II. A. WILAYAH II. A.1. Letak Geografis Batas wilayah : a. Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah b. Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta c. Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah d. Selatan : Samudera Hindia Sedangkan posisi geografisnya : a. Barat : 110 Bujur Timur 1' 37" b. Timur : 110 Bujur Timur 16' 37" c. Utara : 7 Lintang Selatan 38' 42" d. Selatan : 7 Lintang Selatan 59' 3"
II. A.2. Pembagian Administratif Luas wilayah 58.627,51 ha (586,28 km) terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa, 918 dusun dan 1 kelurahan dengan 38 RW. Luas wilayah tersebut belum termasuk luas laut yang menjadi kewenangan kabupaten, yaitu seluas 15.872 ha (158,72 km 2 ) Tabel 2.1. Jumlah desa, dusun, dan luas kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Sumber data : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Kulon Progo, 2012 (diolah)
No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Luas (Hektar) Persentase Luas Wil. (%) 1 Temon 15 96 3.629,890 6,19 2 Wates 7/1 Kelurahan 52/ 38 RW 3.200,239 5,46 3 Panjatan 11 100 4.459,230 7,61 4 Galur 7 75 3.291,232 5,61 5 Lendah 6 62 3.559,192 6,07 6 Sentolo 8 84 5.265,340 8,98 7 Pengasih 7 78 6.166,468 10,52 8 Kokap 5 63 7.379,950 12,59 9 Girimulyo 4 57 5.490,424 9,36 10 Nanggulan 6 61 3.960,670 6,76 11 Kalibawang
4 84 5.296,368 9,03 12 Samigaluh 7 106 6.929,308 11,82 J u m l a h 87 Desa/ 1 Kelurahan 918 Dusun/ 38 RW 58.627,512 100,00 DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
4 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Tabel 2.2. Nama Satuan Lingkungan Setempat Menurut Desa/Kelurahan di Kabupaten Kulon Progo Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Lingkungan Setempat Kode Nama Kode Nama Dukuh RW RT 010 Temon 001 Jangkaran 8 10 27 010 Temon 002 Sindutan 7 14 28 010 Temon 003 Palihan 9 15 35 010 Temon 004 Glagah 9 16 36 010 Temon 005 Kalidengen 3 7 14 010 Temon 006 Plumbon 10 12 26 010 Temon 007 Kedundang 6 12 28 010 Temon 008 Demen 7 7 21 010 Temon 009 Kulur 7 14 45 010 Temon 010 Kaligintung 5 9 27 010 Temon 011 Temon Wetan 7 13 27 010 Temon 012 Temon Kulon 5 11 32 010 Temon 013 Kebonrejo 4 9 20 010 Temon 014 Janten 5 9 19 010 Temon 015 Karang Wuluh 4 8 16 020 Wates 001 Karangwuni 6 12 24 020 Wates 002 Sogan 5 6 15 020 Wates 003 Kulwaru 6 7 16 020 Wates 004 Ngestiharjo 5 11 27 020 Wates 005 Triharjo 10 10 25 020 Wates 006 Bendungan 12 21 48 020 Wates 007 Giripeni 8 22 50 020 Wates 008 Wates - 38 86 030 Panjatan 001 Garongan 9 18 36 030 Panjatan 002 Pleret 11 22 44 030 Panjatan 003 Bugel 10 20 41 030 Panjatan 004 Kanoman 6 12 25 030 Panjatan 005 Depok 11 22 44 030 Panjatan 006 Bojong 11 22 44 030 Panjatan 007 Tayuban 7 14 28 030 Panjatan 008 Gotakan 8 16 32 030 Panjatan 009 Panjatan 5 10 20 DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012- 2032, peta administrasi Kabupaten Kulon Progo sebagaimana gambar 2.1.
II. A.3. Tata Ruang Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, yang memuat tata ruang dan RTRWK. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRWK adalah Rencana Tata Ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten yang berisi tujuan, kebijakan, Strategi Penataan Ruang Wiilayah Kabupaten, Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten, Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten, Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, dan Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten. Penjabaran singkat dari tata ruang adalah sebagai berikut : 1. Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang Kabupaten Kulon Progo terdiri atas: a. Sistem pusat kegiatan, meliputi: 1) Pengembangan dan pemantapan PKWp; 2) Pengembangan dan pemantapan PKL; 3) Pemantapan fungsi pengembangan PPK; 4) Pemantapan fungsi pengembangan PPL; 5) Pengembangan pusat agropolitan; dan 6) Pengembangan pusat minapolitan. b. Sistem jaringan prasarana wilayah, meliputi: 1) Perwujudan sistem jaringan transportasi 2) Perwujudan sistem jaringan energi 3) Perwujudan sistem jaringan sumber daya air 4) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi 5) Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 9
G a m b a r
2 . 2 .
