan
pertanian. Di beberapa negara, pemanfaatan radioisotop telah memberikan
dampak ekonomi dan kesejahteraan secara signifikan. Pada produksi radioisotop
diperlukan logam dengan kemurnian tinggi. Pada studi ini dilakukan perhitungan
dampak keberadaan pengotor logam platina, besi, perak dan natrium. Perhitungan
dilakukan untuk iradiasi neutron di posisi central irradiation position (CIP) reaktor
G.A. Siwabessy dengan waktu iradiasi selama 12 hari. Logam platina
menghasilkan radioisotop
191
Pt,
193m
Pt,
197
Pt dan
199
Pt dengan radioaktivitas 5,58;
5,78; 24,43 dan 89,72 MBq/mg pada saat end of irradiation (EOI). Radioisotop
191
Pt,
193m
Pt,
197
Pt memiliki radioaktivitas sebesar 4,39; 4,92 dan 23,5 MBq/mg
setelah 24 jam dan sebesar 1,05; 1,88 dan 18,7 MBq/mg setelah 7 hari. Logam besi
menghasilkan radioisotop
55
Fe dan
59
Fe dengan radioaktivitas sebesar 1,49 dan
0,89 MBq/mg pada saat EOI. Keduanya meluruh menjadi 1,49 dan 0,88 MBq/mg
setelah 24 jam dan menjadi 1,48 dan 0,80 MBq/mg setelah 7 hari. Logam perak
menghasilkan radioisotop
108
Ag dan
110m
Ag dengan radioaktivitas 3608 dan 269
MBq/mg pada saat EOI. Radioaktivitas
108
Ag mendekati nol setelah 24 jam.
Radioisotop
110m
Ag memiliki radioaktivitas 268 setelah 24 jam dan menjadi 263
MBq/mg setelah 7 hari. Logam natrium menghasilkan
24
Na dengan radioaktivitas
9,67 MBq/mg pada saat EOI. Radioaktivitas berkurang menjadi 3,19 MBq/mg
setelah 24 jam dan menjadi 0,414 MBq/mg setelah 7 hari.
Kata kunci: pengotor logam, radioisotop, teknologi produksi.

Abstract
EFFECT OF METAL IMPURITIES ON RADIOISOTOPE PRODUCTION.
Radioisotope has many applications in the field of medicine, industry and
agriculture. In several countries, the uses of radioisotope give significant impact on
economy and social welfare. In radioisotope production, metal materials with very
high purity are required. In this study, the calculation of the effect of platinum,
iron, silver and sodium impurities was carried out. The calculation was based on
irradiation at central irradiation position of G.A. Siwabessy reactor for 12 days.
Platinum produced radioisotopes of
191
Pt,
193m
Pt,
197
Pt dan
199
Pt with radioactivity
5.58, 5.78, 24.43 and 89.72 MBq/mg at the end of irradiation (EOI). Radioisotopes
of
191
Pt,
193m
Pt,
197
Pt had radioactivity 4.39, 4.92 and 23.5 MBq/mg after 24 hours
and 1.05, 1.88 dan 18.7 MBq/mg after 7 days. Iron produced radioisotopes of
55
Fe
dan
59
Fe with radioactivity 1.49 and 0.89 MBq/mg at EOI. Radioactivity of both
radioisotopes decreased to 1.49 dan 0.88 MBq/mg after 24 hours and 1.48 and 0.80
MBq/mg after 7 days. Silver produced radioisotopes of
108
Ag dan
110m
Ag with
radioactivity 3608 and 269 MBq/mg at EOI.. Radioactivity of
108
Ag can be neglected
after 24 hours. Radioactivity of
110m
Ag decreased to 268 MBq/mg after 24 hours and
263 MBq/mg after 7 days. Sodium produced
24
Na with radioactivity 9.67 MBq/mg at
EOI. The radioactivity decreased to 3.19 MBq/mg after 24 hour and 0.414 MBq/mg
after 7 days.

Key words: metal impurity, radioisotope, production technology.


CACAT RAPUH PANAS AKIBAT PROSES ROL PANAS DARI MATERIAL
Al PADUAN Cu ,Mg.
Saefudin
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Pada mulanya penelitian ini akan mencoba melakukan proses gabungan
antara rol panas dan proses penuaan dari material Al paduan Cu, Mg. Untuk
mendapat material yang sifat-sifat mekaniknya yang lebih baik dari material
semula, tetapi pada waktu proses rol panas sampel menemui kendala yaitu sampel
hasil rol panas terjadi retakan-retakan. Dimana proses yang dilakukan adalah
pertama pemanasan sampel pada temperatur 580
o
C ditahan selama 1 jam,
langsung di rol kemudian hasilnya mengalami retakan. Percobaan kedua
pemanasan pada temperatur 480
o
C ditahan selama satu jam hasil yang diperoleh
mengalami retakan juga.Selanjutnya pada pemanasan temperatur 480
o
C ditahan
selama satu jam langsung dikejut dalam media air kemudian dirol hasilnyapun
mengalami retakan. Ternyata setelah di analisa karena akibat terjadinya rapuh
panas, kedua akibat dari tumbuhnya fasa kedua yaitu fasa akibat pendinginan
perlahan dari udara bebas dan akibat dengan rolnya sendiri dan ketiga karena
tidak larut padat sempurna Cu pada Al sehingga pada waktu pengejutan tidak
terjadi fasa kelewat jenuh yang sempurna maka semua hasil percobaan diperoleh
mengalami terjadi retakan.


KETANGGUHAN LAPIS LINDUNG CAT DI UDARA PANTAI PULAU
JAWA

Iing Musalam
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Lapis lindung cat dikenal sebagai bahan untuk melindungi material
khususnya logam dari serangan korosi. Cat mudah diperoleh dipasaran dengan
berbagai merek, jenis dan kualitasnya, tetapi pada dasarnya untuk melindungi
logam dari serangan korosi dengan menggunakan lapis lindung cat diperlukan
cara yang tepat untuk memperpanjang usia pakai lapis lindung cat. Penelitian ini
mencari jenis cat yang paling sesuai untuk digunakan pada struktur logam baja
yang dipasang di daerah pantai.
Abstract
Paint coating is known as protective material especially metals from the
corrosion atact. Paint is easy to get in the market with the various kind, quality and
brand, but the basic phenomena to protect metal from corrosion atact by paint
coating are need to use the perfect methode to prolong the service life of paint
coating. This research is to find the kind of paint which suitable to use on the steel
structure located in the coastal environment.






STANDAR KEKASARAN PERMUKAAN BIDANG PADA
YOKE FLANGE MENURUT ISO R 1302 dan DIN 4768 DENGAN
MEMPERHATIKAN NILAI KETIDAKPASTIANNYA

Bimbing Atedi*) dan Djoko Agustono **)
Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Karakteristik suatu kekasaran permukaan memegang peranan penting
dalam perancangan komponen mesin. Hal tersebut perlu dinyatakan dengan jelas
misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan, ketahanan
kelelahan, perekatan dua atau lebih komponen-komponen mesin. Yoke flange
adalah merupakan bagian dari komponen otomotive pada transmisi penggerak
roda belakang , yang salah satu bagian permukaan perlu memenuhi kekasaran
dengan spesifikasi tertentu. Standar kekasaran permukaan komponen tersebut
yang ditetapkan dalam perancangan yaitu menurut standar ISO R 1302 dengan
kode N8 dengan nilai Ra = 3,2 m. Sebagai master produk pengukuran terhadap
nilai kekasaran permukaan perlu dilakukan pengukuran geometrik secara teliti
dengan memperhatikan nilai ketidakpastian pengukurannya. Dengan analisis dari
nilai ukurnya, diharapkan hasil dari proses produksi melalui pemesinan yang
dilakukan, seluruh produknya dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang direncanakan.

Kata kunci: kekasaran permukaan, yoke flange, ISO R 1302
Abstract
Role of the characteristic of the surface roughness is very important in the
machine design. It should be clearly stated, for example, in its relationship with
friction, wear ness, lubrication, fatigue, and assembling of two or more machine
components. Yoke flange is one of the machine component at the rear wheel drive,
which has certain surface roughness value. According to ISO R 1302, its surface
rougness is N8 with Ra= 3.2 m. As a product master measurement of surface
roughness value, it is important to hold a measurement of the geometric accuratly,
by taking into account of its uncertainty. By analizing its measurement value it is
hoped that all of the results of the DIN 4768 production process will fulfil the
technical specification.

