Anda di halaman 1dari 46

Materi Kuliah Online Parentingnabawiyah

(Panduan Penyiapan Usia Baligh)


Mukaddimah............................................................................................ ii
Cara pandang yang salah tentang remaja................................................ 1
Masa remaja/pubertas, adakah?................................................ 4
Zionis di balik semua ini!............................................................ 7
Remaja Hijaz............................................................................................ 8
Pemuda dalam Al Quran dan Sunnah...................................................... 13
Islam mengatasi penyakit jahiliyyah kontemporer itu............................. 21
Obat itu ada dalam diri mereka.................................................. 22
Sulit ya, kiamat tidak.................................................................. 24
Gejolak seksual remaja bukan masalah..................................... 24
Pernikahan muda antara pembahasan dan kenyataan............. 28
Allah sedang menyiapkan kekuatan taklif................................. 30
Tahapan pendidikan seksual dalam Islam................................. 32
Menjawab pertanyaan-pertanyaan unik.................................. 35
kuliahonline.parentingnabawiyah.com i
U
sia Baligh adalah bagian dari rentetan waktu kehidupan. Semuanya
akan melewatinya. Setiap jenjang kehidupan ini mempunyai
potensi sekaligus masalahnya. Tapi usia ini mendapatkan perhatian
yang cukup besar. Mengingat bahwa ini adalah jenjang usia peralihan. Dari
masa kecil menuju masa dewasa dengan semua pertanggunganjawabnya. Dan
inilah usia penuh dengan gairah, kekuatan dan kedahsyatan.
Sudah sangat banyak yang mencoba menyiapkan generasi menuju
balighnya. Teori di luar Islam pun mencoba untuk menyampaikan hal ini. Tapi
kalimat Syekh Muhammad Quthub sangat jelas (dalam ceramah beliau tentang
pendidikan). Pakar pendidikan Islam itu menyampaikan bahwa kita harus akui
hari ini kita kalah dalam ilmu-ilmu detail dengan barat, tetapi tidak ada satupun
nilai yang bisa ambil dari mereka.
Justru di sini masalahnya. Pembahasan tentang usia baligh penuh dengan
nilai, sarat dengan moralitas. Tak hanya uraian ilmu biologis manusia
semata.Sehingga harus waspada dalam mengambil teori dari selain Islam untuk
penyiapan menuju baligh.
Sementara ada yang mencoba menyampaikan dengan sentuhan Islam.
Tetapi ternyata baru kemasan dan kulit luarnya. Isi, inti, hingga tips orangtua
berdialog dan berinteraksi dengan anak belum diambil dari sumber asli Islam.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com ii
Maklum sedang mencari jati diri, kata sebagian orang saat
menyaksikan ulah anak-anak remaja.
Namanya juga anak muda, maklum... begitulah sebagian orang
berapologi tentang kenakalan remaja.
Dan dengarkan lagu anak-anak berikut ini,
Ayo mama, jangan mama marah beta. Ayo mama dia cuma cium beta.
Ayo mama, jangan mama marah beta. Lah orang muda punya biasa.
Hal ini diperburuk oleh data yang disuguhkan di hadapan orangtua
tentang ulah kenakalan remaja zaman sekarang. Dasar dari penyuguhan fakta
adalah agar berhati-hati, tetapi sayangnya ini selalu menjadi intro menakut-
nakuti yang membekas dalam hati para orangtua. Kesedihan dan ketakutan
para orangtua tentang anak mereka yang menginjak dewasa, sering berdampak
negatif bagi orangtua dan sikap mereka terhadap anak-anaknya.
Aneh memang. Mereka yang sering menyampaikan materi dengan cara
tersebut, adalah orang-orang yang getol melarang kalimat negatif disampaikan
dihadapan anak-anak. Bahkan ada petunjuk detail cara
mengubah kalimat negatif menjadi positif. Dengan dalih
bahwa kalimat larangan terhadap hal negatif justru akan
mendorong mereka untuk memikirkan dan bahkan
melakukannya. Tapi di sini, mereka tidak menimbang para
orangtua yang sangat khawatir dan ketakutan terhadap
masa depan anak-anak mereka. Justru mereka asyik
berlama-lama dalam membahas data menakutkan tersebut.
Di awal tulisan ini, perlu kita cermati kalimat pembanding yang datang
dari pelaku peradaban besar Islam,
Allah taala menyebutkan bahwa mereka adalah pemuda. Karena mereka
(para pemuda) lebih mudah menerima kebenaran, lebih mudah mendapatkan
petunjuk jalan (yang lurus) dibandingkan orangtua yang durhaka dan
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 2
tenggelam dalam agama kebathilan.
Untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan) Allah dan Rasul Nya
shallallahu alaihi wasallam adalah pemuda. Adapun orang-orang tua dari
Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam agama mereka dan tidak
masuk Islam kecuali sedikit saja.
Begitulah Allah taala mengabarkan tentang ashabul kahfi bahwa mereka
adalah pemuda.
(Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, saat menjelaskan kata fityah ashabul kahfi)
Antara kalimat-kalimat yang menakutkan di atas dengan kalimat Imam
Ibnu Katsir berbeda antara langit dan bumi, bukan?
Seharusnya kita sadar, beginilah kita diajari oleh para ulama kita untuk
membicarakan usia muda dengan bahasa yang positif dan penuh rasa optimis.
Bukan bahasa menakuti yang menjerembabkan dalam pesimistis dan putus asa.
Sebagai penguat yang tak terbantahkan, lihatlah usia 10 Sahabat Nabi yang pal-
ing awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk surga oleh Nabi dalam satu
hadits. Ini adalah usia mereka saat masuk Islam:
Abu Bakar ash Shiddiq 37 tahun
Umar bin Khattab 27 tahun
Utsman bin Affan 34 tahun
Ali bin Abi Thalib 10 tahun
Thalhah bin Ubaidillah 14 tahun
Zubair bin Awwam 16 tahun
Saad bin Abi Waqqash 17 tahun
Said bin zaid 15 tahun
Abu Ubaidah bin Jarrah 27 tahun
Abdurahman bin Auf 30 tahun
Usia tertua para pembela Nabi dan generasi terbaik dari para sahabat
adalah 37 tahun (usia Abu Bakar). Hanya ada dua orang yang usianya di atas 30
tahun; Abu Bakar dan Utsman. Sementara Abdurahman bin Auf pas berusia 30
tahun. Dan tujuh orang di bawah 30 tahun. Dari tujuh orang itu, hanya dua
orang yang usianya di atas 20 tahun; Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah
(27 tahun). Dan sisanya subhanallah- berusia di bawah 20 tahun (10 17
tahun).