P e t a
S t r u k t u r
R u a n g
K a b u p a t e n
K u l o n
P r o g o
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
10 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
2. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang Kabupaten Kulon Progo terdiri atas: a. Kawasan lindung, yang meliputi: 1) Kawasan hutan lindung 2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya 3) Kawasan perlindungan setempat 4) Kawasan suaka alam, pelestarian budaya, dan cagar budaya 5) Kawasan rawan bencana alam 6) Kawasan lindung geologi b. Kawasan budidaya, yang meliputi: 1) Kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat 2) Kawasan peruntukan pertanian 3) Kawasan peruntukan perikanan 4) Kawasan peruntukan pertambangan 5) Kawasan peruntukan industri 6) Kawasan peruntukan pariwisata 7) Kawasan peruntukan permukiman 8) Kawasan peruntukan lainnya
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 11
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 3
Gambar 2.3. Peta Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 3
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
4 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
II. A.4. Geologi 1. Struktur dan Karakteristik Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kulon Progo secara umum berupa kubah atau menyerupai kubah (Dome), dimana terletak di bagian utara dan sisi barat wilayah Kulon Progo. Struktur geologi daerah terdiri atas : a. Struktur Geologi berupa Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di formasi Sentolo. Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih, Sentolo, Panjatan, Lendah dan Galur. b. Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan yang saling bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok batuan yang lain yang dipisahkan oleh zona patahan atau dapat diistilahkan pecahan batuan yang disertai gerakan massa batuan. Patahan di wilayah Kulon Progo dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu : - Patahan Regional, merupakan satu kesatuan patahan Yogyakarta. Patahan ini merupakan Patahan Graben Yogyakarta. Patahan Graben Yogyakarta adalah Patahan Opak dan Patahan Progo yang menyebabkan wilayah Kulon Progo dan Wonosari menjadi daerah dataran Tinggi dan di Kota yogyakarta menjadi daratan rendah. Patahan Opak berarah barat daya Timur Laut, sedangkan patahan Progo berarah Utara Selatan. Patahan ini di bagian timur Kulon Progo meliputi wilayah Kalibawang bagian timur, Nanggulan bagian Timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah. - Patahan Lokal, merupakan patahan yang hanya terjadi di Kulon Progo. Patahan ini banyak terjadi di bagian pegunungan atau kubah di Kulon Progo utara bagian barat, dimana patahan berarah relatif radial yaitu berarah barat laut tenggara, barat timur dan barat daya timur laut. Patahan ini terdapat di wilayah Kecamatan Kokap, Temon bagian utara, Pengasih, Naggulan bagian barat. c. Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan. Struktur kekar ini sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua. Formasi batuan dan sebarannya dibedakan menjadi endapan gunung api (40,37%), batuan sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan batuan trobosan/Intrusi (4,43%). Lebih detail dapat dilihat pada tabel 2.3.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 5
Tabel 2.3. Pengelompokan Batuan Berdasarkan Jenis Batuan di Kabupaten Kulon Progo No Kecamatan Luas Satuan Batuan (Ha) Endapan Gunung Api Batuan Sedimen Batuan Gunung Api Batuan Trobosan Jumlah 1 Temon 3.688 - - - 3.688 2 Wates 3.063 138 - - 3.197 3 Panjatan 3.872 588 - - 4.454 4 Galur 2.229 - 1.063 - 3.288 5 Lendah 2.009 1.075 475 - 3.555 6 Sentolo 3.165 1.175 925 - 5.259 7 Pengasih 4.342 1.825 - - 6.161 8 Kokap 550 4.230 - 2.600 7.372 9 Girimulyo 125 5.366 - - 5.485 10 Nanggulan 250 2.736 975 - 3.957 11 Kalibawang 375 3.971 950 - 5.290 12 Samigaluh - 6.929 - - 6.922 TOTAL 23.667 28.032 4.388 2.600 58.628 Prosentase 40,37% 47,81% 7,48% 4,43% Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2007
Kabupaten Kulon Progo secara stratigrafis termasuk ke dalam stratigrafis Pegunungan Kulon Progo. Unit stratigrafis yang paling tua di daerah Pegunungan Kulon Progo dikenal dengan Formasi Nanggulan, kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan batuan-batuan dari Formasi Jonggaran dan Formasi Sentolo, yang menurut Van Bemmmelen (1949) kedua formasi terakhir ini mempunyai umur yang sama, keduanya hanya berbeda faises. a) Formasi Nanggulan Formasi Nanggulan merupakan formasi yang paling tua di daerah pegunungan Kulon Progo. Singkapan batuan batuan penyusun dari Formasi Naggulan dijumpai di sekitar desa Nanggulan, yang merupakan kaki sebelah timur dari Pegunungan Kulon Progo. Penyusun batuan dari formasi ini terdiri dari batupasir dengan sisipan lignit, Napal pasiran, batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan tuff serta kaya akan fosil foraminifera dan moluska. Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah 30 meter. b) Formasi Andesit Tua Batuan penyusun dari formasi ini terdiri atas breksi andesit, tuff, tuff lapili, aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Lava, terutama terdiri dari andesit hiperstein dan andesit augit hornblende. Formasi Andesit Tua ini mempunyai ketebalan mencapai 500 meter mempunyai kedudukan yang tidak selaras di atas formasi Nanggulan. Batuan penyusun formasi ini berasal dari kegiatan vulaknisme di daerah tersebut, yaitu dari beberapa gunung api tua di daerah Pegunungan Kulon Progo yang oleh Van Bemmelen (1949) disebut sebagai Gunung Api Andesit Tua. Gunung api yang dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian tengah pegunungan, DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
6 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Gunung Ijo di bagian selatan, serta Gunung Menoreh di bagian utara Pegunungan Kulon Progo. Formasi Andesit Tua diperkirakan berumur Oligosen Atas sampai Meiosen Bawah. c) Formasi Kaligesing tersusun oleh litologi breksi laharik dengan sisipan lava andesit, batupasir tufaan. Formasi ini berdasarkan radiometroi berumur Oligosen dan menumpang tidak selaras di atas Formasi Nanggulan. Formasi ini terdapat di bagian Tengah sisi selatan barat dan barat laut dari kubah Kulon Progo. d) Formasi Dukuh tersusun oleh perselangselingan antara breksi, batupasir kerikilan, batugamping dan batu lempung. Litologi satuan ini menunjukkan perlapisan baik dan silang siur, sejajar pada batulempung dan batupasir. Formasi ini tidak selaras ditas Formasi Nanggulan. Formasi ini berumur Oligo-Miosen dan pelamparan di daerah Dukuh Kecamatan Samigaluh. e) Formasi Jonggrangan Litologi dari Formasi Jonggrangan ini tersingkap baik di sekitar desa Jonggrangan, suatu desa yang ketinggiannya di atas 700 meter dari muka air laut dan disebut sebagai Plato Jonggrangan. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari Konglomerat yang ditumpangi oleh Napal tufan dan Batupasir gampingan dengan sisipan Lignit. Formasi Jonggrangan ini terletak secara tidak selaras di atas Formasi Andesit Tua. Ketebalan dari Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 meter (Van Bemmelen, (1949)). Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo keduanya merupakan Formasi Kulon Progo (Westopo Beds) diduga berumur Miosen Tengah. f) Formasi Sentolo Litologi penyusun Formasi Sentolo ini di bagian bawah, terdiri dari Aglomerat dan Napal, semakin ke atas berubah menjadi Batugamping berlapis dengan fasies neritik. Batugamping koral dijumpai secara lokal, menunjukkan umur yang sama dengan formasi Jonggrangan, tetapi di beberapa tempat umur Formasi Sentolo adalah lebih muda Formasi Sentolo ini mempunyai ketebalan sekitar 950 meter g) Satuan Endapan Vulkanik Kuarter merupakan endapan Gunung Merapi yang tersusun oleh breksi sisipan laca dan endapan lahar. Satuan ini berumur Pliosen-Pleistosen. Satuan ini terdapat di atas semua formasi di bagian timur h) Satuan Endapan Aluvial tersusun oleh endapan kerikil, pasir, lanau dan lempung dan bongkah sepanjang sungai dan dataran pantai. DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 7
Untuk lebih jelasnya stratigrafi formasi geologi Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.4. Stratigrafi Formasi Geologi Kabupaten Kulon Progo
Umur Formasi Deskripsi Litologi Ketebalan (m) Kuarter Aluvium Kerikil, pasir, lanau dan lempung sepanjang sungai dan dataran pantai. 100 Pliosen- Pleistosen Endapan Vulkanik Kuarter breksi sisipan lava dan endapan lahar 20
Miosen Bawah
Sentolo Bagian atas batugamping berlapis baik kaya foraminifera Bagian bawah konglomerat alas diatasnya napal tufaan bersalangan dengan vitriks tuf
950
Miosen Bawah
Jonggrangan Bagian atas batugamping berlapis ke arah atas menjadi batugamping koral Bagian bawah konglomerat diatasnya napal tufaan dan bapsir gampingan berselang-seling dengan lignit
250 Oligo Miosen Dukuh perselangselingan antara breksi, batupasir kerikilan, batugamping dan batulempung 660 Oligosen Kaligesing breksi laharik dengan sisipan lava andesit, batupasir tufaan 600 Oligo-Miosen Andesit Tua Breksi andesit, tuf, lapilli tuf, aglomerat dan berselingan dengan lava andesit. Terdapat fragmen batua lebih tua. 660 Eosen Atas Oligosen Nanggulan Batupasir seling-seling dengan lignit, napal pasiran, batulempung gampingan struktur konkresi, selang-seling napal dan batugamping, batupasir dan tuf, kaya foraminifera dan moluska foraminifera dan moluska
300
Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2008
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
8 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Gambar 2.4. Peta Geologi Kabupaten Kulon Progo
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 9
II. A.5. Ketinggian Tempat Secara umum gambaran dari hamparan wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah daerah datar yang dikelilingi oleh pegunungan yang sebagian besar terletak di wilayah utara. Hamparan wilayah tersebut menurut ketinggian tanahnya adalah 17,58 % berada pada ketinggian <7 m diatas permukaan air laut (dpal), 15,20 % berada pada ketinggian 8 25 m dpal, 22,84 % berada pada ketinggian 26-100 m dpal, 330 % berada pada ketinggian 101-500 m dpal, dan 11,37 % berada pada ketinggian >500 m dpal. Masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki beberapa tingkat ketinggian lahan yang bervariasi, sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Luas Tanah Menurut Ketinggian dari Permukaan Air Laut per Kecamatan (ha)
No. Kecamatan Ketinggian (meter) Jumlah < 7 8 25 26100 101500 > 500 1 Temon 2.046 1.325 173 85 - 3.629 2 Wates 1.542 1.418 240 - - 3.200 3 Panjatan 3.121 818 520 - - 4.459 4 Galur 3.061 230 - - - 3.291 5 Lendah 411 2.091 1.057 - - 3.559 6 Sentolo 18 1.068 4.179 - - 5.265 7 Pengasih 110 1.676 2.603 1.778 - 6.167 8 Kokap - 284 756 6.150 190 7.380 9 Girimulyo - - 328 2.598 2.565 5.491 10 Nanggulan - - 3.286 675 - 3.961 11 Kalibawang - - 250 4.901 145 5.296 12 Samigaluh - - - 3.162 3.767 6.929 Kulon Progo 10.30 9 8.910 13.392 19.349 6.667 58.627 Persentase (%) 17,58 15,20 22,84 33,00 11,37 100,00 Sumber data: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010 Adapun Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 2.5. Berdasarkan keadaan topografi Kabupaten Kulon Progo terbagi atas 3 (tiga) kelompok yang dapat dilihat dalam Tabel 2.6.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
10 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Tabel 2.6. Keadaan Topografi Kabupaten Kulon Progo
Kelompok Keadaan Topografi Wilayah Kecamatan Bagian Utara Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 - 1.000 meter dari permukaan air laut Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang dan Kokap Bagian Tengah Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 - 500 meter dari permukaan air laut Nanggulan, Sentolo, sebagian Pengasih, dan sebagian Lendah Bagian Selatan Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai dengan 100 meter dari permukaan air laut Temon, Wates, Panjatan, Galur, sebagian Lendah dan sebagian Pengasih Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010 Adapun Peta Kelompok Ketinggian Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 2.5.
II.A.6. Kemiringan Lereng Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Kulon Progo juga bervariasi, seperti terlihat dalam Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Kemiringan Lereng
Kelas Lereng Luas (ha) % 0-8% 24.045,45 41,01 8-15% 2.316,17 3,95 15-25% 16.271,39 27,75 25-40% 3.511,03 5,99 Lebih dari 40% 12.483,48 21,29
Sumber :Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2009
Adapun Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Gambar 2.6.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 11
Gambar 2.5. Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Kulon Progo
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
12 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Gambar 2.6. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulon Progo
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 13
II. A. 7. Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai enam jenis tanah yaitu tanah Alluvial, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Lathosol. Jenis tanah Lathosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Temon, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh seluas 24.400 Ha (41,62%). Urutan terluas kedua yaitu seluas 12.899 Ha (22%) adalah tanah Grumosol, berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff. Tanah jenis ini tersebar di Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batu gamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Panjtan, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan dengan total luasan 3.512 Ha (5,99%). Sedangkan jenis tanah Alluvial terdapat di Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Pengasih, dan Kokap dengan total luasan 7.880 Ha (13,44%). Jenis tanah dengan luasan terkecil adalah tanah Mediteran seluas 1.300 Ha (2,22%). Tanah ini berasal dari batugamping karang, batu gamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan Sentolo, Girimulyo, Nanggulan dan Samigaluh. Sedangkan jenis tanah Regosol ditemui di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Lendah dan Kalibawang dengan total luasan 8.636 Ha (14,73%). Tanah Regosol ini adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Untuk melihat lebih lengkap jenis tanah dengan luas sebarannya di masing- masing Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Jenis Tanah dan Penyebarannya di Kabupaten Kulon Progo
No. Kecamatan Jenis Tanah (Luas Ha) Jumlah Aluvial Litosol Regosol Grumosol Mediteran Lathosol 1. Temon 874 0 2.428 0 0 327 3.629 2. Wates 2.389 0 608 203 0 0 3.200 3. Panjatan 2.871 492 528 568 0 0 4.459 4. Galur 372 0 1.956 963 0 0 3.291 5. Lendah 180 800 0 2.579 0 0 3.559 6. Sentolo 0 1.344 232 3.189 500 0 8.265 7. Pengasih 400 700 964 2.452 0 1.651 6.167 DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
14 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
No. Kecamatan Jenis Tanah (Luas Ha) Jumlah Aluvial Litosol Regosol Grumosol Mediteran Lathosol 8. Kokap 794 0 180 0 0 6.406 7.380 9. Girimulyo 0 0 88 0 140 5.203 5.491 10. Nanggulan 0 176 368 2.945 472 0 3.961 11. Kalibawang 0 0 0 0 0 6.929 6.929 12. Samigaluh 0 0 1.284 0 188 3.824 5.296 T o t a l 7.880 3.512 8.636 12.899 1.300 24.400 58.627 Persentase (%) 13,44 5,99 14,73 22 2,22 41,62 100 Sumber data : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2010 Dari tabel diatas terdapat satu kecamatan yaitu Kecamatan Kalibawang yang seluruh wilayahnya hanya memiliki satu jenis tanah saja yaitu jenis tanah Lathosol.
II. A.8. Penggunaan Lahan Sumber daya alam merupakan modal yang sangat penting dan fundamental untuk semua aktivitas yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam harus dicapai dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian dan berkelanjutan. Penggunaan lahan di daerah pesisir biasanya berupa lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Area gisik yang dekat dengan pantai ditumbuhi tanaman yang khusus tumbuh di daerah pantai, seperti Spinifex. Daerah laguna digunakan sebagai kebun dengan tanaman yang bermacam-macam, seperti pisang, kelapa dan tanaman lain yang tahan terhadap pengaruh air laut. Apabila tidak terjadi pasang laut maka penduduk setempat dapat menanam padi, tetapi jika terjadi pasang laut secara tiba-tiba maka dapat dipastikan bahwa penduduk mengalami gagal panen. Pada saat air laut pasang, lahan sawah tergenang oleh air laut sehingga tanaman padi menjadi rusak dan mati. Selain digunakan sebagai lahan pertanian dan pemukiman, daerah pesisir juga dapat digunakan sebagai area tambak udang. Selain itu secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo digunakan kampung/ pekarangan, sawah, kebun/ tegalan, hutan dan lain-lain seperti terlihat pada tabel 2.9.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 15
Tabel 2.9. Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase 1. Kampung/ Pekarangan 6.137 10,47 2. Sawah 10.304 17,58 3. Kebun/ Tegalan 35.027 59,75 4. Hutan 1.037 1,77 5. Lain-lain 6.122 10,44 Jumlah 58.627 100,00 Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2012
II. A.9. Curah Hujan Di kabupaten Kulon Progo curah hujan rata-rata per tahunnya mencapai 1.728,1 mm, dengan rata-rata hari hujan (hh) sebanyak 105 hh per tahun. Tabel 2.10. Curah Hujan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2011
No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hh) Total Jumlah 1 Januari 3.167,4 215 2 Februari 3.572,0 190 3 Maret 2.874,4 219 4 April 2.552,4 164 5 Mei 2.076,5 100 6 Juni 23,0 8 7 Juli 6,0 5 8 Agustus - - 9 September - - 10 Oktober 121,3 19 11 November 3.019,5 157 12 Desember 3.324,4 181 Jumlah 20.736,9 1.258 Rerata/th 1.728,1 105 Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Kulon Progo, 2012 II.A.10. Pola Curah Hujan Pola curah hujan di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan peta isohyet didapat bahwa nilai curah hujan wilayah akan meningkat seiring meningkatnya ketinggian lokasi (hujan orografis). Berdasarkan pola persebaran hujan dan topografi wilayah dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara ketinggian tempat terhadap besarnya curah hujan, dimana daerah yang lebih tinggi secara topografi akan memiliki curah hujan yang lebih besar pula. Peta Pola Curah Hujan (isohyet) di selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7. DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
16 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Gambar 2.7. Peta Pola Curah Hujan Kabupaten Kulon Progo
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 17
B.PEMERINTAHAN II.B.1. SEJARAH PEMBENTUKAN KABUPATEN KULON PROGO Sebelum terbentuknya Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober 1951, wilayah Kulon Progo terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman.
a. Wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kabupaten Kulon Progo). Sebelum perang Diponegoro (tahun 1825-1830) di daerah Nagaragung yang termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan terbentuk empat kabupaten mini yang dipimpin oleh para Tumenggung yaitu: 1. Kabupaten Pengasih, tahun 1831 2. Kabupaten Sentolo, tahun 1831 3. Kabupaten Nanggulan, tahun 1851 4. Kabupaten Kalibawang, tahun 1955 Menurut buku Projo Kejawen pada tahun 1912 terjadi penggabungan 4 (empat) kabupaten tersebut menjadi Kabupaten Kulon Progo dengan ibukota di Pengasih, sebagai Bupati pertama dijabat dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto. Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua Kawedanan dengan delapan Kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua Kawedanan tersebut adalah 1. Kawedanan Pengasih yang meliputi kepanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/ sermo. 2. Kawedanan Nanggulan meliputi kapanewon Watumurah/ Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh. Pejabat bupati di Kabupaten Kulon Progo dar i tahun 1912-1951 adalah sebagai berikut: 1. RT. Poerbowinoto 2. KRT. Notoprajarto 3. KRT. Harjodiningrat 4. KRT. Djoyodiningrat DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
b. Wilayah Kadipaten Pakualaman (Kabupaten Adikarta) Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Sungai Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot. Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Rio Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun1903 bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan Panjatan. Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut- turut sbb : 1. Tumenggung Sosrodigdoyo 2. R. Rio Wasadirdjo 3. R.T. Surotani 4. R.M.T. Djayengirawan 5. R.M.T. Notosubroto 6. K.R.M.T. Suryaningrat 7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat 8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono) DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 19
c. Penggabungan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Adikarta. Pada 5 September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah beliau yaitu Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia. Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarta. Atas dasar kesepakatan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, maka oleh pemerintah pusat dikeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 untuk penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tangganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat diundangkannya UU No. 18 tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kulon Progo sejak tahun 1951 berturut-turut : 1. KRT. Soerjoningrat (1951-1959), 2. R. Projo Soeparno (1959 1962), 3. KRT. Kertodiningrat (1963 1969), 4. R. Soetedjo (1969 1975), 5. R. Soeparno (1975 1980), 6. Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat (1981 1986) dan (1986 1991), 7. Drs. H. Soeratidjo (1991 1996) dan (1996 2001), 8. H. Toyo Santoso Dipo, B.Sc H. Anwar Hamid, S.Sos (2001-2006) 9. H. Toyo Santoso Dipo, B.Sc Drs. H. Mulyono (2006-2011) 10. dr. H. Hasto Wardoyo, SPOG (K) Drs.H. Soetedjo (2011-2016)
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
20 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Gambar 2.8. Kepala Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 1951 Sekarang
KRT. Soerjoningrat (1951-1959)
R. Projo Soeparno (1959 1962) KRT. Kertodiningrat (1963 1969)
R. Soetedjo (1969 1975) R. Soeparno (1975 1980) Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat (1981 1986) dan (1986 1991)
Drs. H. Soeratidjo (1991 1996) dan (1996 2001) H. Toyo Santoso Dipo dan H. Anwar Hamid, S.Sos (2001-2006)
H. Toyo Santoso Dipo dan Drs. H. Mulyono dr. H. HastoWardoyo, Sp.Og(K) dan Drs. H. Sutedjo (2006-2011) (2011-2016) DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 21
II.B.2. Lambang Daerah
Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah simbol atau ciri-ciri khas daerah yang merupakan kesatuan dan kebanggaan daerah yang menggambarkan kondisi dan potensi daerah serta pengejawantahan cita-cita luhur yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Makna Lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Bintang Segi Lima melambangkan landasan idiil perjuangan yang tetap dan tidak akan berubah, yaitu falsafah Negara (Pancasila) yang terdapat pada alenia IV Pembukaan UUD 1945. 2. Bundar Bulat melambangkan bahwa hanya landasan idiil yang tetap dan tidak akan berubah itulah segenap lapisan dan aliran masyarakat serta semua keyakinan dapat dipersatukan. 3. Lingkungan yang berbentuk rantai yang tidak terputus itu melambangkan bahwa semua keadaan di Daerah Kabupaten Kulon Progo untuk semua rakyat di Daerah Kabupaten Kulon Progo pula. 4. Kapas dan padi melambangkan bahan kepentingan pokok di samping lain- lain, sedangkan lukisan kelapa dan cengkeh menunjukkan Daerah Kabupaten Kulon Progo mempunyai penghasilan yang spesifik untuk bahan perdagangan ekspor. 5. Garis/ lukisan tinggi rendah melambangkan Daerah Kabupaten Kulon Progo terdiri dari daerah datar dan daerah pegunungan. 6. Coretan 3 (tiga) buah melambangkan bahwa Kulon Progo mempunyai 3 (tiga) sungai besar, yaitu Sungai Progo, Sungai Serang dan Sungai Bogowonto. 7. Lukisan nyala njupak (pelita) melambangkan jiwa dan semangat pantang mundur dan tidak dapat dimatikan oleh tiupan angin dari segala penjuru. DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
22 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
A. Logo Daerah Kulon Progo Binangun
Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata diperlukan suatu acuan untuk memotivasi dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat, maka Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menetapkan logo Kulon Progo Binangun yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 814 Tahun 1995, yang maknanya sebagai berikut : 1. Dari Segi Bentuk a. Secara keseluruhan bentuk logo adalah gambar Gunungan menggambarkan isi dari alam semesta/dunia/jagad raya, baik manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan segala budayanya yang merupakan wujud cipta, rasa, karsa dan karya manusia. Gunungan tersebut digerakkan oleh dalang pada awal, pergantian episode cerita maupun akhir cerita. b. Dalam logo, bentuk gambar Gunungan diisi : 1) Gambar bunga berwarna kuning berjumlah 8 (delapan). Gambar ini merupakan simbolisasi 8 (delapan) unsur dari moto Binangun, yaitu Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet dan Nyaman. 2) Gambar Kelopak daun , berjumlah 5 (lima) berwarna hijau. Gambar ini merupakan simbolisasi dari 5 (lima) sila dari Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia. 3) Tulisan Kulon Progo Binangun pada wadah kelopak daun yang berwarna kuning dan warna tulisan hitam. 2. Dari Segi Warna a. Warna Kuning : Lambang kemuliaan dan keagungan b. Warna Hijau : Lambang kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan c. Warna Hitam : Lambang kesungguhan, kemantapan dan ketenangan DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 23
Logo didominasi warna hijau dan kuning, sesuai dengan rontek Kabupaten Kulon Progo, yaitu Pare Anom. 3. Makna Keseluruhan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam membangun daerahnya yang bertujuan agar menjadi maju, makmur sejahtera lahir dan batin (gunungan warna hijau dan kuning). Tujuan pembangunan dan cara mencapainya bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 (kelopak daun 5 buah dan wadahnya). Beriman dan bertaqwa adalah landasan masyarakat Kabupaten Kulon Progo. Dalam membangun segala kondisi dan potensi yang ada akan dikelola, dilestarikan dan ditata secara serasi, selaras dan seimbang, sehingga terwujud tata hubungan yang harmonis, berkesinambungan dan indah, serta menimbulkan suasana dan rasa yang nyaman dan aman lahir dan bathin serta tentram. Kemajuan dan kesejahteraan lahir dan bathin hanya dapat terwujud bila keseluruhan masyarakat Kulon Progo nuhoni (menaati) segala peraturan agama, aturan masyarakat dan aturan kehidupan alam yang telah ditetapkan oleh Allah, dengan sungguh-sungguh mengingat adanya berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia dan lajunya perkembangan kemajuan iptek, maka untuk keberhasilan pembangunan, masyarakat Kulon Progo haruslah menjaga persatuan, kesatuan, meningkatkan kegotong-royongan, guyub dan rukun. Berbagai hambatan haruslah dijadikan tantangan dan dihadapi dengan semangat yang tinggi, tekad yang kuat, ulet, serta menggunakan nalar. Maka dengan penuh kesanggupan dan keyakinan yang mantap , Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Kulon Progo akan membangun Kulon Progo yang maju, makmur dan sejahtera dengan jiwa
II.B.3. Semboyan Daerah Tahun 2011 merupakan tahun transisi kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati karena pada tanggal 24 Agustus tahun 2011 diadakan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati yang baru untuk periode kepemimpinan tahun 2011 sampai dengan 2016. Bupati dan Wakil Bupati yang baru walaupun sudah dilantik pada tanggal 24 Agustus 2011 namun dalam Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sampai dengan berakhirnya tahun 2011 masih melanjutkan program-program Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya. Bupati dan Wakil Bupati periode 2006-2011 menggunakan semboyan sebagai berikut :
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
24 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
1. Tirto Margo Saras, Gomo Sasono Laras, Semboyan Tirto Margo Saras dan Gomo Sasono Laras adalah semboyan yang maksudnya sebagai penyederhanaan visi dan misi Pemerintah Daerah agar masyarakat mudah menerima dan memahami visi dan misi tersebut yang akhirnya diharapkan masyarakat merespon kegiatan / program-program pembangungan yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Tirto yang dalam bahasa Jawa berarti air, sedangkan margo berarti jalan, dan saras berarti kesehatan. Sehingga Tirto Margo Saras adalah bagaimana kita membangun tata guna air, jalan dan kesehatan serta pemanfaatannya, untuk mendukung sektor perdagangan, industri pengolahan hasil pertanian, pariwisata, serta pendidikan dan latihan, serta bidang-bidang lainnya. Sehingga pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Kulon Progo senantiasa memperhatikan dan memperhitungkan bagaimana pengelolaan, pendayagunaan, kemajuan, pendanaan maupun pemeliharaan ketiga aspek tersebut. Hal ini mengingat bahwa ketiganya merupakan sarana vital dalam kehidupan manusia. Seperti halnya air, yang dapat dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat maupun sebagai irigasi pertanian. Sedangkan jalan merupakan sarana vital bagi transportasi yang mempunyai peran ekonomis. Sedangkan kesehatan mempunyai hubungan yang tak terpisahkan dengan kondisi sumber daya manusia. Dengan SDM yang sehat dan berkualitas, maka pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat segera membantu terwujudnya tujuan pembangunan. Sedangkan semboyan Gomo Sasono Laras diambil dari istilah Gomo yang berarti agama, Sasono yang diartikan sebagai lingkungan dan Laras yang dimaksudkan sebagai keselarasan antara kehidupan duniawi dan akhirat. Manusia hidup harus mempunyai agama tertentu khususnya dalam mewujudkan dan meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang Pencipta. Sasono dimaksudkan agar masyarakat mau menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan hidupnya, sehingga dengan menjaga keselarasan kehidupan duniawi dan kehidupan di akhirat, diharapkan manusia dapat hidup tentram dan damai serta dapat saling menghargai dan menghormati sesamanya. Semboyan ini merupakan faktor pendukung yang sangat penting, demi terwujudnya masyarakat Kulon Progo yang maju dan sejahtera lahir dan batin, sebagaimana menjadi tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kulon Progo.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 25
2. Membangun Desa Menumbuhkan Kota Membangun desa menumbuhkan kota adalah konsep pemikiran dari Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo. Membangun desa: menciptakan basis pertumbuhan, penguatan lembaga dan ekonomi desa, yang berimbas menumbuhkan kota sebagai cara pandang pembangunan dan membangun jiwa wirausaha. Kepedulian Pemerintah Kabupaten Kulon Progo terhadap desa sangat tinggi. Desa merupakan basis kehidupan sebagian besar rakyat, tidak saja di Kulon Progo, namun di seluruh wilayah Indonesia. Desa diproyeksikan menjadi basis pertumbuhan ekonomi daerah. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 88 desa, dengan tekstur daerah sebagian besar berupa pegunungan, sebagian besar merupakan desa tertinggal. Hal tersebut merupakan tantangan untuk membangun Kabupaten Kulon Progo. Kesejahteraan di tingkat kabupaten dapat tercipta ketika kesejahteraan desa juga tercipta, atau dengan kata lain apabila desa-desa sejahtera, maka secara otomatis Kabupaten Kulon Progo juga sejahtera, apabila desa-desa maju, secara otomatis Kabupaten juga maju. Oleh karena itu, desa menjadi prioritas strategi dan kebijakan pembangunan daerah. Desa harus diberdayakan dan menjadi fokus dari setiap program pembangunan di Kulon Progo. Sebagai salah satu landasan bagi kabupaten untuk bergerak memberdayakan desa adalah membangun visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Kulon Progo Untuk memberdayakan desa, maka setiap program dan kebijakan diarahkan untuk memperbaiki ekonomi desa, seperti penguatan ekonomi pedesaan, pembentukan lembaga pengelola dana mandiri di Pedesaan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), perbaikan pendidikan, perbaikan infrastruktur desa, dana pembangunan dusun, desa mina, agropolitan dan sebagainya. Desa- desa yang kuat akan menjadikan kabupaten yang kuat, desa-desa yang ekonominya tumbuh berkembang akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Kulon Progo. Desa merupakan garda depan dari sistem penyelenggaraan pemerintahan, yang keberadaannya merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kehidupan yang demokratis dari masyarakat desa. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menerapkan berbagai program ke arah desa, pada sisi pendanaan pembangunan misalnya diluncurkan program dana bantuan desa dan dusun. Sedangkan untuk penguatan kelembagaan desa, diwujudkan melalui program pemantapan kelembagaan Pemerintah Desa yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan berkesinambungan diantaranya melaksanakan penyusunan aturan mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa dan otonomi desa, memberikan bantuan DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
26 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah desa, memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa, melaksanakan pembinaan, pemantauan, penyelenggaraan pemerintahan desa serta memberikan dana bantuan dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa, digagas dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan. Antara desa dan kota tidak dilihat sebagai sesuatu yang bertentangan, perhatian yang besar untuk memperkuat desa merupakan rangkaian proses untuk menumbuhkan kota. Ketika produksi pedesaan meningkat, roda perekonomian berputar secara cepat maka secara otomatis kota akan tumbuh berkembang. Produksi pertanian yang meningkat akan dipasarkan ke kota, dengan peningkatan mobilisasi orang desa menuju kota untuk memasarkan produksinya akan lebih menghidupkan sektor perdagangan di kota. Antara desa dan kota memiliki fungsi yang saling mendukung, sama-sama menjadi penyangga (buffer zone) antara satu dengan lainnya. Kota dapat tumbuh dan berkembang karena didukung oleh suplai barang dari desa, sementara desa akan menjadi semakin produktif karena memiliki pasar yang terbuka di kota. Hal itulah yang diharapkan muncul dari konsep Membangun desa menumbuhkan kota. Desa yang membangun dan kota yang bertumbuh adalah dua pihak yang bersinergis. Tidak terpisah dan saling berkaitan. Kalau dua pihak ini sama-sama maju dan berkembang, maka rakyat sebagai pihak yang ketiga akan menerima manfaatnya. Membangun desa menumbuhkan kota menempatkan rakyat sebagai subyek dalam dinamika pembangunan dan pertumbuhan daerah. Dalam konsep ini, desa dan kota yang dinamis, yaitu berada dalam aktivitas pembangunan dan pertumbuhan wilayah geografis dan kawasan fungsional yang dilakukan dengan pendekatan sektoral dan regional. Konsep ini bergerak dalam arena pemikiran Triple Reward System --- desa, kota dan rakyat adalah pihak-pihak yang membangun, tumbuh, berkembang, maju, berkeadilan dan sejahtera. Membangun jiwa wirausaha berarti mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh dalam bidang kewirausahaan serta mengkondisikan rakyat agar lebih kreatif sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang usaha yang ada. Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo meluncurkan program pelatihan kewirausahaan. Pelatihan kewirausahaan dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas atau tenaga-tenaga terlatih, memiliki ketrampilan, dan DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 27
siap memasuki dunia kerja sehingga ketika ada peluang bekerja, mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut. Namun, jika peluang bekerja yang ada terbatas, maka tenaga-tenaga terlatih tersebut diharapkan dapat menciptakan peluang kerja sendiri dengan cara berwirausaha. Pelatihan kewirausahaan tidak terbatas kepada masyarakat saja, namun juga kepada jajaran birokrasi pemerintahan. Dengan adanya pemahaman terhadap dunia kewirausahaan, maka birokrat akan mengerti dunia kewirausahaan sehingga akan lebih termotivasi dalam bekerja, lebih inovatif, dan tidak terjebak dalam kegiatan rutinitas birokrasi. Perubahan paradigma birokrasi mengadopsi Triple Reward System tidak bisa ditunda, dimana pemerintah, swasta dan rakyat sebagai tiga pihak harus bergerak cepat dan sinergis, dalam membangun desa bagi tumbuhnya kota, menyongsong peradaban baru yang bermartabat dan menjaga harmonisasi kemanusiaan, kesejahteraan dan berkeadilan.