Key word: surface roughness,Yoke Flange, ISO R 1302
KAPABILITAS PROSES PEMBUATAN KOMPONEN OTOMOTIF BAHAN
S45C DI PT. X
Djoko Agustono*), Bimbing Atedi**), Triyono***)
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknik Pengujian
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Universitas Trisakti
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Untuk mengetahui apakah proses produksi yang telah dijalankan untuk
produk komponen otomotif dengan bahan S45C telah dapat menghasilkan produk
yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan/ditentukan atau belum, maka telah
dilakukan perhitungan Kapabilitas Proses di PT X.Jumlah sample yang diamati
adalah 30 buah untuk produk A dan 15 buah untuk produk B.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa dalam pembuatan produk B proses
produksi berjalan dengan baik, hal ini terbukti dari Cp selalu > 1.33. Sedangkan
untuk produk A tidak semua proses memenuhi syarat hal ini terbukti dari beberapa
variable yang diamati harga Cp < 1.33, bahkan ada yang < 1.00. Dengan demikian
perlu adanya upaya untuk memperbaiki proses pembuatan produk A.
Kata Kunci: Kapabilitas proses, komponen otomotif bahan S45C
Abstract
In order to know whether the production processes of component automotive
with the material of S45C in the PT. X are under control, then a capability process
measurement has been conducted.To obtain manufacturing capabilities hence
conducted by taking some product samples, those are 15 samples for product A and
30 samples for product B.
The results of the analysis show that the production process of product B is
totally under control, but for the product A some of variables are out of control. It
means that some improvement activities are needed to bring the process of product
A back under control.
Keywords: Process capability, S45C material automotive component.





ANALISIS KOROSI FATIK
PADA MATERIAL RUDDER DAUN KEMUDI KAPAL

Yusuf Afandi
Laboratorium Analisa Kerusakan dan Umur Sisa, B2TKS - BPPT
Kawasan PUSPIPTEK Gedung 220 Tangerang Banten

Abstract
Rudder yang terbuat dari material SF 50 (20 Mn) mengalami kehilangan
pada bagian daun kemudinya. Untuk menentukan sumber penyebab kerusakan
sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan yang serupa dikemudian hari
maka dilakukan analisis meliputi analisis komposisi kimia menggunakan optical
emission spectrometry, pemeriksaan metalografi dengan mikroskop optic dan uji
kekerasan dengan mesin Frank Weltest. Awal retak terindikasi akibat serangan
korosi pada daerah kritis. Serangan korosi menimbulkan adanya retakan akibat
kombinasi beban mekanis. Efek retak tersebut akan menimbulkan adanya
konsentrasi tegangan di ujung retakan.. Selanjutnya akan terjadi perambatan retak
akibat fatik korosi. Sisa penampang tidak mampu lagi menahan beban mekanis
sehingga terjadi beban berlebih (Overloading). Hal ini mengakibatkan lepasnya
daun kemudi dari kapalnya. Rudder mengalami kerusakan akibat sistem proteksi
katodik tidak berfungsi secara sempurna.

Abstract
Rudder made of SF 50 (20Mn) have trouble at steered wheel of ship. To
determine the rootcause of rudder failure, it has conducted testing such as visual
examination, chemical composition analysis by optical emission spectrometer,
metallographic examination by optical microscope metaloplan and hardness
measuremen by Frank Weltest machine. Crack initation indicated corrosion attack
at critical area. Crack occurred mechanical load combination. Effect of crack stress
concentration at crack tip. Crack propagated by fatigue corrosion. Surface area did
not resist mechanical loading due to over loading therefore the steered wheel is loss.
Rudder failed cathodic protection system aplied unperfecly.

SIMULASI METODA COMPOUND SEPARATION PADA PEMBUATAN
INGOT BESI/ BAJA DARI SKRAP DAN PASIR BESI

Agus Sukarto Wismogroho dan Nurul Taufiqu Rochman
Pusat Penelitian Fisika
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek PUSPIPTEK Serpong
Tangerang 15310 Banten
Abstrak

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku besi/ baja cor industri pengecoran di
Indonesia, dikembangkan peleburan besi/ baja dari skrap dan pasir besi lokal.
Namun demikian di dalam skrap besi/ baja terdapat pengotor seperti Ni, Cu, Pb,
Sn, Al, dll yang dalam jumlah relatif banyak dapat menimbulkan masalah pada
produk akhir. Sementara itu. pasir besi lokal banyak mengandung unsur Ti dan V
yang juga dapat menggumpal pada dasar tungku saat proses peleburan dengan
menggunakan kupola. Untuk meningkatkan efisiensi eliminasi pengotor, seperti:
Ti, V dan Al, dalam paper ini akan disimulasikan metoda compound separation
dengan mengikat/ mereaksikan unsur pengotor dengan unsur lain sehingga terjadi
perbedaan berat jenis yang menyebabkan terjadinya pemisahan pengotor dari besi
lebur. Simulasi dilakukan dengan perhitungan perubahan (delta) energi standard
bebas Gibbs dari reaksi-reaksi antara unsur pengikat, besi, dan pengotor (Ti, V dan
Al) dengan menggunakan software HSC Chemistry 5.0. Hasil perhitungan
menunjukkan perbandingan kualitatif reaksi antara masing-masing paduan yang
terbentuk. Dengan perhitungan berat jenis, fasa, dan kecepatan reaksi dari paduan
yang terbentuk, dapat ditentukan unsur yang paling tepat untuk pembersihan
(eliminasi) pengotor-pengotor tersebut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Ti, V
dan Al dapat dieliminasi dengan bubbling dan penambahan CaF
2
. Simulasi ini
diharapkan dapat diterapkan dalam teknologi compound separation sehingga dapat
dipakai untuk mengontrol komposisi besi/ baja sesuai dengan standard yang
diinginkan dan dapat ditransfer teknologinya pada industri pengecoran di
Indonesia.

Katakunci: Simulasi, energi standard bebas Gibbs, metoda compound separation,
pengotor, skrap besi/ baja, pasir besi


KARAKTERISTIK MATERIAL SISTEM SUMBER ION MULTICUSP
*)

Sudarmono, Silakhuddin
Pusat Pengembangan Sistem Reaktor Maju
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Kawasan Puspiptek Serpong
Abstrak
KARAKTERISTIK MATERIAL SISTEM SUMBER ION MULTICUSP.
Telah dilakukan karakteristik material sumber ion komponen akselerator yang
memerlukan kevakuman tinggi untuk menghasilkan berkas partikel energi tinggi.
Karakteristik dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
Penentuan secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan peralatan XRD untuk
mengetahui pola difraksinya. Penentuan secara kuantitatif menggunakan
peralatan SEM/EDAX yaitu dengan melihat akan adanya unsur-unsur utama
pembentuk chromium karbida. Laju korosi dilakukan dengan pengujian kabut
garam. Hasil identifikasi sampel baik secara kualitatif dan kuantitatif, diperoleh
adanya presipitasi karbida (Cr
23
C
6
). Laju korosi yang diperoleh menunjukan
bahwa pengurangan massa pada welding metal lebih besar dibanding dengan di
daerah logam induk maupun di daerah kena pengaruh panas.
Kata kunci : Presipitasi karbida, laju korosi, Sumber-ion.
Abstract
CHARACTERIZATION AT THE ION SOURCE MULTICUSP
MATERIAL. The characterization at the ion source accelerator component was
done by mean the qualification and the quantity. The qualification and quantity of
chromium carbide was performed by using X-ray diffraction and SEM-EDAX. The
corrosion was performed by using salt spray. The results of sample
characterization, shows that there is chromium carbide. Experiment result using
salt spray method shows that the corrosion occur in the welding metal is higher
than base metal and heat effect zone.

Key word : Chromium carbide, Corrosion, Multi-cusp


PENENTUAN KEAUSAN KOMPONEN
OTOMOTIF DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS

Sudarmono, Silakhuddin
Pusat Pengembangan Sistem Reaktor Maju
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
PENENTUAN KEAUSAN KOMPONEN OTOMOTIF DENGAN
METODE AKTIVASI LAPISAN TIPIS. Telah dilakukan penentuan keausan
komponen otomotif dengan teknik aktivasi lapisan tipis (TLA). Dalam hal ini
komponen sepeda motor ring piston disinari dengan partikel proton dari mesin
siklotron. Besarnya tingkat keausan ring piston ditentukan oleh banyaknya butiran
yang terkikis dari komponen tersebut ketika mesin dijalankan. Hal ini dapat
dideteksi dengan mengukur tingkat kenaikan keradioaktivan pada minyak pelumas
ataupun tingkat penurunan keradioaktivan pada permukaan komponen dengan
menggunakan alat penganalisa Multichannel Analysis (MCA). Dengan suatu
kalibrasi, jumlah butiran yang terkikis selama proses keausan dapat ditentukan
secara kuantitatif. Hasil tingkat keausan minimum yang diperoleh yaitu 8 mgr
selama waktu operasi 5 jam. Hasil ini tidak berbeda dengan nilai ketepatan yang
dikemukakan oleh T. Delvigne yaitu keausan pada komponen-komponen otomotif
adalah sebesar <10 mgr.

Abstract
THE DETERMINATION OF WEAR LEVEL ON THE OTOMOTIVE
COMPONENT MATERIAL BY THIN LAYER ACTIVATION METHOD. The
determination of the wear of a motor cycle component by using thin layer activation
analysis method was done. In the determination, a motorcycle piston ring was
activated by proton beam and then was operated on the real machine. The wear
measurement was determined by measurement of level radioactivity of lubricant oil
by multichannel analyzer. The minimum wearing level is 8 mgr, duration that can
detects a wear was 5 hours. This result is same with the result of T.Delvigne
namely is less than 10 mgr


PENGECORAN ALUMINIUM UNTUK BUCKET TURBIN PELTON SKALA
LABORATORIUM
Budhy Basuki, Djuhana, Bambang Nurwasito
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang
Abstrak
Sistem turbin Pelton skala laboratorium telah dirancang dan dibuat .
Salah satu bagian penting yang harus dibuat adalah bucket memiliki persyaratan
yaitu harus ringan dan kuat. Proses yang dirancang untuk membuat bucket-bucket
tersebut yaitu dicor /casting dan menggunakan bahan aluminium paduan. Proses
pengecoran yang dilakukan dimulai dari persiapan pembuatan pola, cetakan dan
peleburan aluminium. Kemudian untuk mengetahui sifat mekanik dilakukan uji
kekerasan. Hasil pengujian kekerasan diperoleh rata-rata adalah 117 BHN dan
124 BHN
Abstract
The Pelton turbin laboratorium have been the design and make. In the component
is bucket must be make light and strength.

KAJIAN PROSES PENGERINGAN SILIKA PRESIPITAT

Eko Sulistiyono, S.T
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Intisari
Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
pembuatan silika presipitat yang ringan. Silika presipitat yang diperlukan untuk
keperluan mineral industri yang memiliki bulk density yang berada dibawah 0,3
gr/cm
2
. Bahan yang digunakan untuk percobaan adalah hasil proses
penggumpalan water glass dengan perbandingan 1 : 2. Proses pengeringan
dilakukan pada temparatur antara 80
O
C sampai 120
O
C. Waktu proses pengeringan
10 jam dengan interval yang diamati 2 jam. Sebagai parameter keberhasilan adalah
dihitung berdasarkan bulk density yang diperoleh dari hasil percobaan.
Abstract
Process drying represent one of important step in making silica of light
presipitat. Silica presipitat that is needed for mineral of industry owning bulk
density residing in under 0,3 gr/cm2 . Substance used for the attempt is result
process coagulation of water glass with comparison 1 2. Process of drying
conducted at temparatur of between 80
O
C until 120
O
C. Time process drying 10
hours with interval perceived by 2 hours. As parameter of efficacy is counted by
pursuant to bulk density obtained from attempt result.

Kata Kunci : Silika Presipitat, Proses Pengeringan, Water Glass


PENGUJIAN GAYA TEKUK LOGAM ALUMINIUM

Bambang Herlambang, Djuhana
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Gaya tekuk merupakan gaya kritis dimana suatu batang yang diberi gaya
tekan pada salah satu ujungnya sedangkan ujung yang lain tetap mengalami
lekukan. Pengujian gaya tekuk dilakukan dengan mengukur panjang dan diameter
batang uji ketika diberi gaya tekan. Dengan menggunakan persamaan Euler untuk
gaya tekuk maka gaya tekuk batang uji dapat diketahui.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian gaya tekuk batang uji yang
terbuat dari bahan logam aluminium. Diameter batang uji adalah 6 mm dan
panjang batang uji adalah 450 mm. Sedangkan pembebanan yang diberikan
adalah 100 gram. Jenis dudukan yang digunakan adalah engsel jepit dan engsel
engsel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya tekuk aluminium dengan
dudukan jepit jepit paling tinggi dibandingkan dengan gaya tekuk pada dudukan
engsel jepit dan engsel engsel. Hal ini disebabkan oleh nilai panjang efektif
batang uji pada dudukan jepit jepit paling kecil dibandingkan dengan pada
dudukan engsel jepit dan engsel engsel sehingga dibutuhkan gaya paling besar
untuk terjadinya tekukan.
Abstract
Buckling force is critical force given on a bar at one of its edge, while
another edge is fixed causes buckling on the bar. The test is performed by
measuring diameter and length of a bar when a buckling force is applied to the bar.
Buckling force of the bar can be determined by using Euler equation.
In this research a buckling test of a bar made of aluminum has been done.
The bar dimension are 6 mm in diameter and 450 mm in length. The weighing
applied on the bar was 100 grams, while the fixture types used were hinge clamp
and hinge hinge.
The test results show that buckling force of aluminum with clamp clamp
fixture was largest than hinge hinge and clamp hinge fixtures. This is due to
effective length of aluminum with such fixture is smallest than others so that it
needs largest force to make buckling on the specimen.
Kata kunci: Gaya tekuk, aluminium, persamaan euler, dudukan engsel, dan
dudukan jepit.
Keywords: Buckling force, aluminum, Euler equation, hinge fixture and clamp
fixture.


REVIEW BIO-COMPOSITE MATERIALS AS THE POTENTIAL LINK
BETWEEN MATERIALS SCIENCE AND LIFE SCIENCE
STUDY CASE: EXO-SKELETON OF LOBSTER HOMARUS AMERICANUS

Andika W. Pramono
Research Center for Metallurgy - Indonesian Institute of Sciences
Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314 - Indonesia
E-mail: andika_pram@yahoo.com

Abstract
The large number of bio-diversity in Indonesia allows a possible deeper
exploration on bio-material based on animal species. The examination on the
structure of such material leads to the knowledge of bio-composites which is highly
efficient in nature. As a composite material developed by nature, the exo-skeletons
of arthropods and crustaceans function not only mechanically but also chemically.
Chemically, these exo-skeletons become the major source for the chitin-protein
which has various wide applications in humans life. As the characteristics of the
bio-composite material have been disclosed, a new motivation may arise to mimic or
to simulate the properties of such material. Even though, the research activity about
the bio-composite material has been internationally initiated, Indonesia still has a
lot of chance to take a part by relying on the national bio-diversity. The possibility
of research covers the aspects of physics, chemistry, as well as mechanical
properties. To provide a good start, a conducted study case on the cuticle (hard
skin) of lobster Homarus Americanus will be briefly discussed.

Abstrak
Keragaman bio-diversivitas Indonesia memungkinkan untuk
dilakukannya observasi lebih dalam tentang bio-material yang terdapat pada
spesies binatang. Penelaahan mendalam pada struktur dari material tersebut
membawa kita pada isu bio-komposit yang secara alami sangat efisien. Sebagai
bahan komposit yang tersedia oleh alam, exoskeleton (rangka luar) dari arthropoda
dan krustacea berfungsi tidak hanya secara mekanis tetapi juga kimiawi. Secara
kimiawi, exoskeleton ini merupakan sumber utama bagi tersedianya protein chitin
yang memiliki aplikasi luas dalam kehidupan manusia. Apabila karakteristik dari
bahan bio-komposit in telah sepenuhnya dipahami, tidak menutup kemungkinan
adanya tendensi untuk meniru atau men-simulasi sifat-sifat bahan tersebut.
Walaupun, kegiatan riset berkenaan dengan bahan ini telah dimulai di seluruh
dunia, Indonesia masih memiliki banyak kesempatan dengan mengedepankan bio-
diversitivitas nasional. Kesempatan untuk riset dan pengembangan meliputi aspek
fisika, kimia, dan sifat mekanis. Sebagai awal yang baik, studi kasus yang telah
dilakukan pada kutikula lobster Homarus Americanus akan dibahas secara
singkat.

