Anda di halaman 1dari 13

Manfaat Tanaman Teratai

Teratai
[Nelumbium nelumbo Druce.]
Teratai [Nelumbium nelumbo Druce.] merupakan tumbuhan air yang indah, asli dari
daratan Asia. Teratai dibudidayakan diperairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh
liar di rawa-rawa. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda,
dan biji bisa dimakan. Pemeluk agam Buddha menganggap bunga ini sebagai lambang
kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan sang
Buddha sedang duduk bersemedi diatas bunga teratai. Tumbuhan air, menahun, dan
tumbuh tegak. Akar rimpang tebal, bersisik, dan tumbuh di bawah tanah. Daun dan
bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Daun
menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Helaian daun lebar
dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat dengan diameter 0,5-1 cm dan
panjangnya 75-150 cm. Permukaan daun berlilin, warnanya hijau keputihan, tepi rata,
bagian tegak agak mencekung, tulang daun tersebar dati pusat daun ke arah
tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air
dengan tangkai bulat dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga
15-25 cm, mahkota bunga banyak dan lebar, warna merah jambu, putih dan kuning,
benang sari banyak, kepala sari kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi
sampai sore hari, setelah layu mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa
dasar bunga yang akan menjadi bakal buah. Dasar bunga berbentuk kerucut terbalik,
dengan ujung datar, semacam spons yang berlubang-lubang berisi 15-30 biji, pada
waktu mekar warnanya kuning kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam,diameter 6-11
cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang
berbentuk seperti sarang tawon, biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman,umurnya
kira-kira satu bulan sejak bunganya mekar.

Familia
Nymphaeaceae.

Sinonim
Nelumbium nuciferum Gaertn. = Nelumbium speciosum Wiild. = Nelumbo nucifera
Gaertn. = Nymphaea nelumbo L. = Nymphaea indica major Rumph.

Nama Daerah
Padma, seroja, terate, tarate, teratai besar.

Nama Asing
Lien (T), baino (F), lotus, lotusblume (B), secred lotus, indian lotus, pink lotus, lotus (I).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis

Biji : memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal, dan menguatkan limpa..
Tunas biji teratai : menghilangkan panas dalam jantung, menurunkan panas
(antipiretik), menghentikan pendarahan (hemostatik) menahan ejakulasi dini.
Kulit biji teratai : menghentikan pendarahan (hemostatik) menghentikan panas
dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
Benangsari : menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal,
menahan ejakuasi dini dan menghentikan pendarahan (hemostatik).
Penyangga bunga (receptacle) : membuyarkan darah beku, menghentikan
pendarahan (hemostatik).
Batang teratai (tangkai bunga, tangkai daun) : menurunkan panas (antipiretik),
dan memperlancar buang air kecil (diuretik).
Daun : membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menghentikan
pendarahan (hemostatik).
Dasar daun : menurunkan panas (antipiretik), menormalkan menstruasi,
menguatkan kehamilan.
Rimpang : dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas (antipiretik),
membuyarkan darah beku. Bila dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah
selera makan (stomakik), penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan
menyembuhkan diare.
Akar : menghentikan pendarahan (hemostatik), membuyarkan darah beku,
penenang (sedatif).

Kandungan Kimia
1. Bunga : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, kaempferol.
2. Benangsari : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, galuteolin, juga
terdapat alkaloid.
3. Penyangga bunga (receptacle) : protein, lemak, karbihidrat, karoten, asam
nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbin.
4. Biji : kaya akan pati juga mengandung raffinosa, protein, lemak,
karbihidrat, kalsium, phosphor, dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferin,
oxoushinsunine, N-norarmepavin.
5. Tunas biji teratai : liensinin, isoliensinin, neferin, nuciferin, pronuciferin,
lotusina, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin.
6. Rimpang : pati, protein, asparagin, vitamin C, selain itu juga mengandung
katekol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocynidin, leucodelphinidin,
peroksidase, dan lain-lain.
7. Akar : zat tanat dan asparagin.
8. Daun : roemerin, nuciferin dan nornuciferin.
9. Tangkai daun : roemerin, nornuciferin, resin, dan zat tanat.
10. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan
perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan niji dan tangkai
teratai berkhasiat antihipertensi.
Bagian yang Diapakai
Seluruh tumbuhan, daun dan tangkai, bunga dan benangsari, biji dan penyangga bunga
yang seperti tawon (receptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah
dikeringkan.

