Anda di halaman 1dari 38

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK

Pertemuan ke 6
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos berarti adat
kebiasaan, yang merupakan bidang yang dibahas filsafat,
dimana para ahli memberi definisi :
A. Etika ialah ilmu tentang tingkahlaku manusia, prinsip-
prinsip yang disistimatisir tentang tindakan moral yang betul.
B. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang
tingakan, hujah-hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada
makna tindakan.
Dismpulkan oleh Hamzah Yacoub, ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.

Pengertian Moral
Perkataan moral dari bahasa latin mores jama
dari kata mos yang berarti adat kebiasaan dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan susila.
Moral adalah sesuatu yang sesuai dengan ide-ide
yang umum diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan
ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima
yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan
tertentu. Sama denan etika, Cuma bedanya etika
lebih banyak bersifat teori, sedang moral lebih
banyak bersifat praktis, etika secara universal,
moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika
menjelaskan ukuran itu.
Pengertian Akhlak
Perkataan akhlak berasal dari bahasa arab
jamakhuluqun yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Mengandung segi-segi persesuaian dengan
khalqun yang berarti kejadian, khaliqun yang
berarti pencipta, dan makhluk yang berarti
dicipta. Makna tersebut diilhami oleh adanya
hubungan baik antara Khalik dengan Makhluk dan
antara Makhluk dengan Makhluk lainnya.
Sumbernya adalah kalimat dalam surat al-qalam
wa inna ka la ala khuluqin adlim. Dan hadist
Inna ma Buithtu li utammima makarimal al-
akhlak.
Terminologi yang dikemukakan Ulama:
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk , antara yang terpuji dan yang
tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia
lahir dan batin.
Prof Dr. Ahmad Amin mendefinisikan:
Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti
baik dab buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
dalam perbuatan manusia dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Beda Etika dengan Akhlak dan
Karakteristiknya
Letak bedanya pada sumber, etika bersumber akal pikiran, maka
akhlak bersumber wahyu agama, sesuai dengan fitrah dan akal
pikiran yang lurus.
Karakteristik yang membedakan adalah:
Akhlak mengajar dan menuntun pada perilaku baik, menjauhi
perilaku buruk.
Sumber dan ukurannya adalah al-quran dan sunnah rasul.
Bersifat universal dan konprehensif, dapat diterima kapan saja
Sesuai dengan fitrah dan akal sehat, dan bisa dijadikan pedoman
hidup sehat.
Meluruskan perbuatan manusia kejenjang akhlak yang lebih luhur
dibawah petunjuk sinar Ilahi.



Karakteristik Akhlak Islam
1. Al-quran dan al-sunnah sebagai sumber moral atau
pedoman hidup, didalamnya secara tegas menandaskan
kereteria baik dan buruknya suatu perbuatan manusia
bahkan mana yang layak dan tidak layak dilakukan
manusia dalam hidupnya. Al-ahzhab: 21 menegaskan:
Sungguh pribadi Rasul merupakan contoh yang baik
untuk kamu dan untuk orang yang mengharap bertemu
Allah dan hari akhir.
2. Akal dan naluri adalah anugerah Allah yang terbatas,
perlu bimbingan Tuhan dan Rasulnya, kalau tidak akan
salah dalam penyaluran dan implementasinya.
3. Motivasi Iman, merupakan pendorong yang paling
kuat untuk melakukan perbuatan yang baik, iman yang
terpatri dalam hati. Iman yang mendorong orang
beramal ikhlas, bekerja keras dan rela berkorban. Hanya
jiwa yang disinari Iman dapat memancarkan kebaikan
yang sebenarnya.
4. Mata rantai akhlak. Dalam melakukan aktualisasi
Iman itu, terdapat mata rantai yakni niat ikhlas dalam
hati, pembuktian dalam amal kongkrit yang dilakukan
oleh anggota tubuh.
5. Tujuan luhur akhlak Islam adalah mencapai
mardlatillah.
Hikmah Mempelajari Akhlak
Hikmahnya antara lain meningkatkan kemajuan
rohaniah atau mental spiritual, ilmu ini dapat
mengantarkan orang pada jenjang kemulyaan akhlak,
karena dapat menyadari mana perbuatan yang baik yang
mengantarkan kebahagiaan dan mana yang jahat dapat
menjerumuskan pada kesesatan.
Penuntun kebaikan. Ilmu akhlak dapat
mempengaruhi dan mendorong kita membentuk hidup
yang suci dengan memprodusir kebaikan yang
bermanfaat. Aristoteles mengatakan keutamaan tidak
cukup diketahui saja, meski diikuti dengan latihan
mengerjakan.