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 3
Mari kita ganti kacamata kita dalam melihat usia muda. Kacamata barat
yang gagal mendidik anak muda, jangan lagi dipakai. Tanggalkan!
Dan gantilah dengan kacamata nabawi....
Masa Remaja/Pubertas, Adakah?
Saya yakin banyak yang kaget dengan judul ini. Jangan-jangan ada yang
menganggap bahwa judul ini menunjukkan tidak pahamnya penulis tentang
usia tahapan perkembangan. Tidak sama sekali.
Mari kita urai. Karena tulisan ini berdasarkan
berbagai penelitian dan kajian ilmiah. Lebih dahsyat
lagi, tulisan ini berdasarkan petunjuk Rasul kita
shallallahu alaihi wasallam.
Sangat menarik tulisan DR. Khalid Ahmad Asy
Syantut: Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil Aba wad
Duat (Pendidikan pemuda muslim, bagi para
orangtua dan dai). Sebagai seorang ahli pendidikan, tulisan sebanyak 123
halaman (versi Word) itu menggabungkan antara kedalaman ilmu pendidikan,
landasan syari yang kuat, kajian ilmiah para pakar muslim dan non muslim,
penelitian lapangan dan pengalaman.
Di Pasal Dua, beliau memberi judul: Syabab bukan Murohaqoh. Setelah
mengkaji di pasal ini, beliau menyampaikan dengan tegas sudah waktunya kita
membuang istilah murohaqoh (yang dalam bahasa kita: remaja). Dan
menegaskan bahwa istilah yang jelas dipakai oleh Nabi adalah Syabab
(pemuda). Ini bukan sekadar pembahasan tentang istilah. Tetapi ada nilai di
balik istilah yang membuat beliau menolak hal tersebut.
Kata Al Murohaqoh dalam Bahasa Inggris disebut: The Teenagers dan
dalam bahasa kita dikenal dengan: Usia Remaja. Al Murohaqoh dalam kamus
Arab bermakna: kedunguan dan kebodohan, kejahatan dan kedzaliman serta
gemar melakukan kesalahan.
Nampak jelas bahwa Arab yang kalah peradaban dari orang-orang barat
hari ini, ikut menamai usia emas dalam sejarah Arab dan Islam itu dengan
istilah yang bermakna sekacau itu. Karena memang dalam berbagai definisi
para ahli pendidikan dan psikologi hari ini, usia remaja identik dengan
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 4
kekacauan, keguncangan dan kenakalan.
Di usia ini, ada pembahasan tentang Pubertas. Istilah Pubertas jelas dari
konsep hari ini. Dan inilah akar kata Pubertas berikut definisinya :
Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu
pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu
tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai ke-
mampuan reproduksi.
Ternyata kata Puber mempunyai makna asli: rambut kemaluan.
Selanjutnya digunakan untuk menandai fase mulia dari kehidupan manusia ini.
Dengan ini, sangat jelaslah bahwa peradaban barat memang peradaban yang
hanya melihat fisik. Itulah mengapa pembahasan yang kita dengarkan tentang
kedewasaan tidak lebih dari pembahasan biologis manusia dan sibuk mencari
celah dan tips untuk menjelaskan hal ini pada usia anak-anak muda kita.
Kemudian bacalah salah satu tulisan tentang pubertas berikut ini :
Those crazy hormones are acting up again and they bring on these emotional
changes again. Following are some of the emotional changes you might experi-
ence during this time:
- You may feel confused.
- You may develop very strong emotions.
- You may feel sad.
- You might have frequent mood changes.
- You might be over sensitive.
- You might get angry and lose your temper more easily.
- You might experience a sense of not belonging to your family, friends etc.
- You might experience problems at school.
- You may ask yourself is it normal to feel what you are feeling.
Yes it is normal to feel this way, you might experience some or most of these
emotional symptoms.
Sebuah gambaran sangat buruk tentang fase ini.
Keadaan menjadi lebih buruk lagi, ketika para ilmuwan hari ini berlama-
lama membahas hal yang menakutkan keluarga-keluarga muslim ini.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 5
Fase remaja dengan berbagai masalahnya dibagi menjadi tiga:
1. Masa Remaja Awal (10 12 tahun)
2. Masa Remaja Tengah (13 15 tahun)
3. Masa Remaja Akhir (16 19 tahun) (sumber: BKKBN, 2003)
Lengkap dengan ciri setiap fasenya. Lagi-lagi, masalah yang
tergambarkan menakut-nakuti para orangtua.
Tidakkah kita melihat dengan kacamata Islam. Lihatlah masa remaja
akhir, yang baru berakhir pada usia 19 tahun. Padahal kita semua tahu, usia
tersebut adalah usia emas dan saat generasi muda muslim telah memiliki karya
mulia di tengah masyarakat luas. Bahkan sebelum usia itu...
Itulah mengapa Rasulullah tidak pernah menyebut fase ini. Beliau
mempunyai istilah sendiri: Syabab. Kata ini dalam Bahasa Arab mempunyai
akar makna: Kekuatan, baru, indah, tumbuh, awal segala sesuatu.
Subhanallah, Rasul langsung yang memilihkan bagi kita istilah untuk fase
ini. Dengan makna penuh optimisme, positif dan penuh harapan.
Setelah dikaji oleh para pakar muslim di bidang pendidikan, ternyata
disimpulkan bahwa keguncangan dan kenakalan di usia ini bukan merupakan
hal yang pasti dan harus dilalui oleh anak-anak kita.
DR. Majid Irsan al Kailani (Falsafah At Tarbiyah Al Islamiyah) berkata,
Adapun Al Murohaqoh bukan merupakan fenomena yang harus terjadi pada
perkembangan usia manusia. Ini merupakan masalah yang mungkin dihindari
sama sekali dalam kehidupan setiap pribadi. Al Murohaqoh adalah merupakan
penyakit dari berbagai penyakit masyarakat kapitalis.
Hal yang serupa disampaikan oleh DR. Abdurahman al Aisawi
(Sikolojiyah al Murohiq al Muslim al Muashir), Pertumbuhan seksual di usia Al
Murohaqoh tidak mesti menyebabkan krisis. Tetapi sistim masyarakat hari
inilah yang bertanggung jawab terhadap krisis Al Murohaqoh. Sebagaimana
yang disampaikan oleh Margareth Mead: Di masyarakat sederhana fase remaja
ini tidak ada. Seseorang berpindah dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa
secara langsung setelah upacara tradisional tertentu.
Bahkan Al Aisawi menuliskan salah satu judul dalam bukunya tersebut :
Mitos Badai (usia remaja)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 6
DR. Khalid Ahmad Asy Syantut (Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil Aba
wad Duat) juga menyebut Al Murohaqoh sebagai : Penyakit Jahiliyah
Kontemporer
Zionis di Balik Semua Ini !
Sebenarnya yang disuguhkan dan dipaksakan agar kita
memandang anak muda kita seburuk itu, adalah fakta
kerusakan generasi muda Amerika. Seperti yang disodorkan
oleh para peneliti Amerika.
Kamal Dasuqi (An Numuw At Tarbawi lith Thifli wal
Murohiq) menjelaskan,
Bisa jadi, wabah musibah terbesar tentang penyakit jiwa
pada remaja adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosen
dan rekan-rekannya tahun 1962. Di mana mereka
mengumpulkan daftar orang-orang yang sakit di Amerika
rentang (usia: 10 19 tahun). Mereka mengumpulkannya dari 788 klinik jiwa.
Ternyata dari 54.000 remaja yang mengalami sakit jiwa : 3% saja yang
dianggap tidak mempunyai keguncangan otak, 20% yang lain belum diperiksa
dikarenakan sebab yang tidak diketahui dan 77% remaja sakit !
Inilah data yang dijadikan acuan dunia. Sayangnya kita memandang anak-
anak muda muslim seperti anak-anak muda mereka. Di sinilah awal musibah
ilmiah tentang usia remaja itu.
Dalam bukunya Protokolat Zionis, Muhammad Khalifah At Tunisy
membongkar rencana jahat Zionis seputar hal ini,
Di antara orang-orang Kristen mereka telah disesatkan oleh khomr, para
pemuda mereka berubah menjadi gila di usia awal. Hal ini merupakan hasil
para wakil kita, pengajar, pendidik, di rumah-rumah kaya, para penulis kita dan
siapapun yang mendukung, juga para wanita kita di tempat-tempat pesta.
Kepada merekalah disematkan apa yang disebut dengan wanita masyarakat-
dan ambisi berbuat kerusakan serta kemewahan.
Dari data ini, ternyata selama ini kita telah dimakan oleh rencana Zionis
dalam ilmu tentang remaja.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 7
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 8
Remaja Hijaz
Kini mari kita lihat data penelitian tentang anak-anak remaja di tanah
Hijaz (Mekah dan Madinah). Agar menjadi perbandingan dengan angka
penelitian di Amerika tersebut dan selanjutnya kita akan mengetahui hakekat
sumber pembahasan tentang ilmu ini.
Penelitian dilakukan oleh DR. Khalid Ahmad Asy Syantut (Pakar
pendidikan), dengan menyebarkan kuisioner kepada 50 keluarga muslim di
Mekah dan Madinah. Kebanyakan para kepala rumah tangganya lulusan
universitas. Secara ekonomi, termasuk keluarga menengah.
Mengapa kriteria keluarga seperti ini yang dipilih. Karena menurut
peneliti, keluarga seperti ini biasanya mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap Islam dan mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan Islami.
Target penelitian adalah untuk mengetahui tentang anak-anak remaja yang
sedang memasuki masa pubertas.
Dan berikut hasil kuisioner tersebut:
A. 84% menjawab bahwa anak-anak mereka tidak membangkang terhadap
keluarga.
16% menjawab bahwa ada pembangkangan dari sebagian kecil anak
mereka.
B. 52% menjawab bahwa anak-anak mereka tidak memilih teman yang tidak
disukai keluarga.
48% menjawab sebagian kecil anak mereka (laki-laki) memilih teman yang
tidak disukai keluarga.
C. 26% orangtua tidak ikut campur secara tidak langsung untuk memilih
teman.
12% orangtua punya perhatian pada sebagian kecil anaknya dalam memilih
teman.
26% orangtua punya perhatian terhadap sebagian anaknya, bukan semua
anaknya.
36% orangtua ikut campur secara tidak langsung untuk memilih teman anak
-anaknya.
D. 60% orangtua menyibukkan waktu anak-anak mereka dengan hal yang
manfaat; menghapal Al Quran, membaca, camp musim panas dan lainnya.
36% orangtua menyibukkan waktu sebagian anak mereka dengan hal yang
manfaat.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 9
4% orangtua saja yang mengabaikan hal ini pada semua anak-anaknya.
E. 60% memandang bahwa usia remaja/pubertas bukanlah masalah yang
mesti terjadi berupa keguncangan dan kenakalan. Mereka juga tidak
menyaksikan hal tersebut terjadi pada anak-anak mereka.
22% memandang bahwa sebagian kecil dari anak-anak mereka melalui
suasana itu.
12% memandang bahwa pada sebagian anak-anak mereka terjadi masalah
tersebut.
6% saja yang memandang bahwa keguncangan dan kenakalan ini menimpa
semua anak-anak mereka.
F. 90% memandang bahwa usia remaja/pubertas bukan merupakan penyakit
jiwa.
6% memandang bahwa sebagian kecil anak-anak mereka terjangkiti
masalah tersebut.
4% tidak menjawab.
G. 70% memandang bahwa keguncangan dan kenakalan remaja tidak mesti
terjadi pada anak-anak remaja.
12% memandang bahwa itu pasti terjadi pada sebagian kecil anak-anak
remaja.
18% memandang bahwa hal itu pasti terjadi pada setiap anak remaja.
H. 66% tidak melihat adanya keguncangan pada anak-anak mereka setelah
baligh.
30% melihat adanya keguncangan pada sebagian kecil anak-anak mereka.
4% melihat adanya keguncangan pada sebagian anak-anak mereka.
I. 64% melihat sebagian anak-anak mereka melaksanakan ibadah dengan
sungguh-sungguh setelah usia baligh.
22% melihat seluruh anak-anak mereka melaksanakan ibadah dengan
sungguh-sungguh pada masa remaja.
4% mengatakan bahwa sebagian kecil saja dari anak-anak meraka yang
bertambah kesungguhannya untuk beribadah.
10% tidak melihat adanya tambahan kesungguhan beribadah pada anak-
anak mereka.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 10
Dari angka-angka di atas, menjadi jelas bahwa masyarakat muslim
bukanlah masyarakat non muslim. Begitu juga remajanya. Remaja muslim
mempunyai dunia dan karakternya sendiri serta solusi yang tidak sama dengan
remaja yang lain.
Di tengah masyarakat muslim yang sebenarnya belum ideal sama sekali,
tetapi tetap berbeda dengan masyarakat lain. Lihatlah kembali angka-angka
penelitian terhadap keluarga muslim di atas. Dan ternyata kebanyakan melihat
dan merasakan pada anak-anak remaja mereka, bahwa masa remaja bukanlah
masalah.
Sehingga menjadi jelas bagi kita bahwa ternyata yang disuapkan paksa ke
dalam kepala kita sekarang adalah data remaja Amerika dan sejenisnya.
Kemudian dipaksakan untuk diilmiahkan, tanpa melihat perbandingan sebuah
masyarakat yang berada di sisi yang lain. Padahal jelas, karena kita muslim
maka seharusnya kita lebih dekat dari berbagai sisi dengan tanah Hijaz dan
bukan Amerika.
Seharusnya para ahli mengkaji dua fakta di atas, agar setidaknya
mempunyai pembanding dalam kajian ilmiahnya. Apalagi kita muslim.
Penelitian DR. Khalid tersebut dilengkapi dengan pertanyaan kepada para
orangtua tentang sarana yang dipakai orangtua untuk menghadapi usia remaja.
Hal ini menarik karena ternyata remaja mereka bukanlah remaja dengan
kegalauan, kebimbangan, keguncangan dan kenakalan.
Berikut datanya sekaligus berapa banyak orangtua yang menjawabnya :

No Sarana Jumlah yang menjawab
1 Menghapal Al Quran 8 kali
2 Keluarga ikut campur tidak langsung pada hal
memilih teman
22 kali
3 Mengisi waktu pemuda dengan olah raga
khususnya renang
16 kali
4 Dikirim ke camp-camp Islami 8 kali
5 Mengisi waktu mereka dengan belajar dan
membaca
12 kali
6 Mengisi waktu mereka dengan ibadah 8 kali
7 Mengintensifkan pengawasan dan
pengarahan orangtua
10 kali
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 11
Berapa kali orangtua menjawab sangat acak jumlahnya. Sehingga agak
sulit dijadikan acuan. Tetapi yang menarik adalah cara orangtua menyiapkan
mereka menghadapi usia remaja. Hingga ketika usia itu hadir, dilewatinya
dengan tanpa masalah. Bacalah kembali cara dan sarana yang dipakai orangtua
dalam 13 poin di atas. Islam lah yang menjadi panduan keluarga-keluarga
tersebut. Sekali lagi, karena kita muslim...
Ayat berikut ini pas untuk menutup pembahasan ini,
Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak
akan celaka. (Qs. Thaha: 123)
No Sarana Jumlah yang menjawab
8 Mengirim mereka ke pengajian-pengajian
masjid dan ulama
10 kali
9 Mengisi waktu mereka dengan kegiatan ilmia
(komputer, otomotif, dll)
6 kali
10 Mendorong mereka untuk puasa 2 kali
11 Sikap terbuka orangtua dengan anak dan
saling memahami seperti teman
4 kali
12 Keteladanan yang baik dari orangtua 6 kali
13 Doa orangtua 2 kali
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 12
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 13
Sudah waktunya kita menggeser cara kita berpikir dan memutuskan.
Semua harus dimulai dari panduan utama musim; Al Quran dan Sunnah.
Adapun pembahasan di atas sesungguhnya untuk membangunkan mereka yang
tertidur dan terlena.
Al Quran langsung yang mendefiniskan usia muda,

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia mencip-
takan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa. (Qs. Ar Rum: 54)
Jadi, usia muda adalah KEKUATAN di antara dua kelemahan. Kelemahan
pertama adalah kelemahan usia kanak-kanak yang masih lemah secara fisik,
ilmu, pengalaman, posisi. Dan kelemahan kedua adalah usia tua yang sudah
lemah secara fisik, semangat, tenaga dan kemampuan yang juga terus
melemah. Pemuda adalah kekuatan. Kuat fisik, ilmu, posisi, semangat, tenaga,
kemampuan, keputusan, komitmen.
Dan inilah ayat-ayat secara khusus menyebut dan membahas tentang
usia muda :
1. Pemuda bernama Ibrahim
) 59 ( ) 60 (
) 61 ( ) 62 (
) 63 (
) 64 ( ) 65 (
) 66 (

) 67 ( ) 68 (
) 69 (

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 14
59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-
tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim."60. Mereka
berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini
yang bernama Ibrahim." 61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia
dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan." 62.
Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tu-
han-tuhan kami, hai Ibrahim?" 63. Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung
yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu,
jika mereka dapat berbicara." 64. Maka mereka telah kembali kepada kesada-
ran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang
menganiaya (diri sendiri)", 65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu
berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-
berhala itu tidak dapat berbicara." 66. Ibrahim berkata: Maka mengapakah
kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat
sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"67. Ah
(celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu
tidak memahami?68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan
kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak."69. Kami berfirman: "Hai api
menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (Qs. Al Anbiya)
Fata (seorang pemuda belia). Tauhid. Keberanian. Perlawanan terhadap
kebatilan. Logika. Dialog. Kekuatan argumen. Dawah. Tawakkal.
Dan api pun tak mampu membakarnya dengan izin Allah.
2. Para pemuda Ashabul Kahfi (Para Penghuni Gua)

) 13 (

) 14 (

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesung-
guhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.14. Dan Kami meneguhkan hati
mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah
Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat
jauh dari kebenaran." (Qs. Al Kahfi)
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 15
Fityah (Para Pemuda belia, bentuk jama dari fata). Tauhid. Keteguhan.
Keputusan dahsyat. Kekokohan. Kepasrahan. Kekuatan menghindar dari ling-
kungan dan sistim rusak.
Dan Allah pun mengamankan mereka kemudian langsung memuji
mereka.
3. Pemudi dalam tugas penting : Saudarinya Musa

) 39 (

) 40 (
38. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,39.
Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sun-
gai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh
(Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu
kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah penga-
wasan-Ku,40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia ber-
kata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang
yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu,
agar senang hatinya dan tidak berduka cita.Dan kamu pernah membunuh seo-
rang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah men-
cobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun dian-
tara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetap-
kan hai Musa. (Qs. Thaha)
Seorang pemudi. Amanah. Tanggung jawab. Cerdas. Teliti. Hati-hati.
Kemampuan komunikasi.
Dan selamatlah bayi Musa dengan izin Allah, atas jasa saudarinya.
4. Dua pemudi (putri Nabi Syuaib, menurut sebagian ahli tafsir)

) 23 (
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 16
) 24 (

) 25 (

) 26 (
23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai
di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?"
Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),
sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ba-
pak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."
24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, ke-
mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesung-
guhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikanyang Engkau turunkan
kepadaku." 25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua
wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku me-
manggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi
minum (ternak) kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan
menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata:
"Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia seba-
gai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi da-
pat dipercaya." (Qs. Al Qashash)
Dua orang pemudi yang harus melakukan pekerjaan laki-laki karena ayah
mereka sudah tua. Bakti. Tanggung jawab. Kuat. Sabar. Menjaga kehormatan
wanita. Berakhlak.
Kembali cermatilah kalimat-kalimat ayat di atas. Adakah kalimat negatif
pesimistis penuh dengan permasalahan tentang usia muda?
Yang ada adalah positif optimistis penuh nilai dan keteladanan!
Adapun dalam hadits-hadits Nabi, beliau sering menggunakan kata
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 17
Syabab untuk menyebutkan usia fase ini. Ada banyak kalimat dan perhatian
beliau tentang usia muda.Tapi cukup empat saja yang disebutkan di sini.
1. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam,
Tujuh kelompok yang akan dilindungi Allah dalam perlindungan Nya saat tidak
ada perlindungan kecuali perlindungan Nya: Pemimpin yang adil, Pemuda yang
tumbuh dalam ibadah kepada Allah, orang yang hatinya tergantung dengan
masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Nya dan
berpisah juga karena Nya, seorang laki-laki yang diajak (berbuat dosa) oleh
wanita yang punya jabatan dan cantik dia berkata: aku takut kepada Allah,
seseorang yang bershadaqah dan disembunyikannya hingga apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya dan
seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesendirian dan sepi kemudian
menangislah kedua matanya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu mulianya. Begitu agungnya. Bukan hanya di kalangan manusia.
Tetapi menurut Allah azza wajalla. Ya, pemuda yang tumbuh dalam ibadah
kepada Allah. Yang terdidik sejak awal hingga tumbuh dalam ketaatan. Bukan
pemuda yang dibiarkan oleh berbagai dalih hingga menjadi puing-puing yang
sulit dipunguti dan susah dibangun kembali.
2. Potensi usia muda
Dari Amr bin Maimun, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menasehati seseorang,
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 18
Jagalah yang lima sebelum datang yang lima: mudamu sebelum rentamu,
sehatmu sebelum sa kitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu
sebelum waktu sibukmu dan hidupmu sebelum matimu. (HR. Tirmidzi, Hakim,
Ahmad dalam Az Zuhd, Baihaqi dalam Syuabul Iman, dishahihkan oleh Al
Albani; lihat Shahih At Targhib wat Tarhib dan Shahih Al Jami Ash Shaghir)
Potensi usia muda jelas harus termanfaatkan secara maksimal. Pasti
dalam kebaikan dan ketaatan. Kata mumpung yang sering membalut usia
muda, merupakan penyesatan besar-besaran. Mengisi dan memanfaatkan usia
muda diungkapkan oleh Nabi dengan kata ightanim. Dari kata ini pula muncul
kata ghonimah: harta rampasan perang. Setidaknya agar kita pahami bahwa
usia muda adalah harta mahal luar biasa seperti harta rampasan perang yang
didapat dengan penuh perjuangan.
3. Fase spesial yang harus dipertanggungjawabkan
Tidak bergeser kaki seorang anak Adam di hari Kiamat di sisi Tuhannya hingga
ditanya tentang 5 hal: Tentang umurnya dihabiskan untuk apa? Tentang masa
mudanya dihabiskan untuk apa? Tentang hartanya dari mana didapatnya?
Dan untuk apa dimanfaatkannya? Dan tentang amal dari ilmunya. (HR. Tir-
midzi dan Thabrani dalam Al Mujam Al Kabir dan Al Shaghir, dishahihkan oleh
Al Albani dalam Silsilah Shahihah).
Pembahasan para ulama dalam hadits ini di antaranya terfokus kepada:
mengapa dipisahkan secara khusus usia muda, bukankah pertanyaan pertama
tentang umur juga pasti akan melewati fase ini. Mereka pun membahas bahwa
betapa pentingnya usia muda, hingga harus dibahas secara khusus. Karena usia
muda adalah fase paling spesial dengan berbagai kekuatan dan
kedahsyatannya.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 19
4. Pernikahan penyelamat pemuda
Dari Abdurahman bin Yazid berkata: Aku bersama Al Qomah dan Al Aswad
menemui Abdullah (bin Masud). Abdullah berkata: Dulu saat kami masih
berusia muda bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam, kami tidak punya apa-
apa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada kami: Wahai para pemuda,
siapa yang mempunyai kemampuan, menikahlah. Karena hal itu lebih
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Siapa yang tidak punya
kesanggupan, maka berpuasalah karena ia adalah benteng. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Teks hadits yang lengkap ini memperjelas kepada kita bahwa ada
pembahasan yang sering menahan para pemuda untuk menikah. Yaitu
ekonomi. Padahal perintah untuk menikah bagi pemuda ternyata malah
dikeluarkan oleh Nabi di hadapan anak-anak muda yang tidak mempunyai apa-
apa. Benar, hal ini memang harus dibahas secara utuh. Tetapi jika masalah
ekonomi yang merupakan kewajiban suami saja tidak boleh menjadi penahan
bagi anak muda untuk menikah, maka apalagi hal-hal yang lebih rendah dari itu.
Sekali lagi, pembahasan hal ini memang harus lebih dalam. Tetapi pahamilah
hadits di atas agar kita sadar bahwa kerusakan generasi muda bermula dari hal
ini.
Inilah sebagian dari pembahasan Nabi tentang usia muda. Selain 4 hadits
di atas, sangat banyak perhatian, petunjuk dan wejangan Nabi bagi para
pemuda secara khusus.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 20
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 21
Islam Mengatasi Penyakit
Jahiliyah Kontemporer Itu
Semua pembahasan di atas ingin mengingatkan kembali bahwa kita ini
muslim. Generasi muda kita tidak akan serusak yang digambarkan oleh mereka
yang bicara tentang ulah remaja. Sekaligus ingin menyampaikan bahwa anak-
anak muda berkualitas terang benderang bisa kita hadirkan kembali tanpa
harus melalui badai pubertas. Asal kita mengerti dan mau kembali kepada
pendidikan Islami.
Tapi sebagian besar kita hari ini dihadapkan dengan penyakit jahiliyah
kontemporer yang diciptakan oleh sistim masyarakat yang tidak Islami.
Kenyataan ini harus kita terima. Data kerusakan remaja itu memang benar
adanya.
Kita tidak bisa menyalahkan zaman. Karena era jahiliyah tak hanya ada di
zaman kita ini. Tetapi Rasul dan para shahabat yang hidup di zaman jahiliyyah,
tetap bisa mendidik generasi muda mereka dengan baik. Yang salah dari kita
adalah mengikuti alur dan gendang yang ditabuh oleh sistim pendidikan dan
masyarakat tidak Islami itu. Semua itu disebabkan oleh jauhnya kita dari ilmu
Islam. Kita tidak tahu harus berbuat apa dan tidak tahu harus memulai dari
mana dengan urutan seperti apa.
Obat Itu Ada Dalam Diri Mereka...
Syekh Muhammad Quthub salah seorang pakar pendidikan Islam (dalam
ceramah beliau juga dalam buku Manhaj Tarbiyah) menyampaikan kritik-kritik
terhadap pendidikan ala Yahudi hari ini.
Jika fase Al Murohaqoh dan baligh terlihat kuat membahayakan dan
menyulitkan, itu disebabkan oleh ledakan emosi dan fisik yang begitu besar.
Keduanya muncul seakan meledak tiba-tiba. Seperti banjir yang hampir
menghancurkan titian/jembatan.
Kesadaran akan potensi tersebut bukan berarti mereka adalah sumber
masalah. Bukan sama sekali. Karena lihatlah selanjutnya kalimat beliau,
Pada fase sedang meledaknya aliran dorongan seksual, meledak pula aliran
ruhiyah yang sangat mengagumkan, transparan, jernih dan bercahaya.
Ilmu yang disampaikan kepada para orangtua hari ini hanya mengenalkan
dorongan seksual yang meledak-ledak pada anak muda. Tidak disampaikan
bahwa sebenarnya kekuatan ruhiyah kebaikan juga sedang meledak luar biasa.
Hal ini wajar terjadi pada ilmu non muslim, karena mereka memang tidak
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 22
pernah mengenal sisi ruhiyah, hati dan iman.
Dalam Islam, usia muda yang memang merupakan usia meledaknya
dorongan seksual, meledak pula kekuatan ruhiyah yang begitu mengagumkan
bahkan tidak bisa disaingin oleh generasi tua yang sudah berpengalaman dalam
hidup.
Bukankah di sini sangat nampak jelas Allah sebagai Yang Maha Adil. Allah
tidak mungkin melemparkan masalah besar seakan kiamat bagi usia ini. Pada
setiap jalan manusia, telah dibentangkan dua pilihan,
) 7 ( ) 8 ( ) 9 (
) 10 (
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 9. sesung-
guhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,10. dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (Qs. Asy Syams)
Inilah panduan dan pegangan kita. Allah Maha Adil. Tak ada makhluk Nya
yang didzalimi. Jiwa manusia pun diperlakukan dengan sangat adil. Termasuk
kejiwaan usia muda. Dibentangkan di hadapan jalannya dua pilihan. Kefasikan
(kerusakan) dan ketaqwaan.
Dua potensi dan kekuatan ini sudah ada dalam diri anak-anak muda kita.
Potensi dan kekuatan untuk larut di jalan kerusakan. Potensi dan kekuatan
untuk menelusuri jalan kemuliaan.
Jadi, penyakit dan masalah itu ada. Obat dan solusinya juga ada. Ada
dalam diri mereka. Sebelum kita bicara tentang lingkungan di sekeliling mereka.
Mereka mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan dan mengobatinya
langsung dari dalam diri mereka sendiri. Sebelum kita bantu dari luar. Sungguh
Allah Maha Adil.
Di sinilah kesalahan kita yang hari ini disibukkan membahas solusi dari
kita para orangtua untuk anak-anak muda. Dengan berbagai program, kegiatan,
kesibukan, pengalihan dan sebagainya. Sayang, potensi internal jiwa anak-anak
muda yang lebih kuat untuk mengobati tidak dibangkitkan.
Maka inilah tugas awal keluarga muslim dan pendidikan Islami hari ini.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 23
Sulit ya, Kiamat tidak !
Usia muda bukan usia masalah, apalagi kiamat. Tidak sama sekali. Ini
adalah bagian dari hari-hari yang pasti akan dilalui oleh siapapun. Ia bukan
badai yang merobohkan segalanya. Ia bukan banjir bandang yang menyapu
titiannya.
Ia hanya bagian dari masa yang harus dilewati. Sebagaimana fase
kehidupan di usia sebelumnya yang telah dilalui dan usia setelahnya yang akan
dilewati,
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). (Qs. Al
Insyiqaq: 19)
Kalau kita menjumpai kesulitan demi kesulitan dalam mendidik mereka,
itu hal yang wajar. Karena memang manusia ini diciptakan dalam keadaan sulit
demi sulit,
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah
payah. (Qs. Al Balad: 4)
Karenanya memerlukan kesungguhan dalam menempuhnya, dengan
panduan Allah hingga menghadap Allah,
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh
menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (Qs. Al Insyiqaq: 6)
Jadi, usia muda adalah bagian dari kesulitan yang harus dilalui oleh anak
manusia. Dengan kesungguhan dan memasang motivasi bertemu Allah untuk
mempertanggung jawabkan semuanya, usia muda bukanlah masalah apalagi
kiamat. Bukan sama sekali.
Gejolak Seksual Remaja Bukan Masalah!
Salah satu masalah yang sering mendapat sorotan di usia muda adalah
dorongan seksual yang begitu kuat. Sehingga potret yang sering muncul adalah
perilaku seksual yang menyimpang.
Syekh Muhammad Quthub menyampaikan,
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 24
Dan masalah besar yang sering dibicarakan oleh buku-buku pendidikan dan
psikologi di masa sekarang adalah masalah seksual. Padahal seksual bukanlah
masalah dalam pandangan Islam. Allah menciptakannya seperti sumber daya
yang enerjik untuk berkarya bukan untuk dihentikan. Sesungguhnya Dia
menetapkannya seperti dorongan-dorongan yang lainnya. Kemudian
membuatkan di hadapannya pembatas - pembatas yang tidak menutup
salurannya tetapi mengangkatnya dan membuat aturan bagi salurannya.
Seperti jembatan yang didirikan di hadapan aliran sungai.
Selanjutnya beliau memberikan kritiknya,
Dan jahiliyyah mengakui pentingnya aturan dan batasan pada segala bentuk
dorongan fitrah, kecuali seksual!
Ya, jahiliyyah dahulu ataupun hari ini sama saja. Seksual menjadi alat
untuk merusak dunia dan bisnis yang menggiurkan. Setelah itu semua, mereka
hadir bak seorang dokter hebat yang menguasai cara mengobati penyimpangan
-penyimpangan yang ada.
Dalam Islam, seksual memang bukan masalah. Hanya saja dorongan kuat
dan rasa penasaran tentang seksual dimasukkan dalam frame yang aman.
Berikut beberapa kaidah tentang hal ini :
1. Islam mengharamkan kerahiban
Menikahlah kalian karena aku akan berbanyak-banyakan (pengikut) pada hari
kiamat nanti. Dan jangan menjadi seperti rahib nasrani. (Al Baihaqi dalam As
Sunan Al Kubro, dishahihkan oleh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah)
Dalam Islam, seseorang dilarang membenci pernikahan dan berniat
untuk tidak menikah seperti seorang rahib. Justru oleh para ahli, kerahiban
nasrani inilah yang menjadi penyebab rusaknya fitrah seksual di dunia barat.
Dan menimbulkan berbagai masalah dan penyimpangan.
2. Islam tidak menolak tetapi mengatur
Berbagai syahwat termasuk terhadap lawan jenis bukan sesuatu yang
dianggap jijik atau diingkari dalam Islam. Tetapi diatur dan masukkan dalam
frame yang benar, hingga bisa memuliakan manusia dan bukan membuatnya
menjadi seperti binatang.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 25
Allah berfirman,

