Anda di halaman 1dari 4

1.

Fisiologi Mata

2. Apa keterkaitan riwayat penyakit asma dari ayah dengan keluhan yang terjadi pada
kasus?
Penyakit asma adalah penyakit yang dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe 1 yaitu
merupakan reaksi cepat atau reaksi alergi yang timbul setelah terkena pajanan alergi.
Konjungtivitis dibagi 4, konjungtivitis bakteri, virus, alergi dan jamur. Dengan menanyakan
riwayat asma, maka akan memudahkan untuk menyimbulkan bahwa anak ini terkena
keratokonjungtivitis vernal yang dipacu oleh pajanan alergen


3. Bagaimana Interpretasi, mekanisme yang abnormal dan cara pemeriksaan ? palpebra
ODS, kornea ODS
Palebra ODS : blefarospasme dak tau tepe
Kornea ODS : horner trantas dots (+) di limbus, infiltrate punctata (-) shield ulcer (-)
L i m b a l hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan
hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenarasi epi t el
kor nea at au eos i nof i l di bagi an epi t el l i mbus kor nea,
t er bent uknya pannus, dengan sedikit eosinofil.



4. How to diagnose :
5. Patogenesis :
Per ubahan s t r ukt ur konj ungt i va er at kai t annya dengan t i mbul nya
r adanginsterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas
tipe I dan IV. Adanya Ig E di air mata dan infiltrasi konjungtiva oleh sel
b, sel plasma, eosinofil dan mst cell pada pasien keratokongjutivitis vernal
menggambarkan reaski hipersensitifitas tipe 1. Sedangkan reaksi
hipersensitifitas tipe 4 infiltrasi kongjutingtiva sel dendritik, limfosit T
dan basofil serta perubahan endhothelial microvascular pada pasien
keratokongjungtivitis vernal. (3)
Padakonjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi difus, yang
dengan cepat akandiikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan
yang menghasilkan pembentukan j ar i ngan i kat yang t i dak t er kendal i .
Kondi s i i ni akan di i kut i ol eh hyal i ni s as i dan menimbulkan deposit pada
konjungtiva sehingga terbentuklah gambaran Cobbleston. .Jaringan ikat yang
berlebihan ini akan memberikan warna putih susu kebiruan sehinggak o n j u n g t i v a
t a mp a k b u r a m d a n t i d a k b e r k i l a u . P r o l i f e r a s i y a n g s p e s i f i k
p a d a konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut pavement like granulations.
Hipertrofi papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis
mekanik dan dalamkasus yang berat akan disertai keratitis serta erosi epitel
kornea.Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat
vasodilatasi danhipertropi yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang
berat, kekeruhan padalimbus sering menimbulkan gambaran distrofi dan
menimbulkan gangguan dalamkualitas maupun kuantitas stem cells
l i mbus . ( 3)


6. DD : keratokongjungtivitis atopic

7. SKDU :
8. Keratokongjungtivitis Vernal
Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat disebabkan
oleh bakteri, virus, klamidia, alergi toksik seperti konjungtivitis vernal,
dan moluscumcontangiosum. (1)

Ko n j u n g t i v i t i s v e r n a l i s d i k e n a l j u g a s e b a g a i c a t a r r h
mu s i m s e mi d a n konj ungt i vi t i s mus i man at au konj ungt i vi t s
mus i m kemar au, adal ah penyaki t bilateral yang jarang yang disebabkan
oleh alergi, biasanya berlangsung dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-
10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terjadi padaanak laki-laki daripada anak
perempuan. Penyakit ini perlu mendapatkan penekanankhusus. Hal ini karena
penyakit ini sering kambuh dan menyerang anak-anak, dengandemikian, memerlukan
pengobatan jangka panjang dengan obat yang aman.
Al l er gen s ul i t di l acak, namun pas i en konj unt i vi t i s ver nal i s
kadang- kadangmenampakan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan
sensitivitas tepungs ar i r umput . Penyaki t i ni l ebi h j ar ang di daer ah
ber i kl i m s edang dar i pada daer ah dingin (2)

T e r d a p a t d u a b e n t u k u t a ma k o n j n g t i v i t i s v e r n a l i s ( y a n g d a p a t
b e r j a l a n bersamaan), yaitu :
1 . B e n t u k p a l p e b r a terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.
Terdapat per t umbuhan papi l yang bes ar ( Cobbl e St one ) yang di l i put i
s ekr et yangmukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan kelainan
korneal ebi h ber at dar i t i pe l i mbal . Secar a kl i ni k, papi l bes ar i ni t ampak
s ebagai t onj ol an bes egi b anyak dengan per mukaan yang r at a dan dengan
kapi l er di tengahnya.
2 . B e n t u k L i m b a l hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat
membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan
degenarasiepi t el kor nea at au eos i nof i l di bagi an ep i t el l i mbus kor nea,
t er bent uknya pannus, dengan sedikit eosinofil. (1)