Kabupaten Kulon Progo terus berpacu dan mempersiapkan diri menyambut berbagai mega proyek yang telah direncanakan antara lain seperti industri baja, pelabuhan perikanan, sampai rencana pembangunan bandara, dengan meluncurkan branding Kulonprogo The Jewel of Java'. Hal ini dilakukan mengingat Kabupaten Kulon Progo memiliki keunggulan dan kekhasan daerah, terutama menyangkut tiga aspek yaitu, trade (perdagangan), tourism (pariwisata), dan investment (investasi). Sementara itu, Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo mengatakan brand promosi investasi yang diluncurkan menegaskan bahwa Kabupaten Kulon Progo sebagai kawasan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mampu mewadahi investasi strategis, mencakup investasi infrastruktur dasar, pelabuhan udara, pelabuhan perikanan, pelabuhan laut, kawasan industri, serta kawasan ekonomi khusus. Ibarat sebuah permata yang belum terasah, Kulon Progo perlu digarap, dikelola, dan dikembangkan dengan sentuhan, polesan, dan kreativitas dalam sebuah kerangka kerja sama berbagai pihak hingga bisa menjadi permata kemilau di tanah Jawa. Selanjutnya pada Bupati Periode 2011-2016 tetap melanjutkan branding Kulonprogo The Jewel of Java, yang mempunyai visi jauh kedepan, dan pasti punya/ dikaruniai potensi yang bisa menimbulkan suatu harapan-harapan kedepan. Untuk mewujudkan hal tersebut bisa dimulai dari hal yang sederhana, dengan cara membeli, membela Kulon Progo, dengan membeli barang-barang yang diproduksi di Kulon Progo. Program Bela dan Beli Kulon Progo artinya bagaimana semua elemen masyarakat memanfaatkan sebanyak mungkin potensi yang ada di Kulon Progo, DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
28 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
menggunakan barang yang diproduksi sendiri. Sehingga masyarakat tidak perlu mengimpor dari daerah lain semua keperluan/kebutuhan yang bisa disediakan sendiri di Kulon Progo. Adapun upaya dari dalam adalah lebih memfokuskan masyarakat untuk mengembangkan budaya yang menguntungkan pembangunan, seperti menumbuhkan jiwa kebersamaan dan nasionalisme yang tinggi. Dengan jiwa kebersamaan dan nasionalisme yang tinggi diharapkan masyarakat lebih memiliki rasa keberpihakan terhadap Negara Indonesia khususnya Kulon Progo yang tinggi dengan cara bela beli produk Kulon Progo, membela dengan cara membeli produk lokal, produk dalam negeri, dan mengubah gaya hidup kita agar tidak konsumtif. Dengan semangat kerja tersebut diatas, untuk melaksanakan beberapa program kerjanya, Bupati menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penjabaran singkat dari RPJMD 2011-2016 sebagai berikut : 1. Visi Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah: "Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa" Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang dihrapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Pernyataan visi Kabupaten Kulon Progo tersebut mempunyai pemahaman sebagai berikut : Sehat : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, rohani maupun sehat dalam pengertian masyarakat mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnyadalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Demikian jiga lima tahun kedepan diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan kelembagaan pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima, dengan prinsip transparan, dan akuntabel. Mandiri : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat serta wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan sendiri. Berprestasi : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan baik pendidikan formal bagi maupun non formal bagi seluruh masyarakat. Terpenuhinya DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 29
pendidikan formal bagi seluruh penduduk usia sekolah merupakan prasyarat yang sangat penting bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia di masa yang akan datang. Sedangkan pendidikan non formal merupakan elemen pendukung bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan ketrampilan agar mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi. Selain itu, pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang mampu berinovasi dengan etos kerja tinggi sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif dan produk daerah berdaya saing tinggi. Adil : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati seluruh masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara pada upaya perwujudan kesejahteraan Aman: Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan suatu keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tenteram, sehingga diharapkan masyarakat dapat melanngsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, yang menjamin terselenggaranya pembangunan. Sejahtera : Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan suatau keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasar baik sandang, pangan, papan, pelayananpendidikan, kesehatan maupun memiliki pendapatan secara layak. Berdasarkan Iman dan Taqwa : Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat dan aparatur yang mempunyai harga diri dan martabat yang tinggi dengan dasarkeyakinan akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan.
2. Misi Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 yaitu Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa maka dirumuskan 6 misi pembangunan sebagai berikut : 1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkatpendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
30 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
2. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat 4. Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah 5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan 6. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum
II.B.4. Eksekutif Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan adanya urusan pemerintahan yang harus ditangani sesuai PP Nomor 41 tahun 2007 dikelompokkan dalam rumpun urusan yang diampu oleh organisasi perangkat daerah dalam bentuk dinas, dan rumpun urusan yang diampu oleh organisasi perangkat daerah dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah. Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja perangkat daerah yang diberlakukan mulai tanggal 2 Januari 2009 terdiri dari : 1. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembetnukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD terdiri dari: A. Sekretariat Daerah a. Sekretaris Daerah b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat 1) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum 2) Bagian Hukum 3) Bagian Adm Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan c. Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam 1) Bagian Administrasi Pembangunan 2) Bagian Administrasi Perekonomian 3) Bagian Teknologi Informasi dan Hubungan Masyarakat d. Asisten Administrasi Umum 1) Bagian Umum 2) Bagian Organisasi DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 31
3) Bagian Keuangan B. Staf Ahli a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan c. Staf Ahli Bidang Pembangunan d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan C. Sekretariat DPRD : Sekretaris, Bagian Umum, Bagian Rapat dan Perundang-undangan, Bagian Rumah Tangga, Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu 2. Susunan Organisasi Dinas Daerah. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, terdiri dari : a. Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi d. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil f. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga g. Dinas Pekerjaan Umum h. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah i. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral j. Dinas Pertanian dan Kehutanan k. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan l. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset 3. Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b. Badan Kepegawaian Daerah c. Inspektorat Daerah d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan KB e. Kantor Penanaman Modal f. Kantor Kesbanglinmas g. Kantor Lingkungan Hidup h. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan Kehutanan i. Kantor Perpustakaan j. Kantor Arsip dan Dokumentasi DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
32 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
4. Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kecamatan, dibentuk 12 Kecamatan terdiri dari : a. Kecamatan Temon. b. Kecamatan Wates c. Kecamatan Panjatan. d. Kecamatan Galur e. Kecamatan Lendah f. Kecamatan Sentolo g. Kecamatan Pengasih h. Kecamatan Nanggulan i. Kecamatan Kokap j. Kecamatan Girimulyo k. Kecamatan Kalibawang l. Kecamatan Samigaluh 5. Pembentukan BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2010. BPBD terdiri Kepala, Seksi Pencegahan dan kesiapsiagaan, Seksi Kedaruratan, seksi Rehabilitasi dan Konstruksi. 6. Pembentukan RSUD Menurut Perda Nomor 10 tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wates maka RSUD Wates memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Direktur, Wakil Direktur Administrasi Umum & Keuangan : Bagian Umum & Kepegawaian (Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Diklat), Bagian Keuangan (Sub Bagian Akuntansi & Perbendaharaan, Sub Bagian Perencanaan & Anggaran, Sub Bagian Pendapatan), Wakil Direktur Pelayanan : Bidang Pelayanan Medis & Pengembangan Mutu (Seksi Pelayanan Medis, Seksi Pengembangan Mutu & Audit Pelayanan), Bidang Pelayanan penunjang (Seksi Penunjang Diagnostik & Logistik, Seksi Rekam Medis dan Informasi), Bidang Keperawatan & Kebidanan (Seksi Keperawatan, Seksi Kebidanan).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 adalah sebanyak 8.428 orang yang terdiri dari pejabat struktural 613 orang, pejabat fungsional 5.511 orang dan jumlah staf umum 2.304 orang.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 33
II. B. 5. Legislatif 1. Pimpinan Dewan Pelaksana tugas Pimpinan DPRD dilakukan secara kolektif. Pimpinan DPRD mempunyai tugas : a. memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk mengambil Keputusan b. menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil Ketua c. menjadi juru bicara DPRD d. melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPRD e. mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan putusan DPRD f. mewakili DPRD dan atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan g. melaksanakan putusan DPRD berkenaan penetapan sangsi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan h. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam rapat Paripurna DPRD. 2. Fraksi Fraksi adalah pengelompokan Anggota DPRD berdasarkan Partai Politik yang memperoleh kursi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Tugas Fraksi adalah : a. meningkatkan kualitas, kemampuan efisiensi dan efektivitas kerja para anggota fraksi. b. menindaklanjuti aspirasi dan atau kepentingan masyarakat dalam pemerintahan, kesejahteraan dan pembangunan. Fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Kulon Progo pada masa bhakti 2009-2014 sebanyak 6 (enam) yaitu: 1. Fraksi Partai Amanat Nasional 2. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 3. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa 4. Fraksi Partai Golkar 5. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 6. Fraksi Partai Demokrat. 3. Komisi Komisi yang ada di DPRD juga mengalami perubahan seiring dengan terpilihnya DPRD masa bhakti 2009-2014, yang dibagi dalam 4 komisi yaitu: DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
34 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
a. Komisi I : Bidang Pemerintahan, meliputi tugas-tugas Pemerintahan, Ketertiban dan Keamanan, Kependudukan, Hukum/Perundang-undangan dan HAM, Sosial Politik, Kepegawaian, Pertanahan, Pengawasan Daerah, Perijinan. b. Komisi II : Bidang Perekonomian dan Keuangan meliputi tugas-tugas Perekonomian, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan/Logistik, Koperasi, Pariwisata, Keuangan Daerah, Perpajakan dan Retribusi Daerah, Perbankan, Perusahaan Daerah, Perusahaan Patungan, Penanaman Modal dan Investasi. c. Komisi III : Bidang Pembangunan meliputi tugas-tugas Kebinamargaan, Keciptakaryaan, Pengairan, Perhubungan, Sumberdaya Mineral dan Energi, Lingkungan Hidup, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Informasi dan Komunikasi/Pers. d. Komisi IV : Bidang Kesejahteraan Rakyat melputi tugas-tugas Sosial, Agama, Pendidikan, Kebudayaan, Kesehatan, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Peranan Wanita, Kepemudaan dan Olah Raga serta Kesenian.
Tabel 2.11. Pimpinan DPRD Kabupaten Kulon Progo Periode 2009-2014
No. Nama Jabatan Asal Partai I Pimpinan DPRD 1. Yuliardi, S.Ag Ketua PAN 2. Drs. Sudarto Wakil Ketua I PDIP 3. Drs. Sarwidi Wakil Ketua II PKB Sumber data : Sekretariat DPRD Kab. Kulon Progo, 2013
Daftar nama anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo periode 2009- 2014 menurut komisi dan fraksi berdasarkan SK Nomor 11/KEP/DPRD/2009 adalah seperti tercantum dalam tabel 2.11.
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 35
Tabel 2.12. Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2014
No. Nama Jabatan Asal Partai I Komisi I: Bidang Pemerintahan 1. Raden Sri Murdopo, SE Ketua PDIP 2. Drs. Suharto Wakil Ketua Partai Golkar 3. Priyo Santoso, SH Sekretaris PAN 4. Hery Sumardiyanto Anggota Partai Gerindra 5. Drs. Risman Susandi Anggota PAN 6. Agus Sujarwo, SE Anggota Partai Karya Peduli Bangsa 7. Arismawan Anggota Partai Demokrat 8. H. Sihabudin Anggota PKB 9. Suharmanto, S.Pd Anggota PKS II Komisi II: Bidang Perekonomian dan Keuangan 1. H. Tejo Supono Ketua Partai Demokrat 2. Soleh Wibowo, S.Ag Wakil PKB 3. Suparjo, ST Sekretaris PAN 4. Thomas Kartaya, BA Anggota PDIP 5. Theodorus Tjatur Nugroho, SE Anggota PDIP 6. Sudarto Anggota PAN 7. Ignatius Sunardi Anggota Partai Demokrat 8. Sabari Anggota Partai Golkar 9. Mujiman Anggota Partai Golkar 10. Muh. Ajrudin Akbar, S.Sos. I Anggota PKS III Komisi III: Bidang Pembangunan 1. H Ponimin Budi hartono Ketua PAN 2. Hamam Cahyadi, ST Wakil PKS 3. Aji Pangaribawa, ST Sekretaris PDIP 4. Hj. Nanik Sueni Anggota PDIP 5. Sarkowi Anggota PAN 6. Didik Suratman Anggota Partai Demokrat 7. Hj. Fahmi Noorhayati, SH Anggota PPP 8. Ir. Purwantini Anggota PKB 9. Wiyono Anggota Partai Golkar
DATABASE DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012
36 BAPPEDA Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
No. Nama Jabatan Asal Partai IV Komisi IV: Bidang Kesejahteraan Rakyat 1 Yusron Martofa, SH Ketua PKB 2 Siswandi Wakil Partai Demokrat 3 Muhyadi, S.Ag Sekretaris PKS 4 Drs. H Kasdiyono Anggota PAN 5 Nur Eni Rahayu, SE Anggota PKB 6 Akhid Nuryati Anggota PDIP 7 Soepeno Anggota Partai Gerindra 8 Sumardi, SH Anggota Partai Demokrasi Kebangsaan 9 Widiyanto, S.Pd Anggota Partai Golkar Sumber data : Sekretariat DPRD Kab. Kulon Progo, 2012