'

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang


diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah ke-
senangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (Qs. Ali Imron: 14)
Ayat ini menyebutkan berbagai syahwat yang disukai oleh manusia. Di
antaranya adalah pasangan hidup. Ayat tidak mengingkari atau
menganggapnya jijik. Tetapi mengarahkan dan mengatur. Di mana penutup
ayat tersebut mengarahkan kepada kehidupan dan kesenangan di sisi Allah
yang lebih baik daripada semua kesenangan tersebut. Hal ini untuk mendorong
agar manusia mau mengatur syahwatnya sesuai dengan petunjuk Allah, agar
bisa merasakan kehidupan yang lebih baik kelak.
3. Mengubah cara pandang; seksual : Ibadah
...Dan pada kemaluan seseorang di antara kalian pun ada nilai shadaqahnya.
Mereka bertanya: Ya Rasulullah, apakah seseorang di antara kami yang
memenuhi syahwatnya (dengan cara yang benar) akan mendapatkan pahala?
Rasul menjawab, Bagaimana menurut kalian jika hal itu disalurkan kepada
yang haram, bukankah mendapatkan dosa. Begitulah sebaliknya, jika
disalurkan kepada yang halal maka ia akan mendapatkan pahala. (HR.
Muslim)
Ubahlah cara pandang generasi muda kita tentang seksual bahwa ia
adalah bagian dari ibadah. Penyalurannya pada pasangan yang sah adalah
pahala dan penyalurannya pada lawan jenis yang bukan pasangan sah adalah
dosa.
Tanamkan bahwa seksual adalah ibadah dan lihatlah perubahan positif
pada diri mereka...

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 26
4. Untuk tugas mulia mengabadikan para khalifah di muka bumi

Mereka itulah orang yang telah Diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan)
para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami Bawa (dalam kapal)
bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Yaqub) dan dari orang
yang telah Kami Beri petunjuk dan telah Kami Pilih. Apabila dibacakan ayat-
ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud
dan menangis. (Qs. Maryam: 58)
Alangkah agungnya pembahasan tentang seksual yang diarahkan kepada
keberlangsungan manusia yang diamanahi memakmurkan bumi. Mereka harus
terus berketurunan untuk bisa melanjutkan tugas dari Allah menjadi Khalifah di
bumi. Mereka harus menghasilkan keturunan-keturunan mulia semulia
orangtuanya. Seperti ayat di atas.
Ya, aktifitas seksual untuk melahirkan pemimpin bumi yang
memakmurkan!
5. Menjaga kesucian kehormatan adalah Wajib
Dan orang yang memelihara kemaluan-nya. (Qs. Al Muminun: 5)
Menjaga kehormatan adalah merupakan kewajiban. Perbuatan zina
merupakan perbuatan keji yang berdampak sangat buruk di berbagai bidang
kehidupan. Budaya kafir seiring dengan erosi iman yang sudah parah, membuat
anak-anak muda hari ini menganggap bahwa menjaga kehormatan adalah hal
yang masih perlu didiskusikan. Tentu ini musibah besar dan menjadi tugas
untuk menyadarkan iman dan ilmu mereka. Supaya mereka sadar bahwa
kehormatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan mahal serta tidak boleh
dilepas kecuali dengan cara yang sah secara syariat.
Karenanya Maryam dipuji Allah,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 27
Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami Tiup-
kan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (Ciptaan) Kami; dan dia membenar-
kan kalimat-kalimat Tuhan-nya dan kitab -kitab-Nya; dan dia termasuk orang-
orang yang taat. (Qs. At Tahrim: 12)
6. Islam menutup seluruh salurannya kecuali pernikahan
Syahwat manusia terhadap lawan jenisnya bukan dihentikan sama sekali
oleh Islam. Tetapi ditahan untuk sementara waktu dan disalurkan ke aliran yang
sah dan halal. Hanya dengan cara pernikahan lah, syahwat itu bisa disalurkan.
Pembatasan penyaluran syahwat ini untuk kemaslahatan manusia
sendiri. Karena hanya dengan pernikahan yang sah, penyaluran itu membawa
seseorang menuju kebahagiaannya. Sementara yang lainnya akan membawa
penyakit, masalah, kesedihan, kehinaan, permasalahan dan kesengsaraan.
Pernikahan Muda Antara Pembahasan dan Kenyataan
Lagi, dalam ceramahnya Syekh Muhammad Quthub menyampaikan,
Kalau saya ditanya mengapa Islam membatasi dorongan jiwa dalam masalah
seksual. Saya jawab bahwa Islam sengaja melakukan itu semua.
Kemudian beliau menjelaskan kalimatnya itu. Bahwa ibarat air yang
dibendung, syahwat seksual akan mempunyai daya dorong yang kuat bahkan
bisa meledakkan pipa salurannya. Tetapi ini disengaja dalam Islam. Dan inilah
bedanya dengan konsep jahiliyah yang sengaja membocorkan dorongan
tersebut di sepanjang pipa. Dengan alasan bahwa akan ada efek buruk bagi jiwa
jika ia dipaksa dan ditahan.
Mengapa Islam menahannya. Jawabannya, di sinilah salah satu kunci
besar kebahagiaan rumah tangga. Dan inilah kunci yang hilang dari generasi
yang dimakan oleh konsep jahiliyyah.
Islam melarang penyalurannya kecuali setelah menikah, untuk pasangan
sah nya. Syahwat yang tidak bocor di sepanjang jalan, membuatnya terkumpul
hanya untuk pasangannya. Terbayangkan, alangkah dahsyatnya kebahagiaan
rumah tangga yang suci seperti ini. Berbeda dengan mereka yang telah
membocorkannya di berbagai kesempatan, yang tersisa untuk pasangannya
hanya tinggal setetes yang penuh dengan kelesuan. Dan berapa banyak
masalah rumah tangga yang hadir dengan diawali dari masalah tempat tidur.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 28
Subhanallah, Islam menyimpan rahasia kebahagiaan manusia. Gabungan
antara kesucian yang menenangkan dan kekuatan yang membahagiakan.
Jika demikian keadaannya, maka ada dua hal yang harus diperhatikan:
1. Pipa yang menahan syahwat harus mempunyai kekuatan ekstra
Lapisan penguat yang sangat kokoh menghadapi penggempur yang
menyebabkan kebocoran adalah iman. Karakter iman inilah yang akan
membuat mereka mampu menjauh, seperti Yusuf dalam kamar istri
penguasa Mesir, untuk kemudian berkata maadzallah (Aku berlindung
kepada Allah). Dan beliau pun lari....
2. Pernikahan usia muda
Dikarenakan, dipastikan tidak ada kebocoran di sepanjang saluran
syahwatnya maka pernikahan muda otomatis akan menjadi fenomena di
generasi muda kita. Karena mereka hanya diberi satu pintu untuk
menyalurkan dorongan yang telah tertahan sekian tahun itu dengan
pernikahan.
Jadi, kalau kita melihat usia pernikahan muda generasi terbaik Islam
dahulu, bukanlah karena faktor zaman dan kesibukannya yang berbeda. Karena
ini adalah konsekuensi konsep Islam yang selalu membawa kebaikan. Seperti
saat Nabi menikahkan putrinya Fatimah (15,5 tahun) dengan Ali (21,5 tahun).
Anak-anak muda usia yang menggoreskan pelangi indah dalam kanvas rumah
tangga mereka. Dan hasilnya adalah kelahiran dua pemuda pemimpin para
pemuda di Surga; Hasan dan Husain.
Tetapi pembahasan tentang pernikahan muda iniharus dibahas utuh.
Agar tidak menimbulkan ekses negatif, kemudian konsepnya yang disalahkan.
Pernikahan itu harus dikawal dengan ilmu yang cukup, hingga mereka paham
dan bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Juga kedewasaan dan
kematangan sepasang laki dan perempuan yang terkadang harus menginjak
kerikil di lorongnya.
Maka setiap orangtua dan pendidik yang berhasil membendung syahwat
seksual generasi mudanya, harus segera menyiapkan ilmu tentang rumah
tangga. Mengajari dan melatih mereka untuk bertanggung jawab atas tugasnya.
Menyiapkan kemandirian ekonomi bagi laki-laki. Dan kematangan jiwa serta
kedewasaan saat menghadapi masalah dan saat bersama.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 29
Agar, saat anak muda kita duduk dan menyampaikan keinginannya untuk
menikah, terjadilah pernikahan indah Ali dan Fatimah.
Allah Sedang Menyiapkan Kekuatan Taklif
Usia baligh adalah usia taklif (siap menerima beban syariat). Jika
seseorang telah sampai pada usia baligh, maka dia telah bertanggung jawab
sendiri di hadapan Allah atas berbagai perintah dan larangan dalam Islam,
Yang menarik di fase ini (Baligh), shalat dan puasa telah wajib. Konsep Islam
menambahkan selain kewajiban syariat tersebut, juga kewajiban dunia.
Seorang anak laki-laki sejak hari tersebut bertanggungjawab di rumah dan
masyarakatnya. Karena ia telah sampai pada usia sama seperti laki-laki.
Sehingga mereka akan bertindak dengan cara yang sama dan mendapatkan
tugas yang juga sama. Seorang anak perempuan bertanggung jawab di rumah
(tempat utamanya), karena telah mencapai usia wanita dewasa. Ia telah
memasuki dunia wanita dewasa, sehingga ia menjadi salah satu dari mereka
dan mendapatkan tugas yang sama dengan mereka. (Muhammad Quthub:
Manhaj At Tarbiyah Al Islamiyah)
Jadi, usia muda bukan usia hura-hura. Tetapi usia yang telah Allah
siapkan agar mereka menjadi orang dewasa yang siap menanggung taklif dan
selanjutnya menjadi pemimpin di bumi ini.
Masalah di anak muda kita hari ini adalah mereka yang telah baligh tetapi
belum siap menerima taklif. Mereka hanya matang dari sisi seksual. Sehingga
yang ada adalah dorongan kuat untuk menikmati tanpa tanggung jawab.

Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara
harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu
memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah
kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa. (Qs. An
Nisa: 6)
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 30
Perhatikanlah ayat ini. Anak yatim dalam definisi Islam adalah mereka yang
belum baligh. Jika mereka telah sampai di usia pernikahan, maka harta milik
mereka yang ada di tangan walinya harus diserahkan. Tetapi syarat penyerahan
harta, tidak cukup hanya baligh dari sisi umur. Tetapi harus ada sifat (

) :
cerdas dalam mengendalikan harta.
Sementara, kita sering melihat bahkan mereka yang telah menginjak usia
pernikahan, belum kunjung mempunyai kecerdasan dalam membelanjakan
harta untuk hal yang manfaat. Banyak yang hanya berorientasi menikmati
uang, sehingga menghamburkannya untuk hal yang tidak baik dan sia-sia.
Maka usia baligh adalah usia kesiapan dan kecerdasan dalam mengatur
kehidupannya, termasuk masalah hartanya.
Usia baligh adalah usia ilmu dan kepemimpinan. Sebagaimana firman
Allah tentang usia mudanya Nabi Yusuf alaihis salam,

) 22 (
Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami Berikan kepadanya kekuasaan dan
ilmu. Demikianlah Kami Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. (Qs. Yusuf: 22)
Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengumpulkan pendapat para ulama
tentang kata )

( . Kedua kata itu berarti: akal, pemahaman, kenabian,


ilmu agama dan ilmu tentang kepemimpinan.
Kemudian, para ulama tafsir berbeda pendapat pada usia berapa Yusuf
mendapatkan kemuliaan tersebut. Ada yang mengatakan pada usia awal baligh
hingga 40 tahun.
Dari sini sangat jelas bahwa usia baligh adalah usia awal telah
mempunyai pemahaman, pemikiran, ilmu agama dan ilmu dunia yang baik.
Semua kebaikan ini akan terus bertambah besar hingga mencapai prestasi; baik
dalam rumah tangganya ataupun di masyarakatnya.
Maka, jika seorang anak yang ingin dianggap dan diperlakukan seperti
orang dewasa. Jelas tidak ada masalah. Dimana masalahnya? Apalagi jika ia
telah baligh. Perintah sebesar shalat saja, telah wajib baginya dan dosa jika ia
meninggalkannya.
Hanya saja kata dewasa yang dimaksud tetap dalam koridor kebaikan
seperti penjelasan ayat di atas. Mereka harus mulai ditunjuki tugas-tugas mulia
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 31
dan kemampuan diri yang harus dimiliki oleh orang dewasa. Bukan sekadar
dewasa dalam arti kematangan biologis.
Mereka mulai harus mendapatkan kepercayaan dan bimbingan di tahap
awal ini untuk mulai bertanggung jawab penuh sesuai dengan usia balighnya-
atas posisinya di rumah dan masyarakatnya.
Untuk itulah salah besar mereka yang menganggap bahwa usia baligh
(bisa jadi hari ini pada usia 12 tahun) masih kanak-kanak. Sehingga mereka
tidak pernah diperlakukan secara dewasa. Dan akhirnya kemandirian adalah
masalah besar generasi ini.
Tahapan Pendidikan Seksual Dalam Islam
Islam agama yang sangat memperhatikan urutan dan tahapan. Dalam hal
pendidikan seksual umpamanya, Islam tidak tiba-tiba mengajarkan hal ini pada
usia remaja atau menjelang remaja. Tetapi mengajarkannya sudah jauh-jauh
hari.
Pembahasan tentang perbedaan jenis kelamin laki dan perempuan,
umpamanya. Jika hal ini disebut, seringkali yang terbayang kita harus berpikir
sekian kali untuk menjelaskannya. Karena tabu. Karena harus memperlihatkan
aurat.
Padahal kalau hal ini diajarkan sejak kecil menjadi sangat mudah. Dari
sejak usia sangat awal, anak-anak kita sudah bisa diajari tentang perbedaan
jenis kelamin laki dan perempuan.
Di rumah kita ada ayah dan ibu, mungkin kakek dan nenek, mungkin juga
ada kakak-kakak yang berbeda jenis kelaminnya. Maka bisa kita kenalkan di
awal bahwa ayah adalah laki-laki dan ibu adalah perempuan. Kakek laki-laki dan
nenek perempuan. Kakak ahmad adalah laki-laki dan kakak fatimah adalah
perempuan.
Dan subhanallah, anak-anak di usia awal sekalipun (balita) sudah bisa
menilai laki dan perempuan versinya sendiri. Tetapi ketika kita uji, jawabannya
benar. Di antara yang akan ditandai sebagai perbedaan oleh anak kita adalah
pakaian.
Seorang anak perempuan bisa mengatakan: aku perempuan dan kakak
laki-laki.Dikarenakan dia melihat perbedaan yang jelas: karena aku pakai jilbab
dan kakak tidak.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 32
Allah memberikan mereka ilmu untuk membedakan jenis kelamin versi mereka,
tanpa harus membuka aurat.
Untuk itulah Nabi melaknat gaya dan tingkah laki-laki yang seperti
perempuan dan sebaliknya,
Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki
yang kewanita-wanitaan dan wanita yang kelaki-lakian.
Nabi bersabda: Keluarkan mereka dari rumah-rumah kalian.
Maka Nabi mengeluarkan fulan. Dan Umar mengeluarkan fulan (HR. Bukhari)
Syekh Mushtofa al Bugho memberi catatan,
Yang dimaksud (al Mukhannitsin) adalah berlenggak lenggok, melembut-
lembutkan tingkah. (Keluarkan mereka) yaitu jangan biarkan mereka masuk ke
rumah kalian baik kepada anggota keluarga laki ataupun perempuan. Karena
masuknya mereka menyebabkan kerusakan di dalam rumah. (Fulan) disebutkan
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengeluarkan Anjasyah budak
hitam yang menyanyikan hida saat menuntun unta yang dikendarai para
wanita. (Fulan) tidak disebutkan nama orang yang dikeluarkan oleh Umar
radhiallahu anhu.
Allah pun melaknat laki-laki yang berpenampilan mirip wanita dan
sebaliknya,