Kegunaan
1. Biji :
Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion);
Diare, disentri;
Radang usus kronis (enteritis kronis);
Hepatitis;
Muntah-muntah (hiperemesis);
Kanker (nesopharynx);
Lesu tidak bersemangat (neurasthenia);
Susah tidur (insomnia), banyak mimpi ;
Mimpi basah (spermatorrhea);
Buang air kecil terasa sakit dan keruh (disuria);
Keputihan (leukorrhea), pendarahan pada wanita;
2. Tunas biji teratai :
Demam, rasa haus;
Jantung berdebar (palpitasi);
Tekanan darah tinggi (hipertensi);
Muntah darah (hematemesis);
Ejakuasi dini;
Susah tidur (insomnia);
Mata merah dan bengkak;
3. Benangsari :
Pendarahan seperti muntah darah (hemetemesis), disentri;
Keputihan (leukorrhea);
Sering buang air kecil/beser;
Tidak dapat menahan buang air kecil (enuresis);
4. Receptacle (dasar bunga) :
Pendarahan sewaktu hamil;
Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan;
Darah haid berlebihan (metrorrhagia);
Sakit perut bawah akibat sumbatan darah;
Buang air besar berdarah (hematuria);
5. Akar rimpang:
Demam, rasa haus;
Tekanan darah tinggi (hipertensi);
Sakit jantung;
Gangguan lambung;
Kurang darah (anemia);
Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis), mimisan;
Kencing darah (hematuria), buang air kecil panas dan merah, buang air besar
berdarah (melena);
Gangguan pada mati haid (menopause);
Neurosis,
Wasir (hemorrhoids);
6. Daun :
Pingsan karena hawa panas (heat sroke);
Pusing (vertigo), sakit gigi;
Diare karena panas atau lembab;
Beri-beri;
Pendarahan seperti mimisan, muntah darah (hematemesis), buang air besar
berdarah (melena);
Pendarahan pada wanita;
7. Dasar daun :
Disentri, diare;
8. Batang :
Pingsan karena hawa panas (heat sroke);
Dada terasa tertekan karena panas atau lembab;
Diare;
Muntah (hisperemesis);
Keputihan (leucorrhea);
9. Bunga :
Luka terpukul (trauma);
Pendarahan;
Radang kulit bernanah (pioderma);
10. Tepung rimpang :
Menambah selera makan (stomakik);
Badan lemah dan kurang darah (anemia);
Diare.
Dosis pemakain
1. Pemakaian luar : ruas akar teratai dicuci lalu dijus, airnya sebagai obat
tetes.
2. Pemakain dalam (minum) :
Rimpang : 240 gram, direbus atau dijus;
Daun : 5-12 gram, direbus lalu airnya diminum;
Tangkai : 3-5 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Bunga : 3-5 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Benang sari : 3-10 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Receptacle : 10-15 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Biji : 5-12 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Tunas biji teratai : 1,5-3 gram, , direbus lalu airnya diminum;
Pemakain Luar
1. Mimisan (keluar darah dari hidung) : ruas akar teratai dicuci bersih lalu
dijus, airnya diteteskan ke hidung.
Pemakaian Dalam
1. Demam, sakit tenggorokan, tenggorokan kering dan basah : 30 gram
rimpang teratai, 15 gram tebu (Saccharum officinarum) yang telah dibuang
kulitnya dan 1 buah pir. Semua bahan diblender, disaring lalu airnya diminum.
2. Sakit kepala : 15 gram daun teratai kering (ho lien ye), 6 gram bunga
ros/mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), dan 10 gram jahe (Zingiber officinale
Rosc.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat.
3. Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis) : rimpang teratai
dicuci bersih lalu dijus sampai terkumpul 200 cc kemudian airnya diminum.
4. Batuk darah (hemoptysis), radang kelenjar gondong (parotitis) dan
demam : 30 gram rimpang teratai dan 30-60 gram akar alang-alang (Imperata
cylindrica L.). dicuci lalu direbus dengan air secukupnya, setelah dingin disaring
lalu airnya diminum.
5. Mimisan, batuk darah (hemoptysis) : akar rimpang teratai, kangkung
(Ipomoea reptans Poir.), dan lobak (Raphanus sativus L.) masing-masing
secukupnya, dicuci dan dijus lalu diminum.
6. Pendarahan pada telinga, hidung, mulut dan alat genitalia : 100 gram
rimpang teratai dan 100 gram bunga delima (Punica granatum L.) direbus
dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum sedangkan akar teratai dan
bunga delimanya dapat dimakan.
7. Pendarahan pada rahim : 100 gram rimpang teratai, 30 gram jamur putih
kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 buah kurma, dimasak sesuai selera
lalu dimakan.
8. Menghentikan pendarahan (hemostatik) : cara ke-1 : 100 gram rimpang
teratai dan 30 gram daun hia/baru cina (Artemisia vulgaris L.) direbus dengan