An Nawas bin saman mengutip hadist Rasul : Bakti itu
ialah baik budi pekerti, dan dosa itu ialah semua yang
meragukan dalam hati, dan tidak suka diketahui orang.
Kesempurnaan Iman. Iman yang sempurna
melahirkan kesempurnaan akhlak, demikian sebaliknya.
akmalul muminina imanan akhsanuhum khuluqa.
Berakhlak luhur menandakan sempurnanya Iman.
Keutamaan dihari Kemudian. Rasulullah
menegaskan orang-orang yang berakhlak luhur akan
menempati kedudukan terhormat di hari akhir. Rasul
bersada:
Saya dapat menjamin suatu rumah didasar sorga untuk
orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia
benar. Dan menjamin rumah dipertengahan sorga bagi
orang yang tidak berdusta meskipun ia bergurau. Dan
menjamin suatu rumah dipuncak sorga bagi orang yang
baik budi pekertinya diriwayatkan Abu Umamah al-
Bahili.
Kebutuhan Primer Keluarga. Akhlak yang baik
adalah kebutuhan primer dalam moral keluarga. Ia
faktor mutlak yang melahirkan keluarga bahagia. Akhlak
luhur itulah yang mengharmoniskan keluarga, karena
dapat menjalin cinta dan kasih sayang semua fihak.
Kerukunan antar Tetangga. Lingkungan
juga memerlukan budaya akhlak yang baik.
Pergaulan yang baik akan membentuk
lingkungan yang menyenangkan dan men-
sejahterakan. Islam mengajarkan agar antar
tetangga dibangun jembatan emas berupa
kasih sayang, mahabbah dan mawaddah. Nabi
mengajarkan jangan merasa malu menghadiahi
tetangga sekalipun hanya kaki kambing atau
kuah gulai.
Akhlak dalam Pergaulan Umum. Orang yang
berakhlak dan berdedikasi dibutuhkan dimana-mana,
dan bahkan menjadi persyaratan utama dalam setiap
ada lowongan pekerjaan. Akhlak yang rendah (buruk)
akan mempersempit ruang geraknya sendiri, dan dibenci
orang, berarti di dunia saja sudah merugikan diri
sendiri, apalagi di Akhirat kelak.
Akhlak dalam hubungan antar Bangsa. Jika dunia
dipimpin tokoh yang berakhlak, maka dunia tersenyum
gembira, jika sebaliknya, dunia akan penuh tangisan
kerana dimana-mana ada peperangan yang saling
menghancurkan.
Syauqi Bey penyair arab mengatakan;Suatu bangsa
dikenal karena akhlaknya, jika budi pekertinya telah
runtuh, maka runtuh pulalah bangsa itu. Andai
pemimpin dunia semua berakhlak mulai tak akan
pernah terjadi penjajahan yang merusakkan dan
menghinakan manusia. Ratu Bilqis pernah
mencemaskan bentuk penjajahan : Sesungguhnya raja-
raja itu apabila memasuki suatu negeri dirusakkannya
dan dijadikannya penduduk yang mulia menjadi hina,
begitulah mereka akan berbuat. (an-naml :34).
Faktor Faktor Penting Pembentuk
Akhlak
Faktor manusianya. Karena dia punya kekebasan
untuk memilih perbuatannya, dan ada perbedaan dalam
kesanggupan fisik dan mental, perbedaan bakat, rizki,
ilmu dan derajat masing-masing mempengaruhi
bagaimana manusia bekerja membentuk perilakunya.
Allah berfirman: qul kullun yamalu ala syakilatihi fa
rabbukum alamu bi man huwa ahda sabila- Katakanlah:
masing-masing orang bekerja menurut ukuran
keadaannya , dan Tuhan kalian lebih mengetahui siapa
yang paling betul jalannya. (al-Isra: 84).
Instink (naluri). Perbuatan lahir dari suatu kehendak
yang digerakkan oleh naluri, suatu tabiat yang dibawa
lahir, suatu yang asli bawaan. Ahli psikilogi
menerangkan berbagai naluri yang dipunyai manusia
antara lain: Naluri makan, naluri seksual, naluri ke ibu
bapakan, naluri berjuang (memperahankan diri), dan
naluri ber Tuhan (merindukan pencipta-Nya),
disamping masih ada naluri lainnya: instink memiliki,
ingin tahu dan memberi tahu, takut, suka bergaul, dan
instink meniru. Naluri itu bak pedang bermata dua,
dapat merusak dan mendatangkan manfaat, hal ini
tergantung cara penyalurannya.