PATOFISIOLOGI
Per ubahan s t r ukt ur konj ungt i va er at kai t annya dengan t i mbul nya
r adanginsterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I
dan IV. Padakonjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi difus, yang
dengan cepat akandiikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang
menghasilkan pembentukan j ar i ngan i kat yang t i dak t er kendal i . Kondi s i
i ni akan di i kut i ol eh hyal i ni s as i dan menimbulkan deposit pada konjungtiva
sehingga terbentuklah gambaran Cobbleston. .Jaringan ikat yang berlebihan ini akan
memberikan warna putih susu kebiruan sehinggak o n j u n g t i v a t a mp a k b u r a m d a n
t i d a k b e r k i l a u . P r o l i f e r a s i y a n g s p e s i f i k p a d a konjungtiva tarsal, oleh
von Graefe disebutpavement like granulations. Hipertrofi papil pada konjungtiva
tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalamkasus yang berat akan
disertai keratitis serta erosi epitel kornea.Limbus konjungtiva juga memperlihatkan
perubahan akibat vasodi latasi danhipertropi yang menghasilkan lesi fokal. Pada
tingkat yang berat, kekeruhan padalimbus sering menimbulkan gambaran distrofi
dan menimbulkan gangguan dalamkualitas maupun kuantitas stem cells l i mbus .
Kondi s i yang t er akhi r i ni mungki n ber kai t an dengan konj ungt i val i s as i
pada pender i t a ker at okonj ungt i vi t i s dan di kemudian hari berisiko
timbulnya pterigium pada usia muda.Di s ampi ng i t u, j uga terdapat kista-kista kecil
yang dengan cepat akan mengalami degenerasi (3)

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
Tahap awal konj ungt i vi t i s ver nal i s di t andai ol eh f as e pr ehi per t r of i .
Dal amkaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan
papil yangditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di antara
papilserta pseudomembran milky white. P e mb e n t u k a n p a p i l i n i
b e r h u b u n g a n d e n g a n infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil, basofil, dan sel
mast. Hasil penelitian histopatologik terhadap 675 konjungtivitis vernalis mata
yangdilakukan oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi limfosit dan sel
plasma padakonjungtiva. Prolifertasi limfosit akan membentuk beberapa nodul limfoid.
Sementaraitu, beberapa granula eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil,
menghasilkan bahansitotoksik yang berperan dalam kekambuhan konjungtivitis. Dalam
penelitian tersebut juga ditemukan adanya reaksi hipersensitivitas. Tidak hanya di
konjungtiva bulbi dantarsal, tetapi juga di fornix, serta pada beberapa kasus
melibatkan reaksi radang padairis dan badan siliar .Fase vaskular dan selular dini
akan segera diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase, peningkatan vaskularisasi
yang lebih mencolok, serta reduksi sel radangs e c a r a k e s e l u r u h a n .
D e p o s i s i k o l a g e n d a n s u b s t a n s i d a s a r m a u p u n
s e l u l e r mengakibatkan terbentuknya deposit stoneyang terlihat secara nyata pada
pemeriksaanklinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas membentuk giant
papilbertangkaidengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun pembuluh darah akan
mengalamihialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 510 lapis sel epitel
yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya papil,
lapisan epitel akanmengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu lapis sel
yang kemudian akanmengalami keratinisasi.Pada limbus juga terjadi transformasi
patologik yang sama berupa pertumbuhanepitel yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk
30-40 lapis sel(acanthosis). Horner-Trantas dot`s yang terdapat di daerah ini sebagian
besar terdiri atas eosinofil, debrisselular yang terdeskuamasi, namun masih ada sel
PMN dan limfosit.
.





Dftar pustaka
1 . I l y a s S . , 2 0 0 6 . Penuntun Ilmu Penyakit Mataedisi ke-3. J a k a r t a :
Ba l a i Penerbit FKUI, hlm : 133-134.2 .
2 . Va u g h a n , Da n i e l G. , 2 0 0 0 . Oftalmologi Umum edisi ke-4.
Jakarta : PenerbitWidya Medika, hlm : 115-116.3 .
3 . W a h i d , D i a n I b n u Konj ungt i vi t i s
Ver nal i s . A v a i l a b l e o n : http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/k
onjungtivitis-vernalis/.(Diakses agustus)

Anda mungkin juga menyukai