300 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan rimpang teratainya dapat
dimakan; Atau cara ke-2 : 200 gram rimpang teratai segar dan 60 gram daun
dewa segar (Gynura segetum [Lour] Merr.) dicuci lalu dijus, tambahkan gula
merah secukupnya kemudian diminum, lakukan 2-3 kali sehari; Atau cara ke-3 :
200 gram rimpang teratai segar dan 100 gram kucai segar (Allium odorum Linn.)
diblender, lalu direbus, setelah dingin airnya diminum. Atau cara ke-4 : 30 gram
rimpang teratai dan 10 gram jamur kuping hitam (Auricularia auricula), dicuci dan
dipotong-potong lalu ditumis (bisa ditambah bahan lain yang disukai), setelah
matang dimakan.
9. Mengatasi pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis) : 30 gram
rimpang teratai dipotong-potong, 20 gram jali (Coix lacryma jobi L.), 20 gram
rumput laut, 100 gram kacang hijau (Phasiolus radiatus Linn.), 30 gram kacang
cuka dan gula pasir secukupnya. Rendam secara terpisah jali, rumput laut, dan
kacang hijau. Masak semua bahan menjadi bubur, lalu makan setelah agak
dingin.
10. Darah tinggi (hipertensi) : cara ke 1 : 10 gram biji teratai/lien ce dan 15
gram tunas biji teratai (Lien sim), direbus dengan 40 cc air sampai tersisa 200 cc,
lalu airnya diminum seperti teh dan biji teratainya dimakan, lakukan setiap
hari; cara ke 2 : 10 - 15 gram biji teratai/lien ce direbus dengan air secukupnya
sampai mendidih, lalu diminum sebagai teh; dapat juga tunas biji teratai digiling
halus, diseduh dengan air panas lalu diminum; cara ke 3 : 30 gram biji teratai/lien
ce, 75 gram seledri (Apium graveolens Linn.) dan 25 gram jamur putih kering
(Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam terlebih dahulu, direbus dengan
400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin airnya diminum sedangkan biji
teratai, seledri dan jamur putihnya dapat di makan, lakukan setiap hari; cara ke 4
: 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri segar (Apium graveolens Linn.), 50
gram asparagus segar (Asparagus officianalis L.), 25 gram jamur putih
kering (Tremella fuciformis Berk.) dan 20 butir kacang cuka. Semua bahan
tersebut dimasak sesuai selera lalu di makan.
11. Mengatasi sakit lambung dan usus pada usia lanjut : 20 butir biji
teratai/lien ce (direndam dahulu), rimpang teratai secukupnya dan 30 gram
kacang tanah (Arachies hypogaea), dimasak sop setelah matang dimakan.
12. Radanhg usus (enteritits), muntah (hisperemesis), diare : 30 gram
rimpang teratai dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci, dipotong-
potong seperlunya lalu diblender, kemudian diminum.
13. Muntah (hisperemesis) : lendir dari tangkai daun dan tangkai bunga teratai
masing-masing 1 sendok teh, diseduh dengan 200 cc air panas, diminum selagi
hangat. Lakukan satu kali sehari.
14. Muntah (hisperemesis), diare : 50 gram rimpang teratai segar, dan 15
gram jahe dicuci lalu dijus kemudian diminum. Lakukan 3 kali sehari.
15. Disentri : 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe (Zingiber officinale
Rosc.), dicuci lalu diparut atau dijus, air perasannya ditambahkan 100 cc air lalu
dipanaskan hingga mendidih, setelah dingin ditambahkan 1 sendok makan
madu, diaduk kemudian diminum.
16. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan
lever : 100 gram rimpang teratai dan 50 gram akar alang-alang segar (Imperata
cylindrica L.), dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 500 cc
air bersih hingga tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum
seperti teh.
17. Menghilangkan gangguan lever dan empedu, menurunkan tekanan darah
(hifotensif dan mengembalikan nafsu makan : 30 gram rimpang teratai dimasak
dengan 500 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus Linn.) atau 60 gram jali (Coix
lacryma-jobi L.), kemudian dimakan.
18. Meningkatkan fungsi jantung, melancarkan peredaran darah,
menormalkan tekanan darah, mengembalikan nafsu makan, dan sebagai
penenang (sedatif) : 30 gram biji teratai (Lien ce) dimasak dengan 60 gram jali
(Coix lacryma jobi L.) sampai menjadi bubur lalu setelah dingin dimakan
buburnya.
19. Jantung coroner : cara ke 1 : 100 gram rimpang teratai segar dan 100
gram akar alang-alang segar (Imperata Cylindrica L.), jamur putih kering
(Tremella fuciformis Berk.) dan jamur hioko kering (Pasanea prumus) masing-
masing 20 gram, semuanya dicuci lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa
300 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc, sedanhgkan
jamur putih, jamur hioko dan akar rimpang teratai dapat dimakan.; cara ke 2 : 30
gram rimpang teratai dipotong-potong, 50 gram asparagus segar (Asparagus
officinalis L.), 10 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) atau 10
gram jamur hioko (Pasanea prumus) dan 10 butir kacang cuka, dimasak sesuai
selera lalu dimakan.
20. Jantung berdebar keras (palpitasi) : 60 gram biji teratai (lien ce), kaktus
gepeng (Opuntia dilenii Haw.) secukupnya (yang telah dibuang kulitnya lalu
dijus), tambahkan gula dan air secukupnya kemudian ditim, setelah matang
dimakan.
21. Mencegah dan mengatasi hepatitis : 10 butir biji teratai (lien ce) segar
direbus dalam periuk tanah dengan air secukupnya hingga lembut lalu masukkan
satu buah kesemek kering (Dyospyros kaki L.) yang telah diiris-iris, lalu direbus
kembali hingga airnya tersisa 400 cc, kemudian diminum untuk 2 kali sehari,
setiap kali 200 cc, biji teratai dan kesemeknya dapat dimakan.
22. Tifus : 100 gram rimpang teratai muda, 30 gram sambiloto (Andropaghis
paniculata Ness.) dan 200 gram pepaya 1/2 matang (Carica papaya L.), direbus
dengan air secukupnya, tambahkan satu sendok makan madu lalu airnya
diminum selagi hangat sedangkan rimpang teratai dan pepaya dapat dimakan.
23. Step kronis pada anak-anak : 5 kuntum bunga teratai direbus dengan air
secukupnya, setelah dingin airnya diminum untuk menurunkan panas.
24. Mengatasi sering berkeringat pada malam hari di musim panas pada
anak-anak : daun teratai (ho lien ye) secukupnya, 100 gram kacang hijau
(Phaseolus radiatus L). dan 50 gram krokot segar (Portulaca oleraceae L.)
direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu
airnya diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.
25. Susah tidur (Insomnia) 5-12 gram biji teratai (lien ce) direndam, direbus
dengan air secukupnya, lalu air rebusannya diminum dan biji teratainya dimakan.
26. Defresi, stres, dan gelisah : 20 butir biji teratai (lien ce), 15 gram biji
lengkeng (Euphioria longana Lamk.), 10 butir angco dan 10 butir kim cim,
semuanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum
sedangkan biji teratai, angco dan kim cim dapat dimakan.
27. Meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan gairah seksual dan menunda
proses penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce), 15 gram biji kucai (Allium odorum
Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan madu
secukupnya lalu airnya diminum, biji teratainya dapat dimakan.
28. Menunda penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce) , 15 gram bunga teratai
dan 50 gram akar rimpang teratai yang telah dipotong-potong, rebus bersama 25
gram beras merah (Oryza sativa L.) sampai menjadi bubur, lalu dimakan.
29. Mengatasi gangguan psikis (cemas, emosional) dan fisik pada masa
menopause : cara ke-1 : 10 gram biji teratai (lien ce), 10 gram umbi bunga
lili/pahap (dapat dibeli ditoko obat Tionghoa), dan 15 gram kulit labu bligo kering
(Benincasa hispida Cogn.). direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc,
setelah dingin airnya diminum, sedangkan pahap dan biji teratainya
dimakan. Cara ke-2 : 20 butir biji teratai (lien ce), 20 butir angco dan 30 gram kie
cie (beli di supermarket), 5 gram kulit jahe kering (Zingiber officinale
Rosc.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum,
sedangkan biji teratai, angco dan kie cie dapat dimakan.
30. Menghaluskan kulit : 30 gram bunga teratai dimasak dengan ketan
secukupnya, tambahkan sedikit gula lalu dimasak sampai menjadi bubur
kemudian dimakan.
31. Bercak-bercak di kulit karena kekurangan trombosit : 250 gram akar
teratai dimasak dengan 100 gram angco atau kurma (beli di supermarket)
setelah matang dimakan.
32. Mengatasi jerawat : 60 gram daun teratai kering (ho lien ye) atau 250
gram yang segar direbus dengan air secukupnya lalu airnya diminum seperti teh.
33. Wasir (hemorrhoids) disertai pendarahan : 100 gram rimpang teratai
dipotong-potong lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya
diminum selagi hangat.
Catatan
1. Biji teratai kim cim dapat dibeli di supermarket atau toko obat Tionghoa,
akar rimpang teratai dapat dibeli di pasar-pasar tradisional.
2. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat tetap
konsultasikan ke dokter.