Naluri dapat menjerumuskan seseorang pada
kehinaan (degradasi) karena kesalahan dalam
penyalurannya, tapi juga dapat mengangkat
pribadi ke tingkat kemuliaan (sublimasi) jika
disalurkan pada jalan yang baik dengan
tuntunan cahaya kebenaran.
Kebiasaan. Adalah perbuatan yang diulang-
ulang dengan penuh kesadaran dan kegemaran.
Seperti, merokok, minum minuman keras,
bangun tengah malam bertahajjut dll.
Kebiasaan itu memiliki kekuatan yang luar biasa
mempengaruhi tindakan sadar manusia, makanya ada
yang menyebut kebiasaan merupakan kekuatan natur
kedua. Besarnya kekuatan kebiasaan itu ialah bahwa
sembilan puluh persen perbuatan sehari-hari manusia,
Misalnya, cara makan, berpakaian, cara berjalan terjadi
dari kebiasaan.
Untuk membangun kebiasaan yang baik diperlukan
latihan yang terus menerus. Rintangan biasanya terasa
saat memulai pertama, untuk itu diperlukan ketekunan
dan kesabaran.
Rasul menandaskan: Sabar itu (terasa berat) pada
desakan(rintangan) pertama. Darimana datangnya
sabar? Dari kesadaran, maka hendaklah disadari lebih
dahulu kegunaan dan kebaikan suatu perbuatan barulah
dapat bertahan (sabar) mengerjakannya.
Merubah kebiasaan yang buruk lebih berat lagi,
digambarkan akan dapat perlawanan keras, bahkan
menimbulkan permusuhan. Seni dan teori merubah
kebiasaan buruk: niat yang kuat (kemauan keras),
kesadaran yang mendalam, setia terhadap niatnya (tidak
bergeser), segera mengisi kekosongan dengan mengganti
dengan kebiasaan baik, dan mencari saat yang tepat.
Keturunan. Faktor keturunan merupakan
salah satu kekuatan dalam kehidupan makhluk.
Dalam dunia manusia dapat dilihat anak-anak
yang menyerupai orang tuanya, bahkan nenek
moyangnya, bisa fisik dan bisa mental
diturunkan kepada cucu-cucunya. Sifat-sifat
yang bisa diturunkan itu sifat-sifat jasmani dan
sifat-sifat rohaniah. Pemimpin yang memiliki
kelebihan fisik dan mental, kelebihan otot dan
otak biasanya berlatar belakang keturunan.

Lingkungan. Faktor yang turut mempengaruhi
perilaku adalah lingkungan (milieu), yaitu lingkungan
alam yang bersifat kebendaan dan lingkungan pergaulan
yang bersifat rohani.
Orang yang tinggal digunung dan hutan akan hidup
sebagai pemburu atau petani yang berpndah-pindah.
Orang yang hidup dipantai, kebanyakan akan bekerja
sebagai nelayan, hidupnya tergantung pada laut.
Lingkungan pergaulan sosial juga berpengaruh besar
dalam pembentukan perilaku meliputi: rumah tangga,
sekolah, pekerjaan, organisasi/jamaah, kehidupan
ekonomi, dan lingkungan pergaulan umum.
Azam. Kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku
manusia adalah kemauan keras (azam). Itulah yang
menggerakkan manusia dengan sunguh-sungguh.
Kehendak yang keras adalah rahasia kemenangan hidup
dan tanda bukti mereka, seperti kebanyakan pemimpin-
pemimpin dunia.
Sungguh kehidupan para Nabi yang tahan uji itu
dihayati oleh kekuatan azam. Quran menegaskan:
Hendaklah engkau tabah seperti ketabahan Rasul-rasul
yang memiliki kehendak yang keras (al-ahqaf:35).
Suara Batin (dlamir/ concience). Suatu kekuatan
yang sewaktu-waktu memberi peringatan (isyarat) jika
tingkah laku manusia berada dalam ambang bahaya dan
keburukan. Suara batin itu sering menolong manusia
dari kekhilafan yang membahayakan dirinya.
Persoalan yang diperdebatkan para ahli etika antara
lain:
1. Kapan dlamir itu menyampaikan isyarat? Sebelum
atau sesudahnya perbuatan dilakukan? Ada teori dlamir
sebagai petunjuk (index), dlamir yang mengadili(yudex),
dan dlamir yang membalas kejahatan(vindex).


