Anda di halaman 1dari 11

Makalah Cyber Media

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Abad ini perkembangan teknologi komunikasi terus mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Disadari atau tidak, perkembangan teknologi komunikasi telah membawa kita ke arah
kehidupan yang baru, yaitu era komunikasi yang praktis dan dinamis. Bila kita
membandingkannya dengan teknologi komunikasi di beberapa tahun ke belakang, maka kita
akan melihat perbandingan yang sangat mencolok dalam dunia transformasi komunikasi.
Fenomena inilah yang secara tidak langsung ikut mengubah pola kehidupan manusia.
Cyber media merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi. Cyber media
melahirhan banyak dampak dalam kehidupan manusia. Layaknya sebuah inovasi, dampak yang
dilahirkan tentu akan memiliki dua sisi, yaitu sisi negative dan juga positif. Dampak positif dari
cyber media dalam kehidupan manusia antara lain, mampu menghadirkan berita-berita yang up
to date dan berkesinambungan, penyajian berita juga seolah menyempurnakan media-media
konvensional dengan mengabungkan video, teks, dan gambar. Cyber media juga mampu
menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai konsumen berita, tapi cyber media juga mampu
menjadikan masyarakat sebagai produsen sekaligus distributor media. Dalam hal ini sering
dikenal dengan istilah jurnalisme warga. Fenomena ini tentu saja tidak pernah ada dalam media
konvensional.
Namun selain dampak positif, cyber media juga turut mengahadirkan beberpa dampak
negative. Dampak negative yang sangat memprihatinkan adalah, lahirnya cyber crime ( tindak
kriminal dalam dunia cyber ). Ada banyak sekali jenis cyber crime dalam dunia maya dan cyber
crime di Indonesia telah menuju ke level yang sangat mengkhawatirkan. Padahal seharusnya hal
ini tidak perlu terjadi apabila manusia cerdas dalam menganggapi beragam perkembangan
teknologi. Cyber crime membuktikan kepada kita bahwa, manusia sering kali terperangkap
dalam belenggu perkembangan teknologi.

1.2.Rumusan Masalah
1) Sejauh mana perkembangan teknologi komunikasi saat ini?
2) Bagaimana penerapan Undang-undang ITE dalam menangani kejahatan dunia maya?
3) Faktor apa sajakah yang menyebabkan lahirnya cyber crime dalam dunia maya?

1.3.Tujuan
1) Mengetahui lebih jauh tentang perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia
2) Mempelajari UU ITE sebagai aturan dalam dunia maya
3) Mengetahui solusi terhadap permasalahan cyber crime di Indonesia




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Perkembangan Cyber Media
Di era perkembangan teknologi komunikasi yang sudah mendunia ini, hampir semua
masyarakat di dunia berpaling ke teknologi komunikasi yang memiliki kecepatan dan efisien
untuk mendapatkan informasi. Bahkan sekarang ini teknologi komunikasi telah menjadi kunci
utama dalam kehidupan sehari-hari artinya masyarakat tidak bisa lepas dari teknologi
komunikasi yang merupakan wadah sumber informasi yang mereka anggap penting. Komunikasi
banyak macamnya, diantaranya adalah adanya Komunikasi Akoptika ( Komunikasi yang
menggunakan akustika (bunyi) ), Komunikasi Grafika ( Komunikasi yang menggunakan alat-alat
cetak ), Komunikasi Elektronika ( Komunikasi yang menggunakan alat-alat elektronika atau
perangkat telekomunikasi ), dan terakhir jenis komunikasi yang sedang berkembang adalah
Komunikasi Cyber ( Komunikasi yang menggunakan media internet sebagai alat komunikasi ).

Komunikasi Cyber ( Cyber Communication) dapat kita rasakan dimana saja dan kapan
saja. Bahkan sekarang ini kita pun tidak perlu menggunakan PC ( Personal Computer ) untuk
berkomunikasi melalui internet karena melalui mobile communication ( Komunikasi Bergerak )
seperti Handphone kita pun dapat berkomunikasi dengan siapa pun, dimana pun, dan kapan pun
melalui media internet. Di dalam maupun di luar negeri seperti Indonesia, Jepang dan Finlandia,
masyarakat yang menggunakan handphone jauh lebih banyak ketimbang menggunakan telepon
rumah. Ini disebabkan karena banyaknya aplikasi yang ada dalam handphone seperti bisa
berkomunikasi via telepon, sms, 3G, bahkan sudah banyak handphone yang memiliki fitur untuk
memudahkan pemilik akun di dunia maya atau dapat berkomunikasi secara cyber ( menggunakan
internet ) seperti chatting maupun e-mail.

