Anda di halaman 1dari 2

Biografi Titik Aysiyah

Seorang wanita tangguh yang lahir di Pamekasan 25 Oktober 1969, sebut saja Bunda
Titix. Ayahnya bernama Mudakkir dan ibunya bernama Afiyah. Terlahir dari keluarga sederhana
tidak membuat beliau berkecil hati. Kepatuhannya terhadap kedua orang tuanya membuat beliau
rela merelakan kebahagiannya. Beliau telah bersuami dan dikaruniai 5 orang anak diantaranya,
Alyssa Diva Mustika, Alyssa Putri Mustika, Alyysa Dinda Mustika, Moh. Akbar Syahadatain,
dan Moh.Ashqal Islami Zaky
Semasa kecil beliau menghabiskan waktunya dengan kedua orang tuanya di Kota
Pamekasan. Dengan mengandalkan usaha toko kedua orang tuanya mampu membiayai sekolah
Bunda Titix dan keempat saudaranya. Setelah lulus SMA beliau melanjutkan pendidikannya ke
FAKULTAS FARMASI UNAIR Surabaya. Dan lulus pada tahun 1995.
Setelah lulus ditahun 1995 sebagai seorang Apoteker, beliau kembali ke tempat
kelahirannya di Pamekasan dan membuka apotek. Dan beliau pun menjadi orang pertama yang
membuka apotek setelah lulus dengan menangani pasien yang banyak.
19 tahun berkarir sebagai seorang Apoteker bukan hal yang mudah bagi beliau. Dengan
mengahadapi berbagai pasang wajah dan raut wajah yang berbeda beda. Belum lagi gejolak dan
kontroversi yang beliau hadapi di tempat kerjanya. Sifatnya yang pasif, kalem, pendiam, dan
tidak banyak tingkah membuatnya diremehkan oleh para karyawannya. Kehidupan dan
kesuksesannya selalu menjadi sorotan bagi mereka yang iri, kemuadian ingin menjatuhkan
beliau, dan bahkan ingin membuat sengsara beliau.
Terkadang beliau sering kali menangis menghadapi cobaan yang datang bertubi tubi
dikehidupannya. Bahkan beliau tak peduli atas keadaan susah dan senangnya, karena beliau tidak
tau manakah diantara keduanya yang lebih baik untuknya. Lantas beliau tidak pernah sesekali
menujukkan bahwa sebenarnya beliau begitu rapuh. Keluh kesahnya hanya beliau tampakkan
kepada ALLAH, mengeluh, dan menangis hanya kepada ALLAH. Dengan kesabaran dan
ketabahan yang dimilikinya, beliau mejalaninya dengan ikhlas, lapang dada, dan menerima. Dan
Anak-anaknya menjadi motivasi hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai