Anda di halaman 1dari 141

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN

PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN


MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI
SKRIPSI
OLEH
MOCH. BUCHORI HASYIM
100513402080
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JULI 2014
STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN
PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI
SKRIPSI
OLEH
MOCH. BUCHORI HASYIM
100513402080
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JULI 2014
STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN
PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI
SKRIPSI
OLEH
MOCH. BUCHORI HASYIM
100513402080
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JULI 2014
STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN
PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Oleh
Moch. Buchori Hasyim
NIM 100513402080
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JULI 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Moch. Buchori Hasyim ini
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Malang, 24 Juni 2014
Pembimbing I
Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd
NIP 19641122 198812 1 001
Malang, 24 Juni 2014
Pembimbing II
Drs. Partono, M.Pd
NIP 19610529 198601 1 001
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Skripsi oleh Moch. Buchori Hasyim ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 1 Juli 2014
Dewan Penguji
Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd., Ketua
NIP 19641122 198812 1 001
Drs. Partono, M.Pd., Anggota
NIP 19610529 198601 1 001
Dr. Tuwoso, M.P., Anggota
NIP 19600305 198812 1 001
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. Mardji, M.Kes. Dr. Waras, M.Pd.
NIP 19590203 198403 1 001 NIP 19601121 198601 1 001
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Moch. Buchori Hasyim
NIM : 100513402080
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas/Program : Teknik/S
1
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, Juli 2014
Yang membuat pernyataan
Moch. Buchori Hasyim
NIM 100513402080
ii
ABSTRAK
Hasyim, Moch. Buchori. 2014. Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis Dan
Pemindah Tenaga Antara Yang Diajar Dengan Menggunakan Team
Games Tournamen Dan Ceramah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kediri.
Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr.
Syarif Suhartadi, M.Pd, (II) Drs. Partono, M.Pd.
Kata Kunci: Team Games Tournament, Hasil Belajar, Chasis dan Pemindah
Tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran di SMK Negeri
1 Kediri diketahui terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran,
bahwa dalam proses pembelajaran guru cenderung lebih aktif dan siswa pasif.
Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut seorang guru diharapkan
mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk
turut aktif dalam proses pembelajaran. salah satu metode pembelajaran yang bisa
dijadikan alternatif adalah Team Games Tournament.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan metode Team Games Tournament, (2) mengetahui hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan metode Ceramah dan (3) mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Team Games
Tournament dan metode Ceramah. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu dengan desain pretest and posttest group dengan dua kelompok
subyek penelitian yang memiliki kemampuan sama (homogen), diajar oleh guru
dan metode yang sama. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Kediri.
Sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI TKR 1 yang mendapat
perlakuan metode pembelajaran Ceramah dan XI TKR 2 yang mendapat
perlakuan metode pembelajaran Team Games Tournament. Penilaian kemampuan
akhir siswa menggunakan tes yang berbentuk pilihan ganda yang telah divalidasi
dan diuji reliabilitasnya. Analisa data yang digunakan adalah Independent sampel
t-test. Sebelum dilakukan uji beda dengan uji t terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian
hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 80,00. Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 73,83.
Hasil uji t menunjukkan bahwa (Sig) < 0,05 (0,001 < 0,05). Hasil tersebut
menunjukkan p < 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian menunjukkan
bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar
melalui metode pembelajaran Team Games Tournament dan melalui metode
pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga kelas
XI SMKN 1 Kediri.
Dari deskripsi umum hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournamen dan siswa yang
diajar menggunakan metode Pembelajaran Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1
Kediri.
iii
ABSTRACT
Hasyim, Moch. Buchori. 2014. Study On Differencess of Chassis and Power
Train Result Between Team Games Tournament and Lecture Methods For
Class XI Students at SMK Negeri 1 Kediri. Thesis, Mechanical
Engineering Department, Faculty of Engineering, State University of
Malang. Supervisors: (I) Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, (II) Drs. Partono,
M.Pd.
Key words : Team Games Tournament, The result of study, Chassis and Power
Train.
Based on the result of interview with the lesson subject teacher in SMK
Negeri 1 Kediri know there were come problems in the learning procces, the
teacher was active and the student were passive there. In effort to solve that
problems a teacher has to can apply kind of learning methood is Games
Tournament Team.
The purposes of this research were: 1) To understand the result of study of
students that teached by Games Tournament Team. 2) To know the result of study
of students that teached by lecture. 3) To know differencess between the result of
study of students that teached by Games Tournament Team and lecture. This
research was experimance research with pretest and pointest group design were
two groups of research subject with the same ability (homogen), teached by the
same teacher and method. The research location was in the SMK Negeri 1 Kediri.
There were two research sample from two classis, XI TKR 1 class that treat by
lecture methood and XI TKR 2 class that treat by Games Tournament Team. To
score the final abilities of the students by multiplied choices test that which has
been validated and tested reliability. The data analysis that used was Independent
sample t-test. Before examined the different test with t-test first tested the
prerequisite analysis that included tests of normality and homogeneity tests.The
hypotesis test obtained on significance level 5%.
The result of the study showed that the score average for the experimance
class was 80,00. Score average for pointest class control was 73,83. The result of
t-test showed that (sig) < 0,05 (0,001 < 0,05). That result showed p < 0,005 means
that Ho was rejected. It showed that there was significant difference between
students who teached by Team Games Tournament and Lecture methods for
Chasis and Power Train subject at XI grade students of SMK Negeri 1 Kediri.
This research concluded that there was difference result of the study
between students who teached by Team Games Tournament and Lecture methods
and students who teached by lecture methood at IX grade students of SMKN 1
Kediri.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara
Yang Diajar Dengan Menggunakan Team Games Tournament dan Ceramah
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kediri.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terselesaikan atas
bantuan berbagai pihak. Karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Waras, M. Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
2. Prof. Dr. Mardji, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Malang.
3. Drs. Paryono, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi S1 PTO Universitas
Negeri Malang.
4. Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd selaku pembimbing I, yang telah meluangkan
waktu memberikan pemikiran dan pengarahan dengan sabar dan teliti selama
penyusunan, mulai awal hingga akhir.
5. Drs. Partono, M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu,tenaga, dan pikiran untuk membimbing penyusunan skripsi ini dengan
sabar dan teliti, mulai awal hingga akhir.
6. Dr. Tuwoso, M.P selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan,
saran, dan kritik demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Teknik Mesin Universitas Malang, yang telah
memberikan bekal ilmu.
v
8. Drs. Wina Dwi Kuncoro P, selaku guru kelas XI SMKN 1 Kediri, yang telah
memberikan kesempatan dan bantuan dalam pengumpulan data sekaligus
menjadi mitra peneliti dalam melaksanakan penelitian.
9. Bapak Afandi dan Ibunda Nurmarhaeni serta keluargaku tercinta yang dengan
tulus memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta memberikan
motivasi dari awal mengikuti kuliah sampai dengan penyusunan tugas akhir
skripsi ini.
10. Puja Gesang Christina S.Pd yang selalu senantiasa memberikan semangat,
saran, masukan, doa dan bersedia menjadi sandaran keluh kesahku.
11. Anindya Novi Chrishanti yang selalu memberikan bantuan, saran, masukan
dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan skripsi B2, KKN Tegalweru, PPL SMK
Muhammadiyah 1 Malang.
13. Rekan-rekan seperjuangan kontrakan Poharin E 51 Joko, Nanang, Lutfi, Aji,
Ian, Dinel, Iswanto dan Dimas yang selalu memberikan bantuan, saran,
masukan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis, senantiasa
mendapatkan yang terbaik dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan karya penulis di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.
Malang, Juli 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ i
ABSTRAK......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 6
E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 7
F. Definisi Operasional ............................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 8
B. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament.............. 11
1. Konsep Metode Pembelajaran Team Games Tournament 11
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Team
Games Tournament........................................................... 13
C. Metode Pembelajaran Ceramah.............................................. 14
1. Proses Pembelajaran Ceramah.......................................... 15
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran
Ceramah............................................................................ 17
D. Hasil Belajar ........................................................................... 19
E. Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga ........................ 32
F. Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga ........................... 35
G. Penerapan Metode Team Games Tournament Pada Mata
Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga ................................. 35
H. Kerangka Berfikir ................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.............................................................. 42
B. Subjek Penelitian .................................................................... 43
C. Instrumen Penelitian ............................................................... 44
D. Pengumpulan Data.................................................................. 49
E. Analisis Data........................................................................... 50
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Statistik Hasil Belajar ............................................. 52
1. Deskriptif Statistik Kondisi Awal (Pretest) Kelompok Team
Games Tournament dan Kelompok Ceramah.................... 52
2. Deskriptif Statistik Kondisi Akhir (Posttest) Kelompok Team
Games Tournament dan Kelompok Ceramah.................... 54
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis................................... 55
1. Uji Normalitas ................................................................. 56
2. Uji Homogenitas.............................................................. 56
3. Uji Hipotesis .................................................................... 57
BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran
Team Games Tournament....................................................... 60
B. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran
Ceramah.................................................................................. 62
C. Perbedaan Tes Hasil Belajar Diajar Menggunakan Metode
Pembelajaran Team Games Tournament dan Ceramah.......... 64
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 67
B. Saran ....................................................................................... 68
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 71
RIWAYAT HIDUP........................................................................................... 126
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah dalam Metode Pembelajaran Ceramah ........................... 16
2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Team Games Tournament dengan
Kelompok Belajar Ceramah......................................................................... 18
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................... 43
3.2 Uji Homogenitas Sampel .............................................................................. 44
3.3 Uji Validitas Instrumen Pertemuan Pertama................................................. 46
3.4 Uji Validitas Instrumen Pertemuan Kedua ................................................... 47
3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Pertama............................................. 48
3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Kedua................................................ 48
4.1 Nilai Pretest .................................................................................................. 53
4.2 Nilai Posttest ................................................................................................. 54
4.3 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data............................................................... 56
4.4 Hasil Uji Homogenitas Sebaran Data ........................................................... 57
4.5 Hasil Uji t ...................................................................................................... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Perbandingan Nilai Pretest ......................................................................... 41
4.1 Perbandingan Nilai Pretest ......................................................................... 53
4.2 Perbandingan Nilai Posttest ........................................................................ 54
4.3 Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar............................................... 59
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat Tugas Pembimbing............................................................................. 71
2 Kartu Konsultasi Skripsi .............................................................................. 72
3 Surat Tugas dan Berita Acara Seminar Hasil Skripsi .................................. 74
4 Surat Tugas Ujian Skripsi ............................................................................ 77
5 Surat Permohonan Izin Penelitian................................................................ 78
6 Surat Rekomendasi Penelitian ..................................................................... 79
7 Surat Izin Penelitian..................................................................................... 80
8 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ......................................... 81
9 Hasil Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran.......................................... 84
10 Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Team Games Tournament .... 85
11 Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Ceramah................................ 89
12 Daftar Nilai UTS.......................................................................................... 93
13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.............................. 95
14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol..................................... 102
15 Data Skor Validasi Instrumen...................................................................... 109
16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi ................................................................................ 110
17 Soal Evaluasi................................................................................................ 111
18 Lembar Jawaban Evaluasi............................................................................ 119
19 Daftar Nilai .................................................................................................. 121
20 Tabel Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-Rata Hasil Belajar
(Pretest)........................................................................................................ 123
21 Identitas Proposal Skripsi ............................................................................ 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang ini, persaingan di dalam dunia kerja semakin ketat. Hal
tersebut disebabkan karena tingkat tingginya angka tenaga kerja serta terbatasnya
lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu, untuk menyikapi hal tersebut, maka mutlak
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk bersaing. Salah satu wa-
hana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah
pendidikan.
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Bagi peranannya dimasa yang
akan datang salah satu lembaga yang berfungsi menyiapkan peserta didik untuk
masuk dunia kerja adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).
Salah satu upaya untuk membangun SDM, yaitu dengan
menyelenggarakan pendidikan kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
2
keterampilan untuk hidup mandiri dan siap bekerja sesuai dengan bidangnya serta
menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai
dengan kejuruannya (Permen Diknas No. 23 Tahun 2006).
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang bersifat kompleks
sehingga menghasilkan suatu perubahan sikap dan menambah pengetahuan.
Menurut sobur (2009:221) belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dan
perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang baik maupun tingkah laku
yang buruk. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan media,
namun tingkat penyerapan hasil belajar bervariasi tergantung dari cara
penyampaian guru dan tingkat kemampuan seorang siswa dalam menyerap ilmu
yang telah disampaikan oleh guru serta dari pengalaman nyata yang mereka
peroleh. Dilihat dari segi prosesnya, setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan,
dilakukan penyusunan program pembelajaran yang meliputi penentuan tujuan,
materi, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi. Tahap pelaksanaan
merupakan tahap pengimplementasian rencana pembelajaran yang meliputi
beberapa aspek yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan, di dalamnya juga
termasuk metode penyampaian materi pembelajaran yang digunakan oleh seorang
guru.
Guna mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang diharapkan, salah
satu upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah dengan cara memperhatikan
pola belajar siswa, menguasai materi pembelajaran, memilih metode, dan model
pembelajaran yang efektif, efisien. Model pembelajaran merupakan bagian
3
penting dalam upaya memaksimalkan pencapaian hasil belajar. Dengan adanya
model pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran dapat memperoleh hasil
yang maksimal dan mencapai tujuan pembelajaran serta hasil belajar yang
optimal.
Salah satu teori pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi
proses pembelajaran adalah teori pembelajaran konstruktivistik. Konstruktivistik
adalah landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas
melalui proses berpikirnya. Dalam teori konstruktivisme bahwa dalam proses
pembelajaran, si pembelajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Untuk itu
pembelajaran harus lebih diarahkan pada pengalaman konkrit yang kemudian
dijadikan sebagai ide untuk mengembangkan konsep baru. Maka dalam proses
pembelajaran tidak terfokus pada pendidik namun pada peserta didik. Menurut
prinsip konstruktivisme, seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator
dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik
(Depari 2011:165)
Pada umumnya proses pembelajaran di lembaga pendidikan (khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan) selama ini banyak mengarahkan pada pola
pembelajaran konvensional dimana guru yang menguasai kelas dan memberikan
ceramah. Guru akan menjadi aktif dan siswa pasif. Hal ini sejalan dengan hasil
observasi yang dilakukan di SMKN 1 Kediri, dimana sebagian besar guru masih
menerapkan metode pembelajaran ceramah konvensional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga didapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses
4
belajar mengajar. Diantaranya adalah dalam kegiatan belajar sebagian siswa
masih sering berbicara sendiri dengan teman sebangkunya saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Setiap guru bertanya dijawab dengan serempak, hal ini
menunjukkan kurangnya rasa percaya diri pada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya. Apabila dilakukan kegiatan diskusi hanya sebagian kecil saja yang
dapat aktif berdiskusi, siswa lainnya hanya ikut-ikutan saja sebagaai pelengkap
dan masih banyak siswa yang mengerjakan kegiatan sendiri di luar forum seperti
bercanda.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran tersebut. KKM yang ditetapkan adalah 7.50 namun masih banyak siswa
yang belum mencapai nilai tersebut. Presentase siswa yang belum mencapai nilai
yang telah ditetapkan sebagai KKM adalah sebesar 40% sedangkan yang telah
mencapai KKM atau diatasnya sebesar 60%. Hal ini dirasa kurang memuaskan
oleh guru mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sehingga pembelajaran lebih
variatif. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama yang dibangun oleh
siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Depari (2011:162) mengungkapkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament siswa
dibagi atas beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa. Pembagian
kelompok ini dimaksudkan agar setiap siswa dapat berkolaborasi dengan teman,
lingkungan, guru dan semua pihak yang terkait dalam proses pembelajaran dalam
menyelesaikan semua permasalahan yang diperoleh dari guru secara bersama-
5
sama sehingga diharapkan setiap siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran
dan merangsang siswa untuk belajar.
Agar pelaksanaan pembelajaran mencapai tujuan yang maksimal, maka
perlu dilaksanakan metode-metode pembelajaran yang efektif, efisien dan lebih
bersifat konstruktivistik guna mencapai tujuan tersebut. Salah satu metode
pembelajaran konstruktivistik adalah Team Games Tournament. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk
dilakukan penelitian dengan judul Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar
Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team
Games Tournament dan Ceramah Siswa Kelas XI SMKN 1 Kediri
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah
Tenaga kelas yang diajar menggunakan Team Games Tournament pada siswa
kelas XI SMKN 1 Kediri?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah
Tenaga kelas yang diajar menggunakan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN
1 Kediri?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis
dan Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games
Tournament dan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga kelas yang diajar dengan Team Games Tournament siswa
kelas XI SMKN 1 Kediri.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga kelas yang diajar dengan Ceramah siswa kelas XI SMKN 1
Kediri.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games
Tournament dan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi berbagai pihak,
antara lain adalah :
1. Guru, dapat digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya penerapan pembelajaran kooperatif model Team Games
Tournament untuk memaksimalkan hasil belajar mata pelajaran produktif.
2. Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
strategi pembelajaran mata diklat yang lain.
3. Siswa, dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar yang dicapai.
4. Mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan belajar dan bahan rujukan saat
menempuh mata kuliah belajar dan pembelajaran.
7
5. Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
penelitian mengenai model pembelajaran Team Games Tournament
6. Universitas Negeri Malang, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk
mengembangkan keilmuan dan pendidikan, khususnya untuk jurusan Teknik
Mesin.
7. Peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan terutama
ilmu-ilmu mengenai kependidikan sehingga penelitian selanjutnya diharapkan
dapat memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ada perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games
Tournament dan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri
F. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan
batasan-batasan istilah yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.
Berikut definisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini.
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa
yang diukur dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament dan
pembelajaran dengan metode Ceramah. Nilai diperoleh dari hasil post test.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu
pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Jauhar (2011:52)
berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota
kelompok atau sebagai suatu motif bekerja sama, dimana setiap individu
dihadapkan pada proporsi dan opsi yang mesti diikuti, memilih sikap bekerja
sama, berkompetisi atau individual (Slavin, 1983). Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dengan cara berkelompok
dimana setiap individu dituntut untuk bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Menurut Slavin (dalam Isjoni (2010:22-23),
pembelajaran kooperatif memiliki tiga karakteristik.
1. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas
kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan
9
individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal
yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
2. Pertanggung jawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua
anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas
anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya
pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk
menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman
sekelompoknya.
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan.
Keunggulan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dilihat dari aspek siswa adalah memberi peluang kepada siswa agar
mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman yang diperoleh
siswa. Belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan
kelompok
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional
yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu lebih
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan menurut Ibrahim dalam
Jauhar (2011:55) yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah
menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
10
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, dan kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang
bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling
bergantung pada tugas-tugas akademik dengan melalui struktur penghargaan
kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting pembelajaran kooperatif adalah mengarahkan siswa ke
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki
siswa sebab saat ini banyak anak muda yang masih kurang terampil dalam
berinteraksi terhadap lingkungan sosialnya.
Agar tujuan yang tercapai maksimal maka usaha yang harus dilakukan
adalah dengan mengefektifkan pembelajaran. Saling ketergantungan yang positif
(positive interpendence) dapat terjadi dengan adanya kerjasama siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan bersama. Tanggung jawab individu (individual
accountability) berkembang karena tiap siswa dituntut untuk saling
menyumbangkan pikiran dalam kelompoknya. Slavin dalam Jauhar (2011:53)
mengemukakan pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya,
seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
11
tugas-tugas yang telah direncanakan untuk pembelajaran. Selama kerja kelompok,
tugas anggota kelompok ialah mencapai ketuntasan.
Keterampilan interpersonal (interpersonal skills) berkembang melalui
komunikasi antar siswa dalam kelompok, karena itu kepercayaan (trust) antar
anggota juga turut berkembang disamping kepemimpinan (leadership) dan
pembuatan keputusan (decision making). Anggota kelompok harus memecahkan
permasalahan bersama karena nilai kelompok menjadi ukuran dalam
pembelajaran kooperatif.
B. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament
1. Konsep Metode Pembelajaran Team Games Tournament
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Team Games tournament.
Pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan karena melibatkan
seluruh peserta didik tanpa memperhatikan perbedaan status, melibatkan peserta
didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktifitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT ini
memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Jauhar (2011:63) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen utama dalam
TGT yaitu: 1) penyajian kelas, 2) kelompok, 3) game, 4) turnamen, 5)
penghargaan kelompok.
12
a. Penyajian kelas.
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas, biasanya dilakukan dengan pembelajaran langsung atau dengan ceramah,
diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-
benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena
akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat
game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok.
Dalam kelompok ini bisanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya
dipilih secara heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau
etnik. Fungsi dari kelompok ini adalah untuk lebih mendalami materi yang
diberikan bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan
anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Game.
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang dirancang untuk
menguji pengetahuan yang telah didapat oleh siswa dari penyajian kelompok dan
belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
akan memperoleh skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk
turnamen mingguan.
d. Turnamen.
Turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melaksanakan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
13
kerja yang diberikan. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga
siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Penghargaan kelompok.
Selanjutnya guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang,
masing-masing tim akan memperoleh hadiah apabila skor rata-rata telah
memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Team Games
Tournament
Di dalam pemanfaatan atau penggunaannya, metode pembelajaran Team
Games Tournament juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai
berikut (Fariadi, 2011):
a. Kelebihan metode pembelajaran Team Games Tournament
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.
2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
6. Motivasi belajar lebih tinggi.
7. Hasil belajar lebih baik.
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
14
b. Kelemahan metode pembelajaran Team Games Tournament
1. Bagi guru, akan mempersulit pengelompokan siswa yang memiliki
kemampuan heterogen dari segi akademis, kesulitan ini dapat teratasi jika
guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
2. Bagi siswa yang berkemampuan tinggi akan kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya, kelemahan ini dapat teratasi
jika guru membimbing dengan baik siswa yang memiliki kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya
kepada siswa yang lain.
C. Metode Pembelajaran Ceramah
Pembelajaran Ceramah adalah metode pembelajaran yang diterapkan
secara reguler dalam pembelajaran sehari-hari. Pembelajaran yang diterapkan
secara reguler dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dimulai dengan
ceramah, dilanjutkan dengan penjelasan materi pelajaran oleh guru, tanya jawab
atau diskusi, latihan soal, pemberian tugas, dan diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang pada setiap memasuki materi
pelajaran baru. Cara ini ditempuh oleh guru secara terus-menerus sampai materi
yang terdapat dalam kurikulum selesai diajarkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh
kebiasaan baik dari guru maupun siswa. Guru merasa belum puas apabila dalam
proses pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian pula dengan siswa,
mereka akan belajar jika ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah sehingga timbul persepsi bahwa jika guru melakukan ceramah berarti ada
proses belajar, sedangkan jika tidak ada ceramah maka tidak ada belajar.
15
Harsono, dkk (2009:71) menjelaskan metode mengajar ceramah ini
tergolong metode konvensional karena persiapannya paling sederhana dan mudah,
fleksibel tanpa memerlukan persiapan khusus. Metode ceramah merupakan
sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada
siswa. Dalam kegiatan ini, informasi yang diberikan sering kabur dan samar-
samar bagi pendengar. Bahkan kemungkinan besar jika pendengar ditanya
kembali mengenai pelajaran yang telah disampaikan tidak tahu apa-apa. Jadi,
sebaiknya dalam metode ini guru menggunakan alat bantu seperti gambar, dan
audio-visual lainnya (Kamsinah, 2008:109). Bertolak dari beberapa pendapat
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut metode ceramah adalah suatu
metode yang cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan cara penuturan
dan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa guna memberi segala ilmu
pengetahuan yang dimilikinya.
1. Proses Pembelajaran Ceramah
Metode pembelajaran Ceramah merupakan metode yang masih banyak
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran Ceramah
adalah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sebagaimana yang
selama ini dilakukan. Selama ini pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan buku rujukan tertentu atau textbook oriented. Tiap topik kajian
dapat terlaksana dalam satu kali tiap tatap muka dan ada yang perlu beberapa kali
tatap muka sehingga pada akhirnya proses pembelajaran semua materi telah
disampaikan kepada siswa. Selama ini pembelajaran Ceramah didominasi oleh
guru atau penyampaian secara langsung dan jarang melibatkan peran aktif siswa.
16
Kenyataan menunjukkan bahwa sekalipun banyak kekurangan, hingga kini
metode ini tetap digunakan. Ini berarti tidak selamanya metode ini jelek. Namun,
yang penting adalah penerapan metode ceramah lebih efektif dan bervariasi.
Untuk mewujudkannya ada beberapa hal yang dapat ditempuh yaitu:
a) Guru harus benar-benar menunjukkan pengawasan baik terhadap materi
pelajaran yang akan disajikan.
b) Penggunaan metode ceramah hendaknya dikombinasikan dengan metode-
metode lain seperti demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini
dapat membuat siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran.
c) Menggunakan media yang jelas dan menarik seperti papan tulis, bagan, dan
LCD.
d) Menerangkan petunjuk-petunjuk dalam ceramah seperti adanya persepsi yang
memadai, memotivasi belajar siswa, mengorelasikan bahan yang sedang
dibahas dengan kejadian sehari-hari, masalah, dan kenyataan lain seperti
perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
Dalam menerapkan metode ceramah yang baik, terdapat beberapa langkah
yang perlu ditempuh, selengkapnya akan dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Ceramah
NO Tahap Kegiatan
1. Tahap persiapan Menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
setelah siswa belajar melalui metode ceramah. Tentukan
dan kuasai pokok-pokok materi atau garis besar materi
yang akan disampaikan.
Sebaiknya pokok-pokok materi ditulis dalam alat bantu
pembelajaran seperti papan tulis, papan planel, atau LCD
2. Pelaksanaan Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Mengemukakan garis besar atau pokok-poko materi yang
akan dibahas.
17
Menggali pengetahuan siswa dengan memancing
pengalaman siswa yang relevan dengan teori yang akan
dibahas.
3. Menyajikan
materi baru
Perhatian siswa agar tetap terarah selama penyajian
materi berlangsung.
Menyajikan materi secara sistematis, agar siswa mudah
menerima dan mengikuti
Rangsanglah agar siswa aktif dengan memberikan
kesempatan berpikir, bertanya, berdiskusi kecil, dan
mengerjakan soal latihan.
Berikan balikan kepada siswa.
Guru harus memotivasi siswa belajar dengan cara
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Penutup Menarik kesimpulan yang dilakukan guru atau siswa.
Memberikan kesempatan siswa untuk menanggapi
kembali pelajaran yang telah disampaikan guru dengan
cara menghubungkan dengan topik lain.
Memberi siswa soal aplikasi atau tugas tertentu yang
merupakan rangsangan agar siswa belajar.
Melaksanakan penilaian akhir untuk mengetahui sejauh
mana tujuan instruksional telah tercapai
Adaptasi dari Wiyono (2011:16)
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Ceramah
Kelebihan dan kekurangan metode belajar Ceramah diantaranya sebagai
berikut :
a. Kelebihan metode belajar Ceramah
1. Menghemat waktu dan biaya karena cukup dengan alat-alat pembelajaran
yang sederhana dan siswa dapat mempelajari materi yang cukup banyak.
2. Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran
yang cukup banyak daapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh
guru dalam waktu singkat.
3. Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur materi mana yang akan disajikan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
18
4. Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru.
5. Pengorganisasian kelas lebih mudah, karena tidak memerlukan setting
kelas yang beragam dan persiapan-persiapan rumit.
b. Kelemahan metode belajar Ceramah
1. Materi yang dikuasai siswa sangat bergantung pada pengetahuan dan
pengalaman guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat menimbulkan
verbalisme.
3. Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru
kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik.
4. Sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa telah memahami apa yang
disampaikan oleh guru. Walaupun sudah diberi kesempatan untuk
bertanya, namun tidak jarang tidak seorang pun siswa yang bertanya. Hal
ini tidak menjamin bahwa seluruh siswa telah memahami materi yang
disampaikan.
3. Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Team Games
Tournament dengan Kelompok Belajar Ceramah
Kelompok Belajar TGT Kelompok Belajar Ceramah
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membantu, dan saling memberikan
motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering membiarkan adanya
murid yang mendominasi
kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi-materi
pelajaran tiap kelompok, dan kelompok
diberikan umpan balik tentang hasil
belajar pada anggotanya sehingga dapat
saling mengetahui siapa yang
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah seorang
anggota kelompok sedangkan
anggota kelompok lainnya hanya
mendompleng keberhasilan
19
memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan.
pemborong.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
etnik, dan sebagainya sehingga dapat
saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang
memberikan bantuan
Kelompok belajar biasanya
homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin bagi
para anggota kelompok
Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok
dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan cara masing-
masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan
dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, mempercayai orang lain
dan mengelola konflik secara langsung
diajarkan.
Keterampilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung, guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah
dalam kerja sama antar anggota
kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru pada saat belajar
kelompok yang sedang
berlangsung.
Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok-kelompok yang
terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian
tugas tetapi juga hubungan antar pribadi
yang saling menghargai.
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
Sumber: Nurhadi dkk (2004:62-63)
D. Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sampai saat
ini hasil belajar masih menjadi indikator mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena
itu, tidak mengehrankan apabila hasil belajar yang baik merupakan harapan semua
pihak yang terkait dalam bidang pendidikan. Menurut Hamalik (2013:36) belajar
merupakan suatu proses, dimana proses tersebut berupa kegiatan dan bukan suatu
20
hasil atau tujuan serta lebih luas lagi belajar bukan hanya mengingat namun juga
mengalami sehingga diperoleh perubahan perilaku. Maisaroh & Rostrieningsih
(2010:162) memaparkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
seseorang dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat
berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes. Dari
kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai perubahan kecakapan dan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar.
Hamalik (2013: 159) mengungkapkan bahwa evaluasi hasil belajar adalah
seluruh kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dimyati dan Mudjiono (1994:
186-187) menyatakan bahwa kegiatan evaluasi hasil belajar memiliki berbagai
tujuan, yaitu untuk diagnostik dan perkembangan, untuk seleksi, untuk kenaikan
kelas, dan untuk penempatan. Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini
tentunya kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah memperoleh pengalaman
belajar.
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh pada hasil belajar adalah
motivasi yang dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, dalam hal ini perilaku siswa untuk belajar. Hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor
dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa.
21
Faktor ini besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Menurut
Sobur (2009: 244), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor endogen yang
berada dalam diri individu, dan faktor eksogen yang berada di luar diri individu.
Selain kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.
Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif
tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional. Selain itu
terdapat pula faktor lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor
pendekatan pembelajaran. Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan
siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai siswa penting untuk diketahui oleh guru, agar guru pada tahap selanjutnya
dapat mendesain pembelajaran secara tepat dan penuh makna. Tipe hasil belajar
yang dimaksud perlu nampak dalam perumusan tujuan pembelajaran, sebab tujuan
itulah yang akan dicapai oleh proses pembelajaran. Dari berbagai pendapat yang
ada dapat diklasifikasikan menjadi tiga sudut pandang, yaitu:
1) Memandang belajar sebagai proses
Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat dan upaya yang timbul
dari dalam diri siswa sehingga mengakibatkan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya
dalam upaya meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, belajar
merupakan perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah
laku. Sudjana dalam Abdul Majid (2013:33) berpendapat bahwa penyesuaian
22
tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar, bukan karena akibat
langsung dari pertumbuhan seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Hamalik
(2003:11) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan
bahkan berlangsung seumur hidup, baik secara formal, maupun non formal. Dari
beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar sebagai proses
dapat dikatakan sebagai kegiatan siswa yang dilakukan dengan sengaja melalui
penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupannya dan berlangsung secara berkesinambungan bahkan seumur hidup
baik secara formal maupun non formal.
2) Memandang belajar sebagai hasil
Dalam kegiatan belajar penting untuk diketahui hasil yang dicapai guna
mengetahui pencapaian proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Belajar
sebagai hasil merupakan akibat berlangsungnya proses belajar. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Majid (2013:36) yang mengungkapkan bahwa kegiatan
pembelajaran sebagai hasil dan proses merupakan akibat berlangsungnya
pembelajaran.
3) Memandang belajar sebagai fungsi.
Kegiatan pembelajaran sebagai hasil dan proses merupakan akibat
berlangsungnya fungsi pembelajaran. Majid (2013:36) mengungkapkan bahwa
fungsi pembelajaran merupakan upaya mendorong, mengajak, membimbing, dan
melatih yang dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai upaya agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kebutuhan
pendidikan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut prinsip
konstruktivisme, seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan
23
fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik (Depari
2011:165). Kehadiran pendidik dalam hal ini memang sangat penting dalam
proses belajar dan mengajar. Guru akan menjadi aktor penentu keberhasilan
siswa dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan kecakapan dan perilaku
yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar tersebut dapat
berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada beberapa ahli yang mempelajari
ketiga ranah tersebut. Salah seorang ahli tersebut adalah Benjamin Bloom.
1. Ranah Kognitif
Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dan Retno (Tanpa Tahun:26-28)
menjabarkan hasil belajar yang berhubungan dengan ranah kognitif sebagai
berikut:
a. Mengingat (Remembering)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun
yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan
penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan
pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat
meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali
berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan
hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan
memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan
pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
24
b. Memahami (Understanding)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang
siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori
pengetahuan tertentu.
Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik
kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk
pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian,
ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif
menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.
c. Menerapkan (Applying)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan
prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan
prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam
menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah
mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur apa
saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus
dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan
melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.
25
Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan menggunakan
prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing. Karena siswa
masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu mengenali dan memahami
permasalahan terlebih dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat
untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan
dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan menciptakan.
Menerapkan merupakan proses yang berkelanjutan, dimulai dari siswa
menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang
sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu
melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya
permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut
untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang
tepat untuk menyelesaikan permasalahan.
d. Menganalisis (Analizing)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-
tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis
kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.
Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis
dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis
sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain
seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar
26
mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan
kesimpulan dari suatu informasi pendukung.
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut
(attributing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul
apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan
membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa
pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan
diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil
komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat
menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa
membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan
informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah
mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan,
kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi
yang telah diberikan.
e. Mengevaluasi (Evaluating)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau
standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa
kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu
diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi
mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan
penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang
27
merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika
standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan
dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka
apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.
Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).
Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau
kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir
merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada
penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah
pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar
eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan
penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian
melakukan penilaian menggunakan standar ini.
f. Menciptakan (Creating)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa
unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan
sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan
sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif,
namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan.
Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan
menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan
ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti
28
mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang
sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang baru.
Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan
memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang
diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang
merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat
dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.
Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah
kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologis kognitif,
adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah
afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Sekurang-kurangnya ada dua macam
kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh
guru, yakni:
a) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran;
b) Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta
menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, siswa sulit
diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
Perilaku seseorang merupakan fungsi dari watak (kognitif, afektif, dan
psikomotor) dan karakteristik lingkungan saat perilaku atau perbuatan
29
ditampilkan. Dengan demikian perbuatan atau tindakan seseorang ditentukan oleh
watak dirinya dan kondisi lingkungan.
2. Ranah Afektif
Hasil belajar afektif ditunjukkan oleh perilaku-perilaku yang
mengindikasikan sikap kesadaran, minat, perhatian, fokus, dan tanggung jawab.
Kemampuan untuk merespons dan mendengarkan selama berinteraksi dengan
orang lain. Sobur (2009: 363) mengungkapkan bahwa pembentukan sikap
dipengaruhi 4 faktor, yaitu; (1) adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-
tanggapan tipe yang sama, (2) pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda, (3)
pengalaman (buruk atau baik) yang pernah dialami, dan (4) hasil peniruan
terhadap sikap pihak lain. Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang
menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak
terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Karenanya, hal ini juga dapat
dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.
Krathwohl dalam Miftahul Huda (2013:165-166) membagi ranah afektif
menjadi lima level, yaitu:
a. Menerima (Receiving)
Pada level ini, siswa terlebih dahulu menyadari apa yang disajikan dan
selalu ingin mencatat dan mengingatnya. Pada level ini, guru bertindak sebagai
presenter dan penyedia stimulus atau rangsangan.
b. Merespons (Responding)
Setelah menerima stimulus atau rangsangan, selanjutnya siswa mulai
meresponsnya untuk memperoleh penemuan baru. Pada level ini, siswa mencari
30
aktivitas-aktivitas belajar dengan rasa puas karena telah berhasil berpartisipasi di
dalamnya.
c. Menghargai (Valuing)
Para siswa membuat keputusan tentang nilai dan komitmennya untuk dan
terlibat dalam nilai tersebut. Mereka membuat pilihan dan ketika sudah menerima
suatu nilai, berusaha untuk mengajak orang lain untuk menuju nilai yang
dipilihnya.
d. Mengatur (Organizing)
Langkah selanjutnya mengharuskan siswa untuk mengorganisasi nilai-nilai
dan mengkonstruksi suatu sistem yang dapat mengatur serangkaian sikap,
kepercayaan dan nilai-nilai dengan menghubungkannya antarsatu sama lain.
e. Berkarakter dengan Nilai (Characterising by a Value)
Pada level ini siswa sudah mulai berusaha menginternalisasikan dan
mengorganisasi nilai-nilai ke dalam suatu sistem dan dapat menerapkan nilai-nilai
tersebut sebagai filsafat hidupnya untuk menghadapi berbagai macam situasi
nyata.
3. Ranah Psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan
mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang
terbuka. Menurut Simpson dalam Miftahul Huda (2013:167) ranah psikomotor
mencakup gerakan fisik, koordinasi, dan penggunaan skil-skil motorik.
31
Simpson dalam Huda (2013:168) membagi ranah psikomotor ini menjadi
tujuh kategori utama, yaitu:
a. Persepsi (Perception)
Ini merupakan kemampuan menggunakan isyarat-isyarat sensorik untuk
memandu aktifitas motorik. Persepsi mencakup mulai dari stimulasi sensorik,
melalui seleksi isyarat hingga penerjemahan.
b. Keteraturan (Set)
Kemampuan ini mencerminkan kesiapan dalam bertindak. Mencakup
faktor-faktor mental, fisik, dan emosional. Tiga rangkaian ini merupakan bawaan
yang sejak awal memungkinkan seseorang mampu merespons situasi yang
berbeda-beda. Kemampuan ini sering pula disebut dengan mindset.
c. Respons Terbimbing (Guided Response)
Respons semacam ini biasanya menjadi tahap awal dalam mempelajari skil
yang kompleks. Respon terbimbing pastilah melibatkan imitasi dan trial and
error. Untuk mencapai kelayanan performa yang memadai, siswa harus
melakukan praktik secara terus-menerus.
d. Mekanisme (Mechanism)
Tahap ini merupakan tahap pertengahan dalam mempelajari skil yang
lebih kompleks. Respon yang dipelajari sudah mulai menjadi semacam kebiasaan
dan gerakan-gerakan tersebut sudah bisa ditunjukkan dengan kepercayaan diri
yang penuh.
e. Respons Cepat (Complex Overt Response)
Pada tahap ini siswa menunjukkan performa motorik yang sudah skillful
yang melibatkan pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan diindikasikan oleh
32
kecepatan, akurasi, performa sistematis, tanpa terlalu banyak banyak
menghabiskan energi. Kategori ini menunjukkan kemampuan siswa yang sudah
profesional tanpa keragu-raguan.
f. Adaptasi (Adaptation)
Tahap ini menunjukkan skil-skil yang sudah berkembang dengan baik, dan
individu sudah bisa memodifikasi pola-pola gerakannya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu yang berbeda.
g. Inisiasi (Origination)
Mereka yang sampai pada tahap ini sudah mampu untuk menciptakan pola
gerakan-gerakan yang baru untuk menyesuaikannya dengan situasi atau problem
tertentu. Ini juga mencakup hasil-hasil pembelajaran yang menekankan pada
kreativitas berbasis skil-skil tingkat tinggi.
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif
terhadap perkembangan ranah psikomotor. Pembelajaran psikomotor akan lebih
efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan..
Namun kecakapan psikomotor tidak terlepas dari kecakapan afektif. Kecakapan
psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran
serta sikap mentalnya.
E. Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga
Program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 1 Kediri
berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2008 dan Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional dan penjelasan pasal 15 mempunyai tujuan untuk membekali peserta
33
didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:
perawatan dan perbaikan motor otomotif, perawatan dan perbaikan sistem
kelistrikan otomotif, perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi otomotif,
perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga.
Mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga terdiri dari beberapa standar
kompetensi diantaranya adalah:
1. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.
Dalam standar kompetensi ini terdapat beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a)
Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian,
(b) Memperbaiki sistem kopling dan komponennya, (c) Mengoverhaul sistem
kopling dan komponennya.
2. Memelihara unit final drive/gardan. Dalam standar kompetensi ini terdapat
beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a) Mengidentifikasi unit final drive; penggerak
roda depan, belakang dan Four Wheel drive, (b) Memelihara unit final drive
penggerak roda depan, (c) Memelihara unit final drive penggerak roda belakang,
(d) Memelihara unit final drive penggerak empat roda.
3. Memperbaiki sistem rem. Dalam standar kompetensi ini terdapat beberapa
kompetensi dasar, yaitu: (a) Memelihara sistem rem dan komponennya, (b)
Memperbaiki sistem rem dan komponennya, (c) Melakukan overhaul sistem rem.
4. Memperbaiki sistem suspensi. Dalam standar kompetensi ini terdapat
beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a) Memeriksa sistem suspensi dan komponen-
komponenya, (b) Merawat sistem suspensi dan komponen-komponennya, (c)
Memperbaiki sistem suspensi dan komponen-komponennya.
34
Penelitian ini membahas sebuah standar kompetensi program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan yaitu kompetensi memperbaiki sitem rem. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan peneliti yang tidak dapat melakukan penelitian
terhadap semua kompetensi. Kompetensi tersebut merupakan kompetensi dasar
yang diberikan kepada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Kediri.
Pada mata pelajaran ini banyak terdapat tugas praktik yang menuntut siswa untuk
berpikir kritis. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir
yang lebih tinggi ketika siswa belajar dalam kelompok daripada bekerja secara
individual. Berdasarkan ranah pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor dijelaskan bahwa setiap ranah pembelajaran pada mata pelajaran
Chasis dan Pemindah Tenaga memiliki indikator di setiap ranahnya. Aspek
kognitif menuntut siswa untuk memahami materi yang berupa teoritis secara utuh
baik teori dasar maupun fungsi setiap komponen. Aspek afektif meliputi karakter
siswa dalam sosial dan berinteraksi dalam kelompok maupun dengan pendidik.
Aspek psikomotor meliputi ketrampilan siswa dalam praktikum. Dilihat dari
karakteristik mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga penulis berasumsi
bahwa metode pembelajaran Team Games Tournament cocok untuk diterapkan
pada mata pelajaran tersebut, karena metode pembelajaran Team Games
Tournament menuntut siswa untuk bekerja dalam kelompok dimana dalam
kelompok tersebut ada tanggung jawab bersama, proses diskusi, saling bertukar
pendapat, menghargai pendapat sehingga akan terjalin hubungan positif.
35
F. Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah siswa
mengalami proses belajar. Dalam peelitian ini peneliti akan membahas mengenai
hasil belajar mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga kelas XI SMKN 1
Kediri.
Menurut observasi awal yang dilakukan peneliti, hasil belajar mata
pelajaran Chasis dan Pemindah tenaga kelas XI SMKN 1 Kediri dirasa kurang
memuaskan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
dalam proses belajar mengajar sebagian siswa masih sering berbicara sendiri
dengan teman sebangku dan kurang memperhatikan materi yang diajarkan oleh
guru. Apabila dilakukan kegiatan diskusi hanya beberapa siswa saja yag
mengikuti dengan seksama, yang lain hanya sebagai pelengkap saja. Ketika guru
melontarkan pertanyaan, siswa menjawab secara serentak, hal ini menunjukkan
kurangnya rasa percaya diri pada siswa.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa
pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga. Masih banyak siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan yakni 7.50. presentase
siswa yang belum mencapai KKM adalah sebesar 40% sedangkan untuk yang
telah mencapai atau diatas KKM adalah sebesar 60%.
G. Penerapan Metode Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran
Chasis dan Pemindah Tenaga
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dilakukan dengan
metode kooperatif tipe Team Games Tournament. Metode Team Games
36
Tournament memungkinkan siswa belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Slavin
dalam Huda (2013:197) metode Team Games Tournament berhasil meningkatkan
keterampilan-keterampilan dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga
diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain. Dengan penerapan metode
pembelajaran yang berbeda dari biasanya, diharapkan pengalaman belajar yang
diperoleh siswa akan semakin banyak. Unsur permainan yang terkandung dalam
metode pembelajaran Team Games tournament dapat merangsang siswa untuk
belajar lebih giat, unsur kelompok dalam pembelajaran Team Games Tournament
diharapkan mampu melibatkan seluruh siswa untuk aktif belajar sehingga
diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Metode pembelajaran Team Games Tournament memiliki 5 komponen
utama, yaitu: (1) penyajian kelas, (2) kelompok, (3) Game, (4) Tournamen, dan
(5) Penghargaan kelompok.
Pada tahap penyajian kelas, guru menjelaskan materi tentang memperbaiki
sistem rem. Pada tahap ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa
dalam kerja kelompok dan pada saat melakukan permainan akademik karena skor
individu juga akan menentukan skor kelompok. Selanjutnya siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 orang yang memiliki
kemampuan heterogen. Dengan adanya keberagaman kemampuan dalam satu
kelompok akan memotivasi siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini diperkuat oleh pendapat Depari
(2011:162) Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,diharapkan dapat
37
memotivasi siswa untuk saling membantuantar siswa yang berkemampuan lebih
dengan siswa yangberkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran.
Langkah selanjutnya adalah memberikan tugas untuk dikerjakan secara
berkelompok oleh siswa. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, apabila
terdapat salah seorang anggota kelompok yang belum mengerti, maka tugas
anggota kelompok lain untuk menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah
menguasai pelajaran, maka guru akan memberikan permainan akademik. Dalam
permainanakademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana
disetiap mejaturnamen terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakil dari
kelompok masing-masing. Lalu permainan dimulai dengan kartu soal dan siswa
memilih kartu soal dan mencoba menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
terdapat pada kartu soal tersebut. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor.
Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh
anggota suatu kelompok. Kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok
tersebut. Setiap kelompok berlomba-lomba untuk meraih skor yang tertinggi
dalam permainan ini. Pemberian penghargaan didasarkan atas perolehan skor
yang tertinggi yang didapat oleh kelompok tersebut.
Pembelajaran yang seperti ini akan menuntut siswa untuk lebih aktif,
sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Disamping itu guru juga harus
lebih kreatif sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan.
38
H. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Tujuan dalam belajar itu sendiri salah satunya adalah agar
mendapat hasil belajar yang baik. Hal ini diperkuat dengan pendapat Hamalik
(2013:36-37) yang mengartikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan. Tinggi rendahnya hasil
belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal
(faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri), misalnya kondisi kesehatan
siswa, tingkat intelegensi, bakat, kemauan, daya ingat, dan lain-lain. Selanjutnya
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), misalnya lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi guru,
metode pembelajaran, sarana-prasarana, dan kurikulum.
Proses pembelajaran memerlukan peran aktif dari siswa. Pembelajaran
yang cocok membantu siswa menjadi mandiri, sehingga guru tidak berperan
utama dalam pembelajaran. Metode pembelajaran erat kaitannya dengan proses
pendekatan pembelajaran. Penggunaan metode mengajar yang berbeda dapat
menunjukkan hasil belajar yang berbeda. Setiap metode mengajar mempunyai
karakteristik masing-masing, baik kelebihan maupun kekurangan. Setiap metode
mengajar tidak dapat saling berdiri sendiri, metode-metode tersebut akan saling
bervariasi dengan metode yang lain karena kelemahan metode yang satu dapat
ditutupi oleh metode yang lain.
Metode pembelajaran Ceramah masih umum digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode ini lebih menitikberatkan pada peran serta guru sebagai
39
sumber belajar. Dengan keadaan seperti ini akan membentuk kepribadian siswa
yang lebih pasif sehingga akan mempengaruhi dalam hasil belajar. Metode ini
menempatkan guru pada pusat perhatian. Gurulah yang lebih banyak berbicara
sedangkan murid hanya mendengarkan atau mencatat hal-hal yang dianggap
penting.
Penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan keinginan dan
keadaan belajar siswa dalam kelas akan mempengaruhi hasil belajar. Salah satu
upaya yang dapat ditempuh guru adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament. Metode ini merupakan
suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerjasama
antar personal. Dalam pembelajaran Team Games Tournament aktivitas belajar
dengan permainan yang telah dirancang, memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok belajar
yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi
soal-soal kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompok. Apabila ada dari salah satu anggota
kelompok yang kurang paham dengan latihan soal yang diberikan, maka anggota
kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya
untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran,
maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan
akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana disetiap meja
40
turnamen terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakil dari kelompok
masing-masing. Lalu permainan dimulai dengan kartu soal dan siswa
memilih kartu soal dan mencoba menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
terdapat pada kartu soal tersebut. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor.
Setiap kelompok berlomba-lomba untuk meraih skor yang tertinggi
dalam permainan ini. Pemberian penghargaan didasarkan atas perolehan skor
yang tertinggi yang didapat oleh kelompok tersebut.
Dengan adanya unsur permainan dan turnamen memungkinkan hasil
belajar pada aspek pemahaman konsep dan aktifitas siswa yang dikenai metode
pembelajaran Team Games Tournament lebih baik dari pada siswa yang dikenai
pembelajaran Ceramah. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament diharapkan dapat memberikan cara dan suasana baru yang
menarik dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Chasis dan
Pemindah Tenaga.
Perlu dilakukannya penerapan metode pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien guna mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru mata
pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan
SMK Negeri 1 Kediri selama ini, maka secara sederhana dapat digambarkan
dalam kerangka berfikir penelitian di halaman 41 berikut ini:
41
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Proses Belajar
Mengajar
Metode Team Games
Tournament
Metode Ceramah
Perbedaan hasil belajar
berdasarkan :
Nilai akhir post test
(evaluasi)
1. Presentasi Kelas
2. Diskusi
3. Game
4. Tournamen
5. penghargaan
Hasil belajar
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Penugasan
Hasil belajar
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
Sugiyono (2012:114) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen semu adalah
metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design.
Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Variabel dari luar yang dimaksud ialah IQ, pengalaman siswa, peran
guru, gaya belajar siswa, gaya mengajar guru, serta kondisi psikologis siswa saat
pembelajaran atau tes berlangsung. Subyek dari penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament sedangkan kelompok kontrol
merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan menggunakan metode
pembelajaran Ceramah. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di
halaman 43 berikut ini:
43
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
A O
1
X
1
O
2
B O
3
X
2
O
4
Sumber: Arikunto (2010:124)
Keterangan:
A : Kelompok eksperimen (dengan model pembelajaran TGT)
B : Kelompok kontrol (dengan metode pembelajaran ceramah)
X
1
: Model pembelajaran Team Games Tournament
X
2
: Model pembelajaran Ceramah
O
1
= O
3
: Hasil nilai prettest
O
2
= O
4
: Hasil nilai posttest
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini mengukur
apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Team
Games Tournament dan siswa yang diajar menggunakan metode Ceramah dalam
proses pembelajarannya.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1
Kediri semester genap tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar
memperbaiki sistem rem. Teknik pemilihan subjek penelitian dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling dimana subjek yang dipilih adalah dua kelas
dengan nilai rata-rata hasil UTS yang hampir sama dan karakter kelas yang
hampir sama yaitu kelas XI TKR 1 dengan rata-rata 69,8 dan XI TKR 2 dengan
nilai rata-rata 70,6. Selain itu kedua kelas tersebut juga diajar oleh guru yang
sama dengan menggunakan metode pembelajaran yang sama. Dikarenakan kedua
kelas homogen, maka penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilakukan secara langsung. Hal ini diperkuat dengan uji homogenitas dengan
bantuan SPSS 16.0 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,422
44
lebih besar dari taraf signifikansi yakni 0,05. Dengan hasil tersebut, maka dapat
diakatan bahwa kedua kelas merupakan kelas yang homogen.
Tabel 3.2 Uji Homogenitas Sampel
Test of Homogeneity of Variances
nilai_tengah_semester
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
.653 1 58 .422
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Arikunto
(2010:266) tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian atau prestasi.
1. Instrumen yang Digunakan
Instrumen yang digunakan pada proses pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah instrumen dengan bentuk tes. Tes yang digunakan adalah bentuk tes
tertulis yaitu tes objektif dengan bentuk tes pilihan ganda (multiple choice).
Instrumen ini untuk mengetahui tingkat pemahaman dan peningkatan penguasaan
konsep materi pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga. Pembuatan instrumen tes
dikembangkan dari kisi-kisi soal tes yang telah dibuat oleh peneliti.
2. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka
imstrumen tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
instrumen tes dikatakan baik jika instrumen tersebut memenuhi kriteria valid,
reliabel, dan tingkat kesukaran yang cukup. Sebelum dilakukan uji validitas,
45
terlebih dahulu instrumen penelitian berupa tes ini dikonsultasikan kepada ahli
pendidikan dan ahli bidang studi. Dalam hal ini ahli pendidikan adalah dosen
pembimbing yang terdiri dari 2 orang sedangkan ahli bidang studi adalah guru
SMK mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga. Uji coba instrumen yang
dilakukan meliputi:
a. Validitas
Uji validitas tes dimaksudkan untuk menentukan ketepatan atau kesahihan
tes. Uji validitas yang dipakai adalah uji validitas butir soal. Dalam menguji
validitas butir soal, dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. hasil tes tersebut
dicari validitas butir soal dengan cara mengkorelasikan skor butir soal dengan
skor total.
Soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap
skor total. Mencari validitas butir soal akan dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0
for Windows. Pengujian validitas ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf
signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika sig. (2-tailed) >0,05, maka soal dinyatakan tidak valid.
Jika sig. (2-tailed) <0,05, maka soal dinyatakan valid.
Jenis instrumen soal pilihan ganda yang dibuat untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada pertemuan pertama. Soal dikatakan valid apabila nilai
signifikansi < 0,05. Hasil uji coba instrumen pengumpul data yang di uji cobakan
kepada 15 orang siswa diluar sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 di
halaman 46 berikut ini;
46
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Pertemuan Pertama
No butir
soal
Taraf signifikansi Nilai
signifikansi
Keterangan
1 0,050 0,021 Valid
2 0,050 0,021 Valid
3 0,050 0,006 Valid
4 0,050 0,039 Valid
5 0,050 0,006 Valid
6 0,050 0,005 Valid
7 0,050 0,018 Valid
8 0,050 0,065 Tidak Valid
9 0,050 0,003 Valid
10 0,050 0,443 Tidak Valid
11 0,050 0,021 Valid
12 0,050 0,001 Valid
13 0,050 0,201 Tidak Valid
14 0,050 0,003 Valid
15 0,050 0,021 Valid
16 0,050 0,005 Valid
17 0,050 0,015 Valid
18 0,050 0,006 Valid
19 0,050 0,006 Valid
20 0,050 0,012 Tidak Valid
21 0,050 0,006 Valid
22 0,050 0,000 Valid
23 0,050 0,021 Valid
24 0,050 0,006 Valid
25 0,050 0,035 Valid
Dari data diatas dapat diketahui dari 25 soal yang di uji cobakan, terdapat
4 soal yang tidak valid karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf
signifikansi. Soal yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor 8,10,13 dan 20.
Soal yang tidak valid akan dibuang.
Jenis instrumen soal pilihan ganda yang dibuat untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada pertemuan kedua. Soal dikatakan valid apabila nilai
signifikansi < 0,05. Hasil uji coba instrumen pengumpul data yang di uji cobakan
kepada 15 orang siswa diluar sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 di
halaman 47 berikut ini;
47
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian Pertemuan Kedua
No butir
soal
Taraf signifikansi Nilai
signifikansi
Keterangan
1 0,050 0,002 Valid
2 0,050 0,015 Valid
3 0,050 0,007 Valid
4 0,050 0,018 Valid
5 0,050 0,001 Valid
6 0,050 0,689 Tidak Valid
7 0,050 0,048 Valid
8 0,050 0,001 Valid
9 0,050 0,047 Valid
10 0,050 0,002 Valid
11 0,050 0,002 Valid
12 0,050 0,684 Tidak Valid
13 0,050 0,121 Tidak Valid
14 0,050 0,049 Valid
15 0,050 0,049 Valid
16 0,050 0,006 Tidak Valid
17 0,050 0,030 Valid
18 0,050 0,002 Valid
19 0,050 0,000 Valid
20 0,050 0,028 Valid
21 0,050 0,010 Valid
22 0,050 0,000 Valid
23 0,050 0,049 Valid
24 0,050 0,097 Tidak Valid
25 0,050 0,010 Valid
Dari data diatas dapat diketahui dari 25 soal yang di uji cobakan, terdapat
5 soal yang tidak valid karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf
signifikansi. Soal yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor 6,12,13,16,24.
Soal yang tidak valid akan dibuang.
b. Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat
digunakan lebih dari satu kali dalam waktu yang berbeda. Namun, tetap
menunjukkan hasil yang relatif konsisten. Instrumen yang reliabel menunjukkan
bahwa instrumen tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian,
48
sehingga mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya hasilnya. Untuk
mengetahui tes instrumen ini reliabel atau tidak, maka dilakukan uji statistik
rumus Cronbachs Alpha menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
Windows. Suatu tes dikatakan reliabel apabila r
hitung
> r
tabel
, dan suatu tes dikatakan
tidak reliabel apabila r
hitung
< r
tabel
.
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Pertama
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 21
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas pada tabel 3.5 diketahui bahwa
nilai Cronbachs Alpha adalah 0,936 dengan r
tabel
= 0,514. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tes yang di uji cobakan adalah reliabel terbukti dengan r
hitung
> r
tabel
yaitu
0,936>0,514.
Reliabilitas Instrumen Pertemuan ke 2
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Kedua
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.932 20
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas pada tabel 3.6 diketahui bahwa
nilai Cronbachs Alpha adalah 0,932 dengan r
tabel
= 0,514. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tes yang di uji cobakan adalah reliabel terbukti dengan r
hitung
> r
tabel
yaitu
0,932>0,514.
49
D. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:
a. Sebelum eksperimen, terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran.
b. Menentukan kelas sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
c. Menyusun perangkat pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran
Team Games Tournament dan Ceramah.
d. Saat eksperimen, menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament
pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Ceramah pada kelas kontrol.
e. Setelah eksperimen, dilakukan post-test untuk mengukur kemampuan akhir
siswa dalam penguasaan konsep materi pelajaran yang telah diberikan, baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Pada penelitian ini, disadari bahwa masih terdapat adanya ancaman dari
variabel eksternal terkait pelaksanaan eksperimen penelitian. Ancaman ancaman
dari variabel eksternal antara lain sebagai berikut:
1. History, yaitu pengaruh kondisi lingkungan luar dalam hal ini pengalaman
belajar siswa selama berlangsungnya penelitian.
2. Selection, kekeliruan dalam proses seleksi partisipan.
3. Human Error, kesalahan yang dibuat oleh manusia dalam hal ini peneliti
ketika melaksanakan penelitian
4. Mortality, perubahan jumlah suatu kelompok karena siswa mengundurkan
diri atau berhalangan hadir ketika dilaksanakan penelitian.
50
Langkah-langkah yang dilakukan untuk meminimalisir dan mengatasi
ancaman variabel eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah
dengan melaksanakan penelitian dengan benar-benar mengontrol ketat variabel
eksternal, terutama kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan peneliti ketika
melaksanakan penelitian dan juga menerapkan teori yang sesuai mengenai
langkah-langkah metode pembelajaran yang diterapkan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi ancaman
variabel eksternal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebelum menentukan partisipan dalam hal ini subjek penelitian, peneliti harus
mencari tahu mengenai kemampuan akademik siswa. Kemampuan akademik
siswa harus sama.
2. Memberi pelatihan terlebih dahulu kepada guru sebelum guru menerapkan
metode pembelajaran pada subjek penelitian.
E. Analisis Data
Analisis data sangat berguna untuk mendukung pemecahan masalah yang
telah dirumuskan sebelum pelaksanaan penelitian. Untuk pelaksanaan analisis
data secara lebih konkrit, peneliti menganalisa data didapat dari teknik
pengumpulan data dan kemudian dianalisis. Adapun teknik analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji hipotesis pengujian persyaratan analisis dilakukan
apabila menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian
persyaratan analisis terhadap asumsi-asumsinya seperti homogenitas untuk uji
51
perbedaan (komparatif). Selain Homogenitas asumsi lain yang perlu dilakukan
adalah uji normalitas. Adapun uji homogenitas dan uji normalitas dilakukan
dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis merupakan langkah atau prosedur untuk menentukan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode Team Games
Tournament dan metode Ceramah.
Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for windows dengan
perumusan hipotesis nol dan hipotesis kerjanya adalah sebagai berikut.
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara
menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dengan model
pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
H1 = Terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa kelas XI antara
menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dengan model
pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho diterima : bila sig. (2-tailed) > 0,05
Ho ditolak : bila sig. (2-tailed) < 0,05
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi data penelitian, analisis
data dan pengujian hipotesis. Dalam deskripsi data ini akan dipaparkan mengenai
hasil belajar siswa ( pretest dan post test) dari kedua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan metode pembelajaran Team Games Tournament
dan kelompok kontrol yang diberi perlakuan metode pembelajaran Ceramah.
Tujuan dilakukannya deskripsi hasil belajar ini adalah untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar dari masing-masing kelompok.
A. Deskripsi Statistik Hasil Belajar
1. Deskriptif Statistik Kondisi Awal (pretest) Kelompok Team Games
Tournament dan Kelompok Ceramah
Deskriptif statistik ini digunakan untuk menghitung skor tertinggi, skor
terendah, rentang nilai , dan rata-rata (mean) kondisi awal (Pretest) hasil belajar
pada masing-masing kelompok. Untuk mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki siswa setelah dilaksanakan pretest dapat dilihat pada tabel 4.1 di halaman
53 berikut ini:
53
Tabel 4.1 Nilai Pretest
No. Statistik Deskriptif Kelompok TGT Kelompok Ceramah
1 Banyaknya siswa 30 30
2 Skor tertinggi 70 65
3 Skor terendah 42,5 45
4 Rentang 27,5 20
5 Mean 59,41 58,25
Perbandingan nilai pretest antara kelompok Team Games Tournament dan
kelompok Ceramah dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Pretest
Dari tabel 4.1 dan gambar 1 diatas diketahui hasil terendah dan tertinggi
nilai kemampuan awal dari masing-masing kelompok. Hasil terendah nilai pretest
dari kelompok Team Games Tournament adalah 42,5 dan kelompok Ceramah
sebesar 45. Hasil tertinggi nilai kemampuan awal dari kelompok Team Games
Tournament sebesar 70 dan hasil tertinggi nilai hasil belajar kelompok Ceramah
adalah 65. Rentang nilai pada kelas eksperimen sebesar 27,5 dan kelas kontrol
sebesar 20. Rata-rata nilai kemampuan awal kelompok Team Games Tournament
sebesar 59,41 dan kelompok Ceramah sebesar 58,25. Berdasarkan uji kesamaan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Grafik Nilai Pretest
N
i
l
a
i
Siswa
54
rata-rata yang dilakukan terhadap nilai pretest kelompok Team Games Tournamen
dan kelompok ceramah diperoleh nilai sebesar 0,451 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak ada perbedaan. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.
2. Deskriptif Statistik Kondisi Akhir (posttest) Kelompok Team Games
Tournament dan Kelompok Ceramah
Hasil belajar siswa setelah dilakukan posttest dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini:
Tabel 4.2 Nilai Posttest
No. Statistik Deskriptif Kelompok TGT Kelompok Ceramah
1 Banyaknya siswa 30 30
2 Skor tertinggi 95 82,5
3 Skor terendah 70 57,5
4 Rentan 25 25
5 Mean 80,00 73,83
6 Persentase ketuntasan 76,67% 53,33%
Perbandingan nilai posttest antara kelompok Team Games Tournament dan
kelompok Ceramah dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini:
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai Posttest
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Grafik Nilai Posttest
N
i
l
a
i
Siswa
55
Dari tabel 4.2 dan gambar 2 diatas diketahui hasil terendah dan tertinggi
nilai hasil belajar dari masing-masing kelompok. Hasil terendah nilai posttest dari
kelompok Team Games Tournament sebesar 70 dan kelompok Ceramah sebesar
57,5. Hasil tertinggi nilai posttest dari kelompok Team Games Tournament
sebesar 95 dan hasil tertinggi nilai hasil belajar kelompok Ceramah sebesar 82,5.
Rentang nilai pada kelas eksperimen sebesar 25 dan kelas kontrol sebesar 25.
Rata-rata nilai posttest kelompok Team Games Tournament sebesar 80,00 dan
kelompok Ceramah sebesar 73,83. Kriteria ketuntasan yang ditentukan adalah
7,50. Presentase ketuntasan kelas eksperimen sebesar 76,67%dan kelas kontrol
sebesar 53,33%.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis dilakukan dengan uji statistik uji t untuk hasil belajar mata
pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui taraf
signifikansi perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Uji t ini dilakukan pada data skor perbedaan hasil belajar
siswa yang diajar dengan metode pembelaran Team Games Tournament dan
Ceramah.
Sebelum dilakukan uji data dengan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi. Uji asumsi untuk (1) uji normalitas data dan (2) uji homogenitas antar
kelompok. Kedua uji ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
56
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
terdistribusi normal atau abnormal. Hasil uji normalitas data kemampuan akhir
ditunjukkan pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 30 30
Normal Parameters
a
Mean 80.000 74.3333
Std. Deviation 7.0405 5.97889
Most Extreme Differences Absolute .133 .135
Positive .133 .087
Negative -.128 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .730 .740
Asymp. Sig. (2-tailed) .660 .644
a. Test distribution is Normal.
Dalam uji normalitas yang menggunakan Kolmogorov-Smirnov, data
dikatakan berdistribusi normal apabila hasil hitung lebih besar dari taraf
kepercayaan (p > 0,05). Pada penelitian ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen angka
signifikansi sebesar 0,660 dan pada kelompok kontrol angka signifikasi sebesar
0,644. Nilai hitung uji normalitas dari masing-masing kelompok menunjukkan
angka yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data posttest dari kedua
kelompok dapat dikatakan berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan varian dari
kedua kelompok data, yaitu nilai posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas ditunjukkan pada tabel 4.4 di halaman
57 berikut ini:
57
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Sebaran Data Posttest
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.679 1 58 .413
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan hasil uji homogenitas varian antar
kelompok. Dalam uji homogenitas ini data dapat dinyatakan homogen atau sama
jika Sig > dan sebaliknya jika Sig < maka data dinyatakan tidak sama. Hasil
yang didapat menunjukkan bahwa 0,413 > 0,05, maka Sig > yang berarti Ho
diterima. Dengan demikian data berasal dari populasi yang memiliki varian yang
sama atau homogen.
Karena uji asumsi normalitas dan homogenitas di atas sudah terpenuhi,
maka dapat dilanjutkan dengan uji t.
3. Uji Hipotesis
Tahap berikutnya setelah data skor perbedaan hasil belajar siswa yang
telah memenuhi uji asumsi normalitas dan homogenitas adalah uji t. Uji t betujuan
untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t ini dilakukan pada data skor perbedaan
hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Team Games
Tournament dan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Ceramah. Uji t
ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
Uji t ini dilakukan pada data skor perbedaan hasil belajar siswa kelompok
eksperimen dan kontrol menghasilkan angka seperti pada tabel 4.5 di halaman 58
berikut ini:
58
Tabel 4.5 Hasil Uji t
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.679 .413 3.360 58 .001 5.6667 1.6864 2.2910 9.0423
Equal
variances not
assumed
3.360 56.517 .001 5.6667 1.6864 2.2891 9.0442
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi
0,05 (5%). Kriteria yang digunakan dalam pengujian hipotesis menyatakan bahwa
Ho ditolak jika Sig < dan Ho diterima jika Sig > . Dari hasil analisis di atas
dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara
menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament dengan
metode pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah
Tenaga.
H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament dengan metode pembelajaran
Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
perbedaan rata-rata nilai hasil belajar dengan menggunakan gambar 3 di halaman
59 berikut ini:
59
Gambar 4.3. Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan nilai hitung yang diperoleh pada tabel 4.5 diatas sebesar
0,001 < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament dengan metode pembelajaran Ceramah
pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Kelas Eksperimen
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
59
Gambar 4.3. Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan nilai hitung yang diperoleh pada tabel 4.5 diatas sebesar
0,001 < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament dengan metode pembelajaran Ceramah
pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
Rata-Rata Nilai Hasil
Belajar
59
Gambar 4.3. Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan nilai hitung yang diperoleh pada tabel 4.5 diatas sebesar
0,001 < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga kesimpulannya adalah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament dengan metode pembelajaran Ceramah
pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Rata-Rata Nilai Hasil
Belajar
60
BAB V
PEMBAHASAN
Pembahasan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV
akan dikemukakan dalam bab ini. Pembahasan mencakup pada hasil tes hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Team Games
Tournament dan Ceramah serta perbedaan tes hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament dan Ceramah.
Dalam bab ini secara berturut-turut akan dipaparkan beberapa pembahasan
(1) Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Team Games
Tournament. (2)Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode
pembelajaran Ceramah. (3) Perbedaan tes hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament dan Ceramah.
A. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran Team
Games Tournament
Penggunaan suatu metode pembelajaran dalam suatu materi pelajaran
perlu diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Salah satu metode yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Team Games
Tournament. Sebelum diterapkan metode pembelajaran Team Games Tournament
pada kelas eksperimen dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal. Dan
61
untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diajar menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament menggunakan posttest.
Pada penelitian ini, untuk mengetahui hasil belajar siswa diukur dengan
menggunakan tes kemampuan akhir yang berbentuk soal pilihan ganda.
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui nilai posttest pada kelompok eksperimen. Nilai
tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 70 dengan rentang nilai mencapai
angka sebesar 25. Kriteria ketuntasan mata pelajaran (KKM) yang telah
ditentukan oleh sekolah sebesar 7,50 dan presentase ketuntasan mencapai 76,67%
dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 23 siswa. Untuk rata-
rata nilai posttest sebesar 80,00.
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa ini disebabkan oleh proses belajar
pada metode pembelajaran Team Games Tournament menekankan kepada
ketergantungan antar anggota kelompok yang memungkinkan setiap anggota
kelompok untuk saling membantu sehingga ada interaksi atau timbal balik antar
sesama anggota kelompok. Apabila salah seorang dari anggota kelompok
mengalami kesulitan ketika bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru, teman satu kelompok berkewajiban untuk
membantu memecahkan kesulitan tersebut sebelum akhirnya menanyakan kepada
guru. Adanya unsur permainan dalam metode pembelajaran Team Games
Tournament dapat memicu semangat para siswa untuk belajar. Menurut Depari
(2011:162-163) kerja kelompok dalam metode pembelajaran Team Games
Tournament akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa
belajar secara kooperatif itu menyenangkan.
62
B. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran
Ceramah
Hasil belajar siswa merupakan cerminan kemampuan siswa dalam suatu
kompetensi dasar. Penerapan metode pembelajaran yang berbeda juga akan
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar berfungsi
sebagai indikator tentang perubahan tingkah laku yang telah dicapai siswa setelah
menjalani proses pembelajaran. salah satu metode yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah metode pembelajaran Ceramah. Sama halnya dengan kelas
eksperimen yang diajar menggunakan metode pembelajaran Team Games
Tournament pada kelas kontrol yang diajar menggunakan metode pembelajaran
Ceramah ini siswa diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diajar dengan menggunakan metode Ceramah. Kemudian untuk
mengetahui hasil akhir yang diperoleh setelah pembelajaran menggunakan
posttest.
Pada penelitian ini, untuk mengetahui hasil belajar siswa diukur dengan
menggunakan tes kemampuan akhir yang berbentuk soal pilihan ganda.
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui nilai posttest pada kelompok kontrol. Nilai
tertinggi sebesar 82,5 dan nilai terendah sebesar 57,5 dengan rentang nilai
mencapai angka sebesar 25. Kriteria ketuntasan mata pelajaran (KKM) yang telah
ditentukan oleh sekolah sebesar 7,50 dan presentase ketuntasan mencapai 53,33%
dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 16 siswa. Untuk rata-
rata nilai posttest sebesar 73,83.
Hasil belajar yang diperoleh siswa ini dikarenakan pada proses
pembelajaran Ceramah guru memimpin, mengatur dan mentransfer ilmu
63
pengetahuannya kepada siswa. Harsono (2009:77) menuturkan bahwa metode
ceramah adalah metode pengajaran yang konvensional dimana guru hanya
bercerita sesuai dengan yang ada di dalam buku. Bisa juga menggunakan alat
bantu seperti papan tulis, kapur tulis dan lain-lain. Proses belajar mengajar
pembelajaran sebagian besar adalah mendengar, membaca, mencatat, mengingat
dan menghafal teori yang diajarkan oleh guru. Sumber belajar pada metode
pembelajaran Ceramah adalah informasi yang diperoleh dari penjelasan guru dan
buku. Selain itu guru juga menugaskan siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan
soal-soal latihan secara berkelompok. Informasi yang diterima oleh siswa juga
bergantung kepada kemampuan siswa dalam menyerap informasi yang
disampaikan oleh guru.
Kenyataan menunjukkan bahwa sekalipun banyak kekurangan, hingga kini
metode ini tetap digunakan. Ini berarti tidak selamanya metode ini jelek. Namun,
yang penting adalah penerapan metode Ceramah lebih efektif dan bervariasi.
Untuk mewujudkannya ada beberapa hal yang dapat ditempuh yaitu:
a) Guru harus benar-benar menunjukkan pengawasan baik terhadap materi
pelajaran yang akan disajikan.
b) Penggunaan metode ceramah hendaknya dikombinasikan dengan metode-
metode lain seperti demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini
dapat membuat siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran.
c) Menggunakan media yang jelas dan menarik seperti papan tulis, bagan, dan
LCD.
d) Menerangkan petunjuk-petunjuk dalam ceramah seperti adanya persepsi yang
memadai, memotivasi belajar siswa, mengorelasikan bahan yang sedang
64
dibahas dengan kejadian sehari-hari, masalah, dan kenyataan lain seperti
perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
C. Perbedaan Tes Hasil Belajar Diajar Menggunakan Metode
Pembelajaran Team Games Tournament dan Ceramah
Berdasarkan uji t pada skor perbedaan hasil belajar menunjukkan bahwa
dari hasil perlakuan yang diberikan kepada dua kelompok pembelajaran Team
Games Tournament dan Ceramah, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar kelompok siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament dan kelompok siswa yang belajar melalui
pembelajaran Ceramah. Kelompok siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament menunjukkan hasil yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran
Ceramah. Berdasarkan nilai hitung yang diperoleh pada tabel 4.5 pada bab IV
sebesar 0,001 < 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga kesimpulannya
adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI antara kelompok yang
menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament dengan metode
pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
Apabila dilihat dari segi persentase ketuntasan antara kelompok pembelajaran
Team Games Tournament dan Ceramah, kelompok pembelajaran Team games
Tournament lebih unggul dibandingkan dengan kelompok Ceramah. Pada tabel
4.2 dapat diketahui bahwa persentase kelompok pembelajaran Team games
Tournament sebesar 76,67%atau sebanyak 23 siswa dari 30 siswa dan kelompok
pembelajaran Ceramah sebesar 53,33% atau sebanyak 16 siswa dari 30 siswa.
65
Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diajar
melalui pembelajaran Team Games Tournament dengan siswa yang belajar
melalui pembelajaran Ceramah menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi
oleh metode pembelajaran, walaupun diberi materi pelajaran dan soal-soal tes
yang setara serta memiliki fasilitas yang setara. Adanya perbedaan antara hasil
belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran Team Games Tournament dengan
siswa yang diajar melalui pembelajaran Ceramah disebabkan oleh beberapa
faktor. Setelah melaksanakan penelitian beberapa kemungkinan penyebabnya
dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, proses pembelajaran Team Games Tournament menekankan
pada siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Kedua, siswa dapat
mengemukakan gagasan-gagasan dan berdiskusi/bertanya kepada teman apabila
mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi. Ketiga, meningkatnya
kerja sama dan keterampilan berkomunikasi sesama siswa. Hal ini terlihat pada
saat siswa belajar, berdiskusi dan memainkan permainan akademik. Dimana pada
saat berdiskusi terjadi proses saling tukar pendapat. Slavin dalam Huda
(2013:197) menuturkan bahwa Team Games Tournament berhasil meningkatkan
keterampilan-keterampilan dasar, pencapaian akademik, interaksi positif antar
siswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda.
Disisi lain, pada metode pemebelajaran Ceramah guru cenderung lebih
dominan di depan kelas, memimpin dan mengatur jalannya pembelajaran serta
mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Proses belajar siswa sebagian besar
adalah mendengar, membaca, mencatat, mengingat dan menghafal teori yang
diajarkan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan siswa bosan, hilang konsentrasi
66
dan lain-lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Siswa tidak
diharuskan untuk memahami secara mendalam substansi materi yang diajarkan.
Tidak adanya pemahaman terhadap konsep materi yang diajarkan memungkinkan
siswa mudah melupakan materi yang telah diajarkan. Kamsinah (2008:109)
menuturkan bahwa metode Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada siswa. Dalam kegiatan ini,
informasi yang diberikan sering kabur dan samar-samar bagi pendengar. Bahkan
kemungkinan besar jika pendengar ditanya kembali mengenai pelajaran yang telah
disampaikan tidak tahu apa-apa. Jadi, sebaiknya dalam metode ini guru
menggunakan alat bantu seperti gambar, dan audio-visual lainnya. Sedangkan
Majid (2013:197) menuturkan bahwa metode Ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan, sering terjadi walaupun fisik siswa berada di dalam
kelas namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran.
Meskipun dalam pelaksanaannya peneliti sudah mengontrol secara ketat
variabel kontrol yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, namun tidak menutup
kemungkinan variabel kontrol tersebut terkontrol secara ketat. Hal ini
menyebabkan kelemahan pada penelitian ini sehingga diharapkan dapat diperbaiki
untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. Kelemahan dalam penelitian ini
diantaranya adalah: (1) tidak dilaksanakan briefing pada guru sebelum
dilaksanakan penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament, (2) guru
pada kelas Team Games Tournament dan kelas Ceramah merupakan orang yang
sama. Hal tersebut dapat mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias karena bisa
saja guru melakukan kesalahan dalam penerapan metode pembelajaran.
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament lebih efektif pada
mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.
2. Penerapan metode pembelajaran Konvensional menunjukkan hasil yang baik,
namun tidak sebaik hasil yang ditunjukkan melalui pembelajaran Team
Games Tournament.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament dan siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran
Chasis dan Pemindah Tenaga siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Kediri. Hal ini ditunjukkan melalui hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata
nilai sebesar 80, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 76,67%.
Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai sebesar 73,83, dengan
jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 53,33%.
68
B. Saran
1. Bagi guru
a. Guru di sekolah khususnya guru mata pelajaran Chasis dan Pemindah
Tenaga agar memahami lebih mendalam tentang metode pembelajaran
Team Games Tournament yang mampu memberi hasil belajar yang lebih
tinggi pada siswa.
b. Guru di sekolah khususnya guru mata pelajaran Chasis dan Pemindah
Tenaga hendaknya menggunakan metode pembelajaran Team Games
Tournament dalam proses belajar mengajar di sekolah.
2. Bagi sekolah
a. Sekolah hendaknya mensosialisasikan metode pembelajaran Team games
Tournament kepada guru-guru sehingga dapat meningkatkan pemahaman
guru terhadap metode pembelajaran Team Games Tournament.
b. Sekolah hendaknya mengarahkan guru untuk menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament sebagai alternatif proses
pembelajaran di sekolah.
3. Bagi peneliti
Bagi peneliti lain hendaknya melaksanakan penelitian dengan menerapkan
metode pembelajaran yang baru untuk lebih dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
69
DAFTAR RUJUKAN
Alex, Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Banuarli, Alfian. 2012. Perbedaan Hasil Belajar dengan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Konvensional
dalam Mata Pelajaran Dasar Otomotif Sepeda Motor Pada Siswa Kelas X
Jurusan Sepeda Motor di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Depari, Ganti. 2011. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament Dan
Learning Cycle Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital. Invotec, 7 (2):
161-174.
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jendreral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fariadi, Ridha. 2011. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT.
(Online). (http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/04/kelemahan-dan-
kelebihan-model.html) diakses Selasa, 11 Februari 2014.
Gunawan, Imam & Retno, Anggraini. Tanpa tahun. Taksonomi Bloom-Revisi
Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Penilaian. Madiun: IKIP PGRI.
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harsono, Beni., Soesanto, & Samsudi. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Antara
Metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media
Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan
Sistem Rem. Jurnal PTM, 9 (2): 71-79.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran .
Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Kamsinah. 2008. Metode Dalam Proses Pembelajaran. Lentera Pendidikan, 11
(1): 101-114.
Maisaroh & Rostrieningsih. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quis Team
70
Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1
Bogor. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8 (2) : 157-172.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nilasari, Ayunda Putri. 2012. Efektifitas Metode Kooperatif Team Games
Tournament Berbantu Papan Scrambel di Banding Metode Konvensional
Tehadap Hasil Belajar Akuntansi Kompetensi Dasar Jurnal Umum
Perusahaan Dagang Pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 4 Semarang.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nurhadi dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang (UM Press).
Oktaviani, Melina. 2013. Perbandingan Model Pembelajaran Group Investigation
(GI) dan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kediri. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Wiyono, Arif Hadi.2011. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Learning
Cycle dan Metode Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kelas X
Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Peraturan Menteri. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim UM. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi kelima. Malang: Biro
Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi Bekerjasama
dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2009. Bandung: Citra Umbara.
71
Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing
72
Lampiran 2. Kartu Konsultasi Skripsi
73
74
Lampiran 3. Surat Tugas dan Berita Acara Seminar Hasil Skripsi
75
76
77
Lampiran 4. Surat Tugas Ujian Skripsi
78
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian
79
Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian
80
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
81
Lampiran 8. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian
82
83
84
Lampiran 9: Hasil Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bernama bapak Drs. Wina Dwi K.P
1. Bagaimana cara bapak mengajar pelajaran produktif (teori pengantar
praktek) selama ini?
Jawab: biasanya saya mengajar dengan menerangkan materi di depan kelas
kepada siswa lalu memberi latihan soal.
2. Apakah saat bapak menerangkan materi pelajaran, siswa memperhatikan
dengan seksama?
Jawab : saat saya menerangkan, siswa yang pintar biasanya
memperhatikan. Namun ada beberapa siswa yang terkadang kurang
memperhatikan dengan seksama.
3. Bagaimana kondisi kelas saat bapak mengajar dengan metode ceramah?
Jawab : masih terdapat siswa yang ngobrol sendiri dengan teman
sebangku, apabila ditanya kadangkala dijawab secara serempak, ketika
diskusi hanya sebagian kecil saja yang aktif sedangkan lainnya hanya ikut-
ikutan saja.
4. Bagaimana peran siswa saat bapak menggunakan metode ceramah?
Jawab : peran siswa menjadi pasif, hanya mendengar dan memperhatikan
apa yang saya ajarkan serta mengerjakan latihan soal saja.
5. Apakah bapak pernah menggunakan metode pembelajaran yang lain selain
metode ceramah?
Jawab : selama ini saya hanya menggunakan metode ceramah dan
beberapa kali pernah menggunakan diskusi.
6. Bagaimana hasil belajar yang dicapai siswa selama ini?
Jawab : hasil ulangan yang dicapai siswa masih kurang memuaskan karena
masih banyak yang di bawah KKM yaitu 75 dan harus remidi.
7. Apakah usaha yang sudah dilakukan bapak dalam memperbaiki hasil
belajar siswa?
Jawab : hanya member remidi dan latihan soal saja.
85
Lampiran 10: Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Team Games
Tournament
Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan cara kerja rem tromol dan rem cakram
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen rem tromol dan rem cakram
3. Siswa dapat menjelaskan model-model rem tromol dan rem cakram
4. Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan pada rem tromol dan rem cakram
5. Siswa dapat menjelaskan penyetelan gap (celah) pada rem tromol dan rem
cakram
6. Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem
cakram
7. Pelaksanaan metode pembelajaran Team Game Tournament berikut untuk
mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga dengan standar kompetensi
memperbaiki sistem rem
8. Waktu pelaksanaan 4x45 menit
Materi Pelajaran :
1. Prinsip kerja rem
2. Komponen-komponen sistem rem
3. Perawatan sistem rem
4. Kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem cakram
Pertemuan ke : 1
PETUNJUK PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN TEAM
GAME TOURNAMENT
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
PERSIAPAN
Langkah waktu waktu
1. Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian memimpin
doa untuk mengawali KBM
5 menit Sikap tenang dan mengikuti arahan guru
untuk berdoa
5 menit
2. Guru melakukan presensi kepada
siswa dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
diterapkan
5 menit Siswa menunjukkan kehadiran dengan
menjawab panggilan guru
5 menit
3. Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem rem
Siswa menjawab pertanyaan guru 10 menit
4. Guru memberikan motivasi
kepada siswa
5 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 5 menit
PELAKSAAN
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran
20 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 20 menit
2. Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk kelompok kecil
5 menit Siswa membentuk kelompok sesuai
arahan guru
5 menit
3. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk memahami materi, apabila ada
yang perlu ditanyakan, kewajiban teman
30 menit
86
sekelompoknya untuk menjelaskan
4. Guru memberi tahu peraturan
permainan.
5 menit Siswa tetap berkumpul dengan
kelompoknya.
5 menit
5. Guru memberikan kartu soal pada
setiap meja. Guru mengawasi
kegiatan siswa. Game akademik
berakhir apabila waktu atau kartu
soal habis.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan
guru secara berkelompok. Kelompok
yang telah selesai mengerjakan soal
mengacungkan jari apabila terdapat
lebih dari satu kelompok yang
mengacungkan jari, maka guru berhak
menentukan kelompok mana yang
berhak mengemukakan jawabannya.
Kelompok yang menjawab benar
mendapat skor 20 dan berhak memilih
kartu soal berikutnya dan yang salah
tidak mendapat skor. Game selesai
apabila kartu soal habis atau waktu yang
ditentukan telah habis.
40 menit
PENUTUP
1. Guru memberikan soal evaluasi
pada siswa
Mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan guru
40 menit
2. Guru menyimpulkan materi
pelajaran
10 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 10 menit
3. Guru mempersilahkan siswa
untuk memberi masukan terhadap
penerapan metode pembelajaran
yang diterapkan
Siswa memberikan masukan tentang
penerapan metode pembelajaran
5 menit
Peraturan Game Akademik
1. Game terdiri dari soal-soal yang sesuai dengan materi yang disajikan.
2. Game dimainkan oleh seluruh kelompok.
3. Pertanyaan pertama dipilih oleh guru.
4. Guru membacakan pertanyaan dalam kartu soal yang terpilih.
5. Kelompok yang telah memperoleh jawaban dari soal yang dibacakan,
mengacungkan jari apabila terdapat lebih dari satu kelompok yang
mengacungkan jari, maka guru berhak menentukan kelompok mana yang
berhak mengemukakan jawabannya.
6. Apabila jawaban benar, kelompok memperoleh point 20 dan berhak
memilih kartu soal berikutnya.
7. Apabila jawaban salah, kelompok tidak terkena pengurangan skor dan
kesempatan menjawab dilempar ke kelompok lain.
8. Apabila dalam kesempatan kedua, kelompok yang ditunjuk guru tidak
berhasil menyelesaikan soal, maka kesempatan memilih soal diserahkan
kepada guru.
9. Game selesai apabila kartu soal habis atau waktu yang ditentukan telah
habis.
10. Kelompok dengan skor tertinggi akan memperoleh penghargaan.
87
Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi booster rem
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen booster rem
3. Siswa dapat menjelaskan cara kerja booster rem
4. Siswa dapat menjelaskan master silinder rem
5. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pedal rem
6. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan pedal rem
7. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem
8. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis minyak rem
9. Siswa dapat menjelaskan cara penanganan minyak rem
10. Siswa dapat menjelaskan fungsi katup proportioning
11. Siswa dapat menjelaskan cara kerja katup proportioning
12. Pelaksanaan metode pembelajaran Team Game Tournament berikut untuk
mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga dengan standar kompetensi
memperbaiki sistem rem
13. Waktu pelaksanaan 4x45 menit
Materi Pelajaran :
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Pedal rem
4. Minyak rem
5. Proportioning valve
6. Perbaikan sistem rem
Pertemuan ke : 2
PETUNJUK PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN TEAM
GAME TOURNAMENT
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
PERSIAPAN
Langkah waktu waktu
1. Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian memimpin
doa untuk mengawali KBM
5 menit Sikap tenang dan mengikuti arahan guru
untuk berdoa
5 menit
2. Guru melakukan presensi kepada
siswa dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
diterapkan
5 menit Siswa menunjukkan kehadiran dengan
menjawab panggilan guru
5 menit
3. Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem rem
Siswa menjawab pertanyaan guru 10 menit
4. Guru memberikan motivasi
kepada siswa
5 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 5 menit
PELAKSAAN
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran
20 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 20 menit
2. Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk kelompok kecil
5 menit Siswa membentuk kelompok sesuai
arahan guru
5 menit
88
3. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk memahami materi, apabila ada
yang perlu ditanyakan, kewajiban teman
sekelompoknya untuk menjelaskan
20 menit
4. Guru menunjuk kelompok untuk
menentukan wakilnya dalam
permainan akademik.
5 menit Perwakilan dari kelompok menempati
posisi masing-masing.
5 menit
5. Guru memberikan kartu soal pada
setiap meja
Siswa mengerjakan soal yang diberikan
guru secara individu, setiap soal diberi
waktu 4 menit
40 menit
6. Guru menyuruh siswa untuk
menukar lembar jawaban dengan
teman satu meja setiap waktu
yang diberikan untuk satu soal
habis.
Game akademik berakhir apabila
waktu atau kartu soal habis.
Siswa menukar lembar jawaban dan
mencocokkan dengan kunci jawaban.
Siswa yang menjawab benar mendapat
skor 20 dan berhak memilih kartu soal
berikutnya dan yang salah tidak
mendapat skor. Game selesai apabila
kartu soal habis atau waktu yang
ditentukan telah habis.
10 menit
PENUTUP
1. Guru memberikan soal evaluasi
pada siswa
Mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan guru
40 menit
2. Guru menyimpulkan materi
pelajaran
10 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 10 menit
3. Guru mempersilahkan siswa
untuk memberi masukan terhadap
penerapan metode pembelajaran
yang diterapkan
Siswa memberikan masukan tentang
penerapan metode pembelajaran
5 menit
Peraturan Tournamen
1. Siswa ditempatkan dalam beberapa meja tournamen. Setiap meja terdiri dari 5
siswa berkemampuan homogen yang merupakan wakil dari masing-masing
kelompok.
2. Setiap kelompok mengirimkan wakil-wakil mereka di setiap meja
tournament.
3. Meja 1 terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, meja 2 terdiri
dari siswa dengan kemampuan dibawahnya, dan seterusnya.
4. Tiap meja tournamen terdapat kartu soal untuk dikerjakan oleh siswa secara
individu dalam waktu yang bersamaan. Waktu untuk mengerjakan satu soal
adalah 4 menit.
5. Setelah waktu habis, siswa menukar lembar jawaban dengan teman satu meja
dan mengoreksi dengan kunci jawaban dengan acuan pada kunci jawaban
yang telah disediakan.
6. Setiap jawaban benar diberi skor 20, dan salah diberi skor 0.
7. Skor yang diperoleh siswa dibagi dengan jumlah kelompok mereka.
8. Siswa dengan skor tertinggi akan memperoleh penghargaan yang ditujukan
untuk kelompoknya.
9. Anggota kelompok yang tidak mewakili kelompoknya dalam tournamen,
wajib mengerjakan soal-soal yang telah dibacakan dalam game untuk
dikerjakan secara kelompok dan dikumpulkan sebagai laporan kelompok.
89
Lampiran 11: Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Ceramah
Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan cara kerja rem tromol dan rem cakram
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen rem tromol dan rem cakram
3. Siswa dapat menjelaskan model-model rem tromol dan rem cakram
4. Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan pada rem tromol dan rem cakram
5. Siswa dapat menjelaskan penyetelan gap (celah) pada rem tromol dan rem
cakram
6. Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem
cakram
7. Pelaksanaan metode pembelajaran Ceramah berikut untuk mata pelajaran
Chasis dan Pemindah Tenaga dengan standar kompetensi memperbaiki
sistem rem
8. Waktu pelaksanaan 4x45 menit
Materi Pelajaran :
1. Prinsip kerja rem
2. Komponen-komponen sistem rem
3. Perawatan sistem rem
4. Kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem cakram
Pertemuan ke : 1
PETUNJUK PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
PERSIAPAN
Langkah waktu waktu
1. Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian memimpin
doa untuk mengawali KBM
5 menit Sikap tenang dan mengikuti arahan guru
untuk berdoa
5 menit
2. Guru melakukan presensi kepada
siswa dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
diterapkan
5 menit Siswa menunjukkan kehadiran dengan
menjawab panggilan guru
5 menit
3. Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem rem
Siswa menjawab pertanyaan guru 10 menit
4. Guru memberikan motivasi
kepada siswa
5 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 5 menit
PELAKSANAAN
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran
40 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 40 menit
2. Guru mengarahkan siswa untuk
membentuk kelompok kecil
5 menit Siswa membentuk kelompok sesuai
arahan guru
5 menit
3. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk memahami materi.
20 menit
4. Memberikan lembar kerja siswa Mengerjakan lembar kerja siswa secara
kelompok
30menit
90
5. Membahas lembar kerja siswa
yang telah dikerjakan
15 menit Bersama-sama dengan guru membahas
hasil pekerjaan lembar kerja siswa
15 menit
PENUTUP
1. Memberikan soal evaluasi pada
siswa
Mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan guru
30 menit
2. Guru menyimpulkan materi
pelajaran
10 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 10 menit
3. Guru mempersilahkan siswa
untuk memberi masukan terhadap
penerapan metode pembelajaran
yang diterapkan
Siswa memberikan masukan tentang
penerapan metode pembelajaran
5 menit
91
Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi booster rem
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen booster rem
3. Siswa dapat menjelaskan cara kerja booster rem
4. Siswa dapat menjelaskan master silinder rem
5. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pedal rem
6. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan pedal rem
7. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem
8. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis minyak rem
9. Siswa dapat menjelaskan cara penanganan minyak rem
10. Siswa dapat menjelaskan fungsi katup proportioning
11. Siswa dapat menjelaskan cara kerja katup proportioning
12. Pelaksanaan metode pembelajaran Team Game Tournament berikut untuk
mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga dengan standar kompetensi
memperbaiki sistem rem
13. Waktu pelaksanaan 4x45 menit
Materi Pelajaran :
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Pedal rem
4. Minyak rem
5. Proportioning valve
6. Perbaikan sistem rem
Pertemuan ke : 2
PETUNJUK PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
PERSIAPAN
Langkah waktu waktu
1. Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian
memimpin doa untuk mengawali
KBM
5 menit Sikap tenang dan mengikuti arahan guru
untuk berdoa
5 menit
2. Guru melakukan presensi kepada
siswa dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
diterapkan
5 menit Siswa menunjukkan kehadiran dengan
menjawab panggilan guru
5 menit
3. Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem rem
Siswa menjawab pertanyaan guru 10 menit
11 Guru memberikan motivasi
kepada siswa
5 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 5 menit
PELAKSANAAN
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran
40 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 40 menit
2. Guru mengarahkan siswa untuk 5 menit Siswa membentuk kelompok sesuai 5 menit
92
membentuk kelompok kecil arahan guru
3. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk memahami materi.
20 menit
21 Memberikan lembar kerja siswa Mengerjakan lembar kerja siswa secara
kelompok
30 menit
31 Membahas lembar kerja siswa
yang telah dikerjakan
15 menit Bersama-sama dengan guru membahas
hasil pekerjaan lembar kerja siswa
15 menit
PENUTUP
1. Memberikan soal evaluasi pada
siswa
Mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan guru
30 menit
31 Guru menyimpulkan materi
pelajaran
10 menit Siswa mendengarkan penjelasan guru 10 menit
11 Guru mempersilahkan siswa
untuk memberi masukan terhadap
penerapan metode pembelajaran
yang diterapkan
Siswa memberikan masukan tentang
penerapan metode pembelajaran
5 menit
93
Lampiran 12: Daftar Nilai UTS
94
95
Lampiran 13: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori)
Kelas Eksperimen
A. Identitas
Sekolah : SMKN 1 Kediri
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Kelas/Semester : XI/Genap
Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem rem
Kompetensi Dasar : Memelihara sistem rem dan komponennya
Indikator : Menjelaskan Cara kerja rem tromol
: Menjelaskan Komponen rem tromol
: Menjelaskan Jenis rem tromol
: Menjelaskan Cara kerja rem cakram
: Menjelaskan Komponen rem cakram
: Menjelaskan Jenis rem cakram
: Menjelaskan Pembuangan udara palsu pada
sistem rem hidrolik
: Menjelaskan Penyetelan jarak bebas sepatu rem
tromol
: Menjelaskan Kelebihan dan kelemahan rem
tromol dan rem cakram
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 4x45 menit
B. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan cara kerja rem tromol dan rem cakram
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen rem tromol dan rem cakram
3. Siswa dapat menjelaskan model-model rem tromol dan rem cakram
4. Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan pada rem tromol dan rem cakram
5. Siswa dapat menjelaskan penyetelan gap (celah) pada rem tromol dan rem
cakram
6. Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem
cakram
C. Materi
1. Prinsip kerja rem
2. Komponen-komponen sistem rem
3. Perawatan sistem rem
4. Kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem cakram
D. Metode Pembelajaran :
Team Games Tournament
96
E. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa Waktu
Pendahuluan Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian
memimpin doa untuk
mengawali kegiatan KBM
Sikap tenang dan mengikuti
arahan guru untuk berdoa
10 menit
Dilanjutkan dengan
melakukan presensi kepada
siswa
Siswa menunjukkan kehadiran
dengan menjawab panggilan
guru
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem
rem
Siswa menjawab pertanyaan
guru
15 menit
Guru memberikan motivasi di
awal kegiatan KBM
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Kegiatan inti Guru memberi penjelasan
kepada siswa mengenai
beberapa aspek, yaitu: prinsip
kerja sistem rem, fungsi
komponen sistem rem,
perawatan sistem rem.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
20 menit
Guru mengatur dan
memfasilitasi siswa dalam
pelaksanaan Team Games
Tournament
Siswa membentuk kelompok
yang terdiri dari 5-6 siswa dan
melaksanakan kegiatan Team
Games Tournament sesuai
dengan arahan dan petunjuk
guru
80 menit
Penutup Memberikan evaluasi pada
siswa
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
40 menit
Guru menyimpulkan materi
pelajaran dan mempersilahkan
siswa untuk memberi
masukan terhadap penerapan
metode pembelajaran yang
diterapkan
Siswa mendengarkan
penjelasan guru kemudian
memberikan masukan tentang
penerapan metode
pembelajaran
15 menit
F. Sumber/Alat/Bahan
1. Sumber belajar:
New Step 1 Toyota
Perawatan Sistem Rem (Modul SMK)
97
2. Alat:
LCD proyektor
Laptop
Papan tulis
Guru Bidang Studi
Moch. Buchori Hasyim
NIM. 100513402080
98
LEMBAR KERJA SISWA
1. Apa fungsi rem?
2. Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem?
3. Sebutkan langkah-langkah untuk membuang udara palsu dalam sistem rem!
4. Ada berapa macam tipe rem tromol? Sebutkan!
5. Ada berapa macam tipe rem cakram? Sebutkan!
6. sebutkan masing-masing komponen yang diberi tanda panah
Kunci Jawaban
1. Untuk mengurangi dan menghentikan laju kendaraan, serta memarkir
kendaraan.
2. Tahan panas, tahan aus dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
3. a. isi tangki cadangan minyak rem dengan minyak rem
b. pasang selang plastic pada nepel pembuangan udara silinder roda,
masukkan ujung lain dari selang plastic kedalam botol atau sejenisnya.
c. pompa pedal rem beberapa kali sampai keras dan tahan pedal rem.
d. kendorkan nepel pembuangan udara sampai minyak rem keluar.
Kencangkan kembali nepel pembuangan udara. Lakukan beberapa kali
sampai minyak yang keluar tidak mengandung gelembung udara.
e. lakukan prosedur diatas pada setiap roda.
4. Ada 6. Leading and trailing, two leading, dual two leading, uni servo, duo
servo, anchor pin.
5. Ada 2. Single piston dan double piston.
6. a. pedal rem e. rem cakram
b. rem tromol
c. tuas rem parkir
d. booster rem
A
E
D
C B
99
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori)
Kelas Eksperimen
A. Identitas
Sekolah : SMKN 1 Kediri
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Kelas/Semester : XI/Genap
Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem rem
Kompetensi Dasar : Memperbaiki sistem rem
Indikator : Menjelaskan fungsi booster rem
: Mengidentifikasi komponen booster rem
: Menjelaskan cara kerja booster rem
: Menjelaskan master silinder rem
: Menjelaskan prinsip kerja pedal rem
: Menjelaskan cara penyetelan pedal rem
: Menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal
rem
: Menjelaskan jenis-jenis minyak rem
: Menjelaskan cara penanganan minyak rem
: Menjelaskan fungsi katup proportioning
: Menjelaskan cara kerja katup proportioning
Pertemuan Ke : 2
Alokasi Waktu : 4x45 menit
B. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi booster rem
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen booster rem
3. Siswa dapat menjelaskan cara kerja booster rem
4. Siswa dapat menjelaskan master silinder rem
5. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pedal rem
6. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan pedal rem
7. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem
8. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis minyak rem
9. Siswa dapat menjelaskan cara penanganan minyak rem
10. Siswa dapat menjelaskan fungsi katup proportioning
11. Siswa dapat menjelaskan cara kerja katup proportioning
C. Materi
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Pedal rem
4. Minyak rem
5. Proportioning valve
6. Perbaikan sistem rem
D. Metode Pembelajaran :
Team Games Tournament
100
E. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa Waktu
Pendahuluan Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian
memimpin doa untuk
mengawali kegiatan KBM
Sikap tenang dan mengikuti
arahan guru untuk berdoa
10 menit
Dilanjutkan dengan melakukan
presensi kepada siswa
Siswa menunjukkan
kehadiran dengan menjawab
panggilan guru
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem
rem
Siswa menjawab pertanyaan
guru
15 menit
Guru memberikan motivasi di
awal kegiatan KBM
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Kegiatan inti Guru memberi penjelasan
kepada siswa mengenai
beberapa aspek, yaitu: fungsi
booster rem, fungsi komponen
booster rem, master silinder
rem, cara penyetelan tinggi dan
jarak bebas pedal rem, jenis-
jenis minyak rem dan
penanganannya, fungsi
proportioning valve dan cara
kerja proportioning valve
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
20 menit
Guru mengatur dan
memfasilitasi siswa dalam
pelaksanaan Team Games
Tournament
Siswa membentuk kelompok
yang terdiri dari 5-6 siswa
dan melaksanakan kegiatan
Team Games Tournament
sesuai dengan arahan dan
petunjuk guru
80 menit
Penutup Memberikan evaluasi pada
siswa
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
40 menit
Guru menyimpulkan materi
pelajaran dan mempersilahkan
siswa untuk memberi masukan
terhadap penerapan metode
pembelajaran yang diterapkan
Siswa mendengarkan
penjelasan guru kemudian
memberikan masukan
tentang penerapan metode
pembelajaran
15 menit
F. Sumber/Alat/Bahan
1. Sumber belajar:
New Step 1 Toyota
Perbaikan Sistem Rem (Modul SMK)
101
2. Alat:
LCD proyektor
Laptop
Papan tulis
Guru Bidang Studi
Moch. Buchori Hasyim
NIM. 100513402080
LEMBAR KERJA SISWA
1. Apa akibatnya apabila jarak bebas pedal rem kurang?
2. Apa fungsi dari booster rem?
3. Apa fungsi dari master silinder rem?
4. Apa akibatnya apabila celah antara tromol dan kanvas terlalu besar dan terlalu
kecil?
5. Syarat apa sajakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem?
6. Sebutkan kemungkinan penyebab daya pengereman berkurang atau bahkan
tidak ada sama sekali saat pedal rem diinjak!
Kunci Jawaban
1. Jarak pengereman menjadi pendek
2. Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman
lebih besar.
3. Merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis dan meneruskannya ke
semua silinder roda.
4. Celah yang besar menyebabkan kelambatan pada pengereman. Celah yang
kecil menyebabkan rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol
dan kanvas.
5. Tahan panas, tahan aus dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
6. Pipa saluran rusak/bocor, sistem rem kemasukan udara, sepatu rem aus, seal
silinder master bocor, minyak rem habis.
102
Lampiran 14: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori)
Kelas Kontrol
A. Identitas
Sekolah : SMKN 1 Kediri
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Kelas/Semester : XI/Genap
Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem rem
Kompetensi Dasar : Memelihara sistem rem dan komponennya
Indikator : Menjelaskan Cara kerja rem tromol
: Menjelaskan Komponen rem tromol
: Menjelaskan Jenis rem tromol
: Menjelaskan Cara kerja rem cakram
: Menjelaskan Komponen rem cakram
: Menjelaskan Jenis rem cakram
: Menjelaskan Pembuangan udara palsu pada
sistem rem hidrolik
: Menjelaskan Penyetelan jarak bebas sepatu rem
tromol
: Menjelaskan Kelebihan dan kelemahan rem
tromol dan rem cakram
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 4x45 menit
B. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan cara kerja rem tromol dan rem cakram
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen rem tromol dan rem cakram
3. Siswa dapat menjelaskan model-model rem tromol dan rem cakram
4. Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan pada rem tromol dan rem cakram
5. Siswa dapat menjelaskan penyetelan gap (celah) pada rem tromol dan rem
cakram
6. Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem
cakram
C. Materi
1. Prinsip kerja rem
2. Komponen-komponen sistem rem
3. Perawatan sistem rem
4. Kelebihan dan kekurangan rem tromol dan rem cakram
D. Metode Pembelajaran :
Ceramah Diskusi
Tanya jawab Mencatat
103
E. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa Waktu
Pendahuluan Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi
kelas yang tenang
kemudian memimpin
doa untuk mengawali
kegiatan KBM
Sikap tenang dan mengikuti
arahan guru untuk berdoa
10 menit
Dilanjutkan dengan
melakukan presensi
kepada siswa
Siswa menunjukkan
kehadiran dengan
menjawab panggilan guru
Guru memberikan
beberapa pertanyaan
mengenai sistem rem
Siswa menjawab pertanyaan
guru
20 menit
Guru memberikan
motivasi di awal
kegiatan KBM
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Kegiatan inti Guru memberi
penjelasan kepada siswa
mengenai beberapa
aspek, yaitu: prinsip
kerja sistem rem, fungsi
komponen sistem rem,
perawatan sistem rem.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru dan
mencatat
40 menit
Guru membagikan LKS Siswa mengerjakan LKS
secara kelompok
dilanjutkan dengan
membahas LKS secara
bersama-sama
70 menit
Penutup Memberikan evaluasi
pada siswa
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
30 menit
Guru mempersilahkan
siswa untuk memberi
masukan terhadap
penerapan metode
pembelajaran yang
diterapkan
Siswa memberikan
masukan tentang penerapan
metode pembelajaran
10 menit
104
F. Sumber/Alat/Bahan
1. Sumber belajar:
New Step 1 Toyota
Perawatan Sistem Rem (Modul SMK)
2. Alat:
LCD proyektor
Laptop
Papan tulis
Guru Bidang Studi
Moch. Buchori Hasyim
NIM. 100513402080
105
LEMBAR KERJA SISWA
1. Apa fungsi rem?
2. Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem?
3. Sebutkan langkah-langkah untuk membuang udara palsu dalam sistem rem!
4. Ada berapa macam tipe rem tromol? Sebutkan!
5. Ada berapa macam tipe rem cakram? Sebutkan!
6. sebutkan masing-masing komponen yang diberi tanda panah
Kunci Jawaban
1. Untuk mengurangi dan menghentikan laju kendaraan, serta memarkir
kendaraan.
2. Tahan panas, tahan aus dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
3. a. isi tangki cadangan minyak rem dengan minyak rem
b. pasang selang plastic pada nepel pembuangan udara silinder roda,
masukkan ujung lain dari selang plastic kedalam botol atau sejenisnya.
c. pompa pedal rem beberapa kali sampai keras dan tahan pedal rem.
d. kendorkan nepel pembuangan udara sampai minyak rem keluar.
Kencangkan kembali nepel pembuangan udara. Lakukan beberapa kali
sampai minyak yang keluar tidak mengandung gelembung udara.
e. lakukan prosedur diatas pada setiap roda.
4. Ada 6. Leading and trailing, two leading, dual two leading, uni servo, duo
servo, anchor pin.
5. Ada 2. Single piston dan double piston.
6. a. pedal rem e. rem cakram
b. rem tromol
c. tuas rem parkir
d. booster rem
A
E
D
C B
106
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori)
Kelas Kontrol
A. Identitas
Sekolah : SMKN 1 Kediri
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Kelas/Semester : XI/Genap
Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem rem
Kompetensi Dasar : Memperbaiki sistem rem
Indikator : Menjelaskan fungsi booster rem
: Mengidentifikasi komponen booster rem
: Menjelaskan cara kerja booster rem
: Menjelaskan master silinder rem
: Menjelaskan prinsip kerja pedal rem
: Menjelaskan cara penyetelan pedal rem
: Menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal
rem
: Menjelaskan jenis-jenis minyak rem
: Menjelaskan cara penanganan minyak rem
: Menjelaskan fungsi katup proportioning
: Menjelaskan cara kerja katup proportioning
Pertemuan Ke : 2
Alokasi Waktu : 4x45 menit
B. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi booster rem
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen booster rem
3. Siswa dapat menjelaskan cara kerja booster rem
4. Siswa dapat menjelaskan master silinder rem
5. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja pedal rem
6. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan pedal rem
7. Siswa dapat menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem
8. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis minyak rem
9. Siswa dapat menjelaskan cara penanganan minyak rem
10. Siswa dapat menjelaskan fungsi katup proportioning
11. Siswa dapat menjelaskan cara kerja katup proportioning
C. Materi
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Pedal rem
4. Minyak rem
5. Proportioning valve
6. Perbaikan sistem rem
107
D. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Mencatat
Diskusi
Tanya jawab
E. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa Waktu
Pendahuluan Guru mengawali dengan
mengkondisikan situasi kelas
yang tenang kemudian
memimpin doa untuk
mengawali kegiatan KBM
Sikap tenang dan mengikuti
arahan guru untuk berdoa
10 menit
Dilanjutkan dengan
melakukan presensi kepada
siswa
Siswa menunjukkan
kehadiran dengan menjawab
panggilan guru
Guru memberikan beberapa
pertanyaan mengenai sistem
rem
Siswa menjawab pertanyaan
guru
20 menit
Guru memberikan motivasi di
awal kegiatan KBM
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Kegiatan inti Guru memberi penjelasan
kepada siswa mengenai
beberapa aspek, yaitu: fungsi
booster rem, fungsi komponen
booster rem, master silinder
rem, cara penyetelan tinggi
dan jarak bebas pedal rem,
jenis-jenis minyak rem dan
penanganannya, fungsi
proportioning valve dan cara
kerja proportioning valve
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
40 menit
Guru membagikan LKS Siswa mengerjakan LKS
secara kelompok,
dilanjutkan dengan
membahas LKS secara
bersama-sama
70
Penutup Memberikan evaluasi pada
siswa
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
30 menit
Guru mempersilahkan siswa
untuk memberi masukan
terhadap penerapan metode
pembelajaran yang diterapkan
Siswa memberikan masukan
tentang penerapan metode
pembelajaran
10 menit
108
F. Sumber/Alat/Bahan
1. Sumber belajar:
New Step 1 Toyota
Perbaikan Sistem Rem (Modul SMK)
2. Alat:
LCD proyektor
Laptop
Papan tulis
Guru Bidang Studi
Moch. Buchori Hasyim
NIM. 100513402080
LEMBAR KERJA SISWA
1. Apa akibatnya apabila jarak bebas pedal rem kurang?
2. Apa fungsi dari booster rem?
3. Apa fungsi dari master silinder rem?
4. Apa akibatnya apabila celah antara tromol dan kanvas terlalu besar dan terlalu
kecil?
5. Syarat apa sajakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem?
6. Sebutkan kemungkinan penyebab daya pengereman berkurang atau bahkan
tidak ada sama sekali saat pedal rem diinjak!
Kunci Jawaban
1. Jarak pengereman menjadi pendek
2. Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman
lebih besar.
3. Merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis dan meneruskannya ke
semua silinder roda.
4. Celah yang besar menyebabkan kelambatan pada pengereman. Celah yang
kecil menyebabkan rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol
dan kanvas.
5. Tahan panas, tahan aus dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
6. Pipa saluran rusak/bocor, sistem rem kemasukan udara, sepatu rem aus, seal
silinder master bocor, minyak rem habis.
109
Lampiran 15: Data Skor Validasi Instrumen Pertemuan 1
Skor Validasi Pertemuan 2
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total
M. ERFAN ZAKKY
IRAWAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
M.ASROFI
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
MAULANA BAYU
SUGARA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 22
MAULANA RIZWAN
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 22
MOCH FAJAR F
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
MOCH FARID FAUZIN
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
MOCHAMAD HANIF A
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
MOCHAMMAD AFFAN Z
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
MOCHAMMAD BAGUS K
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
MOCHAMMAD FIRDAUS
1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 11
MOH HANDOYO
0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 11
MOH SALIM FIKRI
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 11
MOH SHOLEHUDIN
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
MOHAMMAD AGUNG P
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
MOHAMMAD FATHUL M
0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total
MOHAMMAD FATHUL
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
MOHAMMAD FIKRI J
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
MUHAMAD IBNU HABIB
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22
MUHAMAD KAHAR
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19
MUHAMMAD ABDUL A
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21
MUHAMMAD AKBAR R
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20
MUHAMMAD SAFRIZAL
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22
MUHAMMAD SULTON F
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
MUKHAMAD EKO W
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
NANANG WIJIANTO
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 13
NIKO WAHYU M
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 11
NOVAN GRAFIKA PU
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 11
PANJI ASMORO
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21
RAHMAD ZANUAR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20
RANGGA BAHTIAR
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 15
110
Lampiran 16: Kisi-Kisi Soal Evaluasi
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Jenis
Soal
Nomor Soal
1. 1.Memperbaiki
Sistem Rem
1. Memelihara
sistem rem
dan
komponennya
Pertemuan I Pilihan
Ganda
1. Cara kerja rem tromol dan rem
cakram
1,7,8,13,18,1
9,20
2. Komponen rem tromol dan rem
cakram
2,3,5,10,11,1
7
3. Jenis rem tromol dan rem cakram 4,6,12,
4. Pembuangan udara palsu 15,16
5. Penyetelan jarak bebas sepatu
rem tromol
9
6. Kelebihan dan kelemahan rem
tromol dan rem cakram
14
2. Memperbaiki
sistem rem
dan
komponennya
Pertemuan II Pilihan
Ganda
1. Pedal rem 1,2,3,4,17
2. Master silinder rem 19,20
3. Fungsi booster rem 5,7
4. Komponen booster rem 8,9,10,18
5. Cara kerja booster rem 6,7,13
6. Minyak rem 14,15,16,
7. Katup proporsioning 11,12,13,17
111
Lampiran 17: Soal Evaluasi
LEMBAR EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI (Pertemuan ke I)
Materi Kompetensi : Memelihara Sistem Rem dan Komponennya
Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini!
1. Pada rem tromol, sepatu rem akan bergerak keluar menekan tromol apabila ada
tekanan dari...
a. Roda d. Silinder roda
b. Backing plate e. Pegas penahan sepatu rem
c. Pegas pengembali
2. Komponen pada rem tromol berikut ini yang berfungi menahan sepatu rem
agar tetap pada dudukannya adalah...
a. Silinder roda d. Pegas penahan
b. Sepatu rem e. Pegas pengembali
c. Napple
3. Dibawah ini merupakan komponen rem tromol
Bagian yang ditunjukkan oleh nomor 1 dan 6 berturut-
turut adalah..
a. Return spring dan Adjusting tube
b. Brake shoe dan Wheel cylinder
c. Return spring dan Wheel cylinder
d. Drum dan Wheel cylinder
e. Adjusting tube dan Drum
4. Gambar dibawah merupakan tipe rem tromol jenis...
a. Uni servo
b. Duo servo
c. Leading trailing
d. Dual two leading
e. Two leading
5. Komponen pada rem tromol yang berfungi untuk mengembalikan sepatu rem
pada posisi semula setelah terjadi pengereman adalah...
a. Silinder roda d. Pelat penahan
b. Pegas pengembali e. Backing plate
c. Pegas penahan
6. Berikut ini adalah tipe rem tromol jenis...
a. Single action two leading
b. Double action two leading
c. Uni servo
d. Duo servo
e. Leading trailing
112
7. Pada jenis rem tromol yang ditunjukan pada soal no. 6 maka pernyataan yang
benar adalah...
a. Pada saat kendaraan maju, salah satu sepatu rem menjadi leading dan sepatu
rem yang lain menjadi trailing.
b. Pada saat kendaraan maju, kedua sepatu rem menjadi leading.
c. Pada saat kendaraan maju, kedua sepatu rem menjadi trailing.
d. Pada saat kendaraan mundur,kedua sepatu rem menjadi leading.
e. Pada saat kendaraan mundur, kedua sepatu rem yang lain menjadi trailing.
8. Pernyataan yang benar mengenai jenis rem tromol dibawah ini adalah...
a. Daya pengereman sama besar baik kendaraan maju
maupun mundur
b. Pada saat kendaraan bergerak maju, tekanan pengereman
tinggi.
c. Kanvas rem sekunder akan cepat aus.
d. Pada saat kendaraan bergerak maju kedua sepatu rem
menjadi trailing shoe
e. Pada saat kendaraan bergerak maju sepatu rem primer
menjadi leading shoe dan sepatu rem sekunder menjadi
trailing shoe
9. Pada penyetelan manual celah antara sepatu rem dengan
tromol, komponen yang di stel adalah...
a. Silinder roda d. Pegas pengembali
b. Sekrup penyetel sepatu e. Plat penahan
c. Pegas penahan
10. Berikut ini yang bukan merupakan syarat kanvas rem yang baik adalah...
a. Tahan panas d. Koefisien gesek besar
b. Tahan aus e. Tidak cepat habis
c. Permukaan kasar
11. Komponen pada rem cakram yang berfungsi untuk mendeteksi keausan pad
dengan mengeluarkan bunyi adalah...
a. Sil piston d. Pad wear indicator
b. Hold spring e. Piston
c. Backing plate
12. Tipe rem cakram dengan kaliper yang tetap (tidak dapat bergerak) adalah rem
cakram jenis...
a. Single piston d. Fixed caliper
b. Semi floating e. Single caliper
c. Floating caliper
13. Pada rem cakram gaya gesek yang dimanfaatkan untuk pengereman
didapatkan dari...
a. Gesekan piringan dengan pad d. Gesekan pad dengan silinder
b. Gesekan piringan dengan kaliper e. Gesekan silinder dengan kaliper
c. Gesekan pad dengan kaliper
14. Berikut ini merupakan kekurangan rem cakram dibandingkan dengan rem
tromol...
a. Lebih sulit dalam perawatan dan pembersihan
b. Proses pendinginan lebih lama
c. Jika terendam oleh air, maka air akan sulit keluar dari rem
113
d. Konstruksi lebih besar
e. Self energizzing efect kecil
15. Mengapa udara palsu pada sistem rem hidrolis harus dihilangkan...
a. Karena udara palsu mendinginkan cairan rem
b. Karena udara dapat mengurangi kepakeman rem
c. Karena udara dapat mengurangi volume cairan rem
d. Karena udara dapat menguap pada suhu yang tinggi
e. Karena udara dapat mengakibatkan suhu tinggi
16. Berikut ini merupakan langkah pembuangan udara palsu pada sistem rem
hidrolis...