Banyak sekali masyarakat maupun perusahaan-perusahaan di dalam maupun di luar
negeri yang menggunakan sistem Cyber Communication dalam memberikan informasi kepada
masyarakat, dimana ini juga memberikan pengaruh kepada dunia Jurnalistik di Indonesia, seperti
dengan adanya detik.com yang digarap dengan serius untuk menjadi media online pada tanggal 9
Juli 1998, kompas.com, suarapembaruan.com, media_indonesia.com dan lainnya. Hal ini
membuat pencari informasi menjadi lebih giat dalam mencari bahkan mengkonsumsi informasi-
informasi yang ada, dikarenakan infomasi yang disajikan dalam cyber communication dapat ter-
update dalam hitungan menit bahkan detik yang berbeda sekali media komunikasi konvensional
lainnya yang harus menunggu beberapa waktu untuk mengetahui informasi selanjutnya. Dengan
adanya Komputer, Laptop, Blackberry, Ipad, I-phone, maupun Handphone GSM ( Global
System for Mobile Communication ) atau teknologi komunikasi baru yang pastinya ada media
internetnya semakin membuat masyarakat menjadi lebih gempar lagi dalam menggunakan cyber
communication dalam berkomunikasi.

Berbeda dengan di Negara luar seperti Amerika yang menggunakan cyber
communication sebagai fasilitas seluruh aspek mereka, jika di Indonesia hampir semua
masyarakat menggunakannya tetapi ada sebagian juga yang tidak bisa menggunakan komunikasi
secara cyber atau bahkan ada yang tidak mengetahuinya. Di Amerika Serikat perkembangan
dunia maya sudah sangat maju. Dengan semakin berkembangnya cyber communication pastinya
bukan hanya hal positif saja yang masuk dalam unsur cyber communication ini, pastinya juga
ada hal negatifnya yang menyuruh kita harus tetap berhati-hati di dalam menggunakan internet
sekarang ini. Oleh karena itu hadirlah cyber law yang merupakan suatu hukum di dunia maya,
bisa dikatakan jika di Negara lain seperti di Amerika, Singapura, Australia, New Zealand serta
Negara-negara Eropa lainnya yang memiliki Cyber law untuk melindungi masyarakat dan
Negara dari kejahatan dunia maya sudah sangat terorganisir dan maju, sedangkan perkembangan
Cyber law di Indonesia sendiri belum bisa dikatakan maju, karena penggunaan internet belum
merata di seluruh Indonesia.

Dengan adanya internet dapat membuat kita berkomunikasi dengan siapa pun yang ada di
dunia ini yang berbeda secara geografi maupun juga waktu, tanpa adanya pemisahan jarak.
Waktu inilah yang dinamakan Social Media Online. Media cyber baik yang ada di dalam
maupun di luar negeri telah menjamur, hari berganti hari, waktu berganti waktu ada saja
penambahan alat (media) komunikasi cyber seperti dengan adanya Friendster.com yang
merupakan social media online di tahun 2002 yang disambut baik oleh masyarakat khususnya
kalangan muda Indonesia. Kemudian hadir Facebook.com dan layanan Microblogging
Twitter.com yang booming pada tahun 2009 lalu, kemudian adanya e-mail, g-mail, blogger,
yahoo messenger, windows live ( msn ), google, AIM, GTalk ( google talk ), skype, ICQ, Hyves,
My Space, dan masih banyak lagi media komunikasi cyber lainnya. Dalam social media online
yang merupakan media cyber communication mendapatkan perhatian penggunanya. Hal inilah
yang merubah pola interaksi social masyarakat menjadi masyarakat cyber ( Cyber Community ).
Jadi, tidak heran jika masyarakat lebih cenderung menggunakan komunikasi virtual dari pada
komunikasi secara face to face untuk berinteraksi dengan kerabat dan teman-teman dikarenakan
perangkat untuk mengaksesnya tidak terbatas.