Keywords: bio-composite material, chitin-protein, chitosan, Bouligand
layers, epicuticle, exocuticle, endocuticle





KARAKTERISASI KOMPOSIT TITANIUM DENGAN PENGUAT
PARTIKEL SILIKON KARBIDA HASIL PELEBURAN
Gadang Priyotomo
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Material titanium dengan penambahan partikel SiC mempunyai
karakterisasi sebagai material komposit. Penambahan konsentrasi partikel SiC
dapat meningkatkan sifat bahan. Penambahan dengan variasi konsentrasi partikel
SiC 1% wt dan SiC 3% wt dilakukan dengan metode peleburan levitasi secara
vakum pada temperatur lebih dari 2000
0
C
Pada konsentrasi SiC 1% wt terlihat adanya paduan baru terbentuk
berupa paduan TiC dan Ti
3
Si sedangkan pada konsentrasi 3% wt, paduan TiC dan
Ti
3
Si semakin tinggi kadarnya. Selain partikel SiC yang tidak terlarut, paduan TiC
dan Ti
3
Si juga sebagai penguat. Penguat-penguat ini berbentuk jaringan-jaringan
dan lamel-lamel.
Abstract
Titanium material with adding SiC particles have characterization as
composite material. The addition of particles of SiC concentration can increase
matter properties. The addition of SiC 1%wt and 3% wt concentration can be
conducted with method of levitation melting with temperature over than 2000
0
C
The concentration of 1 % wt SiC is shown new alloys such as TiC and
Ti
3
Si in the other side the concentration of 3 % wt SiC, alloy of TiC and Ti
3
Si
increase gradually. Beside SiC particle that is insoluble, alloy of TiC and Ti
3
Si also
are as reinforcement of titanium. These reinforcements have shape of network and
lamellas.


PENGARUH PENAMBAHAN PERAK TERHADAP KEKERASAN PADA
PADUAN PEWTER

Bambang Sriyono *)
Praja Firdaus Setiawan **)
*) Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Serpong
**) Alumni Jurusan Mesin -ISTN

Intisari
Dalam tulisan ini akan dibahas hasil percobaan pengaruh penambahan
perak pada paduan pewter (Sn-Cu-Sb) terhadap kekerasan.
Hasil percobaan menunjukkan semakin banyak penambahan perak pada
paduan pewter akan menaikkan kekerasan.

Abstract
This paper described about the experimental results of the effect of Ag
addition into Pewter alloy (Sn-Cu-Sb alloy) on hardness.
The experiments were carried out that by addition of Ag, the hardness of
pewter alloy increase

KATA KUNCI : Paduan pewter, perak, kekerasan, hasil coran dan proses
homogenisasi

RANCANG BANGUN PEMBUATAN ALAT UKUR SILINDER DENGAN
KAPASITAS DIAMETER 2500 mm
Budhy Basuki dan Djuhana
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang
Abstrak
Dalam pengukuran poros generator Pembangkit Listrik Tenaga Air sulit
dilaksanakan karena diameternya 2500 mm, presisi dan harus dilakukan di
tempat/di lapangan. Peralatan untuk itu tidak tersedia. Untuk mengatasi hal
tersebut telah dibuat alat ukur untuk poros berdiameter 2500 mm. Pengukuran
menggunakan sistem tiga titik ukur. Untuk mengetahui tingkat ketelitiannya
dilakukan komparasi dengan mesin tiga koordinat Coordinat Measuring Machine.
Komparasi dilakukan dengan membandingkan silindrometer dengan kalibrator.
Hasil komparasi menujukkan perbedaan cukup kecil yaitu 0,008 mm.
Abstract
The measurement of generator shaft at HEPP is very difficult due to its
diameter (2500 mm), and shall be in situ/ at field. The equipment is not available.
For solving the problem, it has been made an instrument to measure 2500 mm
generator shaft. The measurement apply trigonal points system. The level of
accuracy is then compared with Coordinat Measuring Machine. The comparison
came from cylindrometer and calibrator measurements. The difference between
cyllindrometer ND calibrator result is 0,008 mm.
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR-UNSUR MODIFIER Na, Ti DAN Sr
TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PADUAN Al7%Si

Saefudin
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong
Abstract
To increase the nature of mechanic at alloying Al-7%Si conducted by
enhancing elements of modifier Na, Sr and Ti content which relative minimize.
Result of attempt indicated that by a hardness, interesting strength, and assess
higher impact from alloying Al-7%Si which is without conducted by addition of
element modifier. Use of better element modifier Ti and Sr from at use of element
of modifier Na, because interesting stength and his hardness is higher. Use of
element of modifier Sr can improve value of highest impact. But interesting strengh
and his hardness is lower the than at addition of element of modifier Ti.

Abstrak
Untuk meningkatkan sifat mekanik pada paduan Al7% Si dilakukan
dengan cara menambahkan unsur-unsur modifier Na, Sr dan Ti dalam kandungan
yang relatif kecil. Hasil percobaan ditunjukkan bahwa kekerasan, kekuatan tarik,
dan nilai impak lebih tinggi dari pada paduan Al-7%Si yang tanpa dilakukan
penambahan unsur modifier. Penggunaan unsur modifier Ti dan Sr lebih bagus
dari pada penggunaan unsur modifier Na, karena kekuatan tarik dan
kekerasannya lebih tinggi. Penggunaan unsur midifier Sr dapat meningkatkan
nilai impak yang paling tinggi. Tetapi kekuatan tarik dan kekerasannya lebih
rendah dari pada penambahan unsur modifier Ti.

PENGEMBANGAN MATERIAL KOBALT SEBAGAI MATERIAL
PENGGANTI FUNGSI TULANG PADA TUBUH MANUSIA

Gadang Priyotomo
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Material kobalt khususnya paduan Co-Cr-Mo mempunyai sifat
biokompatibilitas terhadap tubuh yang tinggi, sifat mekanis yang bagus, tahan
keausan dan ketahanan korosi yang baik. Pengaruh perlakuan panas hingga
1260
0
C menyebabkan tertahannya transformasi fasa menjadi fasa martensit.
Peningkatan holding time juga meningkatkan kadar fasa (200).
Kekuatan luluh menurun seiring dengan meningkatnya temperatur anil pada
material. Pelarutan unsur unsur paduan juga harus diberikan perhatian besar
pada jaringan tubuh terutama unsur Molibdenum

Abstract
Cobalt material particularly Co-Cr-Mo alloy have higher biocompability in
human body, good mechanical properties, wear resistance and excellent corrosion
resistance. The influence of heat treatment up to 1260
0
C of temperature causes the
retaining of phase transformation of to phase of martensite. The increasing of
holding time also enhances phase concentration.
Yield strength decreases with increasing annealing temperature on
material. The dissolving of alloy elements also must be given great attention in body
tissue particularly molybdenum.

PENGARUH VARIASI SUDUT NOZEL TERHADAP DISTRIBUSI UKURAN
BUTIRAN PADA PROSES ATOMISASI TIMAH PUTIH
I Nyoman Gede Putrayasa A dan Bambang Sriyono
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak
Telah dilakukan percobaan pembuatan serbuk timah dengan
menggunakan metoda proses atomisasi semprot udara. Parameter proses yang
divariasikan adalah sudut kemiringan nozel sebesar 30
o
dan 60
o
. Tekanan udara
yang dipakai berkisar antara 23 sampai 18 kg/cm
2
dan temperatur lebur pada
keadaan konstan sebesar 400
o
C Hasil optimum didapat pada tekanan 22 sampai 18
kg/cm
2
dengan sudut kemiringan nozel sebesar 30
o
.

