Anda di halaman 1dari 15

EFEK DEPRIVASI SENSORI

a. Kognitif
Penurunan kapasitas belajar, ketidakmampuan berpikir
atau menyelesaikan masalah, disorientasi, berpikir aneh,
peningkatan kebutuhan untuk sosialisasi
b. Afektif
Kobosanan, kelelahan, kecemasan, kelabilan emosional,
peningkatan kebutuhan untuk stimulasi fisik
c. Persepsi
Terjadi disorganisasi persepsi pada koordinasi visual,
persepsi warna, pergerakan nyata, keakuratan taktil,
kemampuan menilai ruang dan waktu
Lanjutan perubahan sensori..
3. Beban sensori yang berlebihan
Suatu keadaan dimana seseorang menerima banyk
stimulus sensori dan tidak dapat secara persepsual
untuk menghiraukan stimulus tertentu atau secara
selektif mengabaikan beberapa stimulus
Stimulasi snsori yang berlebihan mencegah otak untuk
berespons secara tepat atau mengabaikan stimulus
tertentu
Toleransi orang oleh beban sensori dapat bervariasi
oleh tingkat kelelahan, sikap dan kesehatan emosiaonal
dan fisik
PERUBAHAN PERSEPSI
Halusinasi
Adalah Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun
pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam
keadaan sadar/bangun
Ilusi
Interpretasi atau penilaian yang salah tentang
pencerapan yang sungguh terjadi pada panca indera,
mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama,
bayangan daun dilihat seperti orang
Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa
pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, mis:
pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian
tubuhnya bukan kepunyaannya lagi
Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, mis: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri,
makropsia/mikropsia
Gangguan psikofisologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh
gangguan emosi, mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang
LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma, pada jantung terjadi
palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering
berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus
Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan
sebagai akibat kerusakan otak
Halusinasi merupakan salah satu gangguan
persepsi, dimana terjadi pengalaman panca
indera tanpa adanya rangsangan sensorik
(persepsi indra yang salah).
Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi
adalah persepsi sensorik tentang suatu objek,
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat
meliputi semua sistem penginderaan
(pendengaran, penglihatan, penciuman,
perabaan atau pengecapan), sedangkan
menurut Wilson (1983),
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

Halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi
panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat terjadi pada sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu
penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut
terjadi pada saat klien dapat menerima
rangsangan dari luar dan dari individu.

Dengan kata lain klien berespon terhadap
rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
Gangguan persepsi dapat terjadi pada
proses sensori penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan dan pengecapan.
Menurut May Durant Thomas (1991)

halusinasi secara umum dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa seperti:
Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi
yang berhubungan dengan penggunaan
alcohol dan substansi lingkungan
MACAM2 - HALUSINASI
a. Halusinasi pendengaran : karakteristik ditandai dengan
mendengar suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien
mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan : karakteristik dengan adanya stimulus
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran
geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan
kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu : karakteristik ditandai dengan adanya
bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine
atau feses. Kadang kadang terhidu bau harum. Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

Halusinasi peraba : karakteristik ditandai dengan
adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
Halusinasi pengecap : karakteristik ditandai dengan
merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
Halusinasi sinestetik : karakteristik ditandai dengan
merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine
PENYEBAB GANGGUAN PERSEPSI-
SENSORI (HALUSINASI)
A. FAKTOR PREDISPOSISI :
1. BIOLOGIS
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf syaraf pusat
dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin timbul adalah
: hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku
menarik diri.

2. PSIKOLOGIS
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respons
psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien.

3. SOSIOBUDAYA
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti :
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

B. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan
halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan,
isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya
Peran perawat dalam lingkup persepsi -
sensori
Peranan atau tingkah laku perawat
yang diharapkan dan dinilai oleh
masayarakat dalam memberikan
pelayanan pada klien:
1. Sebagai pelaksana
keperawatan(caregiver)
2. Sebagai pendidik ( teacher )
3. Sebagai comunicator
4. Sebagai penasehat ( counselor )
5. Sebagai researcher
6. Sebagai pembela ( advocate )
7. Sebagai Manajer
Tujuan perawatan klien yang mengalami
perubahan sensori-persepsi:
Klien memelihara fungsi indera yang ada saat ini
Menyediakan stimulus yang bermakna di
lingkungan
Menyediakan lingkungan yang aman
Mampu melakukan perawatan diri
Klien dapat terlibat aktif dalam kegiatan sosial
Tidak terjadi perubahan sensori yang semakin
buruk
Kiat dalam keperawatan
Nursing is caring
Nursing is believing in others
Nursing is respecting
Nursing is learning
Nursing is trusting
Nursing is believing in self
Thanks..

Anda mungkin juga menyukai