Bukan hanya untuk mendapatkan informasi saja, kita pun juga bisa memberikan
informasi kepada khalayak bahkan kita juga bisa meminta dukungan dalam hal politik, misalnya
saja seperti Presiden Amerika Barack obama yang memenangkan pemilu melalui akun facebook
dan twitternya. Dan social media online ( cyber communication ) bukan hanya dapat
mempengaruhi perkembangan politik saja tetapi juga dalam hal ekonomi bahkan juga
pendidikan. Dalam hal ekonomi sesuai dengan perkembangan zaman juga kita dapat membuka
toko online melalui media online ( cyber comm. ) yang menjual berbagai macam barang maupun
jasa tanpa harus membutuhkan lahan dan juga konsumen tidak perlu repot-repot datang ke
tempat tujuan. Dalam hal pendidikan contohnya saja sudah banyak mahasiswa yang kuliah tidak
perlu datang ke kampus tapi sekarang sudah banyak yang menggunakan media online (cyber
comm) yang disebut e-learning. Dan semua ini sudah diterapkan di dalam maupun di luar
negeri.






2.2.Dampak Cyber Media dalam Kehidupan Manusia
Perkembangan media pada beberapa waktu belakangan sangatlah pesat. Teknologi-
teknologi yang semakin canggih merupakan pengaruh yang besar dalam dunia komunikasi saat
ini. Media yang menjadi ikon media modern dan paling berpengaruh adalah media Internet dan
teknologi populer seperti smart-phones.
Seperti yang kita ketahui, smart-phone memilliki penggemar dan pengguna yang semakin
banyak Indonesia. Telepon genggam telah berinovasi tidak hanya sebagai alat komunikasi suara
saja, namun telah memiliki fitur-fitur canggih yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi
dengan cepat dan mengakses internet. Tarif yang diberikan pun semakin terjangkau. Komunikasi
pun mengadi semakin praktis, informasi semakin gampang sekali didapatkan. Masyarakat pun
seakan tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan informasi dari media setiap harinya. Masyarakat
menjadi sangat peka informasi, tidak hanya informasi umum atau informasi yang ingin
diberitakan, tetapi media modern saat ini sangat memungkinkan masyarakat mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan.
Dalam segala hal, pasti memiliki pengaruh positif dan negatif. Sama halnya dengan
media modern ini. Media on line telah membawa manusia dalam pola komunikasi yang baru.
Media internet dalam smart-phonesudah sangat umum dalam kehidupan sosial masyarakat
Indonesia sekarang, terutama masyarakat perkotaan.Internet, gadget, smart-phone, seakan
menjadi barang wajib dan kebutuhan sehari-hari manusia modern. Hal ini dikarenakan teknologi
zaman sekarang memungkinkan kita berkoneksi dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Bahkan tidak hanya itu saja, kebutuhan untuk selalu up-to-date dalam informasi pun disediakan
oleh teknologi-teknologi ini. Inilah bentuk paling nyata dan signifikan dalam perkembangan
media modern. Keuntungannya tentu sangat banyak, apalagi untuk masyarakat yang memiliki
tingkat pendidikan, mobilitas, status sosial yang semakin tinggi, tentu sangat memerlukan
informasi melalui media ini. Selain itu dengan semakin berkembangnya media modern, edukasi,
pengetahuan masyarakat, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pun semakin berkembang.
Bentuk modernisasi ini akan memberikan pengaruh besar bagi bangsa, baik positif maupun
negatif.
Informasi yang sangat mudah didapatkan memang memberikan pengetahuan lebih
kepada penggunanya. Tetapi terkadang informasi malah memberikan pengaruh buruk (karena
luasnya informasi dan perspektif orang-orang yang tidak dapat di control ). Contohnya,
banyaknya informasi yang salah dipersepsikan dapat menjurus ke hal-hal seperti penyimpangan
perilaku sosial, misalnya berubahnya gaya hidup menjadi hedonis ( lifestyle modern yang marak
ditunjukkan oleh media dimana kesenangan dan kemewahan adalah hal utama ), tidak
mempedulikan agama lagi bahkan menjadi atheis ( karena manusia yang terpengaruh oleh
ajaran-ajaran modern baru ), cyber-crime ( kejahatan dalam dunia maya dengan media internet
yang dapat berdampak besar dalam dunia nyata ), dan beberapa penyimpangan moralitas atau
psikologis.
Saya akan mengangkat beberapa contoh dari efek negatif konsumsi media modern ini.
Misalnya pada point dimana media mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Media-media
sekarang, baik cetak, tv, atau online, seringkali memberikan konten-konten yang memanjakan
khalayan masyarakat, seperti kehidupan yang mewah dan berfoya-foya, pergaulan bebas ala
orang Barat, dan lain-lain. Media sekarang sangat jarang memberikan konten edukatif, dan
masyarakat pun lebih senang dengan konten kehidupan modern.
Media juga memberikan pandangan-pandangan baru, prinsip-prinsip, kepercayaan, dan
budaya baru yang bertolak belakang dengan apa yang negara kita miliki. Pandangan, prinsip,
kepercayaan, dan budaya yang terpengaruh modernisasi, semakin menjauhkan kepribadian dan
identitas asli negara Indonesia, terutama identitas negara yang beragama, bermoral, bermartabat,
dan memiliki norma-norma yang konservatif serta gaya hidup sederhana sudah semakin
dilupakan.
Tidak hanya itu saja, media modern dan didukung oleh teknologi yang canggih dan
memadai, juga memancing maraknya cyber-crime, penyimpangan moral dan psikologis, juga
efek lain yang berbahaya. Contoh kasusnya adalah kasus yang saat ini sedang sangat marak di
media-media Indonesia, yaitu kasus video porno mirip artis yang tersebar luas dan sangat cepat
melalui media internet, Blackberry Instant Messenger, Twitter Blog, dan lain-lain. Ini adalah
salah satu kasus paling menghebohkan di Indonesia pada saat ini, bahkan sampai diberitakan
oleh media internasional seperti CNN di websitenya. Hal ini membuktikan bagaimana media
modern dapat dengan sangat cepat menyebarkan sebuah isu, dan walaupun di mulai dari dunia
maya, dapat menjadi dampak yang sangat besar di dunia nyata. Seakan-akan dunia maya dan
dunia nyata sudah menyatu dan tidak dapat dipisahkan lagi. Dunia maya tidak lagi hanya
menjadi sebuah dunia maya, tetapi terhubung dengan dunia nyata. Pengaruh media juga tidak
terlepas dari perubahan ini.
Penyimpangan moralitas dan psikologis, juga dipengaruhi media-media modern. Sebagai
contoh, adanya kaum masyarakat yang lebih suka bersosialisasi di dunia maya, daripada dunia
nyata. Mereka lebih aktif di depan laptop / gadget / blackberry mereka, daripada berkomunikasi
dengan orang-orang nyata di sekeliling mereka. Bahkan ada yang duduk berdekatan, tetapi malah
berkomunikasi melalui Blackberry mereka, atau messenger lainnya. Suatu hubungan psikologis,
keakraban bahkan dapat tercipta melalui media. Tentunya hal ini tidak pernah terbayangkan oleh
nenek moyang kita dulu. Adanya teknologi dan media-media seperti ini juga mempengaruhi
perilaku manusia di dunia nyata. Beberapa baik, tetapi beberapa malah sangat tidak baik.
Lalu bagaimanakah sebaiknya kita menghadapi keadaan seperti ini, mengingat kita juga
tidak bisa terlepas dengan media dalam kehidupan yang semakin maju ini? Mungkin sebaiknya
kita harus tetap menyadari hal-hal yang konkrit dalam kehidupan, seperti hubungan dalam dunia
nyata, komunikasi langsung, mempunyai prinsip dan kepercayaan, dan memiliki pengetahuan
untuk dapat bijak dan membatasi diri atas pengaruh-pengaruh yang ada. Jangan karena maraknya
media modern, kita melupakan tabiat alami manusia untuk berkomunikasi secara langsung
dengan lingkungan kita. Media memang akan selalu menciptakan agenda-setting untuk setiap
hal, memang kedengarannya media itu berbahaya, tetapi media juga merupakan hal yang penting
dalam keseharian. Hanya saja kita hanya perlu bijaksana dalam penggunaannya.