Abstract
Have been done by making powder tin attempt by using method process
atomization spray air. Process parameter which the variation of inclination nozel
angle corner of equal to 30
o
and 60
o
. Air pressure weared to range from 23 until 18
constant molten kg/cm2 temperature in the situation equal to 400
o
C. Optimum
result was gained in pressure 22- 18 kg/cm
2
with inclination nozzle angle corner of
equal to 30
o
.
PENGEMBANGAN SIMULASI UNTUK STUDI AWAL PENGARUH
KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN DAN KECEPATAN TERHADAP
KUALITAS RIDE PADA TRAKTOR SEMI TRAILER

Iwan Dwi Antoro
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Telah dilakukan penelitian mengenai pengembangan simulasi untuk studi
awal pengaruh ketidakrataan permukaan jalan dan kecepatan terhadap kualitas
ride pada traktor semi trailer. Kualitas ride suatu kendaraan berhubungan dengan
kenyamanan yang dialami penumpang di dalam kendaraan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas ride adalah vibrasi pada kendaraan. Vibrasi pada
kendaraan disebabkan berbagai macam sumber getar. Biasanya ketidakrataan
permukaan jalan merupakan sumber getar yang siknifikan yang mengeksitasi
getaran pada kendaraan. Untuk menilai kualitas ride traktor semi trailer maka
dikembangkan suatu model traktor semi trailer yang memiliki 12 derajat
kebebasan. Persamaan matematika dari model ini diturunkan dengan
menggunakan prinsip Hamilton dan dianalisa dalam domain frekuensi, yang
selanjutnya disimulasikan dalam program komputer dengan menggunakan
MATLAB.
Abstract
Have been conducted the research of the development of simulation for
preliminary study of the influence of road irregularities and velocity to the ride
quality of tractor semi trailer. The ride quality of vehicle is concerned to the
comfortness experienced by passenger in vehicle. One of the factors which
influences ride quality is vehicle vibration. Vibration on vehicle is caused by
various vibration sources. Generally, road irregularities are significant vibration
source which excitate the vibration of vehicle. To asses ride quality of tractor semi
trailer, have been developed a tractor semi trailer model which had 12 (twelve)
degree of freedom. Mathematical equation of the model is derived by using
Hamilton principle and to be analyse in frequency domain, then simulated in
computer program using MATLAB.

Kata kunci : simulasi, ride, vibrasi, derajat kebebasan, Hamilton, MATLAB, ISO
2631, akar rataan kuadrat (root mean square / RMS), frekuensi,
kerapatan spektrum daya (power spectral density / PSD)


PEMANFAATAN PASIR SILIKA
SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ENAMELS PORCELAIN

Iwan Setiawan
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak
Salah satu sistem pelapisan yang umum digunakan untuk keperluan
aplikasi alat-alat industri yaitu pelapisan dengan menggunakan enamels porcelain
yaitu suatu jenis inorganic coating yang berbasis silika.
Sampai saat ini bahan untuk pembuatan enamels ini sangat tergantung
pada impor, sedangkan Indonesia mempunyai banyak pasir silika dengan kualitas
cukup baik, sehingga sangat diperlukan penguasaan teknologi pemanfaatan pasir
silika ini sebagai bahan untuk membuat enamels.
Penelitian ini menitikberatkan pada pembuatan sistem enamels dan
aplikasinya pada poduk yang berbasis baja dan besi cor. Karakterisasi yang
dilakukan terhadap enamels yaitu menggunakan XRD, DTA dll.

Kata kunci : enamels porcelain, pasir silika, oksida, pelapisan, aplikasi enamels

KOMPOSIT MATRIK LOGAM UNTUK BAHAN MOBIL
Toni B. Romiyarso
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Komposit matrik logam (KLM) adalah bahan yang ringan dan merupakan
material rekayasa yang dibuat dari penggabungan dua atau lebih material
konvensional yang mempunyai sifat-sifat lebih unggul bila dibandingkan dengan
material pembentuknya. Material tersebut mempunyai matriks dan penguat yang
bermacam-macam. Keunggulannya antara lain mempunyai kombinasi yang bagus
dari ratio stiffness, kekuatan pada temperatur kamar dan temperatur tinggi,
mempunyai modulus spesifik, kekuatan lelah, ketahanan aus, ketahanan abrasi,
ketahanan mulur dan konduktifitas panas yang tinggi. Karena sifat-sifat tadi,
material ini telah digunakan untuk pemakaian pada mobil dan motor (otomotif).
Pembuatan KML ini dilakukan dengan berbagai macam cara.
Abstract
Metal Matrix Composite (MMCs) is light substance and represents
engineer materials consisting of two or more conventional materials and having
pre-eminent nature when compared to individual material. MMCs has various
matrices and reinforcements. The advantage of MMCs includes a good
combination of stiffness ratio, low and high temperatur strength, specific madulus,
yield strength, wear resistance, abrasion resistance, ductile recelience and high
thermal conductivity. Based on these properties, the material has been used in cars
and motorcycle (automotive). The manufacture of MMCs is done through various
methods.
KATA KUNCI : KML, matriks, reinforce, mobil, proses.

PENGARUH REDUKSI ROL DINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN
TEGANGAN SISA PADA MATERIAL Cu MURNI

Saefudin
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstract
Have been conducted by a influence presentase research reduce cold rol to
nature of stress relief and mechanic of is rest of pure metal Cu. Result of attempt
indicated that by pure metal Cu do not experience of strain ossification. Make up of
thicle discount value from 25% up to 80%, interesting strength, and so do assesss.
Strain only just experience of degradation, although at highest discount.
Improvement from 25% tile 80% foloeed with improvement of a lot of item ,cold
work ship rol of pure Cu experient of rekristalization. Existence process
rekristalization in workmanship of cold rol at pure Cu, in such a way till sheet
metal of pure Cu accep heat at temperature of is above temperature rekristalization.
At acquirement of stress relief of is rest of result of cold rol from discount of
excelsion resolt of stress relief of low remainns, pursuant to calculation. But
evaluated from micro structure result of this compatible, cause at result of cold
roled metal of pure Cu experient of rekristalization, this rekristalization because of
the happening of friction and high pressure of between rol and object work so that
arise high heat enough which to passe of boundry of rekristalization metal of pure
Cu that is 121
o
C. and this rekristalization that happened will not destroy atom
formation, till handicap of atom or slipe cause of when experiencing of the
mentioned will arise stress relief of is rest of but at rekristalization of atom lapped
over regular become new item is wihich do not generate stress relief of the remains.
Compatable hence when metal of pure Cu of stress relief of low the rest at his
excelsior reduce cold rol at metal of pure Cu of stress relief of low the rest at his
excelsior reduce cold rol at metal of pure Cu. This fact of pursuant to result of
calculation of stress relief of is rest of and analyse his structure.

Abstrak
Telah dlakukan penelitian pengaruh presentase reduksi rol dingin
terhadap sifat mekanik dan tegangan sisa pada Cu murni. Hasil percobaan
ditunjukkan bahwa logam Cu murni mempunyai mampu bentuk yang sangat baik,
selama pengerjaan rol dingin, Cu murni tidak mengalami pengerasan regangan.
Peningkatan nilai reduksi tebal dari 25% sampai dengan 80%, kekuatan tarik,
demikian juga nilai regangan hampir tidak mengalami penurunan, walaupun pada
reduksi yang paling tinggi. Hasil perhitungan banyak butir ditunjukkan bahwa
peningkatan reduksi tebal dari 25% hingga 80% diikuti dengan peningkatan
banyak butir. Pengerjaan rol dingin Cu murni mengalami rekristalisasi. Adanya
proses rekristalisasi dalam pengerjaan rol dingin pada Cu murni, disebabkan
karena proses gesekan antara komponen rol dan pelat logam Cu murni, sedemikian
hingga pelat logam Cu murni menerima panas pada suhu diatas suhu
rekritalisasi.Pada perolehan tegangan sisa hasil rol dingin dari reduksi semakin
tinggi hasil tegangan sisa rendah, berdasarkan perhitungan. Tetapi ditinjau dari
struktur mikro hasil ini cocok, sebab pada hasil pengerolan dingin logam Cu murni
mengalami rekristalisasi, rekristalisasi ini di sebabkan oleh terjadinya gesekan dan
tekanan tinggi antara rol dan benda kerja sehingga timbul panas cukup tinggi yang
melampoi batas rekristalisasi logam Cu murni yaitu 121
o
C. Dan rekristalisasi ini
yang terjadi tidak akan merusak susunan atom, hingga cacat atom atau slip, sebab
bila mengalami hal tersebut akan timbul tegangan sisa tetapi pada rekristalisasi
atom tersusun teratur menjadi butir baru yang tidak menimbulkan tegangan sisa
tersebut. Maka cocok bila logam Cu murni tegangan sisanya rendah pada semakin
tingginya reduksi rol dingin pada logam Cu murni.Ini fakta berdasarkan
perhingan tegangan sisa dan analisa strukturnya.

