Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN PENDIDIKAN KLINIK

STASE MATA
RSUD DR SOETRASNO REMBANG
NAMA : Aditya Nugraha
NIM : 09711042
1. Apakah yang dimaksud dengan trakoma? Bagaimana trakoma bisa
mengakibatkan kebutaan?
Konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis yang dapat
berkembang membentuk parut di konjungtiva. Penyakit ini mengenai segala umur tapi
lebih sering ditemukan pada dewasa dan anak anak. Cara penularan penyakit ini adalah
melalui kontak langsung dengan sekret penderita. Tanda dan gejala biasanya menyerupai
konjungtivitis bakterial. Gejala yang dapat ditemukan antara lain mata berair, fotofobia,
nyeri, eksudasi, edema palpebra, kemosis konjungtiva bulbaris, hiperemia, hipertrofi
papilar, folikel tarsal dan limbal, pembentukan pannus dan sebuah nodus preaurikular
kecil yang nyeri tekan.
Untuk pengendalian, WHO telah mengembangkan cara sederhana untuk menggambarkan
penyakit tersebut.
TF : lima atau lebuh folikel pada konjungtiva tarsal superior
TI : infiltrasi difus dan hipertrofi papilar konjungtiva tarsal superior yang menutupi 50%
pembuluh profunda normal
TS : parut konjungtiva trakomatosa
TT : Trikiasis atau entropion
CO : Kekeruhan kornea
Adanya TF dan TI ,erupakam tanda trakoma infeksiosa aktif dan harus diobati. TS adalah
bukti kerusakan akibat penyakit ini. TT berpotensi membutakan dan indikasi untuk
tindakan operasi koreksi palpebra. CO adalah lesi trakoma terakhir yang
membutakan.

2. Apakah yang dimaksud dengan konjungtivitis Gonorea? Bagaimana
konjungtivitis gonorea bisa mengakibatkan kebutaan?
Konjungtivitis Gonorea adalah peradangan akut konjungtiva yang disertai sekret purulen
disebabkan oleh bakteri gonokok yang sangat patogen dan virulen yang bersifat invasif
sehingga reaksi peradangan karena kuman ini sangat berat. Pada neonatus ingeksi
konjungtiva terjadi saat berada pada jalan lahir, sedangkan pada bayi penyakit ini
ditularkan oleh ibu saat menderita penyakit tersebut. Pada orang dewasa penyakit ini
didapat dari penularan alat genital.
Penyakit ini memiliki 3 stadium penyakit, infiltratif, supuratif, dan penyembuhan. Pada
stadium infiltratif ditemukan kelopak dan konjungtiva disertai rasa sakit pada perabaan.
Kelopak mata membengkak dan sukar untuk dibuka. Pada konjungtiva tarsal terdapar
pseudomembran, sedangkan pada konjungtiva bulbi terdapat kemerahan, kemotik. Pada
umumnya menyerang satu mata terlebih dahulu dan kemudian menyebar ke mata
sebelahnya.
Pada stadium supuratif terdapat sekret yang kental. Pada bayi biasanya mengenai kedua
mata dengan sekret kuning kental. Pada orang dewasa sekret tidak terlalu kental.
Penyulit yang dapat terjadi adalah tukak kornea marginal terutama bagian atas. Tukak ini
mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok ini. Pada anak anak sering
terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering terjadi perforasi kornea. Pada orang
dewasa tukak sering terletak marginal dan sering terbentuk cincin. Perforasi kornea dapat
mengakibatkan endoftalmitis dan panoftalmitis sehingga terjadi kebutaan total.
3. Bagaimana katarak hipermatur menjadi glaukoma sekunder?
Katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa anterior, dan
memungkinkan protein protein lensa yang mencair masuk kedalam bilik mata depan.
Terjadi reaksi peradangan di bilik mata depan, anyaman trabekular menjadi edema dan
tersumbat oleh protein protein lensa dan menimbulkan peningkatan tekanan intra okular
akut.
4. Komplikasi operasi katarak intraoperatif dan post operatif.
Komplikasi intraoperatif operasi katarak adalah terjadinya edema kornea, pendangkalan
COA, ruptur kapsul posterior, dan terjadinya perdarahan.
Komplikasi Post operatif operasi katarak dapat dibagi menjadi komplikasi dini (1 minggu
setelah operasi) dan komplikasi lanjut (1 bulan setelah operasi)
Komplikasi dini diantaranya adalah COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak
seimbangnya antara cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil
dan siliar, edema stroma dan epitel, ruptur kapsul posterior yang mengakibatkan prolaps
vitreus dan prolaps iris disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat,
astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis, pendarahan yang biasa terjadi
bila iris robek saat melakukan insisi. Komplikasi lanjut diantaranya adalah ablasio retina
dan endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang
terperangkap dalam kantong kapsuler.

Anda mungkin juga menyukai