2. Pada diri manusia sering terdapat pertentangan
antara pikiran, perasan dan kemauan. Manakah
diantaranya yang lebih menentukan dalam dlamir?.
3. Apakah dlamir itu hanya suatu alat istimewayang
dimiliki sebagai manifestasi dari kesadarannya, ataukah
merupakan isyarat dari alam ghaib (ilham).
4. Apakah dlamir itu bawaan dari lahir ataukah
diperoleh dari pengalaman dan lingkungannya? Ada
yang mengatakan dibawa sejak lahir, ada yang mengata-
kan diperoleh dari pengalaman (dari luar), dan ada pula
yang berpendapat gabungan daripada keduanya.
Pendidikan. Yang dimaksudkan adalah pengajaran
yang diterima seseorang dalam membina kepribadian.
Pengaruhnya besar pada akhlak, karena turut
mematangkan keperibadian manusia sehingga tingkah
lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah
diterimanya. Kebodohan adalah pikiran yang sempit
yang merupakan sumber keburukan, yang dapat
menghambat kemajuan dan perkembangan akhlak.
Akal yang kacau tidak dapat memprodusir akhlak yang
luhur; khurafat dan tahayul yang menghinggapi otak
manusia menghambat kemajuan dan kebaikan. Maka,
diperlukan perluasan pandangan melalui pendidikan.
Akhlak yang Baik dan yang Buruk
Akhlakul Mahmudah ialah segala tingkah laku yang
terpuji(baik),juga biasa dinamakan fadlilah
(kelebihan). Imam Ghazali menyebut munjiyat berarti
segala sesuatu yang memberikan kmenangan atau
kejayaan.
Akhlakul mazmumah ialah tingkah laku yang tercela
atau akhlak yang jahat (qabihah). Imam Ghazali
menyebut muhlikat artinya segala sesuatu yang
membinasakan.
Dalam pembahasan fadlilah dan qabihah dititik
beratkan pada pembahasan sifat-sifat yang terpendam
dalam jiwa manusia yang menelorkan perbuatan lahir.

Tingkah laku lahir dibentuk oleh tingkah laku batin,
berupa sifat dan kelakuan batin yang juga dapat
berbolak-balik. Dapat diumpamakan sifat mahmudah
bak vitamin dan mineral yang dapat membentuk
jasmani kuat dan sehat, maka sifat mazmumah
diumpamakan sebagai virus dan bakteri penyakit yang
merusak tubuh.
Mana yang lebih didahulukan mengosongkan pribadi
dari sifat qobihah lebih dahulu, kemudian mengisi
kekosongan tersebut dengan sifat mahmudah, ataukah
sebaliknya?.
Kaum sufi memiliki sebuah teori Takhliyah
mengosongkan atau membersihkan diri dan jiwa lebih
dahulu, sebelum diisi dengan sifat-sifat terpuji, baru
diisi dengan sifat-sifat fadlilah dan mahmudah.
Atau dengan bersamaan, sifat qobihah dapat diusir
seketika berbarengan dengan pembinaan sifat-sifat
mahmudah dengan tidak perlu menunggu bersihnya
qalbu (wadah) dari sifat qobihah.
Dengan terbinanya fadlilah dalam jiwa, maka otomatis
akan terusirlah qabihah yang bersarang di dalamnya.
Jika hati dikotori dengan gangguan setan, maka segera
dilawan dengan dzikir dan taawwudz. Diperintah
mendirikan slat, karena kebaikan menghapus kejahatan
sebagaimana firman-Nya: Dirikanlah salat pada kedua
tepi siang dan sebagian dari malam hari, karena
sesungguhnya kebaikan menghapuskan kejahatan
(Hud:114).
Adapun sifat mahmudah meliputi: amanah, pemaaf,
benar, menepati janji (al-wafa), adil, memelihara
kesucian diri, malu, berani, kuat, sabar, kasih sayang,
murah hati (as-sakhau), tolong menolong, damai,
Persaudaraan, silaturrahmi, hemat, menghormati tamu,
merendah diri (tawadlu), menundukkan diri kepada
Allah (khusyu), berbuat baik, berbudi tinggi (muruah),
memelihara kebersihan badan, selalu cenderung kepada
kebaikan, merasa cukup dengan apa yang ada, tenang,
lemah lembut (ar-rifqu) dan lain sifat dan sikap yang
baik.