PENGARUH PANAS PADA NANOSTRUKTUR MATERIAL PADUAN
LOGAM DAN NANOKOMPOSIT LOGAM ANTIKOROSI

Sahlan
P3TIP, BPPT
Fakultas Teknik, Universitas Krisnadwipayana

Abstract
In most of studies involving nanocrystalline materials (NsM), the value of
n is different from the value of 0,5, deduced from the parabolic relationship for
grain growth. Thus, in addition to zener drag (where a particle interacts with the
grain boundary to reduce the energy of the boundary-particle system and restrains
the boundary movement, other mechanisms such as pinning of grain boundaries by
pores, solute atoms or inclusions may also be operative. The fact that pores and
impurity doping have cosiderable effect on the grain growth characteristics was
demonstrated in TiO
2
. For an initial grain size of 14 nm, when the porosity was
about 25%, the grain size (after annealing for 20 h at 700
o
C) was 30 nm. When the
porosity was reduced to abaot 10%, the grain size for a similar annealing treatment
was dramatically increased to 500 nm. Elevated temperatures seem to affect the
microstructure of NsM by one or both of the following two types of processes grain
growth or/and temperature-induced variations of the atomic structure.

Kata Kunci: Material Nanostrukutral (NsM),nanokomposit, pertumbuhan butiran,
struktur atomik.


USAHA PENGGUNAAN BAHAN BAKU BIJIH BESI LOKAL SERTA
PEMANFAATAN FINNES PELLET DAN SCALE SEBAGAI BAHAN BAKU
ALTERNATIF PEMBUATAN BESI SPONS DENGAN REDUKTOR
BATUBARA DAN GREENCOKE

Soesaptri Oediyani, Ir., ME.,Anistasia Milandia, ST,Nina Nopertina, ST
Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik
Universitas Sutan Ageng Tirtayasa

KARBURASI PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DALAM
PERENDAMAN GARAM SODIUM SIANIDA (NaCN) ATAU POTASIUM
SIANIDA (KCN)

Sahlan
Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana
P3TIP-BPPT

Abstract
Low-carbon, or mild, steels are produced in greater tonnages than all other
steels combined. Mild steels is cheap, soft, ductile, and readily welded. However, it
cannot be heat-treated. Mild steels are used to produce car bodies, appliance,
bridges, tanks and pipe. Low-carbon steels (content 0,05-0,32%C), which as a rule
are readily machinable, can have their surface layers carburized and subsequently
hardened. This treatment, called case hardening, gives the steel a hard and wear-
resisting surface or case. By virtue of the core remaining comparatively soft and
tough the component as a whole shows high impact strength. Owing to the
development of compressive stresses in the surface layers during the case-
hardening treatment the fatique strength of the steel is also increased.
Carburization is effected either in solid media (carburizing compounds), in salt
baths or in gases at temperatures normally between 825
o
C and 925
o
C. The
transport of carbon from the carburizing medium always takes place via a gaseous
phase, usually carbon monoxide (CO). The active carburizing agent in a salt bath is
sodium cyanide (NaCN) or potassium cyanide (KCN). It is believed that the
carburization proceeds via gaseous phase. The first reaction takes place at the
interface between the salt bath and the atmosphere; the other two reactions take
place at the interface between the salt bath and steel. Some of nitrogen liberated by
reaction is also taken up by the steel.

Kata Kunci : Baja karbon rendah, Karburisasi, sodium sianida


SISTEM DAN APLIKASI
PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FC)




Murni Handayani
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong




Abstrak
Dengan semakin meningkatnya harga bahan bakar minyak saat ini
diperlukan suatu pemikiran untuk mencari sumber energi alternatif yang lebih
efisien dan lebih menguntungkan. Sumber energi fuel cell mempunyai efisiensi
tinggi dan ramah lingkungan yang dapat menjadi kandidat untuk menggantikan
mesin pembakaran internal. Fuel cell adalah suatu peralatan elektrokimia yang
mengkonversikan energi kimia dari reaktan secara langsung yang menghasilkan
listrik, panas dan air. Salah satu tipe fuel cell adalah PEMFC (Proton Exchange
Membrane Fuel Cell), beroperasi pada temperatur 30C sampai 80C dan
menggunakan membran elektrolit sebagai Proton Exchange Membrane (PEM).
Dalam sel tunggal PEM Fuel cell terdiri dari empat komponen dasar yaitu
membran, elektroda, lapisan difusi gas dan plat bipolar yang mana keempat
komponen tersebut sebagai fungsional utama untuk terjadinya reaksi dan
bekerjanya fuel cell. PEM FC banyak diaplikasikan terutama pada industri
automotif dan peralatan elektronik portable.

Abstract
In this time, with growing of oil fuel price is needed an idea to look for
alternative energy source which having more efficient and beneficial. Energy
source of fuel cell having high efficiency and environment friendly able to become
candidate to replace internal combustion engine. Fuel Cell is an electrochemical
energy conversion device of reactant directly that produces electricity, heat and
water. PEM FC (Proton of Exchange Membrane Fuel Cell) is one of fuel cell
operating on temperature 30C until 80C and use electrolyte membrane as Proton
Exchange Membrane (PEM). In single cell of PEM Fuel Cell consist four
fundamental component that is membrane, electrode, gas diffusion layer and
bipolar plate which fourth component mentioned as especial functional to the
happening of reaction and work of fuel cell. Application of PEM FC is especially at
automotive industries and equipments of electronic portable.

Keywords : Alternative energy, Fuell Cell, PEMFC

PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON
RENDAH MELALUI PROSES VANADISASI PADAT

Bintang Adjiantoro dan Toni B. Romiyarso
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Pengerasan permukaan terhadap baja karbon rendah dengan proses
vanadisasi padat telah dilakukan, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kekerasan dan katahanan aus. Bahan yang digunakan pada percobaan adalah
campuran serbuk: Fe-V, NH
4
Cl dan Al
2
O
3.
Variasi kondisi parameter suhu
pemanasan adalah 800
o
C dan 875
o
C dengan waktu penahanan selama; 1, 3 dan 5
jam. Dari percobaan tersebut diperoleh capaian peningkatan nilai kekerasan, yaitu
464 HV atau naik 185 % dan ketahanan aus naik 49,2 % terhadap bahan awal.
Kondisi parameter ini dicapai pada suhu 875
o
C dengan waktu penahanan 5 jam.

Abstract
Surface hardening test of low carbon steel by solid vanadization process
has been done, and aimed to increase the hardness and wear resistance of its
surface. The materials used for the test were the mixed powder: Fe-V, NH
4
Cl and
Al
2
O
3
. Parameter codition of the tests were various, such as 800
o
C and 875
o
C with
holding time for 1, 3 and 5 hours. The test result shows that the hardness can be
increased to 464 HV or increase 185 % and wear resistance to increase 49,2 %
respectively their initial. The parameter codition for this achievement is 875
o
C for
temperature and 5 hour holding time.

KATA KUNCI :
Poses vanadisasi, besi cor kelabu, kekerasan ketahanan aus.

SIMULASI KOMPUTER PEMBENTUKAN LEMBARAN LOGAM (DEEP
DRAWING)
Gadang Priyotomo
Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Proses pembentukan lembaran logam khususnya deep drawing
membutuhkan desain peralatan yang akurat dan presisi dalam menghasilkan
produk yang optimal. Proses ini dapat dilakukan dengan simulasi komputer untuk
analisa desain. Metode simulasi komputer menggunakan metode elemen hingga.
Sehingga ini dapat mempercepat proses produksi dan mengurangi biaya produksi
khususnya disain perencanaan di bidang industri manufaktur kendaraan bermotor.
Abstract
Process of metal sheet forming especially deep drawing needs design of tool
accurately and precisely in producing the optimally product. This process can be
done with computer simulation to analyze a design. Method of computer
simulation uses finite element method (FEM). So this can increases process of
production and reduces cost of product especially the planning of design in industry
of automobile manufacture.