TERATAI ( Nelumbium nelumbo Druce ) masuk dalam
family Nymphaeaceae.
Sinonim dari tanaman ini adalah Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N.
speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.
Dan memiliki nama lokal: Padma, seroja, terate, tarate, teratai besar.
Tanaman air menahun yang indah ini, asli dari daratan Asia. Teratai
dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-
rawa. Tanaman air yang rumbah tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh
menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada
lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai
yang panjang dan bulat berdiameter 0,5- 1 cm, panjangnya 75- 150 cm. Daun
menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai.
Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah
agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter
30- 50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air
dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75- 200 cm.
Diameter bunga 15- 25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota
bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah
jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore
hari. Setelah layu,mahkota bunga bergugurn sampai akhirnya tersisa dasar
bunga yang akan terjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik
dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15- 30
biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam,
garis tengah 6- 11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat
dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang
sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak
bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus,
rimpang muda dan biji bisa dimakan.


Bunga Teratai sering disebut sebagai bunga Lotus/ Seroja. Namun keduanya
bukanlah jenis bunga yang sama walaupun mereka masih satu keluarga ,
sama-sama hidup diair, dan memiliki bentuk bunga yang hampir mirip. Teratai
memiliki bunga yang menempel dengan air sehingga terkesan mengapung
diatas air, namun bunga lotus memiliki tangkai yang menjulang keatas air
sekitar 5-10 cm sehingga bunga lotus tidak menempel pada air. Selain itu
warna bunga lotus terbatas hanya kuning muda, putih, dan pink, sedangkan
bunga teratai jauh lebih beragam.

Walaupun berbeda, namun kedua bunga ini memiliki khasiat yang sama untuk
menyembuhkan berbagai penyakit yang tergolong biasa sampai yang
berbahaya dan juga sebagai kecantikan. Semua komponen dari tanaman ini
pun bisa digunakan sebagai obat mulai dati daun, batang, rimpang, biji,
kelopak bunga, penyangga bunga, dn tunas bijinya baik digunakan saat segar
maupun setelah dikeringkan. Kedua bunga ini dapat menyembuhkan banyak
penyakit mulai dari disentri, diare, demam, insomnia, Hipertensi, mimisan,
sakit jantung,Beri-beri, batuk darah, sakit kepala, berak dan kencing darah,
muntah darah, anemia, kanker nasopharynx, ejakuliasi dini.

Setiap bagian dari tanaman ini juga memiliki kegunaan, diantaranya :

Tunas Biji
- Menenangkan jantung yang berdebar atau gelisah
- Muntah darah
- Mata merah atau mata bengkak
- Insomnia (susah tidur malam)
- Demam
- Dehidrasi
- Ejakulasi dini
- Hipertensi (Darah tinggi)

Biji
- Muntah-muntah
- Enteritis kronis (radang usus kronis)
- Diare
- Malasorbtion (gangguan pencernaan)
- Susah tidur
- Sakit saat buang air kecil
- Lemah lesu
- Keputihan
- Pendarahan pada wanita
- Kanker nasopharing (kanker yang terletak diwilayah rongga hidung, sinus,
leher, dan sekitar bagian kepala)

Rimpang
- Demam
- Dehidrasi
- Sakit jantung
- Muntah, batuk darah dan mimisan
- Anemia (Kurang darah)
- Sakit lambung (maag
- Berak dan kencing darah
- Hipertensi (darah tinggi)
- Gangguan haid
- Neurosis

Benang sari
- Keputihan
- Muntah darah dan disentri
- Wasir
- Enuresia (tidak bisa menahan kencing)

Daun, Dasar Daun, Akar, dan Batang
- Demam
- Diare karena panas dalam
- Pingsan karena cuaca panas
- Sakit kepala
- Pendarahan pada wanita
- Beri-beri
- Mimisan, muntah darah, dan berak darah

Remptacle
- Darah berlebih saat haid
- Pendarahan saat hamil
- Waris
- Berak darah dan kencing darah
- Mulas pada bagian perut bawah karena tersumbat oleh darah

Bunga
- Pendarahan dikulit
- Menyembuhkan luka yang bernanah

Tepung Rimpang
- Mengobati Diare
- Suplemen penambah selera makan
- Penambah darah


Begitu banyak manfaat dari tanaman teratai dan tanaman lotus. Untuk cara
pemakaian untuk beberapa penyakit sebagai berikut :
Santoso 2012 http://tradisionalsehat.blogspot.com/2012/02/khasiat-bunga-teratai.html

Anda mungkin juga menyukai