Adapaun akhlah mazmumah antara lain: egoistis, lacur,
kikir, dusta, khiyanat, aniaya, pengecut (al-jubnu),
perbuatan dosa besar, amarah, curang dan culas,
mengumpat (ghibah), adu domba, menipu daya, dengki,
Dendam, berbuat kerusakan, sombong,
mengingkari nikmat, homo seksual, membunuh,
makan riba, ingin dipuji, ingin didengar
kelebihannya, ber-olok-olok, mencuri,
mengikuti hawa nafsu, boros, tergopoh-gopoh,
dan lain-lain sifat dan sikap yang jelek.
Hak dan Kewajiban
Sesuatu yang wajib diberikan kepada seseorang,
maka sesuatu itu menjadi hak orang tersebut.
Sedang kebalikannya ialah kewajiban, yakni
sesuatu yang menjadi kemestian untuk
diserahkan atau dilakukan.
Antara hak dan kewajiban terdapat pertautan
timbal balik yang tak dapat dipisahkan. Dimana
ada hak disitu ada kewajiban, karena apa yang
menjadi hak seseorang menjadi kewajiban orang
lain.
Antara Rakyat dan Pemerintah
Terdapat hak dan kewajiban timbal balik.
Rakyat memiliki hak azasi yang perlu
diperhatikan dan diurus pemerintah, sementara
dia berkewajiban mematuhi peraturan yang
ditetapkan pemerintahnya. Sebaliknya
pemerintah berhak dipatuhi selama tidak
menyimpang dari ketentuan. Pemerintah juga
dibebani kewajiban untuk melayani dan
memakmurkan rakyat serta berlaku adil
terhadap mereka.
Kewajiban terhadap diri
Kewajiban manusia terhadap dirinya, antara
lain: memelihara kesucian diri dari segi
ruhaniah dan jasmaniah, memelihara kerapian
diri sebagai manifestasi adanya disiplin pribadi
dan keharmonisan pribadi, berlaku tenang tidak
terburu-buru karena sikap tersebut bagian dari
gangguan setan, menambah pengetahuan untuk
mengatasi kesulitan hidup, dan membina
disiplin pribadi sebagai wujud pembinaan
jatidiri.
Kewajiban Manusia Terhadap
Tuhannya
Tuhan dengan rahman dan rahim-Nya telah
menganugrahkan nikmat yang dihajatkan manusia
dalam hidupnya. Maka sangat tepatlah kalau manusia
mencintai dan mematuhi-Nya dengan mewujudkan
sikap beriman dan taat melaksanakan perintah
(mengamalkan kebajikan) dan menjauhi larangannya
dengan tulus dan ihlas. Juga berterima kasih atas
pemberian-Nya dengan sikap merasa cukup atas
pemberian-Nya (syukur dan qanaah). Dan Taubat dan
istighfar karena manusia tak lepas dari noda dan dosa
dengan menyesali perbuatannya yang salah.
Kewajiban Manusia kepada
Rasulullah
Menerima ajaran yang dibawanya, mengikuti
sunnahnya baik dalam ibadah (ritual) maupun
dalam akhlak, mengucapkan salam dan salawat
sebagai wujud penghormatan dan ketaatan kita
kepada Rasulullah. Allah berfirman dalam surat
al-ahzab ayat 57 : sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, hendaklah kelian
salawat kepadanya dan ucapkanlah salam
dengan sepenuh-penuhnya.
Prinsip Akhlak dalam Lingkungan
Keluarga
Meliputi akhlak suami kapada istri seperti, menggauli
istri dengan sopan, memberi nafkah lahir dan batin dan
menyimpan rahasia istri.
Akhlak istri kepada suami seperti, mematuhi suami,
melayani suami untuk tidur bersama, mengurus harta
suami, berterima kasih atas pemberiannya, tidak boleh
keluar rumah tanpa izin, dan menyimpan rahasia suami.
Akhlak orang tua kepada anak. Seperti, menjaga
keselamatan, mendoakan, mengaqiqahkan, menyusui
dan memberi makan, memberikan pakaian dan tempat
tidur, menghitankan, mendidik dan memberi ilmu dan
mengawinkan jika sudah dewasa.
Akhlak Anak kepada Orang Tua. Seperti,
mematuhi perintah orang tua, berbuat baik
kepadanya, berkata yang lemah lembut,
merendah diri (tawaddhu) kepadanya,
berterima kasih, memohon rahmat dan
maghfirah untuknya, juga memohon rahmat dan
ampunan ilahi ketika beliau wafat,
menyempurnakan janjinya, menghormati
sahabatnya dan meneruskan jalinan
kekeluargaan yang pernah dibina oleh keduanya.

Anda mungkin juga menyukai