PENGARUH ANALISA PENAMPANG BENTUK RISER TERHADAP
CACAT PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM
Budhy Basuki dan Djuhana
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Porositas pada pengecoran logam dapat disebabkan terjadi kegagalan
fungsi pada riser untuk mengantisipasi penyusutan. Pada penelitian ini bermuara
untuk mengetahui pengaruh bentuk penampang riser terhadap cacat pengecoran.
Struktur penampang riser yang dibandingkan adalah bentuk bulat dan segi empat.
Dalam pengecoran media yang digunakan adalah dengan cetakan pasir. Hasil
yang di dapat dalam bentuk penampang riser sangat berpengaruh terhadap
terjadinya cacat coran.

Abstract
Porosity to defect steel may be propagated by to the faillure of riser to
antivitasion shrinkage rates. To this researsh is to akses the influence of the riser to
porouns defect. Structure section of riser to be compared is between circle shape
and rectangular. The casting to the experience proses is used sand casting. The
research result shows that section of riser investigate influence to the porosity sand
casting defect.


PENELITIAN PEMBUATAN KUPINGAN TELAPAK RANTAI TANK PT 76
DARI BAJA COR SC 80 TERHADAP MAMPU LAS

Sahlan
Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana
P3TIP,BPPT

Abstrak
Retrofit Tank Pt-76 oleh TNI adalah usaha untuk tetap dapat
memberdayakan Tank Pt-76 sebagai alat utama TNI. Salah satu komponen (spare
parts) yang paling sering diganti karena faktor kerusakan/umur pakai adalah
penggantian telapak rantainya. Telah dilakukan berbagai terobosan untuk
membuat telapak rantai tank hasil produksi dalam negeri, untuk itu dilakukan
penelitian untuk membuat prototype telapak rantai tank Pt-76. Studi atau kajian
ilmiah untuk membuat telapak rantai tank yang murah dan mudah sdudah banyak
dihasilkan, salah satu cara yaitu membuat bagian kupingan secara terpisah
dengan bagian telapaknya dan kemudian dilakukan sambungan las. Ini tentu
berbeda dengan telapak rantai tank aslinya (Rusia) yang dibuat secara utuh tanpa
sambungan. Penelitian pembuatan kupingan telapak rantai tank dari baja cor
karbon rendah SC (Steel Casting) 80 dengan pertimbangan bahwa baja cor SC 80
murah, efisien, mempunyai sifat mampu las tinggi, mampu bentuk yang tinggi.
Kesetaraan SC 80 menurut standarisasi JIS (Japanese Industrial Standard) WES
3001-1970: WH 80, dengan komposisi kimia (%) 0,18 C, 0,08 P, 0,69 S
menunjukkan bahwa bahan baja cor ini sangat baik untuk disambung las.
Pertimbangan lain dalam pemilihan SC 80 sesuai dengan standar JIS G 5103-
1978 adalah karena bahan ini mempunyai kekuatan yang tinggi yaitu sekitar 80
kg/mm
2
yang cukup kuat menahan beban gerak dinamis Tank PT 76. Proses
pembuatan dengan cor akan lebih mudah bila dibandingkan menggunakan baja
konstruksi St 80 yang proses pembuatan dilakukan dengan berbagai tahapan
pekerjaan yang tentunya tidak efisein dan mahal.Tahapan kegiatan peneliatian
masing-masing: analisa perilaku mampu las dengan metalografi dan analisa kimia.
Hasil analisis foto mikroskop dengan pembesaran 200x menunjukkan bentuk
struktur mikro dari martensit atau struktur mikro dari bainit halus dan martensit,
artinya besi cor kupingan telapak rantai tank mempunyai kekuatan dan mampu las
tinggi. Bila terbentuk struktur ganda tersebut diatas maka bainit akan terbentuk
lebih dahulu yang dalam pertumbuhannya akan membagi-bagikan butir-butir
austenit menjadi belahan yang lebih kecil dari pada butir-butir mertensit tunggal.
Hasil kajian ini diharapkan untuk mendukung proses penelitian pembuatan
telapak rantai tank lebih lanjut.


Kata Kunci: Telapak Rantai Tank, Tank PT-76, Baja Cor SC 80, JIS G 5103-1978)

KAJIAN PROSES EKSTRAKSI UNSUR BESI
DARI PASIR KUARSA

Eko Sulistiyono, S.T
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Intisari
Adanya unsur pengotor pada pasir kuarsa berakibat pada rendahnya mutu
pasir kuarsa. Unsur pengotor berupa oksida besi berpengaruh pada proses
pembuatan keramik dan gelas dari bahan pasir kuarsa. Pada penelitian ini akan
dikaji proses ekstraksi pasir kuarsa dari daerah Tuban yang memiliki kasar oksida
besi yang tinggi. Proses ekstraksi dilakukan terhadap pasir kuarsa dari Tuban
dengan menggunakan pelarut air dilakukan secara bertingkat.

Abstract
Impurities element existence of sand kuarsa cause at low quality of Quartz
sand . Impurities element in the form of iron oxide have an in with the process of
ceramic and glass from quartz sand substance. This research will be studied by
process extraction quartz sand from area Tuban owning harsh of high iron oxide.
Extraction process done to quartz sand kuarsa from Tuban by using water soluble
done multi stage extraction.

Kata Kunci : ekstraksi, Pasir kuarsa, Pengotor, Oksida besi

ANALISIS TEGANGAN CANGKANG PADA INTZE TANK SECARA
ANALITIK

Dedi Irawan
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek PUSPIPTEK Gedung 470 Cisauk
Tangerang, Banten 15314

Abstract
A shell is considered to be a surface structure; one from other dimensions
is too small to compare the other. This structure is constructed as curve or folded
surface so that the axial forces of shell become resistance of tension it is very
important. Study for shell as basis for the understanding of pressure vessel which is
used in our industries. Pressure vessel used to materials storage for dilution or gas
before processing or after processing such as reactor, mixer, tank, etc.
Pressure vessels have a special design to accept large pressure with very
small thickness if compared to vessel for nominal size. Like other structure can
occurred a damage and physical damage pressure vessel because of accepting over
pressure or corrosion. From many failures of pressure vessel which occurred, very
important to consent for failure from pressure design.

Abstrak
Sebuah cangkang tipis (shell) dianggap sebagai struktur permukaan, satu
dari beberapa dimensinya jauh lebih kecil dibanding dengan yang lain. Struktur ini
dikonstruksi sebagai kurva atau permukaan yang dilipat sehingga gaya aksialnya
menjadi sistem penahan tegangan yang sangat penting. Tujuan dari studi tentang
cangkang tipis adalah sebagai dasar untuk pemahaman tentang bejana tekan yang
banyak digunakan dalam dunia industri kita. Bejana tekan berfungsi sebagai alat
penyimpan bahan / material berbentuk cairan atau gas baik itu sebelum, setelah
atau sedang diproses, seperti reaktor, pencampur, tangki dan lain - lain.
Bejana tekan memiliki kekhususan tertentu dibanding dengan struktur
lain yaitu mampu menerima beban besar berupa tekanan dengan ketebalan dinding
yang cukup tipis dibandingkan dengan ukuran nominal bejana itu sendiri. Seperti
struktur lain pada umumnya bejana tekan pun bisa mengalami kerusakan, baik itu
berupa kerusakan fisik yang dikarenakan beban yang diterimanya atau
dikarenakan korosi yang terjadi. Dari kegagalan - kegagalan bejana tekan yang
sering terjadi, kegagalan dikarenakan kesalahan dalam proses perancangan akan
sangat menentukan

Keywords : vessel, tegangan, cangkang, intze tank

ANALISIS KUANTITATIF CAMPURAN SERBUK SiO
2
dan Ca(OH)
2
DENGAN DIFRAKSI SINAR X (XRD)
MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN LANGSUNG

