Normalitas BP =
Kadar =
Keterangan BE : Berat ekivalen
N
1
: Normalitas Natrium tetraboraks
V
2
: Volume larutan baku primer yang dipipet (mL)
V
t
: Volume titrasi larutan baku sekunder (mL)
N
2 :
Normalitas HCl
V
1
: Volume baku primer(mL)
BE : Berat ekivalen Na
2
B
4
O
7
5 H
2
O (190,7)
Vol. : Volume Na
2
B
4
O
7
.5 H
2
O yang di buat (Liter)
VI. DATA PERCOBAAN
A. Standarisasi larutan HCL 0,1N dengan Na
2
B
4
O
7
.
5 H
2
O 0,1 N
NO Baku Primer Yang Dipipet
(ml)
Pembacaan Buret
(ml)
Volume Titrasi
(ml)
1 10,00 mL 0,00 - 11,60 mL 11,60 mL
2 10,00 mL 11,60 - 23,60 mL 11,50 mL
3 10,00 mL 23,60 -34,60 mL 11,50 mL
B. Penetapan Kadar
NO Baku Primer Yang Dipipet
(ml)
Pembacaan Buret
(ml)
Volume Titrasi
(ml)
1 100,00 mL 0,00 - 1,60 mL 1,60 mL
2 100,00 mL 1,60 - 3,20 mL 1,50 mL
3 100,00 mL 3,70 - 5,20 mL 1,50 mL
VII. PERHITUNGAN
A. Normalitas Na
2
B
4
O
7
.
5 H
2
O
B. Normalitas HCl
Normalitas HCL N
2
=
Titrasi I =
= 0,0863 N
Titrasi II =
= 0,0871 N
Titrasi III
= 0,0871 N
Rata-rata Normalitas HCL =
= 0,0868 N
C. Penetapan Kadar
Penetapan Kadar =
Titrasi I =
= 84,7168 ppm
= 84,72 ppm
Titrasi II =
= 79,422 ppm
= 79,42 ppm
Titrasi III =
= 79,42 ppm
Rata-rata Kadar =
= 81,1867 ppm
= 81,20 ppm
VIII. HASIL PERCOBAN DAN KESIMPULAN
A. Hasil
Standarisasi larutan HCl terhadap Na
2
B
4
O
7
.
5 H
2
O 0,1 N
Dipipet 10 mL larutan Na
2
B
4
O
7
0,1 N lalu ditambahkan dengan
indikator Metil Jingga / Metil Orange sebanyak 3 - 5 tetes lalu dititrasi
dengan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna dari warna kuning
muda menjadi merah muda.
Penetapan kadar sampel
Dipipet 100 mL larutan Sampel lalu ditambahkan dengan
indikator Metil Jingga / Metil Orange sebanyak 3 - 5 tetes lalu dititrasi
dengan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna dari warna kuning
muda menjadi merah muda
B. Kesimpulan
Dari Praktikum yang kami lakukan kami dapat menyimulkan
bahwa kadar sampel ( Air keran ) adalah 81,20 ppm
IX. PEMBAHASAN
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan
jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali
tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk
menetralkan asam,
atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity)
terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas 20 ppm
menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan
asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain
bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral,
suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500
mg/iter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak
terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Effendi, 2003).
Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah
konsentrasi total unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasannya
dinyatakan dalam mg/l atau setara dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa
bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-) merupakan parameter total
alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak
sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam,
sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam,
ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan
melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali
netral. Digambarkan dalam reaksi berikut :
HCO3- H+ + CO3P2
CO32- + H2O HCO32- + OH-
Konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan
konsentrasi total kesadahan air. Di lahan, umumnya total alkalinitas
mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan.
(Kordi, 2007). Kapasitas air menerima protein disebut alkalinitas. Air yang
alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya
mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas merupakan faktor
kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karena kadang-kasang
penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air
itu tidak menjadi asam (Achmad, 2004).
X. CATATAN DAN DOKUMENTASI
A. CATATAN
Sebelum digunakan, alat-alat gelas dicuci dengan menggunakan
aquadest terlebih dahulu
Supaya perubahan warna dapat terlihat dengan jelas, kertas putih
dapat ditaruh sebagai alas pada saat titrasi
Kocokan pada erlenmeyer harus seirama dengan tetesas lautan dari
buret ke erlenmayer.
Setelah selesai menggunakan alat cuci bersih dengan aquadest lalu
simpan di tempat penyimpanan.
Bahan yang tersisa jangan di masukkan kembali ke botol reagen.
Jarak antara titik equivalen dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh
sehingga akan mempengaruhi hasil akhir titrasi.
B. DOKUMENTASI
a. Standarisasi larutan HCl terhadap Na
2
B
4
O
7
.
5 H
2
O 0,1 N
b. Penetapan Kadar