1. Lakukan secara berulang kali sampai cairan rem yang keluar pada selang
plastik tidak terdapat udara, tambahkan cairan rem pada reservoir apabila
kurang.
2. Periksa dan bersihkan kotoran yang melekat pada backing plate sehingga
nipel (katup buang) terlihat jelas
3. Tekan pedal rem berulang kali sehingga tekanannya menjadi keras dan
tahan, kemudian katup buang dibuka sehingga keluar gelembung udara
lalu keraskan katup buang
4. Sambung selang plastik ke nipel dan masukkan ke dalam kaleng bening
yang sudah terisi minyak rem
Urutan yang benar adalah...
a. 1-2-3-4 d. 1-3-4-2
b. 4-1-3-2 e. 2-4-3-1
c. 2-3-4-1
17. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dibuatnya pringingan rem cakram
berlubang adalah...
a. Agar pendinginan sempurna d. Agar udara dapat mengalir dengan baik
b. Mencegah fading e. Mencegah korosi
c. Agar pad rem lebih awet
18. Pada rem tromol, gaya pengereman diperoleh dari...
a. Gesekan sepatu rem dan silinder roda d. Gesekan silinder roda dan tromol
b. Gesekan sepatu rem dan tromol e. Gesekan silinder roda dan piston
c. Gesekan sepatu rem dan roda
19. Menurut mekanisme kerjanya rem kaki dibedakan menjadi...
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
20. Agar diperoleh pengereman, maka piringan rem cakram harus dihimpit oleh...
a. Pad d. Master silinder
b. Caliper e. Nepel
c. Piston
114
Kunci Jawaban
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Materi Kompetensi : Memperbaiki Sistem Rem
1. D 11. D
2. D 12. D
3. C 13. A
4. A 14. E
5. B 15. B
6. A 16. E
7. A 17. E
8. B 18. B
9. B 19. A
10. C 20. A
115
LEMBAR EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI (Peretemuan ke II)
Materi Kompetensi : Memeperbaiki Sistem Rem
Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini!
1. Salah satu fungsi penyetelan tinggi pedal rem adalah...
a. Menjamin sistem rem belum berfungsi ketika pedal rem belum diinjak
b. Untuk memberikan jarak yang cukup pada pedal dalam meakukan
pengereman
c. Meringankan tenaga injakan pedal
d. Menjaga agar tidak terjadi kebocoran pada seal piston master silinder
e. Meringankan kerja dari booster rem
2. Fungsi penyetelan jarak bebas pedal rem adalah...
a. Unntuk menambah tenaga injakan pedal
b. Menghindari agar injakan pedal tidak terlalu keras
c. Agar pedal dalam posisi bebas sebelum ditekan
d. Agar pedal pada posisi ergonomis
e. Menghindari keausan pada pedal
3. Berapa tinggi pedal terhadap lantai
a. 150,5-160,5 mm d. 144,5-154,5 mm
b. 154,7-164,7 mm e. 135,7-145,7 mm
c. 164,7-174,7 mm
4. Gangguan yang menyebabkan hambatan pada semua roda adalah...
a. Tidak adanya gerak bebas pada pedal rem d. Kanvas rem aus
b. Silinder roda macet e. Bantalan roda pecah
c. Pegas pengembali rusak
5. Booster rem merupakan komponen dalam sistem rem yang berfungsi untuk...
a. Menjamin sistem rem mempunyai tekanan pengereman yang sama tiap
rodanya
b. Menjaga tekanan rem pada roda belakang
c. Mengalirkan minyak rem ke silinder roda
d. Meringankan tenaga pengemudi saat menekan pedal rem
e. Menambah umur komponen master silinder
6. Tenaga booster rem didapat dengan memanfaatkan...
a. Tekanan dari master silinder d. Tekanan dari silinder roda
b. Tekanan dari proportioning valve e. Kevakuman dari exhaust manifold
c. Kevakuman di intake manifold
7. Jika booster rem tidak berfungsi (rusak) maka sistem rem hidrolik...
a. Tidak berfungsi d. Berfungsi sebagian
b. Berfungsi normal e. Tidak ada jawaban yang benar
c. Berfungsi namun rem berat
8. Berikut ini yang bukan merupakan komponen booster rem adalah...
a. Push rod d. Control valve
b. Diafragma e. Compensating port
c. Pegas diafragma
9. Bagian booster rem yang langsung berhubungan degan intake manifold
adalah...
a. Variable pressure chamber d. Constant pressure chamber
b. Diafragma e. Reaction mechanism
116
c. Power piston
10. Komponen booster rem yang berfungsi membuka dan menutup saluran antara
constant pressure chamber dengan variable pressure chamber adalah...
a. Control valve d. Reaction mechanism
b. Air valve e. Push rod
c. Power piston
11. Proportioning valve adalah komponen sistem rem yang terletak pada
saluran...
a. Roda depan d. Roda kiri
b. Roda belakang e. Semua roda
c. Roda kanan
12. Proportioning valve berfungsi untuk...
a. Membatasi daya pengereman pada roda depan
b. Melakukan pengereman terhadap tromol
c. Untuk membantu booster rem dalam pengereman
d. Membatasi daya pengereman pada roda belakang
e. Merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis
13. Untuk mengatur tekanan fluida ke roda belakang sesuai beban kendaraan dan
memberikan tekanan maksimum ke roda belakang saat rem roda depan terjadi
kebocoran adalah fungsi dari...
a. Load sensing proportioning valve d. Air valve
b. Reaction mechanism e. Return spring
c. Vacum valve
14. Berikut ini yang bukan syarat-syarat minyak rem adalah...
a. Tidak menimbulkan korosi
b. Mempunyai daya lumas
c. Tidak melelehkan atau mengembangkan karet
d. Mempunyai titik beku tinggi dan titik didih rendah
e. Tidak mengandung endapan
15. Jenis minyak rem dibawah ini adalah...
a. SAE 70 d. DOT 3
b. Dextron e. ATF
c. NHCL
16. Berikut ini yang bukan merupakan tindakan penanganan minyak rem yang
benar adalah...
a. Jangan mencampur minyak rem
b. Jangan tercemar oleh air
c. Jangan tercemar dengan oli atau pembersih oli
d. Simpan minyak rem ditempat yang sesuai
e. Gunakan untuk membantu menghilangkan cat
17. Berapakah jarak bebas pedal rem...
a. 3 - 6 mm d. 3 4 mm
b. 3 5 mm e. 3 8 mm
c. 3 7 mm
18. Bagian depan dan bagian belakang booster rem dibatasi oleh...
a. Body booster d. Membran
b. Piston e. Reaction mechanism
c. Control valve
117
19. Fungsi dari master silinder adalah...
a. Merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis
b. Melipat gandakan daya pengereman
c. Sebagai penampung minyak rem
d. Melakukan pengereman pada tromol
e. Membantu booster rem meringankan pengereman
20. Minyak rem keluar dari master silinder menuju ke pipa rem melalui...
a. Compensating port
b. Piston seal
c. Outlet valve
d. Inlet port
e. Bleeder hole
118
Kunci Jawaban
Mata Pelajaran : Chasis dan Pemindah Tenaga
Materi Kompetensi : Memperbaiki Sistem Rem
11. B 11. B
12. C 12. D
13. B 13. A
14. A 14. C
15. D 15. D
16. C 16. E
17. C 17. A
18. E 18. D
19. D 19. A
20. A 20. C
119
Lampiran 18: Lembar Jawaban Evaluasi
Lembar Jawaban Soal Evaluasi 1
Nama :
Kelas :
No Absen :
1. A B C D E 11. A B C D E
2. A B C D E 12. A B C D E
3. A B C D E 13. A B C D E
4. A B C D E 14. A B C D E
5. A B C D E 15. A B C D E
6. A B C D E 16. A B C D E
7. A B C D E 17. A B C D E
8. A B C D E 18. A B C D E
9. A B C D E 19. A B C D E
10. A B C D E 20. A B C D E
120
Lembar Jawaban Soal Evaluasi 2
Nama :
Kelas :
No Absen :
1. A B C D E 11. A B C D E
2. A B C D E 12. A B C D E
3. A B C D E 13. A B C D E
4. A B C D E 14. A B C D E
5. A B C D E 15. A B C D E
6. A B C D E 16. A B C D E
7. A B C D E 17. A B C D E
8. A B C D E 18. A B C D E
9. A B C D E 19. A B C D E
10. A B C D E 20. A B C D E
121
Lampiran 19: Daftar Nilai
Daftar Nilai Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretest 1 Posttest 1 Pretest 2 Posttest 2
1. DEDDY TRIANTONO
50 85 65 95
2. DEFVA BUDYARSON
60 70 65 85
3. DENY PRASETYO
65 80 60 90
4. DEVEGA LUTVEN AGUSTA
65 70 55 90
5. DHIMAS WAHYU GUDTAMA
55 90 65 70
6. DODY SUPRAYITNO
40 80 45 80
7. DONY KURNIAWAN ZHAIN ARIF
70 85 60 85
8. DWI ARI CHANDRA PURNAMA
70 70 55 80
9. DWI FATTUDIN
65 85 55 75
10. EDWIN REZHA ANGGARA
50 70 50 100
11. FAHIM RIDWAN
55 60 65 85
12. FAISAL TRI MAHARDIKA
65 85 65 85
13. FAJAR ARI WIBOWO
60 80 60 80
14. FARID KRISTANTO
45 85 65 70
15. FATKUR RIDHO TOLABI
55 90 75 100
16. FERENT ALBIRAFAH REZA
50 85 55 85
17. FRANSISCO YOGIE PRATAMA
55 60 45 90
18. FREDY SETIAWAN
75 70 45 70
19. GALIH PRASETIO
55 75 65 80
20. HANGGA PRATAMA
70 90 70 80
21. HARI SURYA PRASTYA
55 65 75 75
22. HELDY ARIANTO
65 80 65 95
23. HIBRAN FIKRI ALAZIZI
55 70 50 70
24. HUDHA ADI PRASETYA
70 90 70 95
25. IMAM SAFII
60 75 60 80
26. IMAM SUBEKTI
75 75 50 80
27. JENIO AKBAR IMANA
65 70 55 75
28. KHAMA ARWA PRASETYA
60 80 55 60
29. LAMBANG DWI PRASETYO
45 75 45 70
30. LAMBANG PERMONO
70 85 60 95
31. LUCKY DWIKI SAPUTRA
60 90 45 90
Minimum 40 60 45 60
Maksimum 75 90 75 100
Rata-Rata 59,84 78,06 58,54 82,58
122
Daftar Nilai Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretest 1 Posttest 1 Pretest 2 Posttest 2
1. ABID QUDSI MUIS
55 70 60 60
2. ACHMAD BAIDOWI
50 75 45 70
3. ADHE JOAN SAPUTRA
60 75 60 70
4. AFIYALDO REYNALDI
45 75 45 65
5. AFTA MA'ARIF
60 75 60 85
6. AGUNG PRASETYO BUDI
55 70 55 95
7. AGUNG SUPRA SETYO
55 65 70 75
8. AHMAD BUDI SETIAWAN
70 85 60 75
9. AHMAD FERY GHOZALI
45 55 70 80
10. AHMAD HAFIZD JULFIQOR
60 60 60 95
11. ALBERD APRINO PUTRA
60 65 70 75
12. ALDINO RIZAL ILHAM
70 85 55 75
13. ALDO FERDIANSYAH
70 85 50 80
14. ANANG SAIKHODIN
45 55 70 65
15. ANDRE PURNOMO
65 80 65 70
16. ANTON WIBISONO
60 75 50 60
17. ARDI WICAKSONO
50 80 65 85
18. ARIEF RAHMAD WIDODO
65 80 65 75
19. AYYUB SYAHARUDIN
65 75 55 75
20. BAGUS CHANDRA PRADIESTA
55 70 45 85
21. BAGUS SETYAWAN
65 60 45 90
22. BAGUS TRILAKSONO
75 85 50 75
23. BAMBANG WAHYUDI
55 70 55 85
24. BATARA KRISTIAWAN
65 80 65 80
25. BAYU SETIA KUMALA
55 70 65 75
26. BEMBY AFRIZAL ADITYA
45 80 65 65
27. CHAMZAH FREDY P
65 65 45 60
28. DANANG ADHITYA PRATAMA
70 80 50 80
29. DANI JULIAN
50 65 75 80
30. DANI YULAS PUTRA
45 55 55 60
Minimum 45 55 45 60
Maksimum 75 85 75 95
Rata-Rata 58,33 72,17 58,17 75,50
123
Lampiran 20: Tabel Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-Rata
Hasil Belajar (Pretest)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 30 30
Normal Parameters
a
Mean 59.417 58.2500
Std. Deviation 6.5549 5.29924
Most Extreme Differences Absolute .235 .163
Positive .131 .101
Negative -.235 -.163
Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 .891
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .405
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.396 1 58 .532
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.396 .532 .758 58 .451 1.1667 1.5389 -1.9138 4.2472
Equal
variances not
assumed
.758 55.561 .452 1.1667 1.5389 -1.9167 4.2500
124
Lampiran 21: Identitas Proposal Skripsi
125
126
RIWAYAT HIDUP
Moch. Buchori Hasyim dilahirkan di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur pada tanggal 5 Desember 1991
tepatnya di desa Nambaan kecamatan Ngasem.
Merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
pasangan bapak Afandi dan Ibu Nurmarhaeni.
Memulai tingkat pendidikannya di TK Dharma
Wanita 1 Nambaan pada tahun 1996. Kemudian
menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri
Nambaan I (1998-2004). Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gampengrejo (sekarang SMP Negeri 1
Ngasem) (2004-2007) dan selanjutnya melanjutkan pendidikannya di SMK
Negeri 1 Kediri (2007-2010) dengan mengambil jurusan Mekanik Otomotif. Pada
tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Malang,
Jurusan Teknik Mesin dan mengambil Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Otomotif.
Pada tahun 2014 penulis menyelesaikan studinya dengan menyelesaikan
skripsi yang berjudul STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR
CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI.
E-mail : mochbuchorihasyim@yahoo.com
No. HandPhone : 085236282146/085749830165
126
RIWAYAT HIDUP
Moch. Buchori Hasyim dilahirkan di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur pada tanggal 5 Desember 1991
tepatnya di desa Nambaan kecamatan Ngasem.
Merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
pasangan bapak Afandi dan Ibu Nurmarhaeni.
Memulai tingkat pendidikannya di TK Dharma
Wanita 1 Nambaan pada tahun 1996. Kemudian
menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri
Nambaan I (1998-2004). Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gampengrejo (sekarang SMP Negeri 1
Ngasem) (2004-2007) dan selanjutnya melanjutkan pendidikannya di SMK
Negeri 1 Kediri (2007-2010) dengan mengambil jurusan Mekanik Otomotif. Pada
tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Malang,
Jurusan Teknik Mesin dan mengambil Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Otomotif.
Pada tahun 2014 penulis menyelesaikan studinya dengan menyelesaikan
skripsi yang berjudul STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR
CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI.
E-mail : mochbuchorihasyim@yahoo.com
No. HandPhone : 085236282146/085749830165
126
RIWAYAT HIDUP
Moch. Buchori Hasyim dilahirkan di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur pada tanggal 5 Desember 1991
tepatnya di desa Nambaan kecamatan Ngasem.
Merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
pasangan bapak Afandi dan Ibu Nurmarhaeni.
Memulai tingkat pendidikannya di TK Dharma
Wanita 1 Nambaan pada tahun 1996. Kemudian
menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri
Nambaan I (1998-2004). Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gampengrejo (sekarang SMP Negeri 1
Ngasem) (2004-2007) dan selanjutnya melanjutkan pendidikannya di SMK
Negeri 1 Kediri (2007-2010) dengan mengambil jurusan Mekanik Otomotif. Pada
tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Malang,
Jurusan Teknik Mesin dan mengambil Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Otomotif.
Pada tahun 2014 penulis menyelesaikan studinya dengan menyelesaikan
skripsi yang berjudul STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR
CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI.
E-mail : mochbuchorihasyim@yahoo.com
No. HandPhone : 085236282146/085749830165

Anda mungkin juga menyukai