Murni Handayani dan Iwan Setiawan
Pusat Penelitian Metalurgi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak
Penelitian analisa kuantitatif dengan diffraksi Sinar-X (XRD) telah
dilakukan menggunakan metode perbandingan langsung untuk menentukan R dan
fraksi volume dari campuran serbuk SiO
2
dan Ca(OH)
2
. Percobaan dilakukan
terhadap 3 sampel yaitu sampel I dan II adalah campuran serbuk SiO
2
dan
Ca(OH)
2
dengan perbandingan berat 40% : 60% dan 50% : 50%. Sedangkan
sampel III belum diketahui perbandingan beratnya. Penentuan harga R dilakukan
dengan menggunakan metode perbandingan langsung dari 2 sampel yaitu sampel I
dan II yang kemudian harga R yang diperoleh digunakan untuk menghitung fraksi
volume pada sampel III. Hasil pengukuran Difraksi Sinar X sample I dan II
menunjukkan puncak-puncak dari SiO
2
dan Ca(OH)
2
dengan sudut refleksi (2)
dan jarak-d yang spesifik. Puncak yang diambil yang mempunyai intensitas tinggi
untuk identifikasi puncak dan bidang (hkl) dengan acuan pada referensi. Bidang
yang sama antara SiO
2
dan Ca(OH)
2
dibandingkan dan diperoleh 3 bidang yang
sama yaitu 101,110 dan 100 yang kemudian dilakukan perhitungan harga R . Hasil
menunjukkan bahwa pada bidang yang sama diperoleh harga R yang sama atau
adanya perbedaan yang tidak berarti. Harga R ini digunakan untuk perhitungan
fraksi volume sample III. Hasil perhitungan diperoleh fraksi volume SiO
2
adalah
0.66 dan Ca(OH)
2
adalah 0.34
Abstract
Research of quantitative analysis with X-Ray Diffraction (XRD) have been
done by using direct comparison method to calculate R and volume faction of
powder mixtures SiO
2
and Ca(OH)
2
. Experiment done to 3 sample that is sample I
and sample II is mixture of powder SiO
2
and Ca(OH)
2
with weight comparison 40%
: 60% and 50% : 50%. While weight comparison of sample III not yet known.
Determination of R value done by using direct comparison method from 2 sample
that is sample I and sample II, then R value obtained to be used to calculate volume
faction at sample III Result measurement of X-Ray Diffraction of sample I and II
show peaks of SiO
2
and Ca(OH)
2
with reflection angle (2) and d-spacing which
was taken specific. Peaks having high intensity to identify peaks and area (hkl) with
compare at reference. The same area SiO
2
and Ca(OH)
2
compared to calculate R
value and obtained 3 same area that is 101,110 and 100, then calculate R value.
Result indicate that at same area will be obtained of R value is same or existence of
meaningless difference. Then, R value is used to calculate volume faction of sample
III. Calculation result obtained that volume fraction SiO
2
is 0.66 and Ca(OH)
2
is
0.34.

Keywords : Quantitative analysis, X-Ray Diffraction, Direct comparison method

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN REGANGAN PADUAN AS CAST Al
Mg DENGAN KADAR Mg 3-9% UNTUK SEAL RING GENERATOR
LISTRIK

Bambang Herlambang, Djuhana, Bambang Nurwasito
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Kekuatan tarik didefinisikan sebagai kemampuan maksimum suatu bahan
dalam menahan gaya tarik yang dikenakan pada kedua ujungnya. Sedangkan
regangan adalah pertambahan panjang suatu batang setelah pada batang tersebut
dikenakan gaya tarik pada kedua ujungnya. Kekuatan tarik dan regangan
merupakan sifat mekanis material hasil coran yang penting untuk diketahui.
Dengan mengetahui kekuatan tarik dan regangan suatu bahan maka dapat
diketahui tingkat elastisitas atau kekerasan bahan tersebut.
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kekuatan tarik dan regangan
suatu batang uji yang terbuat dari paduan as cast Al Mg dengan kadar Mg 3-9%
yang digunakan untuk seal ring generator listrik. Pengukuran dilakukan dengan
memberikan gaya tarik hingga batang uji putus. Pertambahan panjang batang
diukur setelah batang uji yang putus tersebut disambung kembali.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik meningkat dan
regangan bahan menurun seiring dengan meningkatnya kadar Mg dalam paduan.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya fasa FeAl
3
dan Mg
2
Al
3
yang berperan dalam
meningkatkan kekerasan bahan.


Abstract
The ultimate tensile strength of a material is the maximum amount of
tensile stress that it can be subjected to before it breaks, while elongation is change
in the length of a line segment in a deformed body and is an important mechanical
characteristics of casting material to be known. This characteristic indicates the
elesticity or hardness of the materials. The harder material indicates the larger
ultimete tensile strength and the smaller elongation.
This research decribes the measurement of ultimete tensile strength and
elongation on a materials that is made of as cast Al Mg alloys with Mg 3-9% to be
used for seal ring of electrical generator. The measurement was performed by
applying tensile force to the materials untill the bar was broken. The change in the
length of the bar can be identified by measuring the length after the bar is rejoined.
The test shows that the UTS inceases and elongation decreases as
increasing of Mg content in the alloys. This is due to the formation of FeAl
3
and
Mg
2
Al
3
phase which roles to increase hardness of the materials.

Kata kunci:Kekuatan tarik, regangan, paduan Al Mg, dan seal ring.
Keywords:Ultimate tensile strength, elongation, Al Mg alloys and seal ring.

PERANCANGAN BEJANA BERTEKANAN UNTUK ALAT UJI TEGANGAN
DAN REGANGAN

Bambang Herlambang, Djuhana
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak
Bejana bertekanan merupakan barang teknis yang digunakan sebagai
penyimpan fluida dengan tekanan lebih dari 0.7 atm. Bejana bertekanan banyak
ditemukan di industri kimia, gas, uap dan sebagainya. Bejana tersebut dirancang
sedemian rupa sehingga mampu menahan beban tekanan yang ada didalamnya.
Untuk mengetahui kekuatan bejana bertekanan maka diperlukan proses pengujian.
Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan pengujian bejana
bertekanan dengan bahan mild steel untuk keperluan pengujian regangan dan
tegangan. Bejana yang dibuat sebanyak tiga buah oleh tiga pembuat yang berbeda
dengan dimensi diameter 500 mm, tinggi 500 mm dan tebal dinding 2.8 mm.
Pengelasan yang digunakan adalah pengelasan tahanan listrik. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan pompa uji dan alat ukur tekanan. Tekanan yang
diberikan adalah 0 25 kg/cm2 dengan arah pengukuran meningkat dan menurun.
Analisa dilakukan terhadap kemampuan fisis bejana dalam menahan tekanan yang
diberikan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa bejana A dan B mampu menahan
beban tekanan hingga 25 kg/cm2. Sedangkan bejana C hanya mampu menahan
beban hingga 9 kg/cm2. Hal ini disebabkan adanya keretakan pada bagian las-
lasan sambungan.

Abstract
Pressure vessel is technical products that are used as reservoir of fluid
containing pressure above 0.7 atm and is widely used in chemical industries, gasses,
vapor etc. the pressure vessel is designed such as so that able to retain the pressure
being given. The testing is necessary to be done to know the performance of a
pressure vessel.
This paper discusses design and testing on a mild steel-based pressure
vessel made for strain and stress testing purpose. There are three pressure vessel
which are constructed by different manufacturer with dimension 500 mm in
diameter, 500 mm in height and 2.8 mm in thickness. The welding used for joint
part is electrical resistance welding. The testing was done using water pump and
pressure gauges. The pressure being given is 0 25 kg/cm2 with increase and
decrease measuring direction. The analysis is emphasized on physical performance
of the pressure vessel under test to retain the pressure being given.
The test results show that pressure vessel A and B are able to retain the
pressure up to 25 kg/cm2, while pressure vessel C was only able up to 9 kg/cm2. this
is due to the fracture occurred on joint welding.
Kata kunci:bejana bertekanan, pengelasan tahanan listrik dan pengujian regangan
tegangan.
Keywords:pressure vessel, electrical resistence welding, and strain stress testing.

Anda mungkin juga menyukai