Anda di halaman 1dari 3

Perusahaan retail terbesar di Amerika, Wal-Mart Inc, diduga terlibat skandal penyuapan dengan

pejabat pemerintahan di Meksiko. Suap senilai US$ 24 juta atau Rp 22 miliar itu diberikan
terkait upaya Wal-Mart untuk mendominasi pasar retail di Negeri Sombrero tersebut. Wal-mart
juga terancam sanksi denda ratusan juta dolar jika terbukti memberikan suap kepada pejabat di
Meksiko untuk memuluskan rencana menguasai pasar. Para petinggi perusahaan pun terancam
diberhentikan dan menghadapi hukuman penjara.

Skandal ini mencuat di muka publik setelah The New York Times menulis kisah ini berdasarkan
keterangan sejumlah sumber. Dalam tulisan tersebut dikatakan suap ini terungkap dari surat
elektronik yang diberikan seorang pengacara pada eksekutif Wal-Mart yang berbasis di Arkansas
pada 2005.
Dalam surat tersebut, si pengacara mengatakan anak usaha Wal-Mart, Wal-Mart de Mexico,
mengatur penyuapan untuk memenangkan izin pendirian toko di setiap lokasi strategis di
Meksiko. "Pengacara memiliki informasi kuat karena dia bertugas mengamankan izin
pembangunan," demikian tulisanNew York Times seperti dikutip dari AFP, Senin 23 April 2012.
Wal-Mart pun lantas mengirim seorang petugas penyelidik ke Mexico City untuk membereskan
kasus ini. Beberapa hari kemudian para penyelidik mendapat bukti penyuapan senilai lebih dari
US$ 24 juta. Para petinggi Wal-Mart de Mexico pun diketahui mencoba menyembunyikan kasus
pelanggaran hukum ini.

Menanggapi masalah ini, Vice President Corporate Communication Wal-Mart, David Tovar
mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus yang melibatkan petinggi perusahaan ini.
"Penyelidikan masih berlanjut hingga hari ini, karena itu kami tak bisa memberi penjelasan lebih
jauh," kata dia.
Hal ini diutarakan oleh dua anggota Kongres Amerika Serikat, Elijah Cummings dan Henry
Waxman. Kedua anggota Kongres dari Partai Demokrat ini menyatakan segera melakukan
penyelidikan atas masalah suap ini dan telah mengirim surat panggilan kepada CEO Wal-Mart,
Mike Duke. Harian Washington Post mengabarkan, Departemen Kehakiman Amerika telah
meluncurkan penyelidikan delik pidana atas kasus ini.
"Kasus ini akan menjadi gangguan serius bagi Wal-Mart dalam berbagai sisi," kata analis retail
Deutsche Bank, Charles Grom, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa, 24 April 2012.
Kasus suap Wal-Mart terungkap melalui pemberitaan The New York Times awal pekan ini
mengenai strategi bisnis Wal-Mart di Meksiko. Dalam tulisan tersebut dikatakan suap ini
terungkap dari surat elektronik seorang pengacara kepada seorang eksekutif Wal-Mart pada
2005. Dalam surat tersebut, si pengacara mengatakan anak usaha Wal-Mart, Wal-Mart de
Mexico, mengatur penyuapan untuk memenangi izin pendirian toko di setiap lokasi strategis di
Meksiko.
"Pengacara ini memiliki informasi kuat karena dia bertugas mengamankan izin pembangunan,"
demikian tulisan New York Times seperti dikutip dari AFP. Wal-Mart pun lantas mengirim
seorang petugas penyelidik ke Kota Meksiko untuk membereskan kasus ini. Beberapa hari
kemudian, para penyelidik mendapat bukti penyuapan senilai lebih dari US$ 24 juta.
New York Times mengutip keterangan dari mantan karyawan Wal-Mart, salinan dokumen kajian
internal dan peserta investigasi perusahaan sebagai sumber artikelnya. Disebutkan, para eksekutif
Wal-Mart Stores Inc di Bentonville, Arkansas menyarankan kajian internal dugaan suap
dihilangkan. Bahkan setelah investigator utama merekomendasikan agar penyelidikan
dilanjutkan lebih mendalam dan meluas.
New York Times mengutip wawancara dengan mantan eksekutif Wal-Mart Meksiko, Sergio
Cicero Zapata yang mengundurkan diri pada 2004 silam. Cicero mengaku, dia membantu banyak
pembayaran suap untuk pejabat lokal, termasuk menyuruh perantara untuk mengantarkan
amplop penuh berisi uang.
Suap itu diberikan untuk menjamin persetujuan zonasi, pengurangan biaya dampak lingkungan
dan menggalang dukungan dari para pemimpin komunitas.
Banyak dugaan kasus yang ditulis New York Times sudah lewat dari enam tahun lalu. Jika
tuduhan itu benar, itu bukanlah cerminan siapa diri kami atau apa yang kami perjuangkan. Kami
sangat prihatin dengan tuduhan ini dan bekerja secara agresif untuk menentukan apa yang
terjadi, kata juru bicara Wal-Mart, David Tovar dalam pernyataan tertulis.
Dalam pengajuan Securities and Exchange Commission akhir tahun lalu, Wal-Mart sempat
ditanyai apakah para karyawannya melanggar US Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) yang
melarang pemberian suap kepada pejabat internasional.
Retailer mengatakan, uang sogok mungkin dialokasikan untuk hal-hal seperti perolehan izin,
lisensi dan inspeksi. Sementara Tovar menegaskan, Wal-Mart serius menuruti US FCPA dan
berkomitmen menjalankan program anti korupsi yang efektif dan kuat di setiap negara tempat
mereka beroperasi.
Kami tidak akan mentolerir pelanggaran FCPA dimana pun atau di level apa pun dalam
perusahaan. Kami sudah mulai tinjauan ekstensif dan sudah bertemu dengan Departemen
Kehakiman AS dan Securities and Exchange Commission untuk mengungkap penyelidikan
tersebut, ujar Tovar.
Alisa Finelli, juru bicara Departemen Kehakiman menolak berkomentar. Sementara juru bicara
Securities and Exchange Commission tidak bisa dihubungi.

Anda mungkin juga menyukai