Allah melaknat para wanita yang mirip dengan laki-laki dan laki-laki yang
mirip dengan wanita. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
Ath Thabary (Jilbab al Mar ah al Muslimah, Al Albani) menjelaskan,
Tidak boleh bagi laki-laki bermirip-mirip dengan wanita pada pakaian,
perhiasan khusus bagi wanita, demikian juga sebaliknya.
Sungguh luar biasa, Islam memperjelas status laki dan perempuan. Islam
tidak pernah mentolerir ketidakjelasan status. Allah dan Rasul Nya melaknat
siapapun yang tidak jelas status jenis kelaminnya. Kata laknat berarti jauh dari
rahmat dan kasih sayang Allah. Kerusakan sudah dipastikan akan merobohkan
rumah tangga yang di dalamnya ada individu yang seperti itu.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 33
Dengan demikian, saat generasi muda kita memasuki usia perlu
penjelasan tentang perbedaan status, sangat mudah menjelaskannya kepada
mereka. Karena hal ini merupukan ketegasan yang sangat dijaga oleh keluarga
muslim.
Dalam hal fikih keseharian kita pun sangat dibedakan antara laki dan
perempuan. Perbedaan yang sangat jauh. Seperti cara berpakaian yang jauh
berbeda antara laki dan perempuan. Batas aurat yang tidak sama. Demikian
juga masalah shalat. Shaf perempuan selalu di belakang laki-laki. Bahkan shaf
laki-laki yang paling baik adalah yang paling depan. Sementara bagi perempuan,
shaf yang paling baik adalah yang paling belakang. Islam juga memberikan
batas yang jelas dalam interaksi antara laki dan perempuan.
Jika hal ini menjadi keseharian yang dipahami oleh generasi muda kita,
maka akan sangat banyak membantu menyelesaikan permasalahan yang
terkadang muncul di usia tersebut.
Salah satu syariat yang pasti melibatkan orangtua sekaligus dialog
tentang hal ini adalah, hadits Nabi,

Ajarilah anak-anak kalian shalat pada usia 7 tahun. Pukullah mereka karena
(meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur
mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Anak-anak kita yang laki dan perempuan selalu bersama bahkan saat
mereka tidur. Tetapi tiba-tiba saat usia salah satu dari mereka 10 tahun dan
berbeda jenis kelamin, mereka harus pisah tempat tidur.
Terbayangkankah oleh kita apa pertanyaan anak kita yang telah lebih
dahulu menginjak usia 10 tahun itu atau bahkan adiknya. Mereka akan
bertanya : mengapa aku tidak boleh tidur sama adik/kakak?
Inilah kebesaran Islam. Hasil dari syariat tersebut, orangtua harus
memberikan jawabannya. Yang harus dijelaskan pada poin pertama adalah: Ini
perintah dari Nabi, Nak. Dan perintah Nabi pasti selalu baik dan berkah.
Barulah kita menjelaskan hikmahnya. Tentu pada batas usia tersebut.
Tentang usia menjelang baligh. Tentang kedewasaan yang membawa berbagai
konsekuensi. Dari mulai kemandirian, kematangan jiwa hingga kemuliaan
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 34
sebagai calon orang besar di bumi ini. Dan juga masalah latihan berhati-hati
dalam interaksi dengan lawan jenis. Dimulai dari mahromnya sendiri. Dengan
sentuhan awal bahwa ada beda cara berinteraksi dengan lawan jenis yang
mahrom dan yang bukan mahrom.
Mereka mulai belajar.
Tahapan yang indah dalam ilmu Islam.
Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Unik
Berbagai pertanyaan unik mulai bermunculan dari bibir mungil anak-anak
kita. Mereka yang sudah mulai bisa bicara dan penasaran dengan semua yang
ada di sekelilingnya ditambah dengan imajinasi kuatnya, membuat mereka
mulai bertanya tentang hal-hal yang unik.
Usia mereka terus berjalan dengan berbagai pengalaman baru dan
pertanyaan pun semakin beragam dan semakin dalam.
Beberapa pertanyaan sangat sederhana. Beberapa yang lain selesai dengan
sedikit usaha dari orangtua untuk membaca. Dan sekali waktu terkesan sulit
untuk dijawab oleh orangtua dan pendidik.
Dengan demikian, semoga tulisan sederhana ini menjadi bekal awal
untuk memberikan jawaban yang dinanti-nanti oleh anak dan pemuda kita.
1. Saat si kecil bertanya, Allah sedang memberi kesempatan untuk dimasuki
tauhid
Syekh Muhammad Quthub menyampaikan hal menarik dalam tema ini.
Pertanyaan si kecil yang mulai penasaran dengan sekelilingnya, sebenarnya
sebuah kesempatan bagi para orang tua dan pendidik untuk memasukkan
tauhid dalam diri mereka.
Si kecil suka bertanya tentang beberapa hal yang sederhana tetapi sulit
menjawabnya. Seperti : mengapa matahari tidak terlihat di malam hari,
mengapa ayam kakinya dua, mengapa pohon kelapa tinggi dan rumput kecil.
Pertanyaan sederhana ini, sering membuat kita sulit menjawabnya. Yang
langsung terbayang oleh kita adalah jawaban ilmiah atau hikmah kehidupan.
Seperti pertanyaan matahari yang tidak ada di malam hari, dengan jawaban
perputaran bumi mengelilingi matahari. Atau hikmah bagi kehidupan dari
pohon kelapa tinggi dan rumput yang pendek dan kecil.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 35
Dua model jawaban ini tidak salah. Apalagi kalau bermanfaat dan benar.
Tetapi, kalau anak-anak masih belum mempunyai wawasan yang cukup tentang
perputaran bumi dan sebagainya, sangat mungkin menambahi pertanyaan baru
tentang ilmu perputaran itu sendiri. Dan suka memunculkan pertanyaan
berikutnya yang jawabannya sama rumitnya. Seperti : Bumi berputar? Kok aku
gak ngerasa?
Begitu juga jawaban tentang hikmah kehidupan di balik penciptaan. Ini
lebih mudah bagi anak dan penjawabnya. Tentu harapannya, hikmah yang
diambil pun benar. Tetapi biasanya, diskusi akan berlanjut dengan pertanyaan-
pertanyaan yang juga terkadang mengernyitkan dahi para orangtua dan
pendidik.
Sekali lagi, model jawaban di atas tidak salah. Bahkan merupakan salah
satu jenis jawaban. Hanya saja, Syekh Muhammad Quthub menambahkan
jawaban tentang nilai dan biasanya titik di benak dan hati anak.
Sekali waktu, jawablah pertanyaan unik itu dengan: Begitulah nak, Allah
menciptakan.
Inilah yang dimaksud dengan memasukkan nilai. Inilah kesempatan yang
Allah berikan dari sejak dini untuk memasukkan tauhid.
Mungkin masih ada yang merasa mengganjal dengan jawaban ini.
Walaupun seharusnya tidak. Karena banyak sekali di sekitar kita yang tidak
diketahui jawabannya bahkan oleh para ilmuwan. Banyak rahasia alam yang
tidak kunjung terjawab. Nah, inilah yang kita ajarkan sejak usia awal. Karena
memang Nabi pun mengajarkan kepada kita untuk sejak awal, mereka
dikenalkan dengan Penciptanya.
Jadi, ada jawaban ilmiah dan hikmah yang sering kita pakai. Dan ada
jawaban yang menanamkan nilai dan tauhid. Sekaligus mengenalkan sejak awal
model jawaban yang pasti diperlukan saat mereka nanti menjadi orang hebat.
2. Dua pintu, keduanya mulia
Jawaban kita terhadap pertanyaan si kecil dan anak muda kita ibarat
sebuah rumah yang mempunyai dua pintu; pintu depan dan pintu belakang.
Pintu depan, artinya sebelum kita memasuki rumah jawaban itu, mari
kita pikirkan apakah benar akan kita masuki rumah itu.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 36
Pintu depan yang dimaksud adalah jawaban kita: Maaf Nak, ayah/
bunda/ustadz/ustadzah tidak tahu. Insya Allah dicari dulu, nanti diberitahu
kalau sudah ada jawabannya.
Dengan jawaban ini, maka kita tidak jadi membuka rumah jawaban.
Tetapi menjanjikan suatu saat rumah itu akan kita buka.
Jangan ragu untuk mengatakan hal itu. Karena bukanlah aib,
sama sekali bukan. Peristiwa ini justru menambah pelajaran baru
bagi anak-anak kita bahwa tidak berani menjawab kecuali dengan
ilmu dan mempunyai jiwa besar serta pemberani untuk berkata:
Saya tidak tahu.
Para sahabat dan ulama dahulu sangat biasa berkata: Saya
tidak tahu. Dan hal itu tidak menjatuhkan wibawanya sama sekali.
Justru mengangkat derajatnya di mata murid-muridnya. Seperti
Imam Malik yang menjawab 34 pertanyaan dengan jawaban : Saya
tidak tahu.
Tapi, ingat ada janji jawaban yang harus dipenuhi.
Adapun pintu kedua adalah pintu belakang. Rumah itu telah kita masuki,
jawaban telah kita sampaikan. Setelah itu, baru kita paham bahwa ternyata
jawaban kita salah. Maka keluarlah dari pintu belakang.
Pintu belakang yang dimaksud adalah: Maaf nak, ayah/bunda/ustadz/
ustadzah salah dalam memberikan jawaban tentang hal ini...yang benar
adalah begini...jadi yang kemarin itu sudah dihapus ya...
Inipun pintu kemuliaan. Meminta maaf bukan hal sederhana. Terkadang
lebih berat dari berkata : Saya tidak tahu.
Para ulama dahulu pun biasa meminta maaf atas kesalahannya bahkan
menghapus seluruh seluruh pendapat masa lalunya.Seperti yang dilakukan oleh
Abul Hasan al Asyari yang berbicara di mimbar Baghdad mengumumkan
taubatnya dari semua pendapat mutazilahnya di masa lalu.
3. Hati-hati dengan jawaban: nanti nak, kamu akan tahu kalau sudah besar...
Berhati-hatilah dengan jawaban model seperti ini. Karena akan ada
dampak negatifnya. Di antaranya, penasaran mereka semakin membesar yang
menyebabkan mereka mencari jawaban dari tempat lain yang belum tentu baik
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 37
dan benar. Dikotomi besar dan kecil sering tidak nyaman didengar oleh anak-
anak kita yang mulai tumbuh besar, karena mereka ingin dianggap sebagai
orang dewasa.
Tetapi tirulah nasehat Imam Abul Walid Al Baji untuk kedua anaknya
tentang membaca ilmu filsafat yang harus ditunda,
Aku ingatkan kalian berdua dari membacanya (filsafat) sebelum kalian
membaca penjelasan para ulama yang akan menguatkan pemahaman tentang
kerusakannya, lemahnya lontaran-lontaran dan sedikitnya kebenaran.
Ditakutkan ia lebih dahulu masuk ke hati kalian tanpa ada kekuatan untuk
membantahnya....
Jika aku tahu kalian berdua telah mencapai derajat ilmu dan mampu
membedakan, juga kekuatan menganalisa, aku akan memerintahkan kalian
berdua untuk membacanya. Agar kalian berdua bisa melihat sendiri
kelemahannya dan kelemahan para pengikutnya serta rapuhnya mereka yang
tertipu olehnya.
Penundaan itu disertai penjelasan tentang ilmu lain yang harus dibaca
terlebih dahulu. Dan penjelasan awal tentang rusak ilmu tersebut. Serta
kekhawatiran orangtua akan rusaknya hati dan pemahaman dikarenakan salah
dalam urutan.
Jangan hanya menunda jawaban d engan tanpa kejelasan maksud yang
bisa diterima. Jadi, jangan sekadar berkata : Nanti kalau kamu sudah besar juga
tahu sendiri.
4. Menjelaskan dengan ilmu bukan kira-kira
Hampir dipastikan saat bicara tentang kenikmatan surga, anak-anak akan
bertanya: Ada es krim gak? Ada mobil-mobilan remot gak?
Kalau jawabannya : Tidak ada, tidak ada dalilnya, itu kenikmatan sia-sia.
Maka seketika itu juga, anak-anak akan menjawab : Kalau begitu aku gak
mau masuk surga.
Nah, ini masalah baru yang lebih besar.
Ada juga yang menjawab : Oh...ada.
Setiap ditanya, selalu jawabannya : Oh....ada.
Dengan harapan bahwa mereka bersemangat untuk mengejar surga.
Tapi mana di antara dua jawaban di atas yang benar?
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 38
Tidak dua-duanya. Jawaban pertama salah dari sisi efek sebuah jawaban.
Rasulullah sendiri adalah orang yang tidak sekadar menjawab pertanyaan
tetapi sangat memperhatikan siapa yang bertanya sekaligus keadaan di balik
pertanyaan. Sehingga terkadang jawaban beliau lebih dari teks pertanyaannya.
Adapun jawaban kedua salah dari sisi menjawab tanpa ilmu pasti. Hanya
menggunakan logika dan qiyas yang tidak selamanya benar digunakan untuk
menjawab sebuah ilmu.
Terus, bagaimana cara menjawabnya?
Berikut kaidahnya :
1. Jika sebuah ilmu ada jawaban pastinya dengan dalil yang khusus
maka harus dijawab dengan jawaban tersebut.
Seperti saat kita ditanya : Apa nanti di surga ada pasar?
Jawabannya pasti, karena ada hadits yang shahih diriwayatkan oleh
Imam Muslim:
Sesungguhnya di Surga ada pasar, mereka mendatanginya pada
setiap Jumat.
1. Jika tidak ada dalil khususnya, kita gunakan dalil umum.
Contohnya pertanyaan di atas. Tidak pernah ada dalil syari tentang
es krim dan mobil-mobilan remot. Tetapi kita harus menjaga jiwa si
penanya (anak-anak). Di samping itu juga harus benar secara syariat.
Maka ambillah ayat atau hadits umum tentang kenikmatan Surga.
Contohnya ayat: Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka
kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya. (Qs. Qaf: 35). Dan
setelah itu, biarkan mereka menafsirkan dalam benaknya masing-
masing. Yang jelas, dari lisan kita keluar dalil yang benar.
3. Ada kalanya kita harus katakan: Wallahu Alam tidak ada
penjelasannya
Contohnya ketika para ulama membahas tentang bahasa apa yang
akan dipakai di surga nanti. Ada riwayat yang mengatakan bahwa
Bahasa Arab adalah bahasanya ahli surga. Tetapi riwayat ini
dinyatakan oleh para ulama (Ibnul Jauzi, Ibnu Hibban, Adz Dzahabi,
Ats Tsalabi, Ibnu Taimiyyah, Al Albani) sebagai hadits palsu. Dengan
demikian tidak ada satupun informasi yang valid tentang bahasa ahli
surga. Juga tidak ada dalil umum yang masuk dalam hal ini.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 39
Sehingga kita pun mengatakan seperti para ulama biasa menyebutnya
sebagai tawaqquf (diam tidak berpendapat). Wallahu Alam, tidak ada
penjelasannya.
Kesemua ini bisa kita dapatkan dengan dua cara. Cara terus
memperdalami ajaran Islam. Dan cara bertanya kepada ahli ilmu.
5. Menjelaskan tetapi tidak vulgar
Untuk ilmu yang berhubungan dengan hal yang jika dibahasakan secara
vulgar tidak nyaman didengar atau bahkan menimbulkan ekses negatif, maka
tetap harus dijelaskan tetapi tidak boleh vulgar.
Biasanya hal ini berhubungan dengan hubungan suami istri, aurat, hal
yang kotor (seperti urusan kamar mandi) dan sebagainya.
Contoh kalimat ayat,

Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja
dengan cara yang kamu sukai. (Qs. Al Baqarah: 223)
Lihatlah Al Quran mengungkapkan tentang sesuatu yang berhubungan
dengan urusan tempat tidur bagi suami istri, dengan bahasa yang sangat halus
tetapi tetap mudah dipahami.
Tak hanya lembut bahasanya dan mudah dipahami. Tetapi juga dengan
ilustrasi yang mudah diambil pelajarannya.
Dalam Al Quran bahasa yang seperti ini bukanlah satu. Contoh yang lain,


Dia-lah yang Menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya
Dia Menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan. (Qs.
Al Araf: 189)
Kata ( ) berarti menutupinya dan menyelimutinya, dan yang
dimaksud adalah mencampurinya dalam hubungan suami istri.
Dalam hadits Nabi pun demikian. Kita ambil satu contoh saja,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 40

Dari Aisyah berkata: Seorang wanita bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi
wasallam : Bagaimana caranya seorang wanita mandi dari haidhnya?
Nabi pun menjawabnya. (Aisyah menyebutkan bahwa Nabi mengajarkannya
bagaimana cara mandi). (Dan Nabi berkata): Kemudian mengambil Firshoh
(sepotong kain/wol/kapas) yang diberi wewangian, kemudian dia bersuci
dengannya.
Wanita itu bertanya lagi: Bagaimana aku bersuci dengannya (firshoh)?
Beliau menjawab : Bersucilah dengannya, subhanallah..
Kemudian Nabi menututupi dirinya (Sufyan bin Uyainah mengisyaratkan
dengan tangannya yang menutupi wajahnya)
Aisyah bercerita: Akupun menariknya kepada saya dan aku mengetahui maksud
Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan aku pun berkata: Ikutilah dengannya
jejak darah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam kesempatan lain, Aisyah memuji para wanita Anshar (asli
Madinah) yang tidak malu bertanya ilmu yang berhubungan dengan
kewanitaan kepada Nabi,

Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu untuk
mendalami agama mereka.
Dari dalil-dalil di atas, bisa kita simpulkan beberapa poin berikut:
1. Ilmu yang bermanfaat tetap harus dijelaskan atau ditanyakan. Bahkan yang
berhubungan dengan hal yang kurang nyaman didengar sekalipun.
2. Untuk menjelaskan hal yang kurang nyaman didengar, gunakan bahasa
yang tidak vulgar, lembut tetapi tetap bisa dipahami.
3. Gunakan juga ilustrasi dan kiasan untuk menjelaskan lebih mudah.
4. Kesalahan fatal jika atas nama ilmu, tapi penjelasan itu vulgar dan justru
mengotori otak dan membangkitkan syahwat.
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 41
Ya Allah bimbing kami...
Wallahu Alam
kuliahonline.parentingnabawiyah.com 42

Anda mungkin juga menyukai