2.3.Cyber Media sebagai Wadah Lahirnya Cyber Crime
Di Indonesia kasus Cyber Crime, kini menjadi perbincangan yang semakin menarik.
Semakin banyak kasus cyber crime menuntut semakin kuatnya kemanan computer untuk
menjaga agar tetap legal. Sebagai contoh kasus beberapa website milik pemerintah berhasil
dirusak oleh hacker atau kasus pembobolan ATM beberapa waktu yang lalu menjadi salah satu
kasus cyber crime. Dalam beberapa literatur, cyber crime sering diidentikkan sebagai computer
crime. JAKARTA, KOMPAS.com mengatakan bahwa, jumlah kasus cyber crimeatau kejahatan
di dunia maya yang terjadi di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.
Berikut ini beberapa pengertian cyber crime diantaranya :
The U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime sebagai
any illegal act requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation,
or prosecution.
Organization of European Community Development, yaitu: any illegal, unethical or
unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission of data.
Andi Hamzah dalam bukunya Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer
(1989)mengartikan cyber crime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat
diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
Eoghan Casey Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that
involves computer and networks, including crimes that do not rely heavily on computer.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa, cyber crime adalah bentuk-bentuk
kejahatan yang disebabkan oleh pemanfaatan tekhnologi internet.Atau dapat dikatakan bahwa
cyber crime sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet
yang berbasis pada kecanggihan tekhnologi computer dan telekomunikasi.


Berdasarkan jenis aktifitas yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:
1. Unauthozied Access
Merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari
pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh
kejahatan ini.
2. Illegal Contents
Merupakan kejahatn yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
menggangu ketertiban umum, contohnya adalah penyebaran pornografi.
3. Penyebaran Virus Secara Sengaja
Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali
orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan
ke tempat lain melalui emailnya.
4. Data Forgery
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau
lembaga yang memiliki situs berbasis web database.
5. Sabotage & Extortion
Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat
gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
6. Cyberstalking
Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan
memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
Kejahatan tersebut menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan
media internet. Hal itu bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat
tertentu tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.
7. Hacking & Cracker
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun
mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh
dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk
hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus,
hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS ( Denial Of
Service ). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target ( hang, crash )
sehingga tidak dapat memberikan layanan.
8. Hijacking
Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang
paling sering terjadi adalah Software Piracy ( pembajakan perangkat lunak ).





Tindakan cyber crime dalam dunia maya mau tidak mau juga menuntut terbentuknya
aturan hukum bagi kegiatan-kegiatan yang kita lakukan dalam duni maya. Meski tidak ada aturan
khusus tentang cyber crime, namun Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronika juga turut
memberi batasan dan tindakan hokum bagi pelaku tindak kriminal yang merugikan di dunia
maya. Isi UU ITE adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang I nternet dan Transaksi Elektronik,
1. Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di
luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
2. Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi
yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
3. Pasal 10
(1) Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh
Lembaga Sertifikasi Keandalan.
(2) Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
4. Pasal 18
(1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak.
(2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi
Elektronik internasional yang dibuatnya.
(3) Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik internasional,
hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional.
(4) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau
lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang
mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
(5) Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif
lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut,
didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional
5. Pasal 20
(1) Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat penawaran
transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.
(2) Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.
6. Pasal 21
(1) Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui pihak yang
dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.
(2) Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi
tanggung jawab para pihak yang bertransaksi;
b. jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa; atau
c. jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
(3) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat
tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem Elektronik, segala akibat hukum menjadi
tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
(4) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat
kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab pengguna
jasa layanan.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan
terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak pengguna Sistem Elektronik.
7. Pasal 22
(1) Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen Elektronik yang
dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi yang masih
dalam proses transaksi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
8. Pasal 30
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau
menjebol sistem pengamanan.
9. Pasal 46
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pembentukan peraturan perundang-undangan di dunia cyber berpangkal pada keinginan
masyarakat untuk mendapatkan jaminan keamanan, keadilan dan kepastian hukum. Sebagai
norma hukum cyber atau cyberlaw akan menjadi langkah general preventif atau prevensi umum
untuk membuat jera para calon-calon penjahat yang berniat merusak citra teknologi informasi
Indonesia dimana dunia bisnis indonesia dan pergaulan bisnis internasional.
Penegak hukum di Indonesia mengalami kesulitan dalam menghadapi merebaknya
cybercrime khususnya kejahatan e-commerce. Banyak faktor yang menjadi kendala, oleh karena
itu aparatur penegak hukum harus benar-benar menggali, menginterpretasi hukum-hukum positif
yang ada sekarang ini yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku kejahatan e-commerce.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Cyber media merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang menggunakan
jaringan internet.
Cyber media merupakan pembaruan dari media konvensional.
Komunikasi banyak macamnya, diantaranya adalah adanya Komunikasi Akoptika (
Komunikasi yang menggunakan akustika (bunyi) ), Komunikasi Grafika ( Komunikasi yang
menggunakan alat-alat cetak ), Komunikasi Elektronika ( Komunikasi yang menggunakan alat-
alat elektronika atau perangkat telekomunikasi ), dan terakhir jenis komunikasi yang sedang
berkembang adalah Komunikasi Cyber ( Komunikasi yang menggunakan media internet sebagai
alat komunikasi ).
Pertukaran informasi yang cepat merupakan kelebihan dari cyber media.
Cyber crime adalah sebuah istilah kejahatan yang dilakukan melalui dunia maya.
Jenis-jenis cyber crime antara lain Unauthozied Access, Illegal Contents, Penyebaran Virus
Secara Sengaja, Data Forgery, Sabotage & Extortion, Cyberstalking, Hacking & Cracker, dan
Hijacking.
Aturan dalam dunia maya diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Anda